Tugas Fem PDF
Tugas Fem PDF
3114202011
Berikut adalah hasil dari analasis dengan SAP 2000 dengan berbagai
kasus
H R
1 ; H = 2; d = 2
d
Ahmad Hernadi
3114202011
Karena pada sisi kiri diasumsikan rol dengan arah 1 berotasi 90º,
maka U3 sumbu global pada titik acuan menjadi U1. Pada kasus dimana
h/d=1, terlihat bahwa nilai defleksi pada titik acuan sebesar 0,00105 m
(1,050 mm). Dan defleksinya semakin mengecil pada dasar tanah keras
sekitar 7·10-6 m
Tegangan S22 akibat beban searah (face/direction) 3 dengan besar
beban 63,662 kN/m² memberikan nilai rerata = -63,77 kN/m² (tekan).
Pemberian beban tidak menginput nilai negatif karena searah dengan
arah 3 sehingga berupa tekan. Hasil Tegangan rerata bernilai negatif
karena tegangan bersifat tekan. Kontur tegangan memperlihatkan bahwa
titik yang digunakan pada elemen untuk kontol defleksi bernilai -66,67
kN/m²
H R
2 ; H = 4; d = 2
d
HR
3 ; H = 6; d = 2
d
Pada kasus h/d=3 ini elemen dibagi menjadi 12 x 12. Pada kasus
ini terlihat bahwa nilai defleksi sebesar 0,001851 m (1,851 mm). Untuk
kontur defleksi masih identik dengan kasus h/d=1 dan h/d=2. Begitu juga
nilai defleksinya, tidak terlalu signifikan. Bila dibandingkan dengan defleksi
h/d=2, terdapat selisih sebesar 0,321 mm.
Kontur tegangan dengan kasus h/d =3 terlihat bahwa tegangan S22
mempuyai nilai rerata = -63,5 kN/m², yang masih identik dengan beban
yang diberikan. Begitu juga dengan bentuk kontur tegangannya, masih
identik dengan kontur tegangan pada kasus h/d=1 dan h/d=2.
HR
5 ; H = 10; d = 2
d
Ahmad Hernadi
3114202011
Pada kasus h/d=5 ini elemen dibuat menjadi ukuran 20 x 20. Untuk
kasus ini kontur defleksi belum mengalami perbedaan yang cukup
signifikan bila dibandingkan dengan 3 kasus sebelumnya. Namun
mempunyai nilai defleksi yang cukup signifakan yaitu sebesar 0,002262 m
(2,262 mm). Terjadi selisih 0,411 mm bila dibandingkan dengan kasus
h/d=3 dan 1,212 mm bila dibandingkan dengan kasus h/d=1.
Kontur tegangan S22 pada kasus h/d=5 masih identik dengan 3
kasus sebelumnya dengan nilai rerata = -63,4825 kN/m². Tegangan yang
terjadi pada umumnya masih bersifat tekan dan sebagian kecil bersifat
tekan. Daerah dimana diberikan beban terlihat memiliki nilai tekan yang
paling besar dan berangsur-angsur mengecil (mendekati nol) pada dasar
tanah.
HR
10 ; H = 20; d = 2
d
nol). Pada kontur tegangan yang diperlihatkan output SAP 2000 ini identik
dengan kontur tegangan dari teori Boussinesq. Tegangan pada elemen
acuan –tempat diberkannnya beban- mempunyai nilai rerata = -48,94
kN/m². Sangat besar perbedaannya bila dibandingkan dengan kasus-
kasus sebelumnya. Terdapat selisih yang cukup besar bila dibandingakan
dengan kasus h/d=1. Selisih yang terjadi sebesar 14,83 kN/m². Untuk
mendapatkan nilai yang lebih mendekati teori sebaiknya dilakukan tes
patch terlebih dahulu untuk menentukan jumlah/bentuk pias elemen.
Defleksi Tegangan
h/d
(mm) (kN/m²)
1 1,050 -63,770
2 1,530 -63,545
3 1,851 -63,500
5 2,262 -63,483
10 2,851 -48,940
Hasil dari output SAP 2000 kemudian direkap dalam bentuk tabel
dan grafik sesuai dengan kasusnya. Defleksi yang diambil adalah defeksi
titik acuan –terletak pada sisi kiri atas- dan Tegangan (S22) merupakan
tegangan rerata pada elemen yang diberikan beban - terletak pada sisi kiri
atas.
Kurva antara hubungan tegangan dan h/d pada kasus h/d = 1,2,3
dan 5 masih identik dengan besar sekitar 63 kN/m². Pada kasus h/d = 10,
nilai tegangan mengalami perubahan yang sangat besar, sekitar 14 kN/m².
Untuk memverifikasi nilai tersebut sebaikanya dilakukan tes patch terlebih
dahulu.