Anda di halaman 1dari 18

RISET KEPERAWATAN

PROPOSAL PENGARUH AKUPUNTUR TERHADAP PENGURANGAN


NYERI LAMBUNG

OLEH KELOMPOK IV KELAS B 10.B:

 I GEDE JAYENDRA KANA (173222798)


 NI LUH PUTU MULYAWATI (173222809)
 NI PUTU AYU INTAN RIANA DEWI (173222818)
 NI PUTU RIKA ERVIANA UTAMI (173222819)
 SRI WAHYUNI (173222827)
 NI KADEK SUDARYANTI (173222807)
 I WAYAN SUWARNA (173222802)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKA PPNI BALI


PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN
NON REGULER
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkatNya-lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Proposal
Pengaruh Akupuntur Terhadap Pengurangan Nyeri Lambung ” tepat pada
waktunya.

Makalah ini dapat diselesaikan bukanlah semata-mata usaha penulis sendiri,


melainkan berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini
saya selaku penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang sudah
membantu baik bantuan secara fisik maupun batin yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu

Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan menjadi sumbangan


pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa. Penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun untuk kesempurnaan makalah ini ini. Akhir kata, semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Denpasar, 2 Juli 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman
COVER ......................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................. 3
BAB I ............................................................................................................................ 5
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 6
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 6
1.3.1 Tujuan Umum .............................................................................................. 6
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................................................. 6
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................. 6
1.4.1 Manfaat Teoritis ........................................................................................... 6
1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................................................ 7
BAB II ........................................................................................................................... 8
2.1 Nyeri Lambung ................................................................................................... 8
2.1.1 Penyebab Penyakit Lambung ....................................................................... 8
2.1.2 Penyembuhan Penyakit Lambung ................................................................ 9
2.1.3 Tanda-Tanda Maag ...................................................................................... 9
2.2 Pengaruh Akupuntur Terhadap Pengurangan Nyeri Lambung ......................... 10
2.2.1 Teknik Akupuntur Untuk Mengurangi Nyeri Lambung ............................ 11
BAB III ....................................................................................................................... 14
3.1 Kerangka Konsep .............................................................................................. 14
3.2 Definisi Operasional.......................................................................................... 15
BAB IV ....................................................................................................................... 17
4.1 Jenis Penelitian .................................................................................................. 17
4.2 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................... 17
4.3 Unit Analisis dan Responden Penelitian ........................................................... 17
4.3.1 Sample ........................................................................................................ 17

3
4.3.2 Teknik sampling ......................................................................................... 17
4.3.3 Identifikasi Variabel ................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 18

4
BAB I
PENDAHUULUAN

1.1 Latar Belakang

Nyeri lambung adalah penyakit yang dapat menyerang semua golongan,


baik anak-anak maupun dewasa. Bertambahnya usia dan juga tingkat sosial
ekonomi merupakan faktor terpenting terkena penyakit ini, karena penyakit nyeri
lambung adalah penyakit yang timbul karena pola hidup yang tidak sehat,
seperti: makan tidak teratur, stress, dan juga bisa disebabkan karena infeksi
bakteri Helicobacter pillory (Farid, 2007). Pengobatan Akupunktur dapat
dikatakan sebagai pengobatan alternatif dan tidak lagi dikatakan sebagai
pengobatan tradisional, karena Akupunktur memiliki sistem tersendiri.
Pengobatan Akupunktur berdasarkan pada falsafah, teori-teori dasar, teknik
pemeriksaan pasien, teknikmendiagnosis, teknik terapi, dan lain-lain yang
berbeda dengan teknik pengobatan barat atau pengobatan yang lain. Prinsip dasar
pengobatan Akupunktur adalah melakukan perangsangan energi tubuh (Qi).
Supaya energi tubuh itu berfungsi harmonis kembali, maka rangsangan diberikan
dengan menggunakan tusukan jarum (Dharmojono, 2001).

Cara pengobatan nyeri lambung secara medis barat adalah menggunakan


obat-obatan farmakologi yang diinjeksikan atau diminum yang bersifat, antara
lain: melindungi lapisan dinding lambung, menetralisir asam lambung, anti nyeri,
anti muntah, dan lainnya. Bila kandungan obat yang diminum habis dan tubuh
belum bisa menyelesaikan secara mandiri nyeri tersebut, maka penderita akan
mengalami nyeri lagi dan akan terus-menerus mengkonsumsi obat nyeri
lambung. Obat nyeri lambung ini merupakan senyawa kimia yang apabila
semakin banyak dikonsumsi akan membahayakan tubuh. Pengobatan non
farmakologi bagi penderita nyeri nyeri lambung bisa menggunakan terapi
Akupunktur. Menurut data WHO (World Health Organization) dalam data
Consensus Development Conference Panel 1998, nyeri lambung adalah salah

5
satu penyakit yang bisa ditangani dengan Akupunktur (Richard, 2003).
Akupunktur adalah salah satu pengobatan alternatif komplementer yang telah
diakui oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Terapi Akupunktur
dilakukan dengan cara menusukkan jarum Akupunktur pada titik-titik
Akupunktur yang tersebar di seluruh tubuh (Rena, 2003). Tujuannya adalah
untuk mengembalikan sistem keseimbangan tubuh sehingga pasien sehat kembali
(Sim, 2002). Prinsip dasar pengobatan Akupunktur adalah dengan melakukan
perangsangan energi tubuh supaya energi tubuh tersebut bisa berfungsi harmonis
kembali (Dharmojono, 2001). Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti
Pengaruh Akupuntur Terhadap Pengurangan Nyeri Lambung.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian diatas maka rumusan masalah dari penelitian ini
adalah Bagaimanakah Pengaruh Akupuntur Terhadap Pengurangan Nyeri
Lambung?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum


Mengetahui Hubungan Pengaruh Akupuntur Terhadap Pengurangan
Nyeri Lambung.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengidentifikasi nyeri Lambung.

2. Mengidentifikasi Pengaruh Akupuntur Pada Nyeri Lambung.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan dibidang keperawatan dan sebagai acuan dan perbandingan

6
untuk penelitian selanjutnya, khusunya pengetahuan tentang Pengaruh

Akupuntur Terhadap Pengurangan Nyeri Lambung.

1.4.2 Manfaat Praktis


Dengan mengetahui Pengaruh Akupuntur Terhadap Pengurangan
Nyeri Lambung dapat dijadikan dasar untuk memberikan health education
dan praktik perawatan kaki sebagai upaya komplementer untuk mengobati
nyeri lambung selain dengan pemberian medikamentosa.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Nyeri Lambung


Penyakit lambung, sering disebut juga sakit maag adalah yang
diakibatkan oleh kelebihan asam lambung, sehingga dinding lambung lama-lama
tidak kuat menahan asam lambung tadi sehingga timbul rasa sakit yang sangat
mengganggu sipenderita. Gejala khas sakit pada lambung adalah rasa panas di
dada, rasa tidak nyaman waktu menelan, dan rasa sakit waktu menelan. Gejala
tambahannya meliputi serangan asma yang frekuen, batuk lama rekfakter dengan
pengobatan, suara serak, mual dan muntah, nyeri pada dada dan sering sendawa
(Abdullah, 2008).

Maag sendiri merupakan kosa kata Belanda yang berarti lambung, yang
kemudian di Indonesiakan menjadi maag yaitu sakit pada lambung. Umumnya
penyakit ini sering terjadi pada orang bergolongan darah O. Penyakit ini berupa
peradangan selaput lendir (mukosa) lambung (gastritis) atau luka mukosa
lambung (gastric ulcer) yang dikenal dengan istilah tukak lambung (ulcus
pepticum). Lambung dalam keadaan sakit terdapat borok-borok pada mukosa
lambung. Borok terjadi akibat tidak seimbangnya sekresi asam lambung-pepsin
dan mukus yaitu produk kelenjar pada mukosa lambung yang berfungsi sebagai
benteng bagi lapisan mukosa lambung. Karena lambung terletak di rongga perut
bagian atas agak ke kiri (ulu hati), maka penderita biasanya mengeluh sakit di
bagian itu (Abdullah, 2008).

2.1.1 Penyebab Penyakit Lambung


Penyebab penyakit pada lambung adalah zat yang dapat menginhibisi
sekresi asam lambung. Misalnya zat kimia Histamin dan Anti Inflamasi
non steroid. Kerja berat, pikiran tegang, tidak tenang, atau kurang tidur
juga menyebabkan kadar asam lambung yang tinggi. Sering terlambat
makan, kebiasaan minum obat yang bersifat asam saat perut kosong,

8
minum minuman beralkohol, dan mengisap rokok berlebihan juga dapat
menjadi penyebab penyakit ini. Demikian pula dengan infeksi bakteri
Helicobacter pylory yang dapat menyerbu lapisan sub mukosa lambung.

2.1.2 Penyembuhan Penyakit Lambung


Berdasarkan penyebab penyakit lambung diatas, penyembuhannya
dilakukan dengan menetralkan asam lambung, mengurangi produksi asam
lambung, mengobati infeksi pada selaput lendir lambung, dan mengurangi
rasa sakit akibat iritasi selaput lendir atau kekejangan otot dinding
lambung. Obatnya adalah antasid, anti-histamin, antikolinergik, demulcent
(dapat mengurangi iritasi lokal pada tukak lambung, dan secara fisik
melindungi sel-sel di bawahnya terhadap kontak dengan iritan dari luar).
Khusus untuk sakit lambung karena infeksi bakteri H. Pylory
pengobatannya menggunakan antibiotika. Penyembuhan juga harus
memperbaiki pola makan yang baik misalnya penderita dianjurkan untuk
makan dalam jumlah sedikit tetapi sering.

2.1.3 Tanda-Tanda Maag


Tanda-tandanya penyakit maag adalah berasa tidak nyaman, sakit di
ulu hati, mual, muntah, kembung, cepat kenyang dan nafsu makan
berkurang. Pada kasus tertentu, ciri-cirinya di bagian perut hingga terasa
menusuk ke belakang, di malam hari, atau rasanya nyeri sempat datang dan
pergi, misalnya setelah makan sedikit, rasa nyeri hilang, tapi sebentar
kemudian kambuh lagi. Selain itu maag bisa juga menyebabkan luka di
kerongkongan, diiringi panas yang terasa membakar naik, mulut pahit dan
sering bersendawa. Sering muntah agak asam, suhu badan naik, muka
pucat, nafsu makan kurang, kalau sedang kosong perut terasa sakit, pedih,
dan sesak pada bagian atas, ulu hati sakit hingga kadang-kadang membuat
kita terbangun di tengah malam, buang hajat tidak teratur, terkadang
sembelit atau mencret. Ini disebabkan terlalu banyak mengonsumsi lemak
dan sedikit serat. Pola makan yang kurang baik ini bisa menyebabkan

9
adanya klep di kerongkongan dan menimbulkan rasa tidak nyaman jika
asam lambung naik ke kerongkongan. Penyakit maag ini timbul disebabkan
pola makan yang tidak teratur, stres dan bakteri helicobacter pylory. Stres
juga bisa memacu meningkatkan asam lambung. Sedangkan helicobacter
pylory akan menimbulkan gangguan di lambung dan usus 12 jari. Kuman
yang hanya tinggal di lambung ini berkembang akibat mengonsumsi
makanan dan minuman air yang tidak bersih. Pada keadaan parah, bisa
mengakibatkan pendarahan dan maag kronis. Penyaklit maag tidak segera
diobati bisa jadi tukak. Tukaknya adalah pendarahan pada lambung, kalau
terjadi pendarahan yang berat, dan tidak bisa teratasi penderita bisa
meninggal. Ada dua jenis kelainan maag, yakni dispepsia fungsional dan
organik. Dispepsia fungsionsal hanya ditandai oleh kelainan minimal,
seperti kemerahan pada alat pencernaan. Sedangkan kelainan organik lebih
parah yaitu berupa luka dalam usus jari 12 atau kerongkongan, juga disetai
polip. Tingkat keparahan penyakit maag pada seseorang tidak bisa
ditentukan hanya dengan mengamati gejalanya. karena setiap orang
memiliki sensitivitas dan psikis yang berbeda. Ada orang lambungnya
hanya kemerahan sedikit saja tetapi merasakan sakit yang luar biasa.
Sebaliknya ada yang tetap dapat bekerja dan menjalankan aktivitas seperti
biasa, padahal lambung sudah luka parah. Obat-obatan yang bisa
menyebabkan penyakit maag ini adalah obat-obatan organik dan jamu-
jamuan antara lain jamu pegal linu.

2.2 Pengaruh Akupuntur Terhadap Pengurangan Nyeri Lambung


Akupuntur merupakan salah satu pengobatan tradisional yang
menggunakan teknik tusukan pada titik-titik terentu ditubuh. Teknik akubuntur
pertama berkembang di China dengan menggunakan jarum batu dalam
penyembuhan penyakit. Bahan jarum yang digunakan dalam akupuntur terus
mengalami perubahan mulai dari bambu, tulang, dan perunggu (Yulianto, 2009).
Indikasi melakukan akupuntur (WHO, 1991 dalam Supriadi, 2014) :

10
1. Saluran pencernaan dan lambung dalam mengatasi berbagai
masalah fungsional seperti ekskresi asam lambung, nyeri kolik,
otot atau peradangan.
2. Saluran nafas dalam mengatasi kondisi alergi serta meningkatkan
daya tahan tubuh.
3. Mata, kelainan pada mata yang bersifat radang maupun
fungsional.
4. Mulut, dalam mengatasi rasa nyeri ketika selesai pencabutan gigi
atau peradangan kronis.
5. Saraf, otot, dan tulang yaitu masalah terait dengan kelemahan,
rasa nyeri, peradangan pada sendi, serta terjadinya kelumpuhan.

2.2.1 Teknik Akupuntur Untuk Mengurangi Nyeri Lambung


1. Mekanisme Lokal Akupunktur Analgesi Setelah dilakukan
penusukan jarum, akan terlihat area kemerahan pada kulit di
lokasi dan sekitar tusukan jarum. Hal ini disebabkan oleh reflek
aksonal yang merangsang pelepasan neuropeptida vasoaktif,
misalnya P substance (SP) dan calcitonin gene related peptides
(CGRP). Substansi ini dilepaskan akibat rangsangan pada serabut
saraf A dan C, yang akan diikuti oleh peningkatan perfusi di
lokasi sekitar jarum dan jaringan yang lebih dalam. Efek ini tetap
berlangsung meskipun jarum dicabut. Substansi tersebut juga
berfungsi menjadi mediator untuk terbentuknya faktor pemicu
pertumbuhan (growth promoting factor) yang mempercepat
proses penyembuhan. Pelepasan opioid endogen di perifer juga
akan menambah efek anti peradangan. Diperkirakan tusukan
jarum akupunktur menyebabkan trauma mikro, namun cukup
untuk menginisiasi mekanisme pelepasan opioid tersebut (Filshie,
2008).

11
2. Mekanisme Segmental Akupunktur Analgesi Adanya segmentasi
pada jaringan kulit, otot, viscera yang masing-masing dikenal
sebagai dermatom, miotom, dan viscerotom, memungkinkan
penggunaan akupunktur untuk menerapi organ viscera.
Memberikan rangsangan di titik akupunktur yang berada di
jaringan kulit dan otot dapat digunakan untuk menerapi organ
viscera. Caranya adalah dengan menusuk titik akupunktur yang
berada di segmen dermatom yang sama dengan segmen organ
viscera yang diterapi (Filshie, 2008).
Di daerah dada dan perut, dikenal adanya titik akupunktur yang
disebut titik Mu-Depan yang terkait dengan organ viscera.
Dengan memilih titik yang sama segmennya, maka bisa untuk
menterapi nyeri organ viscera yang persarafannya sama. Dasar
pemikirannya sama dengan fenomena ilmu kedokteran barat yang
disebut dengan proyeksi eksterna, di mana yang mengalami
gangguan adalah organ viscera, tetapi yang merasakan nyeri
adalah daerah kulit yang persarafannya berasal dari segmen
medulla spinalis yang sama. Fenomena proyeksi eksterna ini
sebenarnya adalah refleks viscerokutan, artinya yang mengalami
gangguan organ visceral tetapi yang merasakan daerah kutan
(kulit) yang sama segmennya. Pemahaman dalam Traditional
Chinese Medicine (TCM) adalah bila dapat terjadi refleks
viscerokutan atau proyeksi eksterna, seharusnya dapat juga terjadi
proyeksi interna atau reflek somatokutaneovisceral. Dari logika
tersebut sangat logis apabila memberikan perlakuan di kulit
(menusuk jarum) akan terjadi pengaruh pada organ viscera,
sehingga akupunktur dapat digunakan untuk menerapi organ
viscera yang bermasalah, dalam hal ini adalah organ Lambung.
Teknik ini disebut mekanisme segmental akupunktur analgesi,

12
yaitu merangsang titik akupunktur di kulit akan memberi
pengaruh terapi pada organ viscera yang sama segmennya.
3. Mekanisme General Akupunktur Analgesi Jalur akupunktur
analgesi sebenarnya mirip dengan jalur nyeri, artinya juga melalui
jalur transduksi, konduksi, dan transmisi dari medulla spinalis ke
supra spinal. Tetapi, pada akupunktur pada saat serabut sekunder
naik dari kornu posterior ke supra spinal, terdapat kolateral yaitu
masing-masing:
a. Di level medulla spinalis menuju substansia
gelatinosa sebagai serabut interneuron melepaskan
met-enkefalin, menghambat hantaran rangsang
noksius,
b. Di level batang otak, kolateral menuju ke
periakuaduktal kelabu dan menuju nukleus rafe
magnus, nukleus retikularis paragigantoselularis
dan menuju ke lokus seruleus. Yang ke nukleus
rafe magnus menuju lamina II medulla spinalis
melepaskan serotonin, yang ke nukleus retikularis
paragigantoselularis ke lamina II medulla spinalis
melepaskan noradrenalin, dan yang ke lokus
seruleus menuju ke lamina II medulla spinalis
melepaskan noradrenalin, di mana ketiganya
adalah neurotransmiter inhibitori,
c. Di level hipothalamus, kolateral ke sel
hipothalamus dan nukleus arkuatus yang keduanya
melepaskan β-endorfin yang langsung masuk
sirkulasi, beredar ke seluruh tubuh memberi efek
analgesi secara general (Filshie, 2008).

13
BAB III
KERANGKA KONSEP

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan antara


konsep satu terhadap konsep lainnya dari masalah yang akan diteliti (Setiadi,
2013). Adapun kerangka konsep penelitian dijabarkan seperti gambar 1.

Tanda-tanda
Zat yang dapat menginhibisi
1. Tidak Nyaman
sekresi asam lambung.
2. Sakit Di Ulu Hati
1. zat kimia (Histamin dan
3. Mual
Anti Inflamasi non steroid).
4. Muntah
2. Kerja berat, pikiran tegang,
5. Kembung
tidak tenang, atau kurang
6. Cepat Kenyang
tidur.
7. Nafsu Makan
3. Pola Makan buruk
Berkurang.
(terlambat makan,
kebiasaan minum obat Infeksi
yang bersifat asam saat lapisan sub
perut kosong, minum
minuman beralkohol, dan mukosa Nyeri
mengisap rokok lambung Lambung
berlebihan)

Akupresur

Keterangan: Skala Nyeri Bourbanis

: : Variable yang diteliti

: : Variable yang tidak diteliti

: : Terdapat hubungan

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian Pengaruh Akupuntur Terhadap Pengurangan


Nyeri Lambung

14
Penjelasan:

Penyakit pada lambung adalah zat yang dapat menginhibisi sekresi asam
lambung. Misalnya zat kimia Histamin dan Anti Inflamasi non steroid. Kerja berat,
pikiran tegang, tidak tenang, atau kurang tidur juga menyebabkan kadar asam
lambung yang tinggi. Sering terlambat makan, kebiasaan minum obat yang bersifat
asam saat perut kosong, minum minuman beralkohol, dan mengisap rokok
berlebihan. Hal ini menyebabkan infeksi dinding sub mukosa lambung ditandai
dengan perasaan tidak nyaman, sakit di ulu hati, mual, muntah, kembung, cepat
kenyang, dan nafsu makan berkurang. Tanda-tanda ini memicu infeksi yang lebih
parah yaitu nyeri lambung. Richard (2003) menyatakan bahwa nyeri lambung adalah
salah satu masalah kesehatan yang dapat ditangani dengan akupuntur. pasien ditanya
tentang tingkat nyerinya dengan menggunakan Skala Nyeri Bourbanis. Pasien
diterapi seminggu 3 kali dengan interval 2 hari sekali, setiap sesi terapi lamanya 30
menit. Setelah pasien melakukan terapi Akupunktur selama 12 kali, kemudian dilihat
perkembangan nyeri lambung tersebut dengan mengukur kembali tingkat nyerinya
menggunakan Skala Nyeri Bourbanis.

3.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah penjelasan semua variable dan istilah yang akan
digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudah
pembaca dalam mengartikan makna penelitian Menurut (Setiadi, 2013). Definisi
operasional dari variable penelitian ini terbuat dalam tabel 1.

Tabel 1
Definisi Operasional Penelitian Pengaruh Akupuntur Terhadap Pengurangan
Nyeri Lambung
No. Variabel Definisi Indikator Alat Ukur Skala
Operasional
1. Variabel Penusukan Tertancapnya - Nominal
Independent: jarum jarum

15
Terapi Akupunktur Akupunktur
Akupunktur pada titik pada titik PC
pada titik PC Akupunktur 6, ST 36, dan
6, ST 36, dan CV 12 sesuai
CV 12 dengan
prosedur
operasional
2. Variabel Peradangan 0 : tidak Skala Ordinal
Dependent: lambung yang nyeri 1-3 : Nyeri
Nyeri menyebabkan nyeri ringan Bourban
lambung nyeri di ulu 4-6 : nyeri is 0-10
hati atau perut sedang 7-9 :
kiri atas nyeri berat
terkontrol
10 : nyeri
berat tidak
terkontrol

16
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian


Desain Penelitian ini menggunakan desain pre-experimental dengan pretest-
postest, populasi penelitian adalah semua pasien nyeri lambung yang melakukan
terapi Akupunktur.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Puskesmas III Denpasar Utara. Penelitian
dilaksanakan pada tanggal 17 Juli sampai 16 September 2018.

4.3 Unit Analisis dan Responden Penelitian


4.3.1 Sample
Sampel yang dipilih untuk penelitian ini adalah pasien nyeri lambung yang
melakukan terapi Akupunktur sebanyak 30 pasien yang dipilih sesuai
kriteria.

4.3.2 Teknik sampling


Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling, yaitu pengambilan sampel dilakukan sesuai keinginan peneliti
yaitu penderita nyeri lambung yang melakukan terapi Akupunktur tapi
tidak mengkonsumsi obat kimia dan berusia antara 17 sampai dengan 60
tahun

4.3.3 Identifikasi Variabel


Variabel Independent: Terapi Akupunktur pada titik PC 6, ST 36, dan CV
12

Variabel Dependent: Intensitas nyeri lambung

17
DAFTAR PUSTAKA

Badrushshalih. 2010. Lansoprazole. http://ahmadalfikri.blogspot.com. diakses pada


tanggal 20 Juni 2018
Dharmojono. 2001. Menghayati Teori dan Praktek Akupunktur dan Moksibasi.
Jakarta: Trubus Agriwidya.
Hwie, E. 2009. Nyeri Lambung. Surabaya: INORMEC.
Farid. 2007. Penyembuhan Gastritis. tersedia di http://wartamedika.com. diakses 20
Juni 2018
Filshie, J. 2008. An Introduction to Western Medical Acupuncture. Philadelphia:
Churchill Livingstone Elsevier.
Hirlan. 2012. Gastritis, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke 5 Jilid 1. Jakarta:
Interna Publishing.
Rena. 2003. Sehat Dengan Akupunktur. Jakarta.
Richard, G. 2003. Written Testimony for Little Hoover Comission Public Hearing On
Acupuncture. Edisi Agustus. Halaman 6-8.
Setiadi. 2013. Konsep dan Praktik Penulisan Riset Keperawatan. Jakarta: Graha
Ilmu.

Sim, KJ. 2002. Dasar Teori Ilmu Akupunktur Identifikasi dan Klasifikasi Penyakit.
Jakarta: Grasindo.
Yin, G. 2000. Advanced Modern Chinese Modern Acupuncture Therapy. Beijing:
New World Press.

18

Anda mungkin juga menyukai