Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN

GANGGUAN JIWA HARGA DIRI RENDAH (HDR)

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Keperawatan Jiwa

Dosen Mata Ajar : Novi Widyastuti Rahayu, S.Kep.,Ns.,M.Kep.,Sp.Kep.J

Disusun Oleh :
Kelompok 3
2A
Agustina Widyaningsih 2820172993
Annisa Hidayatun 2820172998
Fathika Azhari Nahar 2820173012
Fitri Nurhidayati 2820173015
Ndari Margi Asih Utami 2820173025
Selli Kartikayani 2820173034
Tenia Sri Panuntun 2820173038
Nadhea Nur Hazilla 2720162844

AKADEMI KEPERAWATAN NOTOKUSUMO


YOGYAKARTA
2019/2020
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena atas Berkat dan Rahmat-Nyalah, sehingga kelompok dapat menyelesaikan
tugas ini dengan lancar.

Pada penyusunan tugas ini, kelompok mendapat bantuan dari pihak secara
langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu tidak lupa kelompok
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Novi Widyastuti., S. Kep., Ns., M . Kep., Sp., Kep. J. dosen pengajar
mata kuliah Keperawatan Jiwa atas pengarahan dan bimbingan yang
diberikan.
2. Seluruh teman teman dari Akademi Keperwatan Notokusumo Yogyakarta

Dengan segenap kerendahan hati, kelompok menyadari masih banyak


kekurangan dalam penyusunan tugas ini, sehingga kritik dan masukkan yang
konstruktif senantiasa kelompok harapkan demi perbaikan lebih lanjut.

Yogyakarta, Maret 2019

DAFTAR ISI

ii
COVER.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Tujuan..........................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
KONSEP..................................................................................................................3
2.1 Pengertian....................................................................................................3
2.2 Etiologi.........................................................................................................4
2.3 Klasifikasi....................................................................................................5
2.4 Tanda dan Gejala........................................................................................6
2.5 Rentang Respon...........................................................................................6
2.6 Pohon Masalah............................................................................................7
2.7 Pengkajan....................................................................................................7
2.8 Diagnosa Keperawatan...............................................................................8
2.9 Rencana Tindakan Keperawatan..............................................................8
BAB III...................................................................................................................11
PENUTUP..............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan................................................................................................11
3.2 Saran...........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan kebudayaan mesyarakat banyak membawa
perubahan dalam segi manusia. Setiap perubahan situasi kehidupan
baik positif maupun negatif dapat mempengaruhi keseimbangan fisik,
mental, dan psikososial seperti bencana dan konflik yang dialami
sehingga berdampak sangat besar terhadap kesehatan jiwa seseorang
yang berarti akan meningkatkan jumlah pasien gangguan jiwa. Harga
diri seseorang diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Gangguan
harga diri rendah akan terjadi jika kehilangan kasih sayang, perilaku
orang lain yang mengancam dan hubungna interpesonal yang buruk.
Tingkat harga diri seseorang berada dalam rentang tinggi sampai
rendah. Individu yang memiliki harga diri tinggi menghadapi
lingkungan secara aktif dan mampu beradaptasi secara efektif untuk
berubah serta cenderung merasa aman. Individu yang memiliki harga
diri rendah melihat lingkungan dengan cara negatif dan menganggap
sebagai ancaman. (Keliat, 2011)
Menurut (Herman 2011), gangguan jiwa ialah terganggunya
kondisi mental atau psikologi seseorang yang dapat dipengaruhi dari
faktor diri sendiri dan lingkungan. Hal-hal yang dapat mempengaruhi
perilaku manusia ialah keturunan dan konstitusi, umur, dan sex,
keadaan badaniah, keadaan psikologik, keluarga, adat-istiadat,
kebudayaan, dan kepercayaan, pekerjaan, pernikahan, dan kehamilah,
kehilangan dan kematian, orang yang di cintai, rasa permusuhan,
hubungan antar manusia.
Harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu
mengalami evaluasi diri negatif tentang kemampuan dirinya(Fitria,
2013). Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak
berarti, rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri
sendiri dan kemampuan diri(keliat, 2011). Menurut (Fitria, 2013),
Harga diri rendah situasional yaitu evaluasi diri negatif yang

1
berkembang sebagai respons terhadap hilangnya atau berubahnya
perawatan diri seseorang yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri
positif. Harga diri rendah situasional merupakan perkembangan
persepsi negatif tentang harga diri sebagai respons seseorang terhadap
situasi yang sedang dialami(Wilkinson, 2012). Harga diri rendah
merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri
yang negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal dalam mencapai keinginan(Herman, 2011).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan harga diri
rendah situasional
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengertian harga diri rendah
b. Mengetahui etiologi harga diri rendah
c. Mengetahui klasifikasi harga diri rendah
d. Mengetahui tanda dan gejala harga diri rendah
e. Mengetahui rentang respon harga diri rendah
f. Mengetahui pohon masalah harga diri rendah
g. Mengetahui pengkalian asuhan keperawatan pada klien
dengan harga diri rendah
h. Mengetahui diagnose keperawatan asuhan keperawatan
pada klien dengan harga diri rendah
i. Mengetahui rencana tindakan keperawatan asuhan
keperawatan pada klien dengan harga diri rendah

2
BAB II
KONSEP
2.1 Pengertian

Harga diri rendah adalah suatu kondisi dimana individu menilai dirinya
atau kemampuan dirinya negative atau suatu perasaan menganggap dirinya
sebagai seseorang yang tidak berharga dan tidak dapat bertanggung jawab
atas kehidupannya sendiri (Nurhalimah, 2018).

Herdman (2012) mengatakan, harga diri rendah kronik merupakan


evaluasi diri negative yang berkepanjangan/ perasaan tentang diri atau
kemempuan diri. Harga diri rendah yang berkepanjangan termasuk kondisi
tidak sehat mental karena dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan
lain, terutama kesehatan jiwa.

Harga Diri Rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan
rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negative terhadap diri
sendiri atau kemampuan diri. Adanya perasaan hilang kepercayaan diri,
merasa gagal karena tidak mampu mencapai keingginan sesuai ideal diri
(Keliat, 1998 dikutip Yosep, I., 2009).

Harga diri rendah situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-


tiba,misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah,
putushubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi ( korban
perkosaan,dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba ) (Dalami dkk, 2009).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa harga diri


rendah adalah penilaian dari individu itu sendiri, sedangkan penilaian
eksternal merupakan penilaian dari luar diri individu (seperti orang tua,
teman, saudara dan lingkungan) yang sangat mempengaruhi penilaian
individu terhadap dirinya.

3
2.2 Etiologi
Proses terjadinya harga diri rendah dijelaskan oleh Stuart dan Laraia (2008)
dalam konsep stress adaptasi yang terdiri dari faktor predisposisi dan
presipitasi.
a. Faktor predisposisi
1. Biologis
Faktor heriditer (keturunan) adanya riwayat anggota keluarga yang
mengalami gangguan jiwa, riwayat penyakit kronis atau trauma kepala
serta penggunaan napza.
2. Psikologis
Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan seperti adanya
riwayat pengasingan dari lingkungan dan orang terdekat serta harapan
yang tidak realistis. Kegagalan berulang, kurang mempunyai tanggung
jawab personal dan memiliki ketergantungan yang tinggi pada orang
lain merupakan faktor lain yang menyebabkan gangguan jiwa. Selain
itu pasien dengan harga diri rendah memiliki penilaian yang negatif
terhadap gambaran dirinya, mengalami krisis identitas, peran yang
terganggu dan ideal diri yang tidak realistis. Adanya penilaian yang
negatif atau labeling dari orang-orang yang berarti, sangat berpengaruh
terhadap penilaian terhadap individu tentang dirinya.
3. Faktor sosial budaya
Penilaian negatif dari lingkungan terhadap pasien, sosial ekonomi
rendah, pendidikan yang rendah serta adanya riwayat penolakan
lingkungan pada tahap tumbuh kembang anak, merupakan pengaruh
sosial budaya yang dapat menimbulkan harga diri rendah.
b. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi yang menimbulkan harga diri rendah antara lain :
1. Riwayat trauma seperti adanya penganiayaan seksual dan pengalaman
psikologis yang tidak menyenangkan, menyaksikan peristiwa yang
mengancam kehidupan, menjadi pelaku, korban maupun saksi dari
perilaku kekerasan.
2. Ketegaangan peran: ketegangan peran dapat disebabkan karena
a. Transisi peran perkembangan: perubahan normatif yang berkaitan
dengan pertumbuhan seperti transisi dari masa kanak-kanak ke

4
remaja. Mengapa masa ini sangat penting karena pada usia remaja
merupakan usia dimana individu mulai membentuk konsep diri.
b. Transisi peran situasi: terjadi karena bertambah atau berkurangnya
anggota keluarga melalui kelahiran atau kematian.
c. Transisi peran sehat-sakit: merupakan pergeseran dari kondisi sehat
ke sakit. Transisi ini dapat disebabkan karena hilangnya sebagian
anggota tubuh, perubahan ukuran, bentuk, penampilan atau fungsi
tubuh. Atau perubahan fisik yang berhubungan dengan tumbuh
kembang normal, prosedur medis dan keperawatan.
2.3 Klasifikasi
Menurut Fitria (2009), harga diri rendah dibedakan menjadi 2, yaitu:
1. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu yang
sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif
mengenai diri dalam berespon, terhadap suatu kejadian (kehilangan,
perubahan).
2. Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu mengalami
evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau kemampuan dalam
waktu lama.

2.4 Tanda dan Gejala


1. Ungkapan negatif tentang diri sendiri atau orang lain
2. Perasaan tidak mampu
3. Pesimis
4. Penolakan terhadap kemampuan diri
5. Penurunan produktivitas
6. Tidak ada kontak mata ketika berbicara
7. Menundukkan kepala saat berinteraksi
8. Bicara lambat dengan nada suara lemah
9. Ragu untuk memulai hal baru
10. Hipersensitifitas terhadap kritik

5
2.5 Rentang Respon
RENTANG RESPON KONSEP DIRI

Respons adaptif Respon maladatif

Aktualisasi diri Konsep diri Harga diri Kerancuan Depersonalisasi


positif rendah identitas

2.6 Pohon Masalah

Isolasi Sosial

EFEK

Harga diri rendah


MASALAH
UTAMA

3
4 CAUSA
Mekanisme koping Mekanisme koping
individu tidak efektif keluarga tidak efektif

2.7 Pengkajan
Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara dan observasipada pasien
dan keluarga (pelaku rawat/ caregiver). Tanda dan gejala harga driri rendah

6
dapat ditemukan melalui wwancara dengan contoh pertanyaan sebagai
berikut:
a. Coba anda ceritakan bagaimana Anda menilai diri Anda dahulu, saat ini
dan yang akan datang?
b. Coba ceritakan apakah penilaiaan Anda terhadap diri sendiri
mempengaruhi hubungan Anda dengan orang lain?
c. Coba Anda jelaskan harapan Anda saat ini dan yang akan datang?
d. Apa saja harapan yang telah Anda capai? Apa yang Anda lakukan
sehingga harapan Anda tercapai?
e. Apa saja harapan yang belum berhasil Anda capai?
f. Apa yang Anda lakukan untuk mencapai harapan yang belum terpenuhi?

2.8 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan dirumuskan berdasarkan tanda dan gejala harga


diri rendah yang ditemukan. Pada pasien gangguan jiwa, diagnosis
keperawatan yang ditegakkan adalah: Harga diri rendah. Berdasarkan pohon
masalah diatas, penyebab timbulnya gangguan harga diri rendah dapat
dijelaskan sebagai berikut: Harga diri rendah merupakan core problem
( masalah utama). Apabila harga diri rendah dikarenakan pasien memiliki
mekanisme koping yang inefektif dan dapat pula dikarenakan mekanisme
koping keluarga yang inefektif.

2.9 Rencana Tindakan Keperawatan


Tindakan keperawatan harga diri rendah dilakukan terhadap pasien dan
keluarga/pelaku yang merawat pasien. Saat melakukan pelayanan di poli
kesehatan jiwa, puskesmas atau kunjungan rumah, perawat menemui keluarga
terlebih dahulu sebelum menemui pasien. Bersama keluarga, perawat
mengidentifikasi masalah yang dialami pasien dan keluarga.
Setelah itu, perawat menemui pasien untuk melakukan pengkajian dan
melatih cara untuk mengatasi harga diri rendah yang dialami pasien. Setelah
perawat selesai melatih pasien maka perawat kembali menemui dan melatih
keluarga untuk merawat pasien, serta menyampaikan hasil tindakan yang
telah dilakukan terhadap pasien dan tugas yang perlu keluarga lakukan yaitu

7
untuk membimbing pasien melatih kegiatan yang telah diajarkan oleh perawat
untuk mengatasi harga diri rendah.
A. Tindakan Keperawatan untuk Pasien Harga Diri Rendah
1. Membina hubungan saling percaya, dengan cara:
a. Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien.
b. Perkenalkan diri dengan pasien: perkenalkan nama dan nama
panggilan yang perawat sukai, serta tanyakan nama dan nama
panggilan pasien yang disukai.
c. Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini.
d. Buat kontrak asuhan: apa yang perawat akan lakukan bersama
pasien, berapa lama akan dikerjakan, dan tempatnya dimana.
e. Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang
diperoleh untuk kepentingan terapi.
f. Tunjukkan sikap empati terhadap pasien.
g. Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan.
2. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien. Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah:
a. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif
pasien (buat daftar kegiatan).
b. Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan penilaian
yang negatif setiap kali bertemu dengan pasien.
3. Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat
digunakan. Tindakan keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
a. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini
(pilih dari daftar kegiatan): buat daftar kegiatan yang dapat
dilakukan saat ini.
b. Bantu pasien menyebutkannya dan memberi penguatan
terhadap kemampuan diri yang diungkapkan pasien.
4. Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan berdasarkan
daftarkegiatan yang dapat dilakukan. Tindakan keperawatan yang
dapat dilakukan adalah:
a. Diskusikan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih saat
pertemuan.
b. Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang ia
tetapkan.
c. Latih kegiatan yang dipilih (alat dan cara melakukannya).
d. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali per hari.

8
e. Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang
diperhatikan pasien.
5. Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai
kemampuannya dan menyusun rencana kegiatan. Tindakan
keperawatan yang dapat dilakukan adalah:
a. Beri kesempatan pada pasien untuk mencoba kegiatan yang
telah dilatih.
b. Beri pujian atas aktivitas/kegiatan yang dapat dilakukan pasien
setiap hari.
c. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan
perubahan setiap aktivitas.
d. Susun daftar aktivitas yang sudah dilatihkan bersama pasien
dan keluarga.
e. Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya
setelah pelaksanaan kegiatan.
f. Yakinkan bahwa kelurga mendukung setiap aktivitas yang
dilakukan pasien.
B. Tindakan Keperawatan untuk Keluarga dengan Pasien Harga Diri
Rendah

Keluarga diharapkan dapat merawat pasien harga diri rendah di


rumah dan menjadi sistem pendukung yang efektif bagi pasien.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Harga diri rendah merupakan keadaan dimana individu mengalami
evaluasi diri negatif tentang kemampuan dirinya(Fitria, 2013).
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti,
rendah diri, yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri
dan kemampuan diri(keliat, 2011)
Menurut Fitria (2009), harga diri rendah dibedakan menjadi 2,
yaitu:
1. Harga diri rendah situasional adalah keadaan dimana individu
yang sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami
perasaan negatif mengenai diri dalam berespon, terhadap suatu
kejadian (kehilangan, perubahan).
2. Harga diri rendah kronik adalah keadaan dimana individu
mengalami evaluasi diri yang negatif mengenai diri atau
kemampuan dalam waktu lama.
3.2 Saran
a. Masyarakat
Tidak perlu malu bagi keluarga yang mempunyai seorang anak
atau anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa harga diri
rendah situasional, sehingga yang mengalami gangguan jiwa
tersebut menjadi dikucilkan dan ditaruh dirumah sakit jiwa
karena tidak ingin menanggung malu.
b. Perawat
Selalu memberikan pelayanan asuhan keperawatan yang terbaik
tanpa membedak-bedakan antara pasien satu dengan yang lain.
Dan harus memberikan pelayanan yang optimal da profesional
sesuai SOP yang diberlaku di rumah sakit.

c. Mahasiswa
Selalu mempelajari bagaimana cara memberikan asuhan
keperawatan bagi orang yang menderita gangguan jiwa,

10
sehingga mempunyai bekal apabila praktek atau mulai bekerja
dirumah sakit.

11
DAFTAR PUSTAKA

Atun, Sri (2018). Modul Praktika Keperawatan Jiwa. Jakarta Pusat : AIPViKI

Fitria, Nita, 2009, Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan, Jakarta:Salemba
Medika
Nurhalimah. 2018. Modul praktika Klinik keperawatan jiwa. Jakarta pusat.
Asosiasi institusi pendidikan vokasi keperawatan Indonesia(AIPViKI)

Sutejo. 2010. Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru

12

Anda mungkin juga menyukai