DI PUSKESMAS II BATURADEN
DISUSUN OLEH
RAHMASARI ARDIYANTINI
P17424312083
TINGKAT II REGULER B
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga berencana merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif
yang paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian.
Peningkatan dan perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha
untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat
kehamilan yang dialami oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan
kontrasepsi, tidak hanya karena terbatasnya jumlah metode tertentu mungkin tidak
dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional kb.
Kontrasepsi IUD adalah satu rekomendasi yang dibuat untuk mengurangi
dampak bertambahnya penduduk secara tidak merata, dengan berbagai keuntungan
dan kerugian yang ditawarkan kepada masyarakat. dari hal tersebut maka penulis
memutuskan untuk mengambil kasus di puskesmas II sumbang, untuk mendaptakan
informasi lebih lengkap dan agar dapat memberikan asuhan kebidanan secara tepat.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengetahui asuhan kebidanan pada keluarga berencana
secara tepat
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu membuat diagnose pada keluarga berencana
b. Mahasiswa mampu membuat planning
c. Mahasiswa mampu membuat evaluasi
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Program KB
1. Pengertian
Pengetian Keluarga Berencana menurut UU No. 10 Tahun 1992 tentang
Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera
adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui
pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan
ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera.
2. Tujuan Program KB
Secara umum tujuan 5 tahun ke depan yang ingin dicapai dalam rangka
mewujudkan visi dan misi program KB di muka adalah “membangun
kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB
Nasional yang kuat di masa mendatang, sehingga visi untuk mewujudkan
keluarga berkualitas 2015 dapat tercapai.”
Tujuan utama program KB nasional adalah untuk memenuhi
perintah masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi yang
berkualitas, menurunkan tingkat/angka kematian ibu bayi, dan anak serta
penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun
keluarga kecil berkualitas sedangkan tujuan program Kesehatan Reproduksi
Remaja (KRR) adalah untuk meningkatkan pemahaman, pengetahuan, dan
perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak reproduksi, guna
meningkatkan derajat kesehatan reproduksinya, untuk mempersiapkan
kehidupan dalam mendukung upaya meningkatkan kualitas generasi
mendatang.
Tujuan program penguatan kelembagaan keluarga kecil berkualitas
adalah untuk membina kemandirian dan sekaligus meningkatkan cakupan
dan mutu pelayanan KB dan kesehatan reproduksi, serta pemberdayaan dan
ketahanan keluarga terutama yang diselenggarakan oleh institusi
masyarakat di daerah perkotaan dan pedesaan, sehingga membudidaya dan
melembaganya keluarga kecil berkualitas. Perlu diketahui bahwa tujuan-
tujuan tersebut berkaitan erat dan merupakan kelanjutan dari tujuan
program KB tahun 1970, yaitu:
1. Tujuan demografis berupa penurunan TFR tahun 2000 sebesar 50 %
dari kondisi TFR 1970
2. Tujuan filosofi berupa kelembagaan dan pembudidayaan Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS)
a. Perencanaan kehamilan dan mencegah kehamilan yang belum
diinginkan
1. Pengaturan jarak dan usia melahirkan
2. Penggunaan kontrasepsi rasional, efektif dan efisien
3. Pelayanan KB bagi keluarga miskin
4. Keterlibatan pria dalam perencanaan kehamilan dan
keterlibatan pria dalam KB
b. Penurunan kehamilan di kalangan PUS muda.
c. Meningkatkan status kesehatan perempuan dan anak
1. Pengaturan usia melahirkan yang tidak terlalu muda dan tidak
terlalu tua
2. Pengaturan jarak antara kehamilan
3. Peningkatan keterlibatan pria dalam kehamilan dan perawatan
anak
4. Peningkatan menyusui eksklusif
5. Pencegahan dan perlindungan HIV dan AIDS
d. Meningkatkan kesehatan dan kepuasan seksual
1. Kondom fungsi ganda (dual protection)
2. Program Universal Precaution untuk pencegahan HIV dan
AIDS dalam program KB
3. Penggunaan kontrasepsi pada PUS yang ingin menunda anak
pertama
4. Pelayanan terintegrasi dan deteksi dini kanker alat reproduksi.
B. Pengertian AKDR
1 Suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat
efektif, reversible dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua
perempuan usia reproduktif (Saefuddin,2003)
2 AKDR atau IUD atau spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari
plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung
hormon dan dimasukkan kedalam rahim melalui vagina dan mempunyai
benang (Handayani, 2010).
3 AKDR adalah suatu usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung
secarik kertas, diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga
rahim (Prawirohardjo, 2005)
F. Efektifitas AKDR
1. AKDR post plasenta telah dibuktikan tidak menambah risiko infeksi,
perforasi dan perdarahan
2. Diakui bahwa ekspulsi lebih tinggi ( 6 – 10 % ) dan ini harus disadari oleh
pasien, bila mau akan dapat dipasang lagi
3. Kemampuan penolong meletakkan di fundus amat memperkecil risiko
ekspulsi, oleh karena itu diperlukan pelatihan
4. Kontraindikasi pemasangan post plasenta ialah ketuban pecah lama,
infeksi intrapartum, perdarahan post partum
PEMBAHASAN
I. Subjektif
Teori : Secara teori data subjektif pada ibu klien meliputi identitas pasien (
ibu dan suami ), alasan datang, keluhan utama, data keluarga,
riwayat menstruasi, riwayat kehamilan, riwayat kesehatan (
sekarang, dahulu dan keluarga ), riwayat perkawinan, riwayat kb,
pada pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari
Praktek : Dalam praktek di lapangan telah dilakukan pengumpulan data
subyektif pada Ny. B umur 37 tahun secara keseluruhan telah
dilakukan tindakan
Pembahasan : tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek
II. Objektif
Teori : secara teori data objektif yang dikaji pada ibu hamil meliputi
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
III. Analisa
Teori : secara teori data subjektif dan objektif dikaji secara lengkap karena
untuk menegakkan diagnose pada ibu hamil
Praktek :pada praktek telah dilakukan pengumpulan data subjektif dan objektif
secara lengkap sehingga ditegakkan diagnose kebidanan Ny. S Umur
37 Tahun P2a0 Akseptor Baru Kb Akdr
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan asuhan kebidanan yang telah diberikan pada Ny. S Umur 37 Tahun P2a0
Akseptor Baru Kb Akdr dengan menerapkan manajemen kebidanan tujuh langkah
varney dapat diambil kesimpulan :
1. Pengkajian data didapatkan bahwa Ny. S Umur 37 Tahun P2a0 Akseptor Baru Kb
Akdr
2. Intrepetasi data didapatkan diagnose kebidanan pada Ny. S Umur 37 Tahun P2a0
Akseptor Baru Kb Akdr. Masalah yang timbul tidak ada
3. Diagnose potensial yang ditetapkan tidak ada
4. Perencanaan tidakan telah sesuai dengan teori yaitu Memberitahukan hasil
pemeriksaan,Melakukan informed consent,Memberikan pendkes KB AKDK,
Melakukan tindakan pemasangan KB AKDK
5. Pelaksanaan dapat dilakukan dengan baik sesuai rencana yang telah disusun
karena adanya dukungan keluarga
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis dapat memberikan masukan berupa :
1. Masyarakat
Diharapkan agar lebih banyak mencari informasi dan pro aktif terhadap
pelaksanaan kb berencana
2. Tenaga kesehatan
Diharapkan agar memberi penyuluhan dan meningkatkan kualitas pelayanan
supaya terjadi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Bari, Abdul. 2006, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Edisi 2,Jakarta : PT
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Ida, dkk. 2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Kb, Edisi 2, Jakarta : Buku
Kedokteran