Anda di halaman 1dari 4

Cara Pengiriman Sampel untuk Kebutuhan Laboratorium

Dalam pengiriman spesimen baik dalam pot maupun wadah harus disertai data
ataupun keterangan, baik mengenai kriteria spesimen maupun pasien. Terdapat 2 data
yang wajib disertakan:

1. Data 1:
Pot atau wadah dilabel dengan menempelkan label pada dinding luar pot proses
direct labellingyang berisi data: nama, umur, jenis kelamin, jenis spesimen, jenis tes
yang diminta dan tanggal pengambilan
2. Data 2:
Formulir atau kertas ataupun buku yang berisi data keterangan klinis: dokter yang
mengirim, riwayat anamnesis, riwayat pemberian antibiotik terakhir (minimal 3 hari
harus dihentikan sebelum pengambilan spesimen), waktu pengambilan spesimen
dan keterangan lebih lanjut mengenai biodata pasien.
Spesimen tidak dapat diterima apabila:
- Tidak dilengkapi dengan data yang sesuai.
- Jumlah yang dibutuhkan untuk pemeriksaan kurang.
- Cara pengambilan tidak sesuai dengan prosedur yang ada.
1. Pengiriman Sampel untuk Pemeriksaan Patologi Klinik
Berfungsi untuk memeriksa komponen-komponen dalam spesimen, misalnya darah
lengkap, urin, feses, sputum dan sperma.
a. Pemeriksaan Darah
Cara pengiriman:
1. Spesimen darah harus diperiksa dalam waktu < 1 jam setelah di ambil.
2. Bila tidak memungkinkan gunakan ice pack.
3. Pemeriksaan darah lengkap dapat menggunakan EDTA dan sebaiknya
segera lakukan pemeriksaan karena eritrosit dapat membengkak dan
trombosit dapat mengalami disintegrasi bila pemeriksaan terlalu lama
ditunda.
4. Dalam pemeriksaan AGD, spuit harus dilumuti heparin yaitu dengan cara
jarum dibengkokkan dan ditanam ke lilin untuk mencegah hilangnya oksigen
atau CO2 dari sampel. Disimpan dalam termos es, dalam jangka waktu 10
menit harus dibawa ke laboratorium. Sebab dapat terjadi perubahan tekanan
gas.
5. Dalam pemeriksaan hemorragic, tampung dalam kaca silikon atau plastik.
b. Pemeriksaan Feses
Cara pengiriman feses:
1. Transport < 2 jam pada suhu ruang.
2. Bila tidak memungkinkan, diberi pengawet.
c. Pemeriksaan Urin
Cara pengiriman:
1. Di periksa dalam waktu < 2 jam.
2. Jika lokasi laboratorium cukup jauh butuh media transpor di beri es sebagai
pengawet sementara (cool box).
3. Di tempatkan pada tempat kering. Pada pasien muda dapat menggunakan
plastik tertutup.
2. Pengiriman Sampel untuk Pemeriksaan Bakteriologi
Fungsinya adalah untuk memeriksa adanya bakteri.
a. Pemeriksaan Spesimen Sputum
Cara pengiriman:
1. Segera kirim ke laboratorium
2. Jika lebih dari 2 jam bisa ditaruh dalam lemari es.
3. Media transport yang digunakan:
- Amies medium: kegunaan adalah untuk menyimpan kuman
anaerob atau anaerob fakultatif. Dan bagus untuk kuman anaerob
fakultatif.
- Stuart’s medium: kegunaan untuk kuman anaerob atau anaerob
fakultatif. Bagus untuk swab.
b. Pemeriksaan Spesimen Darah
Tujuan:mendapatkan spesimen darah vena tanpa anti koagulan yang memenuhi
persyaratan untuk pemeriksaan kimia klinik dan imunoserologi.
Cara pengiriman:
1. Pengiriman < 2 jam pada suhu ruang.
2. Biarkan pada suhu ruang (35˚).
3. Bila tidak memungkinkan, teruskan dengan media transport.
c. Pemeriksaan Feses
Cara pengiriman:
1. Taruh ditempat steril, jangan dicampur dengan urin.
2. Spesimen minimal 5 gram atau 5 mililiter.
3. Tancapkan dimedia transport (medium Stuart).
4. Jika tidak segera diperiksa, tampung suhu es (4˚).
5. Segera dikirim  periksa langsung atau media transport jika lebih dari 2-3
jam.
d. Usap Rektum (Rectal Swab)
Cara pengiriman:
1. Untuk Gonococcus yaitu < 30 menit harus sampai di laboratorium dan jangan
disimpan dengan es.
2. Untuk kultur rutin (non Gonococcus) yaitu dapat menggunakan media
transport. dan apabila lama dapat disimpan dengan suhu dingin.
Dengan catatan spesimen pilihan diare adalah tinja cair.

3. Pengiriman Sampel untuk Pemeriksaan Virologi


Fungsi untuk memeriksa adanya virus.
a. Pemeriksaan Darah
Cara pengiriman:
1. Di sentrifugasi untuk mendapatkan serum
2. Dikirim dalam suhu dingin yaitu 2-8˚C jika dalam beberapa jam (Cool box
dengan dry ice) dapat juga dengan nitrogen liquid tank -20˚C.
b. Pemeriksaan Feses
Pada kasus penyakit Polio. Cara pengiriman:
1. Feses sebanyak 8 gram di masukkan dalam pot yang bersih, transparan dan
kering.
2. Di tutup dan dikirim ke Laboratorium Rujukan Nasional Polio di dalam cool
box pada suhu 2-8˚C. jika di simpan juga pada suhu yang sama.
3. Tidak boleh lebih dari 3 hari.
c. Pemeriksaan Urin
Cara pengiriman:
1. Spesimen sebanyak 50 ml ditampung pada wadah steril, kering dan bersih.
2. Dikirim <2 jam.
d. Cairan Serebrospinal
Cara pengiriman:
1. CSF diambil secara aseptik.
2. Dikirim dalam keadaan beku dengan dry ice.
3. Sedang untuk antibodi (JE-IgM antibodi) dapat dengan cool box.
4. Harus disimpan dalam refrigerator atau freezer.
5. Atau spesimen dapat di inokulasi ke dalamTrans-Isolate Medium (TIM)
sebagai media transport dan pertumbuhan.
e. Spesimen dari Luka, Jaringan, Abses, Aspirat dan Drainage
Cara pengiriman:
1. Swab lesi dimasukkan pada wadah berisi Virus Transport Medium (VTM)
steril.
2. Dikirim dalam cool box.
f. Spesimen Saluran Pernapasan
Cara pengiriman:
1. Swab dari nasopharing atau pharing di masukkan dalam VTM steril.
2. Dikirim dalam cool box.

Anda mungkin juga menyukai