BAB VII
Analisis Perubahan Pendapatan
A. Tujuan Instruksional :
1. Umum : Mahasiswa dapat menganlisis berdasarkan perubahan-
perubahan pendapatan
2. Khusus :
- Mahasiswa mengetahui kegunaan analisis perubahan penghasilan dan biaya.
- Mahasiswa bisa menyusun laporan perubahan laba bruto dan analisis dari
laporan tersebut
- Mahasiswa dapat menghitung dan menganalisis berdasarkan konsep
operationg ratio
- Mahasiswa mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi laba perusahaan
Analisis pos-pos laporan laba rugi yang terperinci sangat penting karena
keberhasilan perusahaan dalam jangka panjang akan tergantung pada realisasi
keuntungan. Analisis pos-pos laporan laba rugi untuk satu periode saja akan kurang berarti
karena trend dari penghasilan, harga pokok penjualan, dan biaya tidak dapat ditentukan.
Dari perbandingan pos-pos penting seperti total penjualan, harga pokok penjualan, laba
bruto, biaya usaha, laba usaha, dan laba bersih selama dua periode atau lebih akan
diperoleh gambaran tentang perubahanya. Apakah perubahan tersebut menguntungkan
atau merugikan, faktor-faktor yang menyebabkan adanya perubahan itu, memerlukan
analisis lebih lanjut.
Apabila volume penjualan dicapai dengan biaya-biaya usaha yang bertambah besar, ini
akan mengurangi laba usaha, dan akibatnya mungkin tidak diperoleh laba yang cukup untuk
membayar beban bunga dan deviden (bagian keuntungan bagi pemegang saham).
Kenaikan dalam volume penjualan belum tentu menguntungkan bagi perusahaan apabila
kenaikan volume penjualan itu diikuti kenaikan biaya-biaya usaha yang cukup besar.
Analisis perubahan akan mencakup studi tentang perubahan penjualan, perubahan laba
bruto, dan perubahan laba bersih. Juga penting dipelajari adanya perubahan tingkat harga
selama jangka waktu yang diamati. Dalam menganalisis penjualan, juga perlu di analisis
adanya retur dan diskon penjualan yang harus dikurangi dari penjualan bruto.
Analisis Perubahan Laba Kotor, adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari mengetahui
sebab-sebab perubahan tersebut, baik perubahan yang menguntungkan (kenaikan) maupun
perubahan yang tidak menguntungkan (penurunan), sehingga akan dapat diambil
kesimpulan dan atau diambil tindakan seperlunya untuk periode-periode berikutnya
Pada dasarnya perubahan laba kotor itu disebabkan oleh dua faktor, yaitu
1. faktor penjualan dan
2. faktor harga pokok penjualan.
Tetapi hal ini kurang berarti karena dari laporan-laporan tersebut tidak dapat diperoleh
informasi atau data yang jelas tanpa mengadakan analisa lebih lanjut, misalnya informasi
tentang :
1. Apa sebabnya penjualan berubah (naik atau turun)?
Berapa perubahan penjualan tersebut yang disebabkan oleh perubahan kuantitas
atau satuan barang yang dijual?
Berapa perubahan penjualan tersebut yang disebabkan oleh perubahan harga jual
produk tersebut?
2. Apa sebabnya Harga Pokok Penjualan mengalami perubahan (naik atau turun)?
Berapa perubahan Harga Pokok Penjualan yang disebabkan oleh berubahnya
kuantitas. atau satuan barang yang dijual?
Berapa perubahan Harga Pokok Penjualan yang disebabkan berubahnya biaya atau
Harga Pokok per satuan (unit cost)?
Hj1 = harga jual per satuan produk yang dibudgetkan atau tahun
sebelumnya.
K2 = kuantitas atau volume produk yang sesungguhnya dijual tahun ini.
Apabila (Hj2 – Hj1) menunjukkan/menghasilkan angka positif berarti ada kenaikan harga
yang berarti menunjukkan keadaan yang menguntungkan, sebaliknya bila negatip berarti
ada penurunan harga jual. dan menunjukkan keadaan yang merugikan.
b. Perubahan kuantitas produk yang dijual (Sales Volume Variance), yaitu adanya
perbedaan antara kuantitas produk yang direncanakan/tahun sebelumnya dengan kuantitas
produk yang sesungguhnya dijual (direalisir).
Perubahan laba kotor yang disebabkan oleh perubahan kuantitas/ volume produk
yang dijual dapat ditentukan dengan rumus :
(kuantitas penjualan yang sesungguhnya - kuantitas penjualan yang dibudgetkan atau tahun
sebelumnya) X harga jual yang dibudgetkan.
atau :
(K2 – K1) Hj1
K2 = kuantitas penjualan yang sesungguhnya direalisir tahun ini.
K1 = kuantitas penjualan yang dibudgetkan atau tahun sebelumnya.
Hj1 = Harga jual per satuan produk yang dibudgetkan atau tahun
sebelumnya
sebagai standard.
Bila (K2 – K1) menghasilkan angka positip menunjukkan bahwa kuantitas produk yang
sesungguhnya dijual lebih besar daripada yang direncanakan, hal ini menunjukkan keadaan
yang menguntungkan atau bagian penjualan bekerja lebih baik; sebaliknya bila
menghasilkan angka negatip berarti penjualan turun dan menunjukkan keadaan yang
merugikan.
c. Perubahan harga pokok penjualan per satuan produk (Cost Price Variance), yaitu
adanya perbedaan antara harga pokok penjualan per satuan produk (Unit Cost) menurut
budget/tahun sebelumnya dengan harga pokok yang sesungguhnya.
Untuk menentukan besamya perubahan laba kotor yang disebabkan adanya perubahan
harga pokok penjualan per satuan produk dapat ditentukan dengan rumus :
MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
(Harga pokok penjualan yang sesungguhnya - harga pokok penjualan yang dibudgetkan
atau tahun sebelumnya) X kuantitas produk yang dijual. Sesungguhnya.
atau
(HPP2 – HPP1) K2
HPP2 = harga pokok penjualan yang sesungguhnya.
HPP1 = harga pokok penjualan menurut budget/tahun sebelumnya.
K2 = kuanititas pioduk yang sesungguhnya dijual.
Apabila (HPP2 – HPP1) menghasilkan angka positip berarti HPP mengalami kenaikan,
kenaikan dalam sektor biaya menunjukkan keadaan yang merugikan, sebaliknya bila
hasilnya negatip berarti biaya mengalami penurunan yang berarti pula menunjukkan
keadaan yang menguntungkan.
d. Perubahan kuantitas harga pokok penjualan (Cost Volume Variance) yaitu adanya
perubahan harga pokok penjualan karena adanya perubahan kuantitas/volume yang dijual
atau yang diproduksi.
Rumus untuk menentukan besarnya perubahan laba bruto karena perubahan kuantitas
harga pokok penjualan adalah :
(Kuantitas yang sesungguhnya - kuantitas menurut (budget atau
tahun sebelumnya) X harga pokok menurut budget atau tahun
sebelunnya.
Apabila (K2 – K1) menghasilkan angka positip berarti kuantitas yang dijual/diproduksi
bertambah (mengalami kenaikan), apabila kuantitas bertambah maka harga pokok
penjualan akan mengalami kenaikan pula dan bertambahnya harga pokok penjualan
menunjukkan keadaan yang tidak menguntungkan (merugikan). Sebaliknya bila hasilnya
negatip berarti ada penurunan biaya dan menunjukkan keadaan yang menguntungkan.
Terlampir contoh penerapan perihitungan tersebut.
MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Langkah 1
Menghitung perubahan laba kotor yang disebabkan oleh faktor penjualan (faktor Kuantitas
penjualan maupun faktor harga jual).
a. Penjualan 2009 Rp 253.000,-
Unit penjualan 2009 x harga jual 2008 Rp 230.000,-
Kenaikan laba kotor karena perubahan
Harga jual Rp 23.000,- (Laba)
Perubahan laba kotor yang disebabkan adanya perubahan harga jual dapat ditentukan
dengan menggunakan rumusnya, yaitu:
(Hj2 – Hj1) K2
(Rp 220,- - Rp 200,-) 1.150 = Rp 23.000,-
atau :
(K2 – K1) Hj1
(1.150 - 1.000) Rp 200,- = Rp 30.000,-
MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Langkah 2
Menghitung perubahan laba kotor yang disebabkan oleh adanya perubahan harga pokok
penjualan per satuan produk maupun Kuantitasnya.
atau :
(HPP2 – HPP1) K2
(Rp 157,50 - Rp 150,-) 1.150 = Rp 8.625,-
Atau menghitung perubahan laba kotor dengan Perubahan kuantitas harga pokok penjualan
(Cost Volume Variance)
Rumus untuk menentukan besarnya perubahan laba bruto karena perubahan kuantitas
harga pokok penjualan adalah :
(Kuantitas yang sesungguhnya - kuantitas menurut (budget atau tahun sebelumnya) X harga
pokok menurut budget atau tahun sebelunnya.
PT INDIRASARI
Laporan Perubahan Laba Kotor
Untuk tahun 2009 dengan 2008
PT. INDIRA
Laporan Rugi - Laba
Tahun 1979
Laporan
1
Barang Unit Penjualan HPP Gross Profit
Harga Jumlah per unit Jumlah Per Unit Jumlah
HPP rata-rata dapat di cari dengan cara membagi total HPP dengan total kuantitas produk
dijual.
Dari data diatas kita dapatkan data berikut :
k1 10500.00
k2 10400.00
hj1 1352.38
hj2 1363.46
hpp1 1102.38
hpp2 1170.67
Setelah data kita peroleh, kita tinggal memasukan kedalam rumus sebagai berikut :
a b c d a+b-c-d
(Hj2 – Hj1) K2 (K2 – K1) Hj1 (HPP2 – HPP1) K2 (K2 – K1) HPP1 Total
Namun perhitungan ini memiliki kelemahan, dimana kita tidak dapat menentukan produk-
produk mana saja yang merugikan dan yang menguntungkan.
Berdasarkan perhitungan pertama kita dapat membuat laporan analisa perubahan laba kotor
sebagai berikut :
PT INDIRASARI
Laporan Perubahan Laba Kotor
Untuk tahun 1978 & 1979
Berdasarkan laporan diatas, buatlah analisanya? Bagaimana kinerja bagian marketing dan
produksi diperusahaan Indira di tahun 1978 dan 1979?
MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
3. Operating ratio
Operating ratio merupakan rasio antara biaya usaha keseluruhan (harga pokok penjualan
ditambah dengan biaya usaha) dengan penjualan neto. Rumusnya Operating Ratio sebagai
berikut :
Operating ratio yang tinggi adalah tidak menguntungkan karena berarti proporsi laba usaha
akan rendah yang mungkin tidak cukup untuk menutup beban bunga, deviden, dan beban
lainnya. Kita ketahui bahwa dalam laporan laba rugi masih terdapat pos pos penghasilan
lain-lain (other revenue), biaya lain-lain, laba rugi insindentil, dan pajak perseroan (income
taxes). Pos-pos ini pun harus dianalisis lebih lanjut dalan rangka menganalisis laba bersih
(net income).
Dalam menganalisis Operating ratio dan of operating income to net sales, harus diamati
perubahannya dari tahun ke tahun atau antara perusahaan yang satu dengan perusahaan
yang lain (industri), terutama kebijaksanaan yang menyangkut biaya-biaya seperti biaya
penyusutan, amortisasi, kerugian karena piutang tidak kembali, biaya pemeliharaan, biaya
perbaikan, sewa, riyalti, manajement fee, dan lain-lain.
Adapun banyak faktor yang mempengaruhi perubahan laba bersih (net income). Faktor-
faktor tersebut, yaitu sebagai berikut:
1. Naik turunnya jumlah unit yang dijual dan harga jual perunit.
2. Naik turunnya harga pokok penjualan. Perubahan harga pokok penjualan ini dipengaruhi
oleh
jumlah unit yang dibeli atau di produksi atau dijual dan harga pembelian per unit atau
harga
pokok per unit.
3. Naik turunnya biaya usaha yang di pengaruhi oleh jumlah unit yang dijual, variasi jumlah
unit
yang dijual, variasi dalam tingkat harga dan efisiensi operasi perusahaan.
4. Naik turunnya pos penghasilan atau biaya non operasional yang dipengaruhi oleh variasi
jumlah unit yang dijual, variasi dalam tingkat harga dan perubahaan kebijaksanaan dalam
pemberian atau penerimaan discount.
MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
5. Naik turunnya pajak perseroan yang dipengaruhi oleh besar kecilnya laba yang diperoleh
atau tinggi rendahnya tarif pajak.
6. Adanya perubahan dalam metode akuntansi.
E. Evaluasi :
Buatlah Analisis Perubahan Laba Kotor atas data PT. X Berikut, dan
berikanlah analisanya, apakah kondisi Perusahaan semakin baik atau
sebaliknya, serta jelaskan alasannya.
Keterangan 2011 2012 Selisih
Buatlah Analisis Perubahan Laba Kotor atas data PT. ABC Berikut, dan berikanlah
analisanya,
apakah kondisi Perusahaan semakin baik atau sebaliknya, serta jelaskan alasannya.
MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Buatlah Analisis Perubahan Laba Kotor atas data PT. XYZ Berikut, dan berikanlah
analisanya,apakah kondisi Perusahaan semakin baik atau sebaliknya, serta jelaskan
alasannya.
Dari hasil analisa dan laporan perubahan laba kotor yang anda buat, jelaskan produk mana
yang perlu di pertahankan dan produk mana yang perlu dikurangi produksinya, mengapa?
Bagaimana dengan kinerja bagian penjualan, bagian produksi dan bagian lainya di
perusahaan tersebut.
MODUL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN