Anda di halaman 1dari 5

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322344067

Kepraktisan dan keefektifan LKPD berbasis problem based learning untuk


melatihkan kemampuan literasi sains pada materi asam basa

Article · December 2017


DOI: 10.24114/jpkim.v9i3.8537

CITATIONS READS

0 670

4 authors, including:

Rusly Hidayah
Universitas Negeri Surabaya
15 PUBLICATIONS   2 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Rusly Hidayah on 06 March 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal Pendidikan Kimia Vol. 9, No. 3, Desember 2017 p.352-355

e-ISSN: 2549-3116 p-ISSN: 2085-3653


Jurnal Pendidikan Kimia
http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/jpk

Kepraktisan dan keefektifan LKPD berbasis problem based learning


untuk melatihkan kemampuan literasi sains pada materi asam basa

Practicality and effectiveness of student’s worksheet based on problem


based learning to practice scientific literacy skill in matter acid and base

Maftukhatun Ni’mah1*; Aprianto; Nurul Hidayati; Rusly Hidayah*


1
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Surabaya, Surabaya-Indonesia
*Korespondensi: 12nimah@gmail.com; ruslyhidayah@unesa.ac.id

Hasil studi komperatif PISA menunjukkan bahwa tingkat literasi sains Indonesia masih rendah. Dari hasil
studi tersebut menyatakan bahwa Indonesia berada pada peringkat 64 dari 65 negara dengan skor
literasi sains 382 pada kajian ilmu pengetahuan alam siswa. Diperlukan pengembangan LKPD untuk
melatihkan kemampuan literasi sains. Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan LKPD berbasis
problem based learning untuk melatihkan kemampuan literasi sains yang praktis dan efektif. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R&D). Hasil penelitian yang
telah dilakukan menunjukkan bahwa LKPD yang dikembangkan praktis dan efektif. Kepraktisan LKPD
dilihat dari respon peserta didik mendapatkan tanggapan yang baik sebesar 94,99% dengan
kategori amat baik. Keefektifan LKPD yang dikembangkan dilihat dari gain score dari hasi pre test
dan post test peserta didik.
Kata kunci: LKPD, praktis, efektif

The results of PISA's comperative studies show that the level of Indonesian science literacy is still low. From
the results of the study stated that Indonesia is ranked 64 of 65 countries with a score of 382 science
literacy on the study of natural science students. Necessary development of student’s worksheet to trace the
ability of science literacy. The purpose of this research is to produce student’s worksheet based on problem
based learning to trace the ability of science literacy which is practical and effective. The method used in
this research is Research and Development (R&D). The results of the research have shown that student’s
worksheet developed practical and effective. Student’s worksheet practicality seen from student response
get good response equal to 94,99% with very good category. The effectiveness of student’s worksheet
developed is seen from the gain score of the pre test and post test of the student.
Key words: Student’s worksheet, practice, effective

DOI: https://doi.org/10.24114/jpkim.v9i3.8537

Konsep berpikir dalam dunia pendidikan mengidentifikasi isu ilmah, menjelaskan fenomena
dituntut untuk berubah oleh perkembangan global. secara ilmiah dan menggunakan bukti ilmiah itu
Konsep berpikir telah berubah menjadi berpusat dalam kehidupan sehari-hari.
kepada siswa setelah sebelumya berpusat Indonesia merupakan salah satu peserta PISA
terhadap guru (Suyono & Haryanto, 2011). di luar Negara industri maju yang tergabung
Permendikbud No.81A tentang Implementasi dalam OECD (Maturradiyah & Rusilowati, 2015).
Kurikulum 2013 menyatakan bahwa dalam Tingkat literasi sains Indonesia masih rendah,
kurikulum 2013 pembelajaran berpusat pada Indonesia berada pada peringkat 64 dari 65
siswa. negara dengan skor literasi sains 382 pada kajian
Kegiatan inkuiri dan pendekatan ilmiah ilmu pengetahuan alam siswa. Sedangkan, rata-
(scientific approach) dalam kurikulum 2013 secara rata skor dari semua Negara adalah 501 (PISA,
umum mengarahkan siswa untuk mengembangkan 2006).
literasi sains (Anjarsari, 2014). Menurut PISA Perbedaan besar antara kurikulum dan proses
(2006), literasi sains adalah kemampuan untuk pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah-
Ni’mah, M dkk./ JPKim 9 (3) 2017 p.352-355

sekolah di Indonesia dengan tuntutan dalam PISA materi dan perubahan-perubahan yang dialami
merupakan penyebab rendahnya literasi sains di materi ini dalam proses alamiah maupun dalam
Indonesia (Firman, 2007). Faktor-foktor yang eksperimen yang direncanakan (Keenan, 1984).
diduga menjadi penyebab rendahnya literasi sains Ilmu kimia merupuakan salah satu ilmu yang
ini dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti sistem dipelajari pada jenjang SMA/MA. Tujuan
pendidikan/kurikulum, metode pembelajaran, pengajaran kimia di SMA/MA adalah peserta
kompetensi guru, sarana dan fasilitas didik dapat memahami konsep, prinsip, hukum,
pembelajaran, sumber pembelajaran, bahan ajar, teori kimia serta saling keterkaitannya dan
dan lain-lain. penerapannya untuk menyelesaikan masalah
Hasil studi lapangan yang telah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi (BSNP,
di SMAN 1 Sidayu dengan melakukan wawancara 2006).
terhadap guru kimia dan pengisisan angket oleh Materi asam basa merupakan salah satu
peserta didik. Hasil wawancara terhadap salah materi kimia yang diajarkan pada siswa SMA
satu guru kimia di SMAN 1 Sidayu menunjukkan kelas XI. Salah satu sub materi dalam asam basa
bahwa di sekolah tersebut tidak menggunakan adalah indikator buatan dan idikator alami. Materi
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). Peserta didik asam basa sangat dekat dengan kehidupan
hanya menggunakan buku siswa. Hal ini selaras sehari-hari manusia. Sehingga siswa akan mudah
dengan hasil angket respon peserta didik di SMAN dalam mempelajari fenomena-fenomena yang
1 Sidayu yang menyatakan tidak menggunakan berkaitan dengan materi asam basa jika media
LKPD. Selain itu saat praktikum, peserta didik yang digunakan mendukung hal tersebut. Media
jarang diberikan fenomena dalam mengantarkan yang dimaksud adalah LKPD (Lembar Kerja
peserta didik untuk mempelajari kimia. Sehingga Peserta Didik). Selain itu kemampuan literasi sains
peserta didik belum terlatih untuk menghubungkan dapat dimasukkan dalam media tersebut, sehingga
materi kimia dengan permasalahan yang ada dengan media ini dapat melatihkan literasi sains
dalam kehidupan sehari-hari. siswa.
Berdasarkan uraian tersebut perlu dilakukan
pengembangan media pembelajaran untuk
melatihkan kemampuan literasi sains. Media Metode
pembelajaran merupakan salah satu bagian
penting untuk mencapai tujuan pendidikan dalam Penelitian ini telah dilakukan uji coba di SMA
proses pembelajaran. Sebagai alat bantu Negeri 1 Sidayu pada semester ganjil tahun
mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi ajaran 2017/2018. Pada uji coba terbatas ini
dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan mengambil 12 siswa kelas XI peminatan
oleh guru merupakan salah satu fungsi utama Matematika dan Ilmu Alam (MIA) yang terdiri dari
media pembelajaran (Arsyad, 2014). 4 orang siswa kelompok atas, 4 orang siswa
Salah satu media pembelajaran yang dapat kelompok menengah, daan 4 orang siswa
membantu untuk melatihkan literasi sains adalah kelompok bawah ditinjau dari kemampuan
LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik). Menurut akademik siswa.
Widjajanti (2008) LKPD (Lembar Kerja Peserta Jenis penelitian ini adalah penelitian dan
Didik) merupakan salah satu sumber belajar yang pengembangan, yaitu meneliti dan
dapat dikembangkan oleh pendidik sebagai mengembangkan media pembelajaran berupa
fasilitator dalam kegiatan pembelajaran. LKPD media LKPD berbasis Problem Based Learning untuk
yang disusun dapat dirancang dan dikembangkan melatihkan literasi sains pada materi asam basa
sesuai dengan kondisi dan situasi kegiatan. kelas XI. Penelitian pengembangan ini, mengacu
Diperlukan model pembelajaran yang cocok pada metode Research and Development (R&D).
untuk melatihkan literasi sains. Salah satu model Borg & Gall (1989) menjelaskan bahwa
pembelajaran yang mendukung untuk melatihkan pendekatan Research and Development (R&D)
literasi sains adalah pembelajaran berbasis dalam pendidikan meliputi sepuluh langkah, yaitu:
masalah atau Problem Based Learning. Problem 1) Studi Pendahuluan (Research and Information
Based Learning adalah keseluruhan dari Collecting); 2) Merencanakan Penelitian (Planning);
pembelajaran untuk memunculkan pemikiran 3) Pengembangan Desain (Develop Preliminary of
penyelesaian masalah; dimulai dari awal Product); 4) Uji coba terbatas (Preliminary Field
pembelajaran disintesis dan diorganisasikan dalam Testing); 5) Revisi Hasil Uji Lapangan Terbatas
situasi masalah (Toharudin dkk., 2011). (Main Product Revision; 6) Uji coba produk secara
Ilmu kimia merupakan salah satu ilmu cabang luas (Main Field Test); dan 7) Revisi Hasi Uji
dari sains. Ilmu kimia merupakan suatu cabang ilmu Lapangan Lebih Luas (Operational Product
yang di dalamnya mempelajari bangun (struktur) Revision); 8) Uji Kelayakan (Operational Field

353
Ni’mah, M dkk./ JPKim 9 (3) 2017 p.352-355

Testing); 9) Revisi Final Hasil Uji Kelayakan (Final Hasil dan Pembahasan
Product Revision) 10) Produk Akhir (Dissemination
and Implementation). Penelitian ini terbatas pada Setelah LKPD yang dikembangkan dinyatakan
langkah ke empat yaitu uji coba tebatas. valid, maka tahap selanjutnya yaitu mengetahui
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini kepraktisan dan keefektifan LKPD yang
adalah angket respon dan lembar pre test dan post dikembangkan. Kepraktisan LKPD yang
test. Kepraktisan LKPD yang dikembangkan dilihat dikembangkan dilihat dari respon peserta didik
dari respon peserta didik. Respon dari peserta terhadap LKPD yang dikembangkan. Keefektifan
didik dapat diketahui dari hasil data angket yang LKPD yang dikembangkan diketahui dari
diberikan pada peserta didik. Angket yang telah kemampuan literasi sains peserta didik
diisi dihitung berdasarkan kriteria pada Tabel 1. berdasarkan hasil pre test dan post test peserta
didik. Untuk mengetahui respon peserta didik dan
Tabel 1. kemampuan literasi sains peserta didik maka
Pernyataan Skala Guttman dilakukan uji coba terbatas. Uji coba terbatas
Pertanyaan Nilai/Skor Nilai/Skor dilakukan pada tanggal 12-13 Oktober di SMAN
pernyataan pernyataan 1 Sidayu. Subjek uji coba terbatas adalah 12
positif negatif peserta didik yang heterogen dari kelas XII MIA 2.
Ya 1 0 Peserta didik heterogen dilihat dari kemampuan
Tidak 0 1 akademiknya yang terdiri atas 4 orang kelompok
atas, 4 orang kelompok menengah dan 4 orang
Respon siswa terhadap pembelajaran kelompok bawah.
menggunakan LKPD yang dikembangkan kemudian Pada penelitian yang telah dilakuakan,
dihitung dengan rumus: peserta didik diberikan pre test untuk mengetahui
kemampuan awal literasi sains peserta didik.
( )
Kemudian peserta didik diberikan materi asam
basa menggunakan LKPD yang dikembangkan.
( ) Pada hari pertama peseta didik mendapatkan
materi indikator buatan dan pada hari kedua
adalah materi indikator alami. Di akhir pertemuan
yakni pada hari kedua peserta didik mendapatkan
Berdasarkan hasil analisis angket akan post test untuk mengetahui kemampuan literasi sains
diperoleh kriteria respon siswa dengan kategori peserta didik setelah dilakukan uji coba terbatas
sebagaimana disajikan pada Tabel 2. menggunakan LKPD yang dikembangkan.

Tabel 2. Kepraktisan
Kriteria Interprestasi Skor Berdasarkan Skala Likert Kepraktisan LKPD yang dikembangkan dilhat
(Dimodifikasi dari Riduwan, 2012). dari tanggapan peserta didik. LKPD yang
Skor rata-rata (%) Kategori dikembangkan dikatakan praktis apabila rata-
0%-20% Kurang rata hasil penilaian peserta didik mencapai
21%-40% Cukup presentase ≥61%. Peserta didik diberikan angket
41%-60% Cukup Baik respon yang berisi 15 pertanyaan. Pertanyaan
61%-80% Baik
81%-100% Amat Baik
yang diberikan terdapat pertanyaan negatif dan
pertanyaan positif. Hal ini untuk menghindari
peserta didik yang tidak mengisi angket dengan
Hasil respon siswa ini dihitung dengan
tidak sungguh-sungguh, Jika pertanyaan dibuat
menggunakan rumus respon siswa. Jika persentase
pertanyaan negatif dan positif maka peserta didik
siswa yang memberi respon positif ≥ 61%, maka
akan membaca pertanyan dengan cermat.
LKPD yang dikembangkan dapat dikatakan baik.
Berdasarkan hasil respon pada peserta didik
Keefektifan LKPD yang dikembangkan dilihat
didapatkan data pada Gbr 1.
dari kemampuan literasi sains siswa. Untuk
Berdasarkan Gbr 1 presentase terendah
mengetahui kemampuan literasi sains peserta didik
pada pertanyaan 4 dan 6. Pertanyaan 4 adalah
dilakukan dengan menganalisis test pre test-post
apakah LKPD tersebut dapat memotivasi peserta
test siswa. Penilaian literasi sains peserta didik
didik untuk belajar dan untuk pertanyaan 6
dilakukan setelah peserta didik menggunakan
apakah LKPD yang dikembangkan disertai dengan
LKPD yang dikembangkan.
penjelasan yang sulit dipahami. Hasil angket
respon rata-rata adalah 94,99% dengan kategori
amat baik. Berdasarkan hasil tersebut maka, LKPD

354
Ni’mah, M dkk./ JPKim 9 (3) 2017 p.352-355

berbasis problem based learning untuk melatihkan Ucapan terima kasih


kemampuan literasi sains praktis digunakan.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada
Universitas Negeri Surabaya yang telah
membiayai penelitian ini dan kepala sekolah
SMAN 1 Sidayu yang telah memberikan izin
penelitian di SMAN 1 Sidayu.

Daftar Pustaka
Gbr 1. Hasil Respon Peserta Didik Anjarsari, P. (2014). Literasi Sains dalam Kurikulum
dan Pembelajaran IPA SMP. Prosiding Semnas
Keefektifan Pensa VI ”Peran Literasi Sains”, Surabaya.
Keefektifan LKPD merupakan ukuran Arsyad, A. (2008). Media Pembelajaran. PT. Raja
seberapa besar pembelajaran menggunakan LKPD grafindo Persada, Jakarta.
berbasis problem based learning untuk melatihkan Borg, W.R. & Gall, M.D. (1989). Educational
kemampuan literasi sains dapat mencapai tujuan Research: An Introduction,Fifth Edition.
pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang Longman, New York.
dimaksud adalah terlatihnya kemampuan literasi BSNP. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
sains peserta didik. Untuk mengetahui kemampuan Dasar dan Menengah: Standar Kompetensi dan
literasi sains peserta didik dilakukan pre test dan Kompetensi Dasar SMA/MA. BSNP, Jakarta.
post test. Hasil nilai pre test dan post test tersebut Firman, H. (2007). Analisis Literasi Sains
kemudian dihitung nilai gain score. Gbr 2 Berdasarkan Hasil PISA Nasional Tahun 2006.
merupakan hasil gain score dari pre test dan post Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang
test peserta didik pada uji coba terbatas. Depdiknas, Jakarta.
Maturradiyah, N. & Rusilowati, A. (2015). Analisis
Buku Ajar Fisika SMA Kelas XII di Kabupaten
Pati Berdasarkan Muatan Literasi Sains. Unnes
Physics Educational Journal, hlm 16-20.
Permendikbud No. 81A tentang Implementasi
Kurikulum 2013.
Keenan, C.W. (1984). Kimia untuk Universitas.
Erlangga, Jakarta.
OECD. (2013). PISA 2012 Assassement and
Analytical Framework: Mathematics, Reading,
Gbr 2. Hasil Pre Test-Post Test Science, Problem Solving and Financial Literacy.
Diakses dari http://www.oecd.org pada
Gbr 2 menunjukkan 2 peserta didik tanggal 30 Maret 2017.
mendapatkan tingkat gain score sedang dan 8 OECD. (2014). PISA 2012 Results in Focus: What
peserta didik mendapatkan tingkat gain score 15-years-olds know and what they can do with
tinggi. Berdasarkan data tersebut maka what they know. Diakses dari
kemampuan literasi peserta didik telah terlatih http://www.oecd.org
pada peserta didik. Sehingga LKPD berbasis PISA. (2006). Science Competencies for Tomorrow’s
problem based learning untuk melatihkan World Volume 1-analysis.OECD. [Online].
kemampuan literasi sains praktis digunakan. www.oecd.org/statistics/statlink, diakses 1
April 2017.
Kesimpulan Riduwan. (2012). Skala Pengukuran Variabel-
LKPD berbasis problem based learning untuk Variabel Penelitian. Alfabeta, Bandung.
melatihkan kemampuan literasi sains praktis dan Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan
efektif untuk digunakan. Kepraktisan LKPD dilihat Pembelajaran. Remaja Rosdakarya, Bandung.
dari respon peserta didik. LKPD yang Toharudin, U., Hendrawati, S. & Rustaman, A.
dikembangkan mendapatkan tanggapan yang (2011). Membangun Literasi Sains Peserta
baik sebesar 94,99% dengan kategori amat baik. Didik. Humaniora, Bandung.
Keefektifan LKPD yang dikembangkan dilihat dari Widjajanti, E. (2008). Kualitas Lembar Kerja Siswa.
gain score dari hasil pre test dan post test peserta Makalah Pengabdian Kepada Masyarakat.
didik. http://staff.uny.ac.id/system/files/pengabdia
n/endang-widjajanti-lfx-ms-dr/kualitas-lks.pdf

355

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai