Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SENAM

HIPERTENSI DI WISMA PALUPI RUMAH PELAYANAN SOSIAL


LANJUT USIA WENING WARDOYO UNGARAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Gerontik

Disusun Oleh :

1. Fatmala Eva Noviyanti


2. Wiji Wijayanti
3. Lailatul Maghfiroh
4. M. Maulana Idrus

PRODI PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
TAHUN 2018/2019
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk sosial, yang terus menerus membutuhkan adanya orang lain
di sekitarnya. Salah satu kebutuhan manusia untuk melakukan interaksi dengan sesama
manusia. Interaksi ini dilakukan tidak selamanya memberikan hasil yang sesuai dengan
apa yang diharapkan oleh individu, sehingga mungkin terjadi suatu gangguan terhadap
kemampuan individu untuk interaksi dengan orang lain (Azizah, 2010).
Kelompok adalah kumpulan individu yang memilih hubungan satu dengan yang lain.
Anggota kelompok mungkin datang dari berbagai latar belakang yang harus ditangani
sesuai dengan keadaannya, seperti agresif, takut, kebencian, kompetitif, kesamaan
ketidaksamaan, kesukaan dan menarik diri (Stuart dan Laraia, 2006). Terapi kelompok
adalah suatu psikoterapi yang dilakukan oleh sekelompok penderita bersama-sama dengan
jalan diskusi satu sama lain yang dipimpin, diarahkan oleh terapis/petugas kesehatan yang
telah dilatih (Keliat, 2009).
Masa lansia bukan hanya dihadapkan pada permasalahan kesehatan jasmaniah saja,
tapi juga permasalahan gangguan mental dalam menghadapi usia senja. Sejalan dengan
semakin baiknya status kesehatan masyarakat, usia harapan hidup masyarakat Indonesia
juga semakin tinggi, sehingga mengakibatkan jumlah lansia juga semakin bertambah.
Saat ini, jumlah lansia yang ada di Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik
mencapai 18,7 juta orang (8,5%) dari jumlah penduduk Indonesia. Jumlah ini akan
menjadikan Indonesia menempati urutan ke-4 terbanyak negara berpopulasi lansia setelah
Cina, India dan Amerika. Berdasarkan Survei Kesehatan Depkes RI, menyatakan,
gangguan mental pada usia 55-64 tahun mencapai 7,9%, sedangkan yang berusia di atas
65 tahun 12,3%. Angka ini diperkirakan akan semakin meningkat pada tahun-tahun
berikutnya. Karenanya pengenalan masalah mental sejak dini merupakan hal yang penting,
sehingga beberapa gangguan masalah mental pada lansia dapat dicegah, dihilangkan atau
dipulihkan.
Jika tidak didiagnosis dan diobati tepat waktu kondisi tersebut dapat mengalami
perburukan dan membutuhkan penanganan yang kompleks. Kepandaian menyiasati dapat
menjadikan masa tua yang menyenangkan, produktif dan energik tanpa harus merasa tua
dan tidak berdaya. Dari hasil observasi di wisma palupi selama 3 hari lansia yang berada
di wisma palupi rata-rata tekanan darah tinggi. Dari 6 lansia 4 di antaranya mengalami
peningkatan tekanan darah tinggi yaitu di atas 170/100 mmHg
B. Topik
Senam hipertensi
C. Tujuan :
1. Tujuan umum
Klien mampu mengontrol tekanan darah dan tekanan darah pasien stabil
2. Tujuan khusus
a. Klien dapat menjelaskan cara untuk mengatasi tekanan darah
b. Klien dapat memahami manfaat senam hipertensi
c. Klien dapat memperagakan senam hipertensi
D. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang
E. Persiapan
1. Analisa situasi meliputi : waktu pelaksanaan, jumlah perawat, pembagian tugas
perawat, alat bantu yang dipakai dan persiapan ruangan.
2. Persiapan alat yang biasa digunakan antara lain :
Bolpoint, buku, laptop, video senam hipertensi
3. Persiapan tempat dan waktu
 Tempat : ruang tamu wisma palupi
 Hari/tanggal : jum’at, 30 Januari 2019
 Waktu : 08.00-09.00 WIB
 Jumlah peserta : 6 orang
4. Proses Persiapan klien
a. Membuat kontrak dengan klien sesuai dengan indikasi
b. Mempersiapakan alat dan tempat ( Peserta duduk melingkar )
F. Setting Posisi TAK Stimulasi Persepsi
L

K K
O F
K K

K K

Co

Posisi Klien saling berhadapan


Keterangan :
1) L : Leader
2) Co : Wakil Leader
3) K : Klien
4) F : Fasilitator
5) O : Observer

G. Uraian Tugas Perawat (Terapis) :


a. Leader (M. Maulana Idrus)
Uraian tugas :
1) Mengkoordinasi seluruh kegiatan
2) Memimpin jalannya terapi kelompok
3) Memimpin diskusi
b. Co Leader (Lailatul Magfiroh)
Uraian tugas :
1) Membantu leader mengkordinasi semua kegiatan
2) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang.
3) Membantu memimpin jalannya kegiatan.
4) Menggantikan leader jika ada berhalangan.
c. Observer (Wiji Wijayanti)
Uraian tugas :
1. Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya acara.
2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok dengan
evaluasi kelompok.
d. Fasilitator (Fatmala Eva Noviyanti)
Uraian tugas :
1. Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.
2. Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah kegiatan.
3. Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan.
4. Membimbing kelompok selama permainan diskusi.
5. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.
6. Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah.
H. Program Antisipasi Masalah
Suatu intervensi keperawatan yang dilakukan dalam mengantisipasi keadaan yang
bersifat darurat atau emergensi yang dapat mempengaruhi proses pelaksanaan kegiatan
terapi aktivitas kelompok
I. Kegiatan
a. Tahap Orientasi
1) Mengucapkan salam terapeutik
a. Salam dari terapis kepada klien
b. Klien dan terapis pakai papan nama
2) Evaluasi/validasi
a. Terapis menanyakan perasaan klien hari ini
b. Terapis menanyakan pengalaman mengontrol tekanan darah
3) Kontrak
a. Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu senam hipertensi
b. Menjelaskan aturan TAK
 Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
pada terapis
 Lama kegiatan 45 menit
 Setiap kali mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai .
b. Tahap Kerja
1) Terapis meminta klien menceritakan apa yang dilakukan saat tekanan darah
tinggi, tanya satu persatu ke lansia.
2) Berikan pujian setiap klien selesai bercerita
3) Terapis menjelaskan cara mengatasi tekanan darah tinggi dengan senam
hipertensi
4) Terapis memperagakan cara senam hipertensi
5) Terapi meminta masing-masing klien meperagakan cara senam hipertensi
dimulai dari klien di sebelah kiri terapis berurutan searah jarum jam sampai
semua peserta mendapat giliran
6) Berikan pujian atas kemampuan klien dalam melakukan senam hipertensi
7) Menyimpulkan manfaat senam hipertensi yang dilakukan
c. Tahap Terminasi
1. Evaluasi
a) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai mengikuti TAK
b) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2. Tindak Lanjut
a) Terapis menganjurkan klien untuk menerapkan senam hipertensi
b) Memasukkan kegiatan senam hipertensi dalam jadwal kegiatan
3. Kontrak yang akan datang
a) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya
J. Penilaian Kegiatan TAK Senam Hipertensi
1. Klien dapat menjelaskan cara yang selama ini dilakukan untuk mengatasi tekanan
darah tinggi.
2. Klien dapat memahami cara senam hipertensi
3. Klien dapat memperagakan cara senam hipertensi
4. Klien mampu mengikuti kegiatan sampai akhir

NO Nama Klien
Aspek yang dinilai

1 Klien dapat menjelaskan cara yang


selama ini dilakukan untuk mengatasi
tekanan darah

2 Klien dapat memahami cara senam


hipertensi

3 Klien dapat memperagakan cara


senam hipertensi

4 Mengikuti kegiatan sampai akhir

Nilai Akhir : (jumlah nilai : 12) X 100 %

Petunjuk :
1 : Tidak dilakukan
2 : Kurang dilakukan
3 : Dilakukan
DAFTAR PUSTAKA

Martono, Hadi dan Kris Pranarka, 2009. Buku Ajar Boedhi Darmojo. Geriatri (Ilmu
Kesehatan Usia Lanjut) Edisi ke 4. Jakarta : FKUI.
Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori dan Praktek Dalam
Keperawatan Jilid 1. Jakarta : Salemba Medika.
Penilaian Kegiatan TAK Senam Hipertensi

NO Nama Klien
Aspek yang dinilai

1 Klien dapat menjelaskan cara yang


selama ini dilakukan untuk mengatasi
tekanan darah

2 Klien dapat memahami cara senam


hipertensi

3 Klien dapat memperagakan cara


senam hipertensi

4 Mengikuti kegiatan sampai akhir

Nilai Akhir : (jumlah nilai : 12) X 100 %

Petunjuk :
1 : Tidak dilakukan
2 : Kurang dilakukan
3 : Dilakukan

Evaluasi :

Anda mungkin juga menyukai