Anda di halaman 1dari 37

KALKULUS II

BAB I

INTEGRAL

PENDAHULUAN

Dalam modul 4 ini, Anda akan mempelajari pengetahuan tentang integral yang
mencakup integral baku, integral dari suatu fungsi linier dalam x, integral dalam bentuk,
integral suatu perkalian dan pembangian ,integral dengan pecahan parsial dan integral
trigonometri.
Dalam mempelajari modul 4 ini, kegiatan belajar yag diberikan terbagi atas 3
bagian, yaitu kegiatan belajar 1 sampai dengan kegiatan belajar 3. Dalam kegiatan belajar
1 Anda akan mempelajari integral baku, integral fungsi dari suatu fungsi dalam x, dan
integral dalam bentuk,. Dalam kegiatan belajar 2 Anda akan mempelajari integral dalam
bentuk, integral suatu perkalian dan pembagian (parsial).Dan dalam kegiatan belajar 3
Anda akan mempelajari integral dengan pecahan parsial,dan integral trigonometri.
Anda hendaknya harus benar-benar menguasai materi dalam modul ini karena
materi ini akan dipakai dalam materi modul berikutnya.
Setelah Anda mempelajari modul 4 ini, Anda diharapkan dapat memahami
pengetahuan Integral dan dapat digunakan dalam bidang keahlian yang anda miliki sesuai
dengan jurusan yang Anda pilih. Dan secara khususnya Anda diharapkan dapat :
1. Menyelesaikan integral baku,
2. Menyelesaikan integral dari suatu fungsi linier dalam x,
3. Menyelesaikan integral dalam bentuk,
4. Menyelesaikan integral suatu perkalian dan pembagian (parsial)
5. Menyelesakan integral dengan pecahan parsial,
6. Menyelesaikan integral trigonometri.

4. 1 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


TUJUAN INSTRUKSIONAL :

1. Kompetensi Dasar:
4.1. Integral Baku
4.2. Fungsi dari suatu fungsi linier dalam x
4.3. Integral Dalam Bentuk
4.4. Integral suatu perkalian - integral pembagian ( parsial )
4.5. Integral Dengan Pecahan Parsial
4.6. Integrasi fungsi-fungsi Trigonometri
2. Indikator Keberhasilan:
 Mahasiswa mengenal, memahami dan menyelesaikan permasalahan Integral
baku,fungsi dari suatu fungsi dan integral dalam bentuk untuk dapat diterapkan
pada bidang keahliannya.
 Mahasiswa mengenal, memahami dan menyelesaikan permasalahan integral
perkalian dan pembagian (parsial) untuk dapat diterapkan pada bidang
keahliannya.
 Mahasiswa mengenal, memahami dan menyelesaikan permasalahan integral
dengan kaidah pecahan parsial, trigonometri untuk dapat diterapkan pada bidang
keahliannya.

4. 2 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


KEGIATAN BELAJAR 1

Integral baku dan integral dari suatu fungsi linier dalam x

Pendahuluan
Integrasi adalah kebalikan daripada diferensiasi. Dalam diferensiasi , kita mulai
dengan sebuah fungsi yang kita garap untuk memperoleh koefisien diferensialnya dan kita
harus mencari fungsi asal yang bila didiferensiasikan menghasilkan koefisien diferensial
tersebut. Sebagai contoh :
d
( x3 + 5 ) = 3x2 , maka dalam hal ini dapat dikatakan bahwa integral dari 3x 2 terhadap x
dx
menghasilkan lagi fungsi asalnya, yaitu  3x 2 dx = x3 + 5.

Tetapi jika kita harus mencari  3x 2 dx tanpa mengetahui sejarahnya,kita tidak mempunyai

petunjuk mengenai harga konstantanya, karena semua jejaknya telah hilang dalam
koefisien diferensialnya. Yang dapat kita lakukan hanyalah menyatakan suku konstannya
dengan sebuah simbol , misalnya C.

Jadi , pada umumnya ,  3x 2 dx = x3 + C

Walaupun kita tidak dapat menentukan harga konstanta integrasi ini tanpa keterangan
tambahan mengenai fungsinya, kita harus selalu mencantumkannya dalam hasilnya, karena
ini sangat penting. Hanya kadang –kadang saja kita boeh tidak usah mencantumkannya,
tetapi bukan karena tidak ada, melainkan karena dalam keadaan khusus tersebut, konstanta
ini akan tercoret dalam pengerjaan selanjutnya. Keadaan semaa ini sangat jarang, pada
umumnya konstanta integrasi harus selalu dicantumkan dalam hasilnya.
Jika anda meniadakan konstanta integrasi ini, pekerjaan anda akan dipandang
ceroboh dan lebih dari itu hasilnya dapat salah sama sekali. Karena itu , jangan lupa untuk
mencantumkan konstanta integrasinya.
1.1. Integral-integral Baku
Setiap koefisien diferensial, bila dikalikan, akan memberikan integral , misalnya :
d
( sin x ) = cos x
dx

 cos x dx = sin x + C

4. 3 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


Dengan demikian daftar koefisien diferensial baku dapat kita gunakan sebagai dasar untuk
membentuk daftar integral baku yang kadang – kadang diubah sedikit agar tampak lebih
rapih.
Ini daftar koefisien integral dasar :
1
 x dx =
n
1. xn+1 + C
n 1

1
2. x dx = ln x + C

3.  ex dx = ex + C

4.  ekx dx = 1/k ekx + C

1 x
a
x
5. dx = a +C
ln a

6.  sin x dx = - cos x +C

7.  Cos x dx = sin x + C

8.  Sec2 x dx = tan x + C

9.  Sinh x dx = Cosh x + C

10.  Cosh x dx = sinh x + C

1
11.  (1  x ) 2
dx = Sin-1 x + C

4. 4 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


1
12.  (1  x 2)
dx = cos-1 x + C

1
13. 1 x 2
dx = tan-1x + C

1
14.  ( x  1)
2
dx = sinh-1 x + C

1
15.  ( x  1)
2
dx = Cosh-1 x + C

1
16. 1 x 2
dx = tanh-1 x + C

S O A L. Selesaikan/ lengkapilah

1.  e5x dx = ….

2.  x7 dx = …..

3.  x dx = …

4.  sin x dx = …..

5.  2 sinh x dx = …

6.  5/x dx = …..

4. 5 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


1
7.  (1  x 2 )
dx = ….

8.  5x dx = …..

1
9.  ( x 2  1)
dx = …..

1
10. 1 x 2
dx = ……

1.2 Fungsi dari suatu fungsi linier dalam x


Sering kali kita harus mengintegrasikan fungsi – fungsi yang bentuknya sama seperti

dalam daftar baku, tetapi dengan x digantikan oleh fungsi linier x, misalnya  (5 x  4) 6 dx

x dx, hanya x diganti dengan ( 5x – 4 ). Jika ( 5x – 4 ) kita


6
Sangat mirip dengan

z
6
nyatakan dengan z, maka bentuk integralnya menjadi dx. Sebelum kita dapat

menyelesaikan operasi ini , kita harus mengubah variabelnya dahulu, yaitu dengan
dx
 z dx =  z. dz . dz
Z : fungsi dalam x

Misal :

 ( 5x – 4 )6 dx

Z = 5x – 4
dz dx
=5 → = 1/5
dx dz

dx
 z
6
Sehingga Z 6 dx = dz
dz

= 1/35 z7 + C
Jadi  ( 5x – 4 )6 dx = 1/35 ( 5x – 4 )7 + C

4. 6 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


Contoh soal :

1.  e3x+4 dx = 1/3 e3x+4 +C

2.  cos ( 2x + 5 ) dx = ½ Sin ( 2x + 5 ) + C

3.  sec2 4x dx = ¼ tan 4x + C

1
4.  2x  3
dx = ½ ln(2x+3) + C

1
5.  4x  3
dx = ¼ ln ( 4x+3) + C

6.  sinh ( 3 – 4x ) dx = -1/4 cosh (3 – 4x ) + C

7.  sin 3x dx = -1/3 cos 3x + C

Jadi jika suatu fungsi linear dalam x menggantikan x dalam integral baku, maka fungsi
linear yang sama menggantikan juga x dalam hasilnya, asalkan kita ingat bahwa kita masih
harus membaginya dengan koefisien x.

Soal.
1.  ( 2x – 7 )3 dx

2.  cos (7x + 2) dx

3.  e5x +4 dx

4.  sinh 7x dx

1
5.  4x  3
dx

1
6.  1  (2 x) 2
dx

7.  sec2( 3x + 1) dx

8.  sin (2x – 5) dx

4. 7 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


9.  cosh ( 1 + 4x) dx

10.  35x dx

1.3. Integral Dalam Bentuk

f 1( X )
 F(X )
dx dan  f(x).f′(x) dx

2x  3
Tinjaulah integral :  x  3x  5
2
dx

Dimisalkan : z = x2 + 3x – 5
Dz/dx = 2x + 3
Dz = ( 2x + 3 ) dx

Dengan demikian integralnya sekarang dapat dinyatakan dalam z.

(2 x  3) dz
 x  3x  5
2
dx =  z
= ln z + C

= ln ( x2 + 3x – 5) + C

Jadi sembarang integral yang pembilangnya adalah koefisien diferensial dari penyebutnya
akan termasuk ke dalam bentuk;

f 1 ( x)
 dx  ln  f ( x)  C
f ( x)

4. 8 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


Contoh soal :

3x 2
1.  x3  4
dx

Misal : z = x3 – 4
Dz/dx = 3x2
Dz = ( 3x2 0 dx

3x 2 dz
 x3  4
dx =  z
= ln z + C

= ln ( x3 – 4 ) + C

6x2 3x 2
2.  x3  4
dx = 2  x3  4
dx

= 2 ln ( x3 – 4 ) + C

2x2 3x 2
3.  x3  4
dx = 2/3  x3  4
dx

= 2/3 ln ( x3 – 4) + C

x2 3x 2
4.  x3  4
dx = 1/3  x3  4
dx

= 1/3 ln ( x3 – 4 ) + C

cos x
5.  cot x dx =  sin x
dx = ln sinx + C

Soal Latihan.
Selesakan Integral berikut ini :
sec 2 x
1.  tan x
dx

4. 9 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


2x  4
2.  x  4x  1
2
dx

sinh x
3.  cosh x
dx

x3
4.  x2  6x  2
dx

Bagaimana Dengan  f(x).f′(x) dx ?

Contoh soal :

a).  tan x . sec2 x dx

Kita misalkan :
Z = tan x
Dz/dx = Sec2 x
Dz = sec2 x dx
Sehingga:

 tan x . sec2 x dx =  z dz

= ½ z2 + C
= ½ ( tan x ) 2 + C
tan 2 x
= + C
2
= ½ tan2 x + C
b).  sin x . cos x dx

 sin x . cos x dx =  sin x d(sin x )

= ½ sin2 x + C

4. 10 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


Jadi satu –satunya hal yang harus anda amati hanyalah apakah salah satu factor dari
perkalian tersebut merupakan koefisien diferensial dari factor yang lain, atau kelipatannya.

Contoh soal yang lain:

ln x
1.  x
dx =  ln x . 1/x dx

=  ln x d(ln x )

= ½ ( ln x )2 + C

sin 1 x 1
2.  (1  x 2 )
dx =  sin-1x .
(1  x 2 )
dx

=  sin-1x .d (sin-1x )

= ½ ( sin-1 x)2 + C

3.  sinh x. cosh x dx =  sinh x . d( sinh x )

= ½ ( sinh x )2 + C

Evaluasi.
Selesaikan Integral berikut.
2x  3
1.  x  3x  7
2
dx

2.  ( x2 + 7x – 4 ) ( 2x + 7) dx

cos x
3.  1  sin x
dx

4x2
4.  x3  7
dx

4. 11 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


LATIHAN
Selesaikanlah integral berikut ini.
1.  cosh ( 1 +74x) dx

2.  e-6x +4 dx

3.  ( 2x – 7 )6 dx

4.  Sin (7x + 2) dx

5.  38x dx

2x  4
6.  x  4x  1
2
dx

sinh x
7.  cosh x
dx

8.  ( x2 + 7x – 4 ) ( 2x + &) dx

9.  sinh x. cosh x dx

4x2
10.  x3  7
dx

RANGKUMAN
Rumus Dasar Integral
1
 x dx =
n
1. xn+1 + C
n 1

1
2. x dx = ln x + C

3.  ex dx = ex + C

4.  ekx dx = 1/k ekx + C

4. 12 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


1 x
a
x
5. dx = a +C
ln a

6.  sin x dx = - cos x +C

7.  Cos x dx = sin x + C

8.  Sec2 x dx = tan x + C

9.  Sinh x dx = Cosh x + C

10.  Cosh x dx = sinh x + C

1
11.  (1  x ) 2
dx = Sin-1 x + C

1
12.  (1  x 2)
dx = cos-1 x + C

1
13. 1 x 2
dx = tan-1x + C

1
14.  ( x  1)2
dx = sinh-1 x + C

1
15.  ( x  1)2
dx = Cosh-1 x + C

1
16. 1 x 2
dx = tanh-1 x + C

4. 13 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


Fungsi dari suatu fungsi linier dalam x

dx
 z dx =  z. dz . dz
Z : fungsi dalam x
Integral Dalam Bentuk

f 1( X )
 F(X )
dx dan  f(x).f′(x) dx

Jadi sembarang integral yang pembilangnya adalah koefisien diferensial dari penyebutnya
akan termasuk ke dalam bentuk;
f 1 ( x)
 dx  ln  f ( x)  C
f ( x)

Bagaimana Dengan  f(x).f′(x) dx ?

TES FORMATIF 1
Petunjuk: Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang paling tepat.
1.  -5 x6 dx = ....

a. -5/6 X7 + C b. -5/7 X7 + C c. -5/7 X6 + C d. -5/6 X5 +C


2.  e4x dx = ....

a. 1/4 e4x + C b. e4x + C c. 4 ex + C d. ex + C


3.  Sin(9 x  7) dx = ....

a. -1/9 Cos(9x -7) + C b. 1/9Sin(9x – 7) + C c. –Cos (9x-7)


d. – Sin (9x -7) + C

4.  ( 25x +2 )4 dx = ....

a. 1/125 (25x + 2)5 + C b. 1/125 (25x + 2 ) + C c. 25/5 (25x +2)4 + C


d. 4(25x + 2)4 + C

4. 14 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


5.  cosh ( 1 +74x) dx = ....

a. 1/74 Sinh ( 1 +74x)+ C


b. 1/74 Cosh ( 1 + 74x ) + C
c. 74 Sinh( 1 + 74x ) + C
d. 74 Cosh ( 1 + 74x ) + C
1
6.  1  ( 2 x) 2
dx = ....

a. ½ tan-1(2x) + C
b. ½ tan-1(-2x) + C
c. -½ tan-1(2x) + C
d. 1/4 tan-1(2x) + C
7.  sec2(3x + 1) dx = ....

a. -1/3 tan (3x + 1) + C


b. 1/3 tan (3x - 1) + C
c. 1/3 tan (3x + 1) + C
d. -1/3 tan (3x - 1) + C

8.  Sin ( 2x – 5 ) dx = ....

a. ½ Cos (2x -5) + C


b. – ½ Cos (2x +5) + C
c. – ½ Cos (2x -5) + C
d. ½ Cos (2x +5) + C
9.  Cosh (1 + 4x) dx = ....

a. ¼ Sinh (1+4x) + C
b. -¼ Sinh (1+4x) + C
c. ¼ Sinh (1- 4x) + C
d. -¼ Sinh (1 - 4x) + C

10.  35x dx = ....

3x
a. +C
5 ln 3
35 x
b. +C
5 ln 5

4. 15 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


35 x
c. +C
5 ln 3
35 x
d. - +C
5 ln 3
x3
11.  x  6x  2
2 dx = ....

a. ½ ln (x2 – 6x + 2 ) + C
b. - ½ ln (x2 – 6x + 2 ) + C
c. ½ ln (x2 + 6x + 2 ) + C
d. -½ ln (x2 – 6x - 2 ) + C
sec 2 x
12.  tan x
dx = ....

a. ln tanx + C
b. – ln tan x + C
c. 2 ln tan x + C
d. – ½ ln tan x + C
ln x
13.  x
dx = ....

a. -½ ( ln x )2 + C
b. ½ ( ln x )2 + C
c. -1/3 ( ln x )2 + C
d. 1/4 ( ln x )2 + C
sin 1 x
14.  (1  x 2 )
dx = ....

a. -½ ( sin-1x)2 + C
b. - ( sin-1x)2 + C
c. ½ ( sin-1x)2 + C
d. 1/4 ( sin-1x)2 + C

15.  sinh x . cosh x dx = ....

a. - ½ Sinh2x + C
b. Sinh2x + C
c. - Sinh2x + C
d. ½ Sinh2x + C

4. 16 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes Formatif 1 yang terdapat di bagian
akhir modul ini dan hitunglah jumlah jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus
di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam materi Kegiatan Belajar 1.
Rumus :
JumlahjawabanAndaygbenar
Tingkat Penguasaan = x 100%
15
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90 % - 100 % = baik sekali
80 % - 89 % = baik
70 % - 79 % = sedang
< 70 % = kurang

4. 17 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


KEGIATAN BELAJAR 2
Integral suatu perkalian – Integral pembagian ( parsial )

2.1. Integral suatu perkalian - Integral pembagian ( parsial )


Sering kita harus mengintegrasikan suatu perkalian fungsi yang masing-masing fungsinya
bukan koefisien diferensial dari yang lain. Sebagai contoh , misalnya dalam hal

 x2.ln x dx,

Ln x bukanlah koefisien diferensial dari x2


X2 bukanlah koefisien diferensial dari ln x
Dalam keadaan seperti ini, kita harus mencari suatu cara lain untuk menangani integral
tersebut. Marilah kita turunkan aturan untuk hal demikian.
Jika u dan v adalah fungsi dalam x , maka kita ketahui bahwa ;
d
( u v ) = u′v + u v′
dx
Sekarang kita integralkan kedua ruasnya terhadap x

d du dv
 dx
(uv) =  dx
. v dx +  u
dx
dx

dv du
uv =  u.
dx
dx +  v
dx
dx

d du
 dx
(uv) =uv -  v.
dx
dx

Dalam ruas kiri kita jumpai perkalian dua buah faktor yang harus diintegrasikan.
Faktor yang satu kita sebut u, dan faktor yang lain kita bayangkan sebagai koefisien
diferensial dari suatu fungsi v. Untuk memperoleh v, tentu saja kita harus
mengintegrasikan faktor ini secara terpisah. Kemudian , setelah mengetahui u dan v, kita
substitusikan keduanya ke dalam ruas kanan, dengan ini lengkaplah sudah tatacaranya.

4. 18 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


Perhatikan bahwa akhirnya kita menjumpai bentuk perkalian lain yang harus
diintegrasikan lagi seperti ditunjukan oleh suku di ujung baris: perkalian tersebut akan
lebih mudah ditangani, kecuali kalau kita sdang tidak beruntung.
Jadi inilah kunci untuk cara ini :
dv du
 u
dx
dx= uv –  dx
dx

Untuk mudahnya , hubungan ini dapat dihafalkan dalam bentuk

 u dv = u v -  v du

Bentuk ini lebih mudah diingat , tetapi bentuk sebelumnya memberikan artinya secara
lebih terperinci. Cara ini dikenal sebagai cara integrasi perbagian ( integrasition by parts –
kadang-kadang diterjemahkan sebagai integrasi parsial)
dv du
Jadi  u
dx
dx= uv –  dx
dx

Yaitu  u dv = u v -  v du

Contoh soal :

1.  x2 ln x dx

Kedua faktornya adalah x2 dan ln x, dan kita harus memilih yang ada sebagai u dan
yang mana sebagai dv.
Karena  ln x dx tidak termasuk dalam daftar integral baku yang kita punyai,

maka kita harus memilih u dan dv yang lain, yaitu


Misalnya :
Ln x = u dan x2 = dv
Du = 1/x dx v = 1/3 x3

Jadi  u dv = u v -  v du

= ln x ( 1/3 x3) -  1/3 x3 1/x dx

= 1/3 x3 ln x - 1/3  x2 dx

= 1/3 x3 ln x - 1/9 x3 + C

4. 19 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


Perhatikan bahwa ;
Jika salah satu factor dalam suatu perkalian yang harus di integralkan berbentuk logaritma,
maka factor ini harus dipilih sebagai u. Asalkan tidak ada factor logaritma, pangkat x
dipilh sebagai u.

2.  x2. e3x dx

Missal : u = x2 , dv = e3x
Du = 2x dx , v=  e3x dx = 1/3 e3x

 x2. e3x dx =  u dv

= uv-  v du

= 1/3 e3x x2 -  1/3 e3x 2x dx

= 1/3 e3x {x2 – 2/3 x + 2/9 } + C

Keterangan dalam mengambil u , yaitu

 x ln x dx , u = ln x

 x3 sin x dx , u = x3

3.  e3x sin x dx

Missal: u = e3x , dv = sin x


Du = 3 e3x dx , v = cos x

 e3x sin x dx =  u dv

= uv-  v du

= - e3x cos x + 3{e3xsin x - 3  e3x sin x dx }

I = - e3x cos x + 3  e3x cos x dx

10 I = e3x ( 3 sin x – cos x ) + C

4. 20 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


I = 1/10 e3x ( 3 sin x – cos x ) + C

Jadi , untuk hal yang berikut , manakah yang akan anda pilh sebagai u.

(1).  x4.cos 2x dx , u = ….

(2).  x4 e3x dx ,u=…

(3).  x3 ln(x+4) dx , u=…

(4).  e2x cos 4x dx , u = ….

(5).  e5x sin 3x dx , u = ….

LATIHAN
Selesaikanlah Intergral berikut.

1.  x ln x dx

2.  x3 . e2x dx

3.  x4 e3x dx

4.  e5x sin 3x dx

5.  e2x cos 4x dx

RANGKUMAN
Integrasi suatu perkalian – integrasi per bagian ( parsial)
dv du
 u
dx
dx= uv –  dx
dx

Yaitu  u dv = u v -  v du

Cara mengambil u ;

4. 21 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


Jika salah satu factor dalam suatu perkalian yang harus di integralkan berbentuk logaritma,
maka factor ini harus dipilih sebagai u. Asalkan tidak ada factor logaritma, pangkat x
dipilih sebagai u.

TES FORMATIF 2
Petunjuk: Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang paling tepat.
1. Hasil dari  x2 ln x dx adalah ....

x3
a. [ln x- 1/3] + C
3
x3
b. [ln x + 1/3] + C
3
x3
c. [ln x – 1/3 ] + C
2
x3
d. [ln x + 1/3 ] + C
2

2. Hasil dari  x2. e3x dx adalah ....

e3 x x 2
a. [ x2 -  ] + C
3 2 9
e3 x 2x 2
b. [ x2 -  ]+C
3 3 9
e3 x 2x 2
c. [ x2 -  ]+C
2 3 9
e3 x 2x 2
d. [ x2 -  ]+C
2 3 9
3. Hasil dari  e3x sin x dx adalah ....

a. 1/10 e3x ( 3 sin x + cos x ) + C


b. 1/10 e3x ( 2 sin x – cos x ) + C
c. 1/10 e3x ( 3 sin x – cos x ) + C
d. 1/10 e3x ( sin x + cos x ) + C
4. Hasil dari  e5x sin x dx adalah ....

4. 22 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


3e 5 x
a. [5/3 sin 3x +cos 3x ] + C
34
3e 5 x
b. [5/3 sin 2x – cos 3x ] + C
34
3e 5 x
c. [5/3 sin 3x – cos 2x ] + C
34
3e 5 x
d. [5/3 sin 3x – cos 3x ] + C
34

5. Hasil dari  x ln x dx adalah ....

x2
a. [ ln x – ½ ] + C
2
x2
b. [2 ln x – ½ ] + C
2
x2
c. [ln x + ½ ] + C
2
x2
d. [ ln 2x – ½ ] + C
2

6. Hasil dari  x3e2x dx adalah ....

e 2 x 3 3x 2 3x 3
a. [x +   ]
2 2 2 4
x 2 3 3x 2 3x 3
b. [x -   ]
2 2 2 4
x 2 3 3x 2 3x 3
c. [x -   ]
2 2 2 4
e 2 x 3 3x 2 3x 3
d. [x -   ]
2 2 2 4

Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes Formatif 2 yang terdapat di bagian
akhir modul ini dan hitunglah jumlah jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus
di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam materi Kegiatan Belajar 2.
Rumus :
JumlahjawabanAndaygbenar
Tingkat Penguasaan = x 100%
6
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :

4. 23 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


90 % - 100 % = baik sekali
80 % - 89 % = baik
70 % - 79 % = sedang
< 70 % = kurang

KEGIATAN BELAJAR 3

Integral Dengan Pecahan Parsial Dan Integral Trigonometri

3.1. Integral Dengan Pecahan Parsial

x 1
Misalkan kita harus mengintegrasikan  x  3x  2
2
dx, jelas ini tidak termasuk ke

dalam jenis baku yang sudah kita kenal,lagi pula pembilangnya bukanlah koefisien
diferensial dari penyebutnya. Bagaimanakah kita menangani yang satu ini?
Dalam hal semacam ini , pertama-tama kita nyatakan dahulu bentuk pecahan
aljabar yang agak menjemukan ini ke dalam pecahan parsialnya, yaitu sejumlah
pecahan aljabar yang lebih sederhana yang kemungkinan besar akan dapat kita tangani
tanpa banyak kesulitan.
Misal :
x 1
 x  3x  2
2
dx

x 1 x 1
= , dapat dinyatakan
x  3x  2
2
( x  2)( x  1)

3 2
= 
x  2 x 1

x 1 3 2
 x  3x  2
2
dx =  x2
dx -  x 1
dx

dx dx
= 3  x2
-2  x 1
= 3 ln(x-2) - 2ln(x-1) + C

4. 24 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


Kaidah pecahan parsial adalah sebagai berikut :
a). Pembilang dari fungsi yang diberikan harus lebih rendah derajatnya
daripada derajat penyebutnya.Jika tidak demikian, maka kita harus
membaginya dulu dengan pembagian biasa.
b). Faktorkanlah penyebutnya menjadi factor-faktor primanya.
A
c). Faktor linier ( ax + b) akan memberikan pecahan parsial yang berbentuk
ax  b

A B
d). Faktor ( ax + b)2 akan memberikan pecahan parsial +
ax  b (ax  b) 2
e). Faktor ( ax + b)3 akan memberikan pecahan parsial
A B C
+ +
ax  b (ax  b) 2
( ax  b)3
f). Faktor kuadrat (ax2 + bx + c ) akan memberikan pecahan parsial
Ax  B
ax 2bx  c
Sehingga kalau kita lihat contoh 1

x 1 x 1
 x  3x  2
2
dx =
( x  1)( x  2)

x 1 A B
{ = + } . (x-1)(x-2)
( x  1)( x  2) ( x  1) ( x  2)
Sehingga :
X + 1 = A(x-2) + B(x-1)
Ambil ( x – 1 ) = 0 → x = 1
2 = A(1-2) + B(0)
2 = -A → jadi A = -2

Ambil ( x- 2) = 0 → x = 2
3 = A(0) + B (2-1)
Jadi B = 3

4. 25 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


x 1 3 2
Jadi  x  3x  2
2
dx =  ( x  2) dx -  ( x  1) dx

Contoh soal :
x2
1.  ( x  1)( x  1)2 dx ( apakah masuk dalam kaidah pecahan

parsial? )

x2 A B C
{ = + + }. (x+1)(x-1)2
( x  1)( x  1) 2
( x  1) ( x  1) ( x  1) 2

X2 = A(x-1)2 + B(x+1)(x-1) + C(x+1)


Ambil (x-1) = 0 → x = 1
Sehingga c = ½
Ambil (x+1) = 0 → x = -1
Sehingga A = ¼

Ambil koefisien pangkat tertinggi


B=¾
Jadi
x2 1
 ( x  1)( x  1)2 dx = ¼ ln(x+1) + ¾ ln(x-1) -
2( x  1)
+C

x2  1
2.  ( x  2)3 dx
x2  1 A B C
= + +
( x  2) 3
( x  2) ( x  2) 2
( x  2) 3
Dengan mengalikan kedua ruasnya dengan (x+2)3 diperoleh :
X2 + 1 = A(x+2)2 + B (x + 2) + C
Ambil ( x + 2) = 0 maka x = -2
Jadi C = 5

4. 26 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


Ambil koefsien pangkat tertinggi
1=A
Ambil suku konstanta pada kedua ruas
1 = 4A + 2B + C
Maka B = -4
Jadi
x2  1 1 4 5
= + +
( x  2) 3
( x  2) ( x  2) 2
( x  2) 3

x2  1 4 5
 ( x  2)3 dx = ln (x+2) + ( x  2) - 2( x  2)2 + C

x2
3. Tentukanlah  ( x  2)( x 2  1)
dx

Jawab:

x2 A Bx  C
= + 2
( x  2)( x  1) ( x  2) ( x  1)
2

Kedua ruas dikalikan dengan (x-2)(x2+1)


Jadi x2 = A (x2+1) + (Bx + C)(x-2)
Ambil (x-2) = 0 maka x = 2
4 = 5A + 0
Jadi A = 4/5

Ambil koefisien terttinggi


Jadi 1 = A + B
1 = 4/5 + B
B = 1/5
Ambil suku konstanta
0 = A + -2C
0 = 4/5 -2C
2C = 4/5
4/5 4 1 2
C= = x 
2 5 2 5

4. 27 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


C = 2/5

x2 4/5 1/ 5x  2 / 5
Jadi = +
( x  2)( x  1) ( x  2)
2
( x 2  1)

x2
 ( x  2)( x 2  1)
4/5 1/ 5x  2 / 5
=  ( x  2)
dx   dx
( x 2  1)
1/ 5x 2/5
= 4/5 ln(x-2) +  ( x
dx   2 dx
2
 1) ( x  1)
x 1
= 4/5 ln(x-2) + 1/5  ( x
dx  2 / 5 2 dx
2
 1) ( x  1)

x2
 ( x  2)( x  1)
2
dx = 4/5 ln(x-2) + 1/10 ln(x2+1) + 2/5 tan-1 x + C

Soal.
4x2  1
 x(2 x  1)2
3.2 Integrasi fungsi-fungsi Trigonometri
A. Pangkat sin x dan cos x

(i) Telah kita ketahui bahwa :

 sin x dx = - cos x + C

 cos x dx = sin x + C

(ii) Untuk mengintegrasikan sin2 x dan cos2x , kita nyatakan fungsi tersebut dalam
cosinus sudut rangkap.

Cos 2x = 1 – 2sin2x dan cos 2x = 2cos2x – 1


2sin2x = 1 – cos 2x
Sin2x = ½ (1 – cos 2x) dan cos2x = ½(cos 2x + 1)
4. 28 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M
Cos2 x = ½ (1 + cos 2x)
Jadi  Sin2x dx = ½  (1 – cos 2x) dx

= x/2 – ¼  cos 2x d(2x)

= ½ x - ¼ sin 2x + C

Jadi  cos2 x dx = ½  ( 1 + cos 2x) dx = ½ x + ¼ sin 2x + C

(ii) Mengintegralkan sin3x dan cos3x

 sin3 x dx =  sin2x. sin x dx

=  (1 – cos2x) sin x dx

=  sin x dx -  cos2 x .sin x dx

= - cos x +  cos2 x d(cos x)

= - cos x + 1/3 cos3 x + C

 cos3x dx =  cos2x . cos x dx

=  cos x dx -  sin2x d(sin x)

= sin x – 1/3 sin3 x + C


(iv).Mengintegralkan sin4x dan cos4x

 sin4 x dx =  ( sin2x )2 dx

=  ( ½ (1- cos 2x)2 dx

1  2 cos 2 x  cos 2 2 x
=  4
dx

= ¼  (3/2 – 2cos 2x + ½ cos 4x ) dx

sin 4 x
= ¼ { 3/2 x - sin 2x + ½ . }+C
4

4. 29 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


= 3/8 x - ¼ sin 2x + 1/32 sin 4x + C

Sekarang cobalah anda coba cari :

 cos 4 x dx dengan cara yang sama.

Cara mengerjakannya sama saja dengan contoh terakhir tadi


(1  cos 2 x) 2
 cos 4 x dx =  ( Cos2 x)2 dx =  4
dx

(1  2Cos2 x  Cos 2 2 x)
=  4
dx

=¼  (3/2 + 2 Cos 2x +1/2 . Cos 4x )dx 

3x Sin 4x
=¼[ + Sin 2x + ]+C
2 8
3x Sin 2x Sin 4x
= + + +C
8 4 32

(v).Mengintegralkan sin5x dan cos5x


Kita dapat mengintegrasikan sin5x dengan cara yang sama dengan yang kita
gunakan untuk menghitung integral Sin3x.

 Sin 5 x dx =  Sin4x.Sin x dx

=  ( 1 – Cos2x )2 Sin x dx

=  ( 1 – 2 Cos2x + Cos4x ) Sin x dx

=  Sin x dx – 2  Cos2x.Sin x dx +  Cos4x .Sin x dx

2 sin 3 x sin 5 x
= -Cos x +  +C
3 5
Perhatikan caranya, tetapi jangan mencoba menghafalkan hasil-hasil ini. Kadang – kadang
kita harus mengintegralkan pangkat sin x dan cos x yang lebih tinggi daripada yang sudah
kita bahas. Dalam hal ini biasanya kita gunakan cara pendekatan lain yang akan kita bahas
nanti pada waktunya.

B. Perkalian sinus dan cosinus

4. 30 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


Akhirnya sementara kita masih membahas integral fungsi trigonometri , marilah kita lihat
lebih lanjut satu jenis lagi. Inilah salah satu contohnya:

 Sin 4x . Cos 2x dx

Untuk menentukan integral ini, kita gunakan identitas


2 sin A cos B = Sin (A+B) + Si (A-B)
Jadi Sin 4x . Cos 2x = ½ ( 2 Sin4x Cos 2x )
= ½ [Sin (4x + 2x) + Sin(4x – 2x )]
= ½ [Sin 6x + Sin 2x ]

Jadi  Sin 4x . Cos 2x dx= ½  ( Sin 6x + Sin 2x) dx

cos 6 x cos 2 x
=- - +C
12 4

Contoh soal :

1.  sin 4x. cos 2x dx

Untuk menentukan integral ini, kita gunakan identitas.


2 sin A. cos B = sin (A+B) + sin ( A – B)
Sin A. cos B = ½ {sin ( A+B) + sin (A-B) }
Jadi sin 4x .cos 2x = ½ {sin 6x + sin 2x }
Jadi  sin 4x. cos 2x dx = -1/12 cos 6x – ¼ cos 2x + C

Rumus
Identitas

2.sin A.cos B = sin(A + B) + sin (A – B)


2.cox A.sin B = sin(A + B) – sin(A – B)
2.cos A.cos B = cos (A + B) + cos ( A – B)
2.sin A. sin B = cos (A + B) – cos (A – B)

Sin A.cos B = ½ sin ( A+b) + 1/2Sin (A-B)


Contoh 2.

4. 31 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


 cos 5x . sin 3x dx = ½  ( sin 8x – sin 2x ) dx

= ½ {-1/8 cos 8x + ½ cos 2x } + C


= -1/16 cos 8x + ¼ cos 2x + C

LATIHAN
Tentukanlah Integral – integral yang berikut :

1.  ecos x . sin x dx

ln x
2.  x
dx

3.  tan2x dx

4.  x2. sin 2x dx

5.  e-3x. cos 2x dx

6.  cos4x dx

4x  2
7.  x  x5
2
dx

2x  1
8.  x  8 x  15
2
dx

9.  x. (1  x 2 ) dx

10.  sin 5x. cos 3x dx

4. 32 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


RANGKUMAN:

Kaidah pecahan parsial adalah :


a). Pembilang dari fungsi yang diberikan harus lebih rendah derajatnya
daripada derajat penyebutnya.Jika tidak demikian, maka kita harus
membaginya dulu dengan pembagian biasa.
b). Faktorkanlah penyebutnya menjadi factor-faktor primanya.
A
c). Faktor linier ( ax + b) akan memberikan pecahan parsial yang berbentuk
ax  b

A B
d). Faktor ( ax + b)2 akan memberikan pecahan parsial +
ax  b (ax  b) 2
e). Faktor ( ax + b)3 akan memberikan pecahan parsial
A B C
+ +
ax  b (ax  b) 2
( ax  b)3
f). Faktor kuadrat (ax2 + bx + c ) akan memberikan pecahan parsial

Rumus
Identitas

2.sin A.cos B = sin(A + B) + sin (A – B)


2.cox A.sin B = sin(A + B) – sin(A – B)
2.cos A.cos B = cos (A + B) + cos ( A – B)
2.sin A. sin B = cos (A + B) – cos (A – B)

TES FORMATIF 3
Petunjuk: Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang paling tepat.
x2  1
1. Hasil dari  dx adalah ....
( x  2)3
4 5
a. ln( x+3) + - +C
x  2 2( x  2) 2

4. 33 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


4 5
b. ln( x+3) - - +C
x  2 2( x  2) 2
4 5
c. ln( x+2) + + +C
x  2 2( x  2) 2
4 5
d. ln( x+2) + - +C
x  2 2( x  2) 2

x 1
2. Hasil dari x 2
 3x  2
dx adalah ....

a. 3 ln (x – 2) + 2 ln(x – 1) + C
b. 3 ln (x – 2) – 2 ln(x – 1) + C
c. 2 ln (x – 2) – 3 ln(x – 1) + C
d. 4 ln (x – 2) – 2 ln(x – 1) + C
x2
3. Hasil dari  ( x  1)( x  1)2 dx adalah ....
1
a. ¼ ln(x+1) + ¾ ln (x-1) - +C
2( x  1)
1
b. ¼ ln(x-1) + ¾ ln (x-1) - +C
2( x  1)
1
c. ¼ ln(x+1) + ¾ ln (x+1) - +C
2( x  1)
1
d. ¼ ln(x+1) + 1/4 ln (x-1) - +C
2( x  1)

x2
4. Hasil dari  dx adalah ....
( x  2)( x 2  1)

a. 4/5 ln(x-2) - 1/10 ln (x2+1) + 2/5 tan-1x + C


b. 4/5 ln(x-2) + 1/10 ln (x2+1) - 2/5 tan-1x + C
c. 4/5 ln(x-2) + 1/10 ln (x2+1) + 2/5 tan-1x + C
d. 4/5 ln(x-2) - 1/10 ln (x2+1) - 2/5 tan-1x + C

5. Hasil dari  Sin3x dx adalah ....

a. –cos x + 1/3 Cos3x + C


b. cos x + 1/3 Cos3x + C
c. –cos x - 1/3 Cos3x + C
4. 34 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M
d. –cos x - 1/3 Cos3x + C
6. Hasil dari  Cos3x dx adalah ....

a. Sin x – 1/3 Sin3x + C


b. Sin x + 1/3 Sin3x + C
c. Sin x – 1/2 Sin3x + C
d. 2 Sin x – 1/3 Sin3x + C

7. Hasil dari  Cos4x dx adalah ....

a. 3/8 x + 1/4sin 2x - 1/32 sin 4x + C


b. 3/8 x + 1/4sin 2x + 1/32 sin 4x + C
c. 3/8 x - 1/4sin 2x+ 1/32 sin 4x + C
d. 3/8 x - 1/4sin 2x - 1/32 sin 4x + C
8. Hasil dari  sin 4x cos 2x dx adalah ....

a. -1/12 cos 6x + ¼ cos 2x + C


b. -1/12 cos 6x – ¼ cos 2x + C
c. -1/11 cos 6x – ¼ cos 2x + C
d. 1/11 cos 6x – ¼ cos 2x + C
9. Hasil dari  cos 5x sin 3x dx adalah ....

a. 1/2 cos 2x - 1/16 cos 8x + C


b. ¼ cos 2x + 1/16 cos 8x + C
c. ¼ cos 2x – 1/16 cos 8x + C
d. 2 cos 2x – 1/16 cos 8x + C

10. Hasil dari  cos 6x cos 4x dx adalah ....

a. 1/20 sin 10x + ¼ sin2x + C


b. 1/20 sin 10x - ¼ sin2x + C
c. 1/2 sin 10x + ¼ sin2x + C
d. 1/2 sin 10x - ¼ sin2x + C

Cocokanlah jawaban Anda dengan kunci jawaban tes Formatif 3 yang terdapat di bagian
akhir modul ini dan hitunglah jumlah jawaban anda yang benar, kemudian gunakan rumus
di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda dalam materi Kegiatan Belajar 3.
Rumus :

4. 35 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M


JumlahjawabanAndaygbenar
Tingkat Penguasaan = x 100%
10
Arti tingkat penguasaan yang Anda capai :
90 % - 100 % = baik sekali
80 % - 89 % = baik
70 % - 79 % = sedang
< 70 % = kurang

Kunci Jawaban Tes Formatif

Tes Formatif 1

1. B 11. a
2. A 12. a
3. A 13. b
4. A 14. c
5. A 15. d
6. A
7. C
8. C
9. A
10.C

Tes Formatif 2

1. A
2. B
3. C
4. d
4. 36 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M
5. A
6. D

Tes Formatif 3

1. D
2. B
3. A
4. C
5. A
6. A
7. B
8. B
9. C
10.A

Daftar Pustaka

K A Stroud, Erwin Sucipto, ( 1987),Matematika Untuk Teknik,Jakarta,


Penerbit Erlangga.

4. 37 dari 37 halaman Dra.Hj.Suharlena,M.M

Anda mungkin juga menyukai