PENDAHULUAN
Hepatitis terjadi akibat proses inflamasi dan/atau nekrosis jaringan hati yang
disebabkan infeksi, obat, toksin, kelainan metabolik, dan kelainan autoimun.
Hepatitis B adalah penyakit virus yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang
endemik di seluruh dunia (1). Hepatitis B (Hep-B) adalah penyakit infeksi virus yang
ditularkan melalui darah, virus ini paling menular di banyak bagian dunia dengan
prevalensi sangat tinggi (2).
Fibrosis hati disebabkan respon penyembuhan luka pada hati terhadap cedera
berulang. Sel parenkim beregenerasi dan menggantikan sel yang nekrosis atau
apoptosis setekah cedera hati akut (2). Distribusi materi Fibrous ini tergantung pada
penyebab cedera hepar. Jaringan fibrous awalnya terketak di sekitar traktus postal
pada hepatitis virus kronis dan kelainan kolestasis kronis, sedangkan pada penyakit
hati yang diinduksi alcohol berlokasi pada area perisentral dan perisinusoidal.
Fibrosis hati berkaitan dengan gangguan utama pada kuantitas dan komposisi ECM
(3).
Regenerasi hati didukung oleh proliferasi sel hati parenkim dan non-
parenkim, termasuk hepatosit liver sinusoidal endothelial cells (LSECs), sel epitel
bilier dan sel Kupfer serta HSC yang berkontribusi pada pemulihan jaringan hati yang
hancur. Proliferasi sel dipicu oleh beberapa faktor pertumbuhan dan sitokin, seperti
HGF, TGF-α, tumor necrosis factor-α (TNF-α), epidermal growth factor (EGF) dan
interleukin-6 (IL-6) yang mengaktifkan reseptor dan pensinyalan hilir serta
transkripsi gen yang terkait dengan perkembangan siklus sel (16).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hepatitis B
2.1.1. Definisi
Hepatitis terjadi akibat proses inflamasi dan/atau nekrosis jaringan hati yang
disebabkan infeksi, obat, toksin, kelainan metabolik, dan kelainan autoimun. Infeksi
yang disebabkan oleh virus, bakteri, serta parasit merupakan penyebab terbanyak dari
hepatitis akut, dimana virus hepatitis merupakan penyebab terbanyak dari infeksi
tersebut. Infeksi virus hepatitis masih merupakan masalah kesehatan utama, baik di
negara yang sedang berkembang maupun negara maju. Hepatitis B adalah penyakit
virus yang disebabkan oleh virus hepatitis B yang endemik di seluruh dunia. Hepatitis
B mempunyai nama lain, yaitu hepatitis tipe B, serum hepatitis dan penyakit kuning
serum homologous (1).
Hepatitis B (Hep-B) adalah penyakit infeksi virus yang ditularkan melalui
darah, virus ini paling menular di banyak bagian dunia dengan prevalensi sangat
tinggi. Hepatitis B merupakan infeksi virus yang menyerang hati dan dapat
menyebabkan penyakit akut maupun kronik yang berpotensial mengancam nyawa.
Infeksi virus hepatitis B (HBV) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
serius dimana infeksi dapat ditularkan melalui hubungan seksual, kontak parenteral
atau ibu yang terinfeksi kepada bayinya saat lahir dan, jika menginfeksi sejak awal
kehidupan dapat menyebabkan penyakit hati kronik, termasuk sirosis dan karsinoma
hepatoselular (2).
Virus hepatitis B termasuk golongan hepadnavirus tipe 1 dan merupakan virus
hepadna yang pertama kali ditemukan. Virus hepatotropik ini mengandung DNA
dengan cincin ganda sirkular yang terdiri dari 3200 nukleotida dengan diameter 42
nm dan terdiri dari 4 gen. Virus hepatitis B dapat ditemukan dalam 3 komponen yaitu
partikel lengkap berdiameter 42 nm, partikel bulat berdiameter 22 nm, dan batang
dengan lebar 22 nm serta panjang sampai 200 nm. Komponen terbanyak dalam
sirkulasi adalah bentuk bulat dan batang yang terdiri atas protein, cairan, dan
karbohidrat yang membentuk hepatitis B surface antigen (HBsAg) dan antigen pre-S.
Core dibentuk oleh selubung hepatitis B core antigen (HBcSg) yang membungkus
DNA, DNA polymerase, transcriptase, dan protein kinase untuk replikasi virus.
Komponen antigen yang terdapat dalam core adalah hepatitis B e antigen (HBeAg).
Antigen ini menjadi petunjuk adanya replikasi virus yang terjadi pada limfosit, limpa,
ginjal, pankreas dan terutama hati. HBeAg merupakan pertanda tidak langsung dari
derajat beratnya infeksi (1; 2).
2.1.2. Patofisiologi dan Derajat Keparahan
Berbagai macam sistem dikembangkan untuk menilai derajat fibrosis jaringan
hati. System METAVIR (F0, F1, F2, F3, F4) dan Ishak (F0, F1, F2, F3, F4, F5, F6)
adalah yang paling banyak digunakan. Sistem METAVIRbaru menyebut sirosis
apabila sudah F4. Penilaian tersebut berdasarkan dari hasil biopsi (3).