Anda di halaman 1dari 7

PENGETAHUAN DAN PERSEPSI PERAWAT

TENTANG TRIAGE DI UNIT GAWAT DARURAT


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
Natarianto, Reditya1*, Agustina, Dwi Martha2, Nursery, Septi Machelia C3
1
Mahasiswa STIKES Suaka Insan Banjarmasin,
2,3Staff Pendidikan STIKES Suaka Insan Banjarmasin

*email : redityanatarianto23@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang: UGD merupakan layanan yang disediakan untuk melayani pasien
gawat darurat dengan penanganan yang cepat dan sesuai standart. Standart utama
yang perlu dipahami oleh perawat dalam pemberi pelayanan di UGD yaitu terkait
Triage. Sehingga keterampilan perawat dalam menerapkan konsep Triage
sangatlah diperlukan. keterampilan seorang perawat dalam menerapkan triage
dipengaruhi oleh pengetahuan dan juga persepsi.
Metode : Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian Kuantitatif
sengan rancangan penelitian Deskriptif. Sampel pada penelitian ini berjumlah 30
perawat yang bekerja di IGD yang dipilih dengan teknik pusposive sampling
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi dari peneliti. 30 responden ini akan
diberikan kuisioner pengetahuan triage dan kusioner terkait persepsi tentang triage
yang hasilnya akan dianalisa dengan Distribusi Frekuensi.
Hasil : sebanyak 25 (83%) responden memiliki gambaran tingkat pengetahuan
yang baik tentang triage dan 30 responden (100%) memiliki Persepsi yang positif
terkait triage.
Kesimpulan: Gambaran pengetahuan perawat IGD RSUD Ulin Banjarmasin
tentang triage termasuk dalam kategori baik dengan persepsi akan triage yang
positif
Kata kunci : pengetahuan, persepsi, triage
LATAR BELAKANG ini dikaitkan dengan pengambilan
Unit Gawat Darurat (UGD) keputusan klinis agar tidak terjadi
merupakan layanan yang disediakan kesalahan. Pengetahuan perawat
untuk menerima dan memenuhi terkait ilmu yang mandasari tindakan
kebutuhan pasien gawat darurat yang dalam menangani pasien gawat
perlu penanganan cepat (Kartikawati, darurat sangat penting, karena
2011). Penanganan cepat tentunya tindakan yang cepat dan akurat
sesuai standart pelayanan dengan tergantung dari ilmu yang dikuasi
memperhatikan respon time oleh petugas kesehatan di UGD (Laoh
(Indonesia, 2009). & Rako, 2014).
Kasus kematian dan kecacatan Tidak hanya itu, persepsi
akibat pertolongan yang salah atau perawat juga mempengaruhi
lambat pada pasien terutama di Unit keterampilan seorang perawat dalam
Gawat Darurat (UGD) sering terjadi. memberikan asuhan kepearwatan
Padahal UGD merupakan tempat salah satunya dalam penerapan
yang dapat mencegah kematian dan Triage. Hal ini karena persepsi
kecacatan pada pasien, dan untuk merupakan aktivitas yang
mencapai tujuan tersebut, diperlukan terintegrasi, setiap perawat memiliki
suatu usaha tertentu agar hal ini persepsi yang berbeda. Melalui
terkait jalannya fungsi UGD terjadi persepsi manusia terus menerus
(Emergency, 2011) mengadakan hubungan dengan
Salah satu pelayanan yang lingkungannya. Hubungan ini
dilakukan oleh para perawat di Unit dilakukan lewat inderanya, yaitu
Gawat Darurat adalah triage. Triage indera penglihat, pendengar,
berfungsi untuk membagikan pasien peraraba, perasa, dan pencium. Oleh
dalam beberapa kelompok karena itu seseorang bisa saja
berdasarkan beratnya cidera yang di memiliki persepsi yang berbeda
prioritaskan ada tidaknya gangguan walaupun objeknya sama. Hal
Airway (A), breathing (B), dan tersebut dimungkinkan karena adanya
circulation (C) mempertimbangkan perbedaan dalam hal system nilai dan
sarana, sumber daya manusia, dan ciri kepribadian individu yang
probabilitas hidup penderita (Aryono, bersangkutan (Afaya, Azongo, &
2016). Sehingga keterampilan Yakon, 2017). Seperti hasil penelitian
perawat dalam menerapkan konsep Nasution menjelaskan bahwa
Triage sangatlah diperlukan. kesalahan dalam melakukan tindakan
Keterampilan seorang perawat dalam keperawatan salah satunya adalah
menangani respon pasien di UGD karena menghadapi kasus-kasus sulit
juga sangat penting. Misalnya, dan tindakan yang harus cepat
resusitasi, penanganan syok, trauma, (Nasution, 2009). Kesalahan tersebut
ketidakstabilan multisystem, dapat terjadi karena persepsi dari
keracunan dan kegawatan yang perawat sebagai pemberi pelayanan.
mengancam jiwa lainnya (Krisanty, et Berdasarkan data yang ada di
al., 2009). Dalam upaya Rumah Sakit Ulin Banjarmasin
menyelamatkan pasien pasien Kalimantan Selatan didapatkan
sebanyak-banyaknya dan dalam bahwa jumlah kasus
waktu yang singkat di UGD sangat kegawatdaruratan dalam 9 bulan
diperlukan pengetahuan, sikap dan terakhir (Januari-September) terjadi
keterampilan petugas kesehatan. Hal peningkatan dengan kasus tertinggi
yaitu gagal jantung, cedera kepala, Sampel pada penelitian ini
fraktur dan penyakit-penyakit lainnya berjumlah 34 sampel, yang dimana
seperti kanker, gastroenteritis, kasus sampel ini telah dipilih oleh peneliti
bedah lainya. dengan teknik Purposive Sampling
Hasil wawancara terhadap 10 yaitu teknik pengambilan sampel
perawat di IGD Rumah Sakit Ulin dengan cara memilih sampel diantara
Banjarmasin dijelaskan bahwa populasi yang sesuai dengan yang
system triage yang digunakan adalah dikehendaki peneliti, sehingga
Triage ESI dengan penerapan sampel tersebut dapat mewakili
penggunaan kode warna (merah, karakteristik populasi yang telah
kuning, hijau) terkait pemilahan dikenal sebelumnya (Arikunto,2010).
pasien, sehingga petugas dapat Pemilihan sampel penelitian ini
menetapkan dan menangani pasien berdasarkan kriteria inklusi dan
sesuai denga prioritas penanganan. eksklusi yang telah ditetapkan oleh
Tindakan yang dilaksanakan meliputi peneliti.
primary dan secondary Survey. Alat pengumpulan data pada
Gambaran terkait tingginya penelitian ini adalah menggunakan
angka pasien yang masuk ke IGD RS kuisioner sebagai instrument
Ulin Banjarmasin apalagi dengan penelitian. Kuisioner tersebut
kasus yang beragam, pengetahuan meliputi :
perawat dan persepsi perawat 1. Kuisioner mengenai
terahadap konsep Triage pasti Pengetahuan Perawat tentang
menjadi salah satu pegangan perawat Triage. Kuisioner ini memiliki
agar dapat menyelamatkan pasien alternative jawaban yang dibuat
dari kacacatan dan kematian. Maka dengan menggunakan multiple
dari itu peneliti bermaksud untuk choise dengan skala Guttman.
meneliti terkait “Gambaran 2. Kuisioner terkait
Pengetahuan Perawat tentang Triage Persepsi Perawat. Kuisioner ini
di Instalasi Gawat Darurat Rumah menyediakan jawaban dalam
sakit Umum Daerah Ulin bentuk pernyataan dengan
Banjarmasin tahun 2018”. menggunakan skala likert.
Kedua alat pengumpulan data ini
METODE telah di uji validkan dengan hasil
Penelitian ini merupakan semua kuisioner yang digunakan
penelitian Kuantitatif dengan valid dan reliable untuk digunakan
pendekatan deskriptif, dimana pada penelitian ini.
penelitian ini bertujuan untuk Analisa Data yang digunakan pada
menjelaskan, menggambarkan secara penelitian ini adalah dengan
keseluruhan suatu peristiwa yang menganalisis hasil kuisioner yang
sedang diteliti (Nursalam, 2010). telah dijawab secara univariat
Adapun variabel pada penelitian yang menggunakan tabel Distriusi
ingin diteliti yaitu pengetahuan dan Frekuensi dan perhitungan rata-rata.
persepsi perawat tentang Triage.
Penelitian ini dilaksanakan selama HASIL
±2 Minggu yaitu dimulai pada 09 Berdasarkan hasil perhitungan
April s.d 17 April 2018 di Instalasi distribusi frekuensi dan mean pada
Gawat Darurat (IGD) RSUD Ulin penelitian Gambaran Pengetahuan
Banjarmasin. dan Persepsi Perawat tentang Triage
di Instalasi Gawat Darurat RSUD Tabel 1.3 menunjukan bahwa
Ulin Banjarmasin, didapatkan hasil mayoritas responden pada
sebagai berikut : penelitian ini memiliki masa
1. Karakteristik Responden kerja selama ≤5 tahun (77%)
Tabel 1.1. Distribusi frekuensi
responden berdasarkan jenis Tabel 1.4 Distribusi frekuensi
kelamin. Responden Berdasarkan
No Kategori F % pendidikan
No Kategori f %
1 Laki-laki 12 40 1 Ners 11 37
Perempua 2 Diploma III 19 63
2 18 60
n Total 30 100
100 Sumber : Data Primer, 2018
Jumlah 30
Tabel 1.4 diatas menunjukkan
Sumber : Data Primer, 2018 tingkat pendidikan responden
Tabel 1.1 menunjukan rata-rata sebagian besar adalah Diploma
responden pada penelitian ini III Keperawatan (63%).
berjenis kelamin Perempuan
(60%). Tabel 1.5. Distribusi frekuensi
responden berdasarkan
Tabel 1.2 Distribusi frekuensi Pendidikan Non Formal
karakteristik responden (Pelatihan)
berdasarkan usia. No Kategori f %
% 1 BTCLS 19 63
No kategori F 2 PPGD 7 23
17 – 25 13% 3 BTCLS+PPG 4 14
1 4 D
tahun
26 – 35 63% Total 30 100
2 19
tahun Sumber : Data Primer, 2018
3 36 – 45 24% Tabel 1.5 diatas menunjukan
7
tahun bahwa rata-rata responden
Jumlah 30 100 mengikuti pelatihan BTCLS
yaitu dengan jumlah 19
Sumber : Data Primer, 2018
responden (63%).
Tabel 1.2 menunjukan rata-rata
karakteristik responden pada
2. Tingkat Pengetahuan
penelitian ini berusia 26-35 tahun
Tabel 1.6 Distribusi Frekuensi
(63%)
Hasil Uji Tingkat Pengetahuan.
No Kategori F %
Tabel 1.3. Distribusi frekuensi
respoden berdasarkan lama 1 Baik 25 83
bekerja 2 Cukup 5 17
No Kategori F % 3 Kurang 0 0

1 ≤5 tahun 23 77
2 >5 tahun 7 23 Total 30 100
Jumlah 30 100
Sumber : Data Primer, 2018 Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 1.6 diatas menunjukan memiliki tingkat pengetahuan
bahwa 25 Responden (83%) yang baik terkait Triage.

Tabel 1.7. Distribusi frekuensi jawaban responden pada variable pengetahuan

Jawaban Responden
No Pertanyaan benar salah
n % n %
1 Pengertian Triage 60 100 0 0
2 Prinsip-prinsip Triage 116 97 4 3
3 Kategori Triage 106 82 14 12
4 Klasifikasi Dan 144 69 66 31
Penentuan Prioritas
5 fungsi Triage 82 91 8 9
Sumber : Data Primer, 2018
Tabel 1.7 Diatas menunjukan menjawab dengan benar terkait
bahwa 100 % responden Klasifikasi dan Penentuan
menjawab dengan benar terkait Triage.
pengertian Triage dan hanya
69% Responden yang mampu
dianalisa kembali dengan melihat
hasil tingkat pendidikan memang
3. PERSEPSI PERAWAT rata-rata perawat tingkat
Tabel 1.8.Hasil persepsi perawat pendidikannya adalah DIII
mengenai triage. Keperawatan, akan tetapi semua
No Kategori f % perawat semua telah mendapatkan
1 Positif 30 100 pelatihan terkait triage dengan
2 Negatif 0 0 pelatihan terbanyak adalah BTCLS
(Basic Trauma Life Support). Hal ini
Total 30 100 tentu saja mengungkapkan bahwa
bahwa tidak selalu tingkat pendidikan
Tabel 1.8 diatas menunjukan formal menentukan pengetahuan
bahwa seluruh responden (100%) seseorang, tetapi pendidikan non
memiliki persepsi yang positif formal (pelatihan) juga memiliki
tentang Triage. peran dalam meningkatkan
pengetahuan perawat terkait triage.
PEMBAHASAN Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Gambaran pengetahuan Amalia dan Hariyati, dimana
perawat tentang triage pada pendidikan dan pelatihan memiliki
penelitian ini menunjukan bahwa efek positif dengan pengetahuan
rata-rata memiliki tingkat perawat (Amalia & Hariyati, 2013).
pengetahuan yang baik. Pelatihan BTCLS merupakan
Menurut analisa peneliti hasil pelatihan yang ditujukan untuk
tingkat pengetahuan yang baik pada meningkatkan pengetahuan dan cara
penelitian ini berhubungan erat pengelolaan kasus trauma dan kasus
dengan pendidikan baik formal kegawatdaruratan penyakit jantung
maupun non formal (pelatihan) dan (EMT, 2015) dan pelatihan
juga usia serta lama bekerja. Jika merupakan salah satu upaya yang
dilakukan untuk meningkatkan
pengetahuan perawat yang sebaiknya KESIMPULAN
dilaksanakan berkali-kali dengan Berdasarkan hasil dan
hasil akhir dapat diterapkan dalam pembahasan dari penelitian ini dapat
kinerjanya sehari-hari (Juliati, 2015). ditarik kesimpulan bahwa gambaran
Hal ini juga berkesinambungan pengetahuan perawat di IGD RSUD
dengan status akreditasi Paripurna Ulin Banjarmasin terkait Triage
Bintang 5 pada RSUD Ulin masuk dalam kategori baik dengan
Banjarmasin, dimana setiap perawat gambaran persepsi terkait Triage
dituntut untuk memiliki pengetahuan yang positif.
yang baik. Kedepannya peneliti berharap
Untuk usia rata-rata penelitian ini dapat dikembangkan
responden yaitu perawat termasuk baik oleh Instansi RSUD Ulin
dalam usia produktif dengan lama Banjarmasin terutama dalam
bekerja rata-rata ≤ 5 tahun, yang mengelola perawat di IGD. Peneliti
menurut analisa peneliti tingkat juga berharap hasil penelitian dapat
pengetahuan ini berkaitan erat dengan dimanfaatkan baik oleh Instansi
kualitas ingatan dan analisa perawat Pendidikan untuk menjadi dasar
terkait triage baik yang diterima pengembangan penelitian dibidang
selama pendidikan formal maupun keperawatan Gawat Darurat ataupun
pelatihan. Menurut Notoadmodjo menjadi dasar dalam bahan ajar di
(2005), usia akan mempegaruhi bidang Keperawatan Gawat Darurat.
tingkat pengetahuan seseorang yang
berkaitan dengan perkembangan pola ACKNOWLEDGMENT
daya tangkap dan pola daya pikir. Pembimbing 1 Penelitian Ibu Dwi
Persepsi tentang triage yang Martha Agustina, M.Kep,
masuk dalam kategori positif pada Pembimbing 2 Ibu Septi Machelia
hasil penelitian ini menunjukan Campacha Nursery, Ibu Yohana
bahwa persepsi perawat sangat baik Gabrilinda selaku Koordinator
terkait tentang triage. Hal ini tentu Research dan ibu Lanawati serta Ibu
saja akan berdampak positif karena Sapariah Anggraini, M.Kep selaku
akan mempengaruhi kinerja perawat Pembimbing Akademik.
dalam bekerja. Jika dikaitkan dengan
hasil tingkat pengetahuan perawat DAFTAR PUSTAKA
yang baik tentu saja akan menjadi Afaya, A., Azongo, T. B., & Yakon,
gambaran bagaimana persepsi V. N. (2017). Perceptions and
perawat tentang triage. Karena Knowledge on Triage of Nurses
menurut Santosa, dkk (2015) Working in Emergency
informasi yang ditangkap oleh Departements of Hospitals in The
perawat akan membentuk persepsi Tamale Metropolis. Journal of
seorang peawrat tersebut. Untuk Nursing and Health Science.
dapat menyerap informasi diperlukan Amalia, A. W., & Hariyati, R. S.
kemampuan menalar yang baik, (2013). Hubungan Karakteristik
sehingga pengolahan dan penyusunan Perawat Dengan Pengetahuan
serta pemahaman infromasi akan baik Perawat Tentang Proses
pula (Santosa, Bakar, & Wahyuni, Keperawatan dan diagnosa
2015). NANDA. 1-7. Retrieved Juni
2017, from
http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/
2015-09/S45774- Santosa, W., Bakar, A., & Wahyuni,
Anindini%20W E. D. (2015). Hubungan
Aryono, D. (2016). Pengetahuan Perawat Tentang
Kegawatdaruratan dan Bencana. Pemberian Label Triage dengan
Jakarta: Rayyana Komunikasi Tindakan {earwat Berdasarkan
Indo. Lael Triase di IGD Rumah sakit
Emergency, P. (2011). Basic Trauma Petrokimia Gresik. 33-37.
Life Support (BTLS). Bogor: Retrieved Juli 2017, from
PT.Pro Emergency. http://journal.unair.ac.id/downlo
EMT, E. M. (2015). Buku Kursus ad-fullpapers-
BTCLS : Basic Trauma and cmsnj320c19e6e12full.pdf
Cardiac Life Support. Jakarta:
Emergensi Medikal Training.
Indonesia, K. K. (2009). Keputusan
Menteri Kesehatan Republik
Indonesia tentang Standar
Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Rumah Sakit. Jakarta: Kemenkes
RI.
Juliati. (2015, Juli). Hubungan
Pelatihan Terhadap Kinerja
Perawat Pelaksanan di Rumah
Sakit Pertamedika Pangkalan
Brandan. Jurskessutra (Jurnal
Kesehatan Surya Nusantara), 2,
1-13.
Kartikawati, D. (2011). Dasar-dasar
keperawatan kegawat darurat.
Jakarta: Salemba Medika.
Krisanty, P., Manurung, S.,
Wartonah, D., Suratun,
Sumartini, M., Dalami, E., . . .
Setiawati, S. (2009). Asuhan
Keperawatan Gawat Darurat.
Jakarta: Trans Unfo Media.
Laoh, J. M., & Rako, K. (2014).
Gambaran Pengetahuan Perawat
Pelaksana dalam Penanganan
Pasien Gaeat Darurat di Ruangan
IGDM BLU RSUP. Prof. Dr. R.
D. Kadou Manado. Juiperdo, 43-
51.
Nasution, R. F. (2009). Pengetahuan,
Sikap dan Persepsi Petugas
Gawat Darurat Terhadap
Kesalahan Medik. (KESMAS)
Jurnal Keseahtan Masyarakat
Nasional, 270-274.

Anda mungkin juga menyukai