Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH RETURN ON ASSET DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP RETURN SAHAM

(Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar


di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2010-2015)

Lilis Purnamasari
Universitas PGRI Yogyakarta

ABSTRACT

Financial statement, especially which related with companies return on assets and return on
equity, was one of most important information that used by investor to make a valuation company
performance. The objective of this research is to know the influence between return on assets and
return on equity flowon share return.
The data used in this research was secondary data from monetery data in Indonesia Stock
Exchange official site (www.idx.co.id). This research sample are 19 Bankin Company in Indonesia
Stock Exchange, with purposive sampling method. The data pooling method (year 2010-2015)
amount of sample are (n) =114, to examinthe hypothesis this research are use multiple regresion
analisy.
The result of this research show that there is no influence between return on assets on
share return and there is no influence between return on equity on share return.
From the research results obtained t count value 0.966 and significance level 0.336 is greater than
the significant value α = 0.05 means the research hypothesis is rejected, which means there is no
significant effect between ROA on stock returns.

Key Words: Return on Assets, Return on Equity, and Share Return.

ABSTRAK

Laporan keuangan khususnya yang terkait dengan return on assets dan retun on equity
adalah salah satu informasi penting yang digunakan oleh investor untuk menilai kinerja
perusahaan.Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh return on assets dan return on equity
terhadap return saham.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder dari data keuangan disitus
resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id).Sampel penelitian ini berjumlah 19 perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan metode purposive
sampling yaitu suatu metode dengan menetapkan kriteria tertentu. Metode pengumpulan data
(tahun 2010-2015) dengan jumlah sampel(n) = 114, untuk menguji hipotesis penelitian ini
menggunakan uji F.
Hasil pengujian diperoleh bahwa return on assets tidak berpengaruh terhadap return saham
dan tidak ada pengaruh antara return on equity terhadap return saham. Dari hasil penelitian
diperoleh nilai t hitung 0,966dan tingkat signifikansi 0,336 yang lebih besar dari nilai signifikan α =
0,05 berarti hipotesis penelitian ditolak yang berarti tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
ROA terhadap return saham.

Kata Kunci:Return on Assets, Return On Equity dan Return Saham.

PENDAHULUAN informasi lainnya yang berkaitan dengan


Di dalam masyarakat bisnis, akuntansi perusahaan yang bersangkutan (Warsidi dan
dikenal sebagai bahasa.Hal ini dikarenakan Bambang, 2009).
fungsi akuntansi yang merupakan media Ditinjau dari sudut pandang manajemen,
komunikasi di antara para pelaku bisnis dan laporan keuangan merupakan media bagi
ekonomi.Informasi akuntansi sebagaimana mereka untuk mengkomunikasikan
tersaji di dalam laporan keuangan tahunan performance keuangan perusahaan yang
yang dipublikasikan perusahaan memberikan dikelolanya kepada pihak-pihak yang
gambaran mengenai kondisi keuangan berkepentingan.Sedangkan ditinjau dari sudut
perusahaan pada saat tertentu, prestasi operasi pandang pemakai, informasi akuntansi
dalam suatu rentang waktu, serta informasi- diharapkan dapat digunakan untuk mengambil

1
keputusan yang rasional dalam praktek bisnis berbagai cara untuk memperoleh return yang
yang sehat. diharapkan, baik melalui analisis sendiri
Setiap perusahaan memiliki tujuan jangka terhadap perilaku perdagangan saham,
panjang dan jangka pendek.Tujuan perusahaan maupun dengan memanfaatkan sarana yang
jangka pendek adalah mendapatkan diberikan oleh para analisis pasar modal,
keuntungan.Tujuan perusahaan jangka panjang seperti broker, dealer dan manajer investasi.
adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik Pola perilaku perdagangan saham di pasar
usaha.Pemaksimalan kesejahteraan pemilik modal dapat memberi kontribusi bagi pola
usaha dapat dideteksi dari meningkatnya harga perilaku harga saham di pasar modal tersebut.
saham. Kesejahteraan dalam hal ini adalah Pola perilaku harga saham akan menentukan
kesejahteraan. pola return yang diterima dari saham tersebut
Moneter. Secara khusus lagi, menurut (Budi dan Nurhatmini, 2008).
Tandelilin (2007) ada beberapa alasan Return saham merupakan hasil yang
mengapa investor melakukan investasi, antara diperoleh dari kegiatan investasi. Return
lain adalah untuk mendapatkan kehidupan yang dibedakan menjadi dua, yaitu return realisasi
lebih layak di masa mendatang, mengurangi (return yang terjadi atau dapat juga disebut
tekanan inflasi, dan dorongan menghemat sebagai return sesungguhnya) dan expected
pajak. Apabila investor memiliki jumlah saham return (return yang diharapkan oleh investor)
yang tetap tetapi harga saham tersebut (Jogiyanto, 2008). Harapan untuk memperoleh
meningkat maka, kekayaan pemilik perusahaan return juga terjadi dalam asset financial. Suatu
tersebut akan meningkat. Kekayaan pemilik asset financial menunjukkan kesediaan investor
saham dihitung dari jumlah saham yang dimiliki menyediakan sejumlah dana pada saat ini
dikalikan dengan harga pasar saham saat itu. untuk memperoleh sebuah aliran dana pada
Salah satu cara yang biasa digunakan masa yang akan datang sebagai kompensasi
dalam menilai perusahaan adalah pendekatan atas faktor waktu selama dana ditanamkan dan
fundamental. Pendekatan tersebut terutama risiko yang ditanggung. Dengan demikian para
ditujukan kepada faktor-faktor yang pada investor sedang mempertaruhkan suatu nilai
umumnya berada di luar pasar modal, yang sekarang untuk sebuah nilai yang diharapkan
dapat mempengaruhi harga saham di masa- pada masa mendatang.
masa mendatang. Hal-hal yang termasuk KAJIAN TEORI
dalam analisis fundamental antara lain adalah Pasar Modal
analisis ekonomi dan industri, penilaian Pasar modal (capital market)
perusahaan secara individu baik dengan merupakan pasar untuk berbagai instrumen
menggunakan variabel penelitian seperti keuangan jangka panjang yang bisa
deviden maupun pendapatan (income). diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi),
Faktor fundamental dari perusahaan yang equity (saham), reksa dana, instrumen
dapat menjelaskan kekuatan dan kelemahan derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar
kinerja keuangan perusahaan di antaranya modal merupakan sarana pendanaan bagi
adalah rasio-rasio keuangan.Melalui rasio-rasio perusahaan maupun institusi lain (misalnya
keuangan kita bisa membuat perbandingan pemerintah), dan sebagai sarana bagi
yang berarti dalam dua hal.Pertama, kita bisa kegiatan berinvestasi. Dengan demikian,
membandingkan rasio keuangan suatu pasar modal memfasilitasi berbagai sarana
perusahaan dari waktu ke waktu untuk dan prasarana kegiatan jual beli dan
mengamati kecenderungan (trend) yang kegiatan terkait lainnya.Pasar modal adalah
sedang terjadi. Kedua, kita bisa suatu perusahaan abstrak yang
membandingkan rasio keuangan sebuah mempertemukan dua kelompok yang saling
perusahaan dengan perusahaan lain yang berhadapan tetapi mempunyai kepentingan
masih bergerak dalam industri yang relatif untuk saling mengisi. Dua kelompok
sama dengan periode tertentu. tersebut adalah calon pemodal (investor)
Investor yang akan melakukan investasi dan pihak yang membutuhkan dana
dengan membeli saham di pasar modal akan (emitten), dengan kata lain pasar modal
menganalisis kondisi perusahaan terlebih adalah tempat bertemunya penawaran dan
dahulu agar investasi yang dilakukannya dapat permintaan dana jangka menengah dan
memberikan keuntungan (return). Memperoleh jangka panjang (Riyanto, 1995).
return (keuntungan) merupakan tujuan utama Suad (1998) menyatakan bahwa
dari aktivitas perdagangan para investor di pasar modal (capital market) adalah pasar
pasar modal. Para investor menggunakan untuk berbagai intrumen keuangan

2
(sekuritas) jangka panjang.Instrumen c. Pasar Ketiga (Third Market), merupakan
tersebut diperjualbelikan baik dalam bentuk pasar perdagangan surat berharga pada
hutang maupun modal sendiri, baik yang saat pasar kedua tutup. Pasar ketiga
diterbitkan oleh pemerintah maupun dijalankan oleh broker yang
perusahaan swasta. mempertemukan pembeli danpenjual
Menurut Syahrir dalam Najib (1998) pada saat pasar kedua tutup.
pasar modal adalah sebagai salah satu d. Pasar Keempat (Fourth Market),
lembaga yang memobilisasi dana merupakan pasar yang dilakukan di
masyarakat dengan menyediakan sarana antara institusi berkapasitas besar untuk
atau tempat untuk mempertemukan penjual menghindari komisi untuk broker.
dan pembeli dana jangka panjang yang Kinerja Keuangan
disebut efek. Fakhruddin (2001) Kinerja adalah keluaran yang
berpendapat bahwa pasar modal dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-
merupakan pasar untuk berbagai instrumen indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi
keuangan jangka panjang yang bisa dalam waktu tertentu. Sedangkan kinerja
diperjual belikan, baik dalam bentuk utang keuangan adalah suatu tampilan tentang
ataupun modal sendiri. kondisi keuangan lain yang bersifat sebagai
Jogiyanto (2014) menyebutkan era penunjang. Informasi kinerja bermanfaat
pasar modal di Indonesia dapat dibagi untuk memprediksi kapasitas perusahaan
menjadi enam periode, yaitu: dalam menghasilkan arus kas dari sumber
a. Periode pertama adalah jaman Belanda dana yang ada (Wirawan: 2009).
mulai tahun 1912, yang merupakan Tujuan manajemen adalah untuk
tahun didirikannya pasar modal memaksimalkan nilai perusahaan.Untuk
pertama. mencapai tujuan ini, perusahaan harus
b. Periode kedua adalah periode orde lama memanfaatkan keunggulan dari kekuatan
yang dimulai tahun 1952. perusahaan dan secara terus menerus
c. Periode ketiga adalah periode orde baru memperbaiki kelemahan-kelemahan yang
dengan diaktifkannya kembali pasar ada.Salah satu caranya adalah mengukur
modal pada tahun 1977. kinerja keuangan dengan menganalisa
d. Periode keempat dimulai tahun 1988, laporan keuangan mengunakan rasio-rasio
adalah periode bangunnya pasar modal keuangan.Hasil pengukuran terhadap
dari tidur yang panjang. capaian kinerja dijadikan dasar bagi
e. Periode kelima adalah periode manajemen atau pengelola perusahaan
otomatisasi pasar modal mulai tahun untuk perbaikan kinerja pada periode
1995. berikutnya dan dijadikan landasan
f. Periode keenam adalah periode krisis pemberian reward and punishment terhadap
moneter mulai bulan Agustus 1997. manajer dan anggota organisasi.
Menurut Tendelilin (1998), jenis Pengukuran kinerja yang dilakukan setiap
sekuritas yang diperdagangkan di bursa periode waktu tertentu sangat bermanfaat
efek adalah saham biasa, saham preferen, untuk menilai kemajuan yang telah dicapai
obligasi, obligasi konversi, right issue, perusahaan dan manghasilkan informasi
waran, dan reksadana. yang sangat bermanfaat untuk pengambilan
Ada empat tipe pasar modal (Jogiyanto, keputusan manajemen serta mampu
2014) yaitu: menciptakan nilai perusahaan itu sendiri
a. Pasar Perdana (Primary Market) kepada para stake holder.
merupakan tempat pertama kali Rasio profitabilitas atau rentabilitas
perusahaan menjual surat berharganya (profitability ratio) digunakan untuk
di pasar modal. Surat berharga yang mengukur efektifitas manajemen dalam
baru dijual dapat berupa penawaran mengelola perusahaan (Maulida dan
perdana ke publik (initial public offering Ashadi, 2008).Efektivitas yang dimaksud
atau IPO) atau tambahan surat berharga adalah meliputi kegiatan fungsional
baru, jika perusahaan sudah going manajemen yang terdiri dari keuangan,
public. pemasaran, sumber daya manusia, dan
b. Pasar Sekunder (Secondary Market), operasional. Efektivitas pada faktor tersebut
merupakan tempat perdagangan surat akan menyebabkan peningkatan atau
berharga yang sudah beredar. penurunan laba bagi perusahaan. Yang
tergolong dalam rasio ini adalah: (1) Net

3
Profit Margin (NPM), (2) Return on Assets, kemampuan perusahaan menghasilkan
(3) Return on Equity (ROE). Penurunan laba keuntungan berdasarkan modal
yang berlangsung terus menerus akan tertentu.Rasio ini merupakan ukuran
mengarah pada kebangkrutan perusahaan. profitabilitas dari sudut pandang pemegang
Ukuran yang banyak digunakan adalah saham (Hanafi dan Halim, 2004).Salah satu
return on assets (ROA) dan return on equity alasan utama perusahaan beroperasi
(ROE). adalah menghasilkan laba yang bermanfaat
Tingkat profitibilitas masa lalu disuatu bagi para pemegang saham, ukuran dari
perusahaan harus merupakan penentu atau keberhasilan pencapaian alasan ini adalah
determinan penting atas struktur modal angka ROE berhasildicapai.Semakin besar
perusahaan yang bersangkutan dengan ROE mencerminkan kemampuan
besarnya jumlah laba ditahan, suatu perusahaan dalam menghasilkan
perusahaan mungkin cenderung memilih keuntungan yang tinggi bagi pemegang
pendanaan dari sumber tersebut daripada saham.
peminjaman. Rumus yang digunakan untuk menghitung
besarnya ROE adalah sebagai berikut:
Return On Asset (ROA) Laba Bersih
Return On Asset (ROA) menurut Hanafi dan ROE  x100%
Total modal sendiri
Halim (2008) adalah: Return Saham
Return On Asset (ROA) merupakan Return merupakan hasil yang
pengukuran kemampuan perusahaan diperoleh dari kegiatan investasi.
secara keseluruhan di dalam menghasilkan Returndibedakan menjadi dua, yaitu
keuntungan dengan jumlah keseluruhan returnrealisasi (returnyang terjadi atau dapat
aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. juga disebut returnsesungguhnya) dan
ROA digunakan untuk melihat tingkat returnekspektasi (returnyang diharapkan
efisiensi operasi perusahaan secara oleh investor). Returnsaham adalah tingkat
keseluruhan.Semakin tinggi rasio ini, keuntungan yang dinikmati oleh pemodal
semakin baik suatu perusahaan. atas suatu investasi yang dilakukannya.
ROA yang negatif disebabkan laba Setiap investasi baik jangka panjang
perusahaan dalam kondisi negatif (rugi) maupun jangka pendek mempunyai tujuan
pula.Hal ini menunjukkan kemampuan dari utama untuk mendapatkan keuntungan
modal yang diinvestasikan secara yang disebut return, baik langsung maupun
keseluruhan aktiva belum mampu tidak langsung (Ang, 2007).
menghasilkan laba. Rumus yang digunakan ReturnTotal= Capital gain(loss) +yield
untuk mengukur ROA adalah sebagai Capital gain(loss) merupakan selisih
berikut: dari harga investasi sekarang relatif dengan
Laba Bersih harga periode lalu (Jogiyanto, 2008):
ROA  x100%
Total aktiva Pt - Pt - 1
Capital gain (loss) 
Pt - 1
Return On Equity (ROE) Keterangan:
Menurut Mursidah (2011) ROE Pt = Harga saham periode sekarang
merupakan rasio yang sangat penting bagi Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya
pemilik perusahaan (The Common Yield merupakan persentase
Stockholder), karena rasio ini menunjukkan penerimaan kas periodik terhadap harga
tingkat pengembalian yang dihasilkan oleh investasi periode tertentu dari suatu
manajemendari modal yang disediakan oleh investasi, untuk saham biasa dimana
pemilik perusahaan. ROE menunjukkan pembayaran periodik sebesar rupiah per
keuntungan yang akan dinikmati oleh lembar, maka yielddapat dituliskan sebagai
pemilik saham. berikut (Jogiyanto, 2008) :
Return on Equity merupakan Dt
kemampuan perusahaan dalam yield 
Pt - 1
menghasilkan keuntungan dengan modal
sendiri yang dimiliki, sehingga ROE ini ada
Keterangan:
yang menyebut sebagai rentabilitas modal
sendiri (Sutrisno, 2007). Return on Equity Dt = Dividen kas yang dibayarkan
Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya
merupakan alat analisis keuangan untuk
mengukur profitabilitas. Rasio ini mengukur

4
Sehingga returntotal dapat dirumuskan Berdasarkan kajian teori dan
sebagai berikut (Jogiyanto, 2008): penelitian yang berhubungan dengan ROA,
Pt - Pt -1 Dt ROE dan return saham dapat memberikan
Return total  
Pt -1 Pt 1 acuan dalam membuat rancangan
Keterangan : metodologi penelitian dana prosedur yang
Pt = Harga saham sekarang tepat untuk melakukan penelitian. Kerangka
Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya berpikir dalam penelitian ini dapat
Dt = Dividen kas yang dibayarkan
diperlihatkan pada gambar sebagai berikut:
Namun mengingat tidak selamanya
perusahaan membagikan dividen kas
secara periodik kepada pemegang
sahamnya, maka returnsaham ROA (X1)
dapatdihitung sebagai berikut (Jogiyanto,
2008): Return
Pt - Pt -1 Saham
Return Saham 
Pt -1
ROE (X2)
Keterangan :
Pt = Harga saham sekarang (tahun
sekarang)
Pt-1 = Harga saham periode sebelumnya
Gambar 1 kerangka penelitian
(tahun lalu)
Perumusan Hipotesis 2. Pengaruh Return On Equity (ROE)
1. Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Return Saham
terhadap Return Saham Penelitian Juwita. (2012)
Rasio ini menghubungkan laba menyatakan bahwa ROE berpengaruh
bersih yang diperoleh dari operasi terhadap return saham. Menurut
perusahaan dengan jumlah investasi Kurniawan, Yohanes Jhony. (2013)
atau aktiva yang digunakan untuk menyatakan bahwa semakin tinggi
menghasilkan keuntungan operasi ROE, maka semakin efisien dan efektif
tersebut. Semakin tinggi tingkat manajemen perusahaan atau dengan
rentabilitas keuangan perusahaan maka kata lain baiknya kinerja perusahaan
semakin kuat kemampuan perusahaan tersebut sehingga mempengaruhi minat
dalam memperoleh laba sehingga investor dalam berinvestasi pada
semakin tinggi juga tingkat kepercayaan perusahaan yang mengakibatkan
investor yang berpengaruh terhadap tingginya penawaran dan tingginya
tingginya permintaan saham Return saham. Berdasarkan penjelasan
perusahaan tersebut di pasar modal diatas, maka hipotesis yang diajukan
yang secara langsung berpengaruh adalah:
terhadap tingginya return saham H2: Return On Equity (ROE)
(Prastyo, 2012).Penelitian Kurniawan, berpengaruh terhadap return saham
Yohanes Jhony. (2013) menyatakan
bahwa ROA memiliki pengaruh paling
tinggi terhadap return saham. Hal ini METODE PENILITIAN
selanjutnya akan meningkatkan daya Metode penentuan subjek dalam penelitian
tarik perusahaan kepada investor. ini, antara lain:
Peningkatan daya tarik perusahaan 1. Populasi
menjadikan perusahaan tersebut makin Populasi dalam penelitian ini adalah
diminati investor, karena tingkat perusahaan perbankan yang terdaftar di
pengembalian akan semakin besar. bursa efek indonesia.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka 2. Sampel
hipotesis yang diajukan adalah: Pengambilan sampel dalam penelitian
H1 : Return On Asset (ROA) ini menggunakan teknik non-probality
berpengaruh terhadap return sampling dengan cara purposive
saham sampling, artinya setiap elemen
populasi tidak mempunyai kemungkinan

5
yang sama untuk dijadikan sampel. c. Uji Multikolinieritas
Sampel dalam penelitian ini adalah Uji multikolinieritas bertujuan
perusahaan perbankan yang terdaftar di untuk menguji apakah model regresi
Bursa Efek Indonesia yang menerbitkan ditemukan adanya kolerasi antar
laporan tahunan yang berakhir 31 variabel bebas (independen). Untuk
Desember periode tahun 2010-2015. mendeteksi adanya multikolinearitas
adalah dengan melihat besaran
Teknik analisis data tolerance dan Variance Inflation
Metode regresi linear dapat disebut Factor (VIF). Semakin tinggi nilai
sebagai model yang baik jika model VIF, maka semakin besar peluang
tersebut memenuhi beberapa asumsi yang terjadinya multikolinearitas antar
disebut dengan asumsi klasik. variabel, dengan ketentuan (Ghozali,
Asumsi klasik yang terpenuhi dalam 2011:105-106):
model regresi linear yaitu residual 1) Jika nilai VIF (Variance Inflation
terdistribusi normal, tidak adanya Factor) > 10, maka ada kasus
multikolinearitas, tidak adanya multikolinearitas.
heteroskedastisitas, dan tidak adanya 2) Jika nilai VIF (Variance Inflation
autokorelasi pada model regresi. Factor) < 10, maka tidak ada
Harus terpenuhinya asumsi klasik kasus multikolinearitas
karena ditujukan untuk memperoleh model d. Uji Autokorelasi
regresi dengan estimasi yang tidak bias dan Uji autokorelasi bertujuan
pengujian dapat dipercaya. untuk menguji apakah dalam suatu
1. Uji Asumsi Klasik model regresi linier ada korelasi
Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk antara kesalahan penggangu pada y
menilai persamaan regresi yang dengan kesalahan penggangu pada
digunakan sudah memenuhi syarat periode t-1 (sebelumnya).
BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Pengujian autokorelasi pada
Penelitian ini dilakukan lima pengujian model regresi dilaksanakan dengan
asumsi klasik yaitu multikolinearitas, Durbin Watson test yang
heteroskedastisitas, normalitas dan dikembangkan oleh J.Durbin dan
autokorelasi. G.Watson pada tahun 1951. Adapun
a. Uji Normalitas cara mendeteksi terjadinya
Untuk melihat normalitas data Autokorelasi dapat dilakukan
dengan normal probability plot yaitu dengan uji Durbin Watson (DW test),
membandingkan distribusi kumulatif secara umum dapat diambil patokan
dari data sesungguhnya dengan sebagai berikut:
distribusi kumulatif dari distribusi a. Angka DW dibawah -2 berarti
normal, maka model regresi ada autokorelasi positif.
memenuhi asumsi normalitas.Jika b. Angka DW diatara -2 sampai +2
data menyebar jauh dari garis berarti tidak ada autokorelasi.
diagonal dan atau tidak mengikuti c. Angka DW diatas +2 berarti ada
garis diagonal atau histrogram tidak autokorelasi negatif.
menujukkan pola distribusi normal,
maka model regresi tidak memenuhi Pengujian Hipotesis
asumsi normalitas. a. Analisis Regresi Linier Berganda
b. Uji Heteroskedastisitas Analisis regresi merupakan
Cara mendeteksi ada atau studi mengenai ketergantungan
tidak heteroskedastisitas salah variabel dependen (terikat) dengan
satunyaadalah dengan melihat satu atau lebih variabel independen
Grafik Plot antara nilai prediksi (variabel penjelas atau bebas)
variabel terikat (dependen) yaitu dengan tujuan mengestimasi atau
ZPRED dengan residualnya memprediksi rata-rata populasi atau
SRESID. Deteksi ada tidaknya nilai rata-rata variabel dependen
heteroskedastisitas dapat dilakukan berdasarkan nilai variabel
dengan melihat ada tidaknya pola independen yang diketahui (Ghozali,
tertentu pada grafik scatter plot 2001). Pengujian hipotesis yang
antara SRESID dan ZPRED. digunakan dalam penelitian ini yaitu

6
analisis regresi linier berganda. independen dalam menjelaskan variasi
Analisis regresi linier berganda variabel dependen amat terbatas. Nilai
digunakan untuk mengetahui yang mendekati satu berarti variabel-
pengaruh ROA(X1), dan ROE (X2) variabel independen memberikan
terhadap returnSaham (Y). Model hampir semua informasi yang
dari regresi berganda yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
digunakan dari penelitian ini yaitu variabel dependen (Ghozali, 2011:97).
sebagai berikut:
Y = α + b1x1 + b2 x2 + e HASIL DAN PEMBAHASAN
Dimana: Deskripsi data
Y = Return Saham 1. Seleksi Sampel
α = Konstanta Perusahaan perbankan yang
b = Koefisien regresi terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai
x1 = Retutn On Assets (ROA) dengan tahun 2015 berjumlah 42
x2 = Return On Equity (ROE) perusahaan, meliputi 5 kategori , yaitu:
a. Bank umum persero (BUMN
e = Error term Pemerintah)
b. Bank umum swasta nasional (BUSN)
b. Uji F devisa
Uji F digunakan untuk c. Bank umum swasta nasional (BUSN)
menunjukkan apakah semua Non Devisa
variabel independen yang d. Bank pembangunan daerah (BPD)
dimasukkan dalam model e. Bank Campuran (domestik dan
mempunyai pengaruh secara asing)
bersama-sama terhadap variabel f. Bank asing
dependen (Ghozali, 2011:101). Sampel dalam penelitian ini
c. Uji t berjumlah 19 perusahaan. Pengambilan
Uji t digunakan untuk mengetahui sampel dalam penelitian ini digambarkan
pengaruh secara individual (parsial) pada tabel 2 dibawah ini:
masing-masing variabel ROA dan Tabel 2
ROE terhadap return Saham.“Uji t Kriteria Sampel
pada dasarnya menunjukan
seberapa jauh pengaruh satu Kriteria Sampel
Jumlah
variabel penjelas secara individual Perusahaan
dalam menerangkan variasi variabel Perusahaan perbankan yang 42
dependen” (Ghozali,2011:101). terdaftar di Bursa Efek
2. Uji Koefisien Determinasi (R²) Indonesia
Tidak tersedia laporan (23)
Koefisien determinasi (R²) pada
keuangan lengkap dari tahun
intinya mengukur seberapa jauh 2010-2015
kemampuan model dalam menerangkan Tersedia laporan keuangan 19
variasi variabel dependen. Nilai lengkap dari tahun 2010-2015
koefisien determinasi adalah nol dan Sampel penelitian 19
satu. Nilai R2 yang kecil berarti Sumber : Data yang diolah, 2017
kemampuan variabel-variabel

Statistik Deskriptif statistik deskriptif dari data yang


Deskripsi variabel penelitian digunakan dalam penelitian ini.
digunakan sebagai informasi awal
dalam menganalisis pengaruh variabel Tabel 3
independen terhadap variabel Statistik Deskriptif
dependen. Bagian ini akan disajikan
statistik deskriptif dari variabel N Min Max Mean Std.
independen maupun variabel dependen. Dev
ROA 114 -12,90 7,28 1,68 2,52
Variabel yang digunakan dalam
ROE 114 -142,48 42,49 12,60 24,52
penelitian ini adalah ROA, ROE dan
Return 114 -0,71 1,69 0,08 0,39
return saham. Berikut adalah hasil Saham
Sumber: Data yang diolah tahun 2017

7
Berdasarkan pada tabel 3 di atas distribusi data yang digambarkan dalam
diketahui bahwa pada variabel return diagram tersebut normal. Apabila
saham dari 114 sampel penelitian variabel distribusi normal maka
memiliki rata-rata sebesar 0,08%dan penyebaran plot akan berada disekitar
standar deviasi 0,39%. Nilai terendah dan disepanjang garis diagonal.
pada variabel return saham sebesar - Berdasarkan grafik gambar 2, dapat
0,71% dan nilai tertinggi sebesar 1,69%. dilihat bahwa titik-titik menyebar
Sedangkan pada variabel ROA dari 114 disekitar diagonal, serta penyebarannya
sampel penelitian memiliki rata-rata mengikuti garis diagonal sehingga dapat
sebesar 1,68% dan standar deviasi disimpulkan distribusi data normal.
2,52%. Nilai terendah pada variabel
ROA sebesar -12,90% dan nilai tertinggi
sebesar 7,28%. Sementara pada
variabel ROE dari 114 sampel penelitian
memiliki rata-rata sebesar 12,60% dan
standar deviasi 24,52%. Nilai terendah
pada variabel ROE sebesar -142,48%
dan nilai tertinggi sebesar 42,49%.
Dapat dinyatakan bahwa ROE pada
perusahaan perbankan tidak cukup
baik.
Hasil Pengujian Asumsi Klasik Gambar 2. Hasil Uji Normalitas
1. Hasil Uji Normalitas Sumber: Data Sekunder diolah 2017
Uji normalitas dalam penelitian ini
menggunakan diagram Probability Plot
(P-Plot) untuk mengetahui apakah

Hasil Uji Heterokedastisitas Pada Grafik plot jika ada pola tertetu,
Pada penelitian ini peneliti seperti titik-titik yang ada membentuk pola
menggunakan uji heterodastisitas untuk tertentu yang teratur (bergelombang,
mengetahui apakah adanya sebuah melebar kemudian menyempit), maka
kesalahan pengganggu yang mempunyai mengindikasikan telah terjadi
kadar varian yang sama. Untuk melihat Heteroskedastisitas danjika tidak ada pola
adanya gejala heteroskedastisitas dapat yang jelas serta titik-titik menyebar diatas
dilihat dengan scatterplot, untuk mendeteksi dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka
ada atau tidaknya Heteroskedastisitas tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali,
adalah dengan melihat grafik plot. 2005).

Berdasarkan hasil uji


heteroskedatisitas dengan menggunakan
scater plot terlihat titik-titik menyebar tidak
beraturan dan tidak membentuk suatu pola
tertentu. Sehinnga model regresi dapat
dianggap bebas dari gejala
heteroskedatisitas

Gambar 3. Hasil Uji Heteroskedasisitas


Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017

8
1. Hasil Uji Multikolinearitas dinyatakan tidak ada indikasi
Uji multikolinieritas bertujuan multikolinearitas antara variabel
untuk menguji apakah model regresi bebasnya. Berdasarkan perhitungan
ditemukan adanya korelasi antar diperoleh seperti tabel berikut ini:
variabel bebas (independen).Model Tabel 4
regresi yang baik seharusnya tidak kolinearitas
terjadi korelasi diantara variabel Kolinearitas Statistik
independen.Untuk mendeteksi ada atau Model
Tolerance VIF
tidaknya multikolinearitas didalam model
regresi yaitu dengan melihat nilai ROA 0,159 6,303
tolerance dan lawannya Variance ROE 0,159 6,303
Inflation Faktor(VIF) (Ghozali, 2011). Dari hasil analisis diatas maka
Peneliti menggunakan uji dapat dilihat bahwa variabel bebas
mutikolinearitas untuk mengetahui ada memiliki niali VIF <10, yaitu masing-
atau tidaknya multikolinearitas pada masing 6,303 dan nilai tolerance >0.1
sebuah variabel dapat diketahui dari yaitu 0,159.Dengan demikian dapat
nilai Variance Inflaction Factor (VIF) dan dikatakan bahwa tidak ada
nilai Tolerance masing-masing variabel multikolienaritas antar variabel
bebasnya. Apabila nilai VIF < 10 dan independen dalam model regresi.
nilai Tolerance> 0,1 maka dapat
pada periode t dengan kesalahan pada
2. Hasil Uji Autokorelasi periode t-1 (sebelumnya).Jika terjadi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji autokorelasi, maka dinamakan ada
apakah sebuah model regresi linier ada problem autokorelasi (Gozhali, 2002).
korelasi antara kesalahan pengganggu Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017
Tabel 5
Hasil Uji Autokorelasi

Model R R Square Adjuted R Std. Error of Durbin


Square the Estimate Watson
1 0,244 0,060 0,43 0,37807 2,213
Sumber: Diolah Tahun 2017

Tabel 5 hasil uji analisis data dengan nilai DW sebesar 2,213 yang
menunjukkan bahwa nilai DW sebesar menunjukan nilai DW diatas >2.
2,213.Nilai 2,213 merupakan hasil dari
pengujian Durbin-Watson yang artinya Pengujian Hipotesis
nilai Durbin-Watson menunjukan angka Regresi Linier Berganda
>2 yang berarti terdapat autokorelasi Pengujian data pada penelitian ini
negatif pada uji autokorelasi.Sehingga diperoleh dengan bantuan software
dapat disimpulkan bahwa hasil SPSS for windows versi 16, disajikan
penelitian ini telah terjadi autokorelasi dalam tabel berikut ini.

Tabel 6
Rekapitulasi Hasil Analisi Regresi

Variabel Koefisien regresi t hitung Sig Tolerance VIF


Konstanta 0,020 0,457 0,648
ROA 0,223 0,966 0,336 0,159 6,303
ROE 0,022 0,097 0,923 0,159 6,303
F Ratio = 3,513
Adjusted R.Square = 0,043 Probbilitas = 0,033
Sumber: Data diolah tahun 2017

9
Berdasarkan hasil uji regresi menjelaskan bahwa ada pengaruh
berganda pada tabel 6 dapat dimasukan antara ROA dan ROE secara bersama-
ke dalam rumus persamaan regresi: sama atau simultan terhadap return
Return Saham= 0,020+ 0,223 X1+0,022 saham.
X2+ 4. Uji Simultan t
Keterangan: Uji t statistik menunjukkan
Y = Return Saham seberapa jauh pengaruh satu variabel
X1 = ROA(%) independen secara individual dalam
X2 = ROE(%) menerangkan variasi variabel
dependen.Probabilitas lebih kecil dari
a. Konstanta 0,05 maka hasilnya signifikan berarti
Konstanta sebesar 0,020 terdapat pengaruh yang signifikan dari
menyatakan bahwa jika variabel variabel independen secara individual
ROA dan ROE bernilai nol maka terhadap variabel independen (Ghozali,
nilai return saham sebesar 0,020. 2005).
b. Return On Asset (ROA) Berdasarkan tabel diatas
Nilai koefisien untuk variabel ROA pengujian hipotesis pengaruh ROA
sebesar 0,223 menyatakan bahwa terhadap return saham diperoleh nilai t
setiap mengalami kenaikan 1%, hitung 0,966 dan tingkat signifikansi
maka return saham akan naik 0,336 yang lebil besar dari nilai signifian
sebesar Rp. 22,3 jika variabel ROE α = 0,05 berarti hipotesis ditolak yang
dari model regresi nilainya tetap. artinya tidak ada pengaruh yang
c. Return On Equity (ROE) signifikan antara ROA terhadapreturn
Nilai koefisien untuk variabel ROE saham. Pengujianhipotesis pengaruh
sebesar 0,022. Menyatakan bahwa ROE terhadap return saham diperoleh
Setiap mengalami kenaikan 1%, nilai t hitung 0,097 dan tingkat
maka return saham akan naik signifikansi 0,923 yang lebil besar dari
sebesar Rp. 2,2 jika variabel ROA nilai signifian α = 0,05 berarti hipotesis
dari model regresi adalah tetap. ditolak yang artinya tidak ada pengaruh
3. Uji Simultan F antara ROE terhadap return saham.
Uji F pada dasarnya menunjukkan 5. Uji Koefisien Determinasi (R2)
apakah semua variabel independen Koefisien Determinasi (Adjusted R
atau bebas yang dimasukkan dalam Squre) mengukur seberapa jauh
model mempunyai pengaruh secara kemampuan model dalam menerangkan
bersama-sama terhadap variabel variasi variabel dependennya.
dependen atau terikat. Jika probabilitas Berdasarkan tabel 5, dapat dilihat
lebih kecil dari 0,05 maka hasilnya bahwa variasi return saham dapat
signifikan dan terdapat pengaruh yang dijelaskan sebesar 0.043 oleh ROA dan
signifikan dari variabel independen ROE. Hal ini menunjukkan bahwa besar
secara bersama-sama terhadap variabel pengaruh variabel ROA dan ROE
dependen (Ghozali, 2005). terhadap return saham yang dapat
Hasil perhitungan diketahui bahwa diterangkan oleh model persamaan ini
nilai F hitung sebesar 3,513 dan tingkat adalah sebesar 4,3% dan sisanya
signifikansi sebesar 0,033 lebih kecil sebesar 95,7% dipengaruhi oleh faktor-
dari nilai signifikan α = 0,05 berarti faktor lain yang tidak dihitung dalam
secara silmutan atau bersama-sama penelitian ini.
ROA dan ROE berpengaruh terhadap
return saham. Model regresi ini dapat
Tabel 7
Ringkasan Hasil Uji Hipotesis

No Hipotesis Hasil Uji


1 Pengaruh return on assets dan return on equity Diterima
terhadap return saham
2 Pengaruh return on assets terhadap return saham Ditolak
3 Pengaruh return on equity terhadap return saham Ditolak

10
Pembahasan berarti semakin baik kinerja perusahaan
1. Return On Assets (ROA) Terhadap dalam mengelola modalnya untuk
Return Saham menghasilkan keuntungan
Hipotesis pertama yang diajukan
menyatakan bahwa return on asset KESIMPULAN DAN SARAN
(ROA) berpengaruh terhadap return
saham. Dari hasil penelitian diperoleh Kesimpulan
nilai t hitung 0,966dan tingkat 1. Return on Asset dan Return on Equity
signifikansi 0,336 yang lebih besar dari berpengaruh secara bersama-sama
nilai signifikan α = 0,05 berarti hipotesis (simultan) terhadap return saham
penelitian ditolak yang berarti tidak perusahaan perbankan yang tercatat di
terdapat pengaruh yang signifikan Bursa Efek Indonesia periode 2010-
antara ROA terhadap return saham. 2015.
Penelitian sejalan dengan hasil 2. Return on Asset secara parsial tidak
penelitianterdahulu yang dilakukan berpengaruh terhadap return saham
Wahyuhani (2013) dan Simanjutak, perusahaan perbankan yang tercatat di
Pibrianti D.L (2014) yang menyatakan Bursa Efek Indonesia periode 2010-
bahwa tidak ada pengaruh ROA 2015.
terhadap return saham. Seperti telah Return on Equity secara parsial tidak
dijelaskan sebelumnya dimana rasio ini berpengaruh terhadap return saham
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan perbankan yang tercatat di
manajemen dalam memperoleh Bursa Efek Indonesia periode 2010-2015.
keuntungan bersih dari penggunaan
aktiva. Penelitian ini menunjukan tidak Keterbatasan
ada pengaruh signifikan variabel ROA Peneliti dalam melaksanakan penelitian
terhadap return saham. Hal ini berarti mempunyai keterbatasan yang mungkin
manajemen tidak dapat menggunakan dapat menimbulkan bias seperti:
total aktiva dengan baik (aktiva lancar a. Peneliti hanya menguji faktor internal
dan aktiva tetap) dan pada akhirnya yang mempengaruhi return saham
tidak dapat meningkatkan return saham yaitu retrun on assets dan return on
perusahaan. equity.
2. Return On Equity (ROE) Terhadap b. Terbatasnya sampel penelitian hanya
Return Saham di sektor perbankan.
Hipotesis kedua yang diajukan Hasil penelitian dapat berbeda apabila
menyatakan bahwa return on penelitian dilakukan di sektor yang
equity(ROE) berpengaruh terhadap berbeda.
return saham. Dari hasil penelitian Saran
diperoleh nilai t hitung 0,097dan tingkat Saran yang didapat dalam penelitian ini
signifikansi 0,923 yang lebih besar dari adalah:
nilai signifikan α = 0,05 berarti hipotesis a. Penelitian berikutnya diharapkan
penelitian ditolak yang berarti tidak dapat menggunakan sampel
terdapat pengaruh antara ROE terhadap perusahaan di sektor berbeda yang
return saham. terdaftar di bursa efek Indonesia dan
Hasil penelitian ini mendukung menggunakan periode lebih panjang
penelitian sebelumnya yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh
Gantino, Rilla dan Maulana, Fahri hasil yang lebih baik.
(2012) yang menunjukan hasil uji t b. Penelitian juga diharapkan
parsial ROE tidak berpengaruh terhadap menggunakan rasio keuangan
return saham Variabel ROE tidak perusahaan yang berbeda yang belum
berpengaruh terhadap return saham. dimasukan dalam model peneltian ini
Seperti telah dijelaskan sebelumnya karena masih ada rasio keuangan lain
dimana rasio ini merupakan yang mungkin juga berpengaruh
perbandingan antara laba besih dengan terhadap return saham selain return
modal sendiri. Variabel ROE dalam on assets dan return on equity.
penelitin ini tidak berpengaruh terhadap
return saham. Semakin tinggi ROE

11
DAFTAR PUSTAKA Juwita, Ermawati. 2011. Analisis Economic
Value Added (EVA) dan Market Value
Ang, Robert. 2007. Buku Pintar Pasar Modal Added (MVA) sebagai Alat Pengukur
Indonesia (The Intelligent Guide To Kinerja Keuangan PT SA. Jurnal
Indonesian Capital Market). Edisi Manajemen dan Organisasi, Volume II,
Pertama. Mediasoft Indonesia: No. 2, Agustus 2011.Fakultas Ekonomi
Jakarta. dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Budi, IS dan Nurhatmini, E. 2003. Pengaruh Kurniawan, Yohanes Jhony. 2013. Analisis
Hari Perdagangan dan Exchange Rate pengaruh Earning Per Share (EPS), Debt
terhadap Return Saham di Bursa Efek To Equity Ratio (DER), Return On Assets
Jakarta.Jurnal Manajemen dan Bisnis. (ROA) dan Return on Equity (ROE)
Vol. 5, No. 1, Januari, Hal: 47-62. terhadap Return Saham (Perusahaan
Real Estate dan Property yang terdaftra di
Gantino, Rilla dan Maulana, Fahri. 2012. Bursa Efek Indonesia peride tahun 2008-
“pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) 2012). Jurnal Akuntansi, Vol 03.
dan Return On Equity (ROE) terhadap Univeritas Gunadarma.
Return Saham perusahaan perbankan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Mahmud M. Hanafi dan Abdul Halim. 2009.
periode tahun 2007-2008”. Skripsi. Analisis Laporan Keuangan. UPP AMP
Universitas Esa Tunggal. Jakarta Barat. YKPN.Yogyakarta.

Ghozali, Imam. 2011. “Analisis Multivariate”. Maulida, Sofia dan Ikhwan Ashadi,
Semarang: Badan Penerbitan UNDIP. 2008.Pengaruh Debt Equity Ratio,
Current Ratio dan Total Asset Turnover
Gubawan, Andy. 2011. “pengaruh net profit terhadap Return on Equity, Tesis Sekolah
margin (NPM), retun on assets (ROA), Tinggi Ilmu Ekonomi Bisnis Indonesia.
debt to assets ratio,Debt To Equity Ratio
(DER) dan earning per share (EPS) Nurfadillah, Mursidah. 2011. Analisis Pengaruh
terhadap Return Saham pada Earning Per Share, Debt To Equity Ratio
perusahaan perbankan yang terdaftar di dan Return On Equity Terhadap Harga
Bursa Efek Indonesia periode tahun Saham PT. Unilever Indonesia Tbk.
2005-2009”. Skripsi.Universitas Sebelas Jurnal Manajemen dan Akuntansi Vol.12
Maret Surakarta. Jawa Tengah. No.1. STIE Muhammadiyah Samarinda.

Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Penelitian, Prastyo, Antok Budi. 2012. “Pengaruh ROA,
Yogyakarta: Andi Yogyakarta. ROE, NPM, EPS, DTAR, Terhadap Harga
Saham Perusahaan Pertambangan
Hanafi, Mahmud H. Halim. 2004. Manajemen Tahun 2005 – 2009”. Skripsi. Sekolah
Keuangan. Yogyakarta: BPFE. Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas.
Surabaya.
Hartono, Jogiyanto. “Teori Portofolio Dan
Analisis Investasi”. BPFE, Yogyakarta. Priyanto, D. 2012. Cara Kilat Belajar Analisis
2008. Data Dengan SPSS 20. Yogyakarta: Andi
Offset.
Husnan, Suad. 2009. “Dasar-dasarteori
portofolio dan analisis sequritas”. Riyanto, Bambang. 2001. “Dasar-Dasar
Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Pembelanjaan Perusahaan”.
Yogyakarta:BPFE.
Jogiyanto. 2005. “Metodologi Penelitian Bisnis”.
Yogyakarta: BPFE. Safitri, Aziz Nini. 2012. “Pengaruh retun on
assets (ROA), debt to assets ratio,Debt
Jogiyanto. 2014. “Teori Portofolio dan Analisis To Equity Ratio (DER), tingkat suku
Investasi”. Edisi Kesembilan. bunga dan tingkat inflansi terhadap
Yogyakarta: BPFE. Return Saham pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode tahun 2005-

12
2009”.Skripsi.Universitas Hasanuddin Tandelilin, Eduardus. 2007. “Analisis Investasi
Makasar.Sulawesi Utara. dan Manajemen Portofolio”. Edisi
Kesatu. Yogyakarta:BPFE.
Santosa Singgih, 2002 Statistik Parametrik,
Cetakan Ketiga, PT Gramedia Pustaka Warsidi dan Bambang Agus Pramuka. 2009,
Utama, Jakarta. Evaluasi Kegunaan Rasio Keuangan
dalam Memprediksi Perubahan Laba di
Santosa, Singgih. 2002. “Petunjuk Penggunaan Masa yang Akan Datang‖, Artikel di
SPSS”. Jakarta: Grafindo. internet, Jurnal Akuntansi Manajemen
dan Ekonomi, Vol 2:1, Http://Warssidi –
Syahrir dalam Najib A., Gisymar. 1998. “Insider akuntan.tripod.com/skripsi/skripsi.htm,
Trading Dalam Transaksi Efek”. akses 02 Mei 2009.
Bandung: Citra Aditya.

13

Anda mungkin juga menyukai