Anda di halaman 1dari 4

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

DENGAN LETAK LINTANG

Jl. Raya Kalijaten No. 11-15 Taman Sidoarjo 61357


Telp. (031) 7885011 Fax. (031) 7873633
Email : soerya.rsab@yahoo.com
TINJAUAN TEORI

Definisi
Kehamilan letak lintang adalah suatu keadaan dimana sumbu panjang janin
tegak lurus atau hamper tegak lurus pada sumbu panjang ibu. Pada letak lintang, bahu
menjadi bagian terendah yang disebut presentasi bahu atau presentasi akromion. Jika
punggung di bagian depan disebut dorsoanterior dan jika dibelakang disebut
dorsoposterior, (Sastrawinata, 2005)
Kehamilan letak lintang adalah suatu keadaan dimana janin melintang di
dalam uterus dengan kepala pada sisi yang satu sedangkan bokong berada pada sisi
yang lain.
Terdapat 2 jenis letak lintang :
1. Presentasi bahu (Presentasi akromion) yaitu pada letak lintang, bahu yang menjadi
bagian terendah.
2. Dorso anterior yaitu jika punggung terdapat di sebelah depan dan dorso posterior
yaitu jika punggung terdapat di sebelah belakang (DS Bratakoesoema,2005)
Etiologi
1. Relaksasi dinding abdomen karena multipara, hidramnion, atau kehamilan ganda
2. Oligohidramnion
3. Kehamilan prematur
4. Bentuk uterus abnormal ( Uterus arkuatus, septus )
5. Panggul sempit
6. Ada penghalang di pintu atas panggul ( plasenta previa, terdapat tumor genitalia
interna)
7. Kelainan bentuk janin intrauterin
8. Lilitan tali pusat pada janin ( leher dan lainnya), (Manuaba, 2010)

Diagnosis
1. Pada inspeksi, tampak perut melebar ke samping dan pada kehamilan cukup bulan
fundus uteri lebih rendah dari biasa, hanya beberapa jari diatas pusat,
(Sastrawinata, 2005)
2. Pemeriksaan abdominal: sumbu panjang janin teraba melintang, tidak teraba
bagian pada pelvis inlet sehingga terasa kosong, ( WHO, 2013 )
3. Tinggi fundus lebih rendah, kelainan bentuk uterus (memanjang ke lateral), kepala
dapat diraba di sisi lateral (biasanya sisi kiri), ( Datta, 2009 ).
4. Pemeriksaan abdomen dengan palpasi perasat leopold mendapatkan hasil
(Sastrawinata, 2005) :
a. Leopold Ifundus uteri tidak ditemukan bagian janin (kosong)
b. Leopold II teraba balotemen kepala pada salah satu fosa iliaka dan
bokongpada fosa iliaka yang lain.
c. Leopold III dan IV, bagian bawah Rahim kosong
5. Auskultasi : denyut jantung janin setinggi pusat kanan atau kiri.
6. Pada pemeriksaan vaginal, tidak ada bagian terendah yang teraba di pelvis,
sedangkan pada saat inpartu, yang teraba adalah bahu, siku atau tangan,
(WHO,2013).
Komplikasi
1. Pada Ibu
a. Ruptur uteri dan traumatik uteri
b. Infeksi
c. Terdapatnya letak lintang kasep (Neglected Transverse Lie),yang berpotensi
meningkatkan kematian pernatal, diketahui dengan :
1) Adanya ruptur uteri mengancam
2) Tangan yang dimasukan kedalam kavum uteri terjepit antara janin dan
panggul
3) Dengan narkosa dalam sulit merubah letak janin (Mochtar,1995)
d. Meningkatnya kematian maternal karena :
1) Letak lintang selalu disertai plasenta previa
2) Kemungkinan terjadi cedera tali pusat meningkat.
3) Keharusan tindakan Operasi SC tidak bisa dihindari
4) Sepsis setelah ketuban pecah atau lengan menumbung melalui vagina
2. Pada Janin
a. Kematian janin akibat :
1) Prolaps funikuli
2) Aspiksia karena gangguan sirkulasi uteroplasental
3) Tekukan leher yang kuat (DS Bratakoesoema,2005 & Cuningham,1995)
No. Penatalaksanaan
1. Ibu hamil dengan Dalam kehamilan, diusahakan versi luar segera setelah
kelainan letak
diagnosis letak lintang ditegakkan. Sedapat-dapatnya dijadikan
letak kepala, namun jika ini tidak memungkinkan, diusahakan
versi menjadi letak sungsang.
Jika versi ini berhasil, kepala didorong kedalam pintu atas
panggul supaya kepala terfiksasi oleh PAP dan anak tidak
memutar kembali. Agar tidak berputar kembali, terutama pada
multipara sesudah versi luar berhasil, sebaiknya pasien
dianjurkan memakai gurita, (Sastrawinata, 2005)
Versi luar pada letak lintang hanya terdiri dari dua tahap yaitu
tahap rotasi dan tahap fiksasi, (Wiknjosastro, 2007).
Tindakan bidan menangani letak lintang dengan
melakukan versi luar sudah ditinggalkan tetapi masih dapat
dicoba untuk melakukan versi luar alami dengan jalan
menganjurkan ibu untuk melakukan posisi lutut-dada ( knee-
chest ) selama 10-15 menit setiap hari sebanyak 2-3 kali sampai
terjadi perubahan posisi janin dalam rahim. Anjuran ini hanya
mungkin bila kehamilan masih muda sehingga hokum gaya
berat masih berlaku karena longgarnya ruangan intrauterine.
Masa kehamilan sekitar 6,5 – 7,5 bulan, usia kehamilan lebih
dari ini sudah sulit dilakukan karena ruangan dalam Rahim
sudah semakin sempit, (Manuaba,2010)

Anda mungkin juga menyukai