Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF TIPE MANIK

Disusun Oleh: Lisda Yolanda


NIM: 112017210

Penguji :
dr. Salikur, Sp.KJ
dr. Arundhati, Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEJIWAAN


RUMAH SAKIT JIWA SOEHARTO HEERDJAN
PERIODE 21 MEI - 30 JUNI 2018

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA
2018
Status Psikiatri

Nama : Lisda Yolanda NIM : 112017210 FK UKRIDA


Dokter Penguji: Tanda Tangan:
dr. Salikur, Sp.KJ
dr. Arundhati, Sp.KJ

I. IDENTITAS PASIEN
Nama Lengkap : Tn. IB
Tempat dan Tanggal Lahir : Jambi, 25 November 1989
Umur : 28 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Pernah menikah 1x (sudah Bercerai)
Pendidikan Terakhir : SLTA
Pekerjaan : Belum/Tidak Bekerja
Bangsa/Suku : Indonesia/Jambi
Agama : Islam
Alamat : Duren Sawit – Jakarta Timur
Dokter yang Merawat : dr. Nova, Sp.KJ
Tanggal Masuk RSJSH : Sabtu, 7 Juni 2018
Ruang Perawatan : Ruang Merak
Rujukan/ Datang sendiri/ Keluarga : Datang dibawa keluarga
Riwayat perawatan : Baru pertama kali di rawat di RSJSH

II. RIWAYAT PSIKIATRIK


Autoanamnesis
 Tanggal 22 Juni 2018, pukul 16:00, di Bangsal Merak Rumah Sakit Jiwa
Soeharto Heerdjan.

2
 Tanggal 23 Juni 2018, pukul 10.00, di Bangsal Merak Rumah Sakit Jiwa
Soeharto Heerdjan.
 Tanggal 25 Juni 2018, pukul 10.00, di Bangsal Merak Rumah Sakit Jiwa
Soeharto Heerdjan.
 Tanggal 26 Juni 2018, pukul 16.00, di Bangsal Merak Rumah Sakit Jiwa
Soeharto Heerdjan.

Alloanamnesis
 Tanggal 23 Juni 2018, pukul 20.00, dilakukan kepada adik pasien melalui
telepon.
 Tanggal 24 Juni 2018, pukul 08.00, dilakukan kepada adik pasien melalui
telepon.
 Tanggal 26 Juni 2018, pukul 19.00, dilakukan kepada adik pasien melalui
telepon.

A. Keluhan Utama
Pasien datang dibawa oleh keluarganya ke IGD RSJSH karena megamuk hingga
mengancam ingin membunuh bapaknya sejak 1 minggu SMRS.

B. Riwayat Gangguan Sekarang


Pasien datang dibawa oleh keluarganya ke IGD RSJSH karena megamuk
hingga mengancam ingin membunuh bapaknya tanggal 7 Juni 2018 setelah pulang
dari Lombok. Adik pasien mengatakan pasien biasanya mengamuk dan ingin
mengancam membunuh bapaknya karena mendengar bisikan perintah untuk
membunuh bapaknya, karena bapaknya akan menyakiti dirinya dan
memasukkannya ke dalam RSJ lagi. Menurut pasien, pasien dijebak oleh adiknya
di RSJSH.
2 hari SMRS, pasien sering berkeliaran mengganggu dan merusak rumah
orang dengan naik taxi dan adik pasien tidak tahu pasien mendapatkan uang

3
berasal dari mana. Sampai di amankan di tempat kos teman adiknya, pasien pergi
dari rumah tanpa izin karena ingin bermain bersama teman-temannya.
Pasien sering mengurung diri dalam kamar sampai tidak mandi dan
tercium bau tidak sedap dari badannya karena curiga jika keluar dari kamar, ia
akan dibawa ke RSJ. Pasien kambuh ketika pada waktu-waktu tertentu, biasanya
setelah maghrib. Jika kambuh, pasien akan marah-marah dan mengganggu teman-
temannya seperti memukul dan menghina orang lain dengan kata-kata kotor
hingga di pukuli oleh warga setempat. Selain itu juga pasien akan pergi ke tempat
maksiat. Menurtut adik pasien, pasien memiliki khayalan intim yang sangat tinggi
semenjak bercerai dengan istrinya.
Pasien sangat tidak percaya terhadap siapapun, selalu curigaan. Pasien
mengaku dan sangat yakin dirinya adalah pengusaha obat herbal, memiliki klinik
bekam dan parfum. Setelah keluar dari RSJ, pasien mengatakan akan melanjutkan
usahanya. Pasien mengatakan tidak ingin berdiam diri dirumah, pasien sangat suka
bekerja dan menjalankan usaha-usaha. Namun adik pasien mengatakan bahwa
yang dikatakan pasien adalah tidak benar pasien tidak pernah mendirikan usaha
kerja sendiri. Pasien pernah diberikan modal untuk membuka usaha sendiri,
namun tidak digunakan dengan baik dan tidak bekerja sama sekali. Uang tersebut
digunakan untuk berfoya-foya dengan teman-temannya. Pasien sangat suka
meninggi-ninggikan dirinya bahwa dirinya adalah seorang pengusaha. Pasien
mengatakan sangat suka memberikan hadiah-hadiah untuk anggota keluarganya,
pasien sangat suka di puji dan merasa banyak teman. Pasien mengatakan dirinya
akan sangat emosi jika ada yang menggangu tentang usahanya.
Jika marah-marah dan mengamuk sudah berkurang, pasien akan bersikap
baik, ramah terhadap masyarakat dan taat beribadah. Dirumah sakit, pasien akrab
dengan teman-temannya dan sering mengatakan tentang dirinya adalah pengusaha
dan merasa sangat senang teman-temannya di RS sangat perhatian dengan dirinya.

4
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatrik
Pasien sakit sejak tahun 2011, saat berusia 21 tahun setelah bercerai dengan
istrinya. Semenjak tahun 2011, pasien sudah sering marah-marah, dan curigaan
terhadap orang lain. Pasien pernah menjalani rawat inap 5x di RSJ Selagalas
Lombok pada tahun 2012 – 2017 dan 1x saat ini di rawat inap di RSJSH. Pasien
sering mencoba untuk kabur dari tempat rawat inap. Pasien suka berbohong,
obatnya sering diletakkan di bawah lidah dan dibuangnya jika tidak di awasi
oleh adiknya.

2. Riwayat Gangguan Medik


Pasien tidak pernah mengalami sakit yang serius, pasien tidak pernah
kejang sebelumnya. Pasien tidak pernah mengalami kecelakaan atau trauma
pada kepala yang menyebabkan pasien pingsan atau mengalami penurunan
kesadaran. Hipertensi dan penyakit kronis lainnya disangkal.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif


Pasien memiliki riwayat merokok. Namun konsumsi alkohol, penggunaan
narkoba dan obat-obatan terlarang disangkal.

4. Riwayat Gangguan Sebelumnya

Tingkat
Keparahan
Gangguan

Waktu

5
Keterangan :
2011 Pertama kali muncul keluhan marah-marah, curiga dengan orang lain dan
membuat suasana rumah tidak kondusif setelah cerai dengan istrinya. Pasien
merasa sangat sedih, terlihat murung, hingga sering mengurung diri dalam
kamar sampai tidak mandi, tidak mau makan dan tidak mau melakukan
aktivitas sehari-hari karena istrinya telah meninggalkannya menikah dengan
orang lain.
2012 Rawat Inap di RSJ Lombok
Muncul keluhan marah-marah, mengamuk, curiga dengan orang lain dan
membuat suasana rumah tidak kondusif. Pasien pernah ingin mencabuli
perempuan di kamar kos hingga dipukuli warga setempat. Pasien mulai sering
mengkhayal tentang berhubungan intim dan sangat ingin mencari perempuan
untuk dinikahinya.
2013 Rawat Inap di RSJ Lombok
Pasien sering marah-marah, curigaan dan tidak percaya orang lain, dan sempat
membuat onar disebuah pasar malam karena hingga dipukuli warga setempat.
Pasien mulai mendengar bisikan-bisikan untuk menyakiti orang lain karena
banyak orang yang tidak suka dengan dirinya (pasien mengatakan kepada pihak
keluarga).
2014 Pasien beberapa kali dibawa ke berbagai rumah sakit untuk rawat jalan pasien
mulai berkegiatan melakukan aktivitas sehari-hari, pasien sangat sering
bermain dengan teman-temannya untuk berfoya-foya, berkarauke namun tidak
tahu mendapatkan uang dari mana.
2015 Rawat Inap di RSJ Lombok
Pasien membuat onar di sebuah Diskotik Hotel, pasien mengamuk dan
membanting bak sampah di lobby karena ingin masuk ke diskotik tersebut
namun tidak memiliki uang. Pasien tidak suka karena ditolak masuk ke dalam
diskotik tersebut.

6
2016 Rawat Inap di RSJ Lombok
Karena sering mengganggu teman-temannya dengan memukul, dan juga sering
berpergian sendiri dan tidak pulang ke rumah.
2017 Rawat inap di RSJ Lombok
Pasien sering bertengkar dengan adiknya karena masalah biaya, pasien menjadi
sangat pemarah/mudah emosian, kasar dan juga sering curiga kepada orang
lain. Pasien tidak percaya dengan anggota keluarganya terutama bapaknya
karena curiga ingin dimasukkan ke RSJ lagi. Pasien menghina adiknya dan
merusak isi rumah.
2018 Rawat Inap di RSJSH
Pasien sering marah-marah sambil teriak-teriak, curiga terhadap orang lain,
mengamuk, mengancam bunuh bapaknya karena mendengar bisikan perintah
untuk membunuh bapaknya, karena bapaknya akan menyakiti dirinya dan
memasukkannya ke dalam RSJ lagi. Sehingga pasien mengurung diri dalam
kamarnya dan tidak mau mandi. Pasien juga merusak barang-barang dirumah.
Pasien mengatakan ingin melanjutkan bekerja saja di Lombok, sehingga tidak
ada yang mengganggu aktivitasnya.

D. Riwayat Kehidupan Pribadi


1. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien merupakan anak kedua dari lima bersaudara yang direncanakan dan
diinginkan oleh orangtuanya. Pasien lahir spontan, dalam keadaan sehat dan
langsung menangis. Riwayat komplikasi kelahiran, trauma, dan cacat bawaan
disangkal.

2. Riwayat Perkembangan Kepribadian


a. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)
Pasien tidak mengingat masa kanak awalnya.

7
b. Masa Kanak Pertengahan (3-11 tahun)
Pasien dulu merupakan anak yang termasuk aktif, gampang bergaul dan
bersosialisasi dengan orang sekitar dan mempunyai banyak teman
disekolahnya. Tidak ada keluhan mengikuti pelajaran saat di sekolah.
c. Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)
Pasien memiliki pendidikan terakhir SMA dan selalu lulus di setiap
tingkatnya. Pasien melanjutkan kuliah namun tidak tamat dan menikah.
Pasien memiliki banyak teman, merasa sangat suka di puji, dan sangat
bermurah hati.

3. Riwayat Pendidikan
Pasien menjalani pendidikan hingga tamat SMA. Pasien sempat menjalani
sekolah tinggi Ekonomi di Kalimantan Tengah, namun tidak dilanjutkan
karena menikah.

4. Riwayat Pekerjaan
Sebelum sakit, pasien tidak memiliki pekerjaan sendiri hanya membantu orang
tuanya sebagai distributor obat herbal. Pasien sempat diberikan modal oleh
orang tua untuk merantau ke Lombok dan membuka usaha sendiri, namun
hanya digunakan untuk berfoya-foya dengan teman-temannya.

5. Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam. Pasien rajin ibadah, mengaji dan taat terhadap agama.

6. Kehidupan Perkawinan/ Psikoseksual


Pasien menikah sebanyak 1 kali dan memiliki 1 anak usianya 8 tahun. Namun
pada tahun 2011 bercerai dengan istrinya dan istrinya menikah lagi. Kejadian
tersebut sering membuat pasien menjadi gaduh gelisah dan marah marah.

8
7. Riwayat Pelanggaran Hukum
Pasien tidak pernah berurusan dengan aparat penegak hukum, dan tidak pernah
terlibat dalam proses peradilan yang terkait dengan hokum.
8. Riwayat Sosial
Hubungan pasien dengan keluarga kurang baik, pasien lebih sering sering
menghabiskan waktu dengan teman-temannya. Namun jika sedang baik baik
saja dengan keluarganya, pasien biasanya menghabiskan waktu dirumah untuk
menonton tv. Saat ini pasien tinggal bersama orang tuanya. Pasien sebelum
sakit merupakan orang yang ramah baik dan supel terhadap orang lain. Pasien
memiliki banyak teman.

E. Riwayat Keluarga

Keterangan :
: laki-laki : sudah meninggal
: perempuan : bercerai
: pasien

F. Persepsi Pasien Tentang Diri dan Kehidupannya


Pasien menyadari dirinya mengalami gangguan jiwa, yang pasien tau
dirinya sakit dan tahu bahwa dirinya sedang dirawat di Rumah Sakit Jiwa dr.
Soeharto Heerdjan pasien mengetahui bahwa pasien ditempatkan di tempat ini

9
untuk rmengobati agar bisa mengontrol emosinya dan membuatnya lebih tenang.
Pasien mengatakan ingin pulang bertemu dengan keluarganya.

G. Situasi Kehidupan Sosial Ekonomi Sekarang


Pasien tinggal bersama orang tuanya di Duren Sawit - Jakarta Timur.
Selama dua minggu di rawat inap, pasien belum dijenguk oleh keluarganya.
Kehidupan keluarganya sangat berkecukupan.

III. STATUS MENTAL (Pemeriksaan tanggal 23 Juni 2018)


A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Pasien seorang Laki-laki usia 28 tahun tampak rapi sesuai dengan usianya,
mengenakan seragam RSJSH dan memakai sendal. Pasien cukup rapi,
perawatan diri cukup baik. Pasien berambut pendek dan berwarna hitam dan
tinggi badan pasien sekitar 175 cm. Kebersihan gigi tampak terawat, kuku
pasien tampak terawat. Pasien selalu berkontak mata dengan pewawancara.
Pasien tampak tenang dan kooperatif dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan
sesuai yang diajukan.

2. Kesadaran
Kesadaran: compos mentis, pasien tampak sadar penuh saat dilakukan
wawancara.

3. Perilaku dan Aktivitas Motorik


a. Sebelum Wawancara
Pasien sedang duduk sendiri di sofa dan menonton televisi di Bangsal
Merak.
b. Selama Wawancara
Pasien duduk dengan tenang di samping pemeriksa. Pasien menatap wajah
pemeriksa saat diajak berbicara. Pasien mampu menjawab dan menjalani

10
proses wawancara dengan baik. Pasien sangat antusias dan terbuka
menjawab pertanyaan saat wawancara. Pasien cenderung tidak bisa
berhenti bicara.
c. Sesudah Wawancara
Pasien tersenyum dan menjawab salam terima kasih dari pemeriksa. Pasien
tidak menunjukkan perilaku atau gerakan yang tidak lazim.

4. Sikap Terhadap Pemeriksa


Pasien bersikap kooperatif dan sopan.

5. Pembicaraan
a. Cara berbicara : Lancar, pasien menjawab semua pertanyaan yang
diajukan dengan baik. Bicara pasien spontan, artikulasi jelas, intonasi dan
volume cukup.
b. Gangguan berbicara : Tidak terdapat hendaya atau gangguan berbicara.

B. Alam Perasaan (Emosi)


1. Mood : Hipertim
2. Afek : Luas
3. Keserasian : Serasi

C. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi : ( riwayat + halusinasi auditorik, saat pemeriksaan
tanggal 23 Juni, halusinasi berkurang )
b. Ilusi : Tidak ada
c. Depersonalisasi : Tidak ada
d. Derealisasi : Tidak ada

D. Proses Pikir
1. Arus Pikir

11
a. Produktivitas : Banyak ide
b. Kontinuitas : Flight of Ideas ( + )
c. Hendaya bahasa : Tidak ada
2. Isi Pikir
a. Preokupasi : Tidak ada
b. Waham : Kebesaran ( + ), curiga ( + )
c. Obsesi : Tidak ada
d. Fobia : Tidak ada

E. Fungsi Intelektual
Taraf Pendidikan SMA
Pengetahuan Baik (pasien dapat menyebutkan urutan presiden
Umum pertama hingga sekarang, dan beberapa ibu kota)
Kecerdasan Rata-rata
Konsentrasi dan Konsentrasi baik (saat diajak berhitung 100 dikurang 7,
Perhatian pasien dapat menjawab dengan benar, saat diminta
mengeja kata DUNIA secara terbalik, pasien
membutuhkan berulang kali hingga mendapatkan
jawaban yang tepat).
Perhatian baik (pasien mudah teralih perhatiannya
terhadap kegiatan atau orang yang lewat didepannya)
Orientasi Baik (pasien dapat membedakan pagi, siang dan malam
Waktu hari. Pasien juga dapat mengenali jam)

Tempat Baik (pasien mengetahui dirinya sekarang berada di RSJ


Soeharto Heerdjan Grogol).
Orang Baik (pasien mengetahui sedang diwawancara oleh
dokter muda dan mengenal pasien lain yang berada di
satu ruangan dengan pasien).

12
Daya Ingat Baik (pasien dapat mengingat riwayat pendidikan TK,
Jangka Panjang SD, SMP, SMA dan teman-temannya).
Jangka Pendek Baik (pasien mengingat kegiatan yang dilakukannya
sejak pagi tadi di RSJ).
Segera Kurang (pasien terkadang lupa nama dokter muda yang
mewawancarai).
Pikiran Abstrak Baik (pasien dapat menyebutkan perbedaan mobil dan
motor, buah apel dan pear).
Visuospasial Baik (pasien dapat menggambar jam yang waktunya
ditentukan oleh pemeriksa ( jam 15.00)).
Kemampuan Baik (pasien bisa makan, mandi, dan berpakaian
Menolong Diri sendiri).

F. Pengendalian Impuls
Baik. Saat wawancara ia tampak tenang.

G. Daya Nilai
 Daya Nilai Sosial : Baik (Pasien bersikap tenang saat sesi wawancara dan
mengetahui bahwa mencuri adalah perbuatan yang tidak baik).
 Uji Daya Nilai : Baik (pasien mengatakan bila ia menemukan dompet di
jalan yang tidak ia ketahui pemiliknya, ia akan mengambil dompet itu dan
menyerahkannya ke masjid untuk sumbangan).
 Daya Nilai Realita : Terganggu.

H. Tilikan
Tilikan 4  pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan namun tidak
memahami penyebab sakitnya.

I. Reliabilitas : Dapat dipercaya, pasien dapat menceritakan apa yang ia rasakan


dan ia yakinkan.

13
IV. STATUS FISIK
A. Status Internus
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis

Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 88 x/ menit
Suhu : 36 oC
Pernafasan : 20 x/ menit
Kulit : Coklat sawo matang, ikterik (-), sianosis (-), turgor baik,
kelembaban normal, efloresensi primer/sekunder (-)
Kepala : Normocephali, rambut warna hitam, pendek, distribusi
merata
Mata : Pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks
cahaya tidak langsung +/+, konjungtiva anemis -/-, sklera
ikterik -/-,
Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), nafas cuping hidung
(-), sekret -/-.
Telinga : Sekret -/-, membran timpani normal, nyeri tekan -/-.
Mulut : Bibir kehitaman, agak kering, sianosis (-), trismus (-),
Lidah : Normoglossia, warna merah muda, lidah kotor (-).
Gigi geligi : Tidak ada kelainan
Uvula : Letak di tengah, hiperemis (-)
Tonsil : T1/T1, tidak hiperemis
Tenggorokan : Faring tidak hiperemis
Leher : KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba .
Membesar.

14
Thorax
 Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris dalam keadaan statis
maupun dinamis, efloresensi primer/sekunder dinding dada (-), pulsasi
abnormal (-), gerak napas simetris, irama teratur, retraksi suprasternal (-).
Palpasi : Gerak napas simetris, vocal fremitus simetris
Perkusi : Sonor pada semua lapangan paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler pada seluruh lapang paru
 Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis teraba
Perkusi : Tidak dilakukan
Auskultasi : S1 – S2 reguler, murmur -, gallop –
 Abdomen
Inspeks : Bentuk datar, efloresensi (-)
Auskultasi : Bising usus (+)
Perkusi : Timpani pada keempat kuadran abdomen, shifting
dullness (-), nyeri ketok CVA (-)
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
membesar, balotemen (-)
 Ekstremitas
- Atas : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), edema (-)
- Bawah : Akral hangat, CRT < 2 detik, sianosis (-), edema (-)

B. Status Neurologis
1. Saraf kranial (I-XII) : Baik
2. Tanda rangsang meningeal : Tidak dilakukan
3. Refleks fisiologis : (+) normal
4. Refleks patologis : Tidak ada
5. Motorik : Baik

15
6. Sensorik : Baik
7. Fungsi luhur : Baik
8. Gangguan khusus : Tidak ada
9. Gejala EPS : Akatisia (-), bradikinesia (-), rigiditas (-),
tonus otot (N), tremor (-), distonia (-),
disdiadokokinesis (-)

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium dalam batas normal.

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


 Pasien marah marah, mengamuk dan mengancam ingin membunuh bapaknya
karena curiga akan di bawa ke RSJ dan mendengar bisikan perintah untuk
membunuh bapaknya saja.
 Pasien selalu curiga dan tidak pernah percaya dengan orang lain.
 Pasien suka berbicara meninggi-ninggikan dirinya, mengaku dan yakin dirinya
adalah seorang pengusaha obat herbal, memiliki klinik bekam dan parfum.
 Jika kambuh, pasien akan sangat emosional tidak terkontrol, menghina dengan
kata kata kotor dan memukul orang lain dan pergi ke tempat maksiat.
 Pasien memiliki khayalan untuk berhubungan intim.
 Pasien sangat suka berfoya-foya, suka di puji dan sangat ingin menjalankan
usaha-usaha sendiri.
 Pasien mengaku sering memberikan hadiah-hadian untuk keluarganya.
 Pasien menyadari dirinya sakit dan butuh bantuan, mengetahui sedang di
rawat inap di RSJ Soeharto Heerdjan namun tidak memahami penyebab
sakitnya  Tilikan 4

16
VII. FORMULASI DIAGNOSTIK
 Aksis I: Gangguan Klinis dan Kondisi Klinis yang Menjadi Fokus Perhatian
Khusus
Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan
kedalam:
1. Gangguan kejiwaan karena adanya:
Adanya gangguan / hendaya dan disabilitas dalam fungsi sosial yaitu pasien
tidak bekerja dan sudah tidak bisa melakukan tugas-tugas di rumah.
2. Distress / penderitaan :
Adanya mengamuk, curigaan, dan mendengar bisikan.
3. Gangguan mental organik :
Tidak terdapat gangguan kesadaran neurologis. Tidak disebabkan oleh
gangguan medik umum.
4. Gejala Psikotik, menyebabkan hendaya dalam menilai realita :
 Waham curiga ( + )
 Waham kebesaran ( + )
 Terdapat gangguan mood yang bersifat manik.
5. Termasuk gangguan skizoafektif tipe manik karena :
 Memenuhi kriteria skizoafktif
 Terdapat adanya skizofrenia dan gangguan afektif yang sama-sama
menonjol pada saat yang bersamaan.

 Aksis II : Gangguan Kepribadian dan Retardasi Mental


Berdasarkan hasil autoanamnesis dan alloanamnesis (dari adik pasien) pasien
memiliki ciri kepribadian histrionic;
Pasien bertumbuh dengan baik secara berat badan dan tinggi badan dan
berkembang sesuai anak-anak seusianya, namun seiring berkembangnya usia
ditentukan dari usia 18 tahum pasien suka berakting di depan orang lain agar
mendapatkan perhatian, pasien seperti bersandiwara/berbohong dengan gaya
bahasa tertentu demi menyakinkan orang lain untuk percaya dan tertarik padanya.

17
Pasien sangat sering menampilkan kelebihannya yang sebenarnya tidak ada untuk
di puji oleh orang lain.

 Aksis III : Kondisi Medis Umum


Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan neurologis tidak ditemukan kelainan
kondisi umum medis.

 Aksis IV: Problem Psikososisal dan Lingkungan


Dari anamnesis, pasien memiliki masalah dengan keluarga yaitu istri, adik, dan
bapaknya. Hubungan pasien dengan istrinya tidak harmonis, dan ditinggalkan
istrinya menikah lagi hingga bercerai. Pasien berpisah dengan anak karena anak
tinggal dengan mertuanya. Pasien sering bertengkar dengan adiknya, dan juga
tidak suka dengan bapaknya.

 Aksis V: Penilaian Fungsi Secara Global


GAF current : 60 – 51 (gejala sedang (moderate), disabilitas sedang)
GAF HLPY : 60 – 51 (gejala sedang (moderate), disabilitas sedang)

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL


 Aksis I : F25.0 Skizoafektif Tipe Manik
 Aksis II : Ciri Kepribadian Histrionik
 Aksis III : Tidak ada
 Aksis IV : Masalah primary support group.
 Aksis V : GAF current : 60 - 51
GAF HLPY : 60 - 51
IX. DAFTAR MASALAH
A. Organobiologi : Tidak ada
B. Psikologik : Halusinasi auditorik, waham kebesaran dan waham
curiga, mood hipertim, banyak ide, flight of ideas.

18
C. Sosial/keluarga : Masalah dengan istrinya, pasien sering bertengkar
dengan adiknya dan curigaan dengan bapaknya.

X. DIAGNOSA DIFERENSIAL
F 31.2 Gangguan Afektif Bipolar, episode Kini Manik dengan gejala Psikotik

XI. PROGNOSIS
Faktor yang memperingan
Keluarga yang mendukung pemulihan dan keteraturan dalam kontrol rutin.
Faktor yang memperberat
Sering putus obat karena obat sering dibuang, dan merasa tidak harus minum obat.
 Quo vitam : Ad bonam (tidak ada gangguan mental organik dan dengan
memperhatikan kondisi kesehatan tanda tanda vital pasien)
 Quo functionam : Dubia ad bonam (jika pasien rutin meminum obat sesuai
peraturan dari dokter, sehingga gejala dan mood bisa terkendali/terkontrol)
 Quo sanationam : Dubia ad malam (pasien sudah berulang kali kambuh
akibat sering tidak patuh minum obat)

XII. TATALAKSANA
Rawat inap, dengan indikasi:
 Timbulnya agitasi
 Pasien membahayakan orang lain karena bila pasien marah-marah akan
memukul orang lain.
 Mencegah munculnya gejala yang lebih berat
 Untuk observasi lebih lanjut dan pengontrolan pengobatan
 Riwayat gejala yang berulang
Medikamentosa (Oral)
 Risperidone 2x2 mg
Pastikan monoterapi terlebih dahulu antipsikotik yang diberikan dengan
pengaturan dosis awal, - evaluasi selama 2 minggu dan bila perlu dinaikkan

19
dosis optimal di pertahankan selama 8-12 minggu (stabilisasi) diturunkan
selama 2 minggu dosis maintenance, dipertahankan 6 bulan – 2 tahun
(diselingi drug holiday 1 – 2 minggu) – tappering off (dosis diturunkan setiap
2 – 4 minggu) – stop. Untuk pasien dengan serangan sindrom psikotik yang
multiepisode, terapi pemeliharaan (maintenance) diberikan paling sedikit 5
tahun. Pemberian obat antipsikotik ‘long acting’ hanya untuk stabilisasi dan
pemeliharaan terhadap kasus skizofrenia.
 Depakote 500 mg 2x1
Merupakan natrium divalproat yang merupakan anti kejang dan juga bias
mengatasi fase manik atau sebagai mood stabilizer. Bekerja mengembalikan
keseimbangan neurotransmitter di otak.

Non-medikamentosa:
Psikoedukasi:
 Menjelaskan pada pasien dan keluarga mengenai penyakit yang dialami
pasien, rencana terapi, efek samping pengobatan, dan prognosis penyakit.
 Mengingatkan pasien dan keluarga tentang pentingnya minum obat sesuai
aturan dan datang kontrol ke poli sesuai anjuran dokter. Dan bila ada gangguan
perilaku segera dibawa ke RS.
 Menjelaskan pada keluarga pasien bahwa dukungan keluarga akan membantu
keadaan pasien.
Psikoterapi
 Sugesti : Menanamkan kepada pasien bahwa gejala-gejala gangguannya
dapat dikendalikan.
 Reassurance : Memberitahukan kepada pasien bahwa minum obat sangat
penting untuk mengendalikan moodnya.
Sosioterapi :
 Menganjurkan pasien untuk bersosialisasi dengan pasien lain.
 Mengikut sertakan pasien dalam berbagai kegiatan rehabilitasi psikososial di
RSJSH.

20

Anda mungkin juga menyukai