Anda di halaman 1dari 7

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tidak bisa dipungkiri bahwa perkembangan teknologi sangat

berpengaruh pada kehidupan dan pola pikir manusia sekarang ini. Bisa di

lihat pada anak-anak jaman sekarang dimana anak usia dibawah 10 tahun

sudah pandai mengoperasikan teknologi canggih seperti, laptop, gadget

dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan waktu bermain dihabiskan

didepan layar monitor sehingga sangat berpengaruh terhadap pengalaman

si anak tersebut. Pengalaman pada masa anak-anak merupakan potensi

dasar bagi kepribadian yang sangat berpengaruh pada perkembangan

anak terutama pada kecerdasan emosionalnya. Anak yang rendah

emosinya jika tidak dikendalikan akan menyebabkan perilaku negatif.

Keadaan demikian disebabkan karena kesadaran diri yang rendah, kurang

memiliki kendali diri, empati yang salah, kurangnya motivasi untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi, sehingga setiap muncul persoalan

cenderung menyikapinya dengan sikap yang salah atau negatif. (Irawan,

2013).

Gadget adalah media yang dipakai sebagai alat komunikasi modern

dan semakin mempermudah kegiatan komunikasi manusia. Gadget yang

saat ini banyak digemari masyarakat khususnya kalangan remaja,

mempunyai beberapa jenis-jenis gadget yang sering digunakan (Irawan,

1
2013). Jenis-jenis gadget diantaranya Iphone, Ipad, Blackberry, Netbook,

dan Handphone.

Berdasarkan menurut pemerhati anak, Seto Mulyadi menjelaskan,

ada pengaruh positif dan negatif ketika menggunakan gadget. Namun,

jika gadget digunakan untuk memutar pornografi hasilnya berpengaruh

negatif pada anak. Hal ini benar-benar harus dilakukan perlindungan

khusus orang tua kepada anak. Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, Senin

(24/07/2017). Perlu diketahui yang dilaksanakan oleh Kementerian

Kominfo ditemukan bahwa 98 persen anak tahu tentang internet dan 79,5

persen diantaranya adalah pengguna internet yang dimana akses internet

dapat dilakukan dari mana saja dan menggunakan bermacam macam alat

seperti televisi, handphone dan leptop. Tetapi, kemajuan teknologi dan

pengunaan gadget dapat mempengaruhi kesehatan mata anak, masalah

tidur, kesulitan konsentrasi, menurunnya prestasi belajar, perkembangan

fisik, perkembangan sosial, perkembangan otak, dan kecerdasann

emosional dan penundaan perkembangan bahasa anak.

Menurut Derry Iswidharmanjaya (2014: 16) dampak buruk

penggunaan gadget pada anak sebagai berikut: Menjadi pribadi yang

tertutup, kesehatan terganggu, gangguan tidur, suka menyendiri dan

ancaman Cyberbullying

2
Kecerdasan emosional adalah kemampuan merasakan, memahami,

dan secara efektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber

energi, informasi, koneksi, dan pengaruh yang manusiawi. Kecerdasan

emosional bukanlah muncul dari pemikiran intelek yang jernih, tetapi dari

pekerjaan manusia. Kecerdasan emosional bukanlah tentang trik-trik

penjualan atau cara menata sebuah ruangan. Kecerdasan emosional

bukanlah tentang memakai topeng kemunafikan atau penggunaan

psikologi untuk mengendalikan, mengeksploitasi, atau memanipulasi

seseorang. Kecerdasan emosional tidak cukup hanya memiliki perasaan.

Kecerdasan emosional menuntut kita untuk belajar mengakui dan

menghargai perasaan, pada diri kita dan orang lain, dan untuk

menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif informasi dan

energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. (Wisnu et

al,2017).

Kecerdasan emosional akan terus berkembang sepanjang hidup

manusia. Hal ini menjadi alasan kuat untuk menanamkan kecerdasan

emosional sejak anak-anak. Karena momen anak-anak sangat tepat untuk

menanamkan kecerdasan emosional. Pengalaman-pengalaman emosi

pada saat anak-anak akan menjadi pondasi kuat untuk mengembangkan

potensi kecerdasan emosi anak. Penanaman kecerdasan emosi pada anak

dapat dilakukan dengan langkah awal yaitu memahami perkembangan

dan kestabilan emosi anak serta memahami lingkungan perkembangan

anak yang dapat digunakan sebagai acuan perkembangan emosi meraka.

3
Kecenderungan orang tua untuk mengabaikan perkembangan

emosi anak di usia tumbuh kembangnya dapat memicu kondisi kesehatan

mental anak yang disebut dengan childhood emotional neglect (CEN).

CEN merupakan gangguan emosional yang sulit untuk dikenali oleh

orangtua ataupun keluarga terdekat. Namun hal ini dapat lebih mudah

dikenal saat si anak sudah beranjak dewasa, yang ditandai dengan

kesulitan memahami emosi, mengekspresikan perasaan, kesulitan untuk

berkomunikasi, dan menjalin hubungan sosial dengan orang lain. CEN

justru lebih dapat dikenali oleh pihak ketiga di luar lingkungan sosial si

anak, karena orang tersebut merasakan adanya perbedaan kontras dari

cara berperilaku dan berkomunikasi dari seseorang yang mengalami

CEN.

Ketika terganggu maka akan berdampak terhadap perilakunya

seperti kecerdasan emosional akan mempengaruhi anak terlalu bersikap

keras terhadap diri sendiri, kurang rasa kepemilikan, merasa bangga

melakukan berbagai hal seorang diri,sering merasa tidak puas sulit

memahami perasaan diri sendiri, dan depresi. (Wisnu et al, 2017).

Sekolah dasar 007 Samarinda merupakan salah satu pusat

pelayanan pemerintah kota Samarinda yang ada di wilayah Kecamatan

Samarinda Ilir yang mempunyai Visi yaitu ‘Membentuk warga Negara

unggul sejak dini yang cerdas, berprestasi, bertaqwa dan cinta

lingkungan’. Dan Misi adalah ‘Melaksanakan pembelajaran secara aktif,

efektif, kreatif, dan menyenangkan sehingga dapat mengembangkan

4
potensi siswa secara optimal, menumbuhkan semangat keungulan kepada

seluruh warga sekolah, mendorong siswa mengenal potensi dirinya

sehingga dapat dikembangkan secara optimal, menumbuhkan dan

mempertebal kader keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha

Esa, menerapkan manajemen berbasis sekolah dengan melibatkan warga

sekolah dan stoke holder untuk kemandirian sekolah, dan Menjalin

kerjasama yang harmonis antar warga sekolah dan lingkungan.

Dari hasil wawancara kepada 10 anak di Sekolah Dasar 007

Samarinda ilir tentang Hubungan Durasi Penggunaan Gadget Dengan

Kecerdasan Emosional Anak, menunjukkan bahwa dari 5 anak laki-laki

mengatakan bahwa dari usia 9-11 tahun udah bermain gadget, anak

tersebut bermain gadget selama 2-3 jam dan konten yang ditonton pada

anak laki-laki hanya dengan bermain game dan nonton youtobe,

sedangkan 5 anak perempuan mengatakan bahwa dari usia 10-11 tahun

sudah bermain gadget, bermain selama 2 jam dan konten hanya dengan

menonton youtobe.

Dan hasil wawancara wali kelas mengatakan perubahan perilaku

siswa di Sekolah Dasar 007 Samarinda bahwa kecerdasan emosional anak

berubah, seperti prestasi siswa menurun, sering berkelahi dengan teman

sekelasnya, sering melawan guru, jarang mengerjakan tugas rumah, tidak

semangat dalam mengikuti kegiatan belajar di kelas dan berbicara tidak

menyenangkan dengan teman-temannya saat bermain.

5
1.2. Rumusan Masalah

“Bagaimana Hubungan Durasi Penggunaan gadget Dan Kecerdasan

Emosional Pada Siwa Kelas 6 di Sekolah Dasar 007 Samarinda ilir ?”

1.3. Tujuan

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Hubungan Durasi Penggunaan gadget Dan Kecerdasan

Emosional Pada Siswa.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran Durasi Penggunaan Gadget

2. Untuk mengetahui gambaran kecerdasan emosional pada siswa

3. Untuk mengetahui Hubungan Durasi Penggunaan Gadget Dan

Kecerdasan Emosional Pada Siswa

1.4. Manfaat Penelitian

1. Bagi Orang Tua

Memberikan informasi mengenai ada tidaknya hubungan dari

kebiasaan bermain gadget pada anak terhadap kecerdasan

emosional pada anak.

6
2. Bagi Sekolah

Memberikan informasi mengenai pengaruh gadget terhadap

kecerdasan emosional, sehingga dari pihak sekolah nantinya dapat

memberikan pengarahan atau cara penanganan yang sesuai agar

para siswa mau membatasi kebiasaan dirinya dalam bermain

gadget.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Memberikan informasi mengenai ada tidaknya hubungan dari

kebiasaan bermain gadget pada anak terhadap perkembangan

emosional pada siswanya. Sehingga sekolah lebih tahu bagaimana

harus mengambil sikap demi menjaga dan mengarahkan siswanya

agar dapat tumbuh dan berkembang lebih baik lagi, terutama dalam

aspek perkmbangan kecerdasan emosionalnya.

4. Penelitian Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan atau

pembanding bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan

masalah emosional anak, terutama kecerdasan emosional anak

sekolah.

Anda mungkin juga menyukai