Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH STUDI AL-QUR’AN

PENJABARAN TENTANG Q.S AN-NUR AYAT 30-31

Di Susun Oleh:

Fandi Achmad Maulana

(H04218003)

Dosen Pengampu:

Dr.Suqiyah Musafa’ah, M.ag

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

SURABAYA

2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring kehidupan yang semakin canggih dan modern membuat
banyak laki- laki dan perempuan muslim bergaya busana mengikuti
perkembangan zaman atau kebarat-baratan yang berakibat terumbarnya
aurat khususnya bagi perempuan, hal ini dapat memicu berbagai
permasalahan khususnya bagi umat muslim yang di wajibkan oleh Allah
SWT untuk menutup aurat yang tercantum dalam Surah An-Nur ayat 30-
31.
Banyaknya aurat yang terlihat menjadikan banyak terjadi
perzinahan khususnya zinah mata karena banyak laki-laki dan perempuan
yang tidak menjaga pandangannya terhadap lawan jenis yang bisa
berujung terjadi tindak kriminal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang menjadi pokok kandungan ayat 30-31 surat An-Nur ?
2. Seberapa pentingkah kita menetahui kandungan ayat 30-31 surat An-
Nur dan kaitanya dengan pendidikan ?
3. Bagaimankah tafsiran ayat 30-31 surat An-Nur ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Agar umat muslim mengetahui tentang isi kandungan Surah An-Nur
ayat 30-31.
2. Kita bisa mengetahui tafsiran dari surah An-Nur ayat 30-31.
3. Agar umat muslim sadar tentang kewajiban menutup aurat.

1.4 Sistematika Penulisan


Makalah ini terdiri dari beberapa bagaian antara lain ada pembukaan,
isi,dan penutup
‫‪BAB II‬‬
‫‪PEMBAHASAN‬‬

‫‪2.1‬‬ ‫‪Ayat Al Qur’an dan Terjemahannya‬‬

‫ار ِه ْم َويَ ْحفَ ُ‬


‫ظوا فُ ُرو َج ُه ْم‬ ‫ص ِ‬‫ضوا ِم ْن أ َ ْب َ‬ ‫قُ ْل ِل ْل ُمؤْ ِمنِينَ يَغُ ُّ‬
‫صنَعُونَ (‪)30‬‬ ‫ير ِب َما يَ ْ‬ ‫ذَ ِل َك أ َ ْز َكى لَ ُه ْم ِإ َّن َّ‬
‫َّللاَ َخ ِب ٌ‬
‫‪Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, "Hendaklah mereka‬‬
‫‪menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu‬‬
‫‪adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa‬‬
‫)‪yang mereka perbuat." (24:30‬‬

‫ظنَ‬‫ار ِه َّن َويَ ْحفَ ْ‬‫ص ِ‬‫ضضْنَ ِم ْن أ َ ْب َ‬ ‫ت يَ ْغ ُ‬ ‫َوقُ ْل ِل ْل ُمؤْ ِمنَا ِ‬


‫ظ َه َر ِم ْن َها‬ ‫فُ ُرو َج ُه َّن َو ََل يُ ْبدِينَ ِزينَت َ ُه َّن ِإ ََّل َما َ‬
‫َو ْليَض ِْربْنَ ِب ُخ ُم ِر ِه َّن َعلَى ُجيُو ِب ِه َّن َو ََل يُ ْبدِينَ ِزينَت َ ُه َّن‬
‫اء بُعُولَ ِت ِه َّن أ َ ْو أ َ ْبنَا ِئ ِه َّن أ َ ْو‬
‫ِإ ََّل ِلبُعُولَ ِت ِه َّن أ َ ْو آ َ َبا ِئ ِه َّن أ َ ْو آَبَ ِ‬
‫َاء بُعُولَتِ ِه َّن أ َ ْو ِإ ْخ َوانِ ِه َّن أ َ ْو بَنِي ِإ ْخ َوانِ ِه َّن أ َ ْو بَنِي‬ ‫أ َ ْبن ِ‬
‫ت أ َ ْي َمانُ ُه َّن أ َ ِو التَّا ِب ِعينَ‬
‫َما َملَ َك ْ‬ ‫أَخ ََوا ِت ِه َّن أ َ ْو ِن َسا ِئ ِه َّن أ َ ْو‬
‫الط ْف ِل الَّذِينَ لَ ْم‬ ‫الر َجا ِل أَ ِو ِ‬ ‫ِ‬ ‫اْل ْربَ ِة ِمنَ‬ ‫َغي ِْر أُو ِلي ْ ِ‬
‫اء َو ََل يَض ِْربْنَ ِبأ َ ْر ُج ِل ِه َّن‬
‫س ِ‬‫الن َ‬
‫ت ِ‬ ‫يَ ْ‬
‫ظ َه ُروا َعلَى َع ْو َرا ِ‬
‫َّللا َج ِميعًا أَيُّ َها‬
ِ َّ ‫ِليُ ْعلَ َم َما يُ ْخ ِفينَ ِم ْن ِزينَتِ ِه َّن َوتُوبُوا ِإلَى‬
)31( َ‫ْال ُمؤْ ِمنُونَ لَعَلَّ ُك ْم ت ُ ْف ِل ُحون‬
Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya, kecuali yang (biasa) Nampak dari padanya. Dan hendaklah
mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah
suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami
mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara
lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-
wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan
laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-
anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka
memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.
Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang
beriman supaya kamu beruntung. (24-31)

2.2 Asbabun Nuzul

Ayat ini di turun Madinah yang merupakan ayat dari surat An Nur
yaitu surat yang keseratus, termasuk golongan Madaniyah. Diriwayatkan
oleh Ibnu Katsir dari Muqatil bin Hayyan dari Jabir bin Abdillah Al
Anshary berkata bahwa Asma binti Murtsid, pemilik kebun kurma, sering
dikunjungi wanita-wanita yang bermain-main di kebunnya tanpa berkain
panjang sehingga kelihatan gelang-gelang kakinya. Demikian juga dada
dan sanggul mereka kelihatan, maka Asma berkata : “ Alangkah buruknya
pemandangan ini “ maka turunlah ayat ini yang berkenaan dengan perintah
bagi kaum mukminat untuk menutup aurat mereka. Hal yang serupa juga
diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim dari Jabir. Dari Ali Karromallahu
Wajhah berkata, bahwa : pada masa Rasulullah ada seorang laki-laki
berjalan-jalan di Madinah, dia melihat seorang wanita dan wanita itupun
melihatnya, maka syetan menggoda keduanya, mereka sama-sama kagum,
lalu ketika lelaki itu berjalan ke arah tembok ia tidak melihatnya sehingga
ia terbentur tembok tersebut dan hidungnya berdarah, sebab ia hanya
disibukkan oleh wanita itu. Maka ia berkata bahwa ia tidak akan mengusap
darah itu sehingga ia bertemu Rasulullah dan menceritakan perihal
keadaannya. Maka ketika bertemu Rasulullah, beliau berkata kepadanya :
“Ini adalah akibat dosamu”, kemudian turunlah ayat ini. Mengenai
riwayat yang bersumber dari Ali ra.erat kaitannya dengan ayat
sebelumnya. Akan tetapi dua riwayat yang lainnya lebih menekankan pada
perilaku muslimah dan keharusan seorang muslimah untuk menutup
auratnya.Jadi ketiga riwayat tersebut tidak ada yang bertentangan hanya
saja redaksi penyampaiannya berbeda. Bisa jadi sebab yang lebih khusus
itu diutamakan untuk perempuan sedangkan sebab yang sama dengan
perintah untuk laki-laki itu dikarenakan korelasinya dengan ayat tersebut.

2.3 Tafsir Ayat

Yakni bimbinglah orang-orang yang beriman, dan katakanlah


kepada mereka yang memiliki iman agar iman mereka terpelihara dan
sempurna. Dari melihat yang haram dilihat, seperti memandang wanita-
wanita asing, memandang sesuatu yang dikhawatirkan timbul fitnah dan
memandang perhiasan dunia yang dapat menggoda hatinya. Dari yang
haram, seperti zina.Yakni menjaga pandangan dan kemaluannya. Syaikh
As Sa’diy berkata, “(Yakni) lebih suci, lebih baik dan lebih
mengembangkan amal mereka, karena barang siapa yang menjaga
kemaluan dan pandangannya, maka ia akan bersih dari kotoran yang
menodai para pelaku perbuatan keji, dan amalnya pun akan bersih
disebabkan meninggalkan hal yang haram yang diiinginkan hawa nafsu
dan didorong olehnya. Barang siapa yang meninggalkan sesuatu karena
Allah, maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik darinya.
Oleh karena itu, barang siapa yang menundukkan pandangannya dari yang
haram, maka Allah akan menyinari bashirahnya (mata hatinya), dan lagi
karena seorang hamba apabila menjaga kemaluan dan pandangannya dari
yang haram serta pengantarnya meskipun ada dorongan syahwat
kepadanya, maka tentu ia dapat menjaga yang lain. Oleh karena itulah
Allah sebut sebagai penjagaan.1[6]

Sesuatu yang dijaga jika penjaganya tidak berusaha mengawasi dan


memeliharanya dan tidak melakukan sebab yang dapat membuatnya
terjaga, maka sesuatu itu tidak akan terjaga. Demikian pula pandangan dan
kemaluan, jika seorang hamba tidak berusaha menjaga keduanya, maka
keduanya dapat menjatuhkannya ke dalam cobaan dan ujian. Perhatikanlah
bagaimana Allah memerintahkan menjaga kemaluan secara mutlak, karena
ia tidak diperbolehkan dalam salah satu di antara sekian keadaan, adapun
pandangan, Dia berfirman, “Yaghuddhuu min abshaarihim (Agar mereka
menundukkan pandangan).” Barang siapa yang meninggalkan sesuatu
karena Allah, maka Allah akan menggantinya dengan yang lebih baik
darinya. Oleh karena itu, barang siapa yang menundukkan pandangannya
dari yang haram, maka Allah akan menyinari bashirahnya (mata hatinya),
dan lagi karena seorang hamba apabila menjaga kemaluan dan
pandangannya dari yang haram serta pengantarnya meskipun ada dorongan
syahwat kepadanya, maka tentu ia dapat menjaga yang lain. Oleh karena
itulah Allah sebut sebagai penjagaan.
Selanjutnya, Allah Subhaanahu wa Ta'aala mengingatkan kepada
mereka pengetahuan-Nya terhadap amal mereka agar mereka berusaha
menjaga diri mereka dari hal-hal yang diharamkan.” Oleh karena itu, Dia
akan memberikan balasan terhadapnya. Setelah Allah memerintahkan
kaum mukmin menjaga pandangan dan kemaluan, maka Dia
memerintahkan kaum mukminat menjaga pula pandangan dan
kemaluannya.Dari yang haram dilihat, seperti memandang laki-laki
dengan syahwat.
Menurut Syaikh As Sa’diy, seperti pakaian yang indah, perhiasan dan
semua badan. Ulama memiliki beberapa penafsiran tentang ayat “kecuali
yang (biasa) terlihat”, sbb:
 Ada yang menafsirkan “kecuali perhiasan yang tampak tanpa disengaja”
 Ada juga yang menafsirkan bahwa perhiasan yang tampak itu adalah
pakaian.
 Ada juga yang menafsirkan perhiasan yang biasa tampak itu adalah
celak, cincin, pacar di jari tangan dsb., yakni yang tidak mungkin ditutupi.
 Ada pula yang menafsirkan dengan, muka dan telapak tangannya jika
tidak dikhawatirkan fitnah menurut salah satu di antara dua pendapat
ulama, sedangkan menurut pendapat yang lain, bahwa muka haram dibuka
karena ia tempat fitnah.2[8]
Sehingga menutupi kepala, leher dan dada.Yang tersembunyi, yaitu
selain muka dan telapak tangan.Dan seterusnya ke atas.Dan seterusnya ke
bawah.Sekandung, sebapak atau seibu. Ini semua adalah mahram wanita,
boleh bagi wanita menampakkan perhiasannya,akan tetapi tanpa
bertabarruj. (Mahram bagi wanita adalah laki-laki yang boleh
memandangnya, berduaan dan bepergian bersamanya).
Tidak disebutkan paman dari pihak bapak (‘amm) juga dari pihak ibu
(khaal) karena bila wanita terbuka di hadapan mereka dikhawatirkan
mereka mensifatinya kepada anak-anaknya.Namun jumhur ulama
berpendapat bahwa paman (baik dari pihak ayah maupun ibu) termasuk
mahram seperti mahram lainnya meskipun tidak disebutkan pada ayat di
atas.Termasuk juga mahram dari sepersusuan.
Al Qurthubiy berkata, “Tingkatan para mahram berbeda-beda satu
sama lain ditinjau dari segi pribadi secara manusiawi. Tidak diragukan
lagi, keterbukaan seorang wanita di hadapan bapak dan saudara laki-
lakinya lebih terjamin atau terpelihara daripada keterbukaannya di hadapan
anak suami (anak tiri).Karena itu batas aurat yang boleh terbuka di
hadapan masing-masing mahram berbeda-beda pula.”Ada yang
berpendapat bahwa mahram boleh melihat anggota-anggota tubuh wanita
yang biasa tampak seperti anggota tubuh yang dibasuh ketika
berwudhu’.Madzhab Maliki berpendapat bahwa aurat wanita di hadapan
laki-laki mahram adalah sekujur tubuhnya kecuali muka dan ujung-ujung
anggota tubuh seperti kepala, kuduk, dua tangan dan dua kaki.Adapun
madzhab Hanbali, mereka berpendapat bahwa aurat wanita di hadapan
laki-laki mahram adalah sekujur tubuhnya kecuali muka, kuduk, kepala,
dua tangan, kaki dan betis.
Namun perlu diingat bahwa kebolehan melihat bagi mahram adalah
bukan untuk bersenang-senang dan memuaskan nafsu. Sedangkan kepada
suami maka tidak ada batasan aurat sama sekali, baik suami maupun isteri
boleh melihat seluruh tubuh pasangannya. Ulama tidak berbeda pendapat
tentang aurat wanita di hadapan sesama wanita, yakni tidak haram bagi
wanita muslimah tubuhnya terbuka di hadapan sesamanya kecuali bagian
antara pusat dan lutut.Wanita di ayat tersebut adalah wanita muslimah,
adapun wanita kafir tidak termasuk, karena mereka tidak memiliki aturan
haramnya mensifati wanita kepada laki-laki mereka. Sedangkan wanita
muslimah mengetahui bahwa mensifati wanita muslimah lainke laki-laki
adalah haram.3[10] Oleh karena itu, budak apabila seluruh dirinya adalah
milik seorang wanita, maka ia boleh melihat tuan putrinya itu selama tuan
putrinya memiliki dirinya semua, jika kepemilikan hilang atau hanya
sebagian saja, maka tidak boleh dilihat, demikian menurut Syaikh As
Sa’diy.
Di mana ia tidak berhasrat kepada wanita baik di hatinya maupun di
farjinya, disebabkan cacat akal atau fisik seperti karena tua, banci maupun
impotensi (lemah syahwat).4[11]Adapun jika anak-anak itu sudah mendekati
baligh, di mana ia sudah bisa membedakan antara wanita jelek dengan
wanita cantik, maka hendaklah wanita tidak terbuka di hadapannya. Ke
tanah atau lantai.Seperti gelang-gelang kaki. Setelah Allah Subhaanahu wa
Ta'aala memerintahkan perintah-perintah yang bijaksana ini, dan sudah
pasti seorang mukmin memiliki kekurangan sehingga tidak dapat
melaksanakannya secara maksimal, maka Allah Subhaanahu wa Ta'aala
memerintahkan mereka bertobat.
Dari melihat sesuatu yang diharamkan dan dari dosa-dosa lainnya.
Oleh karena itu, tidak ada cara lain agar seseorang dapat beruntung kecuali
dengan tobat. Ayat ini menunjukkan bahwa setiap mukmin butuh bertobat,
karena firman-Nya ini tertuju kepada semua mukmin, demikian pula
terdapat anjuran agar ikhlas dalam bertobat, bukan karena riya’, sum’ah
dan maksud-maksud duniawi lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ayat 30-31 Surah An-Nur ini menerangkan tentang bagaimana
seorang laki-laki dan perempuan yang beriman harus menjaga
pandangannya dan menjaga kemaluannya dari perbuatan yang dilarang
oleh Allah SWT, dan di haruskan untuk menutup auratnya kecuali yang
biasa terlihat.
3.2 Saran

Saran yang bisa saya sampaikan ialah :


1. Jadilah manusia yang dapat dibanggakan oleh Allah SWT daengan
kita menjadi hambanya yang bertakwa.
2. Janganlah kau pergunakan nikmat Allah SWT untuk berbuat hal
maksiat seperti tidak menjaga pandangan mata kita dari hal yang
haram.
3. Tutuplah auratmu sesuai dengan syariat islam.
4. Galilah ilmu dari sumber yang mutlak kebenarannya seperti Al
Qur’an agar kita mendapat petunjuk dan sealu berada di jalan yang
di ridhoi Allah SWT.
DAFTAR PUSTAKA

http://indonesian.irib.ir/component/k2/item/90326-surat-al-nur-ayat-30-31-part-617

http://amieeh5.blogspot.co.id/2014/06/memelihara-pandangan-dan-kehormatan.html

http://library.islamweb.net/newlibrary/display_book.php...

http://www.islamquest.net/id/archive/question/fa4410

Anda mungkin juga menyukai