BIOLOGI MANUSIA
“SISTEM PENCERNAAN”
Oleh:
Nama : Yeni Firdayanti
NIM :160210104026
KelompoK :1
II. TUJUAN
2.1 Praktikan memahami struktur anatomi organ-organ pada sistem pencernaan
2.2 Praktikan mampu mendiagnosa kesehatan sistem pencernaan secara
sederhana melalaui pemeriksaan feses secara meakroskopis.
Setelah dicerna di lambung makanan akan masuk ke usus halus. Usus halus
terdiri atas tiga bagian, yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum),
dan usus penyerapan (ileum).Pencernaan makanan berakhir di ileum. Di sini makanan
yang telah dicerna akan diserap dinding ileum. Glukosa, asam amino, mineral, dan
vitamin akan diserap melalui pembuluh darah dinding ileum. Adapun asam lemak
dan gliserol akan diserap melalui pembuluh getah bening. Pembuluh getah bening ini
pada akhirnya akan bermuara pada pembuluh darah sehingga sari-sari makanan dapat
diedarkan ke seluruh tubuh (Saputro,2015).
Sistem pencernaan pada manusia merupakan salah satu organ vital bagi tubuh,
sehingga kesehatan sistem pencernaan sangatlah penting untuk dijaga. Mengingat
fungsi dari sistem pencernaan sebagai tempat atau alat untuk mencerna setiap
makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh manusia sehingga untuk dapat
mendiagnosa keseahtan sistem pencernaan dapat dilakuakn seacra sederhana melalui
pemeriksaan feses. Penyakit pencernaan adalah semua penyakit yang terjadi pada
saluran pencernaan. Penyakit ini merupakan golongan besar dari penyakit pada organ
esofagus, lambung, duodenum bagian pertama, kedua dan ketiga, jejunum, ileum,
kolon, kolon sigmoid, dan rektum (Istiqomah,2014).
IV. METODE PRAKTIKUM
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
-Masker
-Alat tulis
4.1.2 Bahan
- Torso Sistem Pencernaan
- Feses
- Handscoon
V. HASIL PENGAMATAN
No Nama warna bentuk Aroma Posisi Tekstur
VI. PEMBAHASAN
Sistem pencernaan memiliki 4 tahap yang pertama adalah ingesti, dimana ingesti
merupakan proses mausknya makanan ke dalam mulut, kemudian tahap digesti yatu
proses penguraian maknan menjadi molekul yang sederhana sehingga mudah diserap
oleh saluran pencernaan yang lain. Kemudian tahap adsorbsi yang merupakan tahap
penyerapan sari-sari makanan dan yang terakhir yaitu Defekasi atau tahap
pengeluaran sisa metabolisme tubuh.
Organ-organ yang berperan dalam pencernaan dimulai dari mulut, rongga mulut
mengandung saliva yang disekresi oleh 3 pasang kelenjra ludah, yaitu kelenjar
parotis, submaksilaris dan sublingualis. Di dalama saliva terdapat air dan zat padat.
Yang beruapa zat organik dan zat anorganik. Zat organik tersebut berperan untuk
pelicin rongga mulit untuk menelan dan enzim ptialin yang dapat mengkatalis
hidrolis atau pemecahan makro molekul amilum. Didalam mulut akan mengalami
pencernaan atau digesti secara mekanis karena adanya gigi dan secara enzimatik
karena adanya ptialin dan amilase ludah. Didalam mulut amilum diubah menjadi
maltrosa hanya sedikit karena makanan berada di dalam mulut hanya sebentar
(Sumardjo,2008)
Organ yang kedua adalah kerongkongan atau esofagus, dimana makanan dari
mulut yang bercampur dengan saliva disebut bolus akan menuju esofagus. Didalam
esofagus terjaid proses menelan yang merupakan proses refleks yang paling
kompleks dalam tubuh. Proses menelan diinisiasi oleh tindakan suka rela dan diatur
oleh pusat medula dan otak. Ketika bolus bergerak sepanjang esofagus bagian atas
dan otot bagian distal distimulasi oleh saraf parasimpatik yang menghasilkan gerakan
peristaltik (Wijayanti,2017)
Organ yang keempat adalah usus halus atau merupakan saluran yang panjang.
Setelah dicerna di lambung makanan akan masuk ke usus halus. Usus halus terdiri
atas tiga bagian, yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan
usus penyerapan (ileum).Pencernaan makanan berakhir di ileum. Di sini makanan
yang telah dicerna akan diserap dinding ileum. Glukosa, asam amino, mineral, dan
vitamin akan diserap melalui pembuluh darah dinding ileum. Adapun asam lemak
dan gliserol akan diserap melalui pembuluh getah bening. Pembuluh getah bening ini
pada akhirnya akan bermuara pada pembuluh darah sehingga sari-sari makanan dapat
diedarkan ke seluruh tubuh (Saputro,2015) . Pada duodenum bermuara dua saluran
yang satu berasal dari kantung empedu dan yang lain berasal dari pankreas. Getah
usus halus mengandung enzim-enzim yang dihasilkan oleh kelenjar yang terdapat
pada usus halus. Enzim enzim tersebut adalah anterokinasi yang berperan seabgai
aktifator tripsinogen dan erepsinogen, kemudian beberapa peptidase seperti
aminopeptidase, tripeptidase, disakarida. Disakaridayang memecah disakarida
menjadi 2 molekul monosakarida, misalnya laktase dan sakarase, glukosidase dan
fosfatase. Enzim-enzim yang dimuntahkan dari pankreas ke dalam usus halus akan
mengalamai aktivasi yang masing-maisng berubah menjadi tripsin, garam-garam
natrium dari cairan empedu yang masuk ke dalam intestin adalah natrium yang
berperan dlam proses penernaan lemak dan usus.
Kemudian terdapat usus besar, material yang tidak terserap oleh usus halus akan
masuk melalui kutub ileocecal ke sekum yang merupakan bagian dari usus besar.
Fungsi utama usus besar yaitu pemulihan cairan dan elektrolit dari isi usus, beberapa
makronutrien seperti biotin, pantotenat dan vitamin K yang diproduksi bakteri dapat
diserap oleh usus besar. Usus besar terdiri dari 3 bagian , yaitu terdapat sekum yang
berfungsi sebagai penerima awal bakal feses, dan terdapat kolon yang merupakan
tempat penyerapan air dan tempat pembusukan, yang ketiga yaitu rektum yang
merupakan tempat penyimpanan makanna sementara sebelum feses dikeluarkan.
Kemudian anus dikeluarkan melalui anus yang berfungsi juga sebagai pemotongan
feses (Wijayanti,2017)
Berdasarkan hasil data pengataman. Dimana pada prakitkum kali ini kita
melakukan 2 kegiatan, untuk kegiatan pertama yaitu pengamatan organ-organ sistem
pencernaan, kemudian kegitana yang kedua yaitu pengamatan feses secara sederhana
yaitu mengamati secara makroskopis. Berdasarkan hasil data pengamatan feses, untuk
mendiagnosa kesehatan melalui pengamatan feses yang pertama pada kelompok
kamu yaiut probandus Indi didapatkan data warna feses cokelat pekat dengan bentuk
tipe 3 dengan aroma menyengat posisi tenggelam dan tekstur padar, untuk makanan
dan minuman yang dikonsumsi yaitu nasi goreng dan es teh. Feses dari probandus
indi dikatan normal. Kemudian probandus yang kedua yaitu Tika didapatkan data
warna feses kuning cokelat dengan bentuk tipe 3 dengan aroma bau biasa saja posisi
mengapung dan tekstur padat, untuk makanan dan minuman yang dikonsumsi
yaitunasi, sayur, telur, jus jambu dan air putih. Feses dari probandus Tika dikatan
normal. Dikatakan normal karena sesuai dengan teori warna yang dihasilakn arna
kuning cokelat dengan tekstur yang padat.
Kemudian data dari probandus yang ketiga yaitu Reni, didapatkan data warna
feses kuning cokelat dengan bentuk tipe 3 dengan aroma bau biasa saja posisi
mengapung dan tekstur padar, untuk makanan dan minuman yang dikonsumsi yaitu
nasi, sayur dan ari putih dan teh. Feses dari probandus Reni dikatan normal.
Kemudian probandus yang keempat yaitu Mila didapatkan data warna feses kuning
dengan bentuk tipe 5 dengan aroma bau posisi tenggelam dan tekstur lunak . untuk
makanan dan minuman yang dikonsumsi yaitu bakso an teh hangat. Feses dari
probandus mila dikatan diare. Kemudian probandus sealanjutnya yaitu Yeni
didapatkan data warna feses kuning cokelat dengan bentuk tipe 3 dengan aroma biasa
saja posisi tenggelam dan tekstur lunak, untuk makanan dan minuman yang
dikonsumsi yaitumie kober dan es milo. Feses dari probandus Yeni dikatan normal.
Probandus terakhir yaitu Sisi didapatkan data warna feses kuning cokelat dengan
bentuk tipe 2 dengan aroma menyengat posisi tenggelam dan tekstur padar, untuk
makanan dan minuman yang dikonsumsi yaitu sate dan air putih. Feses dari
probandus yaitu konstipasi.
Adanya perubahan dalam kondisi fisik atau pola makan dapat mengakibatkan
terjadinya ganguan sistem pencernaan sehingga fefes dapat dijadikan indikator
keseahtan seseorang. Untuk feses normal juga dipengaruhi oleh makana, dimana
makanan yang mengandung serat tinggi akan menghasilkan jumlah feses yang
banyak. Ciri-ciri feses nirmal biasanya berwarna kuning kecoklatan dimana warna
yang dihasilkan dapat dipengaurhi oleh pigmen empedu atau bilirubin. Kontraksi dari
bilirubin akan mempengaruhi warna dari feses. Jika proses pencernaan di dalam usus
berjalan dengan cepat, maka feeses yang dihasikan akan berwarna kuning kecoklatan.
Jika berjalan dengan lambat warna feses akan lebih gelap. Terjadinya perubahan
warna yang menyimpang dari feses kemungkinan terjadi karena adanya abnormalias
tubuh sehingga warna yang dihasilkan dapat berubah menjadi hitam, hijau bahkan
merah.
VII.PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Organ-organ anatomi sistem pecernaan terdiri dari beberapa alat-alat
pencernaan yang berupaa saluran pencernan berbentuk tabuk yaitu dimulai
dari mulut, kerongkongan atau esofagus, lambung, usus halus, usus besar dan
anus. Pemeriksaan feses seacra sederhana dilakukan dengan makroskopis
yaitu melalui pengamatan bentuk, bau, warna, tektsuk dan posisi di dalam air.
Warna dari feses tergantung makanan yang dikonsumsi oleh kita. Ciri-ciri
feses normal yaitu warna kuning kecoklatan berbentuk panjang dan terapung.
7.2 Saran
Saran agar torsonya tidak hanya diperagakan di depan saja. Atau tiap tiap
kelompok untuk megamati torso. Sehingga lebih mudah untuk dipahami.
DAFTAR PUSTAKA
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC: Jakarta.
Wijayanti, Novita. 2017. Fisiologi Manusia dan Metabolisme Zat Gizi . Malang: UB
Press.