Disusun Oleh :
Kelompok 3
2A
Agustina Widyaningsih 2820172993
Annisa Hidayatun 2820172998
Fathika Azhari Nahar 2820173012
Fitri Nurhidayati 2820173015
Ndari Margi Asih Utami 2820173025
Selli Kartikayani 2820173034
Tenia Sri Panuntun 2820173038
Nadhea Nur Hazilla 2720162844
Pada penyusunan tugas ini, kelompok mendapat bantuan dari pihak secara
langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu tidak lupa kelompok
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Novi Widyastuti., S. Kep., Ns., M . Kep., Sp., Kep. J. dosen pengajar
mata kuliah Keperawatan Jiwa atas pengarahan dan bimbingan yang
diberikan.
2. Seluruh teman teman dari Akademi Keperwatan Notokusumo Yogyakarta
DAFTAR ISI
ii
COVER.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
KONSEP..................................................................................................................3
2.1 Pengertian....................................................................................................3
2.2 Etiologi.........................................................................................................4
2.3 Klasifikasi....................................................................................................5
2.4 Tanda dan Gejala........................................................................................6
2.5 Rentang Respon...........................................................................................6
2.6 Pohon Masalah............................................................................................7
2.7 Pengkajan....................................................................................................7
2.8 Diagnosa Keperawatan...............................................................................8
2.9 Rencana Tindakan Keperawatan..............................................................8
BAB III...................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan................................................................................................11
3.2 Saran...........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
berkembang sebagai respons terhadap hilangnya atau berubahnya
perawatan diri seseorang yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri
positif. Harga diri rendah situasional merupakan perkembangan
persepsi negatif tentang harga diri sebagai respons seseorang terhadap
situasi yang sedang dialami(Wilkinson, 2012). Harga diri rendah
merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri
yang negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal dalam mencapai keinginan(Herman, 2011).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan harga diri
rendah situasional
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian harga diri rendah
b. Mengetahui etiologi harga diri rendah
c. Mengetahui klasifikasi harga diri rendah
d. Mengetahui tanda dan gejala harga diri rendah
e. Mengetahui rentang respon harga diri rendah
f. Mengetahui pohon masalah harga diri rendah
g. Mengetahui pengkalian asuhan keperawatan pada klien
dengan harga diri rendah
h. Mengetahui diagnose keperawatan asuhan keperawatan
pada klien dengan harga diri rendah
i. Mengetahui rencana tindakan keperawatan asuhan
keperawatan pada klien dengan harga diri rendah
2
BAB II
KONSEP
2.1 Pengertian
Harga diri rendah adalah suatu kondisi dimana individu menilai dirinya
atau kemampuan dirinya negative atau suatu perasaan menganggap dirinya
sebagai seseorang yang tidak berharga dan tidak dapat bertanggung jawab
atas kehidupannya sendiri (Nurhalimah, 2018).
Harga Diri Rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negative terhadap diri
sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri,
merasa gagal karena tidak mampu mencapai keingginan sesuai ideal diri
(Keliat, 1998 dikutip Yosep, I., 2009).
3
2.2 Etiologi
Proses terjadinya harga diri rendah dijelaskan oleh Stuart dan Laraia (2008)
dalam konsep stress adaptasi yang terdiri dari faktor predisposisi dan
presipitasi.
a. Faktor predisposisi
1. Biologis
Faktor heriditer (keturunan) adanya riwayat anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa, riwayat penyakit kronis atau trauma kepala
serta penggunaan napza.
2. Psikologis
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan seperti adanya
riwayat pengasingan dari lingkungan dan orang terdekat serta harapan
yang tidak realistis. Kegagalan berulang, kurang mempunyai tanggung
jawab personal dan memiliki ketergantungan yang tinggi pada orang
lain merupakan faktor lain yang menyebabkan gangguan jiwa. Selain
itu pasien dengan harga diri rendah memiliki penilaian yang negatif
terhadap gambaran dirinya, mengalami krisis identitas, peran yang
terganggu dan ideal diri yang tidak realistis. Adanya penilaian yang
negatif atau labeling dari orang-orang yang berarti, sangat berpengaruh
terhadap penilaian terhadap individu tentang dirinya.
3. Faktor sosial budaya
Penilaian negatif dari lingkungan terhadap pasien, sosial ekonomi
rendah, pendidikan yang rendah serta adanya riwayat penolakan
lingkungan pada tahap tumbuh kembang anak, merupakan pengaruh
sosial budaya yang dapat menimbulkan harga diri rendah.
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi yang menimbulkan harga diri rendah antara lain :
1. Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan pengalaman
psikologis yang tidak menyenangkan, menyaksikan peristiwa yang
mengancam kehidupan, menjadi pelaku, korban maupun saksi dari
perilaku kekerasan.
2. Ketegaangan peran: ketegangan peran dapat disebabkan karena
a. Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang berkaitan
dengan pertumbuhan seperti transisi dari masa kanak-kanak ke
4
remaja. Mengapa masa ini sangat penting karena pada usia remaja
merupakan usia dimana individu mulai membentuk konsep diri.
b. Transisi peran situasi: terjadi karena bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat-sakit: merupakan pergeseran dari kondisi sehat
ke sakit. Transisi ini dapat disebabkan karena hilangnya sebagian
anggota tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi
tubuh. Atau perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh
kembang normal, prosedur medis dan keperawatan.
2.3 Klasifikasi
Menurut Fitria (2009), harga diri rendah dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang
sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif
mengenai diri dalam berespon, terhadap suatu kejadian (kehilangan,
perubahan).
2. Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu mengalami
evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan dalam
waktu lama.
5
2.5 Rentang Respon
RENTANG RESPON KONSEP DIRI
Isolasi Sosial
EFEK
3
4 CAUSA
Mekanisme koping Mekanisme koping
individu tidak efektif keluarga tidak efektif
2.7 Pengkajan
Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasipada pasien
dan keluarga (pelaku rawat/ caregiver). Tanda dan gejala harga driri rendah
6
dapat ditemukan melalui wwancara dengan contoh pertanyaan sebagai
berikut:
a. Coba anda ceritakan bagaimana Anda menilai diri Anda dahulu, saat ini
dan yang akan datang?
b. Coba ceritakan apakah penilaiaan Anda terhadap diri sendiri
mempengaruhi hubungan Anda dengan orang lain?
c. Coba Anda jelaskan harapan Anda saat ini dan yang akan datang?
d. Apa saja harapan yang telah Anda capai? Apa yang Anda lakukan
sehingga harapan Anda tercapai?
e. Apa saja harapan yang belum berhasil Anda capai?
f. Apa yang Anda lakukan untuk mencapai harapan yang belum terpenuhi?
7
untuk membimbing pasien melatih kegiatan yang telah diajarkan oleh perawat
untuk mengatasi harga diri rendah.
A. Tindakan Keperawatan untuk Pasien Harga Diri Rendah
1. Membina hubungan saling percaya, dengan cara:
a. Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien.
b. Perkenalkan diri dengan pasien: perkenalkan nama dan nama
panggilan yang perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama
panggilan pasien yang disukai.
c. Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini.
d. Buat kontrak asuhan: apa yang perawat akan lakukan bersama
pasien, berapa lama akan dikerjakan, dan tempatnya dimana.
e. Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang
diperoleh untuk kepentingan terapi.
f. Tunjukkan sikap empati terhadap pasien.
g. Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan.
2. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien. Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah:
a. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif
pasien (buat daftar kegiatan).
b. Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan penilaian
yang negatif setiap kali bertemu dengan pasien.
3. Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat
digunakan. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
a. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
(pilih dari daftar kegiatan): buat daftar kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini.
b. Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan
terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
4. Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan berdasarkan
daftarkegiatan yang dapat dilakukan. Tindakan keperawatan yang
dapat dilakukan adalah:
a. Diskusikan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih saat
pertemuan.
b. Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang ia
tetapkan.
c. Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya).
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali per hari.
8
e. Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang
diperhatikan pasien.
5. Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai
kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan. Tindakan
keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
a. Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang
telah dilatih.
b. Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan pasien
setiap hari.
c. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan
perubahan setiap aktivitas.
d. Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien
dan keluarga.
e. Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya
setelah pelaksanaan kegiatan.
f. Yakinkan bahwa kelurga mendukung setiap aktivitas yang
dilakukan pasien.
B. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga dengan Pasien Harga Diri
Rendah
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami
evaluasi diri negatif tentang kemampuan dirinya(Fitria, 2013).
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti,
rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri
dan kemampuan diri(keliat, 2011)
Menurut Fitria (2009), harga diri rendah dibedakan menjadi 2,
yaitu:
1. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu
yang sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami
perasaan negatif mengenai diri dalam berespon, terhadap suatu
kejadian (kehilangan, perubahan).
2. Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu
mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau
kemampuan dalam waktu lama.
3.2 Saran
a. Masyarakat
Tidak perlu malu bagi keluarga yang mempunyai seorang anak
atau anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa harga diri
rendah situasional, sehingga yang mengalami gangguan jiwa
tersebut menjadi dikucilkan dan ditaruh dirumah sakit jiwa
karena tidak ingin menanggung malu.
b. Perawat
Selalu memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang terbaik
tanpa membedak-bedakan antara pasien satu dengan yang lain.
Dan harus memberikan pelayanan yang optimal da profesional
sesuai SOP yang diberlaku di rumah sakit.
c. Mahasiswa
Selalu mempelajari bagaimana cara memberikan asuhan
keperawatan bagi orang yang menderita gangguan jiwa,
10
sehingga mempunyai bekal apabila praktek atau mulai bekerja
dirumah sakit.
11
DAFTAR PUSTAKA
Atun, Sri (2018). Modul Praktika Keperawatan Jiwa. Jakarta Pusat : AIPViKI
Fitria, Nita, 2009, Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan, Jakarta:Salemba
Medika
Nurhalimah. 2018. Modul praktika Klinik keperawatan jiwa. Jakarta pusat.
Asosiasi institusi pendidikan vokasi keperawatan Indonesia(AIPViKI)
12