Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 2(2) :117-124 (2014) ISSN : 2303-2960

SISTEM RESIRKULASI DENGAN MENGGUNAKAN FILTER YANG BERBEDA


TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus)

Mulyadi1), Usman Tang2) and Elda Sri Yani2)


1)
Lecturers of Fisheries and Marine Science Faculty Riau University
2)
Student of Fisheries and Marine Science Faculty Riau University

ABSTRACT

The research was conducted at Technology Aquaculture Laboratory, Fisheries and


Marine Science Faculty, University of Riau. The purpose of the research was to determine
the effect of water filter system that can improve water quality parameters in tilapia fish
aquaculture. The research method was experiment with three treatments and three
replications. Recirculation system using (P1) coral reef, graves, sand and fiber of palm tree,
where a thickness of each filter material was 3 cm. While the recirculation system using
aquaponic system (P2) using water spinach and P0 recirculation system using sponge.
Treatment of P1 gave the best results of water quality, temperature 25-29 ° C, pH 5-7, DO
4.1-5.3 mg/L, CO2 5.40- 8.90 mg/L, ammonia (NH3) from 0.10- 0.60 mg/L, the average
absolute growth rate of 4.50 g, the average length of 7.29 cm and survival rate 100 %.
Keywords : Resirculation system, water quality, tilapia

PENDAHULUAN

Usaha budi daya ikan semakin kontiniu ikan memproduksi limbah dari
hari semakin bertambah intensif, sejalan sisa hasil metabolisme yang secara
dengan kemajuan zaman dan teknologi. perlahan mencapai level yang beracun
Masyarakat semakin cenderung untuk (toksik) bagi ikan itu sendiri.
memanfaatkan lahan yang tersedia Ada beberapa cara atau metode
semaksimal mungkin, sehingga produksi yang telah umum dan berkembang di
per satuan luas semakin meningkat. masyarakat dalam meningkatkan kualitas
Keberhasilan suatu usaha budi daya air antara lain teknik penyaringan,
sangat erat kaitannya dengan kondisi pengendapan dan penyerapan. Bahan
lingkungan yang optimum untuk yang digunakan untuk meningkatkan
kelangsungan hidup dan pertumbuhan kualitas air tersebut juga beraneka ragam
ikan yang dipelihara. Sementara itu, seperti pasir, kerikil, arang batok, ijuk,
dalam suatu sistem tertutup secara bubur kapur, tawas, batu dan lain-lain,

117
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Mulyadi, et al. (2014)

Syafriadiman et al. (2005). Menurut kualitas. Suplai air yang cukup belum
Satyani (2001), ada beberapa cara untuk menjamin keberhasilan bila pengelolaan
memperbaiki kualitas air atau kualitas air selama pemeliharaan tidak
menghilangkan pengaruh buruk air kotor memadai. Apalagi saat ini sumber air
agar menjadi layak dan sehat untuk sebagai media hidup ikan sudah banyak
kehidupan ikan dalam budi daya yaitu : tercemar, sehingga ketersediaan air bersih
aerasi, sirkulasi air, penggunaan pemanas. sangat terbatas. Terjaminnya mutu air
Lasordo (1998) menyatakan bahwa sistem yang memenuhi syarat bagi kehidupan
sirkulasi (perputaran atau pergerakan) air dan pertumbuhan ikan nila selama
adalah sistem produksi yang pemeliharaan merupakan salah satu faktor
menggunakan air pada suatu tempat lebih keberhasilan dalam budi daya perikanan.
dari satu kali dengan adanya proses Untuk itu perlunya dilakukan penelitian
pengolahan limbah dan adanya perputaran ini.
air. Menurut Lesmana (2004) resirkulasi
(perputaran) air dalam pemeliharaan ikan METODE PENELITIAN
sangat berfungsi untuk membantu Penelitian ini dilakukan selama
keseimbangan biologis dalam air, 3 bulan di Laboratorium Teknologi
menjaga kestabilan suhu, membantu Budidaya Fakultas Perikanan dan Ilmu
distribusi oksigen serta menjaga Kelautan Universitas Riau. Ikan uji
akumulasi atau mengumpulkan hasil yang digunakan dalam penelitian ini
metabolit beracun sehingga kadar atau adalah benih ikan nila (Oreochromis
daya racun dapat ditekan. niloticus) yang berukuran 4-5 cm
Ikan nila (Oreochromis niloticus) sebanyak 200 ekor termasuk stok dengan
termasuk salah satu komodoti perikanan padat tebar 15 ekor/cm3. Pelet yang
yang berkembang dari waktu ke waktu digunakan yaitu pelet CP FF-999 yang
dan mempunyai nilai ekonomis yang diproduksi oleh PT. Charoen Pokphand
tinggi. Ikan nila memiliki sifat cepat dengan kandungan protein 38%. Substrat
tumbuh, mudah berkembang biak, filter yang digunakan adalah ; ijuk, spons,
mempunyai kemampuan beradaptasi yang kerikil, pasir dan tanaman air yang
tinggi, serta rasa daging yang enak. Air digunakan yaitu kangkung air (Ipomoea
sebagai media hidup ikan nila harus aquatic Forsk).
memenuhi persyaratan kuantitas dan

118
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Mulyadi, et al. (2014)

Wadah yang akan digunakan 𝜎i = Pengaruh perlakuan ke-i


dalam penelitian ini adalah toples plastik Σij = Kekeliruan terhadap unit
sebanyak 6 unit sebagai wadah filter. perlakuan ke-i berasal dari taraf
Wadah pemeliharaan digunakan akuarium ke-j
yang berukuran (60 x 40 x 40) cm3 i = Perlakuan (1, 2, 3)
sebanyak 9 unit dengan dilengkapi 9 j = 1, 2 dan 3 (ulangan)
pompa, ketinggian air 25 cm. Parameter yang diukur selama
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah suhu, pH, oksigen
penelitian ini adalah metode eksperimen terlarut (DO), karbondioksida bebas
dengan menggunakan Rancangan Acak (CO2) dan amoniak (NH3). Pengukuran
Lengkap (RAL) satu faktor dengan tiga suhu dilakukan setiap hari, sedangkan pH,
taraf perlakuan dan tiga ulangan untuk oksigen terlarut (DO), dan karbodioksida
memperkecil kekeliruan, sehingga bebas (CO2) dilakukan setiap 15 hari
diperlukan 9 unit percobaan. Perlakuan sekali, amoniak (NH3) di ukur sebanyak
yang digunakan pada penelitian ini adalah tiga kali, yaitu pada awal, tengah dan
sebagai berikut: akhir penelitian.
P0 = Sebagai kontrol sirkulasi Sebelum penelitian dilakukan,
menggunakan spons terlebih dahulu ikan diadaptasikan
P1 = Sirkulasi menggunakan batu terhadap lingkungan hidup selama 7 hari
karang, kerikil, pasir dan ijuk dan diberi pakan pelet CP FF-999. Pakan
P2 = Sirkulasi menggunakan sistem yang diberikan dengan frekuensi tiga kali
akuaponik sehari, pemberian pelet pada pukul 08.00
Penempatan masing-masing WIB, 13.00 WIB dan 17.00 WIB. Jumlah
perlakuan dilakukan secara acak pada pakan yang diberikan secara adlibitum
satuan-satuan percobaan. Model (sampai kenyang). Selanjutnya benih ikan
matematis yang digunakan dalam nila (Oreochromis niloticus) dimasukkan
penelitian ini menurut Sudjana (1991) ke dalam akuarium sebanyak 15 ekor/cm3,
sebagai berikut : seluruh pompa dihidupkan. Penimbangan
Yij = µ + 𝜎i + Σij bobot mutlak, pertumbuhan panjang
Dimana: mutlak dan tingkat kelulushidupan untuk
Yij = Variabel yang dianalisa mengetahui pertumbuhan ikan dilakukan
µ = Rata-rata sebenarnya pada awal penelitian dan akhir penelitian.

119
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Mulyadi, et al. (2014)

Respon yang diukur selama menggunakan analisis variansi (Sudjana,


penelitian ini adalah pertumbuhan bobot 1991). Data parameter kualitas air
mutlak menurut Huisman (1976), dimasukkan ke dalam tabel dan
pertumbuhan panjang mutlak dengan selanjutnya dianalisis secara deskriptif.
menggunakan rumus Roundsevell dan
Everhart (1962), dan tingkat HASIL DAN PEMBAHASAN
kelulushidupan (Effendie, 1986). Kualitas Air
Data rata-rata pertumbuhan bobot Hasil pengamatan terhadap suhu,
mutlak, pertumbuhan panjang mutlak dan pH, oksigen terlarut (DO), karbon
kelulushidupan yang diperoleh selama dioksida (CO2) dan amoniak (NH3)
penelitian disajikan dalam bentuk tabel. selama penelitian dapat dilihat pada Tabel
Kemudian dianalisis dengan 1 berikut ini :

Tabel 1. Rata-rata Kualitas Air Selama Penelitian

Perlakuan Baku Mutu


Parameter SNI (2009)
Satuan P0 P1 P2
0
Suhu C 25 – 29 25 – 29 25 – 29 25-32
pH - 5–7 5-7 5–7 6,5 – 8,5
DO mg/L 4,1 – 5,1 4,1 – 5,1 4,1 – 5,2 ≥3
CO2 mg/L 5,83 – 8,83 5,77 – 8,00 5,87 – 9,70 -
NH3 (Ammonia) mg/L 0,13 – 0,77 0,13 – 0,50 0,17 – 0,80 ≤ 0,02

Tabel 1 menunjukkan kisaran dengan Putra, Setyanto dan


suhu, pH dan DO selama penelitian pada Wahjuningrum (2011) yang
semua perlakuan relatif sama. Kisaran menggunakan filter zeolit, kijing taiwan
kandungan CO2 bebas tertinggi pada akhir dan selada yaitu berkisar antara 0,172 –
penelitian dijumpai pada perlakuan P2 1,50 mg/L. Secara keseluruhan kisaran
(9,70 mg/L) dan terendah dijumpai pada kualitas air masih dalam kisaran yang
perlakuan P1 (8,00 mg/L). Sedangkan baik untuk mendukung pertumbuhan ikan
kandungan Ammonia terendah pada akhir nila dan masih sesuai dengan SNI (2009)
penelitian dijumpai pada perlakuan P1 untuk produksi ikan nila (Oreochromis
(0,50 mg/L). Konsentrasi Ammonia pada niloticus) kelas pembesaran di kolam air
penelitian ini lebih rendah dibandingkan tenang.

120
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Mulyadi, et al. (2014)

Berdasarkan kandungan CO2 sebagai tempat tinggal bakteri pengurai


bebas dan Ammonia, perlakuan terbaik (biologi) dan batu karang berfungsi
pada penelitian ini dijumpai pada menyerap zat – zat yang berbahaya seperti
perlakuan P1 (Ijuk, kerikil, pasir dan batu ammonia (kimia).
karang). Hal ini karena pada P1 susunan
sistem filtrasi sudah ideal, karena sudah Pertumbuhan Bobot Mutlak
menggabungkan antara filtrasi fisika, Hasil pengukuran rata-rata bobot
kimia dan biologi. Menurut Anonimus ikan nila (Oreochromis niloticus) selama
(2013) filter yang terbaik adalah filter penelitian setiap masing-masing
dengan gabungan filter kimia, fisika dan perlakuan berkisar 29,10-459,00 g pada
biologi. Ijuk dan pasir berfungsi sebagai Tabel 2 berikut ini :
penyaring kotoran (fisika), batu dapat

Tabel 2. Pertumbuhan Bobot Mutlak Selama Penelitian


Perlakuan (g)
Ulangan
P0 P1 P2
1. 4,48 4,48 4,55
2. 4,53 4,47 4,49
3. 4,34 4,55 4,37
Rata-rata 4,45+0,09 4,50+0,04 4,47+0,12

Berdasarkan Tabel 2, hasil perbedaan yang nyata antar perlakuan.


pengamatan rata-rata pertumbuhan bobot Hal ini kemungkinan disebabkan
mutlak ikan nila selama penelitian terjadinya proses filterisasi yang optimal
masing-masing perlakuan yaitu pada P0 pada setiap perlakuan sehingga
(4,45 g), diikuti P1 (4,50 g) dan P2 (4,47 menghasilkan kualitas air yang bagus di
g). P1 memiliki pertumbuhan bobot dalam media pemeliharaan ikan nila dan
mutlak yang paling tinggi dibandingkan pemberian pakan dalam jumlah yang
P0 dan P2. Namun demikian, setelah sesuai dengan kebutuhan ikan.
dilakukan uji analisis (ANAVA) terhadap Pertumbuhan ikan terjadi karena
rata-rata pertumbuhan bobot mutlak tersedianya pakan dalam jumlah yang
didapatkan P (0,811) > 0,05, hal ini cukup, dimana pakan yang dikonsumsi
menunjukkan bahwa pertumbuhan bobot lebih besar dari kebutuhan pokok untuk
mutlak ikan nila tidak menunjukkan kelangsungan hidup menurut Huet (1986).

121
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Mulyadi, et al. (2014)

Penambahan bobot tubuh ikan juga kandungan zat-zat hara dalam perairan.
menunjukkan bahwa kandungan energi Selanjutnya Effendie (1971) menyatakan
dalam pakan yang dikomsumsi ikan bahwa pertumbuhan individu dapat terjadi
melebihi kebutuhan energi untuk apabila ada kelebihan energi dan protein
pemeliharaan dan aktivitas tubuh lainnya yang berasal dari makanan, yang telah
(Lovell, 1988). Selain pakan yang digunakan oleh tubuh untuk metabolisme
mencukupi kualitas air di dalam media dasar, pergerakan, perawatan bagian
pemeliharaan juga sangat mendukung tubuh dan mengganti sel-sel yang rusak.
untuk pertumbuhan ikan nila. Kualitas air Panjang Mutlak Ikan
yang buruk dapat membuat ikan stress Hasil pengamatan panjang ikan
yang mengakibatkan nafsu makan ikan nila (Oreochromis niloticus) selama
berkurang dan terganggunya sistem penelitian setiap masing-masing
metabolisme. Menurut Effendi (1979), perlakuan berkisar antara 4,00-12,22 cm.
laju pertumbuhan dapat dipengaruhi oleh Untuk mengetahui lebih jelas panjang
makanan, suhu, umur ikan serta mutlak dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Panjang Mutlak Selama Penelitian


Ulangan Perlakuan (cm)
P0 P1 P2
1. 5,39 7,11 4,39
2. 6,05 6,87 5,52
3. 4,47 7,91 7,52
Rata-rata 5,30+0,79 7,29+0,54 5,81+1,58

Berdasarkan Tabel 3, hasil bahwa rata-rata panjang mutlak tidak


pengukuran rata-rata panjang mutlak ikan menunjukkan perbedaan yang nyata antar
nila selama penelitian masing-masing perlakuan. Menurut Weatherley dalam
perlakuan yaitu pada P0 (5,30 cm), diikuti Hartanto (1996), pertumbuhan merupakan
P1 (7,29 cm) dan P2 5,81 cm. P1 memiliki perubahan ukuran ikan baik dalam berat,
rata-rata panjang mutlak tertinggi panjang maupun volume selama periode
dibandingkan P0 dan P2. Setelah waktu tertentu yang disebabkan oleh
dilakukan uji analisis (ANAVA) terhadap perubahan jaringan akibat pembelahan sel
rata-rata panjang mutlak didapatkan P otot dan tulang yang merupakan bagian
(0,138) > 0,05, dan ini menunjukkan

122
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Mulyadi, et al. (2014)

terbesar dari tubuh ikan sehingga dan P2 (93,33 %). P1 memiliki persentase
menyebabkan penambahan bobot ikan. tertinggi dibandingkan P0 dan P2. Setelah
dilakukan uji analisis (ANAVA) terhadap
Kelulushidupan rata-rata kelulushidupan didapatkan P
Kelulushidupan ikan nila (0,004) > 0,05, hal ini menunjukkan
(Oreochromis niloticus) selama penelitian bahwa rata-rata perlakuan pada P0, P1 dan
pada setiap perlakuan berkisar antara 12- P2 menunjukkan perbedaan yang nyata
15 ekor. Berdasarkan Tabel 4, persentase antar perlakuan. Untuk mengetahui lebih
kelulushidupan ikan nila selama jelasnya persentase kelulushidupan dapat
penelitian masing-masing perlakuan yaitu, dilihat pada Tabel 4 berikut ini :
pada P0 (88,89%), diikuti P1 (100,00%)
Tabel 4. Persentase Kelulushidupan Selama Penelitian
Ulangan Perlakuan (%)
P0 P1 P2
1. 86,67 100,00 80,00
2. 93,33 100,00 100,00
3. 86,67 100,00 100,00
Rata-rata 88,89+3,84b 100,00+0,00a 93,33+0,00a

Persentase kelulushidupan adalah pemeliharaan yang sangat berpengaruh


perbandingan jumlah ikan uji yang hidup bagi kehidupan ikan nila, selain kualitas
pada akhir penelitian dengan ikan awal air ada faktor lain yang menunjang
penelitian pada satu periode dalam satu kelulushidupan seperti pemberian pakan
populasi selama penelitian. Hal ini yang cukup. Ikan nila termasuk ikan yang
disebabkan bahwa pada P1 terjadinya mudah beradaptasi dengan lingkungan.
proses filterisasi yang optimal sehingga Weartherley (1972) menyatakan bahwa
menghasilkan kualitas air yang bagus di kematian ikan dapat terjadi disebabkan
dalam media pemeliharaan ikan nila. oleh predator, parasit, penyakit, populasi,
Tingginya persentase kelulushidupan keadaan lingkungan yang tidak cocok
selama penelitian karena adanya pengaruh serta fisik yang disebabkan oleh
sistem resirkulasi dengan filter yang penanganan manusia. Menurut Effendi
berbeda terhadap kelulushidupan ikan (1979), faktor yang mempengaruhi tinggi
nila. Sistem resirkulasi dapat rendahnya kelangsungan hidup adalah
memperbaiki kualitas air di dalam media faktor abiotik dan biotik, antara lain:

123
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Mulyadi, et al. (2014)

kompetitor, kepadatan populasi, umur dan Huisman, E. A. 1976. Food Conversionn


Efficiencies at Maintenance and
kemampuan organisme beradaptasi
Production Level for Carp, Cyprinus
dengan lingkungan. carpio L and Rainbow trout Salmon
gairrnei R. Aquaculture, 9 : 259-
273.
KESIMPULAN Lasordo, M., 1998. Resirculating
Aquaculture Production System:
Dari hasil penelitian yang telah The Status and Future. Aquaculture
dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada Magazine. 24 (1): 38-45.

pengaruh sistem resirkulasi terhadap Lesmana, D. S. 2004. Kualitas Air Untuk


Ikan Hias Air Tawar. Penebar
pertumbuhan dan kelangsungan hidup Swadaya. Jakarta. 88 Halaman.
ikan nila (Oreochromis niloticus). Lovell, R. T. 1988. Nutrition and Feeding
Perlakuan dengan menggunakan filter of Fish. Van Nostrand Reinhold.
New York. 269 p.
(batu karang, kerikil, pasir dan ijuk) pada
Putra, I., D. Dj. Setyanto dan D.
pemeliharaan ikan nila merupakan Wahjuningrum. 2011. Pertumbuhan
dan Kelangsungan Hidup Ikan Nila
perlakuan terbaik. Perlakuan P1
(Oreochromis niloticus) dalam
memberikan hasil terhadap kualitas air Sistem Resirkulasi. Jurnal Perikanan
dan Kelautan. 16 (1) : 56-63.
yaitu, suhu 25-29 oC, pH 5-7, DO 4,1-5,3
Rounsevell. G. A. dan W. H.
mg/L, CO2 bebas 5,40-8,90 mg/L,
EVERHART. 1962. Fishery
amoniak (NH3) 0,10-0,60 mg/L, rata-rata Science. It’s Method and Aplication.
Jhon wiley and sons Inc, Newyork.
pertumbuhan bobot mutlak 4,50 g, rata-
232 pp.
rata panjang mutlak 7,29 cm dan Satyani, D. 2001. Kualitas Air Untuk Ikan
kelulushidupan 100,00 %. Hias Air Tawar. Penebar Swadaya.
Jakarta. 520 Halaman.
Standar Nasional Indonesia. 2009.
DAFTAR PUSTAKA Produksi Ikan Nila (Oreochromis
niloticus Bleeker) Kelas Pembesaran
Effendie, M. I. 1979. Metode Biologi di Kolam Air Tenang.
Perikanan. Yayasan Dwi Sri. http://defishery.files.
Bogor. 112 hal. Wordpress.com/2009/11/9290 sni-
pembesaran-nila.pdf. diakses
Effendie, M. I. 2004. Pengantar tanggal 12 Februari 2011.
Akuakultur. Penebar Swadaya.
Jakarta. 188 Halaman. Sudjana, 1991. Desain dan Analisis
Eksperimen. Edisi II. Tarsito.
Huet, M., 1986. Text Book of Fish Bandung. 412 Halaman.
Culture. Breeding and Cultivation
of Fish 2nd Ed.

124

Anda mungkin juga menyukai