Anda di halaman 1dari 9

TUTORIAL

BLOK 6

KELOMPOK 6:

1. Ery Indra P. (201700340003)


2. Lutfa Nadia (201700340008)
3. Prasetyo Adi N. (201700340014)
4. Fatma Nur Aini (201700340027)
5. Lutfanita Afrisa F. (20170340031)
6. Amelia Nurusyifa K.R (201700340046)
7. Muthia Nisa F. (201700340054)
8. Rusydia (20170340069)
9. Fitri Ramadhana (201700340075)
10. Ika Sukma N. (201700340079)
11. Hanan Sukma (201700340082)
12. Estetika Prapinanti (201700340102)
13. Yumna Yudantoro (201700340111)
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan karunia-nya yang telah diberikan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan hasil
Laporan Tutorial Skenario 4 Blok I ini sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Dalam penyusunan laporan tutorial skenario 1 blok 6 ini, penulis menyadari


sepenuhnya banyak terdapat kekurangan di dalam penyajiannya. Hal ini disebabkan
terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki, penulis menyadari bahwa
tanpa adanya bimbingan dan petunjuk dari semua pihak tidaklah mungkin hasil laporan
tutorial skenario 1 blok 6 dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada:

1. Allah SWT berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan
dengan baik.

2. drg.Affina selaku dosen pembimbing kelompok 6, atas segala masukkan,


bimbingan dan kesabaran dalam menghadapi segala keterbatasan penulis.

3. Teman-teman sejawat yang telah memberikan masukan dalam penyusunan


laporan.

Akhir kata, segala bantuan serta amal baik yang telah diberikan kepada
penulis, mendapatkan balasan dari Allah SWT, serta Laporan Tutorial Skenario 1
Blok 6 ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan para pembaca umumnya.

Yogyakarta, 21 Mei 2018

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Skenario Kasus

A fifty five year old male patient complain a pain of his left mandibular molar
tooth filling after a year later. Recently, he complained about his molar tooth that sensitive to
cold drink. During the examination, the dentist found that the previous composite filling
material had changed colour on the edge of the filling. The dentist suggested to replace the
composite filling.
BAB II

PEMBAHASAN
A. Seven Jumps
I. Mengklarifikasi istilah atau konsep
 Composite filler : Bahan yang terdiri dari 2 bahan atau lebih
untuk menghasilkan bahan tumpatan yang kuat dan terdiri dari 2
material atau lebih yang terdiri dari sifat kimia dan fisika yang
berbeda.
 Tumpatan gigi : Menambal cavitas pada gigi dapat
menggunakan amalgam dan resin composite

II. Menetapkan masalah


1) Apa saja komposisi resin komposit ?
2) Apa saja sifat resin komposit ?
3) Apa saja klasifikasi resin komposit ?
4) Bagaimana mekanisme kebocoran pada tumpatan resin komposit ?
5) Bagaimana mekanisme perlekatan tumpatan resin komposit pada gigi ?
6) Kenapa bahan tumpatan pasien mengalami perubahan warna?
7) Bagaimana pencegahan dan perawatan pada kasus di scenario?

III. Menganalisis Masalah


1. Komposisi resin komposit tersusun dari beberapa komponen. Kandungan
utama yaitu matriks resin dan partikel pengisi anorganik. Disamping kedua
bahan tersebut, beberapa komponen lain diperlukan untuk meningkatkan
efektivitas dan ketahanan bahan. Suatu bahan coupling (silane) diperlukan
untuk memberikan ikatan antara bahan pengisi anorganik dan matriks
resin, juga aktivator-aktivator diperlukan untuk polimerisasi resin.
Sejumlah kecil bahan tambahan lain meningkatkan stabilitas warna
(penyerap sinar ultra violet) dan mencegah polimerisasi dini (bahan
penghambat seperti hidroquinon). Komponen-komponen tersebut
diantaranya :
 Resin matriks . Kebanyakan bahan komposit menggunakan monomer

yang merupakan diakrilat aromatik atau alipatik. Bisphenol-A-Glycidyl


Methacrylate (Bis- GMA), Urethane Dimethacrylate (UDMA), dan
Trietilen Glikol Dimetakrilat (TEGDMA) merupakan Dimetakrilat
yang umum digunakan dalam resin komposit .Monomer dengan berat
molekul tinggi, khususnya Bis-GMA amatlah kental pada temperatur
ruang. Monomer yang memiliki berat molekul lebih tinggi dari pada
metilmetakrilat yang membantu mengurangi pengerutan polimerisasi.
Nilai polimerisasi pengerutan untuk resin metil metakrilat adalah 22 %
V dimana untuk resin Bis-GMA 7,5 % V. Ada juga sejumlah komposit
yang menggunakan UDMA ketimbang Bis-GMA.
 Filler (anorganik). Penambahan partikel bahan pengisi kedalam resin
matriks secara signifikan meningkatkan sifatnya. Seperti berkurangnya
pengerutan karena jumlah resin sedikit, berkurangnya penyerapan air
dan ekspansi koefisien panas, dan meningkatkan sifat mekanis seperti
kekuatan, kekakuan, kekerasan, dan ketahanan abrasi.
 Coupling agent atau bahan pengikat. Coupling agent berfungsi untuk
mengikat partikel bahan pengisi dengan resin matriks. Adapun
kegunaannya yaitu untuk meningkatkan sifat mekanis dan fisik resin,
dan untuk menstabilkan hidrolitik dengan pencegahan air. Ikatan ini
akan berkurang ketika komposit menyerap air dari penetrasi bahan
pengisi resin. Bahan pengikat yang paling sering digunakan adalah
organosilanes.

2. Sifat-sifat resin komposit antara lain adalah :


 Sifat fisik  wujud dari resin komposit
-Warna : translucent dilihat dari kandungan filler, akan tetapi sensitive
terhadap pewarnan atau staining
-Kekuatan/strength : cukup kuat untuk anterior dan posterior tapi masih
lebih rendah dibanding amalgam
-Setting : waktu yg dibutuhkan setting hanya 20-60 detik setelah
penyinaran

 Sifat mekanik : kemampuan resin komposit bertahan dalam kavitas.


Yang menjamin ketahanan resin komposit untuk bertahan lama
-Adhesi : perlekatan antara dua subastansi yang berbeda karena gaya
tarik menarik. Untuk ikatan adhesi antara resin dan email tidak
berikatan secara kimia.didapatkan 2 cara : ikatan fisik resin dan email
dengan etsa asam yg akan membentuk porositas dan didentin
mengaplikasi dgn maksud menciptakan ikatan resin dengan
bondingnya atau dentin bonding agent.
-Keausan : keausan tinggi karena resin matriknya lunak sehingga filler
lepas.
-Kekuatan : Resin komposit lebih unggul daripada resin akrilik, daya
tahan terhadap fraktur lebih bagus sehingga sering digunakan pada
restorasi gigi incisal

 Sifat kimia: saat komposit mengalami polimerisasi. Polimerisasi :


reaksi kimia dimana molekul polimer dibentuk dari molekul monomer.
Molekul dapat berbentuk apapun tetapi gugus metrakillat ditemukan
pada ujung rantai atau ujung rantai percabangan. Salah satunya adalah
Bis-GMA, teksturnya kental karena punya struktur sentral yang kaku
atau dua cincin dan 2 gugus OH, untuk mengurangi kekentalan
dibutuhkan dimetrakilat yang mempunyai viskositas rendah seperti
TED-GMA.

3. Klasifikasi resin komposit dalah sebagai berikut


Berdasarkan ukuran partikel bahan pengisi resin komposit
 Komposit tradisional 8-12 mikrometer : campuran dr partikel
glass silicate dgn monomer akrilik dimana terjadi polimerisasi
selama aplikasinya. Biasanya menggunaka bahan quartzgilingg
yang lebih tahan abrasi tp permukaan kasar. radiolusent
 Komposit berbahan pengisi mikro 0.04-0,4: permukaan halus,
lebih estetik tetapi mudah aus karena partikel silica
menggumpal
 Komposit partikel kecil 1-5
 Komposit hybrid 0,6-1,0
a. Midi hybrid : gabungan dr mikrofiller dan midifiller
b. Mini/mikrohybrid : gabungan mikrofiller sm
makrofiller
c. Nano hybrid : gabungan dr nano filler dan
midi/mikrofiller
 Komposit nano hybrid 0,00-0,1

Berdasarkan viskositasnya dan penggunaan

 Flowable : digunakan untuk kavitas kecil karena


komposisi dan viskositas rendah, kelebihan : modulus
elastisitas tinggi sehingga fleksible pengaplikasiannya.
Kekurangan : mudah aus karena kurang kuat
 Kondensable/ packable : viskositas tinggi. (+) resistensi
keausan tinggi, (-) tidak dpt digunakan pada kavitas
kecil.

4. Mekanisme Microleakage :
 Perubahan temperature : minum panas, shg menyebabkan celah interfasial.
 Mikroorganisme masuk melewati tubuli dentin sehingga mengiritasi pulpa.

5. Cara pengaplikasian resin komposit pada gigi adalah


1. Etsa asam : bahan biasanya menggunakan asam fosfor (cair/gel dgn

konsentrasi : 35-50% dari pabrik 10-15% atau 34-37%) asam


diaplikasikan pada email dan dibiarkan 15-20 detik akan menyebabkan
hidroksiapatit larut dan berpengaruh pada hilangnya prisma email tepi
inti prisma dan menghasilkan bentuk yang tidak terstruktur dan
menyebabkan ada pori-pori. Dibilas air 20 detik lalu keringkan. Email
harus tampak putih untuk menunjukkan etsa asam berhasil.
2. Bonding dentin dan email. Pada email : dari resin matriks bis-GMA
encer tanpa atau sedikit bahan filler. Dentin : ada 3
i. Dentin kondisioner : asam maleic,edta, asam oksalit,
asam posric dan asam nitrit
ii. Dentin primer : adhesive pd dentin bonding,

menyatukan resin komposit dan komplemen (perantara)


terdiri dari monomer bifungsional pada larutan yg
sesuai
iii. Sealer/ bahan pengisi : gabungan bis-GMA dan
hidroksimetilmetakrilat atau HEMA.

Cara kerja : Bonding terjadi karena 2 substansi bergabung dan adanya gaya
tarik menarik atau adhesi.

1. Permukaan substrat harus bersih


2. Material adhesi dapat membasahi substrat
dengan baik
3. Bahan akan mengalami adaptasi dr substrat akan
melekatkan material tanpa ada udara
terperangkap

Cara pengerasan resin komposit :


1. Pencampuran (mixing dua bahan) atau selfcure  cara kimiawi
melalui pencampuran 2 pasta, 1 pasta mengandung inisiator
bonzoilperoksida dan lainnya mengandung amin tersier. Amin akan
bereaksi dg benzoil peroksida dn membentuk radikal bebas dan
polimerisasi akan terjadi
2. Penyinaran (light cure)  LED, karena ada radikal bebas pemulai
reaksi terdiri atas : molekul fotoinisiator, taporquinon pada pjg
gelombang : 400-500nm, dan activator amin terjadi dalam pasta. Jika
kedua pasta tidak mengalami sinar tidak akan mengeras.

5. Mekanisme Perubahan Warna pada tumpatan gigi


Dari Mikroleakage dpt menyebabkan hipersensitivitas gigi, diskolorasi
restorasi, perubahan warna dentin, karies sekunder, cidera pulpa, dan lepasnya
restorasi. karena Mikroorganisme masuk melewati tubuli dentin sehingga
mempengaruhi warna gigi. Selain itu minum teh atau kopi juga dapat
mempengaruhi.

7. Berikut ini adalah pencegahan dan perawatan yang dapat dilakukan :


 Pencegahan
- Rajin mengecek tumpatan ke dokter gigi
- Menghindari makanan keras yang dapat menyebabkan tekanan
- Dokter gigi memperhatikan teknik dalam menumpat gigi
- Memilih bahan tumpatan yang baik
 Perawatan
-Mengganti tumpatan yang lebih baru
- Jika sudah sampai pulpa dilakukan perawatan endodontic lalu
ditumpat lagi.

IV. Kesimpulan

Resin komposit cukup kuat untuk digunakan pada tambalan gigi posterior dan
resin komposit juga tidak berbahaya seperti amalgam yang dapat menyebabkan
toksisitas merkuri kepada pasien. Selain itu, warnanya yang sewarna gigi
menyebabkan resin komposit digunakan untuk tujuan estetik.

Walaupun warna resin komposit sewarna gigi, tapi bahan ini dapat berubah warna
selama pemakaian. Selain itu dapat juga terjadi pengerutan. Pengerutan biasanya akan
terjadi dan menyebabkan perubahan warna pada marginal tambalan. Komposit dengan
filler berukuran kecil dapat dipergunakan sehingga 9 tahun, lebih lekas rusak
dibandingkan dengan tambalan amalgam.

Kegunaan resin komposit

1. Bahan tambalan pada gigi anterior dan posterior ( direct atau inlay)
2. Sebagai veneer mahkota logam dan jembatan (prosthodontic resin)

3. Sebagai pasak.

4. Sebagai semen pada orthodontic brackets, Maryland bridges, ceramic crown,


inlay, onlay.

5. Pit dan fisur sealant.

6. Memperbaiki restorasi porselen yang rusak.

Anda mungkin juga menyukai