SKRIPSI
Disusun Oleh:
MARINI
1110015000078
iii
ABSTRACT
iv
KATA PENGANTAR
Asalamualikum Wr Wb.
v
pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Kakak, Nurlita Marya S.Pd dan adik, Selly Meliyana yang selalu
menyemangati dan memberikan motivasi dalam penulisan skripsi sehingga
menempuh pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Semua keluaraga besar H. Angkrih dan keluarga besar di Jawa Timur, serta
keluarga Fahrur Rizal yang selalu mendoakan saya sehingga mampu
menyelesaikan penulisan skripsi hingga menempuh pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
10. Sahabat saya Ummi Sadiyah, Rizka Putri, Fauziah, kiki, Sari, Faiza, Rina,
Ninis, Ayu, dan Lita, terima kasih atas cerianya dikampus dan selalu
memberikan dorongan dan motivasinya yang sangat luar biasa untuk
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabat saya Melisa, Jenita, Lela, yang selalu memberikan bantuan,
dukungan, dan menghibur saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Buat sahabat saya yang dirumah, Dita, Ayu, Maya, Rahmah, Iim, Bibah,
Mifta, Anis, Pipin yang selalu memberikan bantuan, dukungan, dan terima
kasih atas kekeluargaannya,
13. Untuk keponakan saya Mutiara, Fawaz Marfi, Danar, Damar, Zahra, Icha,
Rahma, dan Haikal yang selalu memberikan semangat dan motivasi.
Atas bantuan mereka yang sangat berharga, penulis berdo’a semoga Allah
Swt memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal shaleh dan ketaatan
kedapa-Nya, Aamiin.
Marini
NIM.1110015000078
vi
DAFTAR ISI
viii
Dalam Mata Pelajaran Ekonomi ...................................... 44
3. Bentuk Penilaian Ranah Psikomotor................................ 48
D. Mata Pelajaran Ekonomi Di Madrasah Aliyah ...................... 51
1. Pengertian Ekonomi ......................................................... 51
2. Kedudukan Mata Pelajaran Ekonomi............................... 52
3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Ekonomi ........................ 53
4. Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi...................................... 53
E. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................... 54
F. Sinopsis .................................................................................. 55
ix
Pelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ....................................... 72
D. Pembahasan Hasil Penelitian................................................... 73
1. Penilaian Ranah Kognitif .................................................. 73
2. Penilaian Ranah Afektif .................................................... 75
3. Penilaian Ranah Psikomotor ............................................. 78
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Suharmini Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,2001), h. 3
2
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta : Multi Pressindo,
2012), h. 55
3
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 20 Tahun 2007, Standar
Penilaian Pendidikan. https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2012/01/permen-no-20-standar-
penilaian-pendidikan.pdf Diakses Pada Tanggal 23 Desember 2014 Pada Pukul 15:19
1
2
4
Peter W. Airasian and Micheal K. Russel, Classroom Assesment : Concepts and
Applications, (New York: McGraw Hill, 2008), h. 4
5
Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Yang Profesional,(Jakarta : Erlangga, 2013), h. 6
6
Undang-Undang RI No : 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:
PT Kloang Klede Timur, 2003).
3
7
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Kanisius, 1994), Cet. Ke-1, hal.
11.
4
hasil belajar siswa hanya memperhatikan prilaku siswa tersebut karena pada
mata pelajaran Ekonomi belum mempunyai penilaian khusus terhadap hasil
belajar siswa pada ranah afektif dan ranah psikomotor. Teknik tes sendiri
merupakan alat ukur kognitif siswa sedangkan pada non-tes merupakan alat
ukur mengetahui afektif dan psikomotor siswa.
Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada Peraturan Mentri
Pendidikan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 66 Tahun 2013 tentang
standar penilaian pendidikan. Standar penilaian bertujuan untuk menjamin:
(1) perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, (2) pelaksanaan penilaian
peserta didik secara professional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai
dengan konteks sosial budaya, dan (3) pelaporan hasil penilaian peserta didik
secara objektif, akuntabel, dan informative. Standar penilaian pendidikan ini
disusun sebagai acuan penilaian bagi pendidik, satuan pendidik, dan
pemerintah pada satuan pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar dan
menengah.8
Hal ini menunjukkan bahwa penilaian menurut Permendiknas
merupakan kriteria, prosedur, dan instrumen penilaian pada hasil belajar
peserta didik sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengkaji dan meneliti lebih
lanjut mengenai proses penilaian pembelajaran dalam mata pelajaran
Ekonomi dan mengangkat masalah yang berjudul: “IMPLEMENTASI
PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
KELAS X DI MADARASAH ALIYAH PEMBANGUNAN UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA”
8
Dr. Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), h. 49
6
B. Masalah Penelitian
1. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah Implementasi penilaian hasil belajar pada
mata pelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Implementasi penilaian hasil belajar menyangkut hasil
dan pelaksanaan penilaian pada mata pelajaran Ekonomi.
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Implementasi penilaian pada ranah kognitif dalam pembelajaran
Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
b. Implementasi penilaian pada ranah afektif dalam pembelajaran
Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
c. Implementasi penilaian pada ranah psikomotor dalam pembelajaran
Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka masalah dan penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimanakah implementasi penilaian ranah kognitif dalam
pembelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta?
b. Bagaimanakah implementasi penilaian ranah afektif dalam
pembelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta?
c. Bagaimanakah implementasi penilaian ranah psikomotor dalam
pembelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta?
7
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui implementasi penilaian ranah kognitif dalam pembelajaran
Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2. Mengetahui implementasi penilaian ranah afektif dalam pembelajaran
Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
3. Mengetahui implementasi penilaian ranah psikomotor dalam pembelajaran
Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Guru, dapat menjadi salah satu acuan untuk menggunakan proses
penilaian yang tepat pada saat pembelajaran dilakukan.
2. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan
dalam membina guru dalam kreativitasnya oleh pelatihan pendidikan
3. Bagi pengawas, dapat melakukan pembinaan untuk
mengembangkan kualitas sekolah, kinerja guru, dan kinerja
seluruh staf sekolah.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Ranah Kognitif
1. Pengertian Ranah Kognitif
Ranah Kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan
dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berfikir, seperti
kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Ranah
kognitif menurut Bloom terdiri dari 6 tingkatan, yaitu: “pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.”1
Menurut Piaget, sebagaimana dikutip oleh Syamsul Bachri Thalib
“ menjelaskan bahwa selama tahapan operasi formal yang terjadi sekitar
usia 11-15 tahun, seseorang anak mengalami perkembangan penalaran dan
kemampuan berfikir untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya
bersadarkan pengalaman langsung.”2
Jadi menurut Piaget bahwa penilaian ranah kognitif yang dipelajari
sejak kanak-kanak bertindak sebagai acuan untuk mengenai apa yang
terjadi, dan bagaimana menerapkan pada tahap selanjutnya. Pieget
memandang bahwa anak memainkan peran aktif didalam menyusun
pengetahuannya mengenai realitas, anak tidak pasif dalam menerima
informasi.
Menurut Jerome Bruner, sebagaimana dikutip oleh Syarifan
Nurjan, “teori perkembangan kognitif antara lain ada dua ciri yang harus
memperhatikan aspek-aspek pertumbuhan secara alamiah, berikut
penjelasannya:
a. Pertumbuhan intelektual ditandai dengan berkembangannya respon
setiap stimulus terhadap lingkungan secara tiba-tiba.
1
Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana.
2008), h. 125.
2
Syamsul Bachri Thalib. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif,
(Jakarta: Kencana 2010), h. 50
8
9
3
Syarifan Nurjan, Psikologi Belajar, ( Surabaya: Amanah Pustaka. 2009), h. 6.
4
Matinis Yamin, Strategi Pembelajran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada
Press. 2003), h. 27
10
Gambar 2.1
Pola Pengembangan Fungsi Kognitif Siswa
Pengembangan fungsi
kognitif
Upaya
Hasil
Hasil
5
Muhibbi Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu. 1999), h. 52-53
11
6
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002), h.
43
7
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, ( Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2004), Cet.. Ke-12, h. 44-47
12
8
Ahmad Sofyan dkk, Evaluasi Pembelajaran IPS Berbasis Kompetensi, ( Jakarta : UIN
Jakarta Press), h. 18-19
14
c. Memprediksi
d. Merancang model mobil/pesawat
sederhana
e. Menciptakan produk baru
9
Martinis Yamin. Op. Cit., h. 32
16
10
Kunandar, Op. Cit., h. 166
17
11
Martcy Chrisna Dwi Putranti, Skripsi “ Pengaruh Pendekatan Brain Based Learning
Terhadap Hasil Belajar IPS Pada Materi Ekonomi”, (Jakarta: UIN, 2012), h. 28
12
Sudaryono, Op. Cit., h. 46
13
Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 81A Tahun 2013,
Tentang Implementasi Penilaian, h. 62
18
14
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2009), h. 155
15
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), h. 219
16
http://dayanmaulana.blogspot.com/2011/03/tes-lisan.html Di Akses pada tanggal 24
November 2014. Pukul 13:37 WIB
19
b. Tes Tetulis
Tes tertulis atau sering disebut paper dan pencil test adalah
test yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk
tertulis. Tes tertulis ada dua bentuk, yaitu bentuk uraian (essay) dan
bentuk objektif (objective). Menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi
Safrudin Abdul Jabar, “sedangkan kekuatan tes tertulis adalah
kemampuan memilih kata-kata, kekayaan informasi, kemampun
berbahasa, kemampuan memadukan ide-ide, dan proses berpikir
peserta tes dapat dilihat dengan nyata.”17 Berikut bentuk-bentuk tes
tertulis:
17
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 114
20
1) Tes Essay
Shelley O’ hara mengatakan: “Probably the most dreaded
type of question is the essay question, because you aren’t given
any answers to choose from and you are faced with a blank page
that you need to compete”. Menurut pendapatnya bahwa yang
paling ditakuti dari sejumah bentuk tes adalah tes essay, karena
tidak diberikan jawaban untuk dipilih dan anda dihadapkan
dengan sebuah halaman kosong yang harus diselesaikan.18
Menurut Armei Arief, tes essay yaitu “test yang disusun
sedemikian rupa sehingga jawabannya terdiri dari beberapa
kalimat. Untuk menjawab pertanyaan sangat memerlukan waktu
yang banyak, dan murid boleh menjawab sepuas-puasnya dan
seluas-luasnya.”19
Berikut contoh tes essay sebagai berikut:20
1. Apa pengertian pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
ekonomi? Jelaskan perbedaan antara pertumbuhan
ekonomi dengan pembangunan ekonomi!
Tebel 2.4 Kelebihan dan Kelemahan Tes Essay21
Kelebihan Tes
Kelemahan Tes Essay
Essay
1. Guru tidak terlalu sulit untuk 1. Soal lazimnya terbatas
menyusun bentuk tes uraian. sehingga cakupan materi
evaluasi juga terbatas.
2. Melatih siswa 2. Jawaban heterogen sehingga
mengkontruksi gagasannya
sering menyulitkan dalam
dengan baik kemudian
mengekpresikannya ke menilai.
dalam sebuah jawaban
tertulis sebagai bentuk
komunikasi dengan guru.
18
Shelley O’hara, Improving Your Study Skills, (Canada: Wiley, 2006), h. 96
19
Armei Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, ( Jakarta:Ciputat
Pers, 2002), h. 63
20
Mardiyatmo, Ekonomi SMA Kelas XI, (Jakarta: Yudhistira,2011), h. 50
21
http://www.pustakasekolah.com/essay-test-kelebihan-dan-kekurangannya.html#_ Di
Akses Pada Tanggal 24 November 2014. Pukul 13:46 WIB
21
2) Tes Objektif
a. Tes benar-salah (true-false)
Menurut Zaenal Arifin bentuk tes benar salah (B-S) adalah
untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membedakan
antara fakta dengan pendapat.” 22
Menurut Surapranata, terdapat beberapa kelebihan dan
kelemahan bentuk soal benar-salah yang harus diperhatikan oleh
guru ketika mereka mengembangkan soal, “kelebihan pertama
mudahnya membuat soal. Hanya dengan mengubah sedikit
pernyataan yang terdapat dalam buku atau membuat sama
pernyataan yang terdapat dalam buku misalnya, akan diperoleh
soal benar-salah. Kelemahannya soal benar-salah adalah
berkaitan dengan kemampuan yang hendak diukur.”23 Lazimnya,
jawaban benar diberi skor 1, sedang jawaban salah diberi skor 0.
Skor yang dicapai siswa dilakukan dengan menjumlahkan
jawaban benar. Jadi, skor siswa sama dengan jumlah jawaban
benar. Hal ini berlaku untuk semua jenis tes objektif baik pilihan
ganda, benar-salah, isian singkat, maupun menjodohkan.
22
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Rosdakarya. 2011), h. 136
23
Sudaryono, Op. Cit., h. 108
22
24
Sudaryono, Op. Cit., h. 111
25
Mardiyanto, Op. Cit., h. 51
23
B. Ranah Afektif
1. Pengertian Ranah Afektif
Menurut Anas Sudijono ranah afektif ialah “ranah yang berkaitan
dengan sikap dan nilai bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahan-perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan
kognitif tingkat tinggi.”29
Menurut Muhibbin Syah, bahwa ranah kognitif sangat erat kaitannya
dengan “ranah kognitif pengembangan ranah kognitif pada dasarnya
membuahkan kecakapan kognitif dan juga menghasilkan kecakapan
afektif.”30 Sebagai contoh, seorang guru yang piawai dalam
mengembangkan kecakapan kegnitif, maka berdampak positif pula
terhadap ranah efektif.
Menurut Zainal Arifin, ranah afektif yaitu internalisasi sikap yang
menunjuk kearah pertumbuhan batiniah dan terjadi bila peserta didik
menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian mengambil sikap
sehingga mejadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan
menentukan tingkah laku.31 Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami
bahwa afektif ialah perilaku yang menekankan perasaan, emosi, atau
derajat tingkat penolakan atau penerimaan terhadap suatu objek.
Menurut Burhan Nurgiyantoro, bahwa ranah afektif berkaitan erat
dengan perasaan, nada, emosi, motivasi, kecenderungan bertingkah laku,
tingkatan penerima dan penolakan terhadap sesuatu.”32
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, ranah
afektif ialah penilaian terhadap aspek siswa untuk mengetahui sejauh
mana perilaku siswa dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan dan
membantu semua peserta didik belajar, serta mampu membangkitkan
29
Sudaryono , Op.Cit., h. 46
30
Muhibbin Syah, Op. Cit., h.51
31
Zainal Arifin, Op. Cit., h. 22
32
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,
(Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta), h. 58
26
karakter peserta didik untuk belajar. Hal ini merupakan tanggung jawab
sebagai seorang guru sebagai pengajar dan pendidik. Selain itu juga ikatan
emosional sering diperlukan untuk membangun karakter kebersamaan
antar peserta didik dengan peserta didik lainnya.
Menurut Nana Sudjana, “tipe hasil belajar afekif nampak pada siswa
dalam berbagai tingkah laku seperti perhatian terhadap pelajaran, disiplin,
motivasi belajar, menghargai guru, dan kelas, kebiasaan belajar, dan
hubugan sosial.”33
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan (Permendikbud)
Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum pada sikap
adalah sebagai berikut:
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait
dengan kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/objek.
Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup
yang dimiliki oleh seseorang. Sikap terdiri dari tiga komponen,
yakni: afektif, kognitif, dan konatif/perilaku. Komponen afektif
adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya
terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau
keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif
adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-
cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.34
33
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 30
34
Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 81A Tahun 2013,
Tentang Implementasi Penilaian, h. 59
35
Harun Rasyid, Penilaian Hasil Belajar, (Bandung: CV Wacana Prima,2009), h. 13
27
36
Zaky. Ranah Penilaian Kognitif, Afektif, dan Psikomotori. Diambil dari
http://blog.um.ac.id/zakydroid88/2011/11/26/ranah-penilaian-kognitif-afektif-dan-psikomotorik/,
Di Akses Pada Tanggal 9 Desember 2014
28
37
http://sumut.kemenag.go.id/ Diakses Pada Tanggal17 Juli Pukul 12:01 WIB
38
Azwar Safuddin, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajari, 1997), h. 20-27
30
40
Imas Kurinasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan,
(Surabaya : Kata Pena, 2014), h. 65-66
32
41
Asep Jihap, M.Pd dan Abdul Haris, M.Sc. Op. Cit., h.152
33
42
Imas Kurniasih, Op. Cit., h. 67
34
pribadi
g. Mencari jalan untuk mengatasi
perbedaan pendapat/ pikiran antara
diri sendiri dengan orang lain
h. Mendorong orang lain untuk bekerja
sama demi mencapai tujuan bersama
6. Santun atau sopan a. Menghormati orang yang lebih tua
Adalah sikap baik dalam b. Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan
pergaulan bik dalam takabur
berbahasa maupun c. Tidak meludah di sembarangan
bertingkah laku. Norma tempat
kesantunan bersifat relative, d. Tidak menyela pembicaraan pada
artinya yang dianggap waktu yang tidak tepat
baik/santun pada tempat dan e. Mengucapkan terima kasih setelah
waktu tertentu bisa berbeda menerima bantuan orang lain
pada tempat dan waktu yang f. Bersikap 3S (salam, senyum, sapa)
lain. g. Meminta ijin ketika akan memasuki
ruangan orang lain atau
menggunakan barang milik orang
lain
h. Memperlakukan orang lain
sebagaimana diri sendiri ingin
diperlukan
7. Percaya diri a. Berpendapat atau melakukan
Adalah kondisi mental atau kegiatan tanpa ragu-ragu
psikologis seseorang yang b. Mampu membuat keputusan dengan
memberi kerajinan kuat untk cepat
berbuat atau bertindak c. Tidak mudah putus asa
d. Tiak canggung dalam bertindak
e. Berani presentasi di depan kelas
f. Berani berpendapat, bertanya, atau
menjawab pertanyaan.
37
Dari tabel tentang kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial di atas
dalam pembelajaran di kelas, guru harus menjadikan kompetensi sikap
spiritual dan sikap sosial yang dirinci dalam indikator pencapaian kompetensi
sebagai tujuan pembelajaran yang harus dicapai selama peserta didik belajar
di tingkat kelas tersebut meskipun kompetensi tersebut tidak diajarkan dalam
arti formal. Namun sikap spiritual dan sikap sosial tersebut harus
terimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik melalui
pembiasaan dan keteladanan. Oleh karena itu, untuk mengetahui tingkat
pencapaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial perlu dilakukan
penilaian secara berkesinambungan.
Dalam melakukan penilaian diri terhadap kompetensi sikap, baik
sikap spiritual maupun sikap sosial harus mengacu pada indikator pencapaian
kompetensi yang sudah dibuat oleh guru sesuai Kompetensi Dasar dari
Kompetensi Inti sikap spiritual dan sikap sosial.
Table 2.8 kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI 1) dan Sikap Sosial (KI 2)
Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah43
43
Kunandar, Op. Cit., h 107
38
5) Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidikan di dalam dan di luar
kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan
kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
Jurnal dapat memuat penilaian peserta didik terhadap aspek tertentu
secara kronologis. Kriteria jurnal:
a. Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting
b. Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator
c. Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi atau
digunakan
d. Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara
kronologis
e. Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis,
jelas dan komunikatif
f. Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap
tampilan sikap peserta didik
g. Menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan
peserta didik
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan
penilaian antar peserta didik adalah lembar pengamatan berupa daftar cek
(checklist) atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik,
sedangkan pada jurnal berupa catatan peserta didik. Instrumen penilaian
harus memenuhi persyaratan substansi atau meteri, kontruksi, dan bahasa.
6) Wawancara
Wawancara merupakan teknik penilaian dengan cara guru
melakukan wawancara terhadap peserta didik menggunakan pedoman
atau panduan wawancara berkaitan dengan sikap spiritual atau sikap
sosial tertentu yang ingin digali dari peserta didik. Guru juga dapat
menanyakan secara langsung atau wawancara tentang sikap peserta
didik berkaitan dengan pembelajaran.
42
C. Ranah Psikomotor
1. Pengertian Ranah Psikomotor
Kata “psikomotor” berhubungan dengan kata “motor”, sensory motor
atau perceptual motor. Menurut Burhan Nurgiyantoro, mengatakan bahwa
yang dimaksud dengan kategori kemampuan psikomotorik adalah “ranah
psikomotor berkaitan dengan kompetensi berunjuk kerja yang melibatkan
43
45
Burhan Nurgiyantoro, Op. Cit., h. 59
46
Nana Sudjana, Op. Cit., h. 31
47
Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima,2009),
h. 171
48
Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 81A Tahun 2013,
Tentang Implementasi Penilaian, h. 63
44
49
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),Cet. I, h. 51
45
50
Nana Sudjana, Op. Cit., h. 30-31
51
Kunandar, Op. Cit., h. 261
46
52
Kunandar. Op. Cit., h.259
48
53
Imas Kurinasih Op. Cit., h. 62-64
49
c. Proyek
Adalah penilaian terhadap tugas yang mengandug investigasi dan
harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan. Proyek juga akan
memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan siswa
pada pembelajaran tertentu, kemampuan siswa dalam mengaplikasikan
pengetahuan, dan kemampuan siswa untuk mengomunikasikan
informasi. Penilaian proyek sangat dianjurkan karena membantu
mengembangkan keterampilan berpikir tinggi (berpikir kritis,
pemecahan masalah, berpikir kreatif) peserta didik. Misalnya membat
laporan, pemanfaatan energi di dalam kehidupan, membuat laporan
hasil pengamatan pertumbuhan tanaman.
Contoh format Penilaian Proyek dengan menggunakan daftar cek (chek
list).54
Sekolah :……. Tahun Pelajaran :…..
Nama Siswa :……. Kelas/Semester :…..
Tabel 2.11 Format Penilaian Proyek Daftar Cek List
Kategori
No Aspek Yang Dinilai
Baik Tidak Baik
1.
2.
3.
Dst
Skor Perolehan
Skor Maksimal
Keterangan :
Baik skornya =1
Tidak baik skornya =0
Nilai = Skor Perolehan x 100
Skor Maksimal
54
Kunandar, Op.Cit., h. 288
50
1.
2.
3.
4.
Dst.
Skor
Perolehan
Skor
Maksimal
Keterangan :
Sangat baik skornya =4
Baik skornya =3
Cukup skornya =2
Kurang baik skornya =1
Nilai = skor Perolehan x 100
Skor Maksimal
d. Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian melalui sekumpulan karya
peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang
dilakukan selama kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh
guru dan peserta didi untuk memantau secara terus menerus
perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam
bidang tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio memberikan
gambaran secara menyeluruh tentang proses & pencapaian hasil
belajar peserta didik. Agar penilaian portofolio berjalan efektif guru
51
55
http://9wiki.net/pengertian-ilmu-ekonomi/ Di Akses Pada Tanggal 24 September 2014
Pada Pukul 14:54 WIB
52
56
Nanang Fatah, Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000), Cet 1, h. 11
57
Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2010), h. 9
53
58
Lif Khoiri Ahmadi, dkk., Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher, 2011), h. 191
54
hanya sebatas untuk mengukur sikap siswa terhadap Mata Pelajaran PKn.
Sedangkan dalam penilaian afektif masih ada empat karakteristik penting
yaitu minat, nilai, konsep diri dan moral. Oleh karena itu dalam penelitian
kali ini memiliki kelebihan dibandingkan penelitian terdahulu tersebut,
dimana peniliaian afektif yang dilakukan mencangkup kelima karakteristik
penilaian afektif yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral.60
3. Pengembangan Evaluasi Afektif Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di
Prodi D-II PGSD Guru Kelas Universitas Negeri Yogyakarta oleh Mami
Hajaro. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model evaluasi
afektif dan mendapatkan satu perangkat evaluasinya untuk Matakuliah
Pendikan Agama Islam bagi mahasiswa D-II PGSD yang memiliki standar
kualitas perangkat non tes. Ini merupakan penelitian Action Reseach
dengan populasi penelitian mahasiswa PGSD D-II UNY.46, sedangkan
dalam penelitian yang peneliti lakukan menggunakan metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
F. Sinopsis
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang dikemukakan
sebelumnya, maka dapat diambil suatu kerangka pemikiran sebagai berikut.
Implementasi Penilaian pada ranah kognitif dalam pembelajaran Ekonomi di
Sekolah Madrasah Aliyah merupakan salah satu jenjang pendidikan menengah
pada pendidikan formal. Untuk menghasilkan tamatan yang cerdas,
kompetitif, dan memiliki jati diri bangsa.Untuk itu, selain harus mempunyai
akhlak yang baik. Peserta didik dituntut pandai dalam segala aspek yang
terdapat pada penilaian hasil belajar di mana kemampuan kognitif adalah
penampilan yang dapat diamati dari aktivitas mental dan (otak) untuk
memperoleh pengetahuan melalui pengalaman sendiri. Kemampuan kognitif
60
Yuhana Dwi Krisnawati, Pengembangan Instrumen Penilaian Domain Afektif Yang
Berkualitas Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X Di SMA N 1 Boja Kabupaten Kendal Tahun
Ajaran 2012/2013”, ( Jakarta : UNNES, 2013)
56
peserta didik dapat dilihat dari keaktifan peserta didik dan kemandirian peserta
didik dalam pembelajaran di kelas.
Pada Implementasi penilaian ranah afektif pada hasil belajar
merupakan tujuan yang berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai,
dan sikap hati yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap
sesuatu. Sedangkan pada implementasi penilaian pada ranah psikomotor yang
berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan
koordinasi antara syaraf dan otot hal ini berkaitan dengan keterampilan.
Dimana pada ranah psikomotor merupakan ranah psikomotor yang
berhubungan dengan seluk beluk yang terjadi karena adanya koordinasi otot-
otot oleh fikiran sehingga diperoleh tingkat keterampilan fisik tertentu.
Proses pendidikan disekolah dilaksanakan dalam bentuk belajar
mengajar. Proses pembelajaran teori yang dilaksanakan di kelas untuk
memberikan ilmu pengetahuan atau kognitif pada siswa, sedangkan
pembelajaran pada sikap dan tingkah laku peserta didik dalam proses
pembelajaran dilakukan pada aspek afektif. Berkaitan dengan ini, peserta
didik di tuntut untuk pandai kognitif dan terampil dalam praktik. Tingkat
keberhasilan siswa ditunjukkan dari tinggi rendahnya hasil belajar yang
dicapai peserta didik tersebut. Hasil belajar yang berkaitan dengan
kemampuan kognitif, mencakup kemampuan yang berhubungan dengan
berfikir, mengetahui dan pemecahan masalah. Pada hasil belajar peserta didik
dilihat dari aspek afektif, peserta didik dinilai dari perbuatan-perbuatan pada
tingkah lakunya. Sedangkan hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan
psikomotor berkaitan dengan keterampilan (skill) dan kemampuan untuk
bertindak setelah peserta didik menerima pengalaman belajar tertentu.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian selama tiga
bulan terhitung mulai dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2014.
1
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010), cet. 27, h. 4
57
58
2
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), h. 131
59
2. Wawancara
Wawancara yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
wawancara mendalam dimana pewawancara saling bertatap muka dengan
informan dan dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah
dibuat sebelum wawancara berlangsung. Jumlah pertanyaan yang disajikan
kepada informan tidak ditentukan. Tergantung kepada kebutuhan data
yang dicari apakah sudah cukup memenuhi ataukah belum.
Selain pewawancara mencatat hal-hal yang penting ketika
berlangsungnya wawancara, harus pula proses wawancara direkam supaya
semua data tersusun rapi dan menghindari hilangnya catatan lapangan.
Informasi yang termasuk dalam wawancara adalah elemen-elemen
yang berkaitan dengan penelitian dan terlibat langsung dalam kegiatan
penelitian penerapan penilaian hasil belajar, yaitu :
a. Guru Ekonomi
Guru Ekonomi adalah salah satu sumber yang akan memberikan
informasinya yang menyangkut semua hal yang berkaitan dengan
penerapan penilaian hasil belajara siswa serta segala hal yang berkaitan
dengan penerapan penilaian hasil belajar dalam mata pelajaran
Ekonomi.
60
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data yang dibutuhkan peneliti sebagai
pelengkap penelitian. Dalam penelitian ini yaitu data tidak dimanipulasi
dengan peneliti sehingga baik atau tidaknya hasil penelitian sesuai dengan
kenyataan di lapangan tanpa ada yang diubah. Pengumpulan data tidak
berawal dengan teori akan tetapi diperoleh dari fakta-fakta yang digunakan
saat penelitian dilapangan.
Kriteria data yang dicari merupakan data yang benar-benar asli, yaitu
dalam mencari informasi kita tidak hanya menggali data dari siswa dan
gurunya saja akan tetapi siapapun yang terkait didalamnya, dan diharapkan
data yang didapat melalui metode penelitian kualitatif akan lebih jelas,
lebih mendalam, dan sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi, sehingga
tujuan dari penelitian ini dapat dicapai.
Dokumen yang dicari adalah profil sekolah, gambar kegiatan-kegiatan
ketika pembelajaran, penilaian hasil belajar siswa dari ranah kognitif,
afektif dan psikomotor, dan lain sebagainya guna menjadi bukti kongkrit
bagaimana cara penerapan penilaian hasil belajar di Madarasah Aliyah
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
61
3
Kadir, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi FITK, (Jakarta:2011), h. 60-61, tidak
dipublikasikan.
62
2. Triangulasi Metode
Yaitu dengan melakukan pengecekan derajat kepercayaan penemuan
hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data (observasi,
wawancara, dan dokumentasi) dan juga melakukan pengecekan derajat
kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
3. Triangulasi Teori
Yaitu dengan membandingkan hasil temuan penelitian dengan teori
yang ada di Bab II dan laporan hasil penelitian akan disertai dengan
penjelasan guna meningkatkan derajat kepercayaan yang diperoleh.
4
Lexy J. Moleong, Op. Cit., h. 330
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
63
64
siswa dan interaksi siswa dengan siswa. Interaksi guru dengan siswa dilakukan
dengan cara guru memberikan motivasi atau dorongan, peringatan, teguran,
arahan, penugasaan dan penguataan kepada siswa agar menunjukan sikap
spritual dan sikap sosial saat mengikuti kegiataan pembelajaraan.
Guru ekonomi Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta menerapkan penilaian pada ranah afektif dilihat
berdasarkan perilaku-perilaku siswa yang menekankan pada aspek perasaan
dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi dan penyesuaian diri. Pada penilaian
non tes dapat juga dipergunakan oleh guru Ekonomi dalam menilai kualitas
mengajarnya. Misalnya dengan penilaian diri atau menggunakan observasi
praktik mengajar guru. Jadi, sebagai pengajar guru ekonomi tugasnya tidak
hanya mengajar dan menilai belajar siswa saja, tetapi guru harus menilai
kualitas dalam proses belajar mengajarnya. Metode yang digunakannya adalah
guru menjelaskan kemudian siswa mencatat, guru memberikan tugas, dan
mengejarkan tugas kelompok bersama teman-teman.
B. Latar Penelitian
1. Sejarah Berdirinya
Lahirnya Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
berawal dari keinginan akan adanya lembaga pendidikan Islam yang
representatif dari para tokoh di Departemen Agama dan IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pada awal tahun 1972, panitia pembangunan gedung
madrasah komprehensif dibentuk oleh Rektor IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Prof. H.M. Toha Yahya Omar (alm).
Tahun pelajaran 1991/1992 Madrasah Pembangunan membuka
tingkat Aliyah. Peserta didik yang diterima pertama kali sebanyak 32
orang terdiri dari 10 laki-laki dan 22 perempuan. Setelah empat tahun
berjalan, berkenaan dengan kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan
(khususnya Madrasah Aliyah), pada Tahun pelajaran 1995/1996 Madrsah
Aliyah Pembangunan tidak menerima pendaftaran peserta didik baru lagi.
65
1. Letak Geografis
Sekolah Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta yang
beralamatkan di Kompleks UIN Jln. Ibnu Taimia IV 15419 Telp : 021-
7415823, 7402172, 7401143 : Fax 021-7421156. Sekolah yang berstatus
negeri ini berdiri pada 1991 tahun dan berorientasi 1992.
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta adalah lembaga
pendidikan yang mengemban visi menjadi lembaga pendidikan menengah
yang unggul dan terkemuka dalam pembinaan keislaman, keilmuan, dan
keindonesian dengan mengapresiasi potensi peserta didik serta perkembangan
era global. Sebagai sebuah lembaga pendidikan menengah yang memiliki
tujuan umum meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri maka Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memerlukan sarana dan
prasarana pendukung.
2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah
Sekolah ini mempunyai visi yaitu sebagai berikut:
a. Visi :
Menjadikan Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta sebagai
jenjang pendidikan menengah yang unggul dan terkemuka dalam
pembinaan ke-Islaman, ke-Ilmuan dan ke-Indonesiaan, dengan
mengapresiasikan potensi-potensi anak serta perkembangan era globalisasi
dan perkembangan zaman
b. Misi :
a) Menyelenggarakan pendidikan yang akan melahirkan lulusan
beriman dan bertaqwa serta memiliki kemampuan kompetitif dan
keunggulan komperatif.
b) Melakukan pembinaan kesehatan fisik sehingga terbentuk
keseimbangan antara kekuatan keilmuan dengan perkembangan
67
jasmani siswa serta dapat melahirkan lulusan yang cerdas, kuat dan
sehat.
c) Senantiasa melakukan inovasi kurikulum dengan aksen-tuasi pada
pembinaan keislaman, apresiatif terhadap kecenderungan globalisasi
dengan tetap berpijak pada kepribadian Indonesia.
d) Senantiasa melakukan pembinaan terhadap tenaga kependidikan
sebagai tenaga professional yang menguasai aspek keilmuan,
keterampilan mengajar (skiil teaching), kepribadian pedagogis serta
komunikasi global yang dijiwai akhlak mulia.
e) Senantiasa melakukan pembinaan terhadap tenaga kependidikan
yang professional yang menguasai bidang ilmu yang mendukung
tugasnya, etos kerja yang tinggi, serta kepribadian yang islami.
f) Mengupayakan tersedianya sarana prasarana dan fasilitas belajar
mengajar yang dapat memberikan kesempatan kepada para siswa
untuk dapat mengikuti kegiatan belajar seluas-luasnya, sehingga
madrasah benar-benar berfungsi sebagai center for learning.
g) Melakukan pembinaan kemandirian dan team work melalui berbagai
aktivitas belajar baik intra maupun ekstra-kulikuler.
c. Tujuan :
Madrasah Pembangunan UIN Jakarta mempunyai tujuan:
a) Menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah yang akan
melahirkan lulusan beriman dan bertaqwa serta memiliki
kemampuan kompetitif dan keunggulan komparatif;
b) Melakukan pembinaan fisik sehingga terbentuk keseimbangan antara
kekuatan keilmuan dengan perkembangan jasmani peserta didik serta
dapat melahirkan lulusan yang cerdas, kuat, dan sehat.
c) Melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada pembinaan
keislaman, sain, dan teknologi serta apresiatif terhadap
kecenderungan globalisasi dengan tepat berpijak pada kepribadian
Indonesia.
68
d. Sasaran :
1. Peningkatkan kualitas lulusan Madrasah Aliyah Pembangunan UIN;
2. Peningkatkan prestasi siswa MA Pembanguan UIN dalam ajang
lomba atau kompetisi, baik akademik maupun non akademik;
3. Peningkatkan kualitas prestasi kegiatan ekstrakulikuler; menerapkan
manajemen total Quality ISO untuk dapat memberikan pelayanan
prima terhadap peserta didik.
C. Hasil Penelitian
Ranah penilaian di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta semuanya dilihat dari ranah afektif, ranah kognitif,
dan ranah psikomotor, yang merupakan satu kesatuan dari proses
pembelajaran. Penilaian dalam mata pelajaran Ekonomi adalah sebagai
proses untuk mendapatkan informasi tentang sejauh mana hasil belajar
siswa-siswi atau ketercapaian kompetensi, yang sudah diperoleh melalui
proses pembelajaran.
69
1
Wawancara dengan Ibu Halimatussa’diyah (guru ekonomi) pada tanggal 30 September
2014
2
Wawancara dengan Bapak Ridwan, S.Ag (wakil kepala sekolah bidang kurikulum) pada
tanggal 30 September 2014
70
semester juga ada.”3 Hal ini sesuai dengan hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti selama pelaksanaan proses pembelajaran, guru
memberikan soal quiz kepada para siswa. Selain soal quiz, untuk
mengetahui keberhasilan pada setiap indikator, guru juga memberikan
soal untuk ulangan harian untuk mengetahui keberhasilan pada setiap
Kompetensi Dasar. Sedangkan untuk mengetahui pencapaian
kompetensi masing-masing Kompetensi Inti dilakukan melalui ulangan
tengah semester dan ulangan semester.
3
Wawancara dengan 4 orang siswa (M. Renaldi, Kansha, Tanti Melinda, Nurul Huda)
kelas X pada tanggal 1 Oktober 2014
71
afektif juga dilihat dari penghargaan siswa terhadap guru seperti sopan,
ramah dan hormat kepada guru pada saat guru menjelaskan pelajaran.
Cara bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami juga
menjadi catatan penilaian ranah afektif siswa. Siswa juga memiliki
kemauan untuk mempelajari bahan pelajaran lebih lanjut juga menjadi
catatan ranah afektif siswa, hal ini terlihat dari siswa yang mau pergi ke
perpustakaan untuk belajar lebih lanjut atau meminta informasi kepada
guru tentang buku yang harus dipelajari atau segera membentuk
kelompok untuk diskusi. Ranah afektif lain yang dicatat oleh guru
ekonomi adalah siswa mau melakukan latihan untuk menyelesaikan
masalah berdasarkan konsep bahan yang telah diperolehnya atau
menggunakannya dalam praktik kehidupannya.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata
pelajaran ekonomi, “Dalam pelajaran Ekonomi pada ranah afektif juga
dilihat berdasarkan perilaku-perilaku siswa yang menekankan pada
aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi dan
penyesuaian diri yang pasti penilaian afektif dilihat dari nilai sikap
siswa bagaimana siswa mengikuti pelajaran. Dan pada ranah afektif
saya suka mencatat perilaku siswa di kelas, kaya yang suka ribut, suka
jahil, atau berisik di kelas, suka teriak-teriak, pasti saya catat.”4
Menurut wakil kepala sekolah bidang kurikulum, “Pada penilaian ranah
afektif, kalau catatan sikap siswa sama guru yang bersangkutan, yang
mengajar pada bidang studi masing-masing, untuk di tulis di raport
juga.”5 Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan siswa “aku
pernah liat guru, nyatet siswa yang berisik.”6 Penilaian ranah afektif
dilakukan dengan mencatat dalam jurnal yang dimiliki oleh guru pada
mata pelajaran Ekonomi.
4
Wawancara dengan Ibu Halimatussa’diyah (guru ekonomi ) pada tanggal 30 Sepetember
2014
5
Wawancara dengan Bapak Ridwan, S.Ag (wakil kepala sekolah bidang kurikulum) pada
tanggal 30 september 2014
6
Wawancara dengan 4 orang siswa (M. Renaldi, Kansha, Tanti Melinda, Nurul Huda)
pada tanggal 1 Oktober 2014
72
9
Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana. 2008),
h. 125.
10
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 202), h. 46
74
yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi.
Makin tinggi tingkatannya maka makin tinggi dan kompleks dan
penguasaan suatu tingkat masyarakat penguasaan tingkat sebelumnya.
Bloom mengklasifikasikan tujuan kognitif dalam enam tipe dalam Ngalim
Purwanto, yaitu: “a) Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (Knowledge);
b) Tipe hasil belajar pemahaman (Comprehension); c) Tipe hasil belajar
analisis (Analysis); d) Tipe hasil belajar sintesis (Synthesis); e) Tipe hasil
belajar evaluasi (Evaluation)”.11
Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan
berdasarkan hafalan saja. Pada tingkat pemahaman peserta didik dituntut
untuk menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri, memberi contoh
suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut
untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam situasi yang baru. Pada
tingkat analisis, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke
dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan
pendapat serta menemukan hubungan sebab-akibat. Pada tingkat sintesis,
peserta didik dituntut untuk menghasilkan suatu cerita, komposisi,
hipotesis atau teorinya sendiri dan mensintesiskan pengetahuannya. Pada
tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi seperti bukti,
sejarah, editorial, teori-teori yang termasuk di dalamnya penilaian terhadap
hasil analisis untuk membuat kebijakan.
Implementasi penilaian ranah kognitif pada mata pelajaran
Ekonomi adalah pada tingkat pengetahuan contoh evaluasinya siswa diberi
pertanyaan tentang informasi yang dihafal, seperti pengertian atau definisi
tentang masalah ekonomi, definisi tentang kelangkaan. Pada tingkat
pemahaman, siswa diminta untuk memberikan contoh konsep kelangkaan
dalam kehidupan sehari-hari. Pada tingkat aplikasi siswa diminta untuk
menyelesaikan atau mencari solusi tentang suatu konsep, dalam hal ini
solusi kelangkaan. Pada tingkat sintesis siswa diminta untuk
11
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, ( Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2004), Cet.. Ke-12, h. 44-47
75
12
Anas Sudijono, Op.Cit., h. 111
76
13
Muhibbin Syah, Psikologi dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1995), h. 51
14
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,
(Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta), h. 58
15
Sukanti. PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 – Tahun 2011.
77
16
Azwar, Safuddin, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajari, 1997), h. 20-27
78
kelas pada waktu guru datang dan duduk paling depan dengan
mempersiapkan kebutuhan belajar. Selain tingkat kemauan, perhatian
siswa terhadap apa yang dijelaskan guru juga menjadi catatan aspek afektif
guru, hal ini ditandai dengan para siswa mau dan antusias mencatat bahan
pelajaran dengan baik dan sistematis. Selain itu ranah afektif juga dilihat
dari penghargaan siswa terhadap guru seperti sopan, ramah dan hormat
kepada guru pada saat guru menjelaskan pelajaran. Cara bertanya kepada
guru tentang materi yang belum dipahami juga menjadi catatan penilaian
ranah afektif siswa. Siswa juga memiliki kemauan untuk mempelajari
bahan pelajaran lebih lanjut juga menjadi catatan ranah afektif siswa, hal
ini terlihat dari siswa yang mau pergi ke perpustakaan untuk belajar lebih
lanjut atau meminta informasi kepada guru tentang buku yang harus
dipelajari atau segera membentuk kelompok untuk diskusi. Ranah afektif
lain yang dicatat oleh guru ekonomi adalah siswa mau melakukan latihan
untuk menyelesaikan masalah berdasarkan konsep bahan yang telah
diperolehnya atau menggunakannya dalam praktik kehidupannya.
17
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,
(Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta), h. 59
79
18
Nana Sudjana, Op. Cit., h. 31
19
Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima,2009), h. 171
80
A. Kesimpulan
1. Penilaian Ranah Kognitif
Dari hasil deskripsi data, temuan dan pembahasan yang telah
dipaparkan pada bab IV, dapat disimpulkan bahwasanya implementasi
penilaian hasil belajar pada mata pelajaran Ekonomi di sekolah Madarasah
Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada ranah
kognitif dilakukan dengan Quiz untuk mengetahui pemahaman masing-
masing indikator, yang dilakukan secara tertulis dan bisa juga dengan
pertanyaan lisan di kelas. Untuk mengetahui pencapaian kompetensi
masing-masing Kompetensi Dasar dilakukan melalui ulangan harian.
Namun pelaksanaan penilaian pada ranah kognitif pada umumnya lebih
banyak pada tingkat pengetahuan dan pemahaman saja sedangkan pada
tingkat penerapan, analisis, sisntesis, dan evaluasi masih kurang.
81
82
B. Saran
1. Penilaian Ranah Kognitif
Dalam Penilaian ranah kognitif harus memperhatikan instrument,
instrument yang harus disusun sesuai dengan Kompetensi inti dan
Kompetensi dasar. Penilaian ranah kognitif harus mampu menunjukkan
Kompetensi inti dan Kompetensi dasar mana yang sudah ada dan belum
dicapai oleh peserta didik.
2. Penilaian Ranah Afektif
Pada penilaian ranah afektif guru harus lebih mampu memahami pedoman
penilaian ranah afektif sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar, sehingga penilaian yang dilakukan akan lebih objektif dan
komprehensif.
3. Penilaian Ranah Psikomotor
Penilaian ranah psikomotor harus disesuaikan Kompetensi inti dan
Kompetensi dasar yang bisa dibuat projek. Penilaian ranah psikomotor
harus sesuai dengan kaidah yang ada. Agar hasil belajar yang diharapkan
dapat tercapai dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
83
84
Suyanto, dan Asep Jihad, Menjadi Guru Yang Profesional, Jakarta : Erlangga,
2013
Thalib, Bachri, Syamsul. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris
Aplikatif, Jakarta: Kencana 2010
Undang-Undang RI No : 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: PT Kloang Klede Timur, 2003
Yamin, Matinis, Strategi Pembelajran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung
Persada Press. 2003
Zaky. Ranah Penilaian Kognitif, Afektif, dan Psikomotori. Diambil dari
http://blog.um.ac.id/zakydroid88/2011/11/26/ranah-penilaian-kognitif-
afektif-dan-psikomotorik/,diakses pada tanggal 9 Desember 2014
http://dayanmaulana.blogspot.com/2011/03/tes-lisan.html Di Akses pada tanggal
24 November 2014. Pukul 13:37 WIB
http://www.pustakasekolah.com/essay-test-kelebihan-dan-kekurangannya.html#_
Di Akses Pada Tanggal 24 November 2014. Pukul 13:46 WIB
http://9wiki.net/pengertian-ilmu-ekonomi/ Di Akses Pada Tanggal 24 September
2014 Pada Pukul 14:54 WIB
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA GURU
“ IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI MADRASAH ALIYAH
PEMBANGUNAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA”
Nama :
Jabatan :
Pendidikan Terakhir/Jurusan :
Jenis Kelamin :
Hari / tanggal wawancara :
Jam :
Tempat :
Pertanyaan-pertanyaan :
Nama :
Jabatan :
Jenis Kelamin :
Hari / tanggal wawancara :
Jam :
Tempat :
Pokok Pembicaraan
1. Apakah sekolah ini sudah menggunakan kurikulum 2013?
2. Apakah harapan Bapak terhadap sekolah ini dengan melaksanakan kurikulum
2013
3. Menurut Bapak bagaimana dengan implementasi penilaian pembelajaran yang
diterapkan disekolah ini?
4. Menurut Bapak ranah penilaian apa saja yang harus dilakukan dalam menilai
hasil belajar siswa yang diterapkan disekolah ini?
5. Apa tujuan dari penilaian pembelajaran yang diterapkan disekolah ini
6. Bagaimana pemahaman para guru untuk mengimplementasikan penilaian pada
pembelajaran Ekonomi disekolah yang sudah menggunakan Kurikulum 2013
7. Bagaimana cara atau langkah-langkah para guru untuk menyusun penilaian
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi?
8. Adakah hambatan yang terjadi selama pelaksanaan penilaian pada kurikulum
2013?
9. Bagaimana menurut pendapat Bapak dalam memecahkan hambatan tersebut?
10. Menurut Bapak sudah berjalan sebaik mungkin kah kinerja para guru
disekolah ini dalam menilai atau melakukan evaluasi pada hasil belajar siswa
Lampiran 4
HASIL WAWANCARA
KEPALA SEKOLAH
1. Iya, jadi Madrasah Aliyah itu dikelola dari kebijakan Kementrian Agama.
Perlakuan kurikulum mulai di perlakukan pada tahun 2014-2015 jadi untuk
tahun ini kurikulum 2013 dilakukan pada kelas X sedangkan kelas XI masih
menggunakan KTSP. Itu pun saat ini hal-hal perangkat yang menyangkut
kurikulum 2013, seperti buku paket guru belum kita dapatin
2. Harapannya sampai dengan filosofi pada kurikulum 2013 terhadap UUD
diharapkan anak-anak yang sudah diajarkan pada kurikulum 2013 anak
banyak bertanya, banyak menganalisis, diskusi dan sebagainya. Dengan
terlaksananya penilaian ini jadi kita terdorong pada Kompetensi inti -1
dimana Kompetensi inti -1 bertakwa kepada Allah dan pada Kompetensi inti -
2 itu sosial bagaimana anak bisa jujur dan semangat.
3. Iya, Implementasi kurikulum 2013 itu penilaiannya pada tataran penilaian
otentik dimana pada penilaian ini terdapat arahan bagaimana menghargai
anak, saat ini penilaian kurikulum 2013 sedang proses. Kemudian penilaian
juga dilihat dari penilaian projeknya yang seperti apa.
4. Iya, semuanya dilihat dari afektifnya, kognitifnya, dan psikomotornya yang
sangat menonjol, karena pada tahun ini semua harus dinilai satu kesatuan.
Yang paling didorong pada Kompetensi inti -1 dan Kompetensi inti -2 pada
kognitifnya dilihat dari pengetahuannya sedangkan pada psikomotornya
menilai dari bagaimana cara membuat produk (keterampilan). Makannya satu-
kesatuan pada kurikulum 2013 tidak hanya satu ranah saja tetapi semuah ranah
harus dinilai.
5. Tujuan untuk mengukur sebagian proses. Kemudian tentunya adalah umpan
balik terhadap proses tersebut. Keterampilan guru bagaimana kedepannya
seperti apa untuk perbaikan-perbaikan. Tujuan itu ketika anak belum tuntas
evaluasi apa yang harus dilakukan. Misalkan anak yang remedial, dikarenakan
dari metodenya yang digunakan guru apa kurang pas, apa mungkin cara
gurunya mengajar, apa siswanya sendiri yang tidak memperhatikan
6. Pemahaman guru dalam mengimplementasikan penilaian yang pertam,
mencoba menghadirkan beberapa pakar terkait dengan kurikulum 2013. Dan
yang kedua dari kanwil, acara bimtek yang kita kirim sebagian guru dari
sekolah ini. Tidak sampai disini juga kita menghadirkan supervise yang sudah
menggunakan kurikulum 2013, dan juga menghadirkan guru dari SMA 28
Jakarta. Kemudian pengawas dari tim mones kurikulum 2013. Disamping itu
juga kita mencoba untuk browsing mengenai penilaian.
7. Langkah-langkahnya sesuai dengan prosedur yang berlaku. Artinya pelajaran
Ekonomi dengan pelajaran lainnya sama-sama menggunakan ketiga ranah
tersebut, kemudian tinggal menyesuaikannya saja. Pada mata pelajaran
Ekonomi terdapat materi pembinaan, kalau kelas X pembinaannya kelas X,
misalkan mata pelajarannya 3 jam maka tidak boleh dipotong ada kegiatannya
yang disebutkan diawal. Dimulai dari membaca, kemudian bertanya,
menganalisis, kemudia berdiskusi dan lain sebagainya. Kemudian sampai
menghasilkan produk yang dihasilkan. Jadi langkah-langkahnya seperti itu
terdapat Kompetensi inti -1, Kompetensi inti -2, Kompetensi inti -3,
Kompetensi inti -4 semuanya harus mengarah pada tataran Komptensi inti
tersebut.
Contohnya: ketika anak berdiskusi apakah anak tersebut mengamati, itulah
rancangan dari langkah-langkah tersebut.
8. Hambatannya yang pertama tentu ada, seperti kekurangan pada buku yang
dijanjikan oleh pemerintah atau Dinas, Kementrian Agama setiap perlakuan
dari sekolah manapun yang sudah menggunakan kurikulum 2013 sampai
sekarang belum turun.
Hambatan kedua, minimnya pelatihan pelatihan bimtek yang hanya terbatas
hanya guru-guru tertentu tidak dikirimsemuanya.
9. Tidak terpaku, misalkan kita menunggu buku belum ada jadi langkahnya kita
membeli langsung dari penerbitnya. Jadi hambatan tersebut bisa kita atasi,
Tidak menghandalkan dinas untuk bimtek teman-teman yang akan
melaksanakan penilaian dari kurikulum 2013. Tapi kita bisa menghadirkan
nara sumber lain untuk sharing, kita dating ke SMA yang sudah mengadakan
kegiatan. Jadi from-from penilaian kita dapatkan untuk mengurangi hambata
tersebut.
10. Kita sedang berupaya dalam melaksanakan program ecara ideal yang
diupayakan. Pada tataran yang mengupayakan apalagi lembaga kita, lembaga
swasta tidak mungkin asal-asal, bisa jadi orang lain menilai kita negative.
Maka kita berupaya untuk berinovasi bagaimana program-progran yang
dilaksanakan dapat berjalan maksimal mungkin.
Pokok Pembicaraan
1. Apakah sekolah ini sudah menggunakan kurikulum 2013 ?
2. Apakah harapan/ perencanaan bapak terhadap sekolah ini dengan melaksaakan
kurikulum 2013?
3. Bagaimanakah implementasi penilaian hasil belajar siswa yang diterapkan
disekolah ini?
4. Bagaimanakah evaluasi/ penilaian yang dilakukan sekolah ini mengenai
kurikulum yang dilaksanakan?
5. Kapan evaluasi atau penilaian dilakukan?
6. Bagaimanakah tindak lanjut dari pelaksanaan evaluasi atau penilaian
kurikulum?
7. Menurut Bapak bagaimanakah, para guru mengukur hasil belajar siswa pada
penilaian ranah kognitif dalam mata pelajaran Ekonomi?
8. Menurut Bapak, bagaimanakah penilaian pada ranah afektif ?
9. Lalu bagaimanakah menurut bapak penilaian ranah psikomotor ?
10. Apakah hasil evaluasi atau penilaian bermanfaat bagi guru dan mampu
meningkatkan kualitas belajar mengajar ?
11. Apa yang dilakukan setelah dilakukannya evaluasi atau penilaian?
Lampiran 6
HASIL WAWANCARA
WAKIL KEPALA SEKOLAH
1. Tahun ajaran baru 2014/2015, jadi bedanya dari kemenag dan permendigbud
tahun lalu baru kela
2. Perencanaannya ini karna mengacu pada kurikulm 2013, jadi perencanaannya
yang pertama dari segi jam harus sama maka kita lihat strukturnya terlebih
dahulu kurikulum 2013, maka ini kemenag maka ada dua tambahan di PAI,
yaitu alokasinya ditambah waktu yang meliputi Qur’an Hadits, Fiqih, Akidah
Ahlak dan SKI. Itulah yang membedakan kemenag dengan permendikbud.
Mau gak mau harus ada tambahan dari alokasi waktu, itu yang direncakan
agar sama. Pada segi perangkat dilihat dari silabus yang dari pemerintah
kurikulum 2013. Guru hanya menyiapkan RPP. Dari segi kurikulum
strukturnya sudah di siapkan oleh guru yang mengacu pada silabus yang
daripemerintah.
3. Penilaian pada kuriulum 2013 yang mengatur penilaian itu sendiri berbeda
dengan KTSP. Kalau kurikulum 2013 ada penilaian portopolio atau ada
Autentik Assesment. Proses yang meliputi 8 penilaian, pada penilaian
kurikulum 2013 proes penilaian ini harus dinilai, karena di kurikulum 2013
ada sikap yang di deskripsikan maka pada kurikulum 2013 semua mata
pelajaran harus dinilai sikapnya karna di Kompetensi Inti 1 ada sikap spiritual
dan pada Kompetensi Inti 2 ada sikap sosial.
4. Evaluasi atau penilaian ada 3 tahapan yang pertama, Ujian Harian, UTS, UAS
untuk proses pembelajaran atau untuk siswa. Sedangkan pada guru kepala
sekolah yang mengevaluasi melalui supervise, jadi kalau guru yang evaluasi
oleh supervise pada siswa melalui 3 tahapan yaitu (UH, UTS, dan UAS)
5. Penilaian ketika UH dari nilai harian dari materi yang diajarkan dimana pada
UTS diambil dari awal ateri hingga pertengahan materi yang diajarkan. Pada
UAS materi awal hingga akhir materi yang diajarkan. Sedangkan pada proses
dilihat dari Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2 misalkan dilihat dari
sikap anak.
6. Tindak lanjutnya menggunakan analisis tes yang melihat secara individu
kelemahannya. Misalkan ketika UH dianalisis tes ternyata terdapat beberapa
siswa yang lemah. Maka harus ada tindak lanjut melalui remedial, dari sinilah
guru dapat menindak lanjutin siswa yang masih rendah nilainya. Maka
dianjurkan untuk remedial teaching terlebih dahulu untuk dijelaskan, maka
mayoritas kesalahan tersebut akan 70 % naik dari kknya.
7. Mengukur hasil belajar pada ranah kognitif, biasanya guru kasih soal ketika
selesai pelajaran, ulangan harian yang dipakai sama gurunya, ulangan tengah
semester dan ulangan semester sudah pasti ada.
8. Pada penilaian ranah afektif, kalau catatan sikap siswa sama guru yang
bersangkutan, yang mengajar pada bidang studi masing-masing, untuk di tulis
di raport juga.
9. Untuk penilaian ranah psikomotor, penilaiannya di sesuaikan dengan
materinya, guru yang memiilih materi mana yang sesuai untuk dibuat proyek.
10. Manfaatnya satu sisi misalkan sebelumnya tidak begitu kuat pada penilian
karakter yang cenderung terabaikan pada penilaian KTSP. Tetapi pada
kurikulum 2013 penilaiannya dikutkan melalui Kompeteni Inti 1 dan
Kompetensi Inti 2. Jadi dieplisitkan karakternya inilah yang terdapat pada
kelebihan dari penilaian kurikulum 2013 dibanding dengan penilaian pada
KTSP. Harapannya pada penilaian 2013 ini karakter terbentuk sehingga siswa
memiliki karakter terbaiknya. Karena kalau kita lakukan secara terus-menerus
minimal 21 hari atau sampai 3 tahun dipastikan karakter siswa akan terbentuk
walau tidak 100%. Hal ini karena siswa yang tidak jujur menjadi jujur karena
ada penilaian sikap, karna awalnya dinilai pasti sikap siswa akan terbentuk.
11. Kalau setelah dievaluasi/penilian dilakukan terhadap siswa pada proses
pembelajaran maka munculah remedial. Sedangkan pada evaluasi/ penilaian
pada kurikulum berarti didalam adminitrasi guru dalam bentuk rapot sikap
yang dilengkapi dengan nilai-nilai dari sikap untuk membentuk karakternya.
Karena disekolah karakter anak sudah baik tetapi dirumahnya tidak, maka kita
perlu bekerja sama dengan orang tua untuk membentuk karakter yang terbaik.
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin :
Hari / tanggal wawancara :
Jam :
Tempat :
Pokok pembicaraan :
Nama : M. Renaldi
Kelas : X. I 2
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hari / tanggal wawancara :Rabu 1 Oktober 2014
Jam : 09 : 26 WIB
Tempat : Didepan Ruang Guru
Pokok Pembicaraan
1. Apakah guru dikelas selalu melakukan pendahuluan/apersepsi dengan baik
mengucap salam, dan menanyakan kabar?
2. Sudah pahamkah anda dengan materi pelajaran ekonomi yang disampaikan
oleh guru anda?
3. Apakah materi yang dijelaskan guru mudah dimengerti ?
4. Apakah sering diberikan tes dan non tes ?
5. Bagaimanakah cara guru Ekonomi melakukan penilaian pada ranah kognitif
ke kalian?
6. Apakah kamu pernah melihat guru ekonomi menilai sikap kamu ketika proses
belajar berlangsung?
7. Pada mata pelajaran Ekonomi apakah diberikan tugas tentang keterampilan?
8. Apakah guru perhatian terhadap anda?
9. Bagaimana dengan metode mengajar guru dikelas, apakah sering
menggunakan metode yang bervariasi?
10. Apakah materi ekonomi yang diajarkan dikelas menyenangkan?
11. Apakah materi ekonomi yang anda terima disekolah dapat anda terapkan
dalam kehidupan sehari-hari?
Lampiran 10
HASIL WAWANCARA SISWA
Nama : Kansha
Kelas : X. I 2
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hari / tanggal wawancara :Rabu 1 Oktober 2014
Jam : 09 : 35 WIB
Tempat : Di Depan Ruang Guru
Pokok Pembicaraan
1. Apakah guru dikelas selalu melakukan pendahuluan/apersepsi dengan baik
mengucap salam, dan menanyakan kabar?
2. Sudah pahamkah anda dengan materi pelajaran ekonomi yang disampaikan
oleh guru anda?
3. Apakah materi yang dijelaskan guru mudah dimengerti ?
4. Apakah sering diberikan tes dan non tes ?
5. Bagaimanakah cara guru Ekonomi melakukan penilaian pada ranah kognitif
ke kalian?
6. Apakah kamu pernah melihat guru ekonomi menilai sikap kamu ketika proses
belajar berlangsung?
7. Pada mata pelajaran Ekonomi apakah diberikan tugas tentang keterampilan?
8. Apakah guru perhatian terhadap anda?
9. Bagaimana dengan metode mengajar guru dikelas, apakah sering
menggunakan metode yang bervariasi?
10. Apakah materi ekonomi yang diajarkan dikelas menyenangkan?
11. Apakah materi ekonomi yang anda terima disekolah dapat anda terapkan
dalam kehidupan sehari-hari?
Lampiran 12
HASIL WAWANCARA SISWA
Pokok Pembicaraan
1. Apakah guru dikelas selalu melakukan pendahuluan/apersepsi dengan baik
mengucap salam, dan menanyakan kabar?
2. Sudah pahamkah anda dengan materi pelajaran ekonomi yang disampaikan
oleh guru anda?
3. Apakah materi yang dijelaskan guru mudah dimengerti ?
4. Apakah sering diberikan tes dan non tes ?
5. Bagaimanakah cara guru Ekonomi melakukan penilaian pada ranah kognitif
ke kalian?
6. Apakah kamu pernah melihat guru ekonomi menilai sikap kamu ketika proses
belajar berlangsung?
7. Pada mata pelajaran Ekonomi apakah diberikan tugas tentang keterampilan?
8. Apakah guru perhatian terhadap anda?
9. Bagaimana dengan metode mengajar guru dikelas, apakah sering
menggunakan metode yang bervariasi?
10. Apakah materi ekonomi yang diajarkan dikelas menyenangkan?
11. Apakah materi ekonomi yang anda terima disekolah dapat anda terapkan
dalam kehidupan sehari-hari?
Lampiran 14
HASIL WAWANCARA SISWA
Berilah tanda checklist (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
Nilai
No. Aspek Yang diamati Keterangan
SB B C K SK
1. Kegiatan pembelajaran Terlebih dahulu guru
dimulai dari penyusunan merancang pembelajaran
silabus terlebih dahulu dari penyusunan silabus
2. Penyusunan RPP yang Guru mempersiapkan RPP
dilakukan Guru Ekonomi sebelum proses belajar
mengajar dilakukan
3. Guru mempersiapkan siswa Sebelum pembelajaran
untuk belajar dimulai guru
mempersiapkan siswa dari
merapihkan tempat duduk
dan mengabsen kehadiran
4. Mengatur tata ruang belajar/ Guru sudah melaksanakan
kelas tugasnya dengan baik
untuk memberikan tata
tertib didalam kelas dengan
mengatur para siswa agar
tertib ketika proses belajar
dilakukan
5. Guru melakukan kegiatan Guru mempersiapkan
apersepsi siswa agar terbiasa dalam
pembelajaran
6. Guru mata pelajaran Guru sudah menjelaskan
Ekonomi merumuskan rumusan-rumusan terkait
tujuan pembelajaran yang dengan tujuan pelajaran
mengandung ranah kognitif, yang mencakup ranah
afektif, dan psikomotor kognitif dan ranah afektif.
Namun pelaksanaan pada
ranah psikomotor belum
terlaksana
7. Guru mata pelajaran Guru sudah
Ekonomi mempersiapkan mempersiapkan alat peraga
alat peraga yang akan untuk memulai aktivitas
digunakan pada saat belajar.
mengajar
8. Memilih metode yang Guru dalam memilih
sesuai dengan materi yang metode sudah cukup baik
diajarkan untu menyampaikan materi
yang disampaikan
9. Menyampaikan materi Meteri yang disampaikan
dengan jelas, sesuai dengan oleh guru sudah jelas
hierarki belajar dan sehingga sebagian siswa
karakteristik siswa sudah mengerti apa yang
sudah disampaikan
10. Guru menggunakan form Guru hanya melakukan
observasi untuk menilai ranah pengamatan saja kepada
afektif siswa dalam proses
penilaian ranah afektif
tanpa menggunakan form
penilaian
11. Melaksanakan pembelajaran Guru sudah melaksanakan
sesuai dengan kompetensi pembelajaran sesuai
(tujuan) yang akan dicapai dengan tujuan
dan karakteristik siswa
12. Membuat siswa secara aktif Guru mampu menciptakan
dalam pembelajaran suasana kelas dengan
keaktifan para siswanya
13. Mendorong siswa Para siswa sudah berani
memberikan pendapat dan mengungkapkan
solusi terhadap pendapatnya ketika guru
permasalahan dalam memberikan pertanyaan
terkait materi yang telah
pembelajaran
disampaikan
14. Guru menggunakan bahasa Bahasa yang digunakan
yang lugas dan jelas dalam guru sudah jelas sehingga
para siswa asyik mengikuti
menguraikan materi pelajaran ekonomi dengan
pembelajaran baik.
15. Guru memberikan tes atau Ketika proses belajar
nontes kepada siswa-siswi selesai guru memberikn tes
baik secara tertulis maupun
secara lisan
16. Guru memberikan tugas Guru Ekonomi
terkait dengan keterampilan memberikan tugas
yang diberikan untuk siswa- keterampilan dengan
siswi melibatkan siswa untuk
membuat video
17. Melakukan refleksi atau Melakukan refleksi dengan
membuat rangkuman keakraban guru dan
dengan melibatkan siswa siswanya
18. Melakukan penilaian akhir Guru sudah melakukan
sesuai dengan kompetensi penilaian kepada siswa
(tujuan) yang aktif dalam proses
belajar berlangsung
19. Menutup dengan salam, Ketika bel berbunyi selesai
serta menginformasikan pembelajaran guru dan
materi yang akan siswanya bersama-sama
dipelajarinya membaca doa dan
menutupnya dengan
mengucapkan salam
Lampiran 16
Aktivitas Siswa
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA
Berilah tanda checklist (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SK = Sangat Kurang
Nilai
No. Aspek Yang diamati Deskripsi
SB B C K SK
1. Siswa-siswi mengikuti Sebagian siswa
pelajaran Ekonomi mengikuti pelajaran
ekonomi dengan baik
2. Telah mempelajari Siswa telah
materi yang diajarkan mempelajari materi
sebelumnya yang diajarkan
sebelumnya dengan
baik
3. Mendengarkan Sebagian siswa ada
penjelasan materi yang yang mendengarkan
disampaikan oleh guru materi yang
disampaikan oleh
guru
4. Kemampuan siswa-siswi Para siswa mampu
untuk memecahkan masalah
mempergunakannya yang diberikan oleh
dalam memecahkan guru dari pertanyaan-
pertanyaan yang
masalah-masalah baru
diberikan
5. Siswa aktif dalam Siswa sudah
pembelajaran menunjukkan
keaktifannya pada
saat proses belajar
berlangsung
6. Siswa aktif dalam Terdapat sebagian
bertanya dan siswa yang berani
memberikan jawaban dalam memberikan
pendapatnya untuk
menjawab pertanyaan
dari guru
7. Siswa memahami Sebagian siswa sudah
pelajaran Ekonomi yan ada yang memahami
telah disampaikan pelajaran dengan baik
sebagian siswa juga
belum memahami
materi ekonomi
8. Siswa memperlihatkan Sebagaian siswa
sikap yang baik terhadap sudah
gurunya, dan teman- memperlihatkan sikap
temannya. yang baik terhadap
guru dan temannya.
Tetapi terdapat siswa
yang jail terhadap
temannya
9. Siswa mampu membuat Bersama-sama siswa
kesimpulan terkait dengan guru
materi yang telah menyimpulkan materi
disampaikan yang telah diajarkan
10. Siswa mampu Siswa mampu
mengerjakan tugas yang nenunjukkan
diberikan oleh guru kemampuannya untuk
mengerjakan tugas
yang diberikan oleh
guru
Lampiran 17
Kegiatan guru melakukan apersepsi kepada para siswanya untuk mengatur tempat
duduknya.
Suasana didalam kelas pada saat guru menyampaikan materi yang disampaikan
kepada para siswanya dengan menggunakan power point
Ini salah satu contoh keaktifan siswa yang berani bertanya kepada guru pada saat
proses belajar sedang berlangsung.
Salah satu contoh kegiatan pada ranah kognitif dimana para siswa mengerjakan
tes secara tertulis yang diberikan oleh guru.
Salah satu kegiatan Sholat Dhuha yang dilakukan kelas X sebelum pelajaran
dimulai
Foto selesai wawancara dengan guru Ekonomi
Foto bersama murid kelas X dan guru ekonomi selesai wawancara para siswa di
Madrasah Aliyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.