Anda di halaman 1dari 1

American Academy of Pediatrics (AAP) pada tahun 2006 mengeluarkan panduan klinis yaitu

“Diagnosis dan Tatalaksana Bronkiolitis”. Tujuan pada panduan ini untuk menujukkan
evidence based terhadap diagnosis, tatalaksana, dan pencegahan bronkiolitis terhadap bayi
umur 1- 23 bulan.

Bronkiolitis merupakan penyakit yang paling sering disebabkan oelah infeksi virus di saluran
napas bawah pada anak. Bronkiolitis ditandai dengan adanya inflamasi akut, edema, dan
nekrosis epitel kecil berlapis saluran napas dan peningkatan produksi mukus. Tanda dan
gejala khas diawali dengan rhinitis, atau batuk pilek yang berubah menjadi takipneu,
wheezing, napas cuping hidung atau retraksi.

Berbagai virus yang menginfeksi saluran pernapasan menyebabkan gejala dan tanda yang
terlihat sama. Etilogi bronkiolitis paling sering adalah RSV(respiratory synctial virus).
Sembilan puluh persen anak anak terinfeksi RSV pada 2 tahun awal usia kehidupan, dan
diatas 40% mengalami infeksi saluran napas bawah diawal infeksi. Infeksi yang disebabkan
RSV tidak menyebabkan terbentuknya kekebalan permanen atau jangka waktu lama,
reinfeksi dapat muncul kembali. Virus lain yang dapat menyebabkan bronkiolitis yaitu human
rhinovirus, human metapneumovirus, influenza, adenovirus, coronavirus, human and
parainfluenza virus. Pada penelitian dengan bronkiolitis, 76% pasien dengan RSV, 39%
diantaranya koinfeksi dengan human rhinovirus, 10% diantaranya koinfeksi dengan
influenza, 3% diantaranya koinfeksi dengan metapneumovirus, 2% diantaranya koinfeksi
dengan coronavirus, dan 1% diantaranya koinfeksi dengan parainfluenza virus.

Anda mungkin juga menyukai