ABSTRAK
Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang bersifat menahun, berhubungan dengan
suatu sistem dalam tubuh, disebabkan oleh berbagai faktor, yang ditandai dengan
hiperglikemia dan hiperlipidemia, akibat kurangnya sekresi atau ketidak efektifan insulin
yang telah disekresi oleh pankreas. Pasien Diabetes Mellitus harus melakukan terapi
pengelolaan farmakologis dan non farmakologis untuk mencegah terjadinya komplikasi
dan mengontrol kestabilan kadar gula darahnya. Terapi tersebut dapat menimbulkan
dampak fisik maupun psikologis bagi pasien DM. Dampak psikologis yang dapat
dirasakan oleh pasien Diabetes Mellitus adalah depresi. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran tingkat depresi pada pasien Diabetes Mellitus di wilayah dokter
keluarga Djazariyah Kabupaten Kendal. Metode deskriptif kuantitatif. Besar sampel
penelitian 37 responden. Alat ukur menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stres
Scale. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini yaitu purposive sampling.
Cara analisis data dengan analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi. Sebagian
besar pasien Diabetes Mellitus normal atau tidak mengalami depresi. Peneliti
memberikan saran bagi peneliti selanjutnya untuk menggunakan kuesioner Depression
Anxiety Stres Scale yang telah dimodifikasi agar mempermudah responden dalam
menjawab.
ABSTRACT
Diabetes Mellitus is a chronic disease associated with a system in the body, caused by
various factors, characterized by hyperglycemia and hyperlipidemia, due to a lack of
secretion or ineffectiveness of insulin secreted by the pancreas. Diabetes Mellitus patients
should perform pharmacological and nonpharmacologic management to prevent
complications and control the stability of their blood sugar levels. Therapy can cause
physical and psychological impact for DM patients. The psychological impact that can
be felt by Diabetes Mellitus patients is depression. This study aims to determine describe
the level of depression in Diabetes Mellitus patients in the Djazariyah family doctor area
of Kendal Regency. quantitative descriptive method. The sample size was 37 respondents.
The measuring instrument uses the Depression Anxiety Stress Scale questionnaire. The
sampling technique used in this study was purposive sampling. How to analyze data with
univariate analysis using frequency distribution. Most of Diabetes Mellitus patient is
normal or not depressed. The researcher gave suggestions for further researchers to use
the modified Depression Anxiety Stress Scale questionnaire to make it easier for
respondents to answer.
yang kurang dan memiliki kadar HbA1c sehingga responden tidak dapat
yang buruk. Penelitian yang dilakukan beraktivitas seperti biasa dan berdampak
oleh Hartono (2012), ditemukan pada masalah ekonomi.
sebagian besar pasien DM tipe II bekerja Peneliti menarik kesimpulan bahwa
sebagai pegawai kantor. Pekerjaan tingkat ekonomi dari pasien DM dapat
mempengaruhi aktivitas fisik seseorang, mempengaruhi kondisi DM yang
selain itu mengkonsumsi makanan yang dialaminya. Keterbatasan ekonomi
tinggi kalori dan tidak melakukan dapat membatasi kemampuan dalam
olahraga teratur, dapat meningkatkan mencari informasi, perawatan dan
resiko obesitas. Faktor pencetus yang pengobatan yang harus didapatkan oleh
lain dikemukakan oleh Suiraoka (2012), pasien DM tersebut, selain itu
bahwa kemajuan teknologi dan keterbatasan ekonomi juga dapat
kemapanan ekonomi membuat gaya menimbulkan masalah psikologis yang
hidup seseorang menjadi berubah, dapat memperburuk kondisi
misalnya orang lebih cenderung pasif kesehatannya.
dalam bergerak seperti lebih memilih 6. Status Perkawinan
menggunakan kendaraan ketika keluar Mayoritas responden (62,1%) memiliki
rumah daripada berjalan kaki. Pendapat status perkawinan menikah. Penelitian
tersebut mendukung penelitian yang ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sunjaya (2009), dilakukan oleh Sari, Thobari dan
diketahui bahwa orang yang memiliki Andayani (2011), seseorang yang terikat
aktivitas fisik yang ringan memiliki dalam status pernikahan memiliki
risiko 4,36 kali lebih besar untuk kualitas hidup yang lebih baik
menderita DM dibandingkan dengan dibandingkan seseorang yang tidak
orang yang memiliki aktivitas yang terikat dalam status pernikahan.
sedang dan berat. Peneliti menarik Seseorang yang berstatus menikah akan
kesimpulan bahwa aktivitas fisik yang mempunyai harga diriyang lebih tinggi
ringan, yang dialami oleh orang yang dan mempunyai sumber koping yang
tidak bekerja dapat meningkatkan resiko adekuat dari pasangannya sehingga
kejadian DM. dapat lebih mengembangkan koping
5. Tingkat Ekonomi yang adaptif terhadap stressor yang
Mayoritas responden memiliki muncul. Penelitian tersebut mendukung
penghasilan dibawah UMR Kabupaten penelitian yang dilakukan oleh Putri,
Kendal (43%). Pendapat Fattah (2006), Yeni dan Handayani (2013), didapatkan
mengatakan bahwa kemampuan data bahwa 76,2% responden atau pasien
ekonomi masyarakat akan menentukan DM yang memiliki peran keluarga yang
tingkat partisipasi dalam pembangunan baik, memiliki gula darah yang
misalnya partisipasi dalam menjaga terkendali, sedangkan 23,8% pasien DM
kesehatan. Pendapat tersebut memiliki gula darah yang tidak
mendukung hasil penelitian yang terkendali. Penelitian yang dilakukan
dilakukan oleh Izzati, Wisnatul dan oleh Coffman (2008), pasien DM akan
Nirmala (2015), mayoritas pasien DM mendapatkan berbagai dukungan sosial
berusia lebih dari 60 tahun (56,3%), pada yang dapat meningkatkan kepercayaan
usia tersebut terjadi perubahan fisik diri. Dukungan sosial yang utama adalah
dapat muncul pada pasien DM, sehingga 90 insights for marketing to youth,
pasien DM mampu mendeteksi secara dini women, netizen. Jakarta: PT
tanda-tanda dampak psikologis yang Gramedia Pustaka Utama.
terganggu, dan dapat segera mengatasi Izzati, Wisnatul & Nirmala. (2015).
gangguan tersebut dengan meminta bantuan Hubungan tingkat stres dengan
ke tempat pelayanan kesehatan untuk peningkatan kadar gula darah pada
diberikan terapi atau pengobatan. pasien diabetes mellitus di wilayah
kerja Puskesmas Perkotaan
DAFTAR PUSTAKA Rasimah Ahmad Bukittinggi.
Baradero, M., Dayrid, M.W & Siswadi, Y. STIKes Yarsi Sumatera Barat
(2009). Pasien gangguan endokrin. Bukittinggi.
Jakarta: EGC. http://ejournal.stikesyarsi.ac.id.
Coffman, M.J. (2008). Effects of tangible (Diakses pada tanggal 25 November
social support and depression on 2016).
diabetes self-efficacy. Journal of Kristiana, F. (2012). Awas pankreas rusak
Gerontological Nursing. penyebab diabetes. Jakarta: Cerdas
Fattah, Nanang. (2006). Ekonomi dan Sehat.
pembiayaan pendidikan. Bandung: Perkeni. (2011). Konsensus pengelolaan
Remaja Posdakarya. dan pencegahan diabetes mellitus 2
Global report on diabetes mellitus. (2016). di Indonesia. Jakarta.
WHO Library Cataloguing-in- Ramadhanisa, Aqsha, Larasati dan
Pulication Data. World Health Mayasari (2013). Hubungan
Organization. aktivitas fisik dengan kadar HbA1c
Gonzales, J.S., Peyrot, M., McCarl, L.A., pasien diabetes melitus tipe II di
Collins, E.M., Serpa, L., Mimiaga, Laboratorium Patologi Klinik
M.J., Safrien, S.A. (2008). RSUD Dr. H Abdul Moeloek Bandar
Depression and diabetes treatment Lampung.
nonadherence: a meta-analysis. Http//httpjuke.kedokteran.unila.ac.i
http://care.diabetesjournals.org d. (Diakses pada tanggal 5 Februari
(Diakses pada tanggal 19 Desember 2017).
2016). Rfyy, C.D. & Singer, B.H. (2006). Best
Hartono, R (2012), Hubungan asupan serat news yet on the six-factor model of
larut (soluble dietary fiber) dan well being. Social Science Research.
aktivitas fisik dengan kejadian Riset Kesehatan Dasar Riskesdas 2013.
diabetes melitus tipe II pasien rawat http://www.depkes.go.id. (Diakses
jalan di RSUD Dr. Rubini pada tanggal 24 September
Mempawah Kalimantan 2016).
Barat.http://old.fk.ub.ac.id.
(Diakses pada tanggal 4 Februari
2017). Sari, Susanti & Sukmawati. (2014). Peran
keluarga dalam merawat pasien
Hasanuddin, Kristofel, Mahatrisni, Winasis diabetik di rumah. Jurnal Ners
& Satrio (2011). Anxieties/desires: LENTERA.
Sari, R. M., Thobari, J.A., & Andayani, M. Tandra, Hans. (2008). Segala sesuatu yang
T. (2011). Evaluasi kualitas hidup harus anda ketahui tentang
pasien DM tipe 2 yang diterapi diabetes: Panduan lengkap
rawat jalan dengan anti diabetik mengenal dan mengatasi diabetes
oral di RSUP dr. sardjito. Jurnal dengan cepat dan mudah. Jakarta:
Manajemen dan Pelayanan Farmasi. PT Gramedia Pustaka Utama.
http://jmpf.farmasi.ugm.ac.id. Taylor, C (2008). Gula darah dan
(Diakses pada tanggal 7 Januari menopause kenali tanda awal
2017). ketidakseimbangan menopause.
Semiardji, G. (2009). Stres emosional pada http://ezinearticles.com. (Diakses
penyandang diabetes. pada tanggal 7 Januari 2017).
Penatalaksanaan diabetes melitus Trisnawati, S., Setyorogo, S., (2013).
terpadu edisi kedua. Jakarta: Balai Faktor risiko kejadian diabetes
Penerbit FKUI. melitus tipe II di Puskesmas
Sunjaya, I. N. (2009). Pola konsumsi Kecamatan Cengkareng Jakarta
makanan tradisional Bali sebagai Barat Tahun 2012. Jurnal Ilmiah
faktor risiko diabetes melitus tipe 2 Kesehatan.
di Tabanan. Jurnal Skala Husada. Yusra, Aini. (2010). Hubungan antara
Suiraoka I, P, (2012). Penyakit degeneratif, dukungan keluarga dan kualitas
mengenal, mencegah, mengurangi hidup pasien DM tipe 2 di Poliklinik
risiko 9 penyakit degeneratif. Penyakit Dalam Rumah Sakit
Yogyakarta: Nuha Medika. Umum Pusat Fatmawati Jakarta.
Tesis. www.lontar.ui.ac.id. (Diakses
Sutedjo. (2010). 5 strategi penderita
pada tanggal 7 Januari 2017).
diabetes mellitus berusia panjang.
Yogyakarta: Kanisius. Zainuddin, Wasisto & Herlina. (2015).
Hubungan stres dengan kualitas
Tamara, Bayhakki & Nauli (2014).
hidup penderita diabetes mellitus
Hubungan antara dukungan
tipe 2.
keluarga dan kualitas hidup pasien
http://download.portalgaruda.org.
diabetes mellitus tipe II di RSUD
(Diakses pada tanggal 7 Januari
Arifin Achmad Provinsi Riau.
2017).