Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

TENTANG ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


GANGGUAN KELENJAR TIROID

Dosen : Atik Setiawan Wahyuningsih, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Disusun oleh :

Putri Nurvita Dewi

1711B0060

Semester 4B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SURYA MITRA HUSADA
KEDIRI
2019
A. Gangguan Kelenjar Tiroid
Gangguan hormon tiroid yang dimaksudkan di sini adalah kekurangan
dan kelebihan hormon tiroid. Untuk itu, di sini akan dijelaskan secara rinci
gejala klinis yang diakibatkan oleh karena kekurangan maupun kelebihan
hormon tiroid.
1. Kekurangan hormon tiroid (Hipotiroidisme)
Hipotiroidime terjadi bila kelenjar tiroid tidak dapat memenuhi
kebutuhan tubuh akan hormon tiroid. Penyebab munculnya hipotiroidisme
antara lain:
a. Tiroiditis hashimoto, pada kasus ini sistem kekebalan tubuh
menghasilkan antibodi yang dapat merusak jaringan kelenjar tiroid.
Akibatnya, kelenjar ini tidak dapat memproduksi hormon tiroid dalam
jumlah yang cukup.
b. Kekurangan mengkonsumsi yodium dari makanan.
c. Pengangkatan kelenjar tiroid
d. Terapi radioaktif dengan yodium.
e. Infeksi bakteri dan virus.
f. Obat-obatan seperti lithium karbonat, amiodarone hidroklorida dan
interferon alfa.
g. Adanya gangguan pada kelenjar pituitary atau hipotalamus yang
mengontrol kerja kelenjar tiroid.
h. Hipotiroidime yang terjadi pada masa kehamilan, yang berakibat pada
kekurangan hormon tiroid pada bayinya.
Secara garis besar, hipotiroidisme dapat bersifat primer maupun
sekunder. Hipotiroidisme primer terjadi bila didapatkan proses patologis
yang merusak kelenjar tiroid. Sedangkan hipotiroidisme sekunder dapat
diakibatkan karena defisiensi sekresi TSH pada hipofisis. Bila ditinjau dari
permulaan munculnya, hipotiroidisme dapat terjadi sebelum masa dewasa,
bahkan sejak lahir, maupun setelah masa dewasa.
Hipotiroidisme yang terjadi sebelum masa dewasa atau sejak lahir,
mengakibatkan kretinisme (kredil). Kretinisme adalah kondisi akibat
hipotiroidisme ekstrim yang diderita selama kehidupan janin, bayi dan
anak-anak. Kondisi ini ditandai dengan gagalnya pertumbuhan fisik dan
mental. Kegagalan pertumbuhan fisik (dwarfisme) disebabkan oleh karena
kegagalan pertumbuhan tulang. Sedangkan kegagalan pertumbuhan mental
(retardasi mental) disebabkan karena gagalnya otak untuk dapat
berkembang secara penuh.
Hipotiroidisme yang terjadi pada bayi baru lahir, dapat
memperlihatkan gejala-gejala berupa nafsu makan rendah, sering tersedak
saat menyusu, berat dan tinggi badan tidak normal, sembelit, susah bernafas,
tangis parau, kuning, lesu, perut buncit, pusat bodong, alat kelamin, tangan
dan kaki bengkak, dan kulit teraba dingin. Selanjutnya, penderita kretinisme
memiliki gejala klinis berupa warna kulit kekuning-kuningan, suhu tubuh
rendah, rambut dan kulit kering, bicaranya lamban, perut buncit, tubuh lesu,
denyut jantung lambat, karena metabolisme karbohidrat yang lamban.
Tanda-tandanya :
a. Wajah sembab dan bengkak
b. Denyut nadi dan jantung lambat
c. Suhu tubuh rendah,
d. Mudah demam
e. Rambut dan kulit kering
f. Otot lemah
g. Tubuh lesu
h. Dan efek jangka panjangnya adalah pembesaran jantung akibat
peningkatan kerja jantung secara berlebihan.
2. Kelebihan Hormon Tiroid (Hipertiroidisme)
Hipertiroidisme dikenal juga dengan tirotoksikosis. Hipertiroidisme
dapat didefinisikan sebagai respon jaringan tubuh terhadap pengaruh
metabolik akibat peningkatan hormon tiroid secara berlebihan. Bentuk
tersering adalah penyakit grave (gondok eksoftalmik). Pada penyakit grave
tiroid membesar dan hiperplastik secara difus dan terjadi penonjolan bola
mata yang disebut eksoftalmus.
Hipertiroidisme terjadi bila terdapat sekresi tiroksin secara
berlebihan. Kondisi ini dapat menyebabkan pertumbuhan tubuh tidak dapat
dikendalikan (pertumbuhan raksasa, gigantisme). Apabila kelebihan
hormon tiroksin terjadi setelah masa dewasa, maka akan berakibat
meningkatnya metabolisme tubuh, meningkatnya denyut jantung, gugup,
intoleransi terhadap panas, berkeringat banyak, berat badan berkurang,
diare, kelemahan otot, cemas dan kelainan psikis lainnya, mudah lelah,
susah tidur dan tremor pada tangan. Hipertiroidisme ini dapat dikurangi
dengan pemberian obat anti tiroid, dengan cara memberikan iodine radio
aktif yang dapat menghancurkan sebagian sel-sel tiroid.
B. Pemeriksaan fisik dan pembacaan pada gangguan tiroid
Secara umum pemeriksaan fungsi tiroid digunakan untuk menegakkan
diagnosis kelainan fungsi tiroid (thyroid profiling test) dan mencari etiologi
kelainan fungsi tiroid (definitive test). Pemeriksaan kadar T4 dan TSH
merupakan salah satu pemeriksaan dasar penegakan diagnosis kelainan fungsi
tiroid. Algoritma hasil pemeriksaan fungsi tiroid dan kemungkinan
diagnosisnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

1. Kadar T4 dan TSH Tidak Normal


Pada hasil pemeriksaan seperti ini kadar T4 menurun atau kadar T4
meningkat. Pada kadar T4 yang menurun, dapat disertai peningkatan kadar
TSH atau penurunan kadar TSH. Sedangkan, pada kadar T4 yang
meningkat, juga dapat disertai peningkatan kadar TSH atau penurunan
kadar TSH. Masing-masing kondisi di atas memiliki konsekuensi klinis
masing-masing.
2. Kadar T4 Menurun
Penurunan kadar t4 merupakan tanda adanya hipotiroid. Pada
keadaan hipotiroid ini harus dicari gejala klinis hipotiroid seperti
lemas/letargi, hipotonus, konstipasi, kulit kering, gangguan pertumbuhan
atau gangguan perkembangan.
3. Kadar T4 Meningkat
Peningkatan kadar T4 merupakan tanda adanya hipertiroid. Gejala
klinis khas seperti takikardia, berdebar-debar, berkeringat banyak,
penurunan berat badan harus diperiksa untuk menegakkan diagnosis
hipertiroid. Peningkatan kadar T4 dapat disertai penurunan kadar TSH. Bila
kadar T4 meningkat dan TSH menurun, maka kelainan ini disebabkan
gangguan pada kelenjar tiroid. Penyebab tersering hipertiroid adalah
penyakit graves.
4. Kadar T4 Normal, TSH Tidak Normal
Kadar T4 yang normal dapat diikuti kadar TSH yang meningkat atau
menurun. Interpretasi klinis harus dipertimbangkan berdasar usia pasien
(neonatus, anak atau remaja), efek samping obat dan beberapa faktor lain.
5. Kadar T4 Normal dan TSH Meningkat
Interpretasi hasil pemeriksaan di atas sangat ditentukan oleh usia
pasie. Pada pasien neonatus, penyebab kelainan tersebut adalah hipotiroid
kongenital namun bisa juga sebenarnya adalah varian normal. Kecurigaan
hipotiroid kongenital menguat bila didapatkan kadar TSH > 40 uIU/mL,
pada kondisi ini pasien dapat diberikan levotiroksin sambil menunggu hasil
konfirmasi ulang. Pada pasien dengan kadar TSH 20-40 uIU/mL, masih
perlu dilakukan pemeriksaan ulang untuk mengkonfirmasi hasil.
6. Kadar T4 Normal, Kadar TSH Menurun
Beberapa hal dapat menyebabkan kadar T4 normal diikuti kadar
TSH yang menurun (di bawah rentang normal, tapi > 0,1 uIU/mL),
contohnya hipertiroid subklinis, efek samping obat dan varian normal. Pada
pasien hipertiroid subklinis sering tanpa gejala klinis atau sangat ringan.
Beberapa obat dapat menyebabkan efek samping penekanan sekresi TSH,
yaitu glukokortikoid, dopamin agonis, somatostatin analog, metformin dan
karbamazepin.
C. Pentalaksanaan Pasien Gangguan Kelenjar Tiroid
1. Hipertiroid
a. Thionamide
Thionamide adalah kelompok obat-obatan yang digunakan untuk
menekan produksi hormon tiroksin dan triiodotironin.
Contoh obat-obatan thionamide adalah carbimazole dan
propylthiouracil. Obat ini perlu dikonsumsi sekitar 1-2 bulan agar bisa
dilihat efektivitasnya terhadap hipertiroidisme.
b. Radioterapi
Radioiodine adalah sejenis prosedur radioterapi untuk mengobati
hipertiroidisme. Hormon yang dihasilkan kelenjar tiroid akan
berkurang ketika radioactive iodine (dalam tingkat rendah dan tidak
berbahaya) menyusutkan kelenjar tiroid. Pengobatan radioiodine dapat
berbentuk cair atau kapsul.
c. Beta-blocker
Beta-blocker atau penghambat beta adalah obat yang digunakan
untuk mengatasi gejala yang muncul akibat hipertiroidisme, seperti
hiperaktif, detak jantung cepat, dan tremor. Obat ini tidak boleh
dikonsumsi oleh penderita asma. Beta-blocker diberikan setelah
produksi hormon kelenjar tiroid bisa dikendalikan dengan thionamide.
Efek samping yang paling umum akibat obat ini adalah mual, nyeri
perut, konstipasi, diare, pusing, kaki dan tangan menggigil, insomnia,
dan selalu merasa lelah.
d. Operasi tiroid
Operasi pengangkatan kelenjar tiroid atau tiroidektomi bisa bersifat
parsial atau total. Disebut parsial jika hanya sebagian jaringan kelenjar
yang diangkat, dan total jika seluruhnya diangkat.
2. Hipotiroidisme
Hipotiroidisme utamanya diobati menggunakan levotiroksin, yang
merupakan hormon T4 sintetis, dan diberikan dalam bentuk oral. Fungsi
dari levotiroksin adalah untuk mengembalikan kadar hormon tiroid ke
kondisi normal sehingga dapat meredakan gejala-gejala hipotiroidisme.
Dalam waktu satu-dua minggu pengobatan, biasanya perubahan gejala-
gejala akan terasa membaik. Selain itu, pengobatan menggunakan
levotiroksin juga akan menurunkan kadar kolesterol sehingga dapat
menurunkan berat badan. Pengobatan menggunakan levotiroksin biasanya
diberikan kepada pasien seumur hidup, namun dosisnya dapat disesuaikan
oleh dokter sambil memantau kadar hormon TSH secara berkala.

D. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan pada Kelenjar


Tiroid
A. Kasus
Ny. E ( 19 th ) masuk rumah sakit dengan keluhan kelelahan yang
ekstrim, kerontokan rambut, kuku rapuh, kulit kering, parestesia pada jari
tangan, suara menjaidadi kasar / parau, tidak tahan dingin, keringat
berkurang, kulit dingin dan kering, wajah membengkak,lidah membesar,
mengeluh hipermenorea atau amenorea dan kehilangan libido.
B. Pengkajian
1. Biodata pasien
Nama : Ny. E
Umur : 19 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Suku / bangsa : Jawa / Indonesia
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
2. Riwayat keperawatan
A. Keluhan utama
Pasien mengatakan merasakan kelelahan yang ekstrim
B. Riwayat keperawatan sekarang
Pasien mengatakan mengalami kelelahan yang ekstrim
sehingga sulit untuk melakukan aktivitasnya. Kerontokan pada
rambut, kuku rapuh serta kulit yang kering juga pasien
alami,pasien tidak tahan dingin meskipun pada tempat yang
hangat.
C. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sudah merasakan gejala ini sejak umur 18
tahun.
D. Sistem Endokrin
Penurunan fungsi hormon
C. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 DS : Px mengatakan Gangguan organic Intoleransi aktivitas
merasakan kelelahan yang kelenjar tiroid
ekstrim
Do : Produksi hormone
- Kondisi umum lemah tiroid menurun
- Kesadaran apatis
- TD 110/ 60 mmHg Gangguan
- S: 36 c metabolisme
- RR 18x/mnt
- N 75x/mnt Produksi Atp dan
Adp menurun

Kelelahan

Intoleransi aktivitas
2 Ds : Pasien mengatakan Gangguan fungsi Hipotermi
badannya tidak tahan dingin hipotalamus
Do:
- Kondisi umum lemah Sekresi TSH
- Kesadaran apatis menurun
- TD 110/ 60 mmHg
- S: 36 c Produksi hormone
- RR 18x/mnt, N 75x/mnt tiroid menurun
Gangguan
metabolisme

Produksi kalor
menurun

Hipotermi

D. Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas b/d imobilitas
2. Hipotermi b/d penurunan laju metabolisme
E. Intervensi Keperawatan

No Dx Rasional NOC NIC


keperawatan
1 Intoleransi Setelah - Aktivitas - Atur interval waktu
aktivitas b/d dilakukan pasien antar aktivitas untuk
imobilitas asuhan normal meningkatkan istirahat
keperawatan - px dapat dan latihan yang dapat
selama 1x24 beraktivitas ditolerir
jam maka tanpa - bantu aktivitas
aktivitas pasien keluhan perawatn
bisa normal - kelelahan mandiri ktika px
Menurun dalam keadaan lelah
- KU baik - pantau respon px
terhadap peningkatan
aktivitas
- lakukan kolaborasi
dengan tim medis
a. Euthyrox
b. Jodipin ultra
c. Joodkali
d. Thyrax
2 Hipotermi b/d Setelah - px dapat 1.berikan tambahan
penurunan laju dilakukan mempertahankan pakaian atau tambahan
metabolisme asuhan suhu tubuh dasar selimut
keperawatan - KU baik 2.hindari penggunaan
1x24 jam maka panas dari luar
suhu pasien 3.lindungi terhadap
normal pajanan hawa dingin
dan hembusan angin
DAFTAR PUSTAKA

Deglin H. Judith & Vallerand H. 2005. Pedoman Obat Untuk Perawat. Jakarta.
Penerbit : Buku Kedokteran EGC.
Kee L.Joyce & Hayes R.Evelyn. 1996. Farmakologi Pendekatan Proses
Keperawatan. Jakarta. Penerbit : Buku Kedokteran EGC.
Anonim. 2010. Thyroid. Wikipedia dalam
http://www.mediapropolis.com/thyroid-2.php diakses pada 26 mei 2019
pukul 12.00 wib.
Anonim. 2010. Gangguan tiroid. Wikipedia dalam
http://erwinaziz.wordpress.com/sadari datangnya gangguan tiroid/ diakses 26
mei 2019 pukul 12.00 wib.
https://www.google.com/amp/s/meifitria.wordpress.com/2011/04/14/asuhan-
keperawatan-hipotiroidisme/amp/ diakses pada 26 mei 2019 pukul 13.00
wib

Anda mungkin juga menyukai