Modul 1
Modul 1
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Tidak hidroskopis
Tidak hidroskopis
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan
Sampel Anorganik BP-16
No Perlakuan Pengamatan
1. Identifikasi sampel
Pemeriksaan secara makro :
a. Padat
a. Wujud b. Sebuk halus
b. Rupa c. Putih
c. Warna d. Tidak berbau
d. Bau
2. Pengenalan sifat hidroskopis
Disimpan di kaca arloji, di diamkan Tidak hidroskopis
30 menit
3. Pengenalan Sifat Asam dan Basa
Ditetesi kertas lakmus dengan Lakmus merah berubah menjadi
sampel biru
4. Preparatif sampel
Sampel Anorganik BP-16 (+) HCl Sampel larut sempurna
2M
4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini, praktikan dituntut agar dapat memiliki
pengalaman dan pengenalan berdasarkan karakteristik atau pengelompokan
sifat sampel yang dianalisis. Sampel yang digunakan adalah sampel
anorganik BP-16 dan sampel organik BP-8
Pertama kedua sampel diamati wujud, rupa, warna dan bau. Saat
pengamatan bau jangan langsung mencium bau zat tersebut, sebaiknya
dikipas-dikipas menggunakan tangan. Kemudian diuji keasaman dan
kebasaan. Kedua sampel diuji dengan kertas lakmus. Pada sampel anorganik
BP-16 lakmus merah berubah menjadi lakmus biru yang berarti sampel
bersifat basa. Sedangkan pada sampel organik BP-8 lakmus merah tetap
merah dan lakmus biru tetap biru yang berarti sampel bersifat netral.
Selanjutnya dilakukan preparatif sampel dengan cara penambahan
pelarut. Untuk melarutkan sampel harus dipilih pelarut yang cocok yang
dapat melarutkan sampel secara sempurna. Pada percobaan ini pelarut yang
digunakan untuk sampel anorganik BP-16 adalah HCl 2M, karena HCl encer
ini mampu melarutkan sampel dengan sempurna dibanding pelarut lain. Dan
untuk sampel organik BP-8 pelarut yang digunakan adalah aseton, karena
aseton mampu melarutkan sampel dengan sempurna dibanding pelarut lain.
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA