Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH SEMINAR PERIODONSIA

PEMERIKSAAN PASIEN PENDERITA PENYAKIT PERIODONTAL

Disusun oleh :
Nevada Vijayanti Savira 160112160502
Syed Abdul Kadir 160112162505
Novita Herdianti Effendi 160112130070

Dosen Pembimbing :
Dr. Yanti Rusyanti, drg., M.Kes., Sp. Perio (K)

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
BANDUNG
2018
Ligamen
Riwayat Tanda dan Periodontal
Penyakit Gejala Klinis dan
Periodontal Gingiva Sementum
Akar
RIWAYAT PENYAKIT PERIODONTAL
Riwayat Penyakit Periodontal

keluhan riwayat riwayat


riwayat kebersihan riwayat
utama & keluarga penyakit &
dental menjaga OH merokok
harapan dan sosial pengobatan
Riwayat Penyakit Periodontal

• Mengetahui kebutuhan dan


kemauan pasien
Keluhan
• Pasien datang tanpa rujukan biasanya
utama dan 
harapan memiliki keinginan spesifik tenaga medis
harus bisa menjelaskan perawatan yang
sesuai

Riwayat • Mengetahui lingkungan sosial dan prioritas


keluarga serta sikap terhadap perawatan dental
dan sosial
Riwayat Penyakit Periodontal

• Penilaian dental care terdahulu


Riwayat
dental • Informasi mengenai tanda dan
gejala periodontitis

Kebiasaan • Rutinitas dental care pasien


menjaga OH 
frekuensi dan durasi sikat gigi
Riwayat • Status merokok (waktu/kuantitas)
merokok harus dicatat
Riwayat Penyakit Periodontal

• Kuesioner kesehatan faktor resiko medis
terhadap perawatan periodontal
• Komplikasi utama:
Riwayat  Kardiovaskular dan kelainan darah
 
penyakit dan  Bleeding disorder
pengobatan  
 Resiko infeksi
 
 Reaksi alergi

• Pengobatan (lansia) lihat resep obat dan
interaksi efek prosedur terapeutik
TANDA DAN GEJALA
KLINIS GINGIVA
Tanda dan Gejala Klinis Gingiva
• Penyakit periodontal dikarakteristikan:
• warna dan perubahan tekstur gingiva (kemerahan dan pembengkakan)
• meningkatnya perdarahan saat probing pada sulkus gingiva atau area poket

(a-g) tampilan bukal-labial dan


palatal-lingual dari pasien laki-laki
usia 59 tahun dengan diagnosis
periodontitis kronis generalisata tahap
lanjut dengan keterlibatan furkasi.
Tanda dan Gejala Klinis Gingiva
• Tahapan lebih lanjut dari periodontitis berkaitan dengan
meningkatnya kegoyangan gigi serta gigi drifting atau flaring

Migrasi bukal gigi 13 sebagai tanda periodontitis tahap lanjut


Tanda dan Gejala Klinis Gingiva
• Secara radiografis periodontitis diketahui berdasarkan
banyaknya kehilangan tulang alveolar yang terjadi

• Horizontal kecepatan kerusakan sama

• Vertikal / angular kecepatan kerusakan berbeda
Tanda dan Gejala Klinis Gingiva
• Histologis periodontitis ditandai adanya infiltrasi sel inflamatori selebar 1-2
mm pada jaringan ikat gingiva yang berdekatan dengan biofilm pada gigi
serta daerah yang terinfiltrasi mengalami kehilangan kolagen yang jelas

(a) dan gambaran histologis (b) menunjukkan


karakteristik penyakit periodontal. Perhatikan
bagian jaringan ikat yang terinfiltrasi (ICT) berada
lateral terhadap junctional epitelium (JE). CEJ =
semento-enamel junction; JE = junctional epitelium.
Tanda dan Gejala Klinis Gingiva
• Berdasarkan penelitian bentuk dari penyakit periodontal kronis dan
agresif sebagai berikut:
1. Mempengaruhi individu yang kerentanannya beragam dengan
kecepatan perkembangan yang berbeda-beda (Loe et al., 1986)
2. Mempengaruhi bagian gigi geligi yang berbeda dengan
derajat keparahan yang bervariasi (Papapanou et al., 1988)
3. Melibatkan daerah spesifik (Socranesky et al., 1984)
4. Berkembang progresif, dan bila tidak dilakukan perawatan
akan mengakibatkan kehilangan gigi (Loe et al., 1986)
5. Dapat dihentikan dengan perawatan yang sesuai (Rosling et al., 2001).
Tanda dan Gejala Klinis Gingiva
• Diagnosis klinis jaringan gingiva inflamasi ditentukan berdasarkan bleeding

on probing (BoP) petunjuk adanya perkembangan penyakit periodontal
(nilai prediksi rendah = 30%) (Lang et al., 1986)
 
• Tidak ada BoP nilai prediksi negatif tinggi (98,5%) indikator stabilitas
periodontal (Lang et al., 1990; Joss et al., 1994)

• Tekanan ringan probing 0,25 N untuk menghindari trauma pada


jaringan yang dipicu oleh probing agar perubahan permeabilitas
vaskular sebenarnya yang berkaitan dengan inflamasi dapat dinilai.
Tanda dan Gejala Klinis Gingiva
• Apabila terjadi perdarahan karena instrumentasi saat probe
dikeluarkan maka area tersebut dikatakan bleeding on probing
(BoP) positif dan mengalami inflamasi (area warna merah).

Grafik digunakan untuk mencatat area BoP-positif pada


pemeriksaan inisial dan saat kunjungan berikutnya.
Probing pocket depth (PPD) bersamaan dengan 104/116 total daerah gingiva yang mengalami BoP (89%)
bleeding on probing (BoP)
LIGAMEN PERIODONTAL
DAN SEMENTUM AKAR
Ligamen Periodontal dan Sementum Akar

Probing Probing
Pocket Depth Attachment
(PPD) Level (PAL)

Keterlibatan Kegoyangan
Furkasi Gigi
1. Penilaian Probing Pocket
Depth
• Kedalaman probing = jarak dari margin gingiva ke bagian
bawah sulkus gingiva / saku

• diukur ke milimeter terdekat dengan alat probe periodontal yang


lulus dengan diameter ujung standar sekitar 0,4–0,5
• Kedalaman poket harus dinilai pada setiap permukaan
• PPD bersamaan dengan BOP
• Probe dimasukkan ke dasar gingiva
• Tenaga ringan perlahan
sepanjang permukaan akar

• alat probe periodontal yang lulus dengan


• diameter ujung standar sekitar 0,4–0,5
• PPD <4 mm ditunjukkan dalam gambar hitam, sementara PPD
yang lebih dalam (yaitu ≥4 mm) ditandai dengan warna merah.

• Hal ini memungkinkan evaluasi langsung terhadap situs yang sakit


• Chart diatas dapat digunakan untuk presentasi kasus dan
diskusi dengan pasien.
• Nilai pengukuran PPD dapat langsung dikatakan sebagai nilai PAL

merupakan hal yang jarang terjadi jika terjadi edema pada free
gingiva dan dasar poket tetap berada di CEJ namun kedalaman poket

melebihi 3-4 mm pseudopocket.

• Hilangnya perlekatan jaringan periodontal dapat terjadi tanpa


adanya peningkatan kedalaman probing poket (resesi gingiva),
oleh karena itu penilaian PPD penting untuk menentukan nilai PAL
2. Penilaian of Probing
Attachment Level
Assessment of probing attachment level
• PAL dinilai sebagai jarak dari CEJ ke bagian dasar poket periodontal
• PAL juga dapat dihitung berdasarkan periodontal chart, yaitu
PAL = PPD – jarak CEJ ke FGM


• Dalam kasus pasien dengan resesi gingiva jarak FGM-CEJ berubah
negatif sehingga harus ditambahkan dengan nilai PPD untuk menentukan
PAL
PAL = PPD – (– jarak CEJ ke FGM)
Errors inherent in periodontal probing
• Faktor yang mempengaruhi pengukuran dengan probe periodontal:

(1) ketebalan probe yang digunakan

(2) angulasi dan posisi probe karena fitur


anatomi seperti kontur permukaan gigi

(3) skala dari probe periodontal

(4) besar tekanan yang dikeluarkan


pada instrumen selama probing

(5) derajat infiltrasi sel inflamasi pada


jaringan lunak dan hilangnya kolagen
• Kesalahan pengukuran tersebut dapat dikurangi dengan
• Menggunakan instrument yang telah distandarisasi
• Pengerjaan prosedur probing secara hati-hati

• Kesalahan yang sulit dihindari yaitu disebabkan tekanan probing yang



bervariasi semakin besar tekanan probing = semakin dalam
penetrasi probe ke dalam jaringan
• Berdasarkan penelitian mengenai prosedur probing yang dilakukan
berbagai dokter ditemukan bahwa tekanan probing yang
dikeluarkan berbeda-beda, yaitu berkisar antara 0,03 – 1,3 N
sehingga dikembangkanlah “pressure-sensitive probe”

• Namun perkiraan nilai PPD/PAL “true” yang didapatkan dari probe


tersebut mungkin mengalami kelebihan ataupun kekurangan

• Kelebihan menembus apikal dan melebihi “true pocket”

• Kurang resistensi jaringan
Gambar 26-10. (a) dengan adanya infiltrasi sel inflamatori (ICT)
di gingiva, probe menembus dari apikal ke bagian dasar poket
histologis. (b) Setelah perawatan yang sukses pembengkakan
berkurang dan infiltrasi sel digantikan oleh kolagen. Probe gagal
mencapai bagian apikal epitel dentogingival.
• Beberapa tahun terakhir pun telah dikembangkan probe
otomatis yang dinamakan Probe Florida
3. Penilaian Keterlibatan Furkasi
Penilaian dari Keterlibatan Furkasi

• Perkembangan periodontitis disekitar gigi berakar jamak kerusakannya melibatkan
struktur penyangga/pendukung di daerah furkasi

• Menentukan tingkat keterlibatan furkasi sangat penting menegakkan
diagnosis, prognosis, menyusun rencana pengobatan dari keberadaan dan
perluasan kerusakan jaringan periodontal dalam daerah furkasi

Gambar 26-12 Kerusakan jaringan


periodontal di daerah furkasi bukal, gigi 46
“Superfisial/dangkal” gigi 16 “Deep/dalam”
• Keterlibatan furkasi dinilai dari orifis pada lesi periodontal gigi berakar
jamak
• Molar Premolar RB : dari bukal dan/atau lingual
• Molar dan Premolar RA : dari bukal, disto-palatal, mesio-palatal

Furkasi antara mesio-bukal dan akar palatal dari M1 RA lebih baik diperiksa
dari aspek palatal

Gambar 26-13 Lokasi anatomi untuk penilaian


keterlibatan furkasi di rahang atas dan rahang bawah

• Keterlibatan furkasi diekplorasi probe periodontal curved/yang
melengkung dengan ukuran 3 mm (Naber furcation Probe)

Gambar 26-14 Keterlibatan furkasi diekplorasi menggunakan


probe periodontal curved/melengkung dengan ukuran 3mm
Klasifikasi Keterlibatan Furkasi


• Berdasarkan kedalaman penetrasi diklasifikasikan sebagai
“superficial/dangkal” atau “deep/dalam” :

Derajat I Derajat II Derajat III


≥ 3 mm paling banyak
di 1 daerah orifis > 3mm di 2 atau
≤ 3 mm dari 1 atau 2 furkasi dan/atau lebih daerah orifis
daerah orifis furkasi furkasi (through-
kombinasi dengan
and-through)
derajat 1
Gambar 26-15 Derajat keterlibatan furkasi diilustrasikan dalam bagan periodontal. Pada lingkaran yang
terbuka merupakan keterlibatan furkasi yang dangkal (yaitu kedalaman probe horisontalnya ≤ 3mm)
sedangkan lingkaran yang hitam merupakan keterlibatan furkasi yang dalam (yaitu kedalaman probe
horisontalnya ≥3mm)
4. Penilaian Kegoyangan Gigi
Penilaian Kegoyangan Gigi
• Peningkatan dari kegoyangan gigi disebabkan
Kehilangan jaringan
pendukung gigi
Plak Trauma Oklusi
secara terus
menerus

Penyakit
periodontal yang Kelebihan beban
Lesi Periapikal
berhubungan gigi
dengan plak

Post Pembedahan
Periodontal
Klasifikasi Mobilitas Gigi
• Klasifikasi peningkatan mobilitas gigi menurut Miller (1950) :

Derajat 0 • fisiologis
• 0,1 – 0,2 mm arah horizontal

Derajat 1 • 1 mm arah horizontal (labiolingual)

Derajat 2 • > 1 mm arah horizontal (labiolingual)

Derajat 3 • Mobilitas parah arah vertikal maupun


horizontal, mempengaruhi fungsi gigi
Tulang Alveolar
• Radiografi memberikan informasi tentang tinggi dan bentuk
dari interproksimal dari tulang alveolar
• Analisis radiograf dikombinasikan dengan evaluasi dari chart periodontal

perkiraan akurat mengenai kerusakan tulang secara horizontal dan
angular.
• Teknik radiografi paralel long-cone
Diagnosa dari Lesi Periodontal
kriteria
Diagnosis Kriteria Utama tambahan
Bleeding on Probing (BOP) Tabel 26-1 Diagnosis
kondisi jaringan
tidak ada kehilangan PAL dan tulang Alveolar
Gingivitis periodontal di sekitar
PPD ≤ 3mm
setiap gigi geligi
Pseudopocket/falsepocket
yang diberikan
PPD ≤ 5mm menggunakan
Parodontitis Superfisialis Kehilangan tulang alveolar angular dan/atau BOP kriteria utama (yaitu
horizontal grafik periodontal
PPD ≥6mm dan analisis
Parodontitis Profunda Kehilangan tulang alveolar angular dan/atau BOP radiografi) dan
kriteria tambahan
horizontal
(yaitu perdarahan
PPD Horizontal ≤3mm : Keterlibatan furkasi
saat probing/ BPO)
Parodontitis interradikular superfisial BOP
PPD Horizontal ≥3mm : Keterlibatan furkasi deep
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
Gingivitis
Parodontitis Superfisialis
Parodontitis Profunda X X X X X X X X X X X X X X X
Parodontitis
Interradicularis X X X X
Parodontitis
Interradicularis X X X X
Parodontitis Profunda X X X X X X X X X X X X X X
Parodontitis Superfisialis
Gingivitis
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
Status Kebersihan Mulut

• Dalam hubungan dengan pemeriksaan jaringan periodontal
Kebersihan mulut pasien harus dievaluasi
• Tidak adanya/ adanya plak pada setiap permukaan gigi di gigi dicatat
(O'Leary 1972) dan ditunjukkan dengan warna biru pada grafik
Pemeriksaan Mulut Tambahan

Kepekaan Lesi karies


Plak dan
Sensitivas gigi terhadap (klinis &
kalkulus
perkusi radiografis)

Gangguan Morfologi gigi


Fungsi TMJ
fungsional geligi lainnya

Anda mungkin juga menyukai