Anda di halaman 1dari 7

PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

PENERAPAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK MELALUI


TEKNIK PERMAINAN SIMULASI DAN UNTUK MENINGKATKAN
KECERDASAN EMOSI SISWA
1)
Dewi Melianasari
1
SMA Negeri 24 Bandung
Email: cimotarifian@gmail.com

Abstract

From the results of a needs assessment Sims Exel and observations made by researchers, that the students
of class XI MIA five emotional intelligence is still moderate. It can be seen from the overflow of student
expression while classmate or when PBM progress. Action Research Guidance and Counseling originated
from the problems contained in class XI MIA 5 that emotional intelligence are in the moderate category.
This study aims to improve emotional intelligence class XI MIA 5 SMA Negeri 24 Bandung through the
implementation of Guidance Services Group. The results obtained in this study a value of instruments that
reveal the emotional intelligence of students. The results obtained in the first cycle of a 66.77% increase to
66.80%. In the second cycle with the result of 66.80% increase to 71.99%. Bahwasannya all activities in
this research from planning, implementation, observation and reflection greatly affect the success of the
action. This is indicated by an increase in the application of emotional intelligence and group counseling
services through engineering simulation game MIA 5 Class XI SMAN 24 Bandung.

Keywords: Guidance Services Group , Simulation Games .

A. PENDAHULUAN kuat terhadap berbagai peristiwa atau


situasi sosial, emosinya bersifat negatif
Manusia adalah makhluk sosial, dan temperamental (mudah
secara kodrati dia selalu hidup dan tersinggung/marah, atau mudah
bekerjasama dengan orang lain. Hampir sedih/murung).
tidak ada suatu produk budaya yang dibuat Sifat sensitif dan reaktif yang sangat
sendiri, dan tidak ada kemajuan yang kuat, dapat kita ketahui dalam hubungan
dicapai manusia tanpa bantuan atau dengan teman sebaya. Remaja lebih sering
kerjasama dengan orang lain. Manusia adu argumen dalam rangka
selalu saling tergantung dan membutuhkan. mempertahankan pendiriannya. Sebagai
Keterputusan hubungan dengan orang lain contoh, kecewa ketika hasil kerja
dapat menimbulkan kesepian, kesedihan, kelompok nilainya lebih rendah daripada
bahkan kesulitan (Suherman:2011). kelompok lain. Maka mereka akan
Siswa pada jenjang Sekolah menunjukkan rasa kecewa dan terkadang
Menengah Atas merupakan individu dalam tidak mau lagi untuk kerja kelompok
fase remaja. Fase ini merupakan fase yang dengan komposisi anggota yang sama
sangat penting yang diawali dengan serta saling menyalahkan satu sama lain.
matangnya organ-organ fisik (seksual) Karena, masa ini merupakan puncak
sehingga mampu bereproduksi. Menurut emosionalitas, yaitu perkembangan emosi
Yusuf (2012:97) Pada usia remaja awal, yang tinggi.
perkembangan emosinya menunjukkan Perkembangan emosi yang tinggi
sifat yang sensitif dan reaktif yang sangat yang ditunjukkan dengan sikap kecewa,

311
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

marah, benci dan seterusnya apabila hanya Agar individu dapat mengelola dan
dibiarkan begitu saja akan mempengaruhi meningkatkan kecerdasan emosinya, maka
kesehatan kepribadian remaja. Terutama diperlukan adanya bimbingan yang
siswa menjadi kurang mampu dalam diberikan oleh guru pembimbing atau
mengolah kecerdasan emosinya. Oleh konselor melalui layanan bimbingan dan
karena itu dibutuhkan adanya partisipasi konseling.
baik dari keluarga, masyarakat, dan Bimbingan dan konseling sebagai
lingkungan pendidikan. salah satu komponen sekolah yang
Kurikulum 2013 memberikan memegang peranan penting dalam upaya
kesempatan kepada siswa untuk berperan perkembangan siswa terutama dalam sikap
aktif dalam kegiatan pembelajaran yang afektifnya. Karena dengan belajar, siswa
dikategorikan dalam tiga aspek penilaian mampu memahami segala kelebihan dan
yaitu Kognitif, Afektif dan Psikomotorik. kekurangannya.
Tujuan guru pembimbing atau konselor Bimbingan pada hakikatnya bertujuan
sekolah dalam rangka meningkatkan memberikan bantuan kepada seluruh siswa
keceredasan emosi siswa sesuai dengan agar mereka tercapai dalam hal
aspek afektif. Aspek afektif mencakup penyesuaian diri, perkembangan yang
watak perilaku seperti perasaan, minat, optimal, serta menjadi individu yang lebih
sikap, emosi dan nilai. mandiri.
Pendidikan merupakan salah satu Layanan bimbingan dan konseling
unsur yang dapat mewujudkan manusia yang tepat dalam meningkatkan
menjadi lebih mandiri, memiliki kualitas kecerdasan emosi siswa adalah dengan
Sumber Daya Manusia, berkepribadian menerapkan layanan bimbingan kelompok
sehat dan bermoral kuat. Dalam rangka melalui teknik simulasi permainan.
mewujudkan siswa menjadi individu yang Kegiatan ini akan mengungkap pengaruh
berkepribadian sehat dan moral kuat dalam pemberian layanan tersebut terhadap
hal ini meningkatkan kecerdasan emosi, peningkatan kecerdasan emosi siswa.
diperlukan peran aktif guru pembimbing Seperti penelitian yang pernah dilakukan
atau konselor sekolah. oleh Fuadah (2012) “metode permainan
Kecerdasan emosi merupakan simulasi dapat mengembangkan
kapasitas manusiawi yang dimiliki kecerdasan emosional siswa sekolah
seseorang dan sangat berguna untuk dasar.” Goleman (Fajrin, 2012:24)
menghadapi, memperkuat diri, atau memperluas kesadaran emosional menjadi
mengubah kondisi kehidupan yang tidak lima wilayah utama, yaitu mengenali
menyenangkan menjadi suatu hal yang emosi diri, mengelola emosi, memotivasi
wajar untuk diatasi (Haryanto:2011) diri sendiri, mengenali emosi orang lain
Menurut (Goleman dalam dan membina hubungan.
Haryanto:2011) biasanya pada Rumusan masalah penelitian
orang-orang yang murni hanya memiliki dijabarkan dalam pertanyaan secara umum
kecerdasan akademis tinggi, mereka “Apakah kecerdasan emosi siswa dapat
cenderung memiliki rasa gelisah yang meningkat melalui layanan bimbingan
tidak beralasan, terlalu kritis, rewel, kelompok dengan teknik permainan
cenderung menarik diri, terkesan dingin simulasi pada siswa kelas XI MIA 5 SMA
dan cenderung sulit mengekspresikan Negeri 24 Bandung Semester 4 Tahun
kekesalan dan kemarahannya secara tepat. Pelajaran 2015-2016?. Secara khusus; (a)

312
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

Bagaimana prosedur penerapan layanan 2005:513) mendefinisikan kecerdasan


bimbingan kelompok dengan teknik emosi sebagai “kemampuan memantau
permainan simulasi dalam meningkatkan dan mengendalikan perasaan sendiri dan
kecerdasan emosi siswa kelas XI MIA 5 orang lain serta menggunakan
SMA Negeri 24 Bandung Semester 4 perasaan-perasaan itu untuk memandu
tahun pelajaran 2015-2016?; (b) Apakah pikiran dan tindakan.” Sedangkan Salovey
dengan teknik permainan simulasi dapat dan Mayer (Cliffe, 2011:206) juga
meningkatkan kecerdasan emosi?. Tujuan menggambarkan kecerdasan emosi
umum penelitian ini yaitu untuk sebagai:
mendeskripsikan peningkatan kecerdasan “Jenis kecerdasan sosial yang
emosi siswa melalui layanan bimbingan melibatkan kemampuan untuk memantau
kelompok dengan teknik permainan emosi diri sendiri dan orang lain, untuk
simulasi pada siswa kelas XI MIA 5 SMA membedakan emosi keduanya, dan
Negeri 24 Bandung tahun pelajaran menggunakan informasi tersebut untuk
2015-2016. Secara khusus; (a) Untuk membimbing fikiran dan tindakan
menganalisis prosedur yang digunakan seseorang.”
dalam meningkatkan kecerdasan emosi
siswa melalui layanan bimbingan Goleman (Fajrin, 2012:22)
kelompok dengan teknik permainan menyebutkan lima dasar kecakapan emosi
simulasi; (b) Untuk mendapatkan dan sosial dalam kecerdasan emosi yaitu
informasi empirik tentang dampak sebagai berikut:
meningkatnya kecerdasan emosi siswa a. Kesadaran diri: Mengetahui apa
melalui layanan bimbingan kelompok yang kita rasakan pada suatu saat, dan
dengan teknik permainan simulasi. menggunakannya untuk memandu
pengambilan keputusan untuk dirinya
B. KAJIAN LITERATUR sendiri, memiliki tolok ukur yang realistis
1. Kecerdasan Emosi atas kemampuan diri dan kepercayaan diri
Kecerdasan emosi merupakan yang kuat.
kapasitas manusiawi yang dimiliki oleh b. Pengaturan diri: Menangani
seseorang dan sangat berguna untuk emosi kita sedemikian sehingga
menghadapi, memperkuat diri, atau berdampak positif kepada pelaksanaan
mengubah kondisi kehidupan yang tidak tugas, peka terhadap kata hati dan sanggup
menyenangkan menjadi suatu hal yang menunda kenikmatan sebelum tercapainya
wajar untuk diatasi. Goleman (2005:512) suatu sasaran, mampu pulih kembali dari
mendefinisikan kecerdasan emosi sebagai tekanan emosi.
berikut: c. Motivasi: Menggunakan hasrat
“Kecerdasan emosi atau emotional kita yang paling dalam untuk
intelligence merujuk kepada kemampuan menggerakkan dan menuntun kita menuju
mengenali perasaan diri kita sendiri dan sasaran, membantu kita mengambil
perasaan orang lain, kemampuan inisiatif dan bertindak sangat efektif, dan
memotivasi diri sendiri, dan kemampuan untuk bertahan menghadapi kegagalan dan
mengelola emosi dengan baik pada diri frustasi.
sendiri dan dalam hubungan dengan orang d. Empati: Merasakan apa yang
lain.” dirasakan orang lain, mampu memahami
Salovey dan Mayer (Goleman, perspektif mereka, menumbuhkan

313
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

hubungan saling percaya dan memungkinkan setiap anggota untuk


menyelaraskan diri dengan belajar berpartisipasi aktif dan berbagi
bermacam-macam orang. pengalaman dalam upaya pengembangan
e. Keterampilan Sosial: Menangani wawasan, sikap dan atau keterampilan
emosi kita dengan baik ketika yang diperlukan dalam upaya mencegah
berhubungan dengan orang lain dan timbulnya masalah atau dalam upaya
dengan cermat membaca situasi dan pengembangan pribadi.
jaringan sosial, berinteraksi dengan lancar, Prayitno (Lesmana, 2012:18)
menggunakan keterampilan-keterampilan menyatakan bahwa tujuan bimbingan
ini untuk mempengaruhi dan memimpin, kelompok adalah sebagai berikut:
bermusyawarah dan menyelesaikan a. Tujuan Umum
perselisihan dan untuk bekerjasama dan Tujuan umum kegiatan bimbingan
bekerja dalam tim. kelompok adalah berkembangnya
kemampuan sosialisasi siswa, khususnya
2. Layanan Bimbingan Kelompok kemampuan komunikasi peserta layanan.
Nurihsan (Lesmana, 2012:17) Dalam kaitan ini, sering menjadi
bimbingan kelompok merupakan bantuan kenyataan bahwa kemampuan
terhadap individu yang dilaksanakan bersosialisasi/berkomunikasi seseorang
dalam situasi kelompok. Bimbingan sering terganggu perasaan, pikiran,
kelompok dapat berupa penyampaian persepsi, wawasan dan sikap tidak objektif,
informasi ataupun aktivitas kelompok sempit dan terkungkung serta tidak efektif.
yang membahas masalah-masalah b. Tujuan Khusus
pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial. Secara khusus, bimbingan kelompok
Sedangkan Rusmana (2009:13) dalam bertujuan untuk membahas topik-topik
pelaksanaannya, kegiatan bimbingan dapat tertentu yang mengandung permasalahan
dilakukan secara individual maupun aktual dan menjadi perhatian peserta.
kelompok. Dalam situasi tertentu dimana Melalui dinamika kelompok yang intensif,
suatu masalah tidak dapat ditangani secara pembahasan topik-topik itu mendorong
individual, situasi kelompok dapat pengembangan perasaan, pikiran, persepsi,
dimanfaatkan untuk menyelenggarakan wawasan, sikap yang menunjang
layanan bimbingan bagi siswa. Yang diwujudkannya tingkah laku yang lebih
menjadi sasaran dalam bimbingan efektif. Dalam hal ini kemampuan
kelompok pada hakikatnya sama dengan berkomunikasi verbal maupun non verbal
sasaran dalam bimbingan pada umumnya juga ditingkatkan.
yakni individu. Individu yang dimaksud
disini bisa berupa individu sebagai bagian C. METODE PENELITIAN
dari kelompok, atau semua individu yang Pendekatan yang digunakan dalam
tergabung dalam kelompok. Bimbingan penelitian ini adalah dengan melakukan
kelompok menggunakan situasi kelompok pendekatan kuantitatif. Penelitian dengan
sebagai media untuk memberikan layanan menggunakan pendekatan kuatitatif adalah
bantuan kepada individu. Berdasarkan suatu pendekatan yang memungkinkan
pemaparan di atas, maka bimbingan dilakukannya pencatatan dan analisis data
kelompok dapat didefinisikan sebagai hasil penelitian secara eksak dengan
suatu proses pemberian bantuan kepada menggunakan perhitungan-perhitungan
individu melalui suasana kelompok yang statistik mengenai tingkat efektivitas

314
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

bimbingan kelompok melalui teknik heterogen sehingga memiliki


permainan simulasi untuk meningkatkan aneka ragam masalah baik
kecerdasan emosi siswa secara nyata masalah pribadi, sosial, belajar
dalam bentuk angka sehingga maupun karir yang dihadapi
memudahkan proses analisis dan oleh siswa yang salah satu
penafsirannya. permasalahan yang berkaitan
Metode yang digunakan dalam dalam bidang tersebut adalah
penelitian adalah metode penelitian kecerdasan emosi.
tindakan (action research). Penelitian Sampel penelitian ditentukan dengan
tindakan dipilih atas dasar pertimbangan menggunakan teknik purposive sampling
dalam mencari solusi dari permasalahan yaitu teknik pengambilan sampel yang
siswa bagaimana caranya untuk didasarkan tujuan tertentu, Lesmana
meningkatkan kecerdasan emosi dengan (2012:34).
menggunakan teknik permainan simulasi. Pemilihan sampel berdasarkan:
Karena di dalam penelitian tindakan a. Data kebutuhan siswa yang
terdapat proses evaluasi dan perbaikan terdapat dalam lembar jawaban
setiap siklus. Penelitian tindakan bertujuan Sims Exel kelas XI MIA 5
untuk menggambarkan proses tindakan menunjukkan hampir 70% siswa
yang berupa layanan bimbingan kelompok membutuhkan peningkatan dalam
dengan menggunakan teknik permainan kecerdasan emosi.
simulasi untuk meningkatkan kecerdasan b. Aktivitas yang dilakukan siswa
emosi siswa. selama di sekolah baik dalam
Populasi yang digunakan dalam aktivitas PBM maupun ketika
penelitian ini adalah kelas XI MIA 5 istirahat menunjukkan masih
SMAN 24 Bandung semester 4 tahun lemahnya kecerdasan emosi siswa
pelajaran 2015-2016. Pertimbangan dalam dalam mengenali emosi sendiri
menentukan populasi ini adalah: untuk membina hubungan yang
a. Siswa kelas XI MIA 5 SMAN 24 baik dengan teman sebaya.
Bandung adalah invidu yang Data yang dibutuhkan dalam
berada pada usia remaja awal penelitian yaitu tentang kecerdasan emosi
yang mengalami transisi secara siswa kelas XI MIA 5 SMA Negeri 24
fisik dan psikologis. Bandung. Angket yang digunakan
b. Siswa kelas XI MIA 5 SMAN 24 merupakan angket terstruktur dengan
Bandung memiliki tuntutan bentuk jawaban tertutup. Siswa sebagai
akademik yang tinggi, kompetitif responden hanya perlu menjawab
dan disiplin yang tinggi. Prestasi pernyataan dengan cara memilih alternatif
tinggi yang diperoleh siswa akan jawaban yang telah disediakan.
lebih berkualitas apabila 1. Pengolahan Data
diimbangi dengan kecerdasan Penelitian tindakan ini bertujuan
emosi yang tinggi. untuk mengetahui kecerdasan
c. SMAN 24 Bandung merupakan emosi siswa dengan menggunakan
salah satu sekolah unggulan di teknik permainan simulasi bagi
wilayah Bandung Timur yang kelas XI MIA 5 SMA Negeri 24
menerima siswa dari status sosial, Bandung Semester 4 tahun
ekonomi dan budaya yang pelajaran 2015-2016. Peningkatan

315
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

kecerdasan emosi siswa dapat sehingga dapat menyelesaikan


diketahui berdasarkan angket tugasnya tersebut.
yang diberikan selama konselor e. Siswa aktif dalam mencari
memberikan tindakan pada siklus alternatif agar berhasil dalam
pertama dan kedua. Angket permainan Benang Kusut
tersebut diberikan sebanyak tiga sehingga dalam satu kelompok
kali yaitu pre test pada siklus bisa saling berhadapan.
pertama, post test pada siklus
pertama sekaligus sebagai pre test E. SIMPULAN DAN REKOMENDASI
siklus kedua, dan post test pada Dari pemaparan di atas, dapat
siklus kedua. disimpulkan bahwa, penerapan layanan
bimbingan kelompok melalui teknik
2. Hasil permainan simulasi efektif dalam
Hasil yang diperoleh dalam meningkatkan kecerdasan emosi siswa.
penelitian ini berupa nilai Dari hasil penelitian ini, sebagaimana
instrumen yang mengungkap yang telah dilakukan oleh peneliti bahwa
kecerdasan emosi siswa. Hasil perkembangan siswa secara emosi yang
yang diperoleh pada siklus I dari ditunjukkan dari mimic wajah yang
66,77% meningkat menjadi terlihat oleh guru maka dapat
66,80%. Pada siklus II dengan dimanfaatkan untuk melakukan proses
hasil 66,80% meningkat menjadi komunikasi kepada siswa yang
71,99%. bersangkutan agar maksud dan tujuan serta
tugas-tugas belajar dapat berjalan dengan
D. HASIL DAN PEMBAHASAN interaktif.
Peningkatan nilai pre tes dan pos tes
dari siklus I ke siklus II tersebut
dibuktikan dengan: F. REFERENSI
a. Siswa lebih bisa mengenali
emosinya sendiri sehingga mereka Effendi, Agus. 2005. Revolusi
lebih mudah untuk mengelola Kecerdasan Abad 21. Bandung:
emosi yang mereka alami. Alfabeta.
b. Siswa sudah mampu mengelola Fuadah, Refi Tsamaratul. 2012.
emosinya, yang dapat dilihat dari Penggunaan Metode Permainan
berbagai ekspresi wajah yang ia Simulasi untuk
tunjukkan ketika tidak bisa Mengembangkan Kecerdasan Emosional
memiliki posisi yang sama dengan Siswa SD Kelas Atas. Skripsi.
sesama anggota kelompok (tidak Jurusan PPB UPI Bandung. Tidak
cemas). Diterbitkan.
c. Siswa dalam kesatuan kelompok Goleman, D (a.b. T. Hermaya). 2005.
menunjukkan sikap yang optimis Kecerdasan Emosi untuk
dalam menyelesaikan permainan Mencapai Puncak
simulasi yang ia laksanakan. Prestasi. Jakarta: Gramedia
d. Siswa dapat menerima pesan dari Pustaka.
teman sekelompoknya dengan Helma. 2001. Pengembangan Alat Ukur
menggunakan isyarat tertentu Kecerdasan Emosi Siswa Sekolah

316
PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

Menengah. Tesis. Prodi BP PPS Emotional Intelligence. [Online].


UPI Bandung. Tidak Diterbitkan. Tersedia:
Kemendikbud. 2013. Pedoman http://www.unh.edu/emotional.intelligenc
Peminatan Peserta Didik. Jakarta: e/EI%20Assets/Reprints...EI%20P
BPSDMP dan roper/EI1990520
PMP. Emotional%20Intelligence. Pdf.
Lesmana, Asep Rohiman. 2012. Suherman dan Budiman, Nandang.
Efektifitas bimbingan Kelompok Pendidikan dalam Perspektif
melalui Teknik Bimbingan dan
Bercerita untuk Mengembangkan Konseling. Bandung: Upi Press.
Karakter Siswa. Skripsi. Prodi Surya, Mohamad (2016); Kecerdasan
PPB FIP UPI. Tidak Diterbitkan. Emosional; Garut; Pasca Sarjana
Ramli, M. 2007. Model Konseling STKIP Garut
melalui Permainan Simulasi untuk Taniredja, Tukiran; Irma Pujiati; dan
Meningkatkan Kecerdasan Nyata. 2012. Penelitian Tindakan
Emosional Siswa Sekolah Kelas
Menengah Pertama. Disertasi. untuk Pengembangan Profesi
UPI Bandung. Tidak Diterbitkan. Guru ; Praktik, Praktis dan
Rusmana, Nandang. 2009. Bimbingan Mudah. Bandung: Alfabeta.
dan Konseling Kelompok di Yusuf, Syamsu. 2014. Psikologi
Sekolah: Perkembangan Anak dan Remaja.
Metode, Teknik dan Aplikasi. Bandung:
Bandung: Rizqi Press. Remaja Rosdakarya.
Salovey, P., & Mayer, J. D. 1990.

317

Anda mungkin juga menyukai