Anda di halaman 1dari 20

PROPOSAL

PENGEMBANGAN MODUL FISIKA SMP BERBASIS PETA KONSEP PADA


MATERI GAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR KOGNITIF
SISWA

OLEH :
FIDEL W. A. BABIS
8420320140072

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) SOE
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendidikan merupakan suatu proses dalam mempengaruhi peserta
didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, sehingga diharapkan
peserta didik dapat berfungsi dalam kehidupan masyarakat (Realita, dkk.,
2016). Dengan demikian, pemerintah berusaha memperbaiki mutu pendidikan
dengan cara mengembangkan sistem pendidikan, diantaranya kurikulum 2013.
Dalam kurikulum 2013, proses pembelajaran merupakan salah satu elemen
dari standar proses yang mengalami perubahan guna pencapaian keberhasilan
pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.
Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala atau
fenomena alam di sekitarnya melalui serangkaian proses ilmiah (Nurdiasari &
Sudarti, 2017). Tujuan mata pelajaran fisika yaitu membantu peserta didik
untuk memiliki kemampuan, menguasai konsep dan prinsip fisika, serta
mempunyai sikap percaya diri dalam memecahkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan peristiwa alam (Sudaryati, dkk., 2017).
Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan di SMP Negeri Siso
pada saat PPL ditemukan bahwa dalam proses pembelajaran di kelas media
atau sumber belajar yang digunakan masih terbatas pada buku yang sudah ada
sebagai sumber belajar bagi peserta didik dan materi yang disajikan masih
banyak bersifat abstrak. Hal ini sebagai salah satu penyebab rendahnya
pemahaman dan hasil belajar peserta didik. Salah satu cara untuk
meningkatkan pemahaman maupun hasil belajar peserta didik yaitu dengan
cara mengembangkan bahan ajar yang baik. Salah satu bahan ajar yang
dikembangkan adalah modul.
Modul adalah paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian
pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis untuk
membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran (Setiyadi, dkk., 2017).
Menurut (Linda, dkk., 2018) modul merupakan bahan ajar yang disajikan
secara sistematis dan lengkap, dengan modul peserta didik dapat belajar
mandiri di sekolah maupun di rumah.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mempermudah peserta
didik untuk memahami konsep-konsep dalam sains adalah peta konsep
(concept mapping). Peta konsep adalah suatu teknik mencatat yang
mengkombinasikan antara gambar, simbol, warna, huruf dan kata-kata yang
saling berkaitan sebagai penjelasan dari suatu hal (Rahayu, dkk., 2017).
Dalam proses pembelajaran, peta konsep dapat digunakan untuk semua
jenjang pendidikan, mulai dari SD sampai perguruan tinggi.
Hasil penelitian Hardanti, dkk., (2016) menunjukkan pengembangan
modul fisika berbasis peta konsep pada materi gelombang elektromagnetik
SMA Negeri 1 Dolopo Kabupaten Medium Jawa Timur diperoleh gain
ternormalisasi sebesar 0,3 yang menunjukkan hasil belajar siswa meningkat
dengan kategori sedang. Berdasarkan penelitian yang sudah ada maka, peneliti
tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “ pengembangan modul
fisika SMP berbasis peta konsep pada materi gaya untuk meningkatkan hasil
belajar kognitif peserta didik”.

1.2. Identifikasi Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan
pokok masalah yaitu :
1) Proses pembelajaran di kelas masih terdapat banyak kendala salah
satunya adalah keterbatasan sumber belajar yang mengakibatkan hasil
belajar peserta didik rendah
2) Peserta didik merasa kurang paham dengan materi yang diajarkan
dan perlu dijelaskan berulang kali.
1.3. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka batasan penelitian ini
yaitu :
1) Pengembangan modul pembelajaran fisika SMP berbasis peta
konsep untuk meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik
2) Penelitian ini hanya pada materi gaya kelas VIII SMP
1.4. Rumusan Masalah
1) Bagaimana mengembangkan modul fisika SMP berbasis peta
konsep untuk meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik?
2) Apakah ada perbedaan hasil belajar kognitif peserta didik sebelum
dan sesudah menggunakan modul fisika berbasis peta konsep?
3) Bagaimana respon peserta didik terhadap penggunaan modul fisika
berbasis peta konsep?
1.5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1) Mengembangkan modul fisika SMP berbasis peta konsep untuk
meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik SMP.
2) Mengetahui perbedaan hasil belajar kognitif peserta didik sebelum
dan sesudah menggunakan modul fisika berbasis peta konsep.
3) Mengetahui respon peserta didik terhadap penggunaan modul
fisika berbasis peta konsep.
1.6. Manfaat Penelitian
1) Modul fisika SMP berbasis peta konsep diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik
2) Modul fisika SMP berbasis peta konsep dapat dijadikan sebagai
bahan ajar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Deskripsi Teori


2.1.1. Pengertian Modul
Modul adalah paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian
pengalaman belajar yang direncanakan dan dirancang secara sistematis
untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran (Setiyadi,
dkk., 2017). Menurut (Linda, dkk., 2018) Modul merupakan bahan ajar
yang disajikan secara sistematis dan lengkap, sehingga peserta didik dapat
menggunakan untuk belajar mandiri di sekolah maupun di rumah

2.1.2. Peta Konsep


Peta konsep adalah suatu teknik mencatat yang mengkombinasikan
antara gambar, simbol, warna, huruf dan kata-kata yang saling berkaitan
sebagai penjelasan dari suatu hal (Rahayu, dkk., 2017). Dalam proses
pembelajaran, peta konsep dapat digunakan untuk semua jenjang
pendidikan, mulai dari SD sampai perguruan tinggi. Hardanti dkk., 2016
(dalam Haris, 2005:18) mengemukakan kelebihan peta konsep bagi guru
dan peserta didik. Kelebihan peta konsep bagi guru adalah sebagai berikut:
1. Pemetaan konsep dapat menolong guru mengorganisir seperangkat
pengalaman belajar secara keseluruhan yang akan disajikan.
2. Pemetaan konsep merupakan cara terbaik menghadirkan materi
pelajaran, hal ini disebabkan peta konsep adalah alat belajar yang tidak
menimbulkan efek verbal bagi peserta didik, karena peserta didik
dengan mudah melihat, membaca dan mengerti makna yang diberikan.
3. Pemetaan konsep menolong guru memiliki aturan pengajaran
berdasarkan kerangka kerja yang hirarki.
4. Peta konsep membantu guru meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pengajaran konsep.
Sedangkan kelebihan peta konsep bagi peserta didik adalah sebagai
berikut:
1. Pemetaan konsep merupakan cara belajar yang mengembangkan
proses belajar yang bermakna yang akan meningkatkan pemahaman
peserta didik dan daya ingat belajarnya.
2. Dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas perpikir peserta
didik, yang pada hakikatnya akan menimbulkan sikap kemandirian
belajar yang lebih pada peserta didik.
3. Mengembangkan struktur kognitif yang terintegrasi dengan baik
yang akan memudahkan belajar.
4. Dapat membantu peserta didik melihat makna materi pelajaran
secara lebih komprehensif dalam setiap komponen konsep-konsep dan
miskonsepsi.
2.1.3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah tujuan akhir dari proses pembelajaran yang
didapat berdasarkan bagaimana pembelajaran itu diterima oleh peserta
didik. Hasil belajar juga menggambarkan kemampuan-kemampuan yang
dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya (Samiasih,
dkk., 2015). Menurut (Subadi, 2013), hasil belajar merupakan perubahan
tingkah laku pada peserta didik yang dapat diamati dan diukur dalam
bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Perubahan tersebut
dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik
dibanding dari sebelumnya. Menurut (Bloom, dkk., 1956), aspek dalam
hasil belajar dikelompokan ke dalam tiga domain yaitu aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik. Setiap domain disusun dalam beberapa jenjang
kemampuan mulai dari hal yang mudah sampai dengan hal yang sukar.
Dalam penelitian ini hanya terbatas pada aspek kognitif, adapun
komponen-kompen dalam aspek kognitif yaitu :
1. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal telah
dipelajari dan tersimpan dalam ingatan.
2. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna
tentang hal yang dipelajari.
3. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah
untu menghadapi masalah yang nyata dan baru.
4. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan
baik.
5. Sintesis, kemampuan menyatukan konsep atau komponen sehingga
dapat membentuk suatu struktur yang memiliki pola baru.
6. Evaluasi, kemampuan untuk berpikir dan memberikan penilaiaan
serta pertimbangan dari nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu.
2.1.4. Gaya
a. Pengertian gaya
Gaya adalah suatu tarikan atau dorongan yang dapat menyebabkan
perubahan bentuk benda, arah gerak benda dan kecepatan gerak benda. Jika
gaya yang bekerja pada suatu benda, selama gaya itu bekerja, kecepatan
gerak benda akan selalu bertambah atau berkurang secara teratur. Jika
benda mula-mula dalam keadaan bergerak dan bekerja berlawanan arah
dengan arah gerak benda, kecepatan gerak benda akan berkurang secara
teratur dan pada suatu saat benda tersebut akan berhenti. Benda dalam
keadaan ini disebut mengalami gerak diperlambat beraturan. Sebaliknya,
jika gaya tersebut searah dengan arah gerak benda, benda akan mengalami
pertambahan kecepatan secara teratur benda dalam keadaan ini disebut
mengalami gerak dipercepat beraturan.
b. Resultan Gaya (Paduan Gaya)
Dua atau lebih gaya yang bekerja pada sebuah benda dalam satu
garis kerja disebut resultan gaya. Resultan gaya diberi simbol R, resultan
gaya dibedakan menjadi dua , yaitu:
1) Gaya-gaya yang segaris dan searah
Jika dua buah gaya F1 dan F2 segaris kerja dan searah.
Besar resultan kedua gaya tersebut adalah jumlah kedua gaya. Arah
resultan gaya ini searah dengan kedua gaya. Jika gaya-gaya yang
segaris dan searah lebih dari satu, besar resultan gaya-gaya tersebut
adalah jumlah semua gaya itu. Secara matematis dapat ditulis :
R=F 1 + F2 + F 3 +.............................................
2) Gaya-gaya yang segaris dan berlawanan arah
Jika ada lebih dari dua gaya yang segaris dan berlawanan arah,
gaya yang mempunyai arah ke kanan bertanda positif, sedangkan gaya
yang mempunyai arah ke kiri bertanda negatif. Secara sistematis dapat
ditulis:
R=−F 1+ F 2 + F3 +.............................................
c. Macam-macam Gaya
Gaya dapat dibedakan menjadi gaya sentuh dan gaya tak sentuh.
Gaya sentuh adalah gaya yang bekerja melalui sentuhan. Contohnya gaya
otot, gaya gesek dan gaya mesin. Sedangkan gaya tak sentuh adalah gaya
yang dapat bekerja walaupun tanpa sentuh. Contohnya gaya listrik, gaya
magnet dan gaya gravitasi bumi.
2.2. Kerangka Berpikir

Masih menggunakan buku


Hasilcetak
belajar kognitif peserta didik rendah
+ Kondisi Awal

Mengembangkan modul fisika berbasis peta konsep


Tindakan Hasil belajar kognitif peserta didik meningkat

Diduga:
Penggunaan modul pembelajaran fisika berbasis peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik
Kondisi Akhir

Gambar 1. Kerangka berpikir


2.3. Hipotesis
Dilakukan penelitian untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan
hasil belajar kognitif siswa pada materi gaya dengan menggunakan modul
fisika berbasis peta konsep
H0 = Tidak ada perbedaan hasil belajar kognitif siswa sebelum dan
sesudah menggunakan modul fisika berbasis peta konsep.
Ha = Ada perbedaan hasil belajar kognitif siswa sebelum dan sesudah
menggunakan modul fisika berbasis peta konsep.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Penelitian itu bertujuan untuk menghasilkan modul fisika berbasis peta
konsep untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran
fisika di SMP Negeri Siso. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Metode Research and Development (R&D) menggunakan
model pengembangan Thiagarajan (1974), yakni model 4-D (Define, Design,
Develop and Disseminate). Adapun langkah-langkah model 4-D yaitu :
1. Define
Tujuan dari tahap ini yaitu menetapkan dan mendefinisikan
kebutuhan-kebutuhan dalam pengembangan modul fisika SMP berbasis
peta konsep. Penetapan pengembangan dibutuhkan beberapa langkah
seperti, langkah pengumpulan informasi, studi literatur dan studi lapangan,
tahap ini meliputi lima langkah pokok yaitu :
a. Analisis Awal (front analysis)
Pada tahap ini, peneliti mendapatkan masalah mendasar di
SMP Negeri Siso. Beberapa fakta dan permasalahan yang ditemukan
memudahkan peneliti untuk mencari solusi alternatif untuk menjawab
permasalahan.
Beberapa masalah yang teridentifikasi antara lain pembelajaran
di dalam kelas media atau sumber belajar masih terbatas pada buku
cetak dan materi yang disajikan masih bersifat abstrak yang
mengakibatkan hasil belajar peserta didik rendah. Berdasarkan
permasalahan tersebut dipilih sebuah solusi mengembangkan modul
fisika SMP berbasis peta konsep pada materi gaya untuk meningkatkan
hasil belajar kognitif peserta didik.
b. Analisi Siswa (learner analysis)
Analisis siswa bertujuan untuk menelaah karakteristik peserta
didik SMP secara umum meliputi kemampuan, latar belakang
pengetahuan dan tingkat perkembangan kognitif peserta didik. Hasil
dari wawancara peserta didik secara pengamatan dalam kelas
menunjukkan bahwa setiap peserta didik memiliki cara belajar
tersendiri dalam memahami materi belajarnya. Sehingga dalam proses
pembelajaran diperlukan media pembelajaran yang mampu
memfasilitasi peserta didik untuk memahami materi dengan berbagai
cara belajar. Pengembangan modul pembelajaran fisika SMP berbasis
peta konsep dianggap perlu untuk memfasilitasi berbagai cara belajar
peserta didik.
c. Analisis Konsep (concept analysis)
Analisis materi bertujuan untuk mengidentifikasi, merinci dan
menyusun secara sistematis bagian-bagian utama yang relevan yang
akan dipelajari peserta didik yang ada pada modul dan berdasarkan
analisis awal dan akhir. Untuk mengembangkan modul ini, materi yang
dipilih yaitu gaya. Langkah pertama pada analisis materi ini yaitu
melakukan indentifikasi KD yang terdapat pada silabus dan membuat
susunan susunan kegiatan peserta didik yang nantinya akan menjadi isi
dalam modul.
d. Analisis Tugas (task analysis)
Analisis tugas mencakup materi dan tujuan pembelajaran.
Tahap ini merupakan dasar untuk merumuskan indikator pembelajaran
dan hasil belajar kognitif peserta didik yang akan dikembangkan dalam
modul fisika berbasis peta konsep pada materi gaya.
e. Spesifikasi Tujuan Pembelajaran (specifying instructional
objectives)
Spesifikasi tujuan pembelajaran ditujukan untuk
menkoversikan tujuan dari analisis materi dan analisis tugas. Tujuan
pembelajaran dirumuskan tujuan umum yang tercantum pada
kurikulum 2013
2. Design (Perancangan)
Tahap ini dilakukan untuk membuat modul sesuai dengan kerangka
isi hasil analisis kurikulum dan materi. Fokus tahap ini yaitu menyusun
sebuah modul fisika berbasis peta konsep pada materi gaya untuk
meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik. Penyusunan kerangka isi
modul ini melalui beberapa langkah, diantaranya :
a. Penyusunan Tes Acuan Kriteria (Constracting Criterion-
Referenced
Test)
Pada tahap ini, peneliti menyusun instrumen yang digunakan
untuk menilai kelayakan modul yang dikembangkan (instrumen
validasi), serta menyusun instrumen untuk menilai
hasil belajar kognitif peserta didik (instrumen soal pre-test dan
posttest), serta respon peserta didik (instrumen angket respon peserta
didik).
b. Pemilihan media
Kegiatan pemilihan media ini dilakukan untuk menentukan
media yang tepat untuk materi pembelajaran. Proses pemilihan media
disesuaikan dengan analisis materi pada modul pengembangan.
c. Pemilihan format
Format modul disesuaikan dengan format modul yang bertujuan
untuk menemukan konsep dengan memenuhi kriteria baik, menarik,
memudahkan dan membantu dalam pembelajaran fisika dan
meningkatkan hasil belajar kognitif peserta didik. Adapun format
modul pada penelitian pengembangan ini sebagai berikut :
1) Halaman muka (cover)
2) Kata pengantar
3) Daftar isi
4) Petunjuk penggunaan modul
5) Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator
6) Tujuan Pembelajaran
7) Materi kegiatan Peserta didik
8) Daftar pustaka
d. Desain Awal
Desain awal merupakan desain modul yang dirancang, dengan
melibatkan aktivitas guru dan peserta didik. Modul yang dikembangkan
ini berbasis peta konsep
3. Develop
Tahap pengembangan dilakukan dengan cara menilai isi dan
keterbacaan pengembangan modul draft 1. Tujuan dari tahap ini adalah
unutk menghasilkan produk akhir modul. Adapun langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Validasi Modul
Validasi adalah kegiatan untuk mengetahui valid tidaknya suatu
modul dengan kriteria-kriteria tertentu. Dalam hal ini, validasi
dilakukan para pakar yang terdiri oleh ahli materi, ahli media dan guru
fisika SMP. Hasil validasi dilakukan untuk mengetahui kelayakan
modul untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran fisika.
Berdasarkan hasil validasi oleh pakar ahli, selanjutnya dijadikan bahan
masukkan untuk memperbaiki modul sebelum diujicobakan. modul
pengembangan ini disebut dengan draft 2.
b. Uji Coba Lapangan
Tujuan utama pelaksanaan uji coba modul adalah untuk
mengetahui sejauh mana respon guru dan siswa terhadap modul. Uji
coba lapangan ini menggunakan modul draft 2 dan dilakukan secara
dua tahap, yaitu uji keterbacaan (terbatas) dan uji coba operasional. Uji
keterbacaan bertujuan untuk mengetahui tingkat keterbacaan
modul draft 2 sebelum digunakan dalam uji coba lapangan operasional.
Sedangkan uji coba lapangan operasional adalah untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar kognitif peserta didik setelah menggunakan
modul fisika berbasis peta konsep hasil pengembangan. Berdasarkan
data hasil uji coba maka peneliti melakukan evaluasi untuk
memperbaiki modul draft 2 sehingga dihasilkan produk akhir (modul
draft 3).
e. Disseminate
Langkah ini merupakan tahap akhir dari penelitian pengembangan.
Tahap disseminate dilakukan untuk menyebarluaskan produk modul yang
telah dikembangkan.

3.2. Populasi dan Sampel


Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri Siso,
sedangkan sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri Siso kelas
VIII.
3.3. Instrumen dan alat pengumpulan data
Instrumen dan alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah :
1. Soal test
2. Angket validasi
3. Angket respon siswa
3.4. Teknik Analisis Data
Data yang dianalisis pada penelitian ini meliputi analisis angket validitasi
modul, analisis butir soal pre-test dan postest, uji coba hipotesis dan analisis
angket respon siswa terhadap modul fisika. Berikut ini uraian dari masing-
masing instrumen yang dianalisis.
1. Analisis Angket Validitas
Hasil dari angket validasi dilakukan analisis dengan rumus sebagai
berikut
Rumus yang digunakan untuk menghitung presentasi sebagai berikut :
Σ ( Jawaban x tiap bobot pili h an )
Persentase= x 100
n x bobot tertinggi
Keterangan :
Σ: Jumla h
n : Jumlah angket
Rumus diatas digunakan sebagai ketentuan dalam
memberikan makna dan pengambilan keputusan, maka
digunakan ketetapan yang dijelaskan pada tabel 1.1 berikut :
Tabel 1.1. Konversi Tingkat PencapaiaanBerdasarkan Hasil Validasi Ahli
Tingkat Pencapaian Kategori Ketererangan

90% - 100% Sangat tinggi Tidak perlu


direvisi
70% - 89% Tinggi Tidak perlu
direvisi
50% - 69% Cukup Direvisi
30% - 49% Kurang Direvisi
≤ 29% Sangat kurang Direvisi

2. Analisis Butir Soal dan Uji Hipotesis


a) Validalitas
berguna untuk mengetahui kevalidan atau kesesuaian angket yang
digunakan untuk menggunakan prinsip mengkorelasi atau
menghubungkan antara masing-masing skor item dengan skor total
yang di peroleh. Untuk menghitung validalitas soal menggunakan
persamaan :

N . ∑ xy−( ∑ x ).( ∑ y )
r xy =
√ N .∑ x 2−( ∑ x )2 .( N . ∑ y 2−(∑ y )2 )
Keterangan :
= Koefesien korelasi antara dua kelompok
r xy
N = Jumlah subjek penelitian
X = Jumlah skor kelompok pertama
Y = Jumlah skor kelompok kedua

b) Reliabilitas
Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat
dikatakan dapat mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika taraf
kepercayaan tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.
Persamaannya :
2r xy
r 11 =
1+r xy
Keterangan :
koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan
r 11 =
= korelasi antara skor-skor tiap belahan tes
r xy
c) Daya beda
Untuk menentukkan daya pembeda soal tes. Digunakan rumus sebagai
berikut :
BA BB
DP= −
JA JB

Keterangan :
DP = daya pembeda
BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab benar
BB = banyaknya kelompok bawah yang menjawab benar
JA = banyaknya kelompok atas
JB = banyaknya kelompok bawah
d) Tingkat kesukaran
Persamaan untuk mengukur tingkat kesukaran
B
P=
JS
Keterangan :
P = Tingkat kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab betul
JS = Jumlah seluruh siswa pretest tes
1) Uji normalitas
Digunakan untuk mengetahui bahwa data yang diperoleh berdistribusi
normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan pada data rata-rata skor
pretest-posttest.
Persamaannya :
k
(O i −E1 )
x =∑
2

i=1 Ei
Keterangan :
= frekuensi observasi
Oi
= frekuensi ekspektasi
Ei
= harga chi kuadrat yang diperoleh dari perhitungan
x2
2) Uji t
Rumus yang digunakkan untuk menghitung uji t adalah :
x1 −x 2
t=

√(
Keterangan:
s
n1
12
) +
s
22
n2

= rata-rata skor posttest


x1
= rata-rata skor pretest
x2
= jumlah siswa / warga belajar pada saat posttest
n1
= jumlah siswa / warga belajar pada saat pretest
n2
= variansi rata-rata posttest
s2
1

= variansi rata-rata pretest


s
22
3. Analisis Respon Siswa
Respon peserta didik setelah menggunakan modul fisika berbasis peta
konsep yang dilakukan dengan mengubah nilai kualitatif menjadi nilai
kuantitatif. Pengubahan nilai kuantitaif ini disesuaikan dengan keterangan
pada Tabel 1.2
Tabel 1.2 konversi skor angket respon siswa
Pilihan jawaban Skor
Positif Negatif
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
Sangat tidak setuju 1 4

Untuk menghitung presentasi siswa digunakan persamaan :

Jumla h skor respon siswa


respon siswa= +100
Jumla h maksimal skor

Dari hasil presentasi tersebut, selanjutnya dikonversi sesuai ketentuan


dalam tabel 1.2.
Tabel 1.3 Konversi Nilai Angket Respon Siswa
No Presentase Kategori
1 R>85 Sangat positif
2 70 R <85 Positif
3 50 R <70 Kurang positif
4 R<50 Sangat negatif
DAFTAR PUSTAKA

Abulia Realita, S. S. (2016). PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS


SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT (STM) PADA MATERI
FLUIDA STATIS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN
HASIL BELAJAR SISWA SMA KELAS X. JURNAL INKUIRI ISSN:
2252-7893, Vol 5, No. 3 , hal 113-121.
Asri Sudaryati, S. S. (2017). PENGEMBANGAN MODUL FISIKA BERBASIS
MASALAH PADA MATERI LISTRIK DINAMIS UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF
SISWAKELAS X SMA/MA. JURNAL INKUIRI ISSN: 2252-7893, Vol.
6, No. 3 , hal 127-140.
Desy Nurdiasari, S. (Maret 2017). PENGEMBANGAN MODUL
PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS KONTEKSTUAL DISERTAI
CERGAM MATERI LISTRIK DINAMIS SMA KELAS X. Jurnal
Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 1 , hal 22-29.
Eka Karunia Hardanti, S. C. (2016 ). PENGEMBANGAN MODUL
PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS PETA KONSEP PADA
MATERI GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK KELAS XI SMAN 1
DOLOPO KABUPATEN MADIUN JAWA TIMUR. JURNAL INKUIRI
ISSN: 2252-7893, Vol 5, No. 2 , hal 64-70.
Guru, T. A. (2017). IPA FISIKA UNTUK SMP/MTs KELAS VIII. JAKARTA:
ERLANGGA.
Irfandi, R. L. (2018). PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA
BERBASIS LEARNING CYCLE - 5E PADA MATERI IKATAN
KIMIA. Jurnal Kimia dan Pendidikan Vol.3, No.2 .
Muhammad Wahyu Setiyadi, I. H. (Agustus 2017). Pengembangan Modul
Pembelajaran Biologi Berbasis Pendekatan Saintifik Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Journal of Educational Science and
Technology Volume 3 Nomor 2 , Hal. 102-112.
Ni Putu Ayu Samiasih, d. (2015). PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
TALKING STICK BERBANTUAN VIDEO PEMBELAJARAN
TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII.
e-Journal Edutech Universitas Pendidikan Ganesha Vol: 3 No: 1 .
Siti Dwi Rahayu, T. P. (September 2017). PENGEMBANGAN MODUL FISIKA
BERBASIS CONCEPT MAPPING PADA MATERI ELASTISITAS DI
SMA. Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol 6 No. 3 , hal 240-247.
Subadi. (2013). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Alat
Peraga Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Metode Stad
Pada Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar Bagi Siswa. Vol. 01 No.
01 .
Sugiyono, P. D. (2017). METODE PENELITIAN PENDIDIKAN. Bandung:
Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai