Anda di halaman 1dari 147

“IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA MATA

PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI MADRASAH ALIYAH


PEMBANGUNAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA”

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana


Pendidikan (S.Pd.)

Disusun Oleh:

MARINI
1110015000078

JURUSAN PENDIDIKA IPS


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULAH
JAKARTA
1434 H/2015 M
i
ii
ABSTRAK

Marini (NIM : 1110015000078), “Implementasi Penilaian Hasil Belajar Pada


Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X Di Madarasah Aliyah Pembangunan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.” Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah penilaian hasil belajar


menyangkut proses dan pelaksanaan penilaian pada mata pelajaran Ekonomi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penilaian hasil belajar menyangkut
proses dan pelaksanaan penilaian pada mata pelajaran Ekonomi.

Penelitian ini dilakukan di Madarasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif


Hidayatullah Jakarta. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif
dengan pendekatan kualitatif. Teknik dan instrumen pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil penelitian di Madarasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif


Hidayatullah Jakarta Pada penilaian ranah kognitif dilakukan dengan Quiz untuk
mengetahui pemahaman masing-masing indikator, yang dilakukan secara tertulis
dan bisa juga dengan pertanyaan lisan di kelas. Untuk mengetahui pencapaian
kompetensi masing-masing Kompetensi Dasar dilakukan melalui ulangan harian.
Namun pelaksanaan pada penilaian ranah kognitif belum sepenuhnya
dilaksanakan pada mata pelajaran Ekonomi. Pada Penilaian ranah afektif dan
ranah psikomotor melalui pengamatan secara observasi. Namun penilian ranah
afektif dan ranah psikomotor belum sepenuhnya mengacu pada Kompetensi Inti-
Kompetensi Dasar.

Kata Kunci: Penilaian Hasil Belajar, Mata Pelajaran Ekonomi

iii
ABSTRACT

Marini (NIM : 1110015000078), "Implementation of Learning Outcomes


Assessment In Economy Class X Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta." Department of Social Sciences Education (IPS),
Faculty of Tarbiyah and Teaching Tearning, State Islamic University (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.

The research problem is focused to the assessment of learning outcomes


and assessment process regarding the subjects of Economics. This study aims to
determine the assessment of learning outcomes and process regarding the
subjects of Economics. This research was conducted in Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. The method used is descriptive
qualitative approach. Techniques and instruments of data collection in this study
is the observation, interviews, and documentation.

Based on the results of research in Madrasah Aliyah Development UIN


Syarif Hidayatullah Jakarta cognitive assessment conducted by Quiz to find out
the understandingof each indicator, which shall be in writingand can also with
oral questions in class. To determine the achievement of their respective
competences Basic competence is done through daily tests. However,
implementation of cognitive assessment has not been fully implemented on the
subjects of Economics. In the assessment of affective and psychomotor domains
through observation. But judging affective and psychomotor not been fully
focused on Care Competence- Competence Basic.

Keywords: Learning Outcomes Assessment, Economic Subjects

iv
KATA PENGANTAR

Asalamualikum Wr Wb.

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa


atas nikmat ilmu yang Allah berikan. Shalawat dan salam kepada baginda
Rasullah SAW yang Allah utus untuk menyelamatkan umat dari kedzaliman dan
kegelapan dunia.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari berbagai kendala, motivasi,
bantuan dan semangat dari berbagai pihak. Peneliti mengucapkan terima kasih
kepada mereka, karena do’a dan bimbingan mereka jugalah peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini. Sekali lagi, hanya ucapkan terima kasih yang tulus dari
peneliti untuk semua yang telah turut membantu memberikan arahan dan motivasi
bagi peneliti, mereka adalah:
1. Nurlena Rifa’i P.hD selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Teuku Ramli Zakaria, MA. Sebagai pembimbing yang telah
meluangkan waktunya dan mencurahkan pikirannya selama penyusunan
skripsi.
4. Dosen-dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya pada Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ilmu
pengetahuan yang tak terhingga banyaknya dan sangat berguna bagi penulis.
5. Seluruh civitas akademi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Staf perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Ayah, Bapak Suaib dan Ibu, Mariyamah selaku orang tua saya yang
membesarkan saya, membiayai saya, dan memotivasi saya menempuh

v
pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Kakak, Nurlita Marya S.Pd dan adik, Selly Meliyana yang selalu
menyemangati dan memberikan motivasi dalam penulisan skripsi sehingga
menempuh pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
9. Semua keluaraga besar H. Angkrih dan keluarga besar di Jawa Timur, serta
keluarga Fahrur Rizal yang selalu mendoakan saya sehingga mampu
menyelesaikan penulisan skripsi hingga menempuh pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
10. Sahabat saya Ummi Sadiyah, Rizka Putri, Fauziah, kiki, Sari, Faiza, Rina,
Ninis, Ayu, dan Lita, terima kasih atas cerianya dikampus dan selalu
memberikan dorongan dan motivasinya yang sangat luar biasa untuk
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Sahabat saya Melisa, Jenita, Lela, yang selalu memberikan bantuan,
dukungan, dan menghibur saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
12. Buat sahabat saya yang dirumah, Dita, Ayu, Maya, Rahmah, Iim, Bibah,
Mifta, Anis, Pipin yang selalu memberikan bantuan, dukungan, dan terima
kasih atas kekeluargaannya,
13. Untuk keponakan saya Mutiara, Fawaz Marfi, Danar, Damar, Zahra, Icha,
Rahma, dan Haikal yang selalu memberikan semangat dan motivasi.

Atas bantuan mereka yang sangat berharga, penulis berdo’a semoga Allah
Swt memberikan balasan yang berlipat ganda sebagai amal shaleh dan ketaatan
kedapa-Nya, Aamiin.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 13 Januari 2015

Marini
NIM.1110015000078

vi
DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ....................................................................................... i


Halaman Pernyataan......................................................................................... ii
Abstrak ............................................................................................................. iii
Kata Pengantar ................................................................................................. v
Daftar Isi........................................................................................................... viii
Daftar Tabel ..................................................................................................... xi
Daftar Gambar .................................................................................................. xii
Daftar Lampiran ............................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Masalah Penelitian ................................................................. 6
1. Fokus Penelitian ............................................................... 6
2. Ruang Lingkup ................................................................. 6
3. Perumusan Masalah ......................................................... 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................. . 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 7

BAB II KAJIAN TEORI...... .................................................................... 8


A. Penilaian Ranah Kognitif ...................................................... 8
1. Pengertian Ranah Kognitif ............................................... 8
2. Hasil Belajar Penguasaan Kompetensi Ranah Kognitif
Dalam Mata Pelajaran Ekonomi ...................................... 11
3. Bentuk Penilaian Ranah Kognitif .................................... 17
B. Penilaian Ranah Afektif ........................................................ 25
1. Pengertian Ranah Afektif ................................................. 25
2. Hasil Belajar Penguasaan Kompetensi Ranah Afektif
Dalam Mata Pelajaran Ekonomi ...................................... 29
3. Bentuk Penilaian Ranah Afektif ...................................... 38
C. Penilaian Ranah Psikomotor .................................................. 42
1. Pengertian Ranah Psikomotor .......................................... 42
2. Hasil Belajar Penguasaan Kompetensi Ranah Psikomotor

viii
Dalam Mata Pelajaran Ekonomi ...................................... 44
3. Bentuk Penilaian Ranah Psikomotor................................ 48
D. Mata Pelajaran Ekonomi Di Madrasah Aliyah ...................... 51
1. Pengertian Ekonomi ......................................................... 51
2. Kedudukan Mata Pelajaran Ekonomi............................... 52
3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Ekonomi ........................ 53
4. Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi...................................... 53
E. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................... 54
F. Sinopsis .................................................................................. 55

BAB III Metodologi Penelitian ................................................................. 57


A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 57
1. Tempat Penelitian .......................................................... 57
2. Waktu Penelitian ............................................................ 57
B. Pendekatan dan Metode Penelitian ....................................... 57
C. Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data ........................... 58
D. Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 60
E. Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................... 61

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan .............................................. 63


A. Potret Penilaian Hasil Belajar Siswa di Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ............................... 63
B. Latar Penelitian ............................................................................... 64
1. Sejarah berdirinya ...................................................................... 64
2. Letak Geografis ......................................................................... 66
3. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah .................................... 66
C. Hasil Penelitian ........................................................................ 68
1. Implementasi Penilaian Ranah Kognitif Pada Mata
Pelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan
UINSyarif Hidayatullah Jakarta ....................................... 69
2. Implementasi Penilaian Ranah Afektif Pada Mata
Pelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ....................................... 70
3. Implementasi Penilaian Ranah PsikomotorikPada Mata

ix
Pelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ....................................... 72
D. Pembahasan Hasil Penelitian................................................... 73
1. Penilaian Ranah Kognitif .................................................. 73
2. Penilaian Ranah Afektif .................................................... 75
3. Penilaian Ranah Psikomotor ............................................. 78

BAB V PENUTUP .................................................................................... 81


A. Kesimpulan ...................................................................................... 81
B. Saran ................................................................................................ 82
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 83
LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tingkatan Domain Kognitif .......................................................... 13


Tabel 2.2 Kompetensi Inti Pengetahuan ....................................................... 16
Tabel 2.3 Kelebihan dan Kekurangan Tes Lisan .......................................... 18
Tabel 2.4 Kelebihan dan Kekurangan Tes Essay .......................................... 20
Table 2.5 Contoh Format Tes Pilihan Ganda ................................................ 22
Tabel 2.6 Penilaian Sikap .............................................................................. 31
Tabel 2.7 Daftar Deskripsi Indikator............................................................. 33
Table 2.8 kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI 1) dan Sikap Sosial (KI 2)
Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah .................................. 37
Tabel 2.9 Ciri-ciri Hasil Belajar Psikomotor................................................. 45
Table 3.0 Kompetensi Inti Keterampilan ...................................................... 47
Tabel 3.1 Format Penilaian Proyek Daftar Cek List ...................................... 49
Table 3.2 Format Penilaian Proyek Menggunakan Skala (Rating Scale) ...... 50

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pola Pengembangn Fungsi Kognitif Siswa .................................. 10

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara Guru Ekonomi


Lampiran 2 Hasil Wawancara Guru Ekonomi
Lampiran 3 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
Lampiran 4 Hasil Wawancara Kepala Sekolah
Lampiran 5 Pedoman Wawancara Wakil Kepala Sekolah
Lampiran 6 Hasil Wawancara Wakil Kepala Sekolah
Lampiran 7 Pedoman Wawancara Siswa
Lampiran 8 Hasil Wawancara Siswa
Lampiran 9 Lembar Observasi Kegiatan Guru
Lampiran 10 Lembar Observasi Kegiatan Siswa
Lampiran 11 Foto Kegiatan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran
Ekonomi

xiii
xiv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Penilaian merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam proses
pendidikan. Menurut Arikunto “melalui penilaian, pelaku pendidikan
mendapatkan gambaran sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan
pendidikan sudah tercapai.”1 Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris,“ bahwa
penilaian merupakan kegiatan yang dilakukan guru untuk memperoleh
informasi secara objektif, berkelanjutan dan meyeluruh tentang proses dan
hasil belajar yang dicapai siswa, yang hasilnya digunakan sebagai dasar untuk
menentukan perlakuan selanjutnya (2001, Depdiknas).”2 Oleh karena itu,
sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang ditempuh
dalam proses pembelajaran dan harus bermuara pada penguasaan kompetensi
yang diharapkan.
Salah satu kebijakan pemerintah di bidang penilaian pendidikan
diterapkan melalui Peraturan Menteri Nasional (Permendiknas) Nomor 20.
Tahun 2007, yang menerangkan bahwa “masalah satu prinsip penilaian
adalah menyeluruh dan berkesinambungan.”3 Hal ini menunjukkan bahwa
penilaian oleh guru mencakup semua ranah kompetensi tanpa terkecuali.
Menurut Airasian dan Micheal K. Russel ada tiga domain dalam
penilaian yaitu domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor,
yang terlihat sebagai berikut:
1. The cognitive domain encompasses intelectul activities such as
memorizing, interpreting, applying knowledge, solving problems, and
critical thinking.
2. The affective domain involves feelings, attitudes, value, interests, and
emotions.

1
Suharmini Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,2001), h. 3
2
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta : Multi Pressindo,
2012), h. 55
3
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 20 Tahun 2007, Standar
Penilaian Pendidikan. https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2012/01/permen-no-20-standar-
penilaian-pendidikan.pdf Diakses Pada Tanggal 23 Desember 2014 Pada Pukul 15:19

1
2

3. The psychomotor domain includes physical activities and actions in


which students must manipulate objects such as a pen, a keyboard. 4

Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa, ranah kognitif


yang mencakup kegiatan intelektual seperti menghafal, menafsirkan,
menerapkan pengetahuan, memecahkan masalah, dan berfikir kritis. Domain
efektif melibatkan perasaan, sikap, nilai, kepentingan, dan emosi. Domain
psikomotor meliputi kegiatan fisik dan tindakan dimana siswa harus
memanipulasi objek seperti pena dan keyboard.
Ketiga domain tersebut sangat penting dalam proses pembelajaran
agar tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Berikut ini pendapat
Suyanto dan Asep Jihad tentang ketiga domain tersebut :
Sebagai guru yang professional di tuntut untuk memiliki tiga
kemampuan. Pertama kemampuan kognitif, berarti guru harus
menguasai materi, metode, media, dan mampu merencanakan dan
mengembangkan kegiatan pembelajaran. Kedua, kemampuan afektif,
berarti guru memiliki ahlak yang luhur, terjaga perilakunya sehingga
ia akan menjadi model yang bisa diteladani oleh siswanya. Ketiga,
kemampuan psikomotorik, berarti guru dituntut memiliki pengetahuan
dan kemampuan dalam mengimplementasikan ilmu yang dimiliki
dalam kehidupan sehari-hari.5

Dari sinilah perhatian terhadap peserta didik dalam kegiatan penilaian


sangat diperlukan agar proses evaluasi yang dilaksanakan sesuai dengan
tujuan yang diinginkan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan Nasional (SISDIKNAS) pada bab II pasal 3
menjelaskan tentang fungsi pendidikan ialah “mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-
undang.”6

4
Peter W. Airasian and Micheal K. Russel, Classroom Assesment : Concepts and
Applications, (New York: McGraw Hill, 2008), h. 4
5
Suyanto dan Asep Jihad, Menjadi Guru Yang Profesional,(Jakarta : Erlangga, 2013), h. 6
6
Undang-Undang RI No : 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:
PT Kloang Klede Timur, 2003).
3

Pendidikan merupakan usaha sadar untuk mengembangkan potensi


sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan belajar mengajar. Karena
pendidikan merupakan bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa
dan dapat meningkatkan kualitas manusia Indonesia. Agar terwujud
masyarakat yang damai, demokratis, berkeadilan, berdaya saing, maju dan
sejahtera. Maka haruslah didukung oleh manusia, ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dan pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan
kualitas bangsa, dengan pendidikan wawasan dan pola pikir bangsa akan
menjadi terbuka dan mempunyai motivasi untuk meraih kemajuan seperti
bangsa lain. Menurut Hasbullah pendidikan adalah “usaha yang dijalankan
oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai
tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.”7
Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pendidikan Sekolah
Madrasah Aliyah Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas proses dan
hasil belajar sebagai bagian dari peningkatkan kualitas pendidikan dapat
dilakukan melalui sistem penilaian atau evaluasi. Evaluasi merupakan suatu
kegiatan untuk melihat sejauh mana tujuan yang direncanakan telah dikuasai
atau telah dicapai oleh objek evaluasi setelah melalui suatu proses atau
pengalaman.
Melihat pentingnya penilaian/evaluasi pendidikan, khususnya
mengukur kegiatan belajar mengajar, maka evaluasi pendidikan harus
dilakukan pada semua mata pelajaran. Evaluasi yang dilaksanakan harus
dapat mengukur semua ranah baik kognitif, afektif dan psikomotor. Suatu
pembelajaran dikatakan sukses atau tidaknya, bukan hanya diukur dengan
melihat dari ranah kognitif siswa saja tetapi harus seluruh ranah yang dinilai
oleh para guru kepada peserta didik.
Dalam pembelajaran Ekonomi berdasarkan hasil wawancara dengan
guru Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang berkenaan dengan Implementasi Penilaian Hasil Belajar pada

7
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jogjakarta: Kanisius, 1994), Cet. Ke-1, hal.
11.
4

Mata Pelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif


Hidayatullah Jakarta. Menggunakan ranah kognitif, ranah afektif dan ranah
psikomotor. Namun pada penilaian ranah afektif dan ranah psikomotor pada
mata pelajaran Ekonomi hanya dilakukan melalui pengamatan guru ketika
proses pembelajaran dilakukan. Hal ini karena pada mata pelajaran Ekonomi
belum menggunakan instrument penilaian pada ranah afektif dan ranah
psikomotor.
Penilaian hasil belajar harus dilakukan oleh setiap guru dimana
penilaian harus dimulai dari ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Hal ini
seharusnya dilakukan secara integratif karena kenyataannya banyak siswa
yang secara kognitif termasuk pintar namun belum tentu mampu
bersosialisasi dengan baik dalam bermasyarakat. Penilaian tidak hanya dinilai
dari kecerdasan seseorang saja tetapi tingkah laku dan keterampilan harus
dinilai dengan sebaik dari keseharian peserta didik dilingkungan sekolah
maupun dimasyrakat.
Berdasarkan hal tersebut, pada ranah afektif, dapat dilihat dari
bagaimana keseharian siswa ketika mengikuti pelajaran Ekonomi. Penilaian
yang dilakukan dapat dilihat dari perilaku-perilaku siswa sehari-hari dan
bagaimana mereka bergaul dengan teman-temannya. Dalam praktiknya
penilaian afektif masih terdapat sebagian siswa yang akhlaknya kurang baik,
misalnya menjaili temannya pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Seperti halnya dimana ranah afektif yang baik akan berbanding lurus dengan
nilai yang diraih, hal ini terbukti masih terdapat siswa yang afektifnya rendah
maka nilai yang dicapai pun rendah, sedangkan anak yang afektifnya yang
baik maka nilainya pun akan tinggi.
Dalam ranah psikomotorik, belum secara keseluruhan dilakukan oleh
guru Ekonomi padahal semua aspek penilaian sangatlah penting untuk
diterapkan dalam proses pembelajaran siswa. Sementara itu penilaian pada
ranah kognitif dilihat dari segi alat tes dan non tes yang diterapkan oleh guru
Ekonomi tidak semuanya tes yang diberikan kepada siswa dalam melakukan
penilaian. Sedangkan pada ranah afektif tidak ada tes khusus untuk penilaian
5

hasil belajar siswa hanya memperhatikan prilaku siswa tersebut karena pada
mata pelajaran Ekonomi belum mempunyai penilaian khusus terhadap hasil
belajar siswa pada ranah afektif dan ranah psikomotor. Teknik tes sendiri
merupakan alat ukur kognitif siswa sedangkan pada non-tes merupakan alat
ukur mengetahui afektif dan psikomotor siswa.
Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada Peraturan Mentri
Pendidikan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 66 Tahun 2013 tentang
standar penilaian pendidikan. Standar penilaian bertujuan untuk menjamin:
(1) perencanaan penilaian peserta didik sesuai dengan kompetensi yang akan
dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian, (2) pelaksanaan penilaian
peserta didik secara professional, terbuka, edukatif, efektif, efisien, dan sesuai
dengan konteks sosial budaya, dan (3) pelaporan hasil penilaian peserta didik
secara objektif, akuntabel, dan informative. Standar penilaian pendidikan ini
disusun sebagai acuan penilaian bagi pendidik, satuan pendidik, dan
pemerintah pada satuan pendidikan untuk jenjang pendidikan dasar dan
menengah.8
Hal ini menunjukkan bahwa penilaian menurut Permendiknas
merupakan kriteria, prosedur, dan instrumen penilaian pada hasil belajar
peserta didik sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengkaji dan meneliti lebih
lanjut mengenai proses penilaian pembelajaran dalam mata pelajaran
Ekonomi dan mengangkat masalah yang berjudul: “IMPLEMENTASI
PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN EKONOMI
KELAS X DI MADARASAH ALIYAH PEMBANGUNAN UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA”

8
Dr. Kunandar, Penilaian Autentik, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada), h. 49
6

B. Masalah Penelitian
1. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah Implementasi penilaian hasil belajar pada
mata pelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Implementasi penilaian hasil belajar menyangkut hasil
dan pelaksanaan penilaian pada mata pelajaran Ekonomi.
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Implementasi penilaian pada ranah kognitif dalam pembelajaran
Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
b. Implementasi penilaian pada ranah afektif dalam pembelajaran
Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
c. Implementasi penilaian pada ranah psikomotor dalam pembelajaran
Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka masalah dan penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. Bagaimanakah implementasi penilaian ranah kognitif dalam
pembelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta?
b. Bagaimanakah implementasi penilaian ranah afektif dalam
pembelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta?
c. Bagaimanakah implementasi penilaian ranah psikomotor dalam
pembelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta?
7

C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui implementasi penilaian ranah kognitif dalam pembelajaran
Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
2. Mengetahui implementasi penilaian ranah afektif dalam pembelajaran
Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
3. Mengetahui implementasi penilaian ranah psikomotor dalam pembelajaran
Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Guru, dapat menjadi salah satu acuan untuk menggunakan proses
penilaian yang tepat pada saat pembelajaran dilakukan.
2. Bagi Kepala Sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan
dalam membina guru dalam kreativitasnya oleh pelatihan pendidikan
3. Bagi pengawas, dapat melakukan pembinaan untuk
mengembangkan kualitas sekolah, kinerja guru, dan kinerja
seluruh staf sekolah.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Ranah Kognitif
1. Pengertian Ranah Kognitif
Ranah Kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan
dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berfikir, seperti
kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Ranah
kognitif menurut Bloom terdiri dari 6 tingkatan, yaitu: “pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.”1
Menurut Piaget, sebagaimana dikutip oleh Syamsul Bachri Thalib
“ menjelaskan bahwa selama tahapan operasi formal yang terjadi sekitar
usia 11-15 tahun, seseorang anak mengalami perkembangan penalaran dan
kemampuan berfikir untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya
bersadarkan pengalaman langsung.”2
Jadi menurut Piaget bahwa penilaian ranah kognitif yang dipelajari
sejak kanak-kanak bertindak sebagai acuan untuk mengenai apa yang
terjadi, dan bagaimana menerapkan pada tahap selanjutnya. Pieget
memandang bahwa anak memainkan peran aktif didalam menyusun
pengetahuannya mengenai realitas, anak tidak pasif dalam menerima
informasi.
Menurut Jerome Bruner, sebagaimana dikutip oleh Syarifan
Nurjan, “teori perkembangan kognitif antara lain ada dua ciri yang harus
memperhatikan aspek-aspek pertumbuhan secara alamiah, berikut
penjelasannya:
a. Pertumbuhan intelektual ditandai dengan berkembangannya respon
setiap stimulus terhadap lingkungan secara tiba-tiba.

1
Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana.
2008), h. 125.
2
Syamsul Bachri Thalib. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif,
(Jakarta: Kencana 2010), h. 50

8
9

b. Pertumbuhan tergantung pada perkembangan internal dan sistem


penyimpanan informasi yang menggambarkan fakta.” 3
Dari kesimpulan menurut pendapat Jerome Bruner, ranah kognitif
adalah untuk memperoleh kepuasan, memodifikasi respon untuk
menghadapi situasi pada perubahan lingkungan. Dan memungkinkan
peserta didik untuk mempelajari sistem symbol pada dunianya, sehingga
peserta didik dapat meningkatkan kemampuannya untuk menduga
berdasarkan fakta yang peserta didik ketahui.
Dari berbagai pengertian yang telah dijelaskan diatas dapat
disimpulkan bahwa ranah kognitif adalah sebuah istilah yang digunakan
untuk menjelaskan semua aktivitas mental yang berhubungan dengan
persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi yang memungkinkan
seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan
merencanakan untuk masa depan.
Menurut Matinis Yamin, tujuan kognitif berorientasi kepada
kemampuan “berfikir”, mencakup kemampuan intelektual yang lebih
sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan memecahkan
masalah yang menentukan siswa untuk menghubungkan dan
menggabungkan gagasan, metode atau prosedur yang sebelumnya
dipelajari untuk memecahkan masalah tersebut.4 Aktivitas mental yang
berhubungan dengan persepsi, pikiran, ingatan, dan pengolahan informasi
yang memungkinkan seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan
masalah, dan merencanakan untuk masa depan.
Seorang guru dalam mengembangkan keterampilan ranah kognitif
para siswanya merupakan hal yang paling penting jika guru tersebut
menginginkan siswanya aktif mengembangkan keterampilan aspek-aspek
psikologis lainnya. Selanjutnya untuk memperjelas gagasan
pengembangan kecakapan ranah kognitif berikut ini digambarkan pola

3
Syarifan Nurjan, Psikologi Belajar, ( Surabaya: Amanah Pustaka. 2009), h. 6.
4
Matinis Yamin, Strategi Pembelajran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada
Press. 2003), h. 27
10

pengembangan fungsi pada ranah kognitif siswa.5 Sebagaimana ditulis


oleh Muhibbin Syah.

Gambar 2.1
Pola Pengembangan Fungsi Kognitif Siswa

Pengembangan fungsi
kognitif

Upaya

1. Proses mengajar-belajar (PMB) memahami, meyakini, dan


mengaplikasikan isi dan nilai materi pelajaran
2. Proses mengajar-belajar (PMB) memecahkan masalah dengan
mengaplikasikan isi dan nilai materi pelajaran

Hasil

Kecakapan Kecakapan afektif Kecakapan


kognitif siswa siswa psikomotor siswa

Hasil

Sumber Daya Manusia


(SDM) berkualitas

5
Muhibbi Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu. 1999), h. 52-53
11

2. Hasil Belajar Penguasaan Kompetensi Ranah Kognitif


Dalam Mata Pelajaran Ekonomi
Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam
kawasan kognisi. Menurut Winkel dan Mukhtar, bahwa ranah kognitif
adalah ranah yang menyangkut kegiatan otak. Artinya, upaya yang
menyangkut aktivitas otak termasuk kedalam ranah kognitif.6 Karena
belajar melibatkan otak, maka perubahan perilaku akibatnya juga terjadi
dalam otak berupa kemampuan tertentu oleh otak untuk menyelesaikan
masalah.
Ranah kognitif ini merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan
kegiatan mental/otak. Bloom membagi dan menyusun secara hierarki
tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana
yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi.
Makin tinggi tingkatannya maka makin tinggi dan kompleks dan
penguasaan suatu tingkat masyarakat penguasaan tingkat sebelumnya.
Bloom mengklasifikasikan tujuan kognitif dalam enam tipe dalam
Ngalim Purwanto, yaitu: “a) Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan
(Knowledge); b) Tipe hasil belajar pemahaman (Comprehension); c) Tipe
hasil belajar analisis; d) Tipe hasil belajar sintesis; e) Tipe hasil belajar
evaluasi.” 7
a. Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (Knowledge)
Yaitu tingkat kemampuan yang diminta yang hanya meminta
responden untuk mengenal atau mengetahui adanya konsep. Fakta
atau istilah tanpa harus mengerti, menilai atau dapat
menggunakannya. Kata kerja operasional yang digunakan untuk
mengukur jenjang penguasaan tipe ini antara lain: menyebutkan,
mendefinisikan, menunjukkan dan lain-lain.

6
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002), h.
43
7
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, ( Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2004), Cet.. Ke-12, h. 44-47
12

b. Tipe hasil belajar pemahaman (Comprehension)


Yaitu tingkat kemampuan yang mengharapkan testee
(responden) mampu memahami arti atau konsep, situasi serta fakta
yang diketahuinya, testee tidak hanya hafal secara verbalitas, tetapi
memahami konsep dari fakta atau masalah yang ditanyakan kata
kerja opersional yang digunakan untuk mengukur tipe ini antara lain:
membedakan, menjelaskan, memberi contoh, mendemonstrasikan
dan lain-lain.
c. Tipe hasil belajar penerapan (Application)
Yaitu kemampuan yang mengharapkan responden mampu
untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah diketahui
dalam situasi yang baru baginya. Kata kerja operasional yang
digunakan untuk mengukurnya antara lain: menggunakan,
menerapkan, menghubungkan dan lain-lain.
d. Tipe hasil belajar analisis (Analysis)
Yang tingkat kemampuan responden utuk menganalisis atau
menguraikan suatu integritas atau situasi tertentu kedalam komponen
atau unsur pembentuknya. Kata kerja yang digunakan untuk
mengukur penguasaan jenjang analisis ini antara lain: membedakan,
mengklasifikasikan, membandingkan, mengategorikan dan lain-lain.
e. Tipe hasil belajar sintesis (Synthesis)
Yang dimaksud dengan sintesis adalah penyatuan unsur atau
bagian-bagian kedalam suatu bentuk yang menyeluruh. Jadi
kemampuan sintesis yaitu: kemampuan yang menuntut responden
untuk dapat menemukan hubungan kausal atau urusan tertentu, atau
menemukan abstraksinga yang berupa integritas. Kata kerja
operasional yang digunakan untuk mengukur antara lain:
menghubungkan, menggambungkan, menyimpulkan,
mengklasifikasikan dan lain-lain.
13

f. Tipe hasil belajar evaluasi (Evaluation)


Yaitu kemampuan yang menuntut responden untuk dapat
membuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi
berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kata kerja yang digunakan untuk
mengukur kemampuan jenjang evaluasi antara lain: membandingkan,
menafsirkan, menilai, dan memutuskan.
Tabel 2.1 : Tingkatan Domain Kognitif8

No Tingkatan Deskripsi Kompetensi

1 Ingatan (knowledge/recalling) Pengetahuan terhadap fakta, konsep,


definisi, nama, peristiwa, tahun, daftar,
rumus, teori, dan kesimpulan.
Contoh kegiatan belajar/kompetensi
yang dikehendaki:
a. Mengemukakan arti
b. Menanamkan sesuatu
c. Membuat daftar
d. Menentukan lokasi
e. Mendeskripsikan sesuatu
f. Menceritakan apa yang terjadi
g. Menguraikan apa yang terjadi

2 Pemahaman (comprehension) Pemahaman terhadap hubungan antar-


faktor, antar-konsep, antar-data, sebab-
akibat, dan penarikan kesimpulan.
Contoh:
a. Mengungkapkan gagasan/pendapat
dengan kata-kata sendiri
b. Membedakan/membandingkan
c. Menginterpretasi data

8
Ahmad Sofyan dkk, Evaluasi Pembelajaran IPS Berbasis Kompetensi, ( Jakarta : UIN
Jakarta Press), h. 18-19
14

d. Mendeskripsi dengan kata-kata sendiri


e. Menjelaskan gagasan pokok
f. Menceritakan kembali dengan kata-
kata sendiri

3 Penerapan (application) Menggunakan pengetahuan untuk


memecahkan masalah dan menerapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh:
a. Menghitung kebutuhan
b. Melakukan percobaan
c. Membuat peta
d. Membuat model
e. Merancang strategi

4 Analisis (analysis) Menentukan bagian-bagian dari suatu


masalah, penyelesaian atau gagasan,
menunjukkan hubungan antar bagian.
a. Mengidentifikasi faktor
penyebab/perumusan masalah
b. Mengajukan pertanyaan untuk
memperoleh informasi
c. Membuat grafik
d. Mengkaji ulang

5 Sintesis (synthesis) Mengabungkan berbagai informasi


menjadi satu kumpulan atau konsep,
meramu/merangkai berbagai gagasan
menjadi sesuatu yang baru.
Contoh:
a. Membuat desain
b. Mengarang komposisi lagu
15

c. Memprediksi
d. Merancang model mobil/pesawat
sederhana
e. Menciptakan produk baru

6 Evaluasi (evaluation) Mempertimbangkan dan menilai


benar-salah, baik-buruk, bermanfaat –
tidak bermanfaat.
Contoh:
a. Mempertahankan pendapat
b. Beradu argumentasi
c. Memilih solusi yang lebih baik
d. Menyusun kriteria penilaian
e. Menyarankan perubahan
f. Menulis laporan
g. Membahas suatu kasus
h. Menyarankan strategi baru

Dalam menerapkan keenam tingkatan kognitif, perlu


diperhatikan eksitensi dan kontinuitas dari tingkat yang paling rendah,
kongkrit, sederhana (tingkat pengetahuan) sampai pada tingkat yang
paling tinggi, kompleks dan abstrak (tingkat evaluasi). Apabila tujuan
instruksional ditulis sesuai dengan tingkat yang berbeda-beda ini
maka perancang pembelajaran akan mendapatkan berbagai tipe tugas
dan penilaian yang berbeda pula tetapi lebih cocok dengan kebutuhan
pendidikan. Menurut Martinis Yamin salah satu lagi yang perlu
diketahui adalah “taksonomi tujuan instruksional tidak menyediakan
rumusan umum tentang cara mengajar agar tujuan instruksional dapat
tercapai.”9

9
Martinis Yamin. Op. Cit., h. 32
16

Berikut ini penjelasan dari kompetensi pengetahuan dalam kurikulum


2013.10
Tabel 2.2 Kompetensi Inti Pengetahuan (KI 3) Kelas X, XI, dan XII Sekoah
Menengah Atas/ Madrasah Aliyah

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS X KELAS XI KELAS XII
1. Memahami, 1. Memahami, 2. Memahami,
menerapkan, menerapkan, menerapkan,
menganalisis menganalisis menganalisis
engetahuan faktual, engetahuan faktual, engetahuan faktual,
konseptual, procedural konseptual, procedural konseptual, procedural
berdasarkan rasa ingin berdasarkan rasa ingin berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu tahunya tentang ilmu tahunya tentang ilmu
pengetahuan, pengetahuan, pengetahuan,
teknologi, seni, teknologi, seni, budaya teknologi, seni, budaya
budaya dan humaniora dan humaniora dengan dan humaniora dengan
dengan wawasan wawasan wawasan kemanusiaan,
kemanusiaan, kemanusiaan, kebangsaan,
kebangsaan, kebangsaan, kenegaraan dan
kenegaraan dan kenegaraan dan peradaban terkait
peradaban terkait peradaban terkait penyebab fenomena
penyebab fenomena penyebab fenomena dan kejadian serta
dan kejadian serta dan kejadian serta menerapkan
menerapkan menerapkan pengetahuan
pengetahuan pengetahuan procedural pada bidang
procedural pada procedural pada kajian yang spesifik
bidang kajian yang bidang kajian yang sesuai dengan bakat
spesifik sesuai dengan spesifik sesuai dengan dan minatnya untuk
bakat dan minatnya bakat dan minatnya memecahkan masalah
untuk memecahkan untuk memecahkan
masalah masalah

Pembelajaran Ekonomi bertujuan membentuk warga negara


yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di
tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada gilirannya akan
menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Namun tujuan
umum pembelajaran ekonomi adalah memperdayakan siswa agar
memiliki kecakapan berfikir, membentuk warga negara yang aktif

10
Kunandar, Op. Cit., h. 166
17

bertanggung jawab serta mampu memecahkan masalah yang dihadapi


dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan konsep-konsep
ilmu pengetahuan sosial (IPS). Sasaran dan tujuan-tujuan pembelajaran
ekonomi di atas dapat dikaitkan menjadi :
a) Pengembangan aspek pengetahuan (kognitive)
b) Pengemabangan aspek nilai dan kepribadian (affective)
c) Pengembangan aspek keterampilan (psycomotorik)11
Dengan tercapainya tiga sasaran pokok tersebut diharapkan akan
tercipta manusia-manusia yang berkualitas, bertanggung jawab atas
penggunaan bangsa dan negara serta ikut bertanggung jawab terhadap
perdamaian dunia.

3. Bentuk Penilaian ranah Kognitif


Tujuan belajar kognitif dapat dinilai melalui tes lisan maupun
tertulis. Menurut Sudaryono tes tertulis bisa berbentuk “tes objektif
(benar-salah, menjodohkan, pilihan berganda, dan jawaban singkat) dan
tes essai yang dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
dalam mengukur, menghubungkan, mengintegrasikan, dan menilai
suatu ide.”12 Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan
(Permendikbud) Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi
Kurikulum penilaian ranah kognitif berbentuk “Teknik tes tertulis ada
dua bentuk soal tes tertulis, yaitu: Soal dengan memilih jawaban
(selected response), mencakup: pilihan ganda, benar-salah, dan
menjodohkan”. 13
a. Tes Lisan
Menurut Anas Sudijono, tes lisan harus berlangsung secara
wajar. Pertanyaaa tersebut mengandung makna bahwa tes lisa itu

11
Martcy Chrisna Dwi Putranti, Skripsi “ Pengaruh Pendekatan Brain Based Learning
Terhadap Hasil Belajar IPS Pada Materi Ekonomi”, (Jakarta: UIN, 2012), h. 28
12
Sudaryono, Op. Cit., h. 46
13
Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 81A Tahun 2013,
Tentang Implementasi Penilaian, h. 62
18

jangan sampai menimbulkan rasa takut, gugup atau panic


dikalangangan taste. Karena itu, dalam mengajukan pertanyaan-
pertanyaan kepada testee harus menggunakan kata-kata yang halus,
bersifat sabar dan tidak emosional.”14 Dimana tes lisan melatih
peserta didik untuk mndapatkan pertanyaan secara lisan yang harus
dijawab secara lisan pula. Jadi tes lisan disini yang merupakan tes
yang diberikan oleh seeorang pendidik kepada peserta didik
dengan cara lisan.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah “tes lisan merupakan alat
penilaian yang pelaksanaannya dilakukan dengan mengadakan
Tanya jawab secara langsung untuk mengetahui kemampuan-
kemampuan berupa berpikir siswa dalam memecahkan suatu
masalah, mempertanggung jawabkan pendapat, penggunaan
15
bahasa, dan penguasaan materi pelajaran.”
Tabel 2.3 Kelebihan dan Kelemahan Tes Lisan16
Kelebihan Tes Lisan Kelemahan Tes Lisan
1. Dapat menilai kemampuan dan 1. Subjektivitas pendidik sering
tingkat pengetahuan yang dimiliki mencemari hasil tes,
peserta didik, sikap, serta
kepribadiannya karena dilakukan
secara berhadapan langsung.
2. Bagi peserta didik yang kemampuan 2 Waktu pelaksanaan yang
berpikirnya relatif lambat sehingga diperlukan.
sering mengalami kesukaran dalam
memahami pernyataan soal, tes
bentuk ini dapat menolong sebab

14
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, ( Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2009), h. 155
15
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2010), h. 219
16
http://dayanmaulana.blogspot.com/2011/03/tes-lisan.html Di Akses pada tanggal 24
November 2014. Pukul 13:37 WIB
19

peserta didik dapat menanyakan


langsung kejelasan pertanyaan yang
dimaksud.
3 Hasil tes dapat langsung diketahui 3 Sangat memungkinkan
peserta didik. ketidakadilan

4 Siswa dapat mengemukakan 4 Subjektifitas tinggi


argumentasi
5 Dapat mengevaluasi kemampuan 5 Memerlukan waktu yang lama
penalaran
6 Dapat mengevaluasi kemampuan 6 siswa dapat melakukan ABS
berbahasa lisan
7 Dapat melakukan pendalaman 7 jika siswa memiliki sifat gugup
materi dapat mengganggu kelancaran
menjawab
8 Tidak mungkin terjadi penyontekan 8 Kurang reliabel
9 Bahan ujian dapat luas dan
mendalam

b. Tes Tetulis
Tes tertulis atau sering disebut paper dan pencil test adalah
test yang menuntut jawaban dari peserta didik dalam bentuk
tertulis. Tes tertulis ada dua bentuk, yaitu bentuk uraian (essay) dan
bentuk objektif (objective). Menurut Suharsimi Arikunto dan Cepi
Safrudin Abdul Jabar, “sedangkan kekuatan tes tertulis adalah
kemampuan memilih kata-kata, kekayaan informasi, kemampun
berbahasa, kemampuan memadukan ide-ide, dan proses berpikir
peserta tes dapat dilihat dengan nyata.”17 Berikut bentuk-bentuk tes
tertulis:

17
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safrudin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan
(Jakarta: Bumi Aksara, 2010), h. 114
20

1) Tes Essay
Shelley O’ hara mengatakan: “Probably the most dreaded
type of question is the essay question, because you aren’t given
any answers to choose from and you are faced with a blank page
that you need to compete”. Menurut pendapatnya bahwa yang
paling ditakuti dari sejumah bentuk tes adalah tes essay, karena
tidak diberikan jawaban untuk dipilih dan anda dihadapkan
dengan sebuah halaman kosong yang harus diselesaikan.18
Menurut Armei Arief, tes essay yaitu “test yang disusun
sedemikian rupa sehingga jawabannya terdiri dari beberapa
kalimat. Untuk menjawab pertanyaan sangat memerlukan waktu
yang banyak, dan murid boleh menjawab sepuas-puasnya dan
seluas-luasnya.”19
Berikut contoh tes essay sebagai berikut:20
1. Apa pengertian pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
ekonomi? Jelaskan perbedaan antara pertumbuhan
ekonomi dengan pembangunan ekonomi!
Tebel 2.4 Kelebihan dan Kelemahan Tes Essay21
Kelebihan Tes
Kelemahan Tes Essay
Essay
1. Guru tidak terlalu sulit untuk 1. Soal lazimnya terbatas
menyusun bentuk tes uraian. sehingga cakupan materi
evaluasi juga terbatas.
2. Melatih siswa 2. Jawaban heterogen sehingga
mengkontruksi gagasannya
sering menyulitkan dalam
dengan baik kemudian
mengekpresikannya ke menilai.
dalam sebuah jawaban
tertulis sebagai bentuk
komunikasi dengan guru.
18
Shelley O’hara, Improving Your Study Skills, (Canada: Wiley, 2006), h. 96
19
Armei Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, ( Jakarta:Ciputat
Pers, 2002), h. 63
20
Mardiyatmo, Ekonomi SMA Kelas XI, (Jakarta: Yudhistira,2011), h. 50
21
http://www.pustakasekolah.com/essay-test-kelebihan-dan-kekurangannya.html#_ Di
Akses Pada Tanggal 24 November 2014. Pukul 13:46 WIB
21

3. Hemat/ ekonomis karena 3. Subyektifitas penilai sulit


dihindari.
sarana kertas untuk
menjawab terbatas.
4. Kualitas tulisan, panjang
pendeknya kalimat sering
berpengaruh pada sikap guru
dalam menilai sehingga
obyektivitas kurang terjaga.

5. Karakteristik penyusun tes


essay yang berlainan sering
menimbulkan salah persepsi
bagi siswa.

2) Tes Objektif
a. Tes benar-salah (true-false)
Menurut Zaenal Arifin bentuk tes benar salah (B-S) adalah
untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam membedakan
antara fakta dengan pendapat.” 22
Menurut Surapranata, terdapat beberapa kelebihan dan
kelemahan bentuk soal benar-salah yang harus diperhatikan oleh
guru ketika mereka mengembangkan soal, “kelebihan pertama
mudahnya membuat soal. Hanya dengan mengubah sedikit
pernyataan yang terdapat dalam buku atau membuat sama
pernyataan yang terdapat dalam buku misalnya, akan diperoleh
soal benar-salah. Kelemahannya soal benar-salah adalah
berkaitan dengan kemampuan yang hendak diukur.”23 Lazimnya,
jawaban benar diberi skor 1, sedang jawaban salah diberi skor 0.
Skor yang dicapai siswa dilakukan dengan menjumlahkan
jawaban benar. Jadi, skor siswa sama dengan jumlah jawaban
benar. Hal ini berlaku untuk semua jenis tes objektif baik pilihan
ganda, benar-salah, isian singkat, maupun menjodohkan.

22
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Rosdakarya. 2011), h. 136
23
Sudaryono, Op. Cit., h. 108
22

b. Tes Pilihan Ganda (multiple choice test)


Menurut Karmel dan Karmel dalam Sudaryono, ada
sepuluh kriteria tes pilihan ganda yang baik, yakni sebagai
berikut:
(a) tes harus relevan; (b) ada keseimbangan antara tujuan
yang ingin dicapai dengan jumlah butir tes yang
mewakilinya; (c) efisiensi waktu yang digunakan untuk
melakukan tes, pensekoran dan pengadministrasian skor tes;
(d) objektivitas dalam memberikan sekor dan
interpretasinya; (e) kekhususan tes yang mengukur materi
pelajaran yang diajarkan di kelas; (f) tingkat kesukaran
setiap butir tes; (g) kemampuan butir membedakan
kelompok siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan
rendah; (h) reliabilitas; (i) kejujuran dan pemerataan
kesempatan; dan (j) kecepatan menyelesaikan tes.24

Tabel 2.5 Contoh Format Tes Pilihan Ganda 25

Pengertian pembangunan ekonomi ialah….


a. Perluasan industry dan perdagangan
b. Pertambahan peralatan dan sarana pembangunan
c. Kenaikan produksi dan pertambahan pendapatan
d. Perubahan yang terus-menerus untuk kesempurnaan
e. Peningkatan sarana dan prasarana perekonomian

c. Menjodohkan (matcing test)


Tes objektif bentuk matching sering dikenal dengan
istilah tes menjodohkan, tes mencari pasangan, tes
menyesuaikan, tes mencocokan dan tes mempertandingkan.
Ciri-ciri antara lain yakni tes terdiri dari satu seri pertanyaan
dan satu seri jawaban. Menurut Anas Sudijono tugas testee
adalah “mencari dan menempatkan jawaban-jawaban yang

24
Sudaryono, Op. Cit., h. 111
25
Mardiyanto, Op. Cit., h. 51
23

telah tersedia, sehingga sesuai atau cocok atau merupakan


pasagan, atau merupakan “jodoh” dari pertanyaannya.”26
Kelebihan tes tertulis bentuk menjodohkan adalah:
1. Waktu membaca dan merespon relatif singkat
2. Mudah untuk dibuat
3. Penilaian mudah, objektif dan dapat dipercaya
Sedangkan kelemahan dari tes tertulis bentuk
menjodohkan adalah:
1. Meteri soal menjodohkan dibatasi oleh factor
ingatan atau pengetahuan yang sederhana dan
kurang dapat dipakai untuk mengukur penguasaan
yang bersifat pengertian dan kemampuan
membuat penafsiran
2. Sulit menyusun soal menjodohkan yang
mengandung sejumlah respon yang homogen
3. Mudah terpengaruh dengan petunjuk yang tidak
relevan27

d. Tes isian (completion test)


Alat tes isian biasanya berbentuk cerita atau karangan
pendek, yang pada bagian-bagian yang memuat istilah atau
nama tertentu dikosongkan. Menurut Muhibbin Syah “tugas
siswa dalam hal ini berpikir untuk menemukan kata-kata
yang relevan dengan karangan tersebut. Lalu kata-kata
dituliskan pada titik-titik atau ruang kosong yang terdapat
pada bagian tadi.”28
Contoh :
1. Columbus menemukan Benua Amerika pada tahun…..
26
Anas Sudijono, Op.Cit., h. 111
27
Kunandar, Op. Cit., h. 208
28
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya: 2010), h
146
24

2. Air akan membeku pada suhu…. Derajat Fahrenheit


Ada juga completion test yang tidak berbentuk kalimat-
kalimat pendek seperti diatas, tetapi merupakan kalimat-
kalimat dan memuat banyak isian.
Misalnya:
Di mulut, makanan dikunyah dan dicampur dengan ….. (1)
yang mengandung….. (2) berguna untuk
menghancurkan….. (3) kemudian ditelan melalui….. (4)
masuk ke….. (5) di sini dicampur dengan….. (6) dan
seterusnya.
Jawaban-jawaban tidak perlu ditulis ditempat yang
dikossongkan, sebab cara demikian akan meyukarkan
pemeriksa. Tetapi sediakanlah tempat tersendiri dengan
nomor urut ke bawah. Oleh karena itu dalam membuat soal,
tempat-tempat isian harus diberi contoh seperti diatas.
Contoh tempat jawaban:
1. ………………………
2. ………………………
3. ……………………...
4. ………………………
Tes bentuk jawaban/isian singkat dibuat dengan
menyediakan tempat kosong yang disediakan bagi siswa
untuk menuliskan jawaban. Jenis soal ini biasa berupa
pertayaan dan melengkapi atau isian. Penskoran isian
singkat dapat dilakukan dengan memberikan skor 1 untuk
jawaban benar dan skor 10 untuk jawaban salah.
25

B. Ranah Afektif
1. Pengertian Ranah Afektif
Menurut Anas Sudijono ranah afektif ialah “ranah yang berkaitan
dengan sikap dan nilai bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahan-perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan
kognitif tingkat tinggi.”29
Menurut Muhibbin Syah, bahwa ranah kognitif sangat erat kaitannya
dengan “ranah kognitif pengembangan ranah kognitif pada dasarnya
membuahkan kecakapan kognitif dan juga menghasilkan kecakapan
afektif.”30 Sebagai contoh, seorang guru yang piawai dalam
mengembangkan kecakapan kegnitif, maka berdampak positif pula
terhadap ranah efektif.
Menurut Zainal Arifin, ranah afektif yaitu internalisasi sikap yang
menunjuk kearah pertumbuhan batiniah dan terjadi bila peserta didik
menjadi sadar tentang nilai yang diterima, kemudian mengambil sikap
sehingga mejadi bagian dari dirinya dalam membentuk nilai dan
menentukan tingkah laku.31 Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami
bahwa afektif ialah perilaku yang menekankan perasaan, emosi, atau
derajat tingkat penolakan atau penerimaan terhadap suatu objek.
Menurut Burhan Nurgiyantoro, bahwa ranah afektif berkaitan erat
dengan perasaan, nada, emosi, motivasi, kecenderungan bertingkah laku,
tingkatan penerima dan penolakan terhadap sesuatu.”32
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa, ranah
afektif ialah penilaian terhadap aspek siswa untuk mengetahui sejauh
mana perilaku siswa dengan tujuan pembelajaran yang diharapkan dan
membantu semua peserta didik belajar, serta mampu membangkitkan

29
Sudaryono , Op.Cit., h. 46
30
Muhibbin Syah, Op. Cit., h.51
31
Zainal Arifin, Op. Cit., h. 22
32
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,
(Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta), h. 58
26

karakter peserta didik untuk belajar. Hal ini merupakan tanggung jawab
sebagai seorang guru sebagai pengajar dan pendidik. Selain itu juga ikatan
emosional sering diperlukan untuk membangun karakter kebersamaan
antar peserta didik dengan peserta didik lainnya.
Menurut Nana Sudjana, “tipe hasil belajar afekif nampak pada siswa
dalam berbagai tingkah laku seperti perhatian terhadap pelajaran, disiplin,
motivasi belajar, menghargai guru, dan kelas, kebiasaan belajar, dan
hubugan sosial.”33
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan (Permendikbud)
Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum pada sikap
adalah sebagai berikut:
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait
dengan kecenderungan seseorang dalam merespons sesuatu/objek.
Sikap juga sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup
yang dimiliki oleh seseorang. Sikap terdiri dari tiga komponen,
yakni: afektif, kognitif, dan konatif/perilaku. Komponen afektif
adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya
terhadap sesuatu objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau
keyakinan seseorang mengenai objek. Adapun komponen konatif
adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-
cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.34

Ranah afektif mencakup watak prilaku seperti perasaan, minat, sikap


emosi, atau nilai. Menurut Popham dalam Harun Rasyid, “ranah afektif
menentukan keberhasilan belajar seseorang, orang yang tidak memiliki
minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai keberhasilan studi
secara optimal. Seseorang yang berminat dalam suatu mata pelajaran
diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang optimal.”35

33
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h. 30
34
Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 81A Tahun 2013,
Tentang Implementasi Penilaian, h. 59
35
Harun Rasyid, Penilaian Hasil Belajar, (Bandung: CV Wacana Prima,2009), h. 13
27

Terdapat 5 (lima) tipe karakteristik afektif yang penting, yaitu


“sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral.” 36
1) Sikap
Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk bertindak secara suka
atau tidak suka terhadap suatu objek. Sikap dapat dibentuk melalui
cara mengamati dan menirukan suatu yang positif, kemudian melalui
penguatan menerima informasi verbal. Perubahan sikap dapat
diamati dalam proses pembelajaran. Penilaian sikap adalah penilaian
yang dilakukan untuk mengetahui sikap peserta didik terhadap mata
pelajaran, kondisi pembelajaran, pendidik dan sebagainya.
2) Moral
Moral berkenaan dengan perasaan salah atau benar terhadap
kebahagiaan orang lain atau perasaan terhadap tindakan yang
dilakuakan diri sendiri.
3) Minat
Minat merupakan suatu disposisi yang terorganisir melalui
pengalaman yang mendorong seseorang untuk memperoleh objek
khusus, aktivitas pemhaman, dan keterampilan untuk tujuan
perhatian atau pencapaian. Hal penting pada minat adalah
intensitasnya. Secara umum minat termasuk karakteristik afektif
yang memiliki identintas tinggi.
4) Nilai
Nilai merupakan suatu keyakinan tentang perbuatan, tindakan,
atau perilaku yang dianggap baik dan yang dianggap jelek.
Selanjutnya dijelaskan bahwa sikap mengacu pada suatu organisasi
sejumlah keyakinan sekitar obyek spesifik atau situasi, sedang suatu
nilai mengacu pada keyakinan sederhana.

36
Zaky. Ranah Penilaian Kognitif, Afektif, dan Psikomotori. Diambil dari
http://blog.um.ac.id/zakydroid88/2011/11/26/ranah-penilaian-kognitif-afektif-dan-psikomotorik/,
Di Akses Pada Tanggal 9 Desember 2014
28

Nilai merupakan suatu objek, aktivitas, atau ide yang dinyatakan


oleh individu yang mengendalikan pendidikan dalam mengarahkan minat,
sikap dan kepuasannya. Oleh karenanya sekolah harus menolong siswa
menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna dan signifikan bagi
siswa menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna dan signifikan
bagi siswa dalam memperoleh kebahagiaan personal dan memberi
kontribusi positif terhadap masayarakat. Beberapa ranah afektif yang
tergolong penting adalah :
a. Kejujuran : peseta didik harus belajar untuk menghargai kejujuran
dalam berinteraksi dengan orang lain.
b. Integritas : peserta didik harus mengikat pada kode nilai,
misalnya moral, dan artitistik.
c. Adil : peserta didik harus berpendapat bahwa semua orang
memperoleh perlakuan hokum yang sama.
d. Kebebasan : siswa harus yakin bahwa negara demokratis harus
memberi kebebsan secara maksimum kepada semua orang.
5) Konsep Diri
Menurut Smith, konsep diri adalah evaluasi yang dilakukan
individu terhadap kemampuan dan kelemahan yang dimilikinya.
Target, arah, dan intensitas konsep diri pada dasarnya seperti ranah
afektif yang lain. Target konsep diri biasanya orang tapi bisa juga
institusi seperti sekolah. Arah konsep diri bisa positif atau negatif,
dan intensitasnya bisa dinyatakan dalam suatu daerah kontinu,
yaitu mulai dari rendah sampai tinggi. Konsep diri ini penting
untuk menentukan jenjang karir peserta didik, yaitu dengan
mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri, dapat dipilih
alternatif karir yang tepat bagi peserta didik.
Oleh karenanya, dari penjelasan di atas untuk mengetahui ranah
afektif pada sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral siswa terhadap
pelajaran, sebagai seorang guru harus melakukan penilaian dan dapat
membangkitkan sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral siswa yang
29

tergolong masih rendah seraya mempertahankan minat siswa yang sudah


tinggi. Oleh karena itu, sebagai seorang guru harus menciptakan
pengalaman yang belajar lebih positif terhadap materi dan mata pelajaran.
Untuk itu semua lembaga pendidikan dalam merancang program
pembelajaran harus mempertahankan ranah afektif.

2. Hasil Belajar Penguasaan Kompetensi Ranah Afektif Dalam Mata


Pelajaran Ekonomi
Menurut Bloom hasil belajar mencakup prestasi belajar, kecepatan
belajar, dan hasil afektif. Andersen sependapat dengan Bloom bahwa
karakteristik manusia meliputi cara yang tipikal dari berpikir, berbuat, dan
perasaan. Tipikal berpikir berkaitan dengan ranah kognitif, tipikal berbuat
berkaitan dengan ranah psikomotor, dan tipikal perasaan berkaitan dengan
ranah afektif. Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan,
minat, sikap, emosi, atau nilai. Ketiga ranah tersebut merupakan
karakteristik manusia sebagai hasil belajar dalam bidang pendidikan.
Keberhasilan pembelajaran pada ranah kognitif dan psikomotor
dipengaruhi oleh kondisi afektif peserta didik. Peserta didik yang memiliki
minat belajar dan sikap positif terhadap pelajaran akan merasa senang
mempelajari mata pelajaran tertentu, sehingga dapat mencapai hasil
pembelajaran yang optimal.37
Oleh karena itu untuk mencapai hasil belajar yang optimal, dalam
merancang program pembelajaran dan kegiatan pembelajaran bagi peserta
didik, pendidik harus memperhatikan karakteristik afektif peserta didik.
Hasil belajar pada ranah afektif sikap terdiri atas tiga komponen
yang saling menunjang yaitu: “1) komponen kognitif; 2) komponen
afektif; 3) komponen konatif.”38 Penejelasan ketiga konsep tersebut adalah
sebagai berikut:

37
http://sumut.kemenag.go.id/ Diakses Pada Tanggal17 Juli Pukul 12:01 WIB
38
Azwar Safuddin, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajari, 1997), h. 20-27
30

1) Komponen kognitif (komponen perseptual) Yaitu komponen yang


berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa
yang benar bagi obyek sikap, atau dengan kata lain komponen yang
berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yakni
berhubungan dengan bagaimana individu mempersepsi terhadap obyek
sikap.
2) Komponen afektif (komponen emosional) Yaitu komponen yang
berhubungan dengan perasaan-perasaan tertentu yang berupa rasa
senang (positif) dan tidak senang (negatif) terhadap obyek sikap.
Komponen ini menunjukkan arah sikap yaitu positif dan negatif.
3) Komponen konatif (komponen perilaku) Yaitu komponen yang
menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku
yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang
dihadapi. Kaitan ini didasari oleh asumsi bahwa kepercayaan dan
perasaan banyak mempengaruhi perilaku.
Ketiga ranah tersebut merupakan karakteristik manusia sebagai
hasil belajar dalam bidang pendidikan. Menurut Kunandar, kemampuan
afektif berhubungan dengan minat dan sikap yang dapat berbentuk
tanggung jawab, kerja sama, disiplin, komitmen, percaya diri, jujur,
menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan mengendalikan diri.
Semua kemampuan ini harus menjadi bagian dari tujuan pembelajaran di
sekolah, yang akan dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang tepat.”39
Konsistensi antara kepercayaan sebagai komponen kognitif,
perasaan sebagai komponen afektif, dengan tendensi perilaku sebagai
komponen konasi seperti itulah yang menjadi landasan terhadap skala
sikap. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen
tersebut akan saling mempengaruhi satu sama lain untuk dapat
menghasilkan arah sikap yang sama.
Sikap menentukan keberhasilan belajar seseorang. Orang yang
tidak memiliki minat pada pelajaran tertentu sulit untuk mencapai
39
Kunandar, Op. Cit., h.104
31

keberhasilan belajar secara optimal. Seseorang yang berminat dalam suatu


mata pelajaran diharapkan akan mencapai hasil pembelajaran yang
optimal. Oleh karena itu, semua peserta didik untuk mencapai kompetensi
yang telah ditentukan.
Sikap merupakan sebuah ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan
hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap dapat dibentuk, sehingga terjadi
perilaku atau tindakan yang diinginkan. Kompetensi sikap yang dimaksud
dalam panduan ini adalah ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup
yang dimiliki oleh seseorang dan diwujudkan dalam perilaku.
Pada kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua
yaitu sebagai berikut :
a. Sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik
yang beriman dan bertakwa
b. Sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang
berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.

Tabel 2.6 Penilaian Sikap40


Penilaian Sikap Menghargai dan menghayati ajaran
agama yang dianut
1. Jujur
2. Disiplin
3. Tanggung Jawab
4. Toleransi
Penilaian Sikap Sosial 5. Gotong Royong
6. Santun
7. Percaya diri

40
Imas Kurinasih dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep & Penerapan,
(Surabaya : Kata Pena, 2014), h. 65-66
32

Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti -1: aspek sikap spiritual


(untuk mata pelajaran tertentu bersifat generic, artinya berlaku untuk
seluruh materi pokok). Sedangkan Kompetensi Dasar pada Kompetensi
Inti -2: aspek sosial (untuk mata pelajaran tertentu bersifat relative
generic, namun beberapa materi pokok tertentu ada Kompetensi Dasar
pada Kompetensi Inti -3 yang berbeda dengan Kompetensi Dasar lain pada
Kompetensi Inti -2). Guru dapat menambahkan sikap-sikap tersebut
menjai perluasan cakupan penilaian sikap. Perluasan cakupan penilaian
sikap didasarkan pada karakteristik Kompetensi Dasar pada Kompetensi
Inti -1 dan Kompetensi Inti - 2 setiap mata pelajaran.
Indikator yang terdapat dalam Standar Kompetensi mata pelajaran
Ekonomi dikelompokkan menjadi aspek:41
a. Kemampuan untuk mengembangkan konsep dan memahami peristiwa
ekonomi, dan
b. Kemampuan untuk melakukan aktivitas yang menggunakan pendekatan
ilmiah seperti problem solving, inkuiri, dan berpikir kritis untk
menggali, membangun, dan menjenaralisasi konsep dan peristiwa
ekonomi.

Berdasarkan hal itu, nilai hasil belajar dicantumkan dalam rapor


juga mencakup:
a. Penguasaan konsep
b. Kinerja Ilmiah
Untuk kepentingan pembelajaran dan penilaian, analisis terhadap
seluruh indikator diperlukan untuk menentukkan indikator-indikator yang
termasuk ke dalam masing-masing aspek. Dalam konteks penilaian sikap,
indikator merupakan tanda-tanda yang dimunculkan oleh peserta didik,
yang dapat diamati atau diobservasi oleh guru sebagai presentasi dari sikap
yang dinilai.

41
Asep Jihap, M.Pd dan Abdul Haris, M.Sc. Op. Cit., h.152
33

Tabel 2.7 Daftar Deskripsi Indikator42

Sikap dan pengertian


Contoh Indikator
Sikap spiritual
1. Menghargai dan menghayati a. Berdoa sebelum dan sesudah
ajaran agama yang dianut menjalankan sesuatu.
b. Menjalankan ibadah tepat waktu
c. Memberi salam pada saat awal dan
akhir presentasi sesuai agama yang
dianut
d. Bersyukur atas nikmat dan karunia
Tuhan Yang Maha Esa
e. Mensyukuri kemampuan manusia
dalam mengendalikan diri
f. Mengucapkan syukur ketika
berhasil mengerjakan sesuatu
g. Berserah diri (tawakal) kepada
Tuhan setelah berihktiar atau
melakukan usaha
h. Menjaga lingkungan hidup disekitar
rumah tempat tinggal, sekolah dan
masyarakat
i. Memelihara hubungan baik dengan
dengan sesama umat ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa
j. Bersyukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa sebagai bangsa Indonesia
k. Menghormati orang lain
menjalankan ibadah sesuai dengan
agamanya
Sikap dan Pengertian Contoh Indikator
Sikap Sosial

42
Imas Kurniasih, Op. Cit., h. 67
34

1. Jujur a. Tidak menyontek dalam


Adalah perilaku dapat mengerjakan ujian/ulangan
dipercaya dalam perkataan, b. Tidak menjadi plagiat
tindakan, dan pekerjaan (mengambil/menyalin karya orang
lain tanpa menyebutkan sumber)
c. Mengungkapkan perasaan apa
adanya
d. Menyerahkan kepada yang
berwenang barang yang ditemukan
e. Membuat laporan berdasarkan
data atau informasi apa adanya
f. Mengakui kesalahan atau
kekurangan yang dimiliki
2. Disiplin a. Datang tepat waktu
Adalah tindakan yang b. Patuh pada tata tertib atau aturan
menunjukkan perilaku tertib bersama/sekolah
dan patuh pada berbagai c. Mengerjakan/mengumpulkan tugas
ketentuan dan peraturan. sesuai dengan waktu yang
ditentukan
d. Mengikuti kaidah berbahasa tulis
yang baik dan benar
3. Tanggung jawab a. Melaksanakan tugas individu dengan
Adalah sikap dan perilaku baik
seseorang untuk b. Menerima resiko dari tindakan yang
melaksanakan tugas dan dilakukan
kewajibannya, yang c. Tidak menyalahkan /menuduh orang
seharusnya dia lakukan, lain tanpa bukti yang akurat
terhadap diri sendiri, d. Mengembalikan barang yang
masyarakat, lingkungan dipinjam
(alam, sosial dan budaya), e. Mengakui dan meminta maaf atas
negara dan Tuhan Yang kesalahan yang dilakukan
Maha Esa f. Menepati janji
g. Tidak menyalahkan orang lain untuk
35

kesalahan tindakan sendiri


h. Melaksanakan apa yang pernah
dikatakan tanpa disuruh atau diminta
4. Toleransi a. Tidak mengganggu teman yang
Adalah sikap dan tindakan berbeda pendapat
yang menghargai b. Menerima kesepakatan meskipun
keberagaman latar belakang, berbeda dengan pendapatnya
pandangan, dan keyakinan c. Dapat menerima kekurangan orang
lain
d. Dapat memaafkan kesalahan orang
lain
e. Mampu dan mau bekerja sama
dengan siapa pun yang memiliki
keberagaman latar belakang,
pandangan, dan keyakinan
f. Tidak memasakan pendapat atau
keyakinan diri pada orang lain
g. Kesediaan untuk belajar dari
(terbuka terhadap) keyakinan dan
gagasan orang lain agar dapat
memahami orang lai lebih baik
h. Terbuka terhadap atau kesediaan
untuk menerima sesuatu yang baru
5. Gotong royong a. Terlibat aktif dalam bekerja bakti
Adalah bekerja bersama- membersihkan kelas atau sekolah
sama dengan orang lain b. Kesediaan melakukan tugas sesuai
untuk mencapai tujuan kesepakatan
bersama dengan saling c. Bersedia membantu orang lain tanpa
berbagi tugas dan tolong menghargai imbalan
menolong secara ikhlas d. Aktif dalam kerja kelompok
e. Memusatkan perhatian pada tujuan
kelompok
f. Tidak mendahulukan kepentingan
36

pribadi
g. Mencari jalan untuk mengatasi
perbedaan pendapat/ pikiran antara
diri sendiri dengan orang lain
h. Mendorong orang lain untuk bekerja
sama demi mencapai tujuan bersama
6. Santun atau sopan a. Menghormati orang yang lebih tua
Adalah sikap baik dalam b. Tidak berkata-kata kotor, kasar, dan
pergaulan bik dalam takabur
berbahasa maupun c. Tidak meludah di sembarangan
bertingkah laku. Norma tempat
kesantunan bersifat relative, d. Tidak menyela pembicaraan pada
artinya yang dianggap waktu yang tidak tepat
baik/santun pada tempat dan e. Mengucapkan terima kasih setelah
waktu tertentu bisa berbeda menerima bantuan orang lain
pada tempat dan waktu yang f. Bersikap 3S (salam, senyum, sapa)
lain. g. Meminta ijin ketika akan memasuki
ruangan orang lain atau
menggunakan barang milik orang
lain
h. Memperlakukan orang lain
sebagaimana diri sendiri ingin
diperlukan
7. Percaya diri a. Berpendapat atau melakukan
Adalah kondisi mental atau kegiatan tanpa ragu-ragu
psikologis seseorang yang b. Mampu membuat keputusan dengan
memberi kerajinan kuat untk cepat
berbuat atau bertindak c. Tidak mudah putus asa
d. Tiak canggung dalam bertindak
e. Berani presentasi di depan kelas
f. Berani berpendapat, bertanya, atau
menjawab pertanyaan.
37

Dari tabel tentang kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial di atas
dalam pembelajaran di kelas, guru harus menjadikan kompetensi sikap
spiritual dan sikap sosial yang dirinci dalam indikator pencapaian kompetensi
sebagai tujuan pembelajaran yang harus dicapai selama peserta didik belajar
di tingkat kelas tersebut meskipun kompetensi tersebut tidak diajarkan dalam
arti formal. Namun sikap spiritual dan sikap sosial tersebut harus
terimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik melalui
pembiasaan dan keteladanan. Oleh karena itu, untuk mengetahui tingkat
pencapaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial perlu dilakukan
penilaian secara berkesinambungan.
Dalam melakukan penilaian diri terhadap kompetensi sikap, baik
sikap spiritual maupun sikap sosial harus mengacu pada indikator pencapaian
kompetensi yang sudah dibuat oleh guru sesuai Kompetensi Dasar dari
Kompetensi Inti sikap spiritual dan sikap sosial.

Table 2.8 kompetensi Inti Sikap Spiritual (KI 1) dan Sikap Sosial (KI 2)
Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah43

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS X KELAS XI KELAS XII
1. Menghayati dan 1. Menghayati dan 1. Menghayati dan
mengamalkan mengamalkan mengamalkan
ajaran Agama ajaran Agama ajaran Agama
yang dianutnya yang dianutnya yang dianutnya
2. Menghayati dan 2. Menghayati dan 3. Menghayati dan
mengamalakan mengamalakan mengamalakan
perilaku jujur, disipli, perilaku jujur, disipli, perilaku jujur, disipli,
tanggung jawab, tanggung jawab, tanggung jawab,
peduli (gotong peduli (gotong peduli (gotong
royong, kerja sama, royong, kerja sama, royong, kerja sama,
toleran, damai), toleran, damai), toleran, damai),
santun, responsive santun, responsive santun, responsive
dan pro aktif dan dan pro aktif dan dan pro aktif dan
menunjukkan sikap menunjukkan sikap menunjukkan sikap
sebagai bagian dari sebagai bagian dari sebagai bagian dari
solusi atas berbagai solusi atas berbagai solusi atas berbagai
permasalahan dalam permasalahan dalam permasalahan dalam

43
Kunandar, Op. Cit., h 107
38

berinteraksi secara berinteraksi secara berinteraksi secara


efektif dengan efektif dengan efektif dengan
lingkungan sosia dan lingkungan sosia dan lingkungan sosia dan
alam serta dalam alam serta dalam alam serta dalam
menempatkan diri menempatkan diri menempatkan diri
sebagai cerminan sebagai cerminan sebagai cerminan
bangsa dalam bangsa dalam bangsa dalam
pergaulan dunia pergaulan dunia pergaulan dunia

3. Bentuk Penilaian Ranah Afektif

a. Ruang Lingkup Penilaian


Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang
sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relative setiap
peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan
penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata
pelajaran atau kompetensi muatan atau kompetensi program, dan
proses.

b. Teknik dan Instrumen Penilaian


Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi
sikap sebagai berikut :
1) Penilaian kompetensi sikap
Pendidikan melakukan penilaian kompetensi sikap melalui
observasi, penilaian diri (self assessment), penilaian “teman
sejawat” (peer assessment) oleh peserta didik, dan jurnal.
2) Observasi
Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan
secara berkesinambungan dengan menggunakan indera, baik
secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan
pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku
yang diamati.
39

Kriteria instrumen observasi:


a. Mengukur aspek sikap (bukan pengetahuan atau
keterampilan) yang dituntut pada Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar
b. Sesuai dengan kompetensi yang akan diukur
c. Memuat indikator sikap yang dapat diobservasi
d. Mudah atau feasible untuk digunakan
e. Dapat merekam peserta didik
3) Penilaian diri
Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan
kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi.
Instrumen yang digunakan berupa lembar penilaian diri.
Penggunaan teknik ini dapat memberi dampak positif terhadap
perkembangan kepribadian seseorang. Keuntungan penggunaan
teknik penilaian diri dalam penilaian dikelas sebagai berikut:
a. Dapat menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik, karena
mereka diberi kepercayaan untuk menilai dirinya sendiri;
b. Peserta didik menyadari kekuatan dan kelemahan dirinya,
karena ketika mereka melakukan penilaian, harus
melakukan instropeksi terhadap kekuatan dan kelemahan
yang dimilikinya;
c. Dapat mendorong, membiasakan, dan melatih peserta didik
untuk berbuat jujur dan objektif dalam melakukan penilaian

Menurut Imas Kurinasih dan Berlin Sani Kriteria instrumen


penilaian diri:
a. Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana namun jelas dan
tidak bermakna ganda
b. Bahasa lugas dan dapat dipahami peserta didik
c. Menggunakan format sederhana yang mudah
dipehami peserta didik
40

d. Menunjukkan kemampuan peserta didik dalam situasi


yang nyata atau sebenarnya
e. Mengungkap kekuatan dan kelemahan capaian
kompetensi peserta didik
f. Bermakna, mengarahkan peserta didik untuk
memahami kemampuannya
g. Mengukur target kemampuan yang akan diukur
(valid)
h. Memuat indikator kunci atau indikator esensial yang
menunjukkan kemampuan yang akan diukur
i. Memetakan kemampuan peserta didik dari terendah
sampai tertinggi.44

4) Penilaian Antar peserta Didik


Penilaian antarpeserta didik merupakan teknik penilaian yang
dapat digunakan untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi
sikap, baik sikap spiritual maupun sikap sosial dengan cara meminta
peserta didik untuk saling menilai satu sama lain. Instrumen yang
digunakan bisa berupa lembar penilaian antar peserta didik dalam
bentuk angket atau kuesioner.
Kriteria instrument penilaian antarteman:
a. Sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur
b. Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan peserta didik
c. Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana, namun jelas dan
tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda atau berbeda
d. Menggunakan bahasa lugas yang dapat dipahami peserta didik
e. Menggunakan format sederhana dan digunakan oleh peserta didik
f. Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang
nyata atau sebenarnya dan dapat diukur
g. Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang diukur (valid)
h. Memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan
penguasaan satu kompetensi peserta didik
i. Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada
level terendah sampai kemampuan tertinggi
44
Imas Kurinasih Op. Cit., h. 51-53
41

5) Jurnal
Jurnal merupakan catatan pendidikan di dalam dan di luar
kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan
kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku.
Jurnal dapat memuat penilaian peserta didik terhadap aspek tertentu
secara kronologis. Kriteria jurnal:
a. Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting
b. Sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator
c. Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi atau
digunakan
d. Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara
kronologis
e. Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis,
jelas dan komunikatif
f. Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap
tampilan sikap peserta didik
g. Menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan
peserta didik
Instrumen yang digunakan untuk observasi, penilaian diri, dan
penilaian antar peserta didik adalah lembar pengamatan berupa daftar cek
(checklist) atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik,
sedangkan pada jurnal berupa catatan peserta didik. Instrumen penilaian
harus memenuhi persyaratan substansi atau meteri, kontruksi, dan bahasa.
6) Wawancara
Wawancara merupakan teknik penilaian dengan cara guru
melakukan wawancara terhadap peserta didik menggunakan pedoman
atau panduan wawancara berkaitan dengan sikap spiritual atau sikap
sosial tertentu yang ingin digali dari peserta didik. Guru juga dapat
menanyakan secara langsung atau wawancara tentang sikap peserta
didik berkaitan dengan pembelajaran.
42

Keunggulan penilaian dengan wawancara adalah sebagai


berikut:
a) Guru dapat berinteraksi langsung dengan peserta didik,
sehingga informasi yang berkaitan dengan sikap spiritual dan
sosial dapat langsung digali peserta didik.
b) Jika ada hal-hal yang perlu digali lebih lanjut, guru dapat
melakukannya karena data diperoleh secara langsung dari
peserta didik.
c) Menunjukkan kedekatan emosional antara guru dengan peseta
didik, sehingga dapat menjalin hubungan yang akrab untuk
kepentingan pembelajaran.
Sedangkan kelemahan penilaian dengan wawancara adalah
sebagai berikut:
a) Kalau dilakukan secara kaku, maka peserta didik tidak mau
mengungkapkan perasaannya secara terbuka.
b) Membutuhkan waktu khusus dalam menggali data dari peserta
didik. Oleh karena itu, perlu dilakukan manajeman waktu yang
tepat agar tidak mengganggu proses belajar mengajar.
Dari pemaparan di atas dalam melakukan penilaian
kompetensi sikap, baik sikap spiritual maupun sikap sosial perlu
menggunakan instrumen yang sesuai dengan karakteristik yang
akan diukur, sehingga menghasilkan data kompetensi sikap secara
akurat.

C. Ranah Psikomotor
1. Pengertian Ranah Psikomotor
Kata “psikomotor” berhubungan dengan kata “motor”, sensory motor
atau perceptual motor. Menurut Burhan Nurgiyantoro, mengatakan bahwa
yang dimaksud dengan kategori kemampuan psikomotorik adalah “ranah
psikomotor berkaitan dengan kompetensi berunjuk kerja yang melibatkan
43

gerakan-gerakan otot psikomotor”.45 Jadi tekanan kemampuan yang


menyangkut penguasaan tubuh dan gerak, penguasaan kemampuan ini
meliputi gerakan anggota tubuh yang memerlukan kordinasi syaraf otot
yang sederhana yang bersifat kasar menuju gerakan yang menurut
koordinasi syarat otot yang lebih kompleks dan bersifat lancar.
Menurut Nana Sudjana, tipe hasil belajar psikomotorik berkenaan
dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah ia menerima
pengalaman belajar tertentu.46
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ranah psikomotorik
dalam taksonomi pengajaran adalah lebih mengorientasikan pada proses
tingkah laku atau pelaksanaannya, di mana sebagai fungsinya adalah untuk
meneruskan nilai yang didapat lewat kognitif, dan diinternalisasikan
melalui afektif sehingga mengorganisasikan dan diaplikasikan dalam
bentuk nyata oleh domain psikomotorik.
Psikomotor atau keterampilan adalah melakukan jenis kegiatan
tertentu. Menurut Lukmanul Hakim, “dicapainya keterampilan yang
diperoleh seseorang ditandai oleh adanya kemampuan menampilkan
bentuk-bentuk gerakan tertentu dalam melakukan suatu kegiatan sebagai
respon dari rangsangan yang datang kepada dirinya yang disampaikan
dalam bentuk gerakan-gerakan motorik jasmaniah atau keterampilan”.47
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan (Permendikbud)
No 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum . “Penilaian proyek
merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu”.48
Ranah psikomotor berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu.

45
Burhan Nurgiyantoro, Op. Cit., h. 59
46
Nana Sudjana, Op. Cit., h. 31
47
Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima,2009),
h. 171
48
Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 81A Tahun 2013,
Tentang Implementasi Penilaian, h. 63
44

Berdasarkan uraian di atas bahwa penilaian psikomotor merupakan


salah satu aspek dari kemampuan peserta didik yang harus diukur dan
dinilai perkembangannya selain aspek pengetahuan (kognitif) dan
penanaman nilai (afektif). Hal ini dilakukan selama proses kegiatan belajar
mengajar dengan mengamati aktifitas peserta didik sebagaimana yang
terjadi. Ranah psikomotor yang menampilkan suatu bentuk gerakan dalam
melakukan kegiatan untuk menghasilkan respon pada diri siswa.

2. Hasil Belajar Penguasaan Kompetensi Ranah Psikomotor


Dalam Mata Pelajaran Ekonomi
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil adalah suatu
istilah yang digunakan untuk menunjukkan suatu yang dicapai seseorang
setelah melakukan suatu usaha.
Menurut Purwanto ranah psikomotor adalah “ranah yang berkaitan
dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang
menerima belajar tertentu.”49 Menurut pendapat Nana Sudjana, bahwa
hasil belajar psikomotorik tampak pada bentuk keterampilan (skill)
kemampuan bertindak individu. Hasil belajar ini meliputi enam
keterampilan antara lain:
a. Gerakan reflex (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar);
b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar;
c. Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan
visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain;
d. Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan,
dan ketepatan;
e. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai
pada keterampilan yang kompleks;

49
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009),Cet. I, h. 51
45

f. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive


seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.50

Masing-masing domain memiliki tingkatan tertentu, mulai dari yang


paling rendah dan sederhana sampai dengan yang paling tinggi dan kompleks.
Hasil belajar tingkat yang lebih tinggi hanya dapat dicapai apabila siswa telah
menguasai hasil belajar pada tingkat yang lebih rendah.
Tabel 2.9 Ciri-ciri Hasil Belajar Ranah Psikomotor 51
No Tingkatan Hasil Belajar Ciri-ciri
1 Perception (Persepsi) 1. Mengenal objek melalui pengamatan
indrawi
2. Mengolah hasil pengamatan (dalam
pikiran)
3. Melakukan seleksi terhadap objek
(pusat perhatian)
2 Set (Kesiapan) 1. Kesiapan mental untuk bereaksi
2. Kesiapan fisik untuk bereaksi
3. Kesiapan emosi atau perasaan untuk
bereaksi
3 Guided Response 1. Melakukan peniruan
(Meniru) 2. Melakukan coba-coba salah (trial and
error)
3. Pengembangan respon baru
4 Mechanism 1. Mulai tumbuh performance skill dalam
(Membiasakan berbagai bentuk
Gerakan) 2. Respon-respon baru muncul dengan
sendirinya
5 Complex overt Response 1. Sangat terampil yang digerakkan oleh

50
Nana Sudjana, Op. Cit., h. 30-31
51
Kunandar, Op. Cit., h. 261
46

(Mahir) aktivitas motoriknya


6 Adaptation (Menjadi 1. Pengembangan keterampilan individu
Gerakan Alami) untuk gerakan yang dimodifikasi
2. Kemampuan untuk menghadapi
probem solving
7 Origination (Menjadi 1. Mampu mengembangkan kreativitas
Tindakan Orisinal) gerakan-gerakan baru untuk
menghadapi bermacam-macam situasi
atau problema-problema yang spesifik

Hasil belajar psikomotorik ini tampak dalam bentuk keterampilan


(skill) dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor
sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif dan hasil belajar
afektif (yang baru tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan untuk
berperilaku atas berbuat). Hasil belajar kognitif dan afektif akan menjadi hasil
belajar psikomotorik apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau
perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah
kognitif dan afektif.
Kompetensi peserta didik pada dalam ranah psikomotor menyangkut
kemampuan melakukan gerakan reflex, gerakan dasar, gerakan persepsi,
gerakan berkemampuan fisik, gerakan terampil, gerakan indah dan kreatif.
Dari penjelasan tentang keterampilan (psikomotor) diatas dapat
dikemukakan bahwa penilaian kompetensi keterampilan adalah penilaian
yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi
keterampilan peseta didik yang meliputi aspek imitasi, manipulasi, presesi,
artikulasi, dan naturalisasi. Kompetensi Inti 4, yakni keterampilan tidak dapat
dipisahkan dengan Kompetensi Inti 3, yakni pengetahuan. Artinya
kompetensi pengetahuan itu menunjukkan peserta didik tahu tentang
keilmuan tertentu dan kompetensi keterampilan itu menunjukkan peserta
47

didik bisa (mampu) tentang keilmuan tertentu tersebut. Dalam kurikulum


2013 kompetensi keterampilan menjadi Kompetensi Inti 4.
Berikut ini penjelasan dari Kompetensi Inti keterampilan pada tabel
2.8 Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah adalah sebagai berikut:
Tabel 2. 10 Kompetensi Inti Keterampilan52

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS X KELAS XII KELAS XIII

4.Mengolah, menalar 4.Mengolah, menalar 4.Mengolah, menalar


dan menyaji dalam dan menyaji dalam menyaji dan mencipa
ranah konkret dan ranah ranah konkret dan ranah dalam ranah konkret
abstrak terkait dengan abstrak terkait dengan dan ranah abstrak
pengembangan dari pengembangan dari terkait dengan
yang dipelajarinya yang dipelajarinya di pengembangan dari
disekolah secara sekolah secara mandiri yang dipelajarinya di
mandiri dan mampu bertidak secara efektif sekolah secara mandiri
menggunakan metode dan kreatif serta mampu bertindak secara afektif
sesuai kaidah keilmuan. menggunakan metode dan kreatif dan mampu
sesuai kaidah keilmuan. menggunakan metode
sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi Inti inilah yang nantinya menjadi acuan pada


kompetensi dasar di tiap mata pelajaran pada tiap jenjang. Kompetensi inti
ini berlaku untuk tiap mata pelajaran pada semua jenjang. Kompetensi inti
fokus pada semua ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dalam melakukan penilaian kompetensi pada ranah psikomotor


pada mata pelajaran Ekonomi perlu dipetakan ruang lingkupnya, sehingga
penilaian yang dilakukan secara holistik dan mampu menghasilkan data
yang akurat pada hasil belajar.

52
Kunandar. Op. Cit., h.259
48

3. Bentuk Penilaian Ranah Psikomotor


Alat penilaian yang digunakan untuk mengukur ranah psikomotor
adalah tes dan penampilan atau kinerja (performance) yang telah dikuasai
peserta didik, seperti:53
a. Performance atau Kinerja
Adalah suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan suatu
tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas
memainkan alat music, menggunakan mikroskop, menyanyi, bermain
peran, menari.
b. Produk
Adalah penilaian terhadap kemampuan peserta didik dalam membuat
produk teknologi dan seni (3 demensi). Penilaian produk tidak hanya
diperoleh dari hasil akhir, namun juga prose pembuatannya.
Pengembangan produk meliputi 3 tahap dan dalam setiap tahap perlu
diadakan penilaian yaitu:
a. Tahap persiapan atau perencanaan meliputi penilaian terhadap
kemampuan sisiwa dalam merencanakan, menggali,
mengembangkan gagasan,dan mendesain produk.
b. Tahap pembuatan meliputi penilaian terhadap kemampuan siswa
dalam menyeleksi dan menggunakan bahan dan alat serta dalam
menentukan teknik yang tepat.
c. Tahap penilaian (appraisal) meliputi penilaian terhadap
kemampuan siswa membuat produk sesuai dengan kegunaannya.
Contoh membuat meja, membuat kincir angina, membuat kartu nama,
membuat kotak kue, merangkai bunga.
Model penilaian produk diberikan pada bab implementasi pada bab
selanjutnya.

53
Imas Kurinasih Op. Cit., h. 62-64
49

c. Proyek
Adalah penilaian terhadap tugas yang mengandug investigasi dan
harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pelaporan. Proyek juga akan
memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan siswa
pada pembelajaran tertentu, kemampuan siswa dalam mengaplikasikan
pengetahuan, dan kemampuan siswa untuk mengomunikasikan
informasi. Penilaian proyek sangat dianjurkan karena membantu
mengembangkan keterampilan berpikir tinggi (berpikir kritis,
pemecahan masalah, berpikir kreatif) peserta didik. Misalnya membat
laporan, pemanfaatan energi di dalam kehidupan, membuat laporan
hasil pengamatan pertumbuhan tanaman.
Contoh format Penilaian Proyek dengan menggunakan daftar cek (chek
list).54
Sekolah :……. Tahun Pelajaran :…..
Nama Siswa :……. Kelas/Semester :…..
Tabel 2.11 Format Penilaian Proyek Daftar Cek List
Kategori
No Aspek Yang Dinilai
Baik Tidak Baik
1. 
2. 
3. 
Dst 
Skor Perolehan
Skor Maksimal
Keterangan :
Baik skornya =1
Tidak baik skornya =0
Nilai = Skor Perolehan x 100
Skor Maksimal

54
Kunandar, Op.Cit., h. 288
50

Tabel 2.12 Format Penilaian Proyek Menggunakan Skala


(Rating Scale)
Aspek yang Kategori
No.
Dinilai SB B C K

1. 

2. 

3. 

4. 

Dst. 

Skor
Perolehan
Skor
Maksimal
Keterangan :
Sangat baik skornya =4
Baik skornya =3
Cukup skornya =2
Kurang baik skornya =1
Nilai = skor Perolehan x 100
Skor Maksimal

d. Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian melalui sekumpulan karya
peserta didik yang tersusun secara sistematis dan terorganisasi yang
dilakukan selama kurun waktu tertentu. Portofolio digunakan oleh
guru dan peserta didi untuk memantau secara terus menerus
perkembangan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam
bidang tertentu. Dengan demikian penilaian portofolio memberikan
gambaran secara menyeluruh tentang proses & pencapaian hasil
belajar peserta didik. Agar penilaian portofolio berjalan efektif guru
51

peserta didik perlu menentukan hal-hal yang harus dilakukan dalam


menggunakan portofolio sebagai berikut:
a. Masing-msing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang
didalamnya memuat mata pelajaran
b. Menentukkan hasil kerja apa yang perlu dikumpulkan atau
disimpan
c. Sewaktu-waktu peserta didik diharuskan membaca catatan guru
yang berisi komentar, masuk kan dan tindakan lebih lanjut yang
harus dilakukan peserta didik dalam rangka memperbaiki hasil
kerja dan sikap.
d. Peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan
guru
e. Catatan guru dan perbaiki hasil kerja yang dilakukan peserta didik
perlu diberi tanggal, sehingga perkembangan kemajuan belajar
peserta didik dapat terlihat.

D. Mata Pelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah


1. Pengertian Ekonomi
Ekonomi adalah ungkapan yang sering dipakai dalam kehidupan
sehari-hari. Di semua media, kata yang berasal dari kata oikos dan
nomos ini memiliki tajuk pemberitaan khusus dan memiliki jurusan
perkuliahannya tersendiri yang terfokus untuk mempelajari ilmu tentang
ekonomi.55 Dalam hal ini bahwa ekonomi merupakan ilmu yang
mempelajari tentang kebutuhan hidup manusia sehari-hari yang tidak
terbatas dengan langkahnya alat pemuas kebutuhan dikarenakan berbagai
macam sebab artinya bahwa kebutuhan tidak akan pernah tercukupi oleh
manusia karena manusia tidak akan merasa puas untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Berikut ini adalah pengertian ekonomi menurut
Nanang Fattah.

55
http://9wiki.net/pengertian-ilmu-ekonomi/ Di Akses Pada Tanggal 24 September 2014
Pada Pukul 14:54 WIB
52

Pengertian ilmu ekonomi adalah menganalisis setiap gerakan dan


perubahan yang terjadi dalam keseluruhan ekonomi, seperti
kecenderungan dalam harga, hasil produksi, pengangguran dan
perdagangan di dalam dan di luar negeri. Begitu gejala-gejala
tersebut di pahami, maka ilmu ekonomi dapat di manfaatkan oleh
pemerintah untuk mengembangkan kebijakan-kebijakan ekonomi
dalam upaya keterbukaan perekonomian suatu bangsa.56
Menurut Profesor P.A Samuelson, ilmu ekonomi adalah ilmu
pengetahuan sosial adalah sebagai berikut :

Suatu studi mengenai individu-individu dan masyarakat membuat


pilihan, dengan atau tanpa penggunaan uang, dengan menggunakan
sumber-sumber daya yang terbatas- tetapi dapat digunakan dalam
berbagai cara untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa
dan mendistribusikannya untuk kebutuhan konsumsi, sekarang dan
di masa datang, kepada berbagai individu dan golongan
masyarakat.57
Maksud dari pernyataan di atas adalah bahwa setiap kegiatan
manusia yang dapat menghasilkan uang bisa di sebut sebagai ekonomi.
Ekonomi juga mempengaruhi hayat hidup orang banyak bahkan sampai
bisa melemahkan suatu bangsa.

2. Kedudukan Mata Pelajaran Ekonomi


Penerapan mata pelajaran ekonomi tidak lepas dari peran guru yang
mengajar. Sehingga penerapan mata pelajaran ekonomi juga dipengaruhi
profesionalisme guru ekonomi sendiri. Pada dasarnya profesionalisme
seorang guru menyangkut dua hal, yaitu profesi yang bersifat normatif dan
profesi yang bersifat aplikatif. Profesi yang berifat normatif di antaranya
adalah jujur, tekun, loyal, penuh dedikasi dan memiliki toleransi. Sedangkan
profesi yang bersifat aplikatif yaitu melakukan kerja sesuai dengan job
deskripsi yang telah ditentukan, melaksanakan kewajiban dan kewenangan
yang dimilikinya.

56
Nanang Fatah, Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000), Cet 1, h. 11
57
Sadono Sukirno, Mikro Ekonomi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2010), h. 9
53

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Ekonomi


Mata pelajaran ekonomi mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteran
yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan hidup
kehidupan terdekat hingga terjauh, meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a. Kelas X
1) Perekonomian
2) Perkoperasian
3) Manajemen
b. Kelas XI
1) Akuntansi
c. Kelas XII
1) Kewirausahaan
2) Akuntansi
3) Perkoperasian
4) Manajemen

4. Tujuan Mata Pelajaran Ekonomi


Tujuan Mata pelajaran Ekonomi sebagaimana dikutip oleh Lif
Khoiri Ahmadi bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut:
a. Memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengaitkan peristiwa
dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang
terjadi dilingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara
b. Menampilkan sikap ingin tahu terhadap sejumlah konsep ekonomi
yang diperlukan untuk mendalami ilmu ekonomi.
c. Membentuk sikap bijak, rasional, dan bertanggung jawab dengan
memiliki pengetahuan dan keterampilan ilmu ekonomi, manajemen,
dan ekonomi yang bermanfaat bagi diri sendiri, rumah tangga,
masyarakat, dan negara.
d. Membuat keputusan yang bertanggug jawab mengenai nilai-nilai
sosial ekonomi dalam masyarakat yang majemuk, baik dalam skala
nasional maupun internasional.58

58
Lif Khoiri Ahmadi, dkk., Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: Prestasi
Pustaka Publisher, 2011), h. 191
54

Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bawasannya tujuan


ekonomi yaitu untuk meramalkan peristiwa ekonomi dan masalah-masalah
ekonomi serta cara penanggulangannya. Maka disini siswa harus memiliki
sikap sosial dan yang rasional dalam kehidupan untuk dapat memahami
dan selanjutnya mampu untuk memecahkan segala persoalan ekonomi
dengan pandang terbuka dan rasional. Dalam pandangan dan persepsi
siswa maka akan mempengaruhi hasil belajar siswa, semakin baik maka
semakin berprestasi. Tujuan ini juga tentu tidak secara langsung tercipta
tanpa campur tangan seorang guru dalam membentuk karakter tersebut.
Maka guru dituntut untuk dapat mengetahui perkembangan siswanya,
sejauh mana belajar tersebut dapat terlihat dalam kehidupan sehari-hari
siswa.

E. Hasil Penelitian yang Relevan


Berikut ini disajikan beberapa hasil penelitian dan kajian-kajian
tentang membaca yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini:
1. Eni Mawadah, dengan skripsi yang berjudul Penerapan Evaluasi
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Negeri 01 Rantau
Panjang dalam kesimpulannya yaitu mengenai penerapan alat evaluasi
pembelajaran tes dan non-tes dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam yang berlokasi di SMP Dharma Karya UT Pondok Cabe. Sedangkan
penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu meneliti penilaian hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah Pembangunan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.59
2. Umi Chotimah, dengan skripsi yang berjudul Pengembangan Instrumen
Penilaian Domain Afektif Pada Mata Pelajaran PKn di Sekolah Menengah
Pertama. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangan dan menghasilkan
model penilaian domain afektif untuk mengukur kemampuan afektif siswa
SMP pada Mata Pelajaran PKn. Dalam penelitian ini dengan penelitian
yang dibuat peneliti yaitu penilaian afektif yang dibuat oleh Umi Chasanah
59
Eni Mawadah, Skripsi “ Penerapan Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Di SMP Negeri 01 Rantau Panjang”, (Jakarta : UIN, 2013)
55

hanya sebatas untuk mengukur sikap siswa terhadap Mata Pelajaran PKn.
Sedangkan dalam penilaian afektif masih ada empat karakteristik penting
yaitu minat, nilai, konsep diri dan moral. Oleh karena itu dalam penelitian
kali ini memiliki kelebihan dibandingkan penelitian terdahulu tersebut,
dimana peniliaian afektif yang dilakukan mencangkup kelima karakteristik
penilaian afektif yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral.60
3. Pengembangan Evaluasi Afektif Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di
Prodi D-II PGSD Guru Kelas Universitas Negeri Yogyakarta oleh Mami
Hajaro. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model evaluasi
afektif dan mendapatkan satu perangkat evaluasinya untuk Matakuliah
Pendikan Agama Islam bagi mahasiswa D-II PGSD yang memiliki standar
kualitas perangkat non tes. Ini merupakan penelitian Action Reseach
dengan populasi penelitian mahasiswa PGSD D-II UNY.46, sedangkan
dalam penelitian yang peneliti lakukan menggunakan metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

F. Sinopsis
Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang dikemukakan
sebelumnya, maka dapat diambil suatu kerangka pemikiran sebagai berikut.
Implementasi Penilaian pada ranah kognitif dalam pembelajaran Ekonomi di
Sekolah Madrasah Aliyah merupakan salah satu jenjang pendidikan menengah
pada pendidikan formal. Untuk menghasilkan tamatan yang cerdas,
kompetitif, dan memiliki jati diri bangsa.Untuk itu, selain harus mempunyai
akhlak yang baik. Peserta didik dituntut pandai dalam segala aspek yang
terdapat pada penilaian hasil belajar di mana kemampuan kognitif adalah
penampilan yang dapat diamati dari aktivitas mental dan (otak) untuk
memperoleh pengetahuan melalui pengalaman sendiri. Kemampuan kognitif

60
Yuhana Dwi Krisnawati, Pengembangan Instrumen Penilaian Domain Afektif Yang
Berkualitas Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X Di SMA N 1 Boja Kabupaten Kendal Tahun
Ajaran 2012/2013”, ( Jakarta : UNNES, 2013)
56

peserta didik dapat dilihat dari keaktifan peserta didik dan kemandirian peserta
didik dalam pembelajaran di kelas.
Pada Implementasi penilaian ranah afektif pada hasil belajar
merupakan tujuan yang berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem nilai,
dan sikap hati yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap
sesuatu. Sedangkan pada implementasi penilaian pada ranah psikomotor yang
berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan yang memerlukan
koordinasi antara syaraf dan otot hal ini berkaitan dengan keterampilan.
Dimana pada ranah psikomotor merupakan ranah psikomotor yang
berhubungan dengan seluk beluk yang terjadi karena adanya koordinasi otot-
otot oleh fikiran sehingga diperoleh tingkat keterampilan fisik tertentu.
Proses pendidikan disekolah dilaksanakan dalam bentuk belajar
mengajar. Proses pembelajaran teori yang dilaksanakan di kelas untuk
memberikan ilmu pengetahuan atau kognitif pada siswa, sedangkan
pembelajaran pada sikap dan tingkah laku peserta didik dalam proses
pembelajaran dilakukan pada aspek afektif. Berkaitan dengan ini, peserta
didik di tuntut untuk pandai kognitif dan terampil dalam praktik. Tingkat
keberhasilan siswa ditunjukkan dari tinggi rendahnya hasil belajar yang
dicapai peserta didik tersebut. Hasil belajar yang berkaitan dengan
kemampuan kognitif, mencakup kemampuan yang berhubungan dengan
berfikir, mengetahui dan pemecahan masalah. Pada hasil belajar peserta didik
dilihat dari aspek afektif, peserta didik dinilai dari perbuatan-perbuatan pada
tingkah lakunya. Sedangkan hasil belajar yang berkaitan dengan kemampuan
psikomotor berkaitan dengan keterampilan (skill) dan kemampuan untuk
bertindak setelah peserta didik menerima pengalaman belajar tertentu.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian, penelitian ini mengambil tempat di
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Alasan
penulis memilih tempat penelitian di sekolah tersebut karena sudah
menggunakan kurikulum 2013.

2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian selama tiga
bulan terhitung mulai dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2014.

B. Pendekatan dan Metode Penelitian


Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Pada
penelitian ini hanya akan mendeskripsikan keadaan atau fenomena yang ada,
dengan mencatat kondisi ataupun kejadian yang terdapat pada objek
penelitian. Tujuannya untuk membuat potret tentang suatu keadaan secara
sistematis.
Penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor, dalam Lexy J.
Moleong adalah “prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan berperilaku yang
dapat diamati yang diarahkan pada latar belakang dan individu secara hoilistik
(utuh).”1
Dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, yaitu metode
yang berusaha membuat deskriptif dari fenomena yang diselidiki dengan cara
menggambarkan atau memotret fenomena tersebut secara faktual cermat

1
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010), cet. 27, h. 4

57
58

kemudian menuangkan dalam bentuk kesimpulan. Dengan tujuan mengetahui


apa yang terjadi.

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah:
1. Observasi
Observasi diawali dengan observasi awal guna mengetahui penerapan
penilaian hasil belajar siswa, apa saja yang diterapkan sekolah tersebut
dalam proses penilaian hasil belajar peseta didik, kemudian observasi
selanjutnya mengamati proses pembelajaran Ekonomi yang sedang
berlangsung dan pada saat guru sedang mengajar guna mendapatkan data
dan informasi lebih lengkap dan memungkinkan menjawab perumuan
masalah yang ada.
Menurut Cartwright, mendefinisikan sebagai observasi suatu proses
melihat, mengamati, dan mencermati serta “merekam” perilaku secara
sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan
mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan
atau diagnosis.
Observasi adalah adanya perilaku yang tampak dan adanya tujuan
yang di ingin dicapai. Perilaku yang tampak dapat berupa perilaku yang
dapat dilihat langsung oleh mata, dapat didengar, dapat dihitung, dan dapat
dikur.2
Observasi juga dilakukan dengan cara mengambil gambar-gambar
(memotret) beberapa proses penilaian yang ada di sekolah Madrasah
Aliyah dengan menggunakan kamera handphone.
Pada observasi selanjutnya yaitu mengamati bagaimana implementasi
penilaian hasil belajar pada mata pelajaran Ekonomi yang ada di
dalamnya. Dengan melakukan tahapan-tahapan observasi sebagai berikut:

2
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), h. 131
59

a. Mencari informasi mengenai implementasi penilaian hasil belajar apa


saja yang digunakan di Madrasah Aliyah Pembagunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
b. Meneliti proses pembelajaran di Madrasah Aliyah Pembagunan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
c. Mengambil gambar dan memotret cara guru melakukan proses
penilaian terhadap peserta didik di Madrasah Aliyah Pembagunan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Wawancara
Wawancara yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
wawancara mendalam dimana pewawancara saling bertatap muka dengan
informan dan dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah
dibuat sebelum wawancara berlangsung. Jumlah pertanyaan yang disajikan
kepada informan tidak ditentukan. Tergantung kepada kebutuhan data
yang dicari apakah sudah cukup memenuhi ataukah belum.
Selain pewawancara mencatat hal-hal yang penting ketika
berlangsungnya wawancara, harus pula proses wawancara direkam supaya
semua data tersusun rapi dan menghindari hilangnya catatan lapangan.
Informasi yang termasuk dalam wawancara adalah elemen-elemen
yang berkaitan dengan penelitian dan terlibat langsung dalam kegiatan
penelitian penerapan penilaian hasil belajar, yaitu :
a. Guru Ekonomi
Guru Ekonomi adalah salah satu sumber yang akan memberikan
informasinya yang menyangkut semua hal yang berkaitan dengan
penerapan penilaian hasil belajara siswa serta segala hal yang berkaitan
dengan penerapan penilaian hasil belajar dalam mata pelajaran
Ekonomi.
60

b. Kepala atau Wakil Kepala Sekolah


Pada penelitian ini akan memperoleh beberapa informasi dari
Kepala Sekolah/ Wakil Kepala Sekolah mengenai penerapan penilaian
hasil belajar siswa.
c. Para Siswa atau Siswi
Untuk mendapatkan respon dari siswa mengenai proses penilaian
terhadap hasil belajar pada mata pelajaran Ekonomi, hal ini guna
melengkapi data yang diperlukan.

3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data yang dibutuhkan peneliti sebagai
pelengkap penelitian. Dalam penelitian ini yaitu data tidak dimanipulasi
dengan peneliti sehingga baik atau tidaknya hasil penelitian sesuai dengan
kenyataan di lapangan tanpa ada yang diubah. Pengumpulan data tidak
berawal dengan teori akan tetapi diperoleh dari fakta-fakta yang digunakan
saat penelitian dilapangan.
Kriteria data yang dicari merupakan data yang benar-benar asli, yaitu
dalam mencari informasi kita tidak hanya menggali data dari siswa dan
gurunya saja akan tetapi siapapun yang terkait didalamnya, dan diharapkan
data yang didapat melalui metode penelitian kualitatif akan lebih jelas,
lebih mendalam, dan sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi, sehingga
tujuan dari penelitian ini dapat dicapai.
Dokumen yang dicari adalah profil sekolah, gambar kegiatan-kegiatan
ketika pembelajaran, penilaian hasil belajar siswa dari ranah kognitif,
afektif dan psikomotor, dan lain sebagainya guna menjadi bukti kongkrit
bagaimana cara penerapan penilaian hasil belajar di Madarasah Aliyah
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
61

D. Pengolahan dan Analisis Data


Pengolahan data dan analisis data dalam penelitian ini dilakukan
dengan berapa langkah, dimulai dari pengumpulan data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan.
1. Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, penelitian akan membuat catatan data
yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
Yang merupakan catatan lapangan yang terkait dengan pertanyaan dan
tujuan penelitian.
2. Reduksi Data
Setelah data terkumpul, penelitian akan melakukan proses analisa
data yang dimulai dengan menelaah seluruh data dari berbagai sumber
yakni observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Setelah dibaca dan
dipelajari, selanjutnya adalah mengadakan reduksi data yang berkaitan erat
dengan proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan,
mengabstraksikan, dan mentransformasikan data metah yang diperoleh
dari penelitian.
3. Penyajian Data
Setelah melalui reduksi data, maka langkah selanjutnya yaitu
penyajian data yang berbentuk teks naratif yang menceritakan panjang
lebar temuan penelitian. Teks naratif ini bisa dialihkan dengan bentuk
gambar, bagan atau tabel.
4. Penarikan Kesimpulan
Setelah data yang dikumpul dereduksi kemudian disajikan, maka
langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi. Penarikan
kesimpulan ini tidak lepas dari fenimena permasalahan yang diteliti.3

3
Kadir, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi FITK, (Jakarta:2011), h. 60-61, tidak
dipublikasikan.
62

E. Pemeriksaan Keabsahan Data


Untuk pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan
teknik triangulasi.
Menurut Lexy J Moleong: “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.”4
1. Triangulasi Sumber
Yaitu dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil
wawancara, membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum
dengan apa yang dikatakan secara pribadi, dan membandingkan hasil
wawancara isi suatu dokumen yang berkaitan.

2. Triangulasi Metode
Yaitu dengan melakukan pengecekan derajat kepercayaan penemuan
hasil penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data (observasi,
wawancara, dan dokumentasi) dan juga melakukan pengecekan derajat
kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.

3. Triangulasi Teori
Yaitu dengan membandingkan hasil temuan penelitian dengan teori
yang ada di Bab II dan laporan hasil penelitian akan disertai dengan
penjelasan guna meningkatkan derajat kepercayaan yang diperoleh.

4
Lexy J. Moleong, Op. Cit., h. 330
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Potret Penilaian Hasil Belajar Siswa di Madrasah Aliyah Pembangunan


UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ketika mengamati guru Ekonomi yang mengajar di kelas, sebelum
kegiatan pembelajaran dimulai guru mempersiapkan silabus dan RPP untuk
materi-materi pelajaran ekonomi yang akan diajarkan kepada siswa dan
memilih metode yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Guru
menyampaikan materi dengan jelas sesuai dengan hierarki belajar dan
karakteristik siswa.
Kegiatan awal belajar di dalam kelas ini terlebih dahulu guru
mengarahkan kepada salah satu siswa untuk memimpin doa setelah doa selesai
para siswa melakukan silent sitting yang dipimpin oleh satu siswa yang telah
diunjuk oleh guru ekonomi, agar siswa menghayati jiwa setelah silent setting
selesai maka pembelajaran segera dimulai. Pelaksanaan pembelajaran sesuai
tujuan yang dicapai dan karakteristik siswa dan mendorong siswa memberikan
pendapat dan solusi terhadap permasalahan dalam pembelajaran. Pembelajaran
dikelas mengandung ranah kognitif guru mengulang kembali materi yang telah
disampaikan dan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk
mengetahui sejauh mana siswa mengetahui dan mengerti pembelajaran yang
diberikan. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan lisan yang akan dijawab
oleh siswa yang mengetahui jawaban dengan cara menunjuk tangan dan
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, guru menilai bahwa siswa
tersebut aktif dan memahami materi Ekonomi yang diberikan oleh guru.
Kegiatan ini memancing seluruh siswa untuk aktif didalam kelas pada saat
pembelajaran dimulai kenyataannya pada mata pelajaran Ekonomi pemahaman
siswa sudah baik dan siswapun aktif dalam bertanya maupun menjawab
pertanyaan guru.
Kemudian implementasi penilaian pada sikap spritual dan sosial dalam
pelaksanaan pembelajaran ditunjukan dengan adanya interaksi guru dengan

63
64

siswa dan interaksi siswa dengan siswa. Interaksi guru dengan siswa dilakukan
dengan cara guru memberikan motivasi atau dorongan, peringatan, teguran,
arahan, penugasaan dan penguataan kepada siswa agar menunjukan sikap
spritual dan sikap sosial saat mengikuti kegiataan pembelajaraan.
Guru ekonomi Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta menerapkan penilaian pada ranah afektif dilihat
berdasarkan perilaku-perilaku siswa yang menekankan pada aspek perasaan
dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi dan penyesuaian diri. Pada penilaian
non tes dapat juga dipergunakan oleh guru Ekonomi dalam menilai kualitas
mengajarnya. Misalnya dengan penilaian diri atau menggunakan observasi
praktik mengajar guru. Jadi, sebagai pengajar guru ekonomi tugasnya tidak
hanya mengajar dan menilai belajar siswa saja, tetapi guru harus menilai
kualitas dalam proses belajar mengajarnya. Metode yang digunakannya adalah
guru menjelaskan kemudian siswa mencatat, guru memberikan tugas, dan
mengejarkan tugas kelompok bersama teman-teman.

B. Latar Penelitian
1. Sejarah Berdirinya
Lahirnya Madrasah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
berawal dari keinginan akan adanya lembaga pendidikan Islam yang
representatif dari para tokoh di Departemen Agama dan IAIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Pada awal tahun 1972, panitia pembangunan gedung
madrasah komprehensif dibentuk oleh Rektor IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Prof. H.M. Toha Yahya Omar (alm).
Tahun pelajaran 1991/1992 Madrasah Pembangunan membuka
tingkat Aliyah. Peserta didik yang diterima pertama kali sebanyak 32
orang terdiri dari 10 laki-laki dan 22 perempuan. Setelah empat tahun
berjalan, berkenaan dengan kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan
(khususnya Madrasah Aliyah), pada Tahun pelajaran 1995/1996 Madrsah
Aliyah Pembangunan tidak menerima pendaftaran peserta didik baru lagi.
65

Tahun 1996/1997, sebanyak 31 orang peserta didik terakhir lulus dari


Madrsah Aliyah Pembangunan IAIN Jakarta.
Tahun pelajaran 2006/2007 atas dorongan Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan banyaknya permintaan masyarakat. Madrasah
Pembangunan UIN Jakarta kembali membuka tingkat aliyah. Jumlah
peserta didik pertama yang diterima adalah 47 peserta didik terbagi dalam
2 rombongan belajar. Setelah belajar tiga tahun berjalan, akhir tahun 2009
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah
diakreditasi dengan hasil grade A kategori memuaskan, dengan perolehan
akreditasi MI dan MTs.
Madrasah Aliyah (MA) pembangunan adalah lembaga pendidikan
setingkat SMA. Kurikulum mengacu pada Kurikulum Kementrian Agama
dan dipadukan dengan muatan-muatan lokal menjadi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan. Madrasah Aliyah pembangunan mulai dibuka tahun
2006 di bawah naungan Yayasan Syarif Hidayatullah Jakarta, sebuah
yayasan yang dikelola oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Madrasah
Aliyah Pembangunan merupakan School Laboratory dari Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dibawah pengelolaan para pendidikan yang professional di
bidangnya, Madrasah Aliyah Pembangunan terus berkembang menjadi
madrasah yang diminati dan mendapat kepercayaan besar dari masyarakat.
Sejalan dengan visi lembaga, Madrasah Aliyah Pembangunan senantiasa
berbenah agar dapat memberikan pendidikan baik pendidikan agama
maupun pendidikan umum yang berkualitas.
Dengan tiga pilar keunggulan berupa basic science, bahasa dan
akhlakul karimah, Madrash Aliyah Pembangunan memadukan pendidikan
agama dan pengetahuan ummum sama kuat. Pengetahuan luas dengan
dasar pendidikan agama yang kuat akan menjadi bekal bagi peserta didik
hidup di era global yang penuh dengan tantangan.
66

1. Letak Geografis
Sekolah Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta yang
beralamatkan di Kompleks UIN Jln. Ibnu Taimia IV 15419 Telp : 021-
7415823, 7402172, 7401143 : Fax 021-7421156. Sekolah yang berstatus
negeri ini berdiri pada 1991 tahun dan berorientasi 1992.
Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta adalah lembaga
pendidikan yang mengemban visi menjadi lembaga pendidikan menengah
yang unggul dan terkemuka dalam pembinaan keislaman, keilmuan, dan
keindonesian dengan mengapresiasi potensi peserta didik serta perkembangan
era global. Sebagai sebuah lembaga pendidikan menengah yang memiliki
tujuan umum meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri maka Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memerlukan sarana dan
prasarana pendukung.
2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Sekolah
Sekolah ini mempunyai visi yaitu sebagai berikut:

a. Visi :
Menjadikan Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Jakarta sebagai
jenjang pendidikan menengah yang unggul dan terkemuka dalam
pembinaan ke-Islaman, ke-Ilmuan dan ke-Indonesiaan, dengan
mengapresiasikan potensi-potensi anak serta perkembangan era globalisasi
dan perkembangan zaman

b. Misi :
a) Menyelenggarakan pendidikan yang akan melahirkan lulusan
beriman dan bertaqwa serta memiliki kemampuan kompetitif dan
keunggulan komperatif.
b) Melakukan pembinaan kesehatan fisik sehingga terbentuk
keseimbangan antara kekuatan keilmuan dengan perkembangan
67

jasmani siswa serta dapat melahirkan lulusan yang cerdas, kuat dan
sehat.
c) Senantiasa melakukan inovasi kurikulum dengan aksen-tuasi pada
pembinaan keislaman, apresiatif terhadap kecenderungan globalisasi
dengan tetap berpijak pada kepribadian Indonesia.
d) Senantiasa melakukan pembinaan terhadap tenaga kependidikan
sebagai tenaga professional yang menguasai aspek keilmuan,
keterampilan mengajar (skiil teaching), kepribadian pedagogis serta
komunikasi global yang dijiwai akhlak mulia.
e) Senantiasa melakukan pembinaan terhadap tenaga kependidikan
yang professional yang menguasai bidang ilmu yang mendukung
tugasnya, etos kerja yang tinggi, serta kepribadian yang islami.
f) Mengupayakan tersedianya sarana prasarana dan fasilitas belajar
mengajar yang dapat memberikan kesempatan kepada para siswa
untuk dapat mengikuti kegiatan belajar seluas-luasnya, sehingga
madrasah benar-benar berfungsi sebagai center for learning.
g) Melakukan pembinaan kemandirian dan team work melalui berbagai
aktivitas belajar baik intra maupun ekstra-kulikuler.

c. Tujuan :
Madrasah Pembangunan UIN Jakarta mempunyai tujuan:
a) Menyelenggarakan pendidikan dasar dan menengah yang akan
melahirkan lulusan beriman dan bertaqwa serta memiliki
kemampuan kompetitif dan keunggulan komparatif;
b) Melakukan pembinaan fisik sehingga terbentuk keseimbangan antara
kekuatan keilmuan dengan perkembangan jasmani peserta didik serta
dapat melahirkan lulusan yang cerdas, kuat, dan sehat.
c) Melakukan inovasi kurikulum dengan aksentuasi pada pembinaan
keislaman, sain, dan teknologi serta apresiatif terhadap
kecenderungan globalisasi dengan tepat berpijak pada kepribadian
Indonesia.
68

d) Melukakan pembinaan tenaga pendidik sebagai tenaga professional


yang menguasai aspek keilmuan, keterampilan mengajar,
kepribadian pedagogis serta komunikasi global yang dijiwai akhlak
mulia.
e) Melakukan pembinaan tenaga kependidikan yang professional yang
menguasai bidang ilmu yang mendukung tugasnya, etos kerja yang
tinggi, serta kepribadian yang islami.
f) Mengupayakan tersedianya sarana prasarana dan fasilitas mengajar
yang dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
dapat mengikuti kegiatan belajar seluas-luasnya, sehingga madrasah
benar-benar berfungsi sebagai pusat pembelajaran.
g) Melakukan pembinaan kemandirian dan team work melalui berbagai
aktifitas belajar baik intra maupun ekstrakurikuler.

d. Sasaran :
1. Peningkatkan kualitas lulusan Madrasah Aliyah Pembangunan UIN;
2. Peningkatkan prestasi siswa MA Pembanguan UIN dalam ajang
lomba atau kompetisi, baik akademik maupun non akademik;
3. Peningkatkan kualitas prestasi kegiatan ekstrakulikuler; menerapkan
manajemen total Quality ISO untuk dapat memberikan pelayanan
prima terhadap peserta didik.

C. Hasil Penelitian
Ranah penilaian di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta semuanya dilihat dari ranah afektif, ranah kognitif,
dan ranah psikomotor, yang merupakan satu kesatuan dari proses
pembelajaran. Penilaian dalam mata pelajaran Ekonomi adalah sebagai
proses untuk mendapatkan informasi tentang sejauh mana hasil belajar
siswa-siswi atau ketercapaian kompetensi, yang sudah diperoleh melalui
proses pembelajaran.
69

1. Implementasi Penilaian Ranah Kognitif Pada Mata Pelajaran


Ekonomi Di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penilaian ranah kognitif merupakan ranah yang lebih menekankan
pada aspek intelektual, dalam hal ini adalah keterampilan berfikir dalam
mata pelajaran Ekonomi. Untuk mengukur hasil belajar siswa pada
penilaian ranah kognitif, dengan Quiz untuk mengetahui pemahaman
masing-masing indikator, yang dilakukan secara tertulis dan bisa juga
dengan pertanyaan lisan di kelas. Untuk mengetahui pencapaian
kompetensi masing-masing Kompetensi Dasar dilakukan melalui
ulangan harian. Sedangkan untuk mengetahui pencapaian kompetensi
masing-masing Kompetensi Inti dilakukan melalui ulangan tengah
semester dan ulangan semester. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
yang dilakukan dengan guru ekonomi yang mengajar di kelas X “Untuk
mengukur hasil belajar siswa pada penilaian ranah kognitif, biasanya
saya menilai pasti pengukuran yang pertama yang bisa dilihat atau
lebih menyakinkan bisa dilihat dari hasil dengan mengadakan ulangan
untuk mengetahui apakah yang sudah saya ajarkan itu sudah dipahami
apa belum. Selain itu juga dari latihan-latihan soal, Quiz, dan dari
ulangan harian juga kalau sudah sampai satu kompetensi dasar, kalau
ulangan tengah semester dan ulangan semester mah emang uda ada
dijadwal sekolah.”1 Hal ini juga sesuai dengan hasil wawancara yang
dilakukan dengan wakil kepala sekolah “Mengukur hasil belajar pada
ranah kognitif, biasanya guru kasih soal ketika selesai pelajaran,
ulangan harian yang dipakai sama gurunya, ulangan tengah semester
dan ulangan semester sudah pasti ada.”2 Hal ini sesuai dengan hasil
wawancara yang dilakuakan terhadap para siswa, “tiap hari kan dikasih
soal, sama ibunya, ulangan harian juga iya dikasih, UTS sama ujian

1
Wawancara dengan Ibu Halimatussa’diyah (guru ekonomi) pada tanggal 30 September
2014
2
Wawancara dengan Bapak Ridwan, S.Ag (wakil kepala sekolah bidang kurikulum) pada
tanggal 30 September 2014
70

semester juga ada.”3 Hal ini sesuai dengan hasil observasi yang
dilakukan oleh peneliti selama pelaksanaan proses pembelajaran, guru
memberikan soal quiz kepada para siswa. Selain soal quiz, untuk
mengetahui keberhasilan pada setiap indikator, guru juga memberikan
soal untuk ulangan harian untuk mengetahui keberhasilan pada setiap
Kompetensi Dasar. Sedangkan untuk mengetahui pencapaian
kompetensi masing-masing Kompetensi Inti dilakukan melalui ulangan
tengah semester dan ulangan semester.

2. Implementasi Penilaian Ranah Afektif Pada Mata Pelajaran


Ekonomi Di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Penilaian afektif dilihat dari keseharian para siswa ketika
mengikuti pelajaran pada mata pelajaran ekonomi. Ketika proses
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode diskusi, para
siswa akan dilihat sikap antusiasnya. Dalam mata pelajaran Ekonomi
penilaian pada ranah afektif juga dilihat berdasarkan perilaku-perilaku
siswa yang menekankan pada aspek perasaan dan emosi, seperti minat,
sikap, apresiasi dan penyesuaian diri ketika mengikuti proses
pembelajaran pada mata pelajaran ekonomi.
Penilaian ranah afektif pada mata pelajaran ekonomi dilakukan
dengan menggunakan jurnal, jurnal ini merupakan catatan guru terhadap
sikap para siswa. Guru akan mencatat tingkat kemauan untuk menerima
pelajaran dari guru, hal ini ditunjukkan dengan sikap segera memasuki
kelas pada waktu guru datang dan duduk paling depan dengan
mempersiapkan kebutuhan belajar. Selain tingkat kemauan, perhatian
siswa terhadap apa yang dijelaskan guru juga menjadi catatan aspek
afektif guru, hal ini ditandai dengan para siswa mau dan antusias
mencatat bahan pelajaran dengan baik dan sistematis. Selain itu ranah

3
Wawancara dengan 4 orang siswa (M. Renaldi, Kansha, Tanti Melinda, Nurul Huda)
kelas X pada tanggal 1 Oktober 2014
71

afektif juga dilihat dari penghargaan siswa terhadap guru seperti sopan,
ramah dan hormat kepada guru pada saat guru menjelaskan pelajaran.
Cara bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami juga
menjadi catatan penilaian ranah afektif siswa. Siswa juga memiliki
kemauan untuk mempelajari bahan pelajaran lebih lanjut juga menjadi
catatan ranah afektif siswa, hal ini terlihat dari siswa yang mau pergi ke
perpustakaan untuk belajar lebih lanjut atau meminta informasi kepada
guru tentang buku yang harus dipelajari atau segera membentuk
kelompok untuk diskusi. Ranah afektif lain yang dicatat oleh guru
ekonomi adalah siswa mau melakukan latihan untuk menyelesaikan
masalah berdasarkan konsep bahan yang telah diperolehnya atau
menggunakannya dalam praktik kehidupannya.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata
pelajaran ekonomi, “Dalam pelajaran Ekonomi pada ranah afektif juga
dilihat berdasarkan perilaku-perilaku siswa yang menekankan pada
aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi dan
penyesuaian diri yang pasti penilaian afektif dilihat dari nilai sikap
siswa bagaimana siswa mengikuti pelajaran. Dan pada ranah afektif
saya suka mencatat perilaku siswa di kelas, kaya yang suka ribut, suka
jahil, atau berisik di kelas, suka teriak-teriak, pasti saya catat.”4
Menurut wakil kepala sekolah bidang kurikulum, “Pada penilaian ranah
afektif, kalau catatan sikap siswa sama guru yang bersangkutan, yang
mengajar pada bidang studi masing-masing, untuk di tulis di raport
juga.”5 Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan siswa “aku
pernah liat guru, nyatet siswa yang berisik.”6 Penilaian ranah afektif
dilakukan dengan mencatat dalam jurnal yang dimiliki oleh guru pada
mata pelajaran Ekonomi.

4
Wawancara dengan Ibu Halimatussa’diyah (guru ekonomi ) pada tanggal 30 Sepetember
2014
5
Wawancara dengan Bapak Ridwan, S.Ag (wakil kepala sekolah bidang kurikulum) pada
tanggal 30 september 2014
6
Wawancara dengan 4 orang siswa (M. Renaldi, Kansha, Tanti Melinda, Nurul Huda)
pada tanggal 1 Oktober 2014
72

3. Implementasi Penilaian Ranah Psikomotorik Pada Mata Pelajaran


Ekonomi Di Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta
Penilaian pada ranah psikomotor dalam mata pelajaran Ekonomi
baru digunakan pada kurikulum 2013 dimana pada penilaian psikomotor
ini baru ada instrumen penilaian kurikulum 2013. Sebelumnya pada
ranah psikomotor sudah terdapat penilaian Kompetensi Inti 4 dirapot,
penilaian pada Kompetensi Inti 4 dilakukan untuk melihat siswa-siswi
dengan memberikan keterampilan-keterampilan pada setiap pelajaran.
Penilaian pada ranah psikomotor pada pelajaran Ekonomi
diminta untuk membuat video. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara
dengan siswa yang mengatakan “Biasanya ibu ngasih saya latihan-
latihan soal atau saya pernah disuruh membuat video dan pernah pada
pelajaran Kewirausahaan guru meminta saya untuk mencatet hasil
keuntungannya.”7 Menurut pengamatan wakil kepala sekolah bidang
kurikulum, “Untuk penilaian ranah psikomotor, penilaiannya di
sesuaikan dengan materinya, guru yang memiilih materi mana yang
sesuai untuk dibuat proyek”.8 Selain itu untuk menilai ranah psikomotor
dalam proses pembelajaran Ekonomi juga dilakukan secara kolaboratif
dengan mata pelajaran kewirausahaan, dalam hal ini siswa-siswi
diberikan tugas untuk berdagang dan Guru Ekonomi meminta data untuk
melihat keuntungan dan kerugian yang didapatkan dari hasil jualan
tersebut. Inilah kegiatan untuk menilai siswa-siswi dalam ranah
psikomotor siswa.
Penilaian ranah psikomotor juga dilakukan dengan mencatat
dalam jurnal guru yang mencatat keaktivan siswa dalam menjawab soal
yang diberikan guru, maupun menjawab soal yang diberikan pada saat
ujian ulangan berlangsung tidak hanya itu siswa harus berperan aktif
7
Wawancara dengan Kansha, (siswa kelas X.i 2) pada tanggal 1 Oktober 2014
8
Wawancara dengan Bapak Ridwan, S.Ag (wakil kepala sekolah bidang kurikulum) pada
tanggal 1 Oktober 2014
73

didalam kelas ketika guru menerangkan siswa harus memberikan


tanggapan atau memberikan pertanyaan ketika tidak jelas saat guru
memberikan materi ekonomi. Catatan dalam jurnal juga di cantumkan
tingkat kemauan untuk menerima pelajaran dari guru, hal ini ditunjukkan
dengan psikomotor segera memasuki kelas pada waktu guru datang dan
duduk paling depan dengan mempersiapkan kebutuhan belajar. Afeksi
tentang perhatian siswa terhadap apa yang dijelaskan guru diikuti dengan
psikomotorik para siswa mau dan antusias mencatat bahan pelajaran
dengan baik dan sistematis. Afeksi siswa tentang kemauan untuk
mempelajari bahan pelajaran lebih lanjut, hal ini terlihat dari
psikomotorik siswa yang mau pergi ke perpustakaan untuk belajar lebih
lanjut atau meminta informasi kepada guru tentang buku yang harus
dipelajari atau segera membentuk kelompok untuk diskusi.

D. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Penilaian Ranah Kognitif
Ranah Kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan
dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berfikir, seperti
kemampuan mengingat dan kemampuan memecahkan masalah. Ranah
kognitif menurut Bloom terdiri dari 6 tingkatan, yaitu: “pengetahuan,
pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi”.9 Menurut
Sudaryono tes tertulis bisa berbentuk “tes objektif (benar-salah,
menjodohkan, pilihan berganda, dan jawaban singkat) dan tes essai yang
dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengukur,
menghubungkan, mengintegrasikan, dan menilai suatu ide”.10
Ranah kognitif ini merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan
kegiatan mental/otak. Bloom membagi dan menyusun secara hierarki
tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana

9
Wina Sanjaya. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Kencana. 2008),
h. 125.
10
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 202), h. 46
74

yaitu hafalan sampai yang paling tinggi dan kompleks yaitu evaluasi.
Makin tinggi tingkatannya maka makin tinggi dan kompleks dan
penguasaan suatu tingkat masyarakat penguasaan tingkat sebelumnya.
Bloom mengklasifikasikan tujuan kognitif dalam enam tipe dalam Ngalim
Purwanto, yaitu: “a) Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (Knowledge);
b) Tipe hasil belajar pemahaman (Comprehension); c) Tipe hasil belajar
analisis (Analysis); d) Tipe hasil belajar sintesis (Synthesis); e) Tipe hasil
belajar evaluasi (Evaluation)”.11
Pada tingkat pengetahuan, peserta didik menjawab pertanyaan
berdasarkan hafalan saja. Pada tingkat pemahaman peserta didik dituntut
untuk menyatakan masalah dengan kata-katanya sendiri, memberi contoh
suatu konsep atau prinsip. Pada tingkat aplikasi, peserta didik dituntut
untuk menerapkan prinsip dan konsep dalam situasi yang baru. Pada
tingkat analisis, peserta didik diminta untuk menguraikan informasi ke
dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan
pendapat serta menemukan hubungan sebab-akibat. Pada tingkat sintesis,
peserta didik dituntut untuk menghasilkan suatu cerita, komposisi,
hipotesis atau teorinya sendiri dan mensintesiskan pengetahuannya. Pada
tingkat evaluasi, peserta didik mengevaluasi informasi seperti bukti,
sejarah, editorial, teori-teori yang termasuk di dalamnya penilaian terhadap
hasil analisis untuk membuat kebijakan.
Implementasi penilaian ranah kognitif pada mata pelajaran
Ekonomi adalah pada tingkat pengetahuan contoh evaluasinya siswa diberi
pertanyaan tentang informasi yang dihafal, seperti pengertian atau definisi
tentang masalah ekonomi, definisi tentang kelangkaan. Pada tingkat
pemahaman, siswa diminta untuk memberikan contoh konsep kelangkaan
dalam kehidupan sehari-hari. Pada tingkat aplikasi siswa diminta untuk
menyelesaikan atau mencari solusi tentang suatu konsep, dalam hal ini
solusi kelangkaan. Pada tingkat sintesis siswa diminta untuk

11
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, ( Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2004), Cet.. Ke-12, h. 44-47
75

menyimpulkan berbagai definisi, contoh kongkret yang diperoleh dengan


kata-katanya sendiri. Pada tingkat evaluasi, siswa diminta untuk membaca
artikel-artikel tentang kelangkaan kemudian diminta untuk menilai dan
memberi saran.
Pada penerapan penilaian ranah kognitif mata pelajaran Ekonomi
di Madrasah Aliyah UIN Syarif Hidyatullah Jakarta, pada umumnya lebih
banyak pada tingkat pengetahuan dan pemahaman saja sedangkan pada
tingkat penerapan, analisis, sisntesis, dan evaluasi masih kurang.
Dikarenakan pada kelas X semester 1 masih dalam tahap penyesuaian dari
tingkat SMP ke tingkat MA.
Dari data deskripsi tersebut, dapat teramati bahwa pelaksanaan
penilaian dalam mata pelajaran Ekonomi di Madrasah Aliyah
Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta penilaian ranah kognitif
pada mata pelajaran ekonomi, dilakukan dengan Quiz untuk mengetahui
pemahaman masing-masing indikator, yang dilakukan secara tertulis dan
bisa juga dengan pertanyaan lisan di kelas. Untuk mengetahui pencapaian
kompetensi masing-masing Kompetensi Dasar dilakukan melalui ulangan
harian. Sedangkan untuk mengetahui pencapaian kompetensi masing-
masing Kompetensi Inti dilakukan melalui ulangan tengah semester dan
ulangan semester.

2. Penilaian Ranah Afektif


Menurut Anas Sudijono ranah afektif ialah “ranah yang berkaitan
dengan sikap dan nilai bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahan-perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan
kognitif tingkat tinggi”.12
Menurut Muhibbin Syah, bahwa ranah kognitif sangat erat
kaitannya dengan “ranah kognitif pengembangan ranah kognitif pada

12
Anas Sudijono, Op.Cit., h. 111
76

dasarnya membuahkan kecakapan kognitif dan juga menghasilkan


13
kecakapan afektif”.
Menurut Burhan Nurgiyantoro, bahwa ranah afektif berkaitan erat
dengan perasaan, nada, emosi, motivasi, kecenderungan bertingkah laku,
tingkatan penerima dan penolakan terhadap sesuatu.”14
Ranah afektif yang tergolong penting adalah “a.) kejujuran: peserta
didik harus belajar untuk menghargai kejujuran dalam berinteraksi dengan
orang lain; b.) integritas: peserta didik harus dapat dipercaya oleh orang
lain, mengikat pada kode nilai; c.) adil: peserta didik harus berpendapat
bahwa semua orang memperoleh perlakuan hukum yang sama; d.)
kebebasan: peserta didik harus yakin bahwa negara demokratis harus
memberi kebebasan secara maksimum kepada semua orang.”15
Sesuai dengan karakteristik afektif dalam proses pembelajaran
adalah minat, sikap, konsep diri dan nilai maka tujuan penilaian afektif
adalah: a) Untuk memperoleh informasi minat peserta didik terhadap mata
pelajaran Ekonomi yang selanjutnya digunakan untuk meningkatkan minat
peserta didik terhadap mata pelajaran Ekonomi; b) Untuk mengetahui
sikap peserta didik terhadap mata pelajaran Ekonomi; c) Untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan diri sendiri. Peserta didik melakukan
evaluasi terhadap potensi yang ada dalam dirinya. Informasi ini dapat
digunakan untuk menentukan program yang sebaiknya ditempuh peserta
didik untuk menentukan jenjang karir; d) Untuk mengungkap nilai
individu. Informasi yang diperoleh ini berupa nilai yang positif dan yang
negatif. Hal-hal yang positif diperkuat dan yang negatif diperlemah dan
akhirnya dihilangkan.

13
Muhibbin Syah, Psikologi dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
1995), h. 51
14
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,
(Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta), h. 58
15
Sukanti. PENILAIAN AFEKTIF DALAM PEMBELAJARAN AKUNTANSI. Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. IX. No. 1 – Tahun 2011.
77

Pada kurikulum 2013 membagi kompetensi sikap menjadi dua


yaitu sebagai berikut :
a. Sikap spiritual yang terkait dengan pembentukan peserta didik
yang beriman dan bertakwa
b. Sikap sosial yang terkait dengan pembentukan peserta didik yang
berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab.
Untuk kepentingan pembelajaran dan penilaian, analisis terhadap
seluruh indikator diperlukan untuk menentukkan indikator-indikator yang
termasuk ke dalam masing-masing aspek. Dalam konteks penilaian sikap,
indikator merupakan tanda-tanda yang dimunculkan oleh peserta didik,
yang dapat diamati atau diobservasi oleh guru sebagai presentasi dari sikap
yang dinilai.
Skala yang digunakan untuk mengukur ranah afektif para siswa
dalam mata pelajaran Ekonomi adalah skala sikap. Ada tiga komponen
sikap Hasil belajar pada ranah afektif sikap terdiri atas tiga komponen
yang saling menunjang yaitu: “1) komponen kognitif; 2) komponen
afektif; 3) komponen konatif”.16.
Implementasi penilaian ranah afektif pada mata pelajaran Ekonomi
di Madrasah Aliyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dilakukan secara
sistematif oleh guru Ekonomi yang dicatat pada lembar pengamatan tanpa
dicatat melalui instrument penilaian pada ranah afektif yang sudah
ditetapkan pada penilaian Kurikulum 2013. Contoh guru mengamati
tingkah laku siswa ketika proses belajar mengajar pada mata pelajaran
Ekonomi. Minat pada mata pelajaran Ekonomi guru mengamati perasaan
senang tidak bosan terhadap para siswa.
Penilaian ranah afektif pada mata pelajaran ekonomi dilakukan dengan
menggunakan jurnal, jurnal ini merupakan catatan guru terhadap sikap
para siswa. Guru akan mencatat tingkat kemauan untuk menerima
pelajaran dari guru, hal ini ditunjukkan dengan sikap segera memasuki

16
Azwar, Safuddin, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajari, 1997), h. 20-27
78

kelas pada waktu guru datang dan duduk paling depan dengan
mempersiapkan kebutuhan belajar. Selain tingkat kemauan, perhatian
siswa terhadap apa yang dijelaskan guru juga menjadi catatan aspek afektif
guru, hal ini ditandai dengan para siswa mau dan antusias mencatat bahan
pelajaran dengan baik dan sistematis. Selain itu ranah afektif juga dilihat
dari penghargaan siswa terhadap guru seperti sopan, ramah dan hormat
kepada guru pada saat guru menjelaskan pelajaran. Cara bertanya kepada
guru tentang materi yang belum dipahami juga menjadi catatan penilaian
ranah afektif siswa. Siswa juga memiliki kemauan untuk mempelajari
bahan pelajaran lebih lanjut juga menjadi catatan ranah afektif siswa, hal
ini terlihat dari siswa yang mau pergi ke perpustakaan untuk belajar lebih
lanjut atau meminta informasi kepada guru tentang buku yang harus
dipelajari atau segera membentuk kelompok untuk diskusi. Ranah afektif
lain yang dicatat oleh guru ekonomi adalah siswa mau melakukan latihan
untuk menyelesaikan masalah berdasarkan konsep bahan yang telah
diperolehnya atau menggunakannya dalam praktik kehidupannya.

3. Penilaian Ranah Psikomotor


Menurut Burhan Nurgiyantoro mengatakan bahwa yang dimaksud
dengan kategori kemampuan psikomotorik adalah “ranah psikomotor
berkaitan dengan kompetensi berunjuk kerja yang melibatkan gerakan-
gerakan otot psikomotor”. 17 Jadi tekanan kemampuan yang menyangkut
penguasaan tubuh dan gerak, penguasaan kemampuan ini meliputi
gerakan anggota tubuh yang memerlukan kordinasi syarat otot yang
sederhana yang bersifat kasar menuju gerakan yang menurut koordinasi
syarat otot yang lebih kompleks dan bersifat lancar.

17
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,
(Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta), h. 59
79

Menurut Nana Sudjana tipe hasil belajar psikomotorik berkenaan


dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah ia menerima
pengalaman belajar tertentu.18
Dalam melakukan penilaian kompetensi psikomotor pada mata
pelajaran Ekonomi perlu dipetakan ruang lingkupnya, sehingga penilaian
yang dilakukan secara holistik dan mampu menghasilkan data yang akurat
pada hasil belajar.
Psikomotor atau keterampilan adalah melakukan jenis kegiatan
tertentu. Menurut Lukmanul Hakim, “dicapainya keterampilan yang
diperoleh seseorang ditandai oleh adanya kemampuan menampilkan
bentuk-bentuk gerakan tertentu dalam melakukan suatu kegiatan sebagai
respon dari rangsangan yang datang kepada dirinya yang disampaikan
dalam bentuk gerakan-gerakan motorik jasmaniah atau keterampilan”.19
Ranah psikomotor berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu.
Berdasarkan uraian di atas bahwa penilaian psikomotor merupakan
salah satu aspek dari kemampuan peserta didik yang harus diukur dan
dinilai perkembangannya selain aspek pengetahuan (kognitif) dan
penanaman nilai (afektif).
Penilaian ranah psikomotor dilakukan dengan menggunakan teknik
berbasis proyek, yakni pembuatan video dan praktek berdagang. Penilaian
ranah psikomotor dalam pembuatan video dinilai dari segi konsep, judul,
kekompakan, keterpaduan antara video dan materi pelajaran Ekonomi.
Penilaian ranah psikomotorik pada mata pelajaran Ekonomi dilakukan
dengan mengamati secara langsung tingkah laku ketika para siswa diminta
untuk mengamati suatu buku teks pelajaran Ekonomi ataupaun artikel
dalam Koran, para siswa dengan segera menyelesaikan tugas yang
diberikan tersebut.

18
Nana Sudjana, Op. Cit., h. 31
19
Lukmanul Hakiim, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV Wacana Prima,2009), h. 171
80

Namun pada penilaian ranah psikomotorik juga dilakukan dengan


cara pengamatan yang dicatat dalam jurnal yang berkaitan dengan ranah
afektif misalnya tingkat kemauan untuk menerima pelajaran dari guru, hal
ini ditunjukkan dengan psikomotor segera memasuki kelas pada waktu
guru datang dan duduk paling depan dengan mempersiapkan kebutuhan
belajar. Afeksi tentang perhatian siswa terhadap apa yang dijelaskan guru
diikuti dengan psikomotorik para siswa mau dan antusias mencatat bahan
pelajaran dengan baik dan sistematis. Namun pelaksanaan pada ranah
psikomotorik harus dilakukan secara menyeluruh. Hal ini karena pada
penilaian hasil belajar pada ranah psikomotor belum di lakukan secara
keseluruhan pada mata pelajaran Ekonomi sesuai dengan kompetensi
keterampilan dengan melalui penilaian kinerja, produk, dan penilaian
portopolio.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Penilaian Ranah Kognitif
Dari hasil deskripsi data, temuan dan pembahasan yang telah
dipaparkan pada bab IV, dapat disimpulkan bahwasanya implementasi
penilaian hasil belajar pada mata pelajaran Ekonomi di sekolah Madarasah
Aliyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada ranah
kognitif dilakukan dengan Quiz untuk mengetahui pemahaman masing-
masing indikator, yang dilakukan secara tertulis dan bisa juga dengan
pertanyaan lisan di kelas. Untuk mengetahui pencapaian kompetensi
masing-masing Kompetensi Dasar dilakukan melalui ulangan harian.
Namun pelaksanaan penilaian pada ranah kognitif pada umumnya lebih
banyak pada tingkat pengetahuan dan pemahaman saja sedangkan pada
tingkat penerapan, analisis, sisntesis, dan evaluasi masih kurang.

2. Penilaian Ranah Afektif


Dari hasil penelitian yang telah dibahas pada bab IV bahwa
Implementasi penilaian ranah afektif pada mata pelajaran Ekonomi di
Madrasah Aliyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dilakukan secara
sistematik oleh guru Ekonomi yang dicatat pada lembar pengamatan
ataupun jurnal. Namun, pada penilaian ranah afektif belum sepenuhnya
mengacu pada Kompetensi Inti –Kompetensi Dasar. Karena penilaian
ranah afektif berdasarkan Peraturan mentri pendidikan kebudayaan
(Permendikbud) Nomor 66 tahun 2013 tentang standar penilaian belum
memenuhi persyaratan, yaitu teknis penilaian harus disesuaikan dengan
instrument yang digunakan pada penilaian ranah afektif.

81
82

3. Penilaian Ranah Psikomotor


Implementasi penilaian pada ranah psikomotorik pada catatan yang
dimiliki oleh guru Ekonomi bahwa penilaian ranah psikomotorik
dilakukan dengan menggunakan teknik berbasis proyek, yakni pembuatan
video dan praktek berdagang. Penilaian ranah psikomotorik dalam
pembuatan video dinilai dari segi konsep, judul, kekompakan, keterpaduan
antara video dan materi pelajaran Ekonomi. Namun pelaksanaan
pembelajaran yang dilakukan pada mata pelajaran Ekonomi pada ranah
psikomotorik pada kenyataannya belum dilakukan secara menyeluruh.

B. Saran
1. Penilaian Ranah Kognitif
Dalam Penilaian ranah kognitif harus memperhatikan instrument,
instrument yang harus disusun sesuai dengan Kompetensi inti dan
Kompetensi dasar. Penilaian ranah kognitif harus mampu menunjukkan
Kompetensi inti dan Kompetensi dasar mana yang sudah ada dan belum
dicapai oleh peserta didik.
2. Penilaian Ranah Afektif
Pada penilaian ranah afektif guru harus lebih mampu memahami pedoman
penilaian ranah afektif sesuai dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar, sehingga penilaian yang dilakukan akan lebih objektif dan
komprehensif.
3. Penilaian Ranah Psikomotor
Penilaian ranah psikomotor harus disesuaikan Kompetensi inti dan
Kompetensi dasar yang bisa dibuat projek. Penilaian ranah psikomotor
harus sesuai dengan kaidah yang ada. Agar hasil belajar yang diharapkan
dapat tercapai dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Koiri Lif, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, Jakarta: Prestasi


Pustaka Publisher, 2011
Airasian, Peter w. and Micheal K. Russel, Classroom Assesment : Concepts and
Applications, New York: McGraw Hill, 2008
Arief, Armei, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta:Ciputat
Pers, 2002
Arifin, Zaenal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT. Rosdakarya. 2011
Arikunto, Suharmini, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2001
Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safrudin Abdul Jabar, Evaluasi Program
Pendidika Jakarta: Bumi Aksara, 2010
Fatah, Nanang, Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2000, cet. 1
Hakim, Lukmanul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: CV Wacana
Prima,2009
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jogjakarta: Kanisius, 1994, cet.1
Herdiansyah, Haris, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-ilmu Sosial,
Jakarta: Salemba Humanika, 2012
J. Moleong, Lexy, Metodelogi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010, cet. 27
Jihad, Asep dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta : Multi
Pressindo, 2012
Kadir, dkk, Pedoman Penulisan Skripsi FITK, Jakarta:201
Karthwohl dkk, Taxonomy of Educational Objectives, Book II: Affectives Domain,
London:Logman Group, 1964)
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani, Implementasi Kurikulum 2013 Konsep &
Penerapan, Surabaya : Kata Pena, 2014

83
84

Martcy Chrisna Dwi Putranti, Skripsi “ Pengaruh Pendekatan Brain Based


Learning Terhadap Hasil Belajar IPS Pada Materi Ekonomi”, Jakarta:
UIN, 2012
Mardiyatmo, Ekonomi SMA Kelas XI, Jakarta: Yudhistira,2011
Muhibbi Syah, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu. 1999
Muhibbin Syah, Psikologi dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1995
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya: 2010
Nurgiyantoro, Burhan Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi,
Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta
Nurjan, Syarifan, Psikologi Belajar, Surabaya: Amanah Pustaka. 2009
O’ hara, Shelley, Improving Your Study Skills, Canada: Wiley, 2006
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 20 Tahun 2007,
Standar Penilaian Pendidikan. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
(Permendiknas) Nomor 20 Tahun 2007, Standar Penilaian Pendidikan.
https://akhmadsudrajat.files.wordpress.com/2012/01/permen-no-20-
standar-penilaian-pendidikan.pdf Diakses Pada Tanggal 23 Desember
2014 Pada Pukul 15:19
Purwanto, Ngalim, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2004, cet. 12
Rasyid, Harun, Penilaian Hasil Belajar, Bandung: CV Wacana Prima,2009
Safuddin, Azwar, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Yogyakarta: Pustaka
Pelajari, 1997
Sanjaya, Wina Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana.
2008
Sofyan, Ahmad dkk, Evaluasi Pembelajaran IPS Berbasis Kompetensi, (Jakarta :
UIN Jakarta Press
Sudaryono, Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2002
Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2009 Djamarah, Bahri, Syaiful Guru dan Anak Didik dalam
Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2010
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009
Sukirno, Sadono, Mikro Ekonomi, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010
85

Suyanto, dan Asep Jihad, Menjadi Guru Yang Profesional, Jakarta : Erlangga,
2013
Thalib, Bachri, Syamsul. Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris
Aplikatif, Jakarta: Kencana 2010
Undang-Undang RI No : 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Jakarta: PT Kloang Klede Timur, 2003
Yamin, Matinis, Strategi Pembelajran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung
Persada Press. 2003
Zaky. Ranah Penilaian Kognitif, Afektif, dan Psikomotori. Diambil dari
http://blog.um.ac.id/zakydroid88/2011/11/26/ranah-penilaian-kognitif-
afektif-dan-psikomotorik/,diakses pada tanggal 9 Desember 2014
http://dayanmaulana.blogspot.com/2011/03/tes-lisan.html Di Akses pada tanggal
24 November 2014. Pukul 13:37 WIB
http://www.pustakasekolah.com/essay-test-kelebihan-dan-kekurangannya.html#_
Di Akses Pada Tanggal 24 November 2014. Pukul 13:46 WIB
http://9wiki.net/pengertian-ilmu-ekonomi/ Di Akses Pada Tanggal 24 September
2014 Pada Pukul 14:54 WIB
Lampiran 1
PEDOMAN WAWANCARA GURU
“ IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI MADRASAH ALIYAH
PEMBANGUNAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA”

Nama :
Jabatan :
Pendidikan Terakhir/Jurusan :
Jenis Kelamin :
Hari / tanggal wawancara :
Jam :
Tempat :
Pertanyaan-pertanyaan :

1. Apakah sekolah ini sudah menggunakan kurikulum 2013 ?


2. Apakah harapan Ibu terhadap sekolah ini dengan menggunakankurikulum
2013 ?
3. Menurut Ibu bagaimana dengan implementasi penilaian pembelajaran
yang diterapkan disekolah ini?
4. Menurut Ibu, apa arti penilaian pembelajaran dalam mata pelajaran
Ekonomi?
5. Ranah penilaian apa saja yang harus dinilai dalam mata pelajaran
Ekonomi?
6. Menurut Ibu, apakah arti penilaian ranah kognitif dalam mata pelajaran
Ekonomi?
7. Bagaimanakah Ibu, mengukur hasil belajar siswa pada penilaian ranah
kognitif dalam mata pelajaran Ekonomi?
8. Bagaimana dengan ranah afektif siswa dalam mata pelajaran Ekonomi?
9. Pada ranah afektif, bagaimana cara Ibu mengukur penilaian pada hasil
belajar siswa mata pelajaran Ekonomi?
10. Lalu bagaimana dengan ranah psikomotor siswa dalam mata pelajaran
Ekonomi?
11. Pada ranah psikomotor, bagaimana cara ibu mengukur penilaian pada hasil
belajar siswa mata pelajaran Ekonomi?
12. Kendala apa saja yang Ibu hadapi dalam menilai hasil belajar siswa dilihat
dari ranah kognitif ?
13. Kendala apa saja yang Ibu hadapi dalam menilai hasil belajar siswa dilihat
dari ranah afektif ?
14. Kendala apa saja yang Ibu hadapi dalam menilai hasil belajar siswa dilihat
dari ranah psikomotor?
15. Menurut ibu bentuk tes yang seperti apa yang diberikan kepada siswa pada
ranah kognitif,?
16. Bagaimana cara ibu memberikan bentuk tes kepada siswa pada hasil
belajar ranah psikomotor?
Lampiran 2
HASIL WAWANCARA GURU

Nama : Halimatussa’diyah, S.Pd.


Jabatan : Guru Ekonomi
Pendidikan Terakhir/Jurusan : SI/ Ekonomi
Jenis Kelamin : Perempuan
Hari / tanggal wawancara : Selasa, 30 September 2014
Jam : 08:15 WIB
Tempat : Di Lapangan Olahraga

1. Iya, sekolah Madrasah Aliyah tepatnya sudah menggunakan kurikulum


2013 semenjak tahun 2014/2015 pertama kalinya sekolah ini
menggunakan kurikulum 2013 untuk kelas X.
2. Harapan saya, dengan adanya kurikulum 2013 ini siswa-siswi dari kelas X
sudah ada jurusan, seperti jurusan IIS dimana pada jurusan IIS ini
merupakan juruan yang mempelajari ilmu ilmu sosial dan jurusan ilmiah.
3. Menurut saya, sesuai dengan kurikulum 2013 pada implementasi penilaian
terdapat penilaian yang dimulai dari Kompetensi inti - 1, Kompetensi inti -
2, Kompetensi inti -3, dan Kompetensi inti -4. Dimana pada penilaian
Kompetensi inti -1 kita dapat melihat sikap spiritual siswa-siswi
bagaimana mereka bertemu dengan guru, dan bagaimana siswa-siswi
melaksanakan ibadah sholat di sekolah. Pada penilaian Kompetensi inti -2
lebihmenekankan siswa siswi untuk bersosialisasi ke teman-temannya.
Pada penilaian Kompetensi inti -3 kita bisa melihat seberapa mampu
mereka bisa mengikuti pelajaran dengan pemahaman materi yang sudah
diajarkan. Sedangkan pada penilaian Kompetensi inti -4 tentang
keterampilan yang siswa siswi miliki. Jadi dengan adanya kurikulum 2013
pada implementasi penilaian ini akan berjalan secara afektif dan
bermanfaat apabila pada penilaian Kompetensi inti -1, Kompetensi inti -2,
Kompetensi inti -3, dan Kompetensi inti -4 saling berkesinambungan satu
sama lainnya.
4. Menurut saya penilaian dalam mata pelajaran Ekonomi adalah sebagai
proses untuk mendapatkan informasi tentang sejauh mana hasil belajar
siswa-siswi atau ketercapaian kompetensi, yang sudah saya ajarkan
dimana dapat dipahami atau dimengerti oleh siswa-siswi. Jadi dengan
adanya penilaian saya bisa mengetahui apakah siswa-siswi sudah paham
apa belum pada materi Ekonomi yang saya ajarkan
5. Sesuai dengan penilaian pada kurikulum 2013 terdapat penilaian pada
Kompetensi inti -1, Kompetensi inti -2, Kompetensi inti -3, dan
Kompetensi inti -4 yang meliputi penilaian pada ranah kognitif, ranah
afektif, dan ranah psikomotorik
6. Penilaian ranah kognitif merupakan ranah yang lebih menekankan pada
aspek intelektual, seperti dapat mengetahui pengetahuan siswa-siswi
dimana mereka memiliki keterampilan berfikir dalam mata pelajaran
Ekonomi.
7. Untuk mengukur hasil belajar siswa pada penilaian ranah kognitif,
biasanya saya menilai pasti pengukuran yang pertama yang bisa dilihat
atau lebih menyakinkan bisa dilihat dari hasil dengan mengadakan ulangan
untuk mengetahui apakah yang sudah saya ajarkan itu sudah dipahami apa
belum. Selain itu juga dari latihan-latihan soal, Quiz, dan dari ulangan
harian juga kalau sudah sampai satu kompetensi dasar, kalau ulangan
tengah semester dan ulangan semester mah emang uda ada dijadwal
sekolah.
8. Dalam pelajaran Ekonomi pada ranah afektif juga dilihat berdasarkan
perilaku-perilaku siswa yang menekankan pada aspek perasaan dan emosi,
seperti minat, sikap, apresiasi dan penyesuaian diri yang pasti penilaian
afektif dilihat dari nilai sikap siswa bagaimana siswa mengikuti
pelajaran.Danpada ranah afektif saya suka mencatat perilaku siswa di
kelas, kaya yang suka ribut, suka jahil, atau berisik di kelas, suka teriak-
teriak, pasti saya catat.
9. Pada ranah afektif saya melihat dari keseharian anak-anak dalam
mengikuti pelajaran ekonomi, seperti sikap, antusias mereka mengikuti
pelajaran Ekonomi, dan penyesuaian terhadap teman mereka dikelas. Jadi
selain melihat pegetahuannya siswa juga dilihat dari sikapnya didalam
kelas. Selain itu saya suka mencatat perilaku siswa di dalam kelas, kaya
yang suka ribut, suka jahil, atau berisik di kelas, dan suka teriak-teriak,
pasti saya catat.
10. Untuk ranah psikomotor pada mata pelajaran Ekonomi baru digunakan
pada kurikulum 2013 dimana pada penilaian psikomotor ini baru ada from
penilaian kurikulum 2013. Sebelumnya pada ranah psikomotor sudah
terdapat penilaian Kompetensi inti -4 dirapot. Penilaian pada Kompetensi
inti -4 yang melihat siswa-siswi dengan memberikan keterampilai-
keterampilan pada setiap pelajaran.
11. Mengukur penilaian pada ranah psikomotor sejauh ini pada pelajaran
Ekonomi membuat media pelajaran untuk memberikan pemahaman
kepada siswa-siswi dalam pelajaran Ekonomi. Dan pelajaran Ekonomi
yang bekerja sama dengan kewirausahaan, dimana siswa-siswi diberikan
tugas untuk berdagang dan Guru Ekonomi meminta data untuk melihat
keuntungan dan kerugian yang didapatkan dari hasil jualan tersebut. Inilah
kegiatan untuk menilai siswa-siswi dalam ranah psikomotor siswa.
12. Kendala dari ranah kognitif, misalkan terdapat siswa –siswi yang belum
tuntas dalam mata pelajarn Ekonomi. Salah satu kendalanya saya, jadi
dengan adanya ranah kognitif untuk mengetahui indikator siswa-siswi
yang sudah bagus. Tetapi apabila terdapat anak yang remedial maka harus
ada remedial dimana guru harus melakukan evaluasi pada anak tersebut.
Jadi kendala pada ranah kognitif ini seberapa paham siswa-siswi dalam
mengikuti plejaran Ekonomi.
13. Ranah afektif, masih terdapat siswa-siswi yang sikapnya tidak sopan,
misalkan didalam kelas. Waktunya elajaran belum selesai terdapat siswa
yang mengantuk, disinilah seorang guru harus mampu memberikan
motivasi kepada siswa untuk tetap bersemangat dalam mengikuti pelajaran
Ekonomi. Dan kendala berikutnya pada ranah afektif masih saja terdapat
siswa yang jail dengan temannya, serta kendalanya dilihat dengan
ahlaknya. Kendala kendala pada ranah afektif ini dilihat pada keseharian
siswa-siswi dari pengamatan.
14. Pada ranah psikomotor kendalanya masih saja terdapat siswa-siswi yang
tidak mengumpulkan tugas projek yang saya berikan dalam mata pelajaran
Ekonomi.
15. Bentuk tes yang diberikan kepada siswa, seperti tes ulangan harian, kuis,
dan latihan-latihan soal yang diberikan kepada siswa dalam mata pelajaran
Ekonomi.
16. Pada ranah psikomotor belum ada tes sendiri, penilaian paa ranah
psikomotor hanya dilihat dari nilai projek saja atau portopolio tes yang
diamabil dari latihan-latihan soal yang diberikan kepada siswa pada
pelajaran Ekonomi.

Yang diwawancarai Pewawancara

Halimatussa’diyah, S.Pd. Marini


Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA KEPALA SEKOLAH
“ IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI MADRASAH ALIYAH
PEMBANGUNAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA”

Nama :
Jabatan :
Jenis Kelamin :
Hari / tanggal wawancara :
Jam :
Tempat :

Pokok Pembicaraan
1. Apakah sekolah ini sudah menggunakan kurikulum 2013?
2. Apakah harapan Bapak terhadap sekolah ini dengan melaksanakan kurikulum
2013
3. Menurut Bapak bagaimana dengan implementasi penilaian pembelajaran yang
diterapkan disekolah ini?
4. Menurut Bapak ranah penilaian apa saja yang harus dilakukan dalam menilai
hasil belajar siswa yang diterapkan disekolah ini?
5. Apa tujuan dari penilaian pembelajaran yang diterapkan disekolah ini
6. Bagaimana pemahaman para guru untuk mengimplementasikan penilaian pada
pembelajaran Ekonomi disekolah yang sudah menggunakan Kurikulum 2013
7. Bagaimana cara atau langkah-langkah para guru untuk menyusun penilaian
hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi?
8. Adakah hambatan yang terjadi selama pelaksanaan penilaian pada kurikulum
2013?
9. Bagaimana menurut pendapat Bapak dalam memecahkan hambatan tersebut?
10. Menurut Bapak sudah berjalan sebaik mungkin kah kinerja para guru
disekolah ini dalam menilai atau melakukan evaluasi pada hasil belajar siswa
Lampiran 4
HASIL WAWANCARA
KEPALA SEKOLAH

Nama : DRS. H. Samingan R.


Jabatan : Kepala Sekolah MA
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hari / tanggal wawancara : Selasa/ 30 September 2014
Jam : 08:35 WIB
Tempat : Ruang Kepala Sekolah

1. Iya, jadi Madrasah Aliyah itu dikelola dari kebijakan Kementrian Agama.
Perlakuan kurikulum mulai di perlakukan pada tahun 2014-2015 jadi untuk
tahun ini kurikulum 2013 dilakukan pada kelas X sedangkan kelas XI masih
menggunakan KTSP. Itu pun saat ini hal-hal perangkat yang menyangkut
kurikulum 2013, seperti buku paket guru belum kita dapatin
2. Harapannya sampai dengan filosofi pada kurikulum 2013 terhadap UUD
diharapkan anak-anak yang sudah diajarkan pada kurikulum 2013 anak
banyak bertanya, banyak menganalisis, diskusi dan sebagainya. Dengan
terlaksananya penilaian ini jadi kita terdorong pada Kompetensi inti -1
dimana Kompetensi inti -1 bertakwa kepada Allah dan pada Kompetensi inti -
2 itu sosial bagaimana anak bisa jujur dan semangat.
3. Iya, Implementasi kurikulum 2013 itu penilaiannya pada tataran penilaian
otentik dimana pada penilaian ini terdapat arahan bagaimana menghargai
anak, saat ini penilaian kurikulum 2013 sedang proses. Kemudian penilaian
juga dilihat dari penilaian projeknya yang seperti apa.
4. Iya, semuanya dilihat dari afektifnya, kognitifnya, dan psikomotornya yang
sangat menonjol, karena pada tahun ini semua harus dinilai satu kesatuan.
Yang paling didorong pada Kompetensi inti -1 dan Kompetensi inti -2 pada
kognitifnya dilihat dari pengetahuannya sedangkan pada psikomotornya
menilai dari bagaimana cara membuat produk (keterampilan). Makannya satu-
kesatuan pada kurikulum 2013 tidak hanya satu ranah saja tetapi semuah ranah
harus dinilai.
5. Tujuan untuk mengukur sebagian proses. Kemudian tentunya adalah umpan
balik terhadap proses tersebut. Keterampilan guru bagaimana kedepannya
seperti apa untuk perbaikan-perbaikan. Tujuan itu ketika anak belum tuntas
evaluasi apa yang harus dilakukan. Misalkan anak yang remedial, dikarenakan
dari metodenya yang digunakan guru apa kurang pas, apa mungkin cara
gurunya mengajar, apa siswanya sendiri yang tidak memperhatikan
6. Pemahaman guru dalam mengimplementasikan penilaian yang pertam,
mencoba menghadirkan beberapa pakar terkait dengan kurikulum 2013. Dan
yang kedua dari kanwil, acara bimtek yang kita kirim sebagian guru dari
sekolah ini. Tidak sampai disini juga kita menghadirkan supervise yang sudah
menggunakan kurikulum 2013, dan juga menghadirkan guru dari SMA 28
Jakarta. Kemudian pengawas dari tim mones kurikulum 2013. Disamping itu
juga kita mencoba untuk browsing mengenai penilaian.
7. Langkah-langkahnya sesuai dengan prosedur yang berlaku. Artinya pelajaran
Ekonomi dengan pelajaran lainnya sama-sama menggunakan ketiga ranah
tersebut, kemudian tinggal menyesuaikannya saja. Pada mata pelajaran
Ekonomi terdapat materi pembinaan, kalau kelas X pembinaannya kelas X,
misalkan mata pelajarannya 3 jam maka tidak boleh dipotong ada kegiatannya
yang disebutkan diawal. Dimulai dari membaca, kemudian bertanya,
menganalisis, kemudia berdiskusi dan lain sebagainya. Kemudian sampai
menghasilkan produk yang dihasilkan. Jadi langkah-langkahnya seperti itu
terdapat Kompetensi inti -1, Kompetensi inti -2, Kompetensi inti -3,
Kompetensi inti -4 semuanya harus mengarah pada tataran Komptensi inti
tersebut.
Contohnya: ketika anak berdiskusi apakah anak tersebut mengamati, itulah
rancangan dari langkah-langkah tersebut.
8. Hambatannya yang pertama tentu ada, seperti kekurangan pada buku yang
dijanjikan oleh pemerintah atau Dinas, Kementrian Agama setiap perlakuan
dari sekolah manapun yang sudah menggunakan kurikulum 2013 sampai
sekarang belum turun.
Hambatan kedua, minimnya pelatihan pelatihan bimtek yang hanya terbatas
hanya guru-guru tertentu tidak dikirimsemuanya.
9. Tidak terpaku, misalkan kita menunggu buku belum ada jadi langkahnya kita
membeli langsung dari penerbitnya. Jadi hambatan tersebut bisa kita atasi,
Tidak menghandalkan dinas untuk bimtek teman-teman yang akan
melaksanakan penilaian dari kurikulum 2013. Tapi kita bisa menghadirkan
nara sumber lain untuk sharing, kita dating ke SMA yang sudah mengadakan
kegiatan. Jadi from-from penilaian kita dapatkan untuk mengurangi hambata
tersebut.
10. Kita sedang berupaya dalam melaksanakan program ecara ideal yang
diupayakan. Pada tataran yang mengupayakan apalagi lembaga kita, lembaga
swasta tidak mungkin asal-asal, bisa jadi orang lain menilai kita negative.
Maka kita berupaya untuk berinovasi bagaimana program-progran yang
dilaksanakan dapat berjalan maksimal mungkin.

Yang diwawancarai Pewawancara

DRS. H. Samingan R. Marini


Lampiran 5
PEDOMAN WAWANCARA WAKIL KEPALA SEKOLAH
“ IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI MADRASAH ALIYAH
PEMBANGUNAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA”

Nama :Ridwan, S.Ag


Jabatan : Wakil Kepala Sekolah. Kurikulum
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hari / tanggal wawancara : Selasa/ 30 September 2014
Jam : 09:43 WIB
Tempat : Ruang Kepala Sekolah

Pokok Pembicaraan
1. Apakah sekolah ini sudah menggunakan kurikulum 2013 ?
2. Apakah harapan/ perencanaan bapak terhadap sekolah ini dengan melaksaakan
kurikulum 2013?
3. Bagaimanakah implementasi penilaian hasil belajar siswa yang diterapkan
disekolah ini?
4. Bagaimanakah evaluasi/ penilaian yang dilakukan sekolah ini mengenai
kurikulum yang dilaksanakan?
5. Kapan evaluasi atau penilaian dilakukan?
6. Bagaimanakah tindak lanjut dari pelaksanaan evaluasi atau penilaian
kurikulum?
7. Menurut Bapak bagaimanakah, para guru mengukur hasil belajar siswa pada
penilaian ranah kognitif dalam mata pelajaran Ekonomi?
8. Menurut Bapak, bagaimanakah penilaian pada ranah afektif ?
9. Lalu bagaimanakah menurut bapak penilaian ranah psikomotor ?
10. Apakah hasil evaluasi atau penilaian bermanfaat bagi guru dan mampu
meningkatkan kualitas belajar mengajar ?
11. Apa yang dilakukan setelah dilakukannya evaluasi atau penilaian?
Lampiran 6
HASIL WAWANCARA
WAKIL KEPALA SEKOLAH

Nama :Ridwan, S.Ag


Jabatan : Wakil Kepala Sekolah. Kurikulum
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hari / tanggal wawancara : Selasa/ 30 September 2014
Jam : 09:43 WIB
Tempat : Ruang Kepala Sekolah

1. Tahun ajaran baru 2014/2015, jadi bedanya dari kemenag dan permendigbud
tahun lalu baru kela
2. Perencanaannya ini karna mengacu pada kurikulm 2013, jadi perencanaannya
yang pertama dari segi jam harus sama maka kita lihat strukturnya terlebih
dahulu kurikulum 2013, maka ini kemenag maka ada dua tambahan di PAI,
yaitu alokasinya ditambah waktu yang meliputi Qur’an Hadits, Fiqih, Akidah
Ahlak dan SKI. Itulah yang membedakan kemenag dengan permendikbud.
Mau gak mau harus ada tambahan dari alokasi waktu, itu yang direncakan
agar sama. Pada segi perangkat dilihat dari silabus yang dari pemerintah
kurikulum 2013. Guru hanya menyiapkan RPP. Dari segi kurikulum
strukturnya sudah di siapkan oleh guru yang mengacu pada silabus yang
daripemerintah.
3. Penilaian pada kuriulum 2013 yang mengatur penilaian itu sendiri berbeda
dengan KTSP. Kalau kurikulum 2013 ada penilaian portopolio atau ada
Autentik Assesment. Proses yang meliputi 8 penilaian, pada penilaian
kurikulum 2013 proes penilaian ini harus dinilai, karena di kurikulum 2013
ada sikap yang di deskripsikan maka pada kurikulum 2013 semua mata
pelajaran harus dinilai sikapnya karna di Kompetensi Inti 1 ada sikap spiritual
dan pada Kompetensi Inti 2 ada sikap sosial.
4. Evaluasi atau penilaian ada 3 tahapan yang pertama, Ujian Harian, UTS, UAS
untuk proses pembelajaran atau untuk siswa. Sedangkan pada guru kepala
sekolah yang mengevaluasi melalui supervise, jadi kalau guru yang evaluasi
oleh supervise pada siswa melalui 3 tahapan yaitu (UH, UTS, dan UAS)
5. Penilaian ketika UH dari nilai harian dari materi yang diajarkan dimana pada
UTS diambil dari awal ateri hingga pertengahan materi yang diajarkan. Pada
UAS materi awal hingga akhir materi yang diajarkan. Sedangkan pada proses
dilihat dari Kompetensi Inti 1 dan Kompetensi Inti 2 misalkan dilihat dari
sikap anak.
6. Tindak lanjutnya menggunakan analisis tes yang melihat secara individu
kelemahannya. Misalkan ketika UH dianalisis tes ternyata terdapat beberapa
siswa yang lemah. Maka harus ada tindak lanjut melalui remedial, dari sinilah
guru dapat menindak lanjutin siswa yang masih rendah nilainya. Maka
dianjurkan untuk remedial teaching terlebih dahulu untuk dijelaskan, maka
mayoritas kesalahan tersebut akan 70 % naik dari kknya.
7. Mengukur hasil belajar pada ranah kognitif, biasanya guru kasih soal ketika
selesai pelajaran, ulangan harian yang dipakai sama gurunya, ulangan tengah
semester dan ulangan semester sudah pasti ada.
8. Pada penilaian ranah afektif, kalau catatan sikap siswa sama guru yang
bersangkutan, yang mengajar pada bidang studi masing-masing, untuk di tulis
di raport juga.
9. Untuk penilaian ranah psikomotor, penilaiannya di sesuaikan dengan
materinya, guru yang memiilih materi mana yang sesuai untuk dibuat proyek.
10. Manfaatnya satu sisi misalkan sebelumnya tidak begitu kuat pada penilian
karakter yang cenderung terabaikan pada penilaian KTSP. Tetapi pada
kurikulum 2013 penilaiannya dikutkan melalui Kompeteni Inti 1 dan
Kompetensi Inti 2. Jadi dieplisitkan karakternya inilah yang terdapat pada
kelebihan dari penilaian kurikulum 2013 dibanding dengan penilaian pada
KTSP. Harapannya pada penilaian 2013 ini karakter terbentuk sehingga siswa
memiliki karakter terbaiknya. Karena kalau kita lakukan secara terus-menerus
minimal 21 hari atau sampai 3 tahun dipastikan karakter siswa akan terbentuk
walau tidak 100%. Hal ini karena siswa yang tidak jujur menjadi jujur karena
ada penilaian sikap, karna awalnya dinilai pasti sikap siswa akan terbentuk.
11. Kalau setelah dievaluasi/penilian dilakukan terhadap siswa pada proses
pembelajaran maka munculah remedial. Sedangkan pada evaluasi/ penilaian
pada kurikulum berarti didalam adminitrasi guru dalam bentuk rapot sikap
yang dilengkapi dengan nilai-nilai dari sikap untuk membentuk karakternya.
Karena disekolah karakter anak sudah baik tetapi dirumahnya tidak, maka kita
perlu bekerja sama dengan orang tua untuk membentuk karakter yang terbaik.

Yang diwawancarai Pewawancara

Ridwan, S.Ag Marini


Lampiran 7
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
“ IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI MADRASAH ALIYAH
PEMBANGUNAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA”

Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin :
Hari / tanggal wawancara :
Jam :
Tempat :
Pokok pembicaraan :

1. Apakah guru dikelas selalu melakukan pendahuluan/apersepsi dengan baik


mengucap salam, dan menanyakan kabar?
2. Sudah pahamkah anda dengan materi pelajaran ekonomi yang disampaikan
oleh guru anda?
3. Apakah materi yang dijelaskan guru mudah dimengerti ?
4. Apakah sering diberikan tes dan non tes ?
5. Bagaimanakah cara guru Ekonomi melakukan penilaian pada ranah kognitif
ke kalian?
6. Apakah kamu pernah melihat guru ekonomi menilai sikap kamu ketika proses
belajar berlangsung?
7. Pada mata pelajaran Ekonomi apakah diberikan tugas tentang keterampilan?
8. Apakah guru perhatian terhadap anda?
9. Bagaimana dengan metode mengajar guru dikelas, apakah sering
menggunakan metode yang bervariasi?
10. Apakah materi ekonomi yang diajarkan dikelas menyenangkan?
11. Apakah materi ekonomi yang anda terima disekolah dapat anda terapkan
dalam kehidupan sehari-hari?
Lampiran 8
HASIL WAWANCARA SISWA

Nama : M. Renaldi
Kelas : X. I 2
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hari / tanggal wawancara :Rabu 1 Oktober 2014
Jam : 09 : 26 WIB
Tempat : Didepan Ruang Guru

1. Iya, sebelum pelajaran dimulai biasanya guru mengucapkan salam danada


pembukaan.
2. Sejauh ini yang sudah dijelaskan oleh guru ekonomi sudah paham.
3. Iya sudah, karena guru menjelaskannya sangat jelas.
4. Tes, pernah diberikan seperti essay/latihan. Sedangkan pada nontes sebagian
belum diberikan.
5. Biasanya tiap hari kan dikasih soal, sama ibunya, ulangan harian juga iya
dikasih, UTS sama ujian semester juga ada.
6. Iya, saya pernah melihat guru mencatat nilai sikap, misalnya guru menjelaskan
kalau ada yang tidak merhatiin pasti dicatat.
7. Beberapa kali pernah sesuai dengan bidangnya masing-masing.
8. Sangat perhatian dan baik banget.
9. Metode yang digunakannya , jadi guru menjelaskan kita yang mencatat
10. Menyenangkan, karena gurunya asyik dan pelajarannya mudah
11. Bisa saya terapkan.
Lampiran 9
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
“ IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI MADRASAH ALIYAH
PEMBANGUNAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA”
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin :
Hari / tanggal wawancara :
Jam :
Tempat :

Pokok Pembicaraan
1. Apakah guru dikelas selalu melakukan pendahuluan/apersepsi dengan baik
mengucap salam, dan menanyakan kabar?
2. Sudah pahamkah anda dengan materi pelajaran ekonomi yang disampaikan
oleh guru anda?
3. Apakah materi yang dijelaskan guru mudah dimengerti ?
4. Apakah sering diberikan tes dan non tes ?
5. Bagaimanakah cara guru Ekonomi melakukan penilaian pada ranah kognitif
ke kalian?
6. Apakah kamu pernah melihat guru ekonomi menilai sikap kamu ketika proses
belajar berlangsung?
7. Pada mata pelajaran Ekonomi apakah diberikan tugas tentang keterampilan?
8. Apakah guru perhatian terhadap anda?
9. Bagaimana dengan metode mengajar guru dikelas, apakah sering
menggunakan metode yang bervariasi?
10. Apakah materi ekonomi yang diajarkan dikelas menyenangkan?
11. Apakah materi ekonomi yang anda terima disekolah dapat anda terapkan
dalam kehidupan sehari-hari?
Lampiran 10
HASIL WAWANCARA SISWA

Nama : Kansha
Kelas : X. I 2
Jenis Kelamin : Laki-laki
Hari / tanggal wawancara :Rabu 1 Oktober 2014
Jam : 09 : 35 WIB
Tempat : Di Depan Ruang Guru

1. Iya, selalu mengucapkan salam.


2. Alhamdulillah saat ini sudah paham.
3. Di mengerti sekali, karena guru menjelaskan sangat detail
4. Tesnya seperti lisan pada nontesnya, seperti pilihan ganda dan essay.
5. Dengan cara memberikan ulangan-ulangan harian, dan tugas-tugas lainnya
6. Iya, pernah melihat
7. Biasanya ibu ngasih saya latihan-latihan soal atau saya pernah disuruh
membuat video Dan pernah pada pelajaran Kewirausahaan guru meminta saya
untuk mencatet hasil keuntungannya
8. Iya perhatian sekali dan sangat baik
9. Metodenya perkelompok dimana siswa dituntut untuk menjelaskan kedepan.
10. Menyenangkan, karena gurunya asyik.
11. Dapat, seperti manfaat mengetahui kebutuhan primer
Lampiran 11
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
“ IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI MADRASAH ALIYAH
PEMBANGUNAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA”
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin :
Hari / tanggal wawancara :
Jam :
Tempat :

Pokok Pembicaraan
1. Apakah guru dikelas selalu melakukan pendahuluan/apersepsi dengan baik
mengucap salam, dan menanyakan kabar?
2. Sudah pahamkah anda dengan materi pelajaran ekonomi yang disampaikan
oleh guru anda?
3. Apakah materi yang dijelaskan guru mudah dimengerti ?
4. Apakah sering diberikan tes dan non tes ?
5. Bagaimanakah cara guru Ekonomi melakukan penilaian pada ranah kognitif
ke kalian?
6. Apakah kamu pernah melihat guru ekonomi menilai sikap kamu ketika proses
belajar berlangsung?
7. Pada mata pelajaran Ekonomi apakah diberikan tugas tentang keterampilan?
8. Apakah guru perhatian terhadap anda?
9. Bagaimana dengan metode mengajar guru dikelas, apakah sering
menggunakan metode yang bervariasi?
10. Apakah materi ekonomi yang diajarkan dikelas menyenangkan?
11. Apakah materi ekonomi yang anda terima disekolah dapat anda terapkan
dalam kehidupan sehari-hari?
Lampiran 12
HASIL WAWANCARA SISWA

Nama : Tanti Melinda


Kelas : X. I 1
Jenis Kelamin : Perempuan
Hari / tanggal wawancara :Rabu 1 Oktober 2014
Jam : 09 : 56 WIB
Tempat : Di Depan Ruang Guru

1. Iya, selalu mengucapkan salam dan kabar


2. Iya, sudah paham
3. Sudah dimengerti karena cara mengajarnya membuat siswa mengerti.
4. Tes, selalu diberikan oleh oleh guru seperti lisan. Sedangkan pada nontesnya
belum
5. Dengan memberikan saya latihan dan ulangan harian
6. Iya, penah melihat kalau ada anak yang bercanda itu dicatat sama guru
7. Iya, diberikan tugas keterampilan seperti membuat video
8. Sangat perhatian
9. Bervariasi banget, seperti kerja kelompok
10. Sangat menyenangkan
11. Kadang-kadang seperti skala perioritas
Lampiran 13
PEDOMAN WAWANCARA SISWA
“ IMPLEMENTASI PENILAIAN HASIL BELAJAR PADA MATA
PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI MADRASAH ALIYAH
PEMBANGUNAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA”
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin :
Hari / tanggal wawancara :
Jam :
Tempat :

Pokok Pembicaraan
1. Apakah guru dikelas selalu melakukan pendahuluan/apersepsi dengan baik
mengucap salam, dan menanyakan kabar?
2. Sudah pahamkah anda dengan materi pelajaran ekonomi yang disampaikan
oleh guru anda?
3. Apakah materi yang dijelaskan guru mudah dimengerti ?
4. Apakah sering diberikan tes dan non tes ?
5. Bagaimanakah cara guru Ekonomi melakukan penilaian pada ranah kognitif
ke kalian?
6. Apakah kamu pernah melihat guru ekonomi menilai sikap kamu ketika proses
belajar berlangsung?
7. Pada mata pelajaran Ekonomi apakah diberikan tugas tentang keterampilan?
8. Apakah guru perhatian terhadap anda?
9. Bagaimana dengan metode mengajar guru dikelas, apakah sering
menggunakan metode yang bervariasi?
10. Apakah materi ekonomi yang diajarkan dikelas menyenangkan?
11. Apakah materi ekonomi yang anda terima disekolah dapat anda terapkan
dalam kehidupan sehari-hari?
Lampiran 14
HASIL WAWANCARA SISWA

Nama : Nurul Huda


Kelas : X. I 1
Jenis Kelamin : Perempuan
Hari / tanggal wawancara :Rabu 1 Oktober 2014
Jam : 10 : 26 WIB
Tempat : Di Depan Ruang Guru

1. Iya, kadang dikasih tau pelajaran apa yang akan dibahas


2. Sudah paham, soalnya guru menjelaskannya jelas.
3. Iya, kalau gak jelas boleh bertanya kepada guru
4. Tes, diberikan seperti latihan-latihan
5. Dengan cara dikasih tugas untuk latihan soal atau dari ulangan
6. Iya pernah melihat guru mencatat ketika ada yang ngobrol siapa pasti
dicatat sama guru
7. Iya pernah diberikan tugas keterampilan
8. Perhatian dan baik
9. Menggunakan PPT dan diberikan pertanyaan setelah selesai diberikan tes
secara lisan.
10. Guru Ekonomi sangat menyenangkan
11. Ada, seperti menyusun kebutuhan atau menghemat.
Lampiran 15
Aktivitas Guru
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU

Hari/Tanggal : Kamis, 06 November 2014


Nama Sekolah : Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syrif
Hidayatullah Jakarta
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas : X i. 2

Berilah tanda checklist (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SK = Sangat Kurang

Nilai
No. Aspek Yang diamati Keterangan
SB B C K SK
1. Kegiatan pembelajaran  Terlebih dahulu guru
dimulai dari penyusunan merancang pembelajaran
silabus terlebih dahulu dari penyusunan silabus
2. Penyusunan RPP yang  Guru mempersiapkan RPP
dilakukan Guru Ekonomi sebelum proses belajar
mengajar dilakukan
3. Guru mempersiapkan siswa  Sebelum pembelajaran
untuk belajar dimulai guru
mempersiapkan siswa dari
merapihkan tempat duduk
dan mengabsen kehadiran
4. Mengatur tata ruang belajar/  Guru sudah melaksanakan
kelas tugasnya dengan baik
untuk memberikan tata
tertib didalam kelas dengan
mengatur para siswa agar
tertib ketika proses belajar
dilakukan
5. Guru melakukan kegiatan  Guru mempersiapkan
apersepsi siswa agar terbiasa dalam
pembelajaran
6. Guru mata pelajaran  Guru sudah menjelaskan
Ekonomi merumuskan rumusan-rumusan terkait
tujuan pembelajaran yang dengan tujuan pelajaran
mengandung ranah kognitif, yang mencakup ranah
afektif, dan psikomotor kognitif dan ranah afektif.
Namun pelaksanaan pada
ranah psikomotor belum
terlaksana
7. Guru mata pelajaran  Guru sudah
Ekonomi mempersiapkan mempersiapkan alat peraga
alat peraga yang akan untuk memulai aktivitas
digunakan pada saat belajar.
mengajar
8. Memilih metode yang  Guru dalam memilih
sesuai dengan materi yang metode sudah cukup baik
diajarkan untu menyampaikan materi
yang disampaikan
9. Menyampaikan materi Meteri yang disampaikan
dengan jelas, sesuai dengan  oleh guru sudah jelas
hierarki belajar dan sehingga sebagian siswa
karakteristik siswa sudah mengerti apa yang
sudah disampaikan
10. Guru menggunakan form  Guru hanya melakukan
observasi untuk menilai ranah pengamatan saja kepada
afektif siswa dalam proses
penilaian ranah afektif
tanpa menggunakan form
penilaian
11. Melaksanakan pembelajaran  Guru sudah melaksanakan
sesuai dengan kompetensi pembelajaran sesuai
(tujuan) yang akan dicapai dengan tujuan
dan karakteristik siswa
12. Membuat siswa secara aktif  Guru mampu menciptakan
dalam pembelajaran suasana kelas dengan
keaktifan para siswanya
13. Mendorong siswa  Para siswa sudah berani
memberikan pendapat dan mengungkapkan
solusi terhadap pendapatnya ketika guru
permasalahan dalam memberikan pertanyaan
terkait materi yang telah
pembelajaran
disampaikan
14. Guru menggunakan bahasa  Bahasa yang digunakan
yang lugas dan jelas dalam guru sudah jelas sehingga
para siswa asyik mengikuti
menguraikan materi pelajaran ekonomi dengan
pembelajaran baik.
15. Guru memberikan tes atau  Ketika proses belajar
nontes kepada siswa-siswi selesai guru memberikn tes
baik secara tertulis maupun
secara lisan
16. Guru memberikan tugas  Guru Ekonomi
terkait dengan keterampilan memberikan tugas
yang diberikan untuk siswa- keterampilan dengan
siswi melibatkan siswa untuk
membuat video
17. Melakukan refleksi atau  Melakukan refleksi dengan
membuat rangkuman keakraban guru dan
dengan melibatkan siswa siswanya
18. Melakukan penilaian akhir  Guru sudah melakukan
sesuai dengan kompetensi penilaian kepada siswa
(tujuan) yang aktif dalam proses
belajar berlangsung
19. Menutup dengan salam,  Ketika bel berbunyi selesai
serta menginformasikan pembelajaran guru dan
materi yang akan siswanya bersama-sama
dipelajarinya membaca doa dan
menutupnya dengan
mengucapkan salam
Lampiran 16
Aktivitas Siswa
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA

Nama Sekolah : Madrasah Aliyah Pembangunan UIN Syarif


Hidayatullah Jakarta
Mata Pelajaran : Ekonomi
Kelas : Xi.2
Hari/Tanggal : Kamis, 06 November 2014

Berilah tanda checklist (√) pada nilai sesuai dengan pengamatan anda
SB = Sangat Baik
B = Baik
C = Cukup
K = Kurang
SK = Sangat Kurang

Nilai
No. Aspek Yang diamati Deskripsi
SB B C K SK
1. Siswa-siswi mengikuti  Sebagian siswa
pelajaran Ekonomi mengikuti pelajaran
ekonomi dengan baik
2. Telah mempelajari  Siswa telah
materi yang diajarkan mempelajari materi
sebelumnya yang diajarkan
sebelumnya dengan
baik
3. Mendengarkan  Sebagian siswa ada
penjelasan materi yang yang mendengarkan
disampaikan oleh guru materi yang
disampaikan oleh
guru
4. Kemampuan siswa-siswi  Para siswa mampu
untuk memecahkan masalah
mempergunakannya yang diberikan oleh
dalam memecahkan guru dari pertanyaan-
pertanyaan yang
masalah-masalah baru
diberikan
5. Siswa aktif dalam  Siswa sudah
pembelajaran menunjukkan
keaktifannya pada
saat proses belajar
berlangsung
6. Siswa aktif dalam  Terdapat sebagian
bertanya dan siswa yang berani
memberikan jawaban dalam memberikan
pendapatnya untuk
menjawab pertanyaan
dari guru
7. Siswa memahami  Sebagian siswa sudah
pelajaran Ekonomi yan ada yang memahami
telah disampaikan pelajaran dengan baik
sebagian siswa juga
belum memahami
materi ekonomi
8. Siswa memperlihatkan  Sebagaian siswa
sikap yang baik terhadap sudah
gurunya, dan teman- memperlihatkan sikap
temannya. yang baik terhadap
guru dan temannya.
Tetapi terdapat siswa
yang jail terhadap
temannya
9. Siswa mampu membuat  Bersama-sama siswa
kesimpulan terkait dengan guru
materi yang telah menyimpulkan materi
disampaikan yang telah diajarkan
10. Siswa mampu  Siswa mampu
mengerjakan tugas yang nenunjukkan
diberikan oleh guru kemampuannya untuk
mengerjakan tugas
yang diberikan oleh
guru
Lampiran 17

Foto Kegiatan Proses Belajar Mengajar Pada Mata Pelajaran


Ekonomi di Madrasah Aliyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Kegiatan guru melakukan apersepsi kepada para siswanya untuk mengatur tempat
duduknya.

Siswa memimpin doa sebelum proses belajar dimulai


Ketika berdoa selesai lalu guru menunjuk salah satu siswa untuk melakukan silent
setting terlebih dahulu.

Suasana didalam kelas pada saat guru menyampaikan materi yang disampaikan
kepada para siswanya dengan menggunakan power point
Ini salah satu contoh keaktifan siswa yang berani bertanya kepada guru pada saat
proses belajar sedang berlangsung.
Salah satu contoh kegiatan pada ranah kognitif dimana para siswa mengerjakan
tes secara tertulis yang diberikan oleh guru.
Salah satu kegiatan Sholat Dhuha yang dilakukan kelas X sebelum pelajaran
dimulai
Foto selesai wawancara dengan guru Ekonomi

Foto bersama murid kelas X dan guru ekonomi selesai wawancara para siswa di
Madrasah Aliyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai