Anda di halaman 1dari 35

PEDOMAN

PENGORGANISASIAN
RS. BAPTIS BATU TAHUN 2013

RS BAPTIS BATU
JL RAYA TLEKUNG NO 1
JUNREJO - BATU
SURAT KEPUTUSAN
No. xxx/16/XII/SK_DIR/2013

TENTANG
PEDOMAN PENGORGANISASIAN
RUMAH SAKIT BAPTIS BATU

DIREKTUR RS BAPTIS BATU

MENIMBANG : a. Bahwa dalam rangka menjaga kelestarian


lingkungan hidup dan upaya meningkatkan mutu
pelayanan Rumah Sakit Baptis Batu, maka
diperlukan penyelenggaraan Pengorganisasian dan
Pelayanan Rumah Sakit Baptis Batu;
b. Bahwa agar Pelayanan Rumah Sakit Baptis Batu
dapat terlaksana dengan baik, maka perlu adanya
kebijakan Direktur Rumah Sakit Baptis Batu
sebagai landasan bagi penyelenggaraan
Pengorganisasian dan Pelayanan Rumah Sakit
Baptis Batu;
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam a dan b, perlu ditetapkan dengan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Baptis Batu.

MENGINGAT : a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36


Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
c. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 290 / Menkes / Per / III / 2008 Tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran.
d. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 129 / Menkes / Sk / II / 2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit.
e. Peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1691 / Menkes / Per / VIII / 2001 Tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
MEMPERHATIKAN : Perlunya usaha untuk meningkatkan kualitas
Pengorganisasian Dan Pelayanan di Rumah Sakit
Baptis Batu.

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN :

PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT BAPTIS BATU


TENTANG PEDOMAN PENGORGANISASIAN DAN
PELAYANAN RUMAH SAKIT BAPTIS BATU

KEDUA : Pedoman Pengorganisasian dan Pelayanan Rumah Sakit Batu


sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

KETIGA : Pedoman Pengorganisasian dan Pelayanan Rumah Sakit Baptis


Batu harus dibahas sekurang-kurangnya setiap 3 (tiga) tahun
sekali dan apabila diperlukan, dapat dilakukan perubahan
sesuai dengan perkembangan yang ada.

KEEMPAT : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pengorganisasian


dan Pelayanan Rumah Sakit Baptis Batu dilaksanakan oleh
Wakil Direktur Umum Keuangan Rumah Sakit Baptis Batu.

KELIMA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila


di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan
ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Batu
Pada tanggal : 16 Desember 2013
Direktur RS. Baptis Batu

dr.Arhwinda Pusparahaju A.SpKFR.,MARS.


BAB I
PENDAHULUAN

Menurut American Hospital Association (1974) Rumah Sakit adalah suatu


organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana
kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan, asuhan keperawatan
yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh
pasien.
Menurut Undang - Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat.
Pada awal berdirinya, rumah sakit merupakan organisasi sosial di bawah
pemerintah yang berorientasi non profit. Untuk biaya operasional mereka
mendapatkan dana dari pemerintah. Dalam perkembangannya ternyata pemerintah
tidak dapat menampung masyarakat yang berobat sehingga masyarakat mencari
tempat lain yang dapat melayani mereka lebih baik. Hal ini menumbuhkan
industri jasa di bidang pelayanan kesehatan yang mulai berorientasi profit untuk
menutupi biaya operasional mereka meskipun tidak meninggalkan unsur sosial
sama sekali.
Tumbuhnya rumah sakit-rumah sakit swasta itu memunculkan persaingan
baru dalam industri jasa di bidang pelayanan kesehatan. Rumah sakit-rumah sakit
swasta berupaya memperlengkapi pelayanan mereka dengan peralatan kesehatan
yang mutakhir.
Melihat perkembangannya rumah sakit tidak dapat meninggalkan pelayanan
profesional untuk mendapatkan profit agar dapat memuaskan konsumen pengguna
jasanya (pasien). Dalam pelayanan profesional ini dapat disebut sebagai
perusahaan jasa yaitu perusahaan yang memproduksi jasa bagi para konsumen
yang sangat membutuhkan jasa dari perusahaan tersebut.
Berbeda dengan perusahan jasa lain jasa yang ditawarkan rumah sakit
berhubungan langsung dengan kesehatan yang menyangkut kehidupan pasien, jadi
nilai-nilai kemanusian harus dijunjung tinggi. Rumah sakit sebagai penyedia jasa
dibatasi oleh kode etik profesi bagi setiap profesi yang bekerja di rumah sakit.
Dengan adanya perbedaan ini maka rumah sakit lebih disebut institusi daripada
perusahaan karena adanya tanggung jawab moril daripada mencari keuntungan
semata.
Pengorganisasian Rumah Sakit meliputi seluruh kegiatan penentuan jumlah
dan jenis sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap
kegiatan. Jasa-jasa penunjang merupakan sarana pengorganisasian yang perlu
dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan
efisien.
Manajemen Rumah Sakit Baptis Batu mempunyai kegiatan sebagai berikut :
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan
dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan agar
dapat tercapai. Perencanaan ini dapat disusun baik untuk jangka pendek
maupun jangka panjang, agar dapat dipakai sebagai dasar untuk
mengendalikan kegiatan perusahaan.
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah membentuk kerangka dasar dalam menentukan
aktifitas dan tugas pokok dari suatu kelompok individu atau individu
dalam perusahaan, yang meliputi pemberian tugas tanggung jawab
tertentu, pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-
individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya, pertanggung jawaban atas
tugas yang diberikan.
3. Pengarahan (Leading/Actuating)
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan susun personalianya,
langkah berikutnya pengarahan. Pengarahan merupakan proses yang harus
dilakukan oleh manajemen agar pelaksanaan dapat diarahkan sesuai
dengan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan, untuk tujuan tersebut
manjemen harus selalu mengadakan pendekatan dan perbaikan yang
diperlukan untuk menumbuhkan motivasi para karyawan agar dapat
bekerja dengan optimal sesuai dengan rencana. Manajemen harus
memberikan gambaran yang jelas apa yang akan dituju, memberikan
petunjuk yang memadahi, dan memiliki perasaan apakah pelaksanaan akan
memberikan sumbangan terhadap tujuan yang akan dicapai tersebut.
4. Pengawasan (Controling)
Pengawasan atau pengendalian adalah proses untuk memeriksa kembali,
menilai dan selalu memonitor laporan-laporan apakah pelaksanaan tidak
menyimpang dari tujuan yang sudah ditentukan, hal ini penting untuk
menghemat pemborosan biaya yang dikeluarkan. Dalam mengadakan
pengendalian harus diadakan perbandingan antara hasil sesungguhnya
yang dicapai dengan proyeksi yang ditetapkan dalam perencanaan, untuk
menilai prestasi masa lalu dan meletakan tanggung jawab adanya
penyimpangan yang terjadi.
Untuk rencana kerja dalam satu tahun, Rumah Sakit, manajer, komite,
instalasi dan bagian membuat rencana kerja. Rencana kerja dan anggaran ini akan
dievaluasi satu tahun sekali dan disusun berdasarkan pengukuran kinerja Balanced
Score Card.
Balanced Score Card merupakan salah satu model pengukuran kinerja
gabungan antara ukuran kinerja keuangan dan non keuangan. Oleh sebab itu
kinerja diukur dari empat prespektif yaitu:
1. Keuangan, contoh: target keuangan / pendapatan.
2. Pelanggan, contoh: indeks kepuasan pelanggan.
3. Bisnis Internal contoh: program kerja.
4. Pembelajaran dan pertumbuhan contoh: peningkatan kemampuan
pegawai dengan diklat internal / eksternal.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh
setiap warga negara secara minimal, juga merupakan spesifikasi teknis tentang
tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan Layanan Umum
kepada masyarakat. Indikator SPM adalah tolok ukur untuk prestasi kuantitatif
dan kualitatif yang digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang
hendak dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses,
hasil dan atau manfaat pelayanan. SPM dan indikator ini dimonitoring, dicatat
oleh unit-unit yang terkait dan dilaporkan secara berkala dalam Rapat Kerja
bulanan. Evaluasi dari laporan akan dilakukan implementasi guna perubahan
menuju arah yang lebih baik.
BAB II
GAMBARAN UMUM RS. BAPTIS BATU.

2.1. DESKRIPSI RS. BAPTIS BATU.


Rumah Sakit Baptis Batu (RS. Baptis Batu) merupakan rumah sakit umum
dengan pelayanan kesehatan mulai dari yang bersifat umum sampai dengan yang
bersifat spesialistik, yang dilengkapi dengan pelayanan penunjang medis 24 jam.
RS Baptis Batu berlokasi di JL. Raya Tlekung No. 1 Desa Tlekung Kec.
Junrejo, Batu 65327, Jawa Timur, Indonesia. Telp 0341- 594161, (hunting) Fax:
0341 – 598911 dengan alamat e-mail www.rsbaptisbatu@yahoo.com
RS. Baptis Batu diresmikan pada tanggal 11 Mei 1999, dengan status berada
dibawah kepemilikan Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia. RS Baptis Batu
merupakan rumah sakit tipe madya yang setara dengan rumah sakit pemerintah
tipe C. Pada saat ini RS Baptis Batu dipimpin oleh dr. Arhwinda Pusparahaju
Artono, Sp.KFR, MARS selaku direktur.
Pada permulaan kepemimpinan beliau pada tahun 2008 motto RS Baptis
Batu yang lama yaitu Rumah Sakitku, Kebanggaanku, Tanggung Jawabku diubah
menjadi Compassionate Hospital atau Rumah Sakit yang berbelas kasih.
Demikian juga visi, misi, dan nilai dasar yang lama mengalami perubahan untuk
menyusun rencana strategi RS. Baptis Batu sesuai kebutuhan dan perkembangan
RS. Baptis Batu.
Pada tahun 2009 RS Baptis Batu sudah terakreditasi 5 pelayanan dasar untuk
Pelayanan Administrasi, Pelayanan Rekam Medik, Pelayanan Instalasi Gawat
Darurat, Pelayanan Medik dan Pelayanan Keperawatan
RS Baptis Batu memberikan beragam jenis pelayanan medis antara lain
klinik umum, klinik gigi dan mulut, dan klinik spesialis, Instalasi Gawat Darurat,
serta rawat inap yang terdiri dari kelas I, II, III, VIP dan VVIP yang dilengkapi
pelayanan laboratorium, radiologi, farmasi, fisioterapi, anestesi, home care, hotel
care, dan medical spa. Kapasitas tempat tidur pasien yang disediakan di RS
Baptis Batu sebanyak 100 tempat tidur.
Kebijakan umum rumah sakit adalah setiap pasien yang datang dilayani
kebutuhannya secara tuntas dengan menyediakan keperluan perawatan dan
pengobatan pasien, baik obat maupun alat yang diperlukan, tanpa memberi resep
yang harus dibeli oleh pasien, tanpa uang muka. Semua baru dibayar oleh pasien
setelah pasien siap pulang. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang telah ada
sejak RS Baptis Kediri berdiri dan merupakan nilai dasar bagi RS Baptis.

2.2. SEJARAH INSTITUSI RS. BAPTIS BATU.


RS Baptis Batu mulai dibangun pada tahun 1996, berlokasi di Jl. Raya
Tlekung No. 1 Desa Tlekung Kec. Junrejo, Batu 65327, Jawa Timur, Indonesia.
Di atas areal tanah seluas +/-7 hektar. Secara legalitas disahkan pada tanggal 11
Mei 1999.
RS Baptis Batu didirikan sebagai pengembangan RS Baptis Kediri,
diprakarsai oleh dr. Sukoyo Suwandani, selaku direktur RS Baptis Kediri, yang
didukung oleh seluruh staf RS Baptis Kediri. Jabatan direktur dirangkap oleh
direktur RS Baptis Kediri, yaitu dr. Sukoyo Suwandani. Pada awal pembukaan,
RS Baptis Batu sebagian besar karyawan adalah karyawan RS Baptis Kediri yang
bersedia dipindah tugas. Jumlah seluruh karyawan saat itu 143 orang.
Visi RS Baptis Batu saat itu sama dengan visi RS Baptis Kediri, visi ini
merupakan visi yang tumbuh dari hati para misionaris yang mendirikan RS
Baptis Kediri yaitu :
1. Menyatakan kasih Tuhan Yesus dalam pelayanan kesehatan.
2. Terwujudnya kasih Tuhan Yesus kepada setiap orang melalui
pelayanan rumah sakit.
Misinya adalah:
1. Mengupayakan pelayanan kesehatan yang prima dengan dasar
kasih Kristus tanpa membedakan status sosial, golongan, suku,
agama.
2. Menumbuhkembangkan aset yang ada.
Pelayanan kesehatan yang ada pada waktu itu adalah klinik umum, klinik
spesialis (bedah, kandungan, penyakit dalam dan kesehatan anak), klinik gigi,
instalasi gawat darurat, rawat inap yang terdiri dari kelas I, II, III, VIP dan VVIP,
serta dilengkapi pelayanan laboratorium, alat X-Ray, USG, EKG, kamar obat,
fisioterapi. Sebagian besar peralatan medis dan non medis berasal dari RS Baptis
Kediri.
Pada saat pendirian RS Baptis Batu, dicanangkan target kemandirian dicapai
tahun 2009. Yang dimaksud dengan target kemandirian adalah kemampuan untuk
menutupi biaya operasional sendiri. Mulai awal berdiri tahun 1999 sampai tahun
2009, RS Baptis Batu masih mendapat bantuan dana operasional dari Rumah
Sakit induk yaitu RS Baptis Kediri yang sudah berdiri sejak tahun 1957.
Sebagai rumah sakit yang baru berdiri maka jumlah pasien yang dilayani
tidak terlalu banyak. Pada waktu itu pasien lebih memilih berobat di rumah sakit
yang berada di Malang yang lebih lengkap peralatannya. Setelah ada kerjasama
dengan PT ASKES yang melayani askes sukarela, askes sosial, Jamkesmas dan
Jamkesda jumlah pasien meningkat pesat mulai April 2006.
Pada tanggal 11 Mei 2007 bertepatan dengan ulang tahun RS Baptis Batu
yang ke-8, ditunjuk pejabat direktur RS Baptis Batu yaitu dr. Arhwinda
Pusparahaju Artono, Sp.KFR, MARS, yang menjabat direktur sampai saat ini.
Pada tahun 2008 disusunlah Rencana Strategis RS Baptis Batu 2008-2013. Sesuai
dengan target, pada tahun 2009 RS Baptis Batu mencapai target kemandirian.
Seluruh manajemen diserah terimakan dari direktur RS Baptis Kediri dr. Sukoyo
Suwandani selaku induk organisasi kepada direktur RS Baptis Batu yaitu dr.
Arhwinda Pusparahaju Artono, Sp. KFR, MARS. Sejak saat itu biaya operasional
harus diusahakan sendiri. Apabila ada kekurangan dana operasional dapat
meminta bantuan RS Baptis Kediri yang diperhitungkan sebagai pinjaman.
Dengan target kemandirian ini RS Baptis Batu mulai berbenah sesuai dengan
rencana strategis yang sudah dicanangkan.
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RS. BAPTIS BATU

3.1. VISI.
Rumah Sakit Baptis Batu memiliki visi :
“Menjadi Rumah Sakit pilihan utama masyarakat Malang Raya karena Pelayanan
Kesehatan yang berpusat pada pasien dengan mengutamakan Mutu dan
Keselamatan Pasien”

3.2. MISI.
Rumah Sakit Baptis Batu memiliki misi :
a) Memberikan pelayanan kesehatan prima secara holistik berlandaskan
Kasih Kristus kepada setiap orang, tanpa membedakan status sosial,
golongan, suku dan agama.
b) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada
pasien dengan mengutamakan Mutu dan Keselamatan Pasien.
c) Mengelola aset secara efektif dan efisien bagi Kesejahteraan dan
Pengembangan rumah sakit dengan memanfaatkan potensi Kota Wisata
Batu.
d) Mengembangkan Sumber Daya Manusia secara utuh yang memiliki
belas kasih, asertif, profesional, bekerja dalam tim, integritas dan
sejahtera.

3.3.FALSAFAH.
Rumah Sakit Baptis Batu memiliki falsafah :
a) Menjadikan Rumah Sakit Baptis Batu pilihan utama masyarakat Malang
Raya.
b) Hak pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu.
c) Sebagai tempat tenaga kesehatan mengabdi dan mengembangkan
profesionalisme.
d) Secara berkesinambungan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan
dalam berkarya.
e) Bekerja secara tim berdasarkan kebersamaan dan saling menghargai antar
profesi.
f) Memiliki komitmen untuk mencapai tujuan rumah sakit.
g) Keselarasan dalam melaksanakan tugas.

3.4.NILAI – NILAI.
Rumah Sakit Baptis Batu memiliki nilai-nilai :
B = Belas Kasih
A = Asertif
P = Profesional
T = Tim Kerja
I = Integritas
S = Sejahtera

3.5.TUJUAN.
Berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan masyarakat demi peningkatan
kualitas sumber daya manusia Indonesia secara rohani dan jasmani

3.6.MOTTO.
Rumah Sakit Baptis Batu memiliki Motto :

“Memberikan pelayanan dengan belas kasih”


BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RS. BAPTIS BATU

4.1.BAGAN ORGANISASI.

4.2. KETERANGAN/PENGERTIAN.
a. Unit Struktural
i. Direktur
Adalah kepala atau pejabat tertinggi di RS Baptis Batu
ii. Wakil Direktur
Adalah pejabat yang membantu Direktur dalam melaksanakan tugas
dan tanggungjawabnya sesuai dengan bidang masing – masing, yaitu
:
1. Wakil Direktur Pelayanan : membantu direktur dalam bidang
pelayanan medis dan keperawatan
2. Wakil Direktur Umum dan Keuangan : membantu direktur
dalam bidang umum dan keuangan
iii. Manajer
Adalah pejabat yang membantu Direktur dalam pelaksanaan satu
atau lebih macam pelayanan rumah sakit, yaitu :
1. Manajer Rawat Jalan, Medical Check Up dan Klinik Satelit.
2. Manajer Rawat Inap dan Keperawatan
3. Manajer Gawat Darurat dan Out Care
4. Manajer ICU dan Kamar Operasi.
5. Manajer Pemasaran, Komplain dan Pelayanan Perusahaan
Asuransi.
6. Manajer Wellness Center.
iv. Unit Kerja
Adalah suatu wadah struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau
profesi dan memiliki fungsi tertentu sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari rumah sakit baik berfungsi pelayanan maupun
pendukung operasional rumah sakit. Unit Kerja di RS Baptis Batu
dibedakan menjadi 2 yaitu divisi bisnis yang diberi istilah Instalasi
dan divisi pendukung yang diberi istilah Bagian. Seluruh instalasi
dibawah tanggungjawab Wakil Direktur Pelayanan dan seluruh
Bagian dibawah tanggungjawab Wakil Direktur Umum Keuangan.
Unit Kerja dapat bertanggungjawab atas satu atau lebih Sub Unit
Kerja. Berikut adalah daftar Unit Kerja :
- Instalasi Rawat Jalan.
- Instalasi Rawat Inap Ibu & Anak.
- Instalasi Rawat Inap Kelas 1 & 2.
- Instalasi Rawat Inap Lantai 2 ICU.
- Instalasi Rawat Inap Kelas 3.
- Instalasi Gawat Darurat.
- Instalasi Kamar Operasi.
- Instalasi Farmasi.
- Instalasi Rehabilitasi Medik.
- Instalasi Laboratorium.
- Instalasi Radiologi.
- Instalasi Gizi
- Bagian Administrasi.
- Bagian Sumber Daya Manusia.
- Bagian Rekam Medik.
- Bagian Sistim Informasi Manajemen Rumah Sakit.
- Bagian Pemeliharaan Sarana.
- Bagian Layanan Perusahaan & Asuransi.
- Bagian Akuntansi.
- Bagian Inventory.
- Bagian Keuangan.
- Bagian Pemasaran.
- Bagian Humas.
v. Unit Kerja Outsourcing
Cleaning Service, Satpam, Taman
b. Unit Non Struktural
i. Komite
Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi
dibentuk untuk memberikan pertimbangan strategis kepada direktur
dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah
sakit. Komite yang ada di RS Baptis Batu adalah sebagai berikut :
1. Komite Pastoral.
2. Satuan Pemeriksa Internal.
3. Komite Etik Rumah Sakit.
4. Komite Medik.
5. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
6. Komite Pencegahan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit.
7. Komite Keperawatan
ii. KSM/Kelompok Staf Medis
Adalah kelompok dokter yang bekerja di bidang medis dalam
jabatan fungsional. Kelompok Staf Medis di RS Baptis Batu
dikelompokkan sebagai berikut :
1. Kelompok Staf Medis Bedah.
2. Kelompok Staf Medis Non Bedah.
3. Kelompok Staf Gigi dan Mulut.
iii. Panitia
Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi
dibentuk untuk bertanggungjawab terhadap bidang tertentu dalam
rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit
1. Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien.
2. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
3. Panitia Rekam Medik.
4. Panitia Farmasi dan Therapi.
5. Panitia Pendidikan Kesehatan Rumah Sakit.
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

Struktur Unit Kerja ada pada lampiran.


BAB VI
URAIAN TUGAS & WEWENANG

Uraian Tugas dan Wewenang ada pada lampiran.


BAB VII
TATA HUBUNGAN KERJA

YAYASAN RUMAH SAKIT BAPTIS INDONESIA

DIREKTUR

WADIR PELAYANAN WADIR UMUM KEU

MANAJER KOMITE /
KSM /
PANITIA
INSTALASI BAGIAN

7.1. Koordinasi Antara Direktur Dengan Wakil Direktur.


- Dalam menjalankan tugas-tugas Direktur sebagimana dimaksud dalam
Pasal 13, maka:
a. Direktur dapat bertindak atas nama Rumah Sakit.
b. Para Wakil Direktur berhak dan berwenang bertindak atas nama
Direktur, untuk masing-masing bidang yang menjadi tugas dan
wewenangnya.
- Apabila Direktur berhalangan tetap menjalankan pekerjaannya atau
apabila jabatan itu terluang dan penggantinya belum memangku
jabatan, maka kekosongan jabatan tersebut dipangku oleh salah seorang
yang ditunjuk sementara oleh Pengurus YRSBI.
- Apabila Direktur dan semua Wakil Direktur berhalangan tetap melakukan
pekerjaannya atau jabatan Direktur terluang seluruhnya dan belum
diangkat, maka sementara pengelolaan Rumah Sakit dijalankan oleh
Pengurus YRSBI.
- Dalam keadaan Direktur berhalangan sementara dalam menjalankan tugas
dan kewenangan sebagaimana dimaksud, Direktur dapat
mendelegasikannya kepada Wakil Direktur.
7.2. Koordinasi Antara Direktur Dengan Pengurus YRSBI.
- Pengelolaan Rumah Sakit dilakukan oleh Direktur.
- Direktur bertanggung jawab kepada Pengurus YRSBI.
- Pengurus YRSBI melakukan pembinaan dan pengawasan dalam
pengelolaan Rumah Sakit, dengan menetapkan kebijakan
pelaksanaan, baik di bidang pelayanan medis, pendidikan dan latihan
serta penelitian dan pengembangan kesehatan untuk tercapainya
visi, misi, falsafah dan tujuan rumah sakit.
- Keberhasilan rumah sakit tergantung dari pengelolaan oleh Direktur
dan pembinaan serta pengawasan dari Pengurus YRSBI sehingga
dalam pertanggungjawaban tugas dan kewajiban antara Pengelola
dan Pengurus adalah bersifat tanggung renteng.

7.3. Koordinasi Antara Direktur Dengan Komite Medik.


- Komite Medis berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Direktur Rumah Sakit Baptis Batu.
- Pelaksanaan tugas-tugas Komite Medis dilaporkan secara tertulis
kepada Direktur dalam bentuk rekomendasi.
- Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), adalah berdasarkan penugasan dari Direktur.

7.4. Koordinasi Antara Direktur Dengan Komite Etik Rumah Sakit.


- Komite Etik dan Hukum berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Rumah Sakit Baptis Batu.
- Tugas secara terperinci Komite Etik dan Hukum adalah:
a) Memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam hal menyusun
dan merumuskan medicoetikolegal dan etika rumah sakit serta
penyelesaian masalah etika rumah sakit dan pelanggaran terhadap
etika pelayanan Rumah Sakit Baptis Batu.
b) Membantu Direktur dalam menyusun kebijakan dan prosedur yang
terkait medico-legal dan etiko-legal.
c) Pemeliharaan etika penyelenggaraan fungsi rumah sakit, yang
meliputi kebijakan yang terkait dengan hospital bylaws dan
medical staf bylaws;
d) Merupakan gugus bantuan hukum dalam penanganan masalah
hukum di Rumah Sakit Baptis Batu.
- Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),
Komite Etik dan Hukum berfungsi:
a) Menyelenggarakan dan meningkatkan komunikasi
medikoetikolegal, baik internal maupun eksternal Rumah Sakit
Baptis Batu.
b) Menyelenggarakan dan meningkatkan pengetahuan etika dan
hukum bagi petugas di Rumah Sakit Baptis Batu.
c) Menyelenggarakan dan meningkatkan kemampuan risk
management terhadap masalah-masalah etika dan hukum di
Rumah Sakit Baptis Batu.
- Tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3)
disampaikan secara tertulis kepada Direktur dalam bentuk
rekomendasi.
- Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), adalah berdasarkan penugasan dari Direktur.

7.5. Koordinasi antara Direktur dengan Satuan Pemeriksa Internal (SPI).


- Satuan Pemeriksaan Internal berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Direktur Rumah Sakit Baptis Batu.
- Tugas pokok Satuan Pemeriksan Internal adalah melaksanakan
pemeriksaan dan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan semua unsur
di rumah sakit agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan
ketentuan yang berlaku.
- Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2),
Satuan Pemeriksaan Internal berfungsi :
a) Melaksanakan pemeriksaan/audit keuangan dan operasional.
b) Merancang dan melaksanakan pemeriksaan pelaksanaan
pengendalian intern.
c) Melakukan identifikasi risiko.
d) Mencegah terjadinya penyimpangan.
e) Memberikan konsultasi pengendalian intern.
- Tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan (3)
disampaikan dalam bentuk rekomendasi kepada Direktur.
- Bahan pertimbangan berupa rekomendasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (4), adalah berdasarkan penugasan dari Direktur.

7.6. Koordinasi Antara Direktur Dengan Staf Medis.


- Direktur berhak mengangkat dan memberhentikan Anggota Kelompok
Staf Medis (KSM) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang–
undangan dan peraturan kebijakan yang berlaku serta Peraturan
Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws) Rumah Sakit Baptis Batu.
- Sebagai pengelola, Direktur mempunyai tugas dan wewenang
untuk menetapkan strategi organisasi dan tata kerja lengkap
dengan rincian tugasnya, menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan
hak dan kewajiban Staf Medis sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Dalam pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Direktur berkewajiban menjamin Staf Medis melaksanakan tugas
dan kewajiban sesuai Standar Pelayanan Medis dan Standar Prosedur
Operasional.
- Kewajiban Staf Medis untuk menjamin bahwa tugas dan kewajiban
dilaksanakan sesuai standar yang berlaku, maka Ketua Kelompok
Staf Medis bertanggung jawab kepada Direktur melalui Wadir
Pelayanan.
- Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dapat
bersifat pertanggungjawaban proporsional administratif manajerial
dan pertanggungjawaban secara profesional.
7.7. Koordinasi Antara Manajer Dengan Kepala Unit.
- Manajer mempunyai tugas melakukan monitoring, evaluasi dan
tindak lanjut pelayanan sesuai dengan pembagian tugasnya, namun
tidak menutup kemungkinan bisa melakukan koordinasi diluar
pembagian tugasnya jika berkaitan.
- Kepala Unit melaporkan kegiatan / pelayanan unitnya kepada
Manajer.
BAB VIII
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL
RINGKASAN POLA KETENAGAAN

JUMLAH
HASIL PENGUSULAN
UNIT KERJA PROFESI KUALIFIKASI YANG KETERANGAN
PENGHITUNGAN KETENAGAAN
ADA
IRJ Perawat DIII 13 12 2
Pekarya SMA 5 5 - -
Kesehatan
Adminstrasi SMA 1 1 -

Perawat Gigi SPRG 2 1 - -


Tekniker Gigi SPRG 1 1 - -
IRNA Ibu dan Bidan DIII 13 10 1
Anak Perawat DIII 5 5 -
Pekarya SMA 2 1 -
Kesehatan
IRNA Bedah Perawat DIII 14 14 2
Dalam A Pekarya SMA 3 2 -
Kesehatan
IRNA Bedah Perawat DIII 12 9 2
Dalam B Pekarya SMA 3 1 -
Kesehatan
Instalasi Perawat DIII 13 10 3
Rawat Pekarya SMA 3 1 -
Intensif Kesehatan
IGD Perawat DIII 7 8 -
Pekarya SMA 3 3 -
IKO Perawat DIII 9 6 3
Perawat DIII 2 2 3
Anestesi
Instalasi Apoteker S1 8 3 -
Farmasi AA SMF, DIII 10 6 4
Juru Racik SMA 9 4 -
Admin Farmasi SMA 5 3 -
Instalasi Fisioterapis DIII 3 2 - Sedang sekolah
Rehabilitasi 1.
Medik PEmbantu SMA 3 2 -
Terapis
Laboratorium Analis DIII 10 5 - Perlu kajian lagi
penghitungan
Adm Lab DIII, SMA 2 2 -
Petugas DIII 1 1
Sampling
Radiologi Radiografer DIII 7 3 1
Petugas Umum SMA 1 1 -
JUMLAH
HASIL PENGUSULAN
UNIT KERJA PROFESI KUALIFIKASI YANG KETERANGAN
PENGHITUNGAN KETENAGAAN
ADA
Instalasi Gizi Ahli Gizi DIII, S1 3 1 2
Penyaji ke SMA, SMK 7 7 -
Pasien
Pengolah SMK 5 5 -
makanan
Asisten SMK 1 1 -
Pengolah
Makanan
Penyaji SMA 2 2
Karyawan
Instalasi Pendaftaran SMA 7 4 -
Rekam Medik Adm. MR DIII Rekam 9 7 2
Medik
P. Sirkulasi SMA 2 2 -
Pusat Pelaksana SMA, DIII 5 2 2
Sterilisasi sterilisasi
Loundry Pelaksana SMA 4 4 -
Loundry
Bagian Adm Umum DIII, S1 3 3 -
Administrasi
Bagian SDM Adm SDM S1 1 1 -
Adm S1 1 1 -
Personalia
Adm. Diklat S1 1 1 -
Adm. S1 1 1 -
Pengembangan
SDM
Bagian SIM Programmer S1 6 1 2
TI S1 4 1 -
Bagian Adm. S1 3 2 1
Pemasaran Pemasaran
Bagian Humas Customer S1 3 3 -
Service
Driver SMA 4 4 1
Operator SMA 2 4 - Perlu evaluasi
cara
penghitungan
Bagian Kasir SMU, S1 5 5 -
Keuangan Adm. SMU, S1 1 1 -
Keuangan R.
Inap
Adm. S1 1 1 -
Pembayaran
Checker Billing SMU 1 0 1
Bagian LPA Adm LPA SMU, S1 4 4 -
JUMLAH
HASIL PENGUSULAN
UNIT KERJA PROFESI KUALIFIKASI YANG KETERANGAN
PENGHITUNGAN KETENAGAAN
ADA
Bagian Adm. S1 3 2 1
Akuntansi Akuntansi
BPS Teknisi STM 4 4 1 Untuk
menggantikan
tenaga yang akan
pension
Admin BPS SMU 1 1 -
Bagian Ka Inventory/ 2
3 1
Inventori Pengadaan S1 Ekonomi
Administrasi 1
3 2
Logistik SMA/SMEA
Petugas House SMA/SMK -
2 2
Keeping Perhotelan
Petugas Kamar SMK Tata -
3 2
Jahit Busana
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI

Pengertian Orientasi adalah saha membantu para pekerja agar mengenali


secara baik dan mampu beradaptasi dengan suatu situasi atau dengan lingkungan /
iklim bisnis suatu organisasi / perusahaan.
Orientasi harus mampu membantu para pekerja baru untuk memahami dan
bersedia melaksanakan perilaku sosial yang mewarnai kehidupan organisasi /
perusahaan sehari-hari.
Orientasi juga harus mampu membantu para pekerja baru untuk mengetahui
dan memahami berbagai aspek teknis pekerjaan/ jabatannya, agar mampu
melaksanakan tugas-tugasnya secara efektif, efisien dan produktif.

PENANGGUNG
HARI MATERI METODE
JAWAB
Orientasi hari pertama : Kepala Bagian SDM dan
I (Hari I) 1) Penjelasan status Penjelasan Personalia
kepegawaian. singkat
2) Penjelasan Program
orientasi yang akan
diterima pegawai,
peraturan dan tata tertib
masa orientasi : pegawai
menandatangani
pernyataan orientasi
pegawai baru.
3) Kepada pegawai Hospital Tour
dikenalkan seluruh unit
kerja di RS Baptis Batu,
diajak berkeliling
(Hospital Tour)
4) Orientasi ke unit kerja Serah Terima
dimana pegawai akan ke Unit
ditempatkan diserahkan Terkait
sesuai program orientasi
unit kerja masing-masing.
II Orientasi hari II s.d. XIV
Hari ke-2 meliputi : - Kepala Unit Kerja
s.d. 14 1) Orientasi di unit kerja Teori dan
dimana pegawai Praktek
ditempatkan.
2) Pegawai diberikan In House
pelbagai materi orientasi training - Wa.Dir. Umum
dengan penjadwalan Keuangan
khusus meliputi : - Wa.Dir.Umum
a. Visi, Misi, Nilai, Keuangan
Struktur Organisasi. - Wa. Dir Pelayanan
b. PKB - Ka.KPRS
c. Etika Bekerja - Ka.PPI & IPCN
d. Patient Savety - Komite Pastoral
e. Pencegahan dan - Tim Pelayanan
Pengendalian Infeksi Prima
f. Kesejahteraan - Direktur
Spiritual - Direktur
g. Service Excellence - Manajer Pemasaran
h. Come to XL & Tim
i. Handling Complaints - Manajer Gadar &
j. Produk-Produk Rumah Outcare
Sakit - Ketua P2K3 dan
k. Basic Life Support Tim
l. Penanggulangan
bencana kebakaran
Tahap III Kepala Unit kerja membuat Evaluasi dan
(Evaluasi) laporan terkait hasil orientasi Pelaporan
pegawai.
Hasil evaluasi harus
memberikan rekomendasi
apakah pegawai dapat
bekerja atau tidak, atau
perpanjangan masa orientasi.
BAB X
PERTEMUAN/RAPAT
BAB XI
PELAPORAN

11.1. PELAPORAN INTERNAL.


Laporan Insidentil, terdiri dari :
Permintaan Laporan dari Direktur RS.
Permintaan Laporan dari Wakil Direktur RS.
Permintaan Laporan dari Unit Terkait.

Laporan mingguan dari Kepala Unit terdiri dari :


1. Laporan dari Bagian Rekam Medis, meliputi :
- Laporan kunjungan Instalasi Gawat Darurat.
- Laporan kunjungan Instalasi Rawat Jalan.
- Laporan pelayanan tiap poli.
- Laporan kunjungan Instalasi Rawat Inap.
- Laporan 5 besar asal pasien Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi
Rawat Jalan.
- Laporan 5 besar morbiditas penyakit Instalasi Gawat Darurat,
Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Rawat Inap.
- Indikator efisiensi Instalasi Rawat Inap.
- Laporan kegiatan Instalasi Kamar Operasi.
2. Laporan dari Instalasi Radiologi.
3. Laporan dari Instalasi Laboratorium.
4. Laporan dari Instalasi Rehabilitasi Medik.
5. Laporan dari Instalasi Gizi.

Laporan mingguan dari Manajer, terdiri dari :


1. Manajer Rawat Jalan.
2. Manajer Rawat Inap.
3. Manajer Instalasi Gawat Darurat dan Outcare.
4. Manajer Wellnes Center & Klinik Satelit.
5. Manajer Humas & Pemasaran.
Laporan Bulanan Internal Terdiri Dari :
1. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Rawat Jalan.
2. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Gawat Darurat.
3. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Rawat Inap.
4. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Laboratorium
5. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Radiologi.
6. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Rehabilitasi
Medik.
7. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Kamar
Operasi.
8. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Gizi.
9. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Rekam Medis.
10. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Akuntansi.
11. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Administrasi.
12. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Inventory.
13. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Keuangan.
14. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Humas.
15. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Pemasaran.
16. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Pemeliharaan
Sarana.
17. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian SIM-RS.
18. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian SDM.
19. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian LPA.
20. Laporan Bulanan Komite Etik.
21. Laporan Bulanan Komite Pengendalian Infeksi.
22. Laporan Bulanan Komite Keperawatan.
23. Laporan Bulanan Komite Pastoral.
24. Laporan Bulanan Komite Keselamatan Pasien.
25. Laporan Bulanan Komite Satuan Pengawas Internal.
26. Laporan Bulanan Komite Medik.
Laporan Tahunan Terdiri Dari :
1. Laporan Pelayanan Medis dari Bagian Rekam Medis.
2. Laporan Keuangan dari Bagian Akuntansi.
3. Laporan Ketenagaan dari Bagian Sumber Daya Manusia.
4. Laporan Kegiatan dari Bagian Humas.

11.2. PELAPORAN EKSTERNAL.


Laporan Insidentil :
1. Laporan Surveilans Terpadu ke Dinas Kesehatan Kota Batu.
2. Laporan Demam Berdarah Dengue ke Dinas Kesehatan Kota Batu.
3. Laporan Wabah ke Dinas Kesehatan Kota Batu.
4. Laporan pelayanan medik dan keuangan ke Yayasan Rumah Sakit
Baptis Indonesia (YRSBI).

Laporan Bulanan Eksternal Terdiri Dari :


1. Laporan Surveilans Terpadu Dinas Kesehatan Kota Batu.
2. Laporan Demam Berdarah Dengue Dinas Kesehatan Kota Batu.
3. Laporan Wabah Dinas Kesehatan Kota Batu.
4. Laporan RL. 5.1 Pengunjung RS SIRS-6 Kementrian Kesehatan -
Jakarta.
5. Laporan RL. 5.2 Kunjungan Rawat Jalan SIRS-6 Kementrian
Kesehatan – Jakarta.
6. Laporan RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRNA SIRS-6 Kementrian
Kesehatan – Jakarta.
7. Laporan RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRJ SIRS-6 Kementrian
Kesehatan – Jakarta.
8. Laporan Jamkesda, Jamkeskot & SPM ke Dinas Kesehatan Kota Batu.
9. Laporan Klaim ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Laporan Tahunan Eksternal Terdiri Dari :
1. RL. 1.1 Data Dasar RS. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
2. RL. 1.2 Indikator Pelayanan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
3. RL. 1.3 Tempat Tidur. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
4. RL. 2. Ketenagaan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
5. RL. 3.1 Rawat Inap. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
6. RL. 3.2 Rawat Darurat. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
7. RL. 3.3 Gigi Mulut. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
8. RL. 3.4 Kebidanan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
9. RL. 3.5 Perinatologi. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
10. RL. 3.6 Pembedahan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
11. RL. 3.7 Radiologi. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
12. RL. 3.8. Laboratorium. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
13. RL. 3.9. Rehab Medik. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
14. RL. 3.10 Pelayanan Khusus. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
15. RL. 3.11 Obat. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
16. RL. 3.12 Rujukan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
17. RL. 3.13. Cara Bayar. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
18. RL. 3.14. Rujukan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
19. RL. 3.15. Cara Bayar. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
20. RL. 4A. Penyakit Rawat Inap. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
21. RL. 4B. Penyakit Rawat Jalan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI.
22. RL. 5.1 Pengunjung RS SIRS-6 Kementrian Kesehatan - Jakarta.
23. RL. 5.2 Kunjungan Rawat Jalan SIRS-6 Kementrian Kesehatan –
Jakarta.
24. RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRNA SIRS-6 Kementrian
Kesehatan – Jakarta.
25. RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRJ SIRS-6 Kementrian Kesehatan
– Jakarta.
26. Laporan Aplikasi Sarana dan Prasarana Kesehatan (ASPAK) ke
Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan – Kementrian Kesehatan RI
– Jakarta.
27. Laporan Pelayanan Medis RS. Baptis Batu ke Yayasan Rumah Sakit
Baptis Indonesia (YRSBI) – Jakarta.
28. Laporan Pelayanan dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) - Dinas
Kesehatan Kota Batu.
29. Laporan Pelayanan dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) - Dinas
Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
30. Laporan tahunan kunjungan IGD dan IRJ untuk laporan pajak.

Anda mungkin juga menyukai