3892 12763 1 PB PDF
3892 12763 1 PB PDF
DOI: 10.31983/jrk.v8i1.3892
Abstrak
Tingginya prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia mengharuskan adanya upaya
pengendalian diabetes melitus yang dilakukan agar dapat meningkatkan derajat kesehatan. Tujuan
penelitian ini adalah mengidentifikasi upaya pelaksanaan pengendalian diabetes melitus yang
dilakukan penderita diabetes melitus tipe 2 berdasarkan background factor (personality traits,
pendidikan, pengalaman, pengetahuan dan status ekonomi) terkait locus of control yang
dimiliki. Jenis penelitian explanatory research dengan desain cross-sectional. Jumlah sampel sebesar
143 responden. Pengujian dilakukan menggunakan uji regresi linear berganda dengan metode
backward. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa personality traits berpengaruh signifikan terhadap
locus of control penderita diabetes melitus (α = 0.06, ρ = 0.004), pendidikan berpengaruh tidak
signifikan terhadap locus of control penderita diabetes melitus (α = 0.06, ρ = 0.919), pengalaman
berpengaruh signifikan terhadap locus of control penderita diabetes melitus (α = 0.06, ρ = 0.043),
pengetahuan berpengaruh tidak signifikan terhadap locus of control penderita diabetes melitus (α =
0.06, ρ = 0.640) dan status ekonomi berpengaruh tidak signifikan terhadap locus of control penderita
diabetes melitus (α = 0.06, ρ = 0.119). Berdasarkan background factor yang dilihat, determinan yang
berpengaruh signifikan terhadap locus of control penderita diabetes melitus dalam upaya
mengendalikan diabetes melitus adalah personality traits dan pengalaman. Locus of control yang
lebih dominan adalah internal locus of control.
Kata kunci: Diabetes Mellitus Tipe 2; Locus of control; Determinan DM
Abstract
[LOCUS OF CONTROL: CONTROL OF DIABETES MELITUS IN PATIENTS TYPE 2 DM] The
high prevalence of people with diabetes mellitus in Indonesia requires the control of diabetes
mellitus to be carried out in order to improve health status. This control effort is very important
especially for people with type 2 diabetes mellitus. These efforts can be realized depending on the
background factor and locus of control that the patient has related to controlling diabetes mellitus.
The purpose of this study was to identify efforts to control diabetes mellitus by type 2 diabetes
mellitus patients based on background factors (personality traits, education, experience, knowledge
and economic status) related to locus of control possessed. Type of explanatory research with
cross-sectional design. Determinant of sample size using sampling techniques by consecutive
sampling so that the number of samples was 143 respondents. The results of statistical tests show
that personality traits have a significant effect on locus of control of diabetes mellitus patients
(α=0.06, ρ=0.004), education has no significant effect on locus of control of diabetics (α=0.06,
ρ=0.919), experience has a significant effect to locus of control of diabetes mellitus sufferers (α=0.06,
ρ=0.043), knowledge has no significant effect on locus of control of diabetes mellitus sufferers
(α=0.06, ρ=0.640) and economic status has no significant effect on locus of control of diabetes
mellitus sufferers (α=0.06, ρ=0.119). Based on the background factors seen, the determinants that
significantly influence the locus of control of patients with diabetes mellitus in an effort to control
diabetes mellitus are personality traits and experiences. The more dominant locus of control is
internal locus of control.
Keywords: Diabetes Mellitus Tipe 2; Locus of control; Determinan DM
*)Yusran Haskas
E-mail: yusranhaskas@stikesnh.ac.id
RS Puskesmas Total
Karakteristik Responden
n % n % N %
Kelompok Umur
26-35 tahun 1 1,2 0 0,0 1 0,7
36-45 tahun 15 18,5 9 14,5 24 16,8
46-55 tahun 34 42,0 17 27,4 51 35,7
56-65 tahun 16 19,8 27 43,5 43 30,1
>65 tahun 15 18,5 9 14,5 24 16,8
Jenis Kelamin
Laki-laki 51 63,0 24 38,7 75 52,4
Perempuan 30 37,0 38 61,3 68 47,6
Pendidikan Terakhir
Tidak Sekolah 4 4,9 3 4,8 7 4,9
SD 8 9,9 14 22,6 22 15,4
SMP 14 17,3 8 12,9 22 15,4
SMA 38 46,9 27 43,5 65 45,5
Diploma dan Sarjana 17 21,0 9 14,5 26 18,2
Magister 0 0,0 1 1,6 1 0,7
Lama Menderita DM
<1 tahun 12 14,8 5 8,1 17 11,9
1-5 tahun 33 40,7 24 38,7 57 39,9
>5 tahun 36 44,4 33 53,2 69 48,3
Komplikasi
Tidak Ada 44 54,3 36 58,1 80 55,9
Ada 37 45,7 26 41,9 63 44,1
Locus of Control
Internal 72 88,9 54 87,1 126 88,1
External 9 11,1 8 12,9 17 11,9
Tabel 2. Dimensi Locus of Control Berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, Lama
Menderita DM dan Komplikasi (n=143)
Locus of Control
Total
Karakteristik Responden Internal External
n % n % n %
Kelompok Umur
26-35 tahun 1 100,0 0 0,0 1 100,0
36-45 tahun 21 87,5 3 12,5 24 100,0
46-55 tahun 46 90,2 5 9,8 51 100,0
56-65 tahun 37 86,0 6 14,0 43 100,0
>65 tahun 21 87,5 3 12,5 24 100,0
Jenis Kelamin
Laki-laki 69 92,0 6 8,0 75 100,0
Perempuan 57 83,8 11 16,2 68 100,0
Pendidikan Terakhir
Tidak Sekolah 6 85,7 1 14,3 7 100,0
SD 19 86,4 3 13,6 22 100,0
SMP 20 90,9 2 9,1 22 100,0
SMA 57 87,7 8 12,3 65 100,0
Diploma dan Sarjana 23 88,5 3 11,5 26 100,0
Magister 1 100,0 0 0,0 1 100,0
Lama Menderita DM
<1 tahun 13 76,5 4 23,5 17 100,0
1-5 tahun 50 87,7 7 12,3 57 100,0
>5 tahun 63 91,3 6 8,7 69 100,0
Komplikasi
Tidak Ada 72 90,0 8 10,0 80 100,0
Ada 54 85,7 9 14,3 63 100,0
Tabel 2. menunjukkan hubungan antara dimensi dimana dapat disimpulkan bahwa seiring
locus of control dengan karakteristik responden bertambahnya usia, maka penderita DM akan
Copyright © 2019, Jurnal Riset Kesehatan, e-ISSN 2461-1026
Jurnal Riset Kesehatan, 8 (1), 2019, 16 - 20
DOI: 10.31983/jrk.v8i1.3892
semakin internal locus of control dan cenderung Berdasarkan jenis kelamin, pendidikan terakhir,
bersifat stabil pada kelompok usia 46-65 tahun. lama menderita DM dan kejadian komplikasi
Hal tersebut terlihat pada persentase responden juga diketahui persentase responden dengan
yang lebih tinggi pada internal locus of control internal locus of control juga lebih tinggi
dibandingkan dengan external locus of control. dibandingkan dengan external locus of control.
RS Puskesmas Total
Background Factor
n % n % n %
Personality Traits
Introvert 15 18,5 9 14,5 24 16,8
Moderat 33 40,7 35 56,5 68 47,6
Ekstrovert 33 40,7 18 29,0 51 35,7
Pendidikan
Background kesehatan 54 66,7 41 66,1 95 66,4
Background non kesehatan 27 33.3 21 33,9 48 33,6
Pengalaman
Menyenangkan 6 7,4 17 27,4 23 16,1
Tidak menyenangkan 75 92,6 45 72,6 120 83,9
Pengetahuan
Baik 74 91,4 60 96,8 134 93,7
Cukup 7 8,6 2 3,2 9 6,3
Status Ekonomi
Lebih dari cukup 30 37,0 19 30,6 49 34,3
Cukup 13 16,0 17 27,4 30 21,0
Kurang 38 46,9 26 41,9 64 44,8
Locus of Control
Total
Personality Traits External Internal p
n % n % n %
Ekstrovert 5 9,8 46 90,2 51 100,0
Moderat 10 14,7 58 85,3 68 100,0
0,004
Introvert 2 8,3 22 91,7 24 100,0
Total 17 11,9 126 88,1 143 100,0
Tabel 4. menunjukkan bahwa personality dan tidak banyak bicara ketika diberikan
traits responden ekstrovert, moderat dan kuesioner sehingga informasi yang diperoleh
introvert lebih tinggi pada internal locus of control cukup terbatas, berbanding terbalik dengan
dibandingkan dengan external locus of control. penderita kepribadian ekstrovert yang mudah
Hasil uji statistiknya menunjukkan nilai ρ = diajak berpartisipasi dan aktif dalam
0.004 yang berarti personality traits berpengaruh menceritakan kondisinya terkait dengan
signifikan terhadap locus of control penderita diabetes sehingga mempermudah dalam
DM. memperoleh informasi. Sedangkan untuk
Refleksi karakteristik atau personality penderita dengan kepribadian moderat
traits penderita DM dapat dilihat berdasarkan cenderung agak sulit ditebak sebab dalam
pola pemikiran, perasaan dan ekspresi memberikan informasi terkadang kooperatif
emosinya. Terkait personality traits penderita dan terkadang juga tidak.
dilihat meliputi kepribadian introvert, moderat Menurut Eysenck (1947), perbedaan ciri
dan ekstrovert. Dimana penderita dengan kepribadian antar penderita DM disebabkan
kepribadian introvert cenderung lebih tenang oleh kondisi fisiologis yang sebagian besar
bersifat keturunan, sehingga yang menjadi satu tipe personality traits. Hal tersebut
dasar penting adalah adanya gairah dalam bertentangan dengan hasil penelitian ini karena
mengatur kesadaran, perhatian dan pengolahan locus of control diperoleh dengan didefinisikan
informasi yang penting untuk memotivasi dan diukur bukan sebagai suatu sifat, akan
perilaku pengendalian penderita DM. Selain itu tetapi sebagai tempat berasalnya kontrol
dopamin juga menjadi salah satu faktor penderita DM terkait kemampuannya untuk
fisiologis dasar penentu kepribadian penderita mengendalikan DM.
DM. Kadar dopamin yang tidak memadai pada Hal ini menandakan bahwa penderita
penderita DM tipe 2 akan mengakibatkan DM memiliki implikasi untuk menunjang
penderita mengalami kecanduan gula. Hal intervensi pengendalian penyakit diabetes.
tersebut dapat diatasi dengan mengatur pola Walaupun personality traits yang dimiliki
makan dan manajemen kondisi psikis atau penderita bervariasi akan tetapi terhadap pusat
stress dalam mekanisme pengendalian DM. kontrol yang mereka miliki tetap menempatkan
Pengendalian dapat dilakukan dengan pada internal locus of control. Sehingga intervensi
memilah sumber-sumber informasi yang akan pengendalian yang dilakukan dengan cara
sampai pada locus of control yang berasal dari penguatan pada internal locus of control dapat
internal ataupun external, kemudian dikaitkan ditempuh melalui melibatkan langsung
dengan personality traits penderita. Rotter (1966), penderita dalam pengendalian DM.
menyatakan locus of control merupakan salah
Locus of Control
Total
Pendidikan Eksternal Internal p
n % n % n %
Background non
8 16,7 40 83,3 48 100,0
kesehatan
Background 0,919
9 9,5 86 90,5 95 100,0
kesehatan
Total 17 11,9 126 88,1 143 100,0
Locus of Control
Total
Pengalaman External Internal p
n % n % n %
Tidak Menyenangkan 14 11,7 106 88,3 120 100,0
Menyenangkan 3 13,0 20 87,0 23 100,0 0,043
Total 17 11,9 126 88,1 143 100,0
Tabel 6. menunjukkan bahwa akan lebih efektif jika ada komitmen untuk
pengalaman yang dirasakan responden terkait mencegah terulangnya pengalaman yang tidak
penyakit DM baik meliputi pengalaman diri menyenangkan dengan melibatkan locus of
sendiri, keluarga dan orang lain secara control.
menyenangkan maupun tidak menyenangkan Schneider (1971); Nowicki & Strickland
cenderung memiliki internal locus of control yang (1973), memaparkan bahwa pengalaman terkait
lebih dominan dibandingkan dengan external dengan kejadian yang kurang menyenangkan
locus of control. Hasil uji statistiknya dapat meningkatkan locus of control dan jika
menunjukkan nilai ρ = 0.043 yang berarti bahwa menyenangkan dapat meningkatkan internal
pengalaman berpengaruh signifikan terhadap locus of control. Pernyataan tersebut
locus of control penderita DM. bertentangan dengan hasil yang diperoleh
Pengalaman yang merupakan peristiwa dikarenakan penderita DM cenderung internal
yang pernah dialami terkait DM baik dari locus of control dimana peristiwa yang pernah
pribadi penderita itu sendiri, keluarga (riwayat dialami akan lebih meningkatkan kesadaran
keluarga) dan orang lain yang berada di sekitar penderita DM akan perlunya kontrol dari dalam
penderita. Cakupan tersebut dipilih diri. Temuan tersebut mendukung hipotesis
berdasarkan pengalaman menyenangkan bahwa pengalaman berpengaruh terhadap locus
maupun yang tidak menyenangkan bagi of control.
penderita. Pengendalian DM oleh penderita
Locus of Control
Total
Pengetahuan Eksternal Internal p
n % n % n %
Cukup 1 11,1 8 88,9 9 100,0
Baik 16 11,9 118 88,1 134 100,0 0,640
Total 17 11,9 126 88,1 143 100,0