Anda di halaman 1dari 9

Makalah Pancasila Sebagai Sistem Etika

KELOMPOK 10

NAMA :
1. Suha Kurniawati
2. Tedy bayu adi pratama
3. Mayssi Supriyantini
4. Nurul Aini
5. Ester Angelina Palmar

PRODI : S1 KEPERAWATAN

DOSEN PENGAMPUH : Drs.H.Kamaluddin H.A.,SH.,M.Pd

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) MATARAM

PERIODE 2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyeselsaikan dengan kerja sama yang baik dan kompak dan
makalah ini berjudul “Pancasila Sebagai Sistem Etika” dengan baik.
Kami juga mengucapkan terima kasih Bapak Drs.H.Kamaluddin H.A.,SH.,M.Pd
selaku Dosen pembimbing yang telah memberikan tugas ini kepada kami, dengan ini kami
bisa mengetahui dan mengerti arti Pancasila sebagai Sistem Etika. Tak lupa kepada semua
pihak yang bersangkutan, kami ucapkan terima kasih karena telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari itu kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pihak pembaca penulis perlukan. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca unutuk menambah pengetahuan.
Nilai, norma, dan moral adalah konsep-konsep yang saling berkaitan. Dalam
hubungannya dengan Pancasila maka ketiganya akan memberikan pemahaman yang saling
melengkapi sebagai sistem etika.
Nilai-nilai tersebut dijabarkan dalam kehidupan yang bersifat praktis atau kehidupan
nyata dalam masyarakat, bangsa dan negara maka diwujudkan dalam norma-norma yang
kemudian menjadi pedoman. Norma-norma itu meliputi :
1. Norma Moral
Yang berkaitan dengan tingkah laku manusia yang dapat diukur dari sudut baik
maupun buruk, sopan atau tidak sopan, susila atau tidak susila.
2. Norma Hukum
Suatu sistem peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu tempat dan
waktu tertentu dalam pengertian ini peraturan hukum. Dalam pengertian itulahPancasila
berkedudukan sebagai sumber dari segala sumber hukum.
Dengan demikian, Pancasila pada hakekatnya bukan merupakan suatu pedoman yang
langsung bersifat normatif ataupun praktis melainkan merupakan suatu sistem nilai-nilai etika
yang merupakan sumber norma.
DAFTAR ISI

Cover ........................................................................................................................................
Kata Pengantar ........................................................................................................................
Daftar Isi .................................................................................................................................
BAB I.PENDAHULUAN ...........................................................................................................
A. LatarBelakang .................................................................................................................
B. Rumusan Masalah ...........................................................................................................
BAB II. PEMBAHASAN .........................................................................................
A. Pancasila Sebagai Sistem Etika .....................................................................................
B. Pemahaman Konsep dan Teori Etika ..................................................
C. Pengertian Nilai, Norma, dan Moral ......................................................................
D. Pengertian Nilai Dasar, Nilai Instrumental,dan Nilai Praktis ..........
BAB III. PENUTUP .............................................................................................

A. KESIMPULAN.............................................................................................................
B. DAFTARPUSTAKA.......................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pancasila adalah sebagai dasar negara Indonesia yang memegang peranan penting dalam
setiap aspek kehidupan masyarakat Indonesia salah satunya adalah “Pancasila sebagai suatu
sistem etika”. Di dunia internasional bangsa Indonesia terkenal sebagai salah satu negara
yang memiliki etika yang baik, rakyatnya yang ramah, sopan santun, dll.
Pancasila adalah suatu kesatuan yang majemuk tunggal, setiap sila tidak dapat berdiri
sendiri terlepas dari sila lainnya, diantara sila satu dan lainnya tidak saling bertentangan. Inti
dan isi Pancasila adalah manusia monopluralis yang memiliki un
sur-unsur susunan kodrat (jasmani –rohani), sifat kodrat (individu-makhluk sosial),
kedudukan kodrat sebagai pribadi berdiri sendiri, yaitu makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Pancasila merupakan penjelmaan hakekat manusia monopluralis sebagai kesatuan
Pancasila memegang peranan besar dalam membentuk pola pikir bangsa Indonesia sehingga
bangsa Indonesia dapat dihargai sebagai salah satu bangsa yang beradab didunia
.Kecenderungan menganggap acuh dan sepele akan kehadiran pancasila diharapkan dapat
ditinggalkan dan di tinggalkan, karena pancasila wajib diamalkan oleh warga Negara
Indonesia. Alasan lain karena bangsa yang besar adalah bangsa yang beradab. Pembentukan
etika bukan hal yang susah dan gampang untuk dilakukan, karena etika berasal dari tingkah
laku, perkataan, perbuatan, serta hati nurani kita masing-masing.

B. RUMUSAN MASALAH
a. Apa maksud dari Pancasila sebagai Sistem Etika?
b. Bagaimana pemahaman konsep dan teori dari etika?
c. Apa yang dimaksud dengan Nilai, Norma, dan Moral yang terdapat dalam etika?
d. Apa yang dimaksud dengan Nilai Dasar, Nilai Instrumental, dan Nilai Praktis?
BAB II

PEMBAHASAN
A. PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
 Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang dan bagaimana kita dan mengapa
kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil
sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral.
 Etika berkaitan dengan masalah nilai karena etika pada pokoknya membicarakan
masalah- masalah yang berkaitan dengan predikat nilai “susila” dan “tidak susila”,
”baik” dan “buruk”.
 Etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus merupakan suatu cabang dari ilmu-
ilmu kemanusiaan (humaniora). Sebagai cabang falsafah, etika membahas sistem-
sistem pemikiran yang mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Dan sebagai
cabang ilmu, etika membahas bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran
moral tertentu.
B. PEMAHAMAN KONSEP DAN TEORI ETIKA
Dari asal usul kata, etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti adat
istiadat/kebiasaan yang baik. Perkembangan etika yaitu study tentang kebiasaan manusia
berdasarkan kesepakatan menurut ruang dan waktu yang berbeda yang menggambarkan
perangai manusia dalam kehidupan pada umumnya. Dan etika mempunyai arti yang berbeda
dilihat dari sudut pandang pengguna yang berbeda dari istilah itu.
Bagi ahli falsafah, etika adalah ilmu atau kajian formal tentang moralitas. Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia, etika adalah nilai mengenai benar dan salah yang dianut
suatu golongan atau masyarakat. Menurut Maryani Ludigdo (2001), etika adalah seperangkat
nilai atau norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang haru dilakukan
maupun ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi.
Dalam mengkaji masalah, etika terdiri dari 2 teori :
a. Teori Konsekuensialis
Kelompok teori yang konsekuensialis yang menilai baik buruknya perilaku mausia atau
benar tidaknya sebagai manusia berdasarkan konsekuensi atau akibatnya. Yakni dilihat dari
apakah perbuatan atau tindakan itu secara keseluruhan membawa akibat baik lebih banyak
daripada akibat buruknya atau sebaliknya. Teori ini mendasarkan diri atas suatu keyakinan
bahwa hidup manusia secara kodrati mengarah pada suatu tujuan. Yang termasuk kedalam
kelompok konsekuensalis dan teleologis adalah teoori egoisme, eudaimonisme, dan
utilarisme. Sesuai dari kata konsekuen yaitu etika tersebut sesuai dengan apa yang
dikatakannya dan diperbuatnya.
b. Teori Non Konsekuensialis
Teori ini menilai baik buruknya perbuatan atau benar salahnya tindakan tanpa melihat
konsekuensi atau akibatnya, melainkan dengan hokum atau standar moral. Teori ini juga
disebut dengan etika deontologist karena menekankan konsep kewajiban moral yang wajib
ditaati manusia.
C. PENGERTIAN NILAI, NORMA, DAN MORAL
1. Nilai adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk
memuaskan manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan menarik minat
seseorang atau kelompok. Nilai bersumber pada budi yang berfungsi mendorong
dan mengarahkan (motivator) sikap dan perilaku manusia.
2. Norma adalah perwujudan martabat manusia sebagai mahluk budaya, moral, religi,
dan sosial. Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki
oleh tata nilai untuk dipatuhi. Oleh karena itu norma dalam perwujudannya norma
agama, norma filsafat, norma kesusilaan, norma hukum dan norma sosial. Norma
memiliki kekuatan untuk dipatuhi karena adanya sanksi. Norma-norma yang
terdapat dalam masyarakat antara lain :
 Norma agama : adalah ketentuan hidup masyarakat yang ber- sumber pada
agama.
 Norma kesusilaan : adalah ketentuan hidup yang bersumber pada hati nurani,
moral atau filsafat hidup.
 Norma hukum : adalah ketentuan-ketentuan tertulis yang berlaku dan
bersumber pada UU suatu Negara tertentu.
 Norma sosial : adalah ketentuan hidup yang berlaku dalam hubungan antara
manusia dalam masyarakat.
3. Moral berasal dari kata mos (mores) yang sinonim dengan kesusilaan, kelakuan.
Moral adalah ajaran tentang hal yang baik dan buruk, yang menyangkut tingkah
laku dan perbuatan manusia. Seorang pribadi yang taat kepada aturan-aturan,
kaidah-kaidah dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakatnya, dianggap
sesuai dan bertindak secara moral. Jika sebaliknya yang terjadi maka pribadi itu
dianggap tidak bermoral. Moral dalam perwujudannya dapat berupa peraturan dan
atau prinsip-prinsip yang benar, baik terpuji dan mulia. Moral dapat berupa
kesetiaan, kepatuhan terhadap nilai dan norma yang mengikat kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
D. PENGERTIAN NILAI DASAR, NILAI INSTRUMENTAL,DAN NILAI PRAKTIS
 Nilai Dasar
Meskipun nilai bersifat abstrak dan tidak dapat diamati oleh panca indra manusia,
namun dalam kenyataannya nilai berhubungan dengan tingkah laku manusia. Setiap orang
miliki nilai dasar yaitu berupa hakikat, esensi, intisari atau makna yang dalam dari nilai-nilai
tersebut. Nilai dasar berifat universal karena karena menyangkut kenyataan obyek dari segala
sesuatu.
Contohnya tentang hakikat Tuhan, manusia serta mahkluk hidup lainnya. Nilai dasar
yang berkaitan dengan hakikat manusia maka nilai-nilai itu harus bersumber pada hakikat
kemanusiaan yang dijabarkan dalam norma hukum yang diistilahkan dengan hak dasar (hak
asasi manusia). Dan apabila nilai dasar itu berdasarkan kepada hakikat suatu benda
(kuatutas,aksi, ruang dan waktu) maka nilai dasar itu juga dapat disebut sebagai norma yang
direalisasikan dalam kehidupan yang praksis. Nilai Dasar yang menjadi sumber etika bagi
bangsa Indonesia adalah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
 Nilai Instrumental
Nilai instrumental adalah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai dasar.
Nilai dasar belum dapat bermakna sepenuhnya apabila belum memiliki formulasi serta
parameter atau ukuran yang jelas dan konkrit. Apabila nilai instrumental itu berkaitan dengan
tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari makan itu akan menjadi norma moral.
Namun apabila nilai instrumental itu berkaitan dengan suatu organisasi atau Negara, maka
nilai instrumental itu merupakan suatu arahan, kebijakan, atau strategi yangbersumber pada
nilai dasar sehingga dapat juga dikatakan bahwa nilai instrumental itu merupakan suatu
eksplisitasi dari nilai dasar. Dalam kehidupan ketatanegaraan Republik Indonesia, nilai-nilai
instrumental dapat ditemukan dalam pasal-pasal undang-undang dasar yang merupakan
penjabaran Pancasila.
 Nilai praksis
Merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam kehidupan yang lebih
nyata dengan demikian nilai praksis merupakan pelaksanaan secara nyata dari nilai-nilai
dasar.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Simpulan dari hasil pembelajaran penulis selama penyusunan makalah ini, penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut :
Pendukung dari Pancasila sebagai sistem etika adalah Pancasila memegang peranan
dalam perwujudan sebuah sistem etika yang baik di negara ini. Di setiap saat dan dimana saja
kita berada kita diwajibkan untuk beretika disetiap tingkah laku kita. Seperti yang tercantum
di sila ke dua pada Pancasila, yaitu “Kemanusian yang adil dan beradab” sehingga tidak
dapat dipungkiri bahwa kehadiran pancasila dalam membangun etika bangsa ini sangat
berandil besar. Dengan menjiwai butir-butir Pancasila masyarakat dapat bersikap sesuai etika
baik yang berlaku dalam masyarakat maupun bangsa dan negara.
DAFTAR PUSTAKA

Bakry, Noor Ms. 2010. Pendidikan Pancasila. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. Darmodiharjo,
Darjidkk. 1991. Santiaji Pancasila: Suatu Tinjauan Filosofis, Historis dan Yuridis
Konstitusional. Surabaya: Usaha Nasional. Darmodihardjo, D. 1978. Orientasi Singkat
Pancasila. Jakarta: PT. Gita Karya. Delors, J. et al. 1996. Learning the Treasure Within,
Education for the 21th Century. New York: UNESCO. Diponolo.G.S. 1975. Ilmu Negara
Jilid 1. Jakarta: PN Balai Pustaka. Martodihardjo, Susanto, dkk. 1993, Bahan Penataran
Pedoaman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Jakarta: BP-7 Pusat. Muzayin. 1992.
Ideologi Pancasila (Bimbingan ke Arah Penghayatan dan Pengamalan bagi Remaja). Jakarta:
Golden Terayon Press. Notonagoro.1994. Pancasila Secara ilmiah Populer. Jakarta: Bumi
Aksara. Nugroho, Tarli. tt. Ekonomi Pancasila: Refleksi Setelah Tiga Dekade.

Anda mungkin juga menyukai