Anda di halaman 1dari 11

BULETIN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

VOLUME 19, NO. 2, 2011: 70 – 80 ISSN: 0854-7108

Validitas Eksperimen
T. Dicky Hastjarjo1

Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada

Abstract

The students have understood the definition of instrument's validity. this article will explain the
definition of experiment's validity that is different with instrument's validity. it also will describe
the four types of experiment's validity and the threats againts them.

Pengertian1 validitas (validity) telah ki- nya manipulasi variabel independen atau
ta kenal lewat tulisan Hadi (1977), Masrun dinamakan juga perlakuan (treatment).
(1979), Azwar (1997) serta Suryabrata Peneliti akan memunculkan variasi varia-
(2000). Pengertian validitas pada keempat bel independen atau disebut kondisi
tulisan tersebut mengacu pada pengertian perlakuan (treatment condition) untuk dikaji
yang dihasilkan oleh komisi gabungan pengaruhnya terhadap variabel dependen.
antara APA (American Psychological Asso- Peneliti kemudian melakukan analisis data
ciation), AERA (American Educational dengan statistik dan membuat kesim-
Research Association) dan the National pulan/inferensi berdasar hasil analisis
Council on Measurement Used in Education statistik tersebut. Validitas eksperimen
yang membagi tiga macam validitas, yakni menunjuk pada ancar-ancar kebenaran
(a) Validitas isi (content validity), (b) sebuah inferensi (Cook & Campbell, 1979;
Validitas konstruk (construct validity) serta Shadish, Cook, & Campbell, 2002), sebab
(c) Validitas berdasarkan kriterium (crite- ketika kita menyatakan sesuatu adalah
rion-related validity) (Kerlinger, 1986; valid maka kita membuat penilaian
Kerlinger & Lee, 2000). Ketiga macam mengenai sejauh mana bukti yang relevan
validitas tadi berkaitan dengan masalah mendukung kebenaran atau kesalahan
pengukuran (measurement) yang inti po- inferensi tentang sesuatu itu (Shadish dkk,
koknya menyangkut sejauhmana sebuah 2002, hal. 34). Misalnya, Affandi dan
alat ukur psikologis dapat dipercaya Hastjarjo (2010) memanipulasi tipe goal
mengukur apa yang seharusnya diukur setting menjadi tiga macam (learning goal,
(Suryabrata, 2000). Uraian berikut akan performance goal, dan do your best goal) dan
membahas validitas dalam bidang lain, meneliti pengaruhnya terhadap prestasi
yaitu validitas eksperimen. bahasa Inggris siswa SMU kelas XII. Tiga
kelas XII yang berbeda masing-masing
Pengertian validitas eksperimen mendapat tipe goal setting yang berbeda
pula, lalu prestasi bahasa Inggris mereka
Seperti diketahui bersama sebuah eks- diukur. Efikasi diri dan kemampuan awal
perimen psikologi ditandai dengan ada- bahasa Inggris menjadi kovariabel
sehingga analisis kovarians menjadi teknik
1 Korespondensi mengenai isi artikel ini dapat
statistik untuk menganalisis data. Mereka
melalui: dickyh@ugm.ac.id atau
tdhastjarjo@gmail.com
menyimpulkan bahwa prestasi bahasa

70 BULETIN PSIKOLOGI
VALIDITAS EKSPERIMEN

Inggris siswa SMU kelas XII pada kelom- acak. Tidak ada metode yang dapat
pok learning goal lebih tinggi daripada menjamin validitas inferensi.
kelompok performance goal dan do your best Shadish dkk (2002) berargumen bah-
goal dengan efikasi diri dan kemampuan wa validitas berkaitan erat dengan
awal bahasa Inggris sebagai kovariabel. kebenaran sebab ada tiga prinsip filosofis
Konsep validitas eksperimen akan mem- yang mendasarinya, yaitu (a) teori kores-
permasalahkan kebenaran kesimpulan pondensi yang menyatakan bahwa sebuah
yang telah dibuat Affandi dan Hastjarjo klaim pengetahuan adalah benar jika
tersebut. Validitas adalah ancar-ancar klaim itu berhubungan dengan dunia
mengenai kebenaran sebuah inferensi kenyataan. Misalnya, klaim seseorang
sebab dalam sebuah eksperimen psikologi bahwa sekarang sedang hujan adalah
kebenaran mutlak sebuah kesimpulan benar kalau orang lain melihat keluar
tidak ada sehingga penggunaan istilah ruangan dan ternyata hujan sedang turun,
valid atau benar dan invalid atau salah (b) teori koherensi yang menyatakan bahwa
senantiasa dipahami dengan memakai sebuah klaim adalah benar jika klaim itu
tambahan kata “tentatif” atau “bersifat merupakan bagian dari sekumpulan klaim
kira-kira”. Meskipun demikian pengguna- yang saling bertalian/koheren. Misalnya,
an sehari-hari dalam penelitian ekspe- klaim yang menyatakan bahwa mengisap
rimen kata tambahan itu dihilangkan. mariyuana menyebabkan kanker adalah
Shadish, dkk (2002) menegaskan bah- benar jika klaim itu konsisten dengan
wa validitas merupakan properti inferensi, pengetahuan orang mengenai hasil meng-
bukan properti rancangan eksperimen isap mariyuana pada sistem hewan sama
(design) atau metode oleh karena rancang- dengan pada sistem manusia, jika kanker
an yang sama mungkin akan memiliki merupakan akibat dari bentuk lain perila-
inferensi yang lebih valid atau kurang ku merokok, jika penyebab kanker melipu-
valid tergantung situasinya. Misalnya, ti sejumlah unsur yang diketahui mengi-
sebuah rancangan eksperimen acak kuti penghisapan mariyuana, serta jika
(randomized experiment) tidak menjamin mekanisme fisiologis yang menghubung-
peneliti untuk membuat inferensi yang kan penghisapan rokok dengan kanker
valid mengenai adanya hubungan kausal juga diaktifkan ketika menghisap mari-
deskriptif. Sebab mungkin saja dalam yuana, dan (c) pragmatisme yang menya-
eksperimen acak tersebut faktor atrisi sub- takan bahwa sebuah klaim adalah benar
jek (jumlah subjek yang mengundurkan jika bermanfaat untuk meyakini klaim itu.
diri untuk mengikuti eksperimen sampai Misalnya, kita mengatakan “elektron itu
selesai) yang berbeda antara kelompok ada” jika penyimpulan wujud itu akan
eksperimen dan kontrol akan melemahkan membawa makna atau kemampuan mem-
proses randomisasi, power mungkin terlalu prediksi sekumpulan pengamatan yang
lemah untuk mendeteksi adanya efek, atau tanpanya lebih sulit dipahami. Elektron
teknik statistik yang tidak cocok untuk mungkin sesungguhnya tidak ada, namun
menganalisa data. Jadi adalah keliru dengan mempostulatkan bahwa elektron
menyatakan bahwa sebuah eksperimen itu ada maka akan timbul ketertiban
acak memiliki validitas internal atau intelektual, serta ada manfaat praktis jika
bersifat valid secara internal. Komentar mengikuti kebiasaan yang memakai pos-
yang sama dapat ditujukan untuk metode tulat itu. Shadish, dkk mengakui bahwa
apapun, dari studi kasus sampai survai konsep validitas mereka dipengaruhi oleh

BULETIN PSIKOLOGI 71
HASTJARJO

ketiga filsosofi di atas. Validitas harus adalah sine qua non, yaitu dasar minimal
menyangkut korespondensi antara bukti yang harus dipenuhi oleh sebuah ekspe-
empiris dengan inferensi teoretis. Validitas rimen sebab jika dasar minimal itu tidak
harus peka terhadap kadar sifat kesaling dipenuhi maka sebuah eksperimen menja-
bertalian (koherensi) antara inferensi di tidak bisa ditafsirkan. Validitas ekster-
dengan teori dan temuan yang relevan. nal mempermasalahkan persoalan daya
Validitas juga harus memiliki sifat prag- generalisasi: “Pada populasi, seting, varia-
matis dalam menekankan kegunaan atas bel perlakuan, dan variabel pengukuran
peniadaan penjelasan alternatif yang oleh apa pengaruh tersebut dapat digenerali-
peneliti diyakini dapat mengkompromi- sasikan? (Campbell, 1957, hal. 297;
kan klaim pengetahuan. Shadish, dkk. Campbell & Stanley, 1966, hal 70)”. Vali-
(2002) meyakini bahwa kebenaran dalam ditas eksternal terkadang disebut sebagai
ilmu sosial memang merupakan konstruk- generalizability atau representativeness.
si sosial namun juga tidak terlepas dari Cook dan Campbell (1979) mengem-
ketiga dasar filosofis tadi. bangkan lebih lanjut dua tipe validitas
eksperimen tadi menjadi empat tipe
Tipologi validitas validitas berdasarkan pada empat perma-
salahan praktis yang dihadapi peneliti,
Kategorisasi validitas eksperimen yaitu (a) Apakah ada hubungan antara
mengalami perkembangan sejak pertama- variabel independen dan variabel depen-
kali ditulis dalam sebuah artikel oleh den?, (b) Dengan adanya sebuah hubung-
Campbell di tahun 1957 serta dalam buku an, apakah ada kemungkinan bersifat
karangan Campbell dan Stanley (1966). kausal dari sebuah variabel operasional ke
Campbell (1957) serta Campbell dan variabel lain?, (c) Dengan kemungkinan
Stanley (1966) membagi validitas ekspe- adanya hubungan yang bersifat kausal
rimen menjadi dua jenis, yakni validitas dan diketahui dari satu variabel ke
internal (internal validity) dan validitas variabel lain, konstruk sebab-efek apakah
eksternal (external validity). Cook dan yang terlibat dalam hubungan tersebut?,
Campbell (1979) lebih memerinci penger- (d) Dengan kemungkinan adanya hubung-
tian validitas menjadi empat jenis: vali- an kausal dari konstruk A ke konstruk B,
ditas konklusi statistik (statistical conclusion sejauhmana generalisasi hubungan terse-
validity), validitas internal, validitas kons- but pada semua orang, seting dan waktu?.
truk (construct validity) serta validitas Empat tipe validitas eksperimen tersebut
eksternal. Shadish, Cook dan Campbell adalah (a) validitas konklusi statistik.
(2002) tetap mempertahankan keempat Validitas konklusi statistik mengacu pada
jenis validitas eksperimen tersebut seraya kesesuaian penggunaan teknik statistik
menitikberatkan hubungan keempatnya untuk membuat inferensi apakah variabel
dengan upaya generalisasi pengambilan independen (perlakuan) dan variabel de-
kesimpulan kausal. penden (dampak perlakuan) berkovariasi,
Campbell (1957, hal. 297; Campbell & (b) validitas internal. Validitas internal
Stanley, 1966, hal. 5) menyatakan bahwa mengacu pada apakah kovariasi variabel
validitas internal berkaitan dengan perta- independen (perlakuan) dan variabel de-
nyaan “Apakah benar perlakuan eksperi- penden (dampak perlakuan) merupakan
mental membuat perbedaan pada variabel akibat dari hubungan kausal, (c) validitas
eksperimen tertentu”. Validitas internal konstruk. Validitas konstruk adalah gene-

72 BULETIN PSIKOLOGI
VALIDITAS EKSPERIMEN

ralisasi dari definisi operasional khusus ke lebih luas dari sampel orang, seting,
konstruk yang lebih luas, serta (d) vali- variabel independen serta variabel depen-
ditas eksternal. Validitas eksternal meru- den. Validitas konstruk juga terkait de-
pakan generalisasi sampel orang, seting, ngan generalisasi sebab validitas konstruk
variabel independen serta variabel depen- mempertanyakan: “Dapatkah saya meng-
den yang digunakan oleh sebuah ekspe- generalisasikan dari satu rumusan opera-
rimen ke populasi yang lebih luas ber- sional atau sejumlah rumusan operasional
kaitan dengan permasalahan yang diteliti. kepada sebuah konstruk acuan (referent
Baik validitas konstruksi maupun validitas construct)”. Jadi validitas konstruk adalah
eksternal mengacu pada generalisasi. pecahan dari validitas eksternal.
Cook dan Campbell (1979) berpen- Shadish, dkk. (2002) tetap memper-
dapat bahwa kovariasi merupakan kondisi tahankan empat tipe validitas eksperimen
perlu untuk menentukan adanya hubung- di atas. Mereka merumuskan validitas
an kausal. Jika validitas internal mem- konklusi statistik dan validitas internal
pertanyakan apakah terdapat hubungan sama dengan rumusan Cook dan
kausal antara variabel independen dengan Campbell (1979), namun mereka memo-
variabel dependen, maka berarti pula difikasi validitas konstruk dan validitas
dapat dipertanyakan apakah terdapat eksternal sesuai dengan umpan balik
kovariasi antara variabel independen Cronbach bahwa dua jenis generalisasi
dengan variabel dependen. Validitas kon- kausal, yakni representasi dan ekstra-
klusi statistik adalah pecahan dari vali- polasi, berlaku untuk semua unsur sebuah
ditas internal. Validitas konklusi statistik eksperimen, yaitu unit (unit=u), perlakuan
merupakan validitas mengenai kovariasi (treatment=t), observasi dampak perla-
antara variabel independen dengan varia- kuan (observation=o), dan seting (setting=s).
bel dependen yang dihasilkan oleh bukti Unit adalah unit terkecil atau biasanya
analisis statistik. dalam penelitian psikologi adalah indi-
Pengertian validitas konstruk sebab- vidu, perlakuan adalah variabel indepen-
efek terkandung dalam kategori validitas den yang dimanipulasi, observasi dampak
eksternal-nya Campbell dan Stanley perlakuan adalah pengukuran variabel
dibuku tahun 1966 serta dibuku-buku dependen sebagai akibat dari perlakuan,
eksperimen ketika membahas “variabel serta seting yang menunjuk kepada
pencemar (confounding variable)”. Kajian lokasi/tempat/latar belakang tempat eks-
mengenai variabel pencemar berkaitan perimen. Keempat unsur yang ada dalam
dengan pertanyaan apakah efek (maksud- sebuah eksperimen tertentu disingkat
nya perubahan dalam variabel dependen) utos. Generalisasi hubungan kausal yang
itu disebabkan oleh variabel X (maksud- pertama (representasi) adalah menggene-
nya manipulasi variabel independen) yang ralisasikan dari unit, perlakuan, dampak
telah direncanakan atau apakah X dice- perlakuan dan seting dimana data diper-
mari oleh “harapan si eksperimenter” atau oleh dalam sebuah eksperimen (utos) ke
dikenal sebagai “efek Hawthorne” (Cook konstruk lebih abstrak dan lebih tinggi
& Campbell, 1979). Validitas eksternal yang direpresentasikan oleh utos tadi
sudah dirumuskan sebagai generalisasi (konstruk sasaran, UTOS). Jadi jikalau
sampel orang, seting, variabel independen validitas konstruk menurut Cook dan
serta variabel dependen yang digunakan Campbell (1979) hanya menyangkut gene-
oleh sebuah eksperimen ke populasi yang ralisasi dari konstruk perlakuan dalam

BULETIN PSIKOLOGI 73
HASTJARJO

sebuah eksperimen (t) ke konstruk perla- but sebagai validitas konstruk.


kuan yang lebih luas dan lebih tinggi (T) Generalisasi kedua (ekstrapolasi) ada-
serta dari konstruk observasi dampak lah menggeneralisasikan utos ke *UTOS
perlakuan yang terdapat dalam sebuah yang disebut sebagai validitas eksternal.
eksperimen (o) ke konstruk observasi UTOS* (UTOS bintang) menunjukkan
dampak perlakuan yang lebih luas dan sampel subjek, perlakuan, pengukuran
lebih tinggi (O), maka Shadish dkk (2002) dampak perlakuan, dan seting yang tidak
memperluas cakupan validitas konstruk digunakan dalam sebuah eksperimen
kesemua unsur yang ada dalam sebuah tertentu. Misalnya, apakah inferensi ada-
eksperimen (utos) yaitu dari konstruk u ke nya pengaruh CBT versi Beck (t) terhadap
U, dari konstruk t ke T, dari konstruk o ke menurunnya depresi yang diukur dengan
O serta dari konstruk s ke S. BDI (o) pada mahasiswa UGM (u) yang
Sebuah contoh mengenai validitas mendatangi UKP Fakultas Psikologi UGM
konstruk atau upaya membuat genera- (s) dapat digeneralisasikan kepada CBT
lisasi dari utos ke UTOS digambarkan versi Ellis (T*) terhadap menurunnya
berikut: Apakah inferensi mengenai pe- depresi yang diukur dengan Hamilton
ngaruh kursus singkat tentang pembe- Depression Rating Scale (O*) pada klien
dahan dengan cara tur keliling rumah (U*) di klinik psikologi Rumah Sakit X
sakit yang dipimpin perawat (t) terhadap (S*).
menurunnya pemakaian obat analgesik
serta meningkatnya kegiatan hidup sehari-
Ancaman terhadap validitas
hari (o) para pasien bedah perut atau dada
(u) dirumah sakit kota Montreal (s) dapat Ancaman terhadap validitas adalah
digeneralisasikan kepada konstruk yang alasan khusus mengapa kita dapat salah
lebih luas mengenai pendidikan kepada ketika kita mengambil inferensi mengenai
pasien (T) terhadap pemulihan fisik (O) kovariasi, mengenai sebab-efek, mengenai
para pasien bedah (U) di rumah sakit (S) konstruksi atau mengenai apakah hubung-
(Shadish, dkk 2002 dan lihat Hastjarjo, an kausal berlaku bagi variasi orang,
2010) Generalisasi dari utos ke UTOS dise- seting, perlakuan dan dampak perlakuan.

Tabel 1.
Empat Tipe Validitas menurut Shadish, et.al (2002)
Validitas konklusi statistik:
Validitas inferensi mengenai korelasi (kovariasi) antara perlakuan dengan dampak
perlakuan.
Validitas internal:
Validitas inferensi mengenai apakah kovariasi yang teramati antara perlakuan (A) dengan
dampak perlakuan (B) mencerminkan sebuah hubungan kausal dari A ke B sebagaimana
variabel tersebut dimanipulasi atau diukur.
Validitas konstruk:
Validitas inferensi mengenai konstruk tingkat lebih tinggi yang merepresentasikan sampel
khusus.
Validitas eksternal:
Validitas inferensi mengenai apakah hubungan sebab-efek berlaku sepanjang variasi orang,
seting, variabel perlakuan dan variabel pengukuran.

74 BULETIN PSIKOLOGI
VALIDITAS EKSPERIMEN

Ancaman terhadap validitas eksperimen taraf kepercayaan yang dimaksudkan oleh


telah diindentifikasi melalui sebuah proses estimasi besarnya efek tersebut.
yang sebagian konseptual dan sebagian Cara yang banyak dipakai untuk
lagi empiris. Dasar empiris didapatkan menentukan apakah sebab dengan efek
dari komentar kritis kepada eksperimen berkovariasi adalah melakukan pengujian
yang telah dibuat sebelumnya, kebanyak- signifikansi hipotesis nol (NHST=null
an ancaman itu secara teoretis bersifat hypothesis significance testing). Psikologi
biasa. Ancaman yang berdasar empiris terbiasa memutuskan secara dikotomis:
akan berubah seiring jaman oleh karena jika p<0,05 maka ada perbedaan signifikan,
pengalaman akan kebutuhan ancaman sebaliknya jika p>0,05 maka tidak ada
baru dan keusangan ancaman lama. Misal, perbedaan signifikan. Implikasi dari hasil
Shadish dkk (2002) menambah ancaman analisis statistik yang tidak signifikan
terhadap validitas konklusi statistik adalah kesimpulan bahwa sebab dengan
“estimasi besar efek yang tidak akurat” efek tidak berkovariasi. Inferensi ini dapat
untuk mencerminkan realitas bahwa pene- salah dan mempunyai konsekuensi serius,
liti sosial sekarang menekankan estimasi oleh karenanya ancaman terhadap validi-
besarnya efek kausal disamping uji signifi- tas konklusi statistik akan berkaitan
kansi statistik. Sebaliknya, meskipun mengenai mengapa seorang peneliti dapat
setiap ancaman terhadap validitas eksperi- keliru dalam membuat klaim menemukan
men memang terjadi dalam sebuah tidak ada efek signifikan dengan menggu-
eksperimen, peluang terjadinya ancaman nakan pengujian signifikansi hipotesis nol.
tersebut akan bervariasi dari satu konteks Pengujian signifikansi hipotesis nol mem-
ke konteks lain. Daftar ancaman terhadap punyai permasalahan pro dan kontra
validitas merupakan alat bantu yang ber- (lihat Hastjarjo, 2000). Shadish dkk (2002)
sifat heuristik serta tidak secara universal menulis perlunya menghindari penafsiran
berlaku dalam berbagai konteks peneli- simplisistik soal “ada efek” atau “tidak
tian. ada efek”, dan percaya bahwa peran
NHST akan semakin surut dalam ilmu
Validitas konklusi statistik sosial meskipun belum ada pengganti
yang sempurna.
Validitas konklusi statistik berkaitan
dengan dua inferensi statistik yang saling
Ancaman terhadap Validitas
berhubungan yang mempengaruhi kom-
ponen kovariasi inferensi kausal, yakni (a) Konklusi Statistik
apakah sebab dan efek berkovariasi. Ancaman terhadap validitas konklusi
Dalam hal ini, orang dapat salah menyim- statistik merupakan alasan mengapa
pulkan bahwa sebab dengan efek berkova- peneliti mungkin salah dalam membuat
riasi padahal keduanya tidak berkovariasi inferensi mengenai adanya kovariasi anta-
(kesalahan tipe I) atau secara keliru ra dua variabel serta besarnya kovariasi
menyimpulkan bahwa sebab dengan efek antara dua variabel itu.
tidak berkovariasi padahal keduanya
Berikut adalah daftar ancaman terhadap
berkovariasi (kesalahan tipe II), serta (b)
seberapa kuat keduanya berkovariasi. Kita validitas konklusi statistik.
dapat menaksir lebih tinggi atau lebih
1. Power statistik yang rendah: Sebuah
rendah besarnya kovariasi sebab-efek serta
eksperimen dengan daya kekuatan

BULETIN PSIKOLOGI 75
HASTJARJO

yang tak memadai kemungkinan akan tik secara sistematis membuat estimasi
keliru menyimpulkan bahwa hubung- terlalu tinggi atau terlalu rendah
an antara perlakuan dengan dampak terhadap besarnya sebuah pengaruh.
perlakuan tidak signifikan.
2. Pelanggaran terhadap asumsi uji statistik: Validitas Internal
Pelanggaran terhadap asumsi uji statis-
tik dapat menghasilkan baik estimasi Validitas internal merujuk pada vali-
terlalu tinggi maupun estimasi terlalu ditas inferensi mengenai apakah kovariasi
rendah tentang besar dan signifikansi yang teramati antara A dan B mencermin-
sebuah pengaruh. kan sebuah hubungan kausal dari A ke B
sebagaimana variabel tersebut dimani-
3. Permasalahan fishing and error rate: Uji
pulasi atau diukur. Validitas internal akan
terhadap hubungan signifikan yang
didukung jika peneliti dapat menunjukkan
dilakukan berulangkali, jika tidak di-
bahwa A mendahului B, bahwa A berko-
koreksi dapat membuat inflasi signi-
variasi dengan B yang ditentukan oleh
fikansi statistik.
validitas konklusi statistik, serta tidak ada
4. Alat ukur yang tidak reliabel: Kesalahan kemungkinan penjelasan lain yang dapat
pengukuran akan melemahkan hu- menerangkan hubungan antara A dan B.
bungan antara dua variabel dan mem-
perkuat atau melemahkan hubungan
antara tiga atau lebih variabel. Ancaman terhadap validitas internal
5. Pembatasan kisaran: Kisaran yang tere- Berikut adalah daftar ancaman terha-
duksi pada sebuah variabel biasanya dap validitas internal, yaitu alasan-alasan
melemahkan hubungan antara variabel mengapa inferensi bahwa ada hubungan
itu dengan variabel lain kausal antara dua variabel mungkin tidak
6. Ketidakreliabelan penerapan perlakuan: benar.
Jika sebuah perlakuan yang diharap- 1. Presedensi temporal yang kabur: Kurang-
kan diterapkan dengan satu cara baku nya kejelasan variabel mana yang
namun diterapkankan hanya sebagian terjadi lebih dahulu mungkin akan
untuk sejumlah responden, maka menghasilkan kebingungan mengenai
pengaruhnya mungkin lebih rendah variabel mana yang menjadi penyebab
dibanding dengan penerapan penuh. dan mana yang menjadi efek/akibat.
7. Varians luar seting eksperimen: Sejumlah 2. Seleksi: Perbedaan sistematik ciri res-
fitur satu seting eksperimen mungkin ponden diantara kelompok eksperi-
membuat inflasi kesalahan sehingga men dan kontrol yang dapat juga
proses pendeteksian sebuah pengaruh menghasilkan efek yang teramati.
akan lebih sulit.
3. Sejarah: Kejadian yang berlangsung
8. Heterogenitas unit: Peningkatan varia- pada saat bersamaan dengan perla-
bilitas pada variabel dependen dalam kuan dapat menghasilkan efek yang
kondisi perlakuan akan meningkatkan teramati.
varians kesalahan sehingga proses
4. Maturasi: Perubahan yang terjadi seca-
pendeteksian sebuah pengaruh akan
ra alamiah sepanjang waktu dapat
lebih sulit.
keliru dikira sebagai efek perlakuan.
9. Estimasi besarnya pengaruh yang tidak
cermat: Sejumlah teknik analisis statis-

76 BULETIN PSIKOLOGI
VALIDITAS EKSPERIMEN

5. Regresi: Jika unit diseleksi berdasar kata, penalaran kuantitatif, memori ver-
sekor ekstrim, mereka seringkali akan bal, koordinasi mata-tangan, regulasi-diri)
mempunyai sekor yang kurang eks- lebih bermasalah. Ketidaksepakatan me-
trim pada variabel lain (termasuk ngenai definisi konstruk yang diukur akan
sekor pada pemberian tes ulang), lebih banyak muncul. Hal ini terjadi
sebuah kejadian yang dapat keliru sebagian oleh karena seringkali tidak ada
dikira sebagai efek perlakuan. unit alamiah pengukuran (yaitu tidak ada
6. Atrisi atau mortalitas: Mundurnya/ yang dapat dibandingkan dengan penggu-
hilangnya responden saat perlakuan naan inci untuk mengukur tinggi)”.
atau saat pengukuran dapat mengha- Kutipan ini menunjukkan adanya dua
silkan efek artifaktual jika peristiwa permasalahan validitas konstruk dalam
kehilangan tersebut secara sistematis psikologi, yaitu pemahaman dan pengu-
berkorelasi dengan kondisi perlakuan kuran konstruk.
7. Pengujian: Paparan sebuah tes dapat
mengubah sekor pada paparan tes Ancaman terhadap validitas konstruk
selanjutnya, sebuah peristiwa yang
dapat keliru dikira sebagai efek Ancaman terhadap validitas konstruk
perlakuan. adalah alasan-alasan mengapa inferensi
mengenai konstruk yang memberi ciri
8. Instrumentasi: Sifat-dasar sebuah ins-
definisi operasional di sebuah penelitian
trumen pengukuran mungkin berubah
mungkin keliru.
dalam cara tertentu sesuai dengan
perubahan waktu atau kondisi sehing- 1. Ketidaktepatan perumusan konstruk:
ga perubahan tersebut dapat keliru Kegagalan merumuskan sebuah kons-
dikira sebagai efek perlakuan. truk mungkin menghasilkan inferensi
yang keliru mengenai hubungan anta-
9. Efek aditif dan interaktif ancaman terhadap
ra definisi operasional dengan kons-
validitas internal: Pengaruh sebuah
truk.
ancaman dapat ditambahkan dengan
pengaruh ancaman lain. 2. Pencemaran konstruk: Definisi opera-
sional biasanya mengandung lebih
dari satu konstruk, dan kegagalan
Validitas konstruksi
mendeskripsikan semua konstruk
Shadish dkk (2002, hal. 64) membe- mungkin mengakibatkan inferensi me-
rikan sebuah contoh mengenai persoalan ngenai konstruk yang tidak sempurna.
validitas konstruk dalam penelitian 3. Bias rumusan operasional-tunggal:
psikologi yang diambil dari laporan Definisi operasional sebuah konstruk
National Academy of Science (Akademi Ilmu baik yang kurang merepresentasikan
Pengetahuan Amerika): konstruk yang bersangkutan maupun
“Dalam pengukuran bobot orang, hanya yang mengukur konstruk yang tidak
akan terjadi sedikit ketidaksepakatan relevan akan menyebabkan kerumitan
mengenai arti dari konstruk yang diukur inferensi.
atau mengenai unit pengukuran (misal, 4. Bias-metode tunggal: Jika semua defi-
sentimeter, gram, sentimeterkubik) …… nisi operasional menggunakan metode
Namun pengukuran pertumbuhan dalam yang sama (misal, laporan-diri) maka
ranah psikologis (misal, perbendaharaan

BULETIN PSIKOLOGI 77
HASTJARJO

metode itu sendiri merupakan bagian kemudian harus dimasukkan kedalam


dari konstruk yang dipelajari. bagian deskripsi konstruk perlakuan.
5. Pencemaran konstruk dengan level 11. Penyamaan kompensatoris: Jika perla-
konstruk: Inferensi mengenai konstruk kuan memberikan barang atau jasa
yang paling tepat merepresentasikan yang menyenangkan, administrator,
definisi operasional penelitian mung- staf, atau konstituen mungkin menye-
kin gagal mendeskripsikan level ter- diakan barang atau jasa kompensasi
tentu konstruk yang diteliti secara terhadap mereka yang tidak menda-
aktual. patkan perlakuan, maka tindakan
6. Struktur faktorial yang peka terhadap seperti ini kemudian wajib dijadikan
perlakuan: Struktur sebuah pengu- bagian dari deskripsi konstruk perla-
kuran mungkin berubah sebagai akibat kuan.
satu perlakuan, perubahan tersebut 12. Persaingan kompensatoris: Partisipan
ada kemungkinan tersembunyi jika yang tidak mendapatkan perlakuan
metode penyekoran yang sama selalu mungkin termotivasi untuk menunjuk-
digunakan. kan bahwa mereka mampu berperi-
7. Perubahan laporan-diri yang bersifat laku sebaik partisipan yang memper-
reaktif: Laporan-diri dapat dipenga- oleh perlakuan, dan tindakan ini
ruhi oleh motivasi partisipan untuk kemudian wajib dijadikan bagian dari
berada didalam kondisi perlakuan, deskripsi konstruk perlakuan.
namun motivasi mungkin berubah 13. Demoralisasi kebencian: Partisipan
sesudah penempatan subjek dilaku- yang tidak mendapatkan perlakuan
kan. mungkin begitu benci atau mengalami
8. Reaktivitas terhadap situasi eksperi- demoralisasi sehingga mereka mung-
men: Respons partisipan mencermin- kin merespon secara lebih negatif
kan bukan hanya perlakuan dan peng- dibandingkan seperti biasanya, dan
ukuran melainkan juga persepsi parti- tindakan demoralisasi kebencian ini
sipan akan situasi eksperimen, serta kemudian wajib dijadikan bagian dari
persepsi itu merupakan bagian dari deskripsi konstruk perlakuan.
konstruk perlakuan yang sebenarnya 14. Difusi perlakuan: Partisipan mungkin
diteliti. mendapatkan jasa dari kondisi perla-
9. Harapan eksperimenter: Eksperimen- kuan yang bukan tempatnya mereka
ter dapat mempengaruhi respons ditempatkan, hal ini membuat deskrip-
partisipan dengan mengirimkan ha- si konstruk dari kedua kondisi perla-
rapan akan respons yang diinginkan, kuan sulit digambarkan.
serta harapan itu merupakan bagian
konstruk perlakuan yang sebenarnya Validitas Eksternal
diteliti.
Validitas eksternal merujuk pada
10. Efek kebaruan dan gangguan: Parti-
inferensi sejauhmana sebuah hubungan
sipan mungkin merespon secara luar-
kausal berlaku sepanjang variasi orang,
biasa baik terhadap sebuah inovasi
seting, perlakuan serta dampak perlakuan
yang baru atau secara luar biasa jelek
(Shadish dkk, 2002). Validitas eksternal
terhadap situasi yang mengganggu
mencakup permasalahan hubungan kau-
rutinitas mereka, sebuah respons yang
sal berlaku (a) sepanjang variasi orang,

78 BULETIN PSIKOLOGI
VALIDITAS EKSPERIMEN

seting, perlakuan dan dampak perlakuan Ancaman terhadap validitas eksternal


yang terdapat dalam sebuah eksperimen
yang telah dilaksanakan serta (b) bagi Estimasi sejauhmana sebuah hubung-
orang, seting, perlakuan dan dampak an kausal berlaku sepanjang variasi orang,
perlakuan yang tidak terdapat dalam seting, perlakuan dan dampak perlakuan
sebuah eksperimen yang telah dilaksana- secara konseptual mirip dengan pengujian
kan. Sasaran generalisasi dapat bermacam- interaksi statistik. Misalnya jika ada
macam, misalnya (a) dari sempit ke luas. interaksi antara perlakuan pendidikan
Misalnya, sebuah eksperimen mengenai dengan kelas sosial anak, maka peneliti
penataan waktu kerja yang dilakukan di tidak dapat mengambil kesimpulan bahwa
propinsi DIY apakah dapat diberlakukan hasil yang sama akan berlaku pada semua
secara umum ke populasi negara kelas sosial anak. Oleh sebab itu ancaman
Indonesia?, (b) Dari luas ke sempit. Dari terhadap validitas eksternal dikemas da-
sampel yang dipakai sebuah eksperimen lam interaksi hubungan kausal dengan
apakah dapat diberlakukan kepada unit, perlakuan, dampak perlakuan dan
kelompok yang lebih kecil atau malah ke seting. Konsep yang melatarbelakangi
pribadi seseorang? Misalnya, terapi kog- interaksi itu lebih penting: mencari cara
nitif keperilakuan yang mampu menurun- mengapa sebuah hubungan kausal dapat
kan kecemasan penyintas gempa bumi atau tidak dapat berubah sepanjang varia-
Aceh, apakah dapat diterapkan kepada si orang, perlakuan, dampak perlakuan
seseorang penyintas gempabumi yang dan seting.
berdomisili di kota Banda Aceh, (c) Pada Ancaman terhadap validitas eksternal
level sama. Dari sampel yang dipakai adalah alasan-alasan mengapa inferensi
sebuah eksperimen ke sampel lain yang mengenai hasil eksperimen dapat berlaku
level agregasinya setingkat. Misal, sebuah sepanjang variasi orang, seting, perlakuan
eksperimen untuk meningkatkan komit- dan dampak perlakuan mungkin salah.
men kerja yang dilakukan di sebuah Berikut adalah daftar ancaman terhadap
perusahaan swasta diberlakukan pada validitas eksternal sebuah eksperimen.
sebuah perusahaan swasta lain dengan 1. Interaksi antara hubungan kausal de-
tipe dan besar organisasi sama, (d) Kepada ngan unit: sebuah efek yang ditemu-
jenis yang sama atau berbeda. Sasaran kan dengan jenis unit tertentu mung-
generalisasi dari kasus a, b dan c di atas kin tidak berlaku seandainya unit lain
mungkin sama dengan sampel sebuah yang telah diteliti.
eksperimen (misalnya hasil eksperimen
2. Interaksi antara hubungan kausal
dengan karyawan laki-laki di perusahaan
dengan variasi perlakuan: sebuah efek
tekstil X ke karyawan laki-laki di peru-
yang ditemukan dengan sebuah varia-
sahaan tekstil Y) atau berbeda dengan
si perlakuan tertentu mungkin tidak
sampel sebuah eksperimen (misalnya hasil
berlaku dengan variasi lain perlakuan
eksperimen dengan orang Jawa di kota
tersebut, atau jika perlakuan itu di-
Yogyakarta ke orang Sunda di kota
kombinasikan dengan perlakuan lain,
Bandung), (e) Sampel acak ke anggota
atau jika hanya sebagian dari perla-
populasi. Dalam kasus yang jarang terjadi,
kuan itu digunakan.
generalisasi dibuat dari sampel hasil
pemilihan secara acak ke anggota populasi 3. Interaksi antara hubungan kausal
darimana sampel tersebut diacak. dengan dampak perlakuan: Sebuah
efek yang ditemukan dengan satu jenis

BULETIN PSIKOLOGI 79
HASTJARJO

observasi dampak perlakuan mungkin Campbell, D. T. (1957). Factor relevant to


tidak berlaku jika jenis lain observasi the validity of experiments in social
dampak perlakuan digunakan. settings. Psychological Bulletin, 34(4),
4. Interaksi antara hubungan kausal de- 297-312.
ngan seting: Sebuah efek yang ditemu- Campbell, D. T., & Stanley, J. C. (1966).
kan dengan satu jenis seting mungkin Experimental and quasi-experimental
tidak berlaku jika jenis seting lain designs for research. Chicago: Rand
digunakan. McNally & Co.
5. Mediasi tergantung konteks: sebuah Cook, T. D., & Campbell, D. T. (1979).
mediator yang menjelaskan hubungan Quasi-experimentation: Design & analy-
kausal dalam satu konteks mungkin sis issues for field settings. Boston:
tidak akan memediasi dalam konteks Houghton Mifflin Co.
lain. Hadi, S. (1977). Metodologi research: Untuk
penulisan paper, skripsi, tesis dan diser-
Penutup tasi. Jilid dua. Yogyakarta: Yayasan
Penerbitan Fakultas Psikologi UGM.
Konsep validitas eksperimen berbeda
Hastjarjo, T. D. (2000). Seputar kontroversi
dengan konsep validitas pengukuran.
uji signifikansi hipotesis nihil. Buletin
Validitas eksperimen menggambarkan
Psikologi, 8(2), 1-6.
ancar-ancar kebenaran inferensi yang
dibuat peneliti dalam satu eksperimen. Hastjarjo, T.D. (2011). Kausalitas menurut
Tipologi validitas sebuah eksperimen tradisi Donald Campbell. Buletin
terdiri dari empat (a) validitas konklusi Psikologi, 19(1), 1-43.
statistik, (b) validitas intenal, (c) validitas Kerlinger, F.N. (1986). Foundations of
konstruk, serta (d) validitas eksternal. behavioral besearch. 3rd Edition. New
Inferensi yang dibuat peneliti mengenai York: Holt, Rinehart and Winston.
sebuah eksperimen bisa salah. Alasan- Kerlinger, F. N., & Lee, H. B. (2000).
alasan yang membuat inferensi mengenai Foundations of behavioral besearch. 4th
sebuah eksperimen salah disebut sebagai Edition. Fort Worth: Harcourt College
ancaman terhadap validitas. Publisher.
Masrun. (1975). Pengukuran dalam pendi-
Daftar Pustaka dikan. Yogyakarta: Gadjah Mada Uni-
versity Press.
Affandi, G. R., & Hastjarjo, T. D. (2010).
Pengaruh tipe penetuan tujuan (Goal- Shadish, W. R., Cook, T. D., & Campbell,
Setting) terhadap performansi D. T. (2002). Experimental and quasi-
akademik bahasa Inggris siswa experimental designs for generalized cau-
dengan efikasi diri dan kemampuan sal inference. Boston: Houghton Mifflin
awal bahasa Inggris sebagai Co:
kovariabel. Jurnal Psikologi Tabularasa, Suryabrata, S. (2000). Pengembangan alat
5(2), 264-368. ukur psikologis. Yogyakarta: Penerbit
Azwar, S. (1997). Reliabilitas dan validitas. Andi.
Edisi ketiga. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

80 BULETIN PSIKOLOGI

Anda mungkin juga menyukai