TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Manajemen
1. Definisi
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan
proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Dimana di dalam
manajemen tersebut mencakup kegiatan koordinasi dan supervisi terhadap
staf, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi (Grant &
Massey, 1999 dalam Nursalam 2007). Manajemen juga diartikan sebagai
suatu organisasi bisnis yang memfokuskan pada produksi dan dalam
banyak hal lain untuk menghasilkan suatu keuntungan.
Manajemen adalah sebuah kegiatan yang sangat kompleks namun
teratur, sehingga bila manajemen dilaksanakan dengan baik akan mencapai
hasil kegiatan yang maksimal. (Suyanto, 2008: 2).
Manajemen (Hersey dan Blanchard, 2002) adalah suatu proses
melakukan kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui
kerja sama dengan orang lain dan merupakan suatu serangkaian kegiatan
(termasuk perencanaan dan pembuatan keputusan, pengorganisasian,
pimpinan, dan pengendalian) yang diarahkan pada sumber daya organisasi
(tenaga kerja, keuangan, fisik, dan informasi yang bertujuan untuk
mencapai sasaran organisasi dengan cara yang efisien dan efektif.
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen
adalah bekerja dengan orang-orang untuk menentukan,
menginterpretasikan dan mencapai tujuan organisasi dengan
9
10
S = V + M1 + M2
SV + M1 = Serba Tanggung
V + M2 = Melamun
M1Keterangan
+ M2 = Sampat: ditempat yang salah
Keterangan
S : Sukses
V : Visi
M1 : Misi
M2 : Motivasi
3. Proses Manajemen Keperawatan
a. Pengkajian-Pengumpulan Data
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada
suatu tujuan. Di dalam proses keperawatan, bagian akhir mungkin
berupa sebuah pembebasan dari gejala, eliminasi resiko, pencegahan
komplikasi, agumentasi pengetahuan atau keterampilan kesehatan dan
kemudahan dari kebebasan maksimal. Di dalam proses manajemen
13
Proses Keperawatan
Kesehatan no. 134 dan 135 tahun 1978. oleh karena itu direktur
rumah sakit perlu menerbitkan surat keputusan yang ngatur
struktur organisasi ruang rawat.
b) Pengelompokan kegiatan
Manager keperawatan dalam hal ini kepala ruangan
bertanggung jawab mengorganisir tenaga keperawatan yang
ada dan kegiatan pelayanan keperawatan yang akan dilakukan
sesuai dengan kebutuhan klien, sehingga kepala ruangan perlu
mengkatagorikan klien yang ada diunitkerjanya. Menurut Kron
(1987) kategori klien didasarkan atas: Tingkat pelayanan
keperawatan yang dibutuhkan klien, misalnya keperawatan
mandiri, minimal, sebagian, total atau intensif. Usia misalnya
anak, dewasa, usia lanjut. Diagnosa/masalah kesehatan yang
dialami klien misalnya perawatan bedah/ortopedi, kulit.Terapi
yang dilakukan, misalnya rehabilitas, kemoterapi. Dibeberapa
rumah sakit ini pengelompokkan klien didasarkan atas
kombinasi kategori diatas.
d. Pelaksanaan
1) Kepemimpinan
a) Definisi
Kepemimpinan merupakan suatu hubungan secara
sosial dimana satu kelompok memiliki suatu kemampuan yang
lebih besar untuk mempengaruhi perilaku orang yang lain
daripada untuk dipengaruhi oleh orang lain (Gillies).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku
kepemimpinan antara lain :
(1) Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan akan menentukan pola pikir dan
wawasan seseorang. Hal tersebut tidak kita pungkiri,
termasuk dalam hal ini pola pikir dan wawasannya tentang
kepemimpinan. Selain itu tingkat pendidikan juga
18
Partisipasi
Delegasi
(4) Delegasi :
(a) Digunakan pada struktur tugas rendah dan
pertimbangan/ hubungan rendah
(b) Bawahan diberi kesempatan untuk memainkan
kemampuan yang dimilikiny
(c) Dituntut bawahan memiliki kemampuan tinggi dalam
menyelesaikan masalah.
c) Proses Komunikasi
Komunikasi merupakan suatu seni untuk dapat
menyusun dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yang
mudah sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima
27
Factor internal
Komunikator
Factor eksternal
Tertulis
Verbal Pesan
Non-verbal
Gambar 2.3. Diagram proses komunikasi (Marquis & Huston, 1998: 290)
Factor internal
d) Komunikan Prinsip
Faktor eksternal
komunikasi manajer keperawatan
Walaupun komunikasi dalam satu organisasi adalah
sangat kompleks, manajer harus dapat melaksanakan
komunikasi melalui beberapa tahap di bawah ini (Nursalam,
2007):
(1) Manajer harus mengerti sruktur organisasi, termasuk
pemahaman tentang siapa yamg akan terkena dampek dari
pengambilan keputusan yang telah dibuat. Jaringan
28
MISI ORGANISASI
(terbaik dalam pelayanan
dan penilaian)
3) Motivasi
Motivasi adalah karakteristik psikologis manusia yang
memberi kontribusi pada tingkat komitmen seseorang. Hal ini
termasuk faktor-faktor yang menyebabkan, menyalurkan dan
mempertahankan tingkah laku manusia dalam arah tekad tertentu
(Stoner & freeman, 1995)
a) Berdasarkan isinya
(1) Need hierarchy (maslow)
Fisiologi = Gaji pokok
Aman = Perencanaan reguler (gaji)
Kasih sayang = Kerjasama secara tim
Harga diri = Pencapaian posisi
(2) ERG theory (clayton alderfer)
E : Existence (fisiologi dan aman)
R : Relatedness (kasih sayang)
G : Growth (harga diri dan aktualisasi)
(3) Two factor (frederick herzberg)
Motivators : kepuasan kerja
Hygiene : lingkungan yang kondusif
(4) Learned theory (Mc clelland)
Affilition : Bersahabat
Power : Memerintah orang lain
Achievement : Suka tantangan, kompetisi dan
menyelesaikan masalah secara efektif.
b) Berdasarkan prosesnya
(1) Equity theory (adams) = Berdasarkan nilai-nilai dan
keadilan terhadap karyawan.
(2) Expectancy theory
32
4) Evaluasi
Tujuan evaluasi yaitu untuk menilai seberapa jauh staf mampu
melaksanakan perannya sesuai dengan tujuan organisasi yang telah
ditetapkan serta mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat
dan mendukung dalam pelaksanaan. Stratregi dalam mencapai
kualitas pelayanan:
a) TQM
(1) Menseleksi kesempatan
(2) Mendefinisikan masalah khusus
(3) Mengidentifikasi sebab dari akr masalah
(4) Memilih, menguji dan mengimplementasikan dalam upaya
perbaikan
b) Benchmarking
Benchmarking terjadi ketika sebuah organisasi
mengidentifikasi kelemahan dan membandingkan dengan
organisasi yang lain yang telah mencapai tingkat ideal (Dale,
1994 dalam Nasution, 2001)
(1) Internal benchmarking
(2) Competitive benchmarking
(3) Functional benchmarking
(4) Generic benchmarking
C. Konsep Manajemen Unit
1. Manajemen Unit
Menurut Nursalam (2007), manajemen unit terdiri dari:
a. Ruangan
1) Sarana Ruangan : Lingkungan kerja untuk pencapaian proses
manajerial keperawatan di ruang rawat inap bedah umum secara
keseluruhan mempunyai: ruang perawatan lengkap dengan tempat
tidur dan kamar mandi klien, ruang peralatan, ruang perawat/nurse
station berada ditengah ruang perawatan, ruang kepala ruangan +
ruang tamu + kamar mandi + ruang peralatan, ruang ganti perawat +
kamar mandi perawat ruang konferensi, mushola, ruang
administrasi, ruang spoolhoek, dapur dan gudang serta depo farmasi.
2) Letak: jauh dari tempat keramaian seperti kantin, dekat dengan ruang
operasi dan pemeriksaan diagnostik, aman dan nyaman.
3) Posisi: dekat dengan nurse station dan depo farmasi.
33
c. Hubungan perawat-klien
1) Hubungan perawat-klien dimulai sejak klien masuk, selama perawatan
(pelaksanaan proses keperawatan) sampai klien pulang.
2) Pada profesi keperawatan, komunikasi menjadi lebih bermakna karena
merupakan metode utama dalam mengimplementasikan proses
keperawatan. Dengan kata lain kualitas asuhan yang diberikan pada
klien sangat lergantung pada hubungan perawat-klien.
d. Hubungan perawat-perawat
1) Komunikasi antar perawat berjalan dengan baik.
2) Mekanisme pengambilan keputusan disesuaikan dengan kondisi.
3) Kegiatan serah terima klien dilakukan setiap pergantian dinas dan
berorientasi pada asuhan keperawatan yang telah direncanakan.
e. Hubungan perawat-profesi lain
1) Bekerjsama sebagai sebuah tim kesehatan untuk menangani
masalah tim
2) Komunikasi antar profesi berjalan dengan baik
3) Proses pendelegasian jelas dilakukan secara jelas dan tertulis
4) Tiap profesi membuat dokumentasi secara jelas
5) Saling menghargai antar profesi
d) Pengawasan
50
g. Pasca Ronde
Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut
serta menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
4. Discharge Planning
Kozier (2004) mendefenisikan discharge planning sebagai proses
mempersiapkan pasien untuk meninggalkan satu unit pelayanan kepada
unit yang lain didalam atau di luar suatu agen pelayanan kesehatan umum.
Perencanaan pulang didapatkan dari proses interaksi dimana
perawatan professional, pasien dan keluarga berkolaborasi untuk
memberikan dan mengatur kontinuitas keperawatan yang diperlukan oleh
pasien dimana perencanaan harus berpusat pada masalah pasien, yaitu
pencegahan, teurapeutik, rehabilitative, serta perawatan rutin yang
sebenarnya (swanberg, 2000).
Rindhianto (2008) mendefinisikan discharge planning sebagai
perencanaan kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada klien
dan keluarganya tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan
sehubunagan dengan kondisi penyakitnya.
Discharge planning (perencanaan pulang) merupakan komponen sistem
perawatan berkelanjutan, pelayanan yang diperlukan klien secara
berkelanjutan dan bantuan untuk perawatan berlanjut pada klien dan
membantu keluarga menemukan jalan pemecahan masalah dengan baik,
pada saat tepat dan sumber yang tepat dengan harga yang terjangkau
(Doenges & Moorhouse, 2000).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa discharge planning adalah
komponen sistem perawatan berkelanjutan sebagai perencanaan
kepulangan pasien dan memberikan informasi kepada pasien dan
keluarganya yang dituliskan untuk meninggalkan satu unit pelayanan
kepada unit yang lain didalam atau diluar suatu agen pelayanan kesehatan
umum, sehingga pasien dan keluarganya mengetahui tentang hal-hal yang
perlu dihindari dan dilakukan sehubunagan dengan kondisi penyakitnya.
a. Tujuan Discharge Planning
56
Keadaan Pasien:
1. Klinis dan pemeriksaan
penunjang lain
2. Tingkatketergantungan
Pasien
Perencanaan Pulang
Keterangan:
Tabel 2.1. Tugas PP dan PA
Tugas Perawat Primer Tugas Perawat Associate
- Membuat rencana discharge planning - Melaksanakan agenda
- Membuat leaflet Discharge Planning (pada
- Memberikan konseling
- Memberikan pendidikan kesehatan saat perawatan dan saat
- Menyediakan format discharge planning perawatan diakhiri)
- Mendokumentasikan discharge planning
d. Kegunaan
1) Mengatasi masalah yang dihadapi
2) Mempermudah pencapaian tujuan
3) Mempermudah pembuatan kembali rencana baru
e. Keuntungan
1) Kegiatan terarah
2) Pengguanaan sumber daya lebih efisien dan efektif
3) Menurunkan resiko
4) Landasan kuat untuk pengendalian
5) Permudah evaluasi dan perbaikan kekurangan
f. Kendala
1) Kurang terampil pada perencana
2) Kesulitan memahami tujuan
3) Keraguan karena keterbatasan wewenang
4) Kurang dukungan
2. Pengorganisasian
a. Definisi
61
d. Prinsip-prinsip pengorganisasian
1) Pembagian kerja
2) Pendelegasian tugas
3) Koordinasi
62
4) Manajemen waktu
3. Pelaksanaan
a. Definisi
Menurut Nurdin Usman (2002) Pelaksanaan adalah suatu
tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun
secara matang dan terperinci, implementasi biasanya dilakukan setelah
perencanaan sudah dianggap siap. Secara sederhana pelaksanaan bisa
diartikan penerapan.
b. Tujuan
Tujuan dari tindakan pelaksanaan adalah untuk membantu klien
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencakup
peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan,
dan memfasilitasi koping sehingga diperlukan partisipasi dari pasien /
klien.
c. Tahap-tahap tindakan perawatan
1) Persiapan, terdiri dari :
a) Review antisipasi tindakan keperawatan, yaitu konsisten
dengan rencana, prinsip ilmiah, sesuai kondisi klien,
menciptakan lingkungan terapeutik dan aman, pendidikan
kesehatan, sarana dan prasarana memadai
b) Menganalisa pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan, yaitu dengan mengidentifikasi orang yang tepat
melakukan tindakan
c) Mengetahui komplikasi yang mungkin timbul, yaitu
resiko komplikasi sehingga dilakukan pencegahan
d) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan, yaitu waktu,
tenaga, alat
e) Mempersiapkan lingkungan yang kondusif, yaitu
lingkungan fisik dan psikologis
f) Mengidentifikasi aspek hukum dan etik, yaitu hak dan
kewajiban klien; hak dan kewajiban perawat/dokter; kode etik
keperawatan yaitu pertanggung jawaban moral perawat dalam
mengambil keputusan berdasarkan client's welfare, persetujuan,
penolakan, privacy dan perawat sebagai advocat terhadap klien;
63
b) Tujuan evaluasi
64