PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan untuk :
1. Memenuhi tugas matakuliah pengantar sistem informasi.
2. Dapat dijadikan referensi untuk mahasiswa selanjutnya apabila mendapat topik yang sama
dalam sistem informasi.
3. Membuka wawasan dalam bidang sistem informasi yang diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Mengenalkan berbagai macam sistem informasi yang ada disekitar kita pada saat ini.
1
BAB 2
PEMBAHASAN
2
perbankan modern. Layanan perbankan modern yang hanya ada di kota-kota besar ini dapat
dimaklumi karena pertumbuhan ekonomi saat ini yang masih terpusat di kota-kota besar saja,
yang menyebabkan perputaran uang juga terpusat di kota-kota besar. Sehingga sektor perbankan
pun agak lamban dalam ekspansinya ke daerah-daerah. Hal ini sedikit banyak disebabkan oleh
kondisi infrastruktur saat ini selain aspek geografis Indonesia yang unik dan luas.
Untuk menunjang keberhasilan operasional sebuah lembaga keuangan/perbankan seperti
bank, sudah pasti diperlukan sistem informasi yang handal yang dapat diakses dengan mudah
oleh nasabahnya, yang pada akhirnya akan bergantung pada teknologi informasi online, sebagai
contoh, seorang nasabah dapat menarik uang dimanapun dia berada selama masih ada layanan
ATM dari bank tersebut, atau seorang nasabah dapat mengecek saldo dan mentransfer uang
tersebut ke rekening yang lain hanya dalam hitungan menit saja, semua transaksi dapat
dilakukan.
Pengembangan teknologi dan infrastruktur telematika di Indonesia akan sangat membantu
pengembangan industri di sektor keuangan ini, seperti perluasan cakupan usaha dengan
membuka cabang-cabang di daerah, serta pertukaran informasi antara sesama perusahaan
asuransi, broker, industri perbankan, serta lembaga pembiayaan lainnya. Institusi perbankan dan
keuangan telah dipengaruhi dengan kuat oleh pengembangan produk dalam teknologi informasi,
bahkan mereka tidak dapat beroperasi lagi tanpa adanya teknologi informasi tersebut. Sektor ini
memerlukan pengembangan produk dalam teknologi informasi untuk memberikan jasa-jasa
mereka kepada pelanggan mereka.
3
sistem informasi merupakan tahapan kegiatan yang dilakukan selama pembangunan sistem
informasi.
Agar sistem informasi bekerja secara tepat, kita harus mengelola secara aktif, menyesuaikan
teknologi dengan situasi, dan menerima tanggung jawab baik untuk sukses atau kegagalannya.
Untuk dapat memilih dan mempertimbangkan hal-hal diatas perlu beberapa dasar pokok yang
bisa dipakai sebagai patokan, antara lain yaitu pengembangan sistem. Pengembangan sistem ini
terdiri dari 5 tahapan (Sabarguna, 2003):
1. Analisis system
2. Rancangan sistem
3. Implementasi sistem
4. Pemeliharaan sistem
5. Peningkatan sistem
4
2.3.3. Implementasi Sistem
Pada implementasi sistem, tahapan yang perlu diikuti antara lain:
1. pembuatan program
2. pelatihan
3. konversi file
4. uji coba sistem
5. dokumentasi
Secara umum, yang perlu diperhatikan adalah perangkat keras, perangkat lunak dan pemakai
agar bisa berjalan sesuai dengan tujuan dan diperoleh manfaat.
5
perangkat komputer akan mempermudah dalam pengolahan data agar dapat menghasilkan
informasi berbasis komputer yang lebih berkualitas guna dalam pengambilan keputusan.
Dalam pengembangan sistem informasi terdiri dari System Analysis dimana upaya atau
usaha untuk mendapatkan gambaran bagaimana sistem lama itu bekerja dan menganalisa
masalah-masalah apa saja yang ada pada sistem yang lama, dan System Development dimana
langkah-langkah untuk mengembangan sistem informasi yang lama ke sistem yang baru sesuai
dengan cara kerja sistem dan masalah-masalah yang telah dianalisa. Beberapa hal yang mengacu
suatu sistem lama harus dikembangkan menjadi sistem yang baru diantaranya yaitu :
Masalah (Problem)
Dimana kondisi yang tidak diingkan pada sistem yang lama, diantaranya yaitu keterbatasan
cara kerja sistem yang lama dapat menyebabkan sistem tidak dapat berjalan sesuai dengan yang
diinginkan. Misalnya kebutuhan informasi yang semakin luas dan semakin bertambah akan
berujung dengan pengelohan data yang dibutuhkan semakin mengingkat, dikarenakan sistem
yang lama tidak dapat memenuhi kriteria tersebut mengakibatkan sistem yang lama tidak efektif,
maka tidak akan dihasilkan informasi yang dibutuhkan dan akan menghambat kinerja
manajemen sumber daya yang ada.
Kesempatan (Opportunity)
Kesempatan untuk mengembangkan sistem yang lama ke sistem yang baru sangatlah penting
terutama tentang kecepatan informasi dalam dunia pasar. Persaingan pasar yang semakin ketat
memicu untuk memasang rencana-rencana strategis untuk meraih peluang pasar dengan berhasil.
Hal ini dapat menjadi acuan untuk suatu mengembangkan sistem lama ke sistem baru dapat
menyediakan kebutuhan informasi dengan efektif dan efisien dalam persaingan pasar,
agar dalam proses pengambilan keputusan dapat berjalan dengan sesuai rencana.
Perintah (Directive)
Suatu sistem lama bisa dikembangan ke sistem yang baru bisa terjadi dengan adanya perintah
dari seorang pimpinan atau adanya pengaruh dari pihak luar. Adanya instruksi-instruksi yang
ada, maka sistem yang lama dapat dikembangkan sesuai dengan instruksi pimpinan, dari cara
kerja sistem itu sendiri sampai informasi yang akan dihasilkan.
Ancaman (Treath)
Suatu sistem informasi yang dibangun tidak menutup kemungkinan terjadi adanya ancaman
dari pihak luar. Misalnya seorang pemimpin merasa ada pihak dalam atau luar yang mencoba
untuk merusak akses kerja perusahaan, dengan terjadinya hal tersebut bisa dilihat bahwa sistem
yang ada terancam dirusak. Hal tersebut terjadi kemungkinan kurang keakuratan sistem itu
sendiri dan banyaknya pihak yang dapat mengakses sistem. Maka sistem lama tersebut
dikembangkan ke sistem yang baru dengan adanya pengendalian akses sistem. Pengendalian
sistem tersebut dengan lebih mengamankan akses sistem yang baru, dengan mengamankan Id
6
dan Password akses yang baru dan mengurangi pihak yang dapat mengakses sistem baru
tersebut.
7
2.5. Metode Pengembangan Sistem Informasi
2.5.1. CBIS Life Cycle
CBIS (Computer Based Information Systems) Life Cycle atau yang disebut dengan siklus
sistem informasi berbasis komputer. Merupakan tahapan-tahapan dan tugas-tugas yang harus
dilakukan dalam mengembangkan sistem informasi, tanpa memperhatikan sistem informasi jenis
apa yang akan dibuat dan seberapa luas yang harus di hasilkannya.
8
Kegiatan di dalam tahap pengembangan konsep sistem :
Mendefinisikan ruang lingkup sistem.
Menganalisis manafaat biaya yang dibutuhkan.
3. Perencanaan (planning)
Mengembangkan rencana manajemen proyek dan dokumen perencaaan lainnya yang
diperlukan masing-masing tahapan, sumber daya dan perangkat lunak. Tahapan ini menghasilkan
hal-hal mendasar yang dibutuhkan untuk mencari solusi dari masalah yang muncul dalam sistem.
Kegiatan dalam tahap perencaan meliputi :
Pembentukan dan konsolidasi tim pengembang.
Mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup pengembangan.
Mengidentifikasi apakah masalah-masalah yang ada bisa diselesaikan melalui pengembangan
sistem.
Menentukan dan evaluasi strategi yang akan digunakan.
Penentuan prioritas teknologi dan pemilihan aplikasi.
4. Analisis kebutuhan (requirement analysis)
Menganalisis kebutuhan pemakai sistem (user) dan mengembangkan kebutuhan user.
Membuat dokumen kebutuhan fungsional. Langkah-langkah yang digunakan dalam analisis
kebutuhan adalah wawancara, riset terhadap sistem baru, observasi lapangan, jajak pendapat,
pengamatan sistem yang serupa dan prototype.
Kegiatan utama dalam tahapan analisis kebutuhan :
Pengumpulan informasi.
Mendefinisikan sistem requirement.
Memprioritaskan kebutuhan.
Menyusun dan mengevaluasi alternatif.
Mengulas kebutuhan dengan pihak manajemen.
5. Desain (design)
Mentransformasikan sistem lama menjadi sistem baru yang berdasarkan hasil analisis
sebelumnya, dokumen desain sistem fokus pada bagaimana dapat memenuhi fungsi-fungsi yang
dibutuhkan. Ada 2 perancangan dalam desain yaitu perancangan konseptual dan perancangan
fisik.
Perancangan konseptual juga disebut dengan perancangan logika yang meliputi perancangan
DFD, ERD, Normalisasi, Flowchart System, Flowchart Document dan laporan-laporan
pendukung lainnya yang menjelaskan perjalanan sistem. Perancangan fisik meliputi perancangan
input, perancangan output, perancangan form, perancangan struktur tabel, perancangan
klasifikasi kode dan perancangan klasifikasi perangkat yang dibutuhkan sistem.
Beberapa kegiatan utama yang di lakukan pada tahap desain :
Merancang arsitektur aplikasi.
9
Meracang antar muka pengguna.
Mendesain dan mengintegrasikan database.
Membuat prototipe untuk detail desain.
Mendesain mengintegrasikan kendali sistem.
6. Pengembangan (development)
Mengonversi desain ke sistem informasi yang lengkap termasuk bagaimana memperoleh dan
melakukan instalasi lingkungan sistem yang dibutuhkan. Mempersiapkan prosedur kasus
pengujian, pengodean, pengompilasian, memperbaiki dan membersihkan program dan
peninjauan pengujian.
Kegiatan di dalam tahap pengembangan :
Membuat basis data dan mempersiapakan prosedur pengujian sistem.
Mempersiapkan berkas pengujian sistem.
Pengodean sistem.
Memperbaiki kesalahan sistem.
7. Integrasi dan pengujian (integration and test)
Menggabungkan bagian-bagian sistem yang dikerjakan terpisah, dan mencari kesalahan
sistem dari kesalaham logika dan kesalahan pengodean. Kemudian mendemonstrasikan sistem
yang dikembangkan untuk diuji dan memehuni spesifikasi kebutuhan sistem.
Kegiatan di dalam tahap integrasi dan pengujian :
Memastikan bahwa sistem berfungsi seperti yang diharapkan.
Membutuhkan partisipasi pengguna untuk memverifikasi pengujian menyeluruh dari semua
persyaratan.
Memenuhi semua kebutuhan bisnis.
8. Implementasi (implementation)
Merupakan pengujian pada sistem yang sebenarnya, mengimplementasikan sistem perangkat
lunak pada lingkungan user (adaptasi user dengan sistem) dan menjalankan resolusi dari
permasalahan yang teridentifikasi dari fase integrasi dan pengujian.
Kegiatan di dalam tahapan implementasi :
Pembuatan database sesuai skema rancangan.
Pembuatan aplikasi berdasarkan desain sistem.
Pengujian dan perbaikan aplikasi.
9. Operasi dan pemeliharaan (operations and maintenance)
Mengoperasikan dan memelihara sistem informasi pada lingkungan user termasuk
implementasi akhir dan masuk pada proses peninjauan. Operasi dan pemeliharaan meliputi 3
bagian :
10
Pemeliharaan perfektif yaitu ditunjukkan untuk memperbaharui sistem sebagai tanggapan atas
adanya permintaan atau kebutuhan yang baru serta meingkatkan efisiensi sistem.
Pemeliharaan adatif yaitu perubahan aplikasi untuk menyesuaikan diri terhadap perangkat keras
dan lunak yang baru
Pemeliharaan korektif yaitu melaksanakan perbaikan-perbaikan kesalahan ang ditemukan pada
saat sistem dijalankan.
Kegiatan di dalam tahap operasi dan pemeliharaan :
Memilih admin untuk menjaga sistem tetap mampu beroperasi secara benar melalui
kemampuasn sistem dalam mengadaptasikan diri sesuai dengan kebutuhan.
10. Disposisi (disposition)
Merupakan aktifitas akhir dari pengembangan sistem dan membangun data sesuai dengan
aktifitas user. Pada tahap ini ditekankan untuk memastikan bahwa sistem telah dikemas sesuai
dengan peraturan dan persyaratan yang tepat.
Kegiatan dalam tahap disposisi :
Penghentiaan sistematis sistem untuk memastikan bahwa informasi penting yang disimpan untuk
akses masa depan.
b. Model SDLC
1. Model Waterfall
Sering juga disebut dengan model sekuensial linier (sequential linier) atau alur hidup klasik
(classic life cycle). Model ini menyediakan pendekatan alur hidup sistem secara terurut dimulai
analisis, desain, pengodean, pengujian dan tahap pendukung.
a. Tahap-tahap model waterfall
Analisis kebutuhan perangkat lunak
Dilakukan pengumpulan kebutuhan sistem infomasi yang intensif untuk menspesifikasikan
kebutuhan sistem yang dibutuhkan oleh user. Pengumpulan kebutuhan berupa data input, proses
yang terjadi, output yang diharapkan dengan melakukan wawancara serta observasi.
Desain
Proses multilangkah yang fokus pada desain pembuatan sistem termasuk struktur data,
arsitektur sistem, representasi antarmuka, dan prosedur pengodean. Pada tahap ini
menterjemahkan kebutuhan sistem dari tahap analisis kebutuhan dari rancangan sebelum
pengodean sampai ke representasi desain agar dapat diimplementasikan manjadi program tahap
selanjutnya.
Pembuatan kode program
Setelah desain telah dilakukan kemudian diubah ke dalam sistem yang dimengerti oleh
komputer dalam bentuk bahasa pemrograman. Jika rancangan yang dibuat rinci maka pengodean
sistem dapat dilakukan dengan cepat. Hasil dari tahap ini adalah program komputer sesuai
dengan desain yang telah dibuat pada tahap sebelumnya.
11
Pengujian
Setelah pengodean sistem telah dilakukan, maka tahap selanjutnya yaitu pengujian. Dalam
tahap ini dipastikan sistem secara keseluruhan akan diuji, hal ini bertujuan untuk meminimalkan
kesalahan pada sistem saat pengujian, dan memastikan keluaran dari sistem sesuai dengan yang
diinginkan.
Pendukung atau pemeliharaan
Suatu sistem yang telah dikembangkan tidak menutup kemungkinan dapat mengalami
perubahan saat dikirimkan ke user. Kemungkinan terjadi kesalahan dalam sistem yang pada saat
pengujian tidak terdeteksi, atau bisa jadi karena sistem harus beradaptasi dengan lingkungan
baru. Pada tahapi ini dapat mengulang pengembangan sistem tersebut dari analisa spesifikasi
kebutuhan untuk perubahan sistem namun tidak membuat sistem yang baru dari awal kembali.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Waterfall
Kelebihan :
Merupakan model pengembangan paling handal dan paling lama digunakan.
Cocok untuk system software berskala besar.
Cocok untuk system software yang bersifat generik.
Pengerjaan project system akan terjadwal dengan baik dan mudah dikontrol.
Kekurangan:
Persyaratan system harus digambarkan dengan jelas.
Rincian proses harus benar-benar jelas dan tidak boleh berubah-ubah.
Sulit untuk mengadaptasi jika terjadi perubahan spesifikasi pada suatu tahapan pengembangan.
2.5.3. Prototyping
Dalam pengembangan sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja
secara terus menerus dan diperbaiki melalui kerjasama antar analis dan user. Metode ini
menggunakan data aktual, edit input, melakukan komputasi dan semua manipulasi sehingga
dihasilkan output nyata. Karakteristik dari metode ini meliputi langkah pemilahan fungsi,
penyusunan sistem informasi, evaluasi dan penggunaan selanjutnya.
Model prototipe (prototyping model) dimulai dengan mengumpulkan kebutuhan dan
perbaikan, desain cepat, pembentukan prototipe, evaluasi user terhadap prototipe, perbaikan dan
produk akhir sistem yang akan dibuat. Model ini menyediakan tampilan dengan simulasi alur
sistem sehingga tampak seperti sistem yang sudah jadi. Model prototipe ini dievalusi oleh user
hingga ditemukan spesifikasi yang sesuai keinginan user. Model prototipe sangat cocok
digunakan untuk menjabarkan kebutuhan user secara lebih detail karena user sering kali lesulitan
menyampaikan kebutuhnya secara detail tanpa melihat gambaran yang jelas.
a. Runtutan penggunaan model prototipe yaitu:
Reaksi awal dari user
12
Dimulai dengan menampilkan prototipe sistem kepada user, kemudian melihat bagaimana
reaksi user terhadap prototipe tersebut, dan apakah sudah sesuai dengan apa yang diinginkan
oleh user. Reaksi tersebut dikumpulkan dengan adanya lembar observasi, wawancara ataupun
kuisioner.
Saran-saran penguna
Saran dari user merupakan hasil interaksi user dengan prototipe yang ditampilkan, dengan
masukan dari user untuk perbaikan, pengubahan ataupun penghentian prototipe guna untuk dapat
memenuhi kebutuhan user.
Inovasi
Kemampuan sistem baru yang sebelumnya tidak ada pada saat pengguna berinterkasi dengan
prototipe. Inovasi prototipe jika berhasil akan menjadi bagian dari sistem hasil jadi.
Rencana revisi
Menggambarkan sistem di masa yang datang, dengan rencana revisi dapat membantu
mengidentifikasi kebutuhan apa saja yang akan diprototipekan selanjutnya.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode Prototipe
Kelebihan :
Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret daripada secara abstrak.
Untuk digunakan secara standalone.
Digunakan untuk memperluas SDLC.
Mempersingkat waktu pengembangan Sistem Informasi
Kekurangan :
Proses analisis dan perancangan terlalu singkat.
Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi perubahan.
Protitype yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah.
Protype terlalu cepat selesai
2.5.4. Rapid Application Development (RAD)
Menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan kebutuan
user dan perancangan sistem informasi. Proses pengembangan metode ini yaitu mempelajari
apakah proyek pengembangan sistem memenuhi kriteria, mempelajari aktivitas bisnis
perusahaan, menentukan area bisnis serta fungsi yang menjadi prioritas, membuat model dari
fungsi-fungsi yang menjadi prioritas, memilih prototipe mana yang direview dan
mengimplementasikan sistem informasi.
Rapid Application Development (RAD) merupakan model pengembangan sistem yang
bersifat inkremental (bertingkat) terutama waktu pengerjaan yang pendek. Model RAD membagi
tim pengembang manjadi beberapa komponen masing-masing tim pengerjaan dapat dilakukan
13
secara paralel. Model ini dimulai dari pemodelan bisnis, pemodelan data, pemodelan proses,
pembangkitan aplikasi, dan pengujian.
a. Tahap-tahapan model ini :
Pemodelan bisnis
Pemodelan ini dilakukan untuk memodelkan fungsi bisnis untuk mengetahui informasi apa
saja yang mempengaruhi proses binis, informasin apa saja yang akan dimunculkan, siapa yang
akan meembuat informasi tersebut, bagaimana alr informasi tersebut, dan proses apa saja yang
terkait dengan informasi tersebut.
Pemodelan data
Pengumpulan data-data apa saja yang dibutuhkan berdasarkan pemodelan bisnis, dan
mengidentifikasi setiap data yang ada dan mendefinisikan hubungan antar data tersebut.
Pemodelan proses
Mengimplementasikan fungsi bisnis yang sudah didefinisikan terkait dengan pendefinisian
data. Mendeskripsikan proses input ditransformasi menjadi output.
Pebuatan aplikasi
Mengimplementasikan pemodelan proses dan data menjadi program. Di dalam model RAD
sangat dianjurkan jika mungkin pemakaian komponen program yang sudah ada.
Pengujian
Pengujian komponen-komponen yang dibuat, jika sudah pernah teruji maka tim
pengembangn komponen dapat lanjut untuk mengembangkan komponen berikutnya.
b. Kelebihan dan Kekurangan Metode RAD
Kelebihan :
RAD mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi mempunyai kemampuan
untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object).
Setiap fungsi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat dibicarakan oleh tim RAD yang
terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efesien.
Kekurangan :
Tidak cocok untuk proyek skala besar.
Proyek bisa gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi.
Sistem yang tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini.
Resiko teknis yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini.
2.5.5. Spiral
Model proses sistem evolusioner yang merangkai sifat iteratif dari prototipe dengan cara
kontrol dan aspek sistematis model sekuensial linier. Model iterative ditandai dengan tingkah
laku yang memungkinkan pengembang mengembangkan versi sistem yang lebih lengkap secara
bertahap.
14
Model spriral (spiral model) menyediakan pengembangan dengan cara cepat dengan sistem
yang memiliki versi yang bertambah fungsinya. Model ini menekan adanya analisa resiko, jika
analisa resiko menunjukka adanya ketidakpastian terhadap kebutuhan, maka pengembangan
sistem dapat dihentikan.
a. Ada 6 kegiatan dalam model ini yaitu:
Komunikasi dengan pelanggan (customer communication)
Membangun komunikasi yang efektif antara pengembang dan user agar dapat menentukan
kebutuhan sistem.
Perencanaan (planning)
Mendefinisikan sumber daya, batasan waktu pengembangan sistem, hubungan informasi yang
terkait dengan proyek.
Analisis resiko (risk analisys)
Menentukan resiko dari segi teknis maupun dari segi manajemen. Tahap inilah yang mungkin
tidak ada pada model proses yang juga menggunakan metode iterasi, tetapi hanya dilakukan pada
spiral model.
Rekayasa (engineering)
Membangun satu atau lebih representasi dari aplikasi sistem secara teknikal (dapat juga berupa
prototipe).
Konstruksi dan peluncuran (construction and release)
Dibutuhkan untuk mengembangkan sistem, testing, instalasi, dan penyediaan dukungan
terhadapa user seperti training penggunaan sistem serta dokumentasi seperti buku manual
penggunaan sistem.
Evaluasi pelanggan (customer evaluation)
Dibutuhkan untuk mendapatkan feedback dari user berdasarkan evaluasi mereka selama
representasi sistem pada tahap engineering maupun pada implementasi selama instalasi sistem
pada tahan construction and release.
15
Membutuhkan dana yang besar.
Membutuhkan planning jangka panjang yang baik agar program bisa selesai dengan baik.
2.5.6. Join Application Development (JAD)
Sebuah rangkaian metode yang memberi kesempatan kepada user dan manajemen untuk
berpartisipasi secara luas dalam siklus pengembangan sistem informasi. Tahap dalam metode ini
yaitu perancangan, menentukan dan menjabarkan permintaan user, menentukan teknik yang
dibutukan.
2.5.7. Object Oriented Technology
Object Oriented Technology merupakan cara pengembangan sistem berdasarkan abstraksi
objek-objek yang ada di dunia nyata. Tahapan dalam metode ini yaitu perencaan, analisis,
perancangan, dan implementasi. Dari tahapan tersebut dapat diterapkan pada perancangan sistem
secara umum yang menyangkut perangkat lunak, perangkat keras dan sistem secara keseluruhan.
2.5.8. Functional Decomposition Methodologies
Menekankan pada pemecahan dari sistem ke dalam subsistem yang lebih kecil sehingga akan
lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan diimplentasikan.
2.5.9. End-user Development
Keterlibatan langsung end-user sangat menguntungkan, karena memahami benar bagaimana
sistem bekerja. Artinya tahap analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat. Kelemahan adalah
pada pengendalian mutu dan kecenderungan tumbuhnya private sistem informasi. Integrasi
dengan sistem yang lain menjadi sulit.
2.5.10. Outsourcing
Metode pengelolaan teknologi informasi dengan cara memindahkan pengelolaannya pada
pihak lain, yang tujuan akhirnya adalah efektivitas dan efisiensi kerja. Metode ini seringkali juga
disamakan dengan metode lain seperti : sub kontrak, supplier, proyek atau istilah lain yang
berbeda-beda dilapangan, namun pada dasarnya adalah sama, yaitu pemindahan layanan kepada
pihak lain.
16
Kelompok pemakai, organisasi atau sistem lain dimana system melakukan komunikasi (sebagai
terminator).
Data masuk, yaitu data yang diterima sistem dari lingkungannya.
Data keluar, yaitu data yang dihasilkan system.
Penyimpan data (storage), digunakan secara bersamaan antara sistem dan terminator.
Batasan, antara sistem dan lingkungan
c. Data Flow Diagram Level (DFDL)
Model ini berfungsi untuk menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antara fungsi yang
berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data. Tujuan dari DFD adalah
membuat atau mengetahui aliran (track) data seluruhnya dari sistem. Empat komponen dalam
DFDL :
Proses (fungsi)
Aliran data (Data Arrow)
Penyimpana (Data Storage)
Terminator (External or Internal Entities)
d. Kamus Data (Data Dictionary)
Kamus data adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu
sistem informasi. Dengan kamus data analisis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di
sistem dengan lengkap pada tahap analisis sistem. Kamus data digunakan sebagai alat
komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir ke system
yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai
sistem. Pada tahap perancangan sistem, kamus data digunakan untuk merancang input, laporan-
laporan dan database. Kamus data berperan penting dalam perancangan dan pembangunan
sistem informasi, yang mempunyai fungsi untuk :
Menjelaskan arti aliran data dan penyimpanan dalam DFD.
Mendeskripsikan komposisi paket data yang bergerak melalui aliran.
Mendeskripsikan komposisi penyimpan data.
Menspesifikasikan nilai dan satuan yang relevan bagi penyimpanan.
Mendeskripsikan hubungan distrik antara penyimpana yang akan menjadi titik perhatian dalam
ERD.
17
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Perkembangan teknologi informasi Indonesia sangat dipengaruhi oleh kemampuan sumber
daya manusia dalam memahami komponen teknologi informasi, seperti perangkat keras dan
perangkat lunak komputer; sistem jaringan baik berupa LAN ataupun WAN dan sistem
telekomunikasi yang akan digunakan untuk mentransfer data. Kebutuhan akan tenaga yang
berbasis teknologi informasi masih terus meningkat. Hal ini bisa terlihat dengan banyaknya jenis
pekerjaan yang memerlukan kemampuan di bidang teknologi informasi di berbagai bidang serta
jumlah SDM berkemampuan di bidang teknologi informasi masih sedikit, jika dibandingkan
dengan jumlah penduduk Indonesia. Keberadaan bisnis yang tersebar di banyak tempat dengan
berbagai ragam perangkat keras dan lunak mulai menyadari tentang betapa pentingnya untuk
mempercayakan dukungan bagi keberhasilan pengolahan data komputernya kepada satu sumber
yang dapat dipercaya.
DAFTAR PUSTAKA
18