CP Tiwi
CP Tiwi
HALAMAN JUDUL
Oleh :
30101407164
FAKULTAS KEDOKTERAN
SEMARANG
2019
1
HALAMAN PENGESAHAN
CASE PRESENTATION
DIAGNOSIS HOLISTIK DAN TERAPI KOMPREHENSIF TERHADAP
KASUS GIZI BURUK PADA AN. JF
PUSKESMAS PANDANARAN SEMARANG
Oleh :
Dhian Septiani Pratiwi
30101407164
Laporan Kasus yang telah diseminarkan, diterima dan disetujui di depan tim
penilai Puskesmas Pandanaran Semarang.
Telah Disahkan
Semarang, April 2019
Disahkan Oleh:
Mengetahui,
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Laporan
kasus “DIAGNOSIS HOLISTIK DAN TERAPI KOMPREHENSIF
TERHADAP KASUS GIZI BURUK PADA AN.JF PUSKESMAS
PANDANARAN SEMARANG.” Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas-
tugas dalam rangka menjalankan kepanitraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat.
Laporan ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. Siti Thomas Zulaikhah, S.KM, M.Kes, selaku Kepala bagian IKM FK
Unissula Semarang.
2. dr. Joko Wahyu Wibowo, M.Kes selaku pembimbing case presentation
penulis.
3. dr. Antonia Sadniningtyas, selaku Kepala Puskesmas Pandanaran Semarang.
4. Lani Ariyani, S.Gz selaku pembimbing di Puskesmas Pandanaran Semarang.
5. Dokter, Paramedis, beserta Staf Puskesmas Pandanaran atas bimbingan dan
kerjasama yang telah diberikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari
sempurna karena keterbatasan waktu dan kemampuan.Karena itu kami sangat
berterima kasih atas kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata kami berharap semoga hasil laporan kasus diagnosis holistik
dalam layanan kedokteran keluarga terhadap kasus Gizi buruk di Puskesmas
Pandanaran Semarang dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis
2
Daftar Isi
HALAMAN JUDUL............................................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................ 2
BAB I ……………… ............................................................................................. 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................ 4
2.1 Rumusan Masalah ....................................................................... 6
1.1. Tujuan 6
1.3.1. Tujuan Umum ................................................................... 6
1.3.2. Tujuan Khusus .................................................................. 6
1.2. Manfaat ....................................................................................... 7
1.2.1. Manfaat bagi Mahasiswa ................................................ 7
1.2.1.1. Meningkatkan pengetahuan mengenai ilmu kesehatan
masyarakat khususnya tentang Gizi buruk .................... 7
1.4.2. Manfaat bagi Masyarakat ................................................. 7
BAB II ANALISA SITUASI .................................................................................. 9
2.1. Cara dan Waktu Pengamatan ...................................................... 9
2.2. Laporan Hasil Pengamatan ......................................................... 9
2.2.1 Identitas Pasien .................................................................. 9
2.2.2 Anamnesis Holistik .......................................................... 10
2.2.3 Data Keluarga ............................................................... 12
2.2.4. Diagnosis Holistik .......................................................... 18
2.2.5 Usulan Terapi Komprehensif .......................................... 19
BAB III PEMBAHASAN ..................................................................................... 23
3.1 Analisa Penyebab Masalah ........................................................ 23
3.2 USG (Urgency, Seriusness, Growth) ......................................... 26
3.3 Plan of Action (POA) ................................................................. 27
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 31
4.1. Kesimpulan ............................................................................... 31
4.2. Saran . 31
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
sangat pesat. Oleh karena itu, kelompok usia balita perlu mendapat
gizi. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
atau nutrisinya di bawah standar. Gizi buruk masih menjadi masalah yang
belum terselesaikan sampai saat ini. Gizi buruk dapat terjadi pada semua
kelompok umur, tetapi yang perlu lebih diperhatikan pada kelompok bayi
dan balita. Pada usia 0-2 tahun merupakan masa tumbuh kembang yang
optimal (golden period) sehingga bila terjadi gangguan pada masa ini tidak
dapat dicukupi pada masa berikutnya dan akan berpengaruh negatif pada
tangga, ketersediaan air bersih dan fasilitas sanitasi dasar serta ketersediaan
4
dan aksesibilitas terhadap pelayanan kesehatan dan gizi masyarakat yang
berkualitas.3
Status gizi balita dapat diukur dengan indeks berat badan per umur (BB/U),
tinggi badan per umur (TB/U) dan berat badan per tinggi badan (BB/TB).
persentase gizi buruk sebesar 3,4% menurut indeks BB/U pada balita 0-59
bulan. Angka tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil tahun 2015, yaitu
sebesar 3,9%. Sedangkan hasil penimbangan status gizi pada balita 0-23
bulan menurut indeks BB/U tahun 2016 adalah 3,1% gizi buruk, hasil ini
prevalensi gizi buruk sebesar 922 balita yang mengalami gizi buruk
yaitu tahun 2016 dan 2015 prevalensi gizi buruk tampak turun, yaitu tahun
2015 sebesar 922 balita menjadi 982 tahun 2016. Akan tetapi prevalensi
Tengah.
dari bulan Januari – Desember berjumlah 17 balita dari total balita sebanyak
5
2.1 Rumusan Masalah
Bagaimana diagnosis holistic dan terapi komperhensif terhadap penyakit
1.1. Tujuan
Epidemiologi
6
1.2. Manfaat
lapangan.
ataupun pencegahannya
7
1.4.3 Manfaat bagi tenaga kesehatan
Gizi Buruk.
8
BAB II
ANALISA SITUASI
pasien, observasi langsung (home visite), dan catatan medik selama pasien
16 April 2019.
Nama : An. JF
Agama : Islam
Kewarganegaraan : WNI
9
2.2.2 Anamnesis Holistik ( Alloanamnesis pada keluarga pasien)
A. ASPEK 1: Personal
10
3. Riwayat Penyakit Keluarga
keluarga disangkal.
5. Riwayat Persalinan
11
6. Riwayat Imunisasi
imunisasi lengkap. Saat ini ibu pasien rajin ikut serta dalam
kegiatan posyandu.
1. Data Individu
12
2. Data Genetik
3. Data Perilaku
13
Setelah mengetahui penyakitnya anaknya, ibu pasien mulai
masih kurang.
1. Lingkungan
14
kurang pencahayaan, terdapat 1 WC jongkok dan 1 bak mandi.
air isi ulang, sedangkan sumber air untuk mandi dan mencuci
2. Ekonomi
3. Sosial Masyarakat
Derajat Fungsional
tuanya
15
DERAJAT FUNGSIONAL : 4
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital
b. Nadi
- Frekuensi : 80 x/menit
- Irama : Reguler
- Ekualitas : Ekual
d. Suhu : 36,5oC
Status Present
a. Kepala : Mesocephale
16
d. Mata : Oedema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-), sklera
di tengah
g. Mulut: Gusi berdarah (-), Bibir kering (-), Bibir sianosis (-)
T1-T1 tenang.
j. Thorax
17
Capillary refill : < 2” < 2”
Aspek 1: Personal
anakseumurannya
18
Aspek 4 : Faktor Risiko Eksternal
d. Pencahayaan kurang
A. Identifikasi Masalah
kasus Gizi buruk. Dari faktor internal diperoleh perilaku yang tidak
bersih dan sehat, status gizi yang sangat kurang. Faktor eksternal yang
dalam rumah.
B. Intervensi
1. Promotif
a. Patient Centered
19
b. Family Focused
pengobatan.
formulasi F-100
2. Preventive
a. Patient Centered
meningkatkan imunitas.
b. Family Focused
pasien
20
- Edukasi makanan apasaja yang baik untuk pasien
3. Kuratif
a. Patient Centered
b. Family Focused
untuk penderita
21
4. Rehabilitatif
a. Patient Centered
diberikan
b. Family Focused
pengobatan.
22
BAB III
PEMBAHASAN
23
i. Faktor Genetik dan Biologis
- Usia
Usia bayi dan balita merupakan golden period pertumbuhan dan
perkembangan sehingga asupan makanan bergizi dan seimbang sangat
diperlukan, selain itu juga usia tersebuat sangat mudah terjadi infeksi
karena sistem imun yang belum terbentuk secara sempurna.
ii. Faktor Perilaku
- Tingkat pendidikan orang tua
Faktor pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kesadaran dan perilaku masyarakat terkait kesehatan. Dalam kasus ini,
pasien tidak diberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan dan sudah diberikan
makanan selain ASI berupa nasi lembek pada usia 5 bulan. Pendidikan
terakhir ayah pasien adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) dan ibu
Sekolah Menengah Atas (SMA) sehingga kurang memahami pentingnya
ASI Eksklusif bagi seorang bayi serta kurangnya pengetahuan tentang gizi
bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Tingkat pendidikan ibu juga
akan berpengaruh terhadap tindakan perawatan oleh ibu kepada anak yang
menderita gizi buruk.
iii. Faktor Lingkungan
- Keadaan sosial dan ekonomi yang rendah
Keluarga pasien tergolong dalam menengah ke bawah. Dalam sehari sang
ayah hanya mendapat Rp 100.00/hari. Uang ini digunakan untuk keperluan
sekolah dan keperluan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan makan dan
minum. Jika dilihat dari jumlah, sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan
makan seimbang dan beraneka ragam.
iv. Pelayanan Kesehatan
- Kurangnya informasi mengenai gizi Keluarga pasien kurang dalam
mendapatkan informasi yang cukup mengenai gizi untuk pelayanan
masyarakat seperti posyandu serta petugas gizi bisa memberikan
penyuluhan tentang gizi saat posyandu. Dengan dilakukan upaya
penyuluhan dan penjaringan, diharapkan dapat menurunkan angka kejadian
24
gizi buruk serta jika ditemukan pasien gizi buruk dapat ditemukan pada fase
awal dan diberikan penanganan secepat mungkin.
Agent
kurangnya asupan
makanan bergizi
GIZI BURUK
Environment Host
• Tinggal Di Lingkungan Padat • kurangnya penerapan
Penduduk rumah sehat
• Kepadatan Hunian yang • Perilaku yang tidak bersih
tinggi
• Asupan gizi yang kurang
• Rumah yang tidak sehat
• Ventilasi dan pencahayaan
rumah yang tidak
memenuhi syarat
25
3.2 USG (Urgency, Seriusness, Growth)
Kepadatan hunian 3 3 3 9 5
Status Gizi 3 3 4 10 4
26
Masalah Alternatif Pemecahan Masalah
27
28
3.4 Plan of Action (POA)
No Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Tempat Waktu Biaya Pelaksa Indikator
na Keberhasilan
1 Edukasi mengenai Meningkatkan Keluarga
Edukasi
D 15
Rumah apil - Dokter Keluarga
rumah sehat pengetahuan dan pasien pasien 2019 muda mengetahui
untuk
kemauan keluarga membuka
FK dengan jelas
pasien untuk jendela UNISSU mengenai rumah
memperbaiki LA sehat dan
rumah Edukasi meningkatkan
untuk upaya untuk
membersih mengurangi
kan rumah kelembapan
rumah
3 Edukasi keluarga Meingkatkan Pasien dan Mengajarkan Rumah 16 april Rp.52.000, Dokter Keluarga pasien
tentang pemberian asupan gizi yang Keluarga cara pasien 2019 00 Muda mengetahui cara
makanan yang baik baik dan seimbang pasien pembuatan FK pembuatan
untuk pasien gizi untuk pasien dan Unissula makanan untuk
buruk pemberian pasien
formula
F100.
Memberikan
susu dan
biskuit yang
dapat
dikonsumsi
pasien
29
4 Edukasi mengenai Meningkatkan Pasien dan Diskusi Rumah 15 april - Dokter Keluarga
PHBS kesadaran Keluarga Edukasi Pasien 2019 Muda mengetahui
pengetahuan pasien cuci FK dengan jelas
keluarga pasien tangan Unissula mengenai PHBS
untuk hidup bersih
dan sehat
30
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan
yang berpengaruh pada studi kasus gizi buruk pada An.JF dengan diagnosis
- Host :
- Environment :
o Kurang pencahayaan
4.2. Saran
a) Untuk Puskesmas
kesehatan di masyarakat.
b) Untuk Pasien
31
- Memotivasi pasien dan keluarga agar berperilaku hidup bersih dan
sehat
untuk anaknya
32
DAFTAR PUSTAKA
.
Arianato, E., 2012, Hubungan Antara Gizi Kurang Dengan Prevalensi Tuberculosis Paru
Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo Tahun
Depkes RI. 2007. Pedoman Pendampingan Keluarga Menuju Kadarzi. Jakarta : Dirjen Bina
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Profil Kesehatan Kota Semarang Tahun 2011
Dinkes Kota Semarang, Profil kesehatan Kota Semarang tahun 2013. Semarang: Dinkes Kota
Semarang.
Kementrian Kesehatan RI, 2018, Data dan Informasi Profil Kesehatan Indonesia 2017.
Jakarta, 2018
Kemenkes RI. 2011. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Standar
Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta : Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan
Anak.
Krisnansari, Diah. 2010. Nutrisi dan Gizi Buruk. Mandala of Health. Volume 4, Nomor 1
Price, S.A., Wilson,L.M., 2006, Patofisiologi Klinis Proses – Proses Penyakit, Edisi 6,
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-indonesia/profil-
kesehatan-Indonesia-2016.pdf
33
Rasmin, M., et al, 2008. Profil Penderita Tuberkulosis Paru di Poli Paru RS Persahabatan
34
Lampiran
Lampiran 1. Dokumentasi
35
Lampiran 2. Kuesioner PHBS
2 Asi Ekslusif √
3 Penimbangan balita √
KLP Kesling
6 Air bersih √
tempatnya
10 Aktivitas fisik/olahraga √
12 Mencuci tangan √
Miras/Narkoba
KLP UKM
36
KOMPONEN
NO RUMAH YG KRITERIA NILAI BOBOT
DINILAI
I KOMPONEN RUMAH 31
1 Langit-langit a. Tidak ada 0 0
b. Ada, kotor, sulit dibersihkan, dan rawan kecelakaan 1
c. Ada, bersih dan tidak rawan kecelakaan 2
a. Bukan tembok (terbuat dari anyaman
2 Dinding bambu/ilalang) 1
b. Semi permanen/setengah tembok/pasangan bata
atau 2
batu yang tidak diplester/papan yang tidak kedap
air.
c. Permanen (Tembok/pasangan batu bata yang
diplester) 3 3
papan kedap air.
3 Lantai a. Tanah 0
b. Papan/anyaman bambu dekat dengan
tanah/plesteran 1
yang retak dan berdebu.
c. Diplester/ubin/keramik/papan (rumah panggung). 2 2
4 Jendela kamar tidur a. Tidak ada 0 0
b. Ada 1
5 Jendela ruang keluarga a. Tidak ada 0 0
b. Ada 1
6 Ventilasi a. Tidak ada 0 0
b. Ada, lubang ventilasi < 10% dari luas lantai 1
c. Ada, lubang ventilasi > 10% dari luas lantai 2
7 Lubang asap dapur a. Tidak ada 0 0
b. Ada, lubang ventilasi dapur < 10% dari luas lantai
dapur 1
b. Ada, lubang ventilasi dapur > 10% dari luas lantai
dapur 2
(asap keluar dengan sempurna) atau ada exhaust
fan
atau ada peralatan lain yang sejenis.
a. Tidak terang, tidak dapat dipergunakan untuk
8 Pencahayaan membaca 0
b. Kurang terang, sehingga kurang jelas untuk
membaca 1 1
dengan normal
c. Terang dan tidak silau sehingga dapat dipergunakan
untuk 2
membaca dengan normal.
II SARANA SANITASI 25
37
d. Ada, bukan milik sendiri dan memenuhi syarat
kesh. 4
38
PERILAKU
III PENGHUNI 44
Keterangan :
Hasil Penilaian : NILAI x BOBOT
Kriteria : 186 + 325 + 308 = 819
1) Rumah Sehat = 1068 – 1200
2) Rumah Tidak Sehat = < 1068
39
Lampiran 4;
40
41