Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
yang berjudul“Evaluasi Performa Kompresor K-101 pada Unit 77 Nitrogen Plant PT.
Perta Arun Gas”. Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam
menyelesaikan pendidikan Diploma III Jurusan Teknik Kimia Program Studi Teknologi
Pengolahan Migas Politeknik Negeri Lhokseumawe.
Dalam pelaksanaan dan penulisan tugas akhir ini penulis banyak mendapatkan
bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, terutama pembimbing pertama dan kedua, serta
teman-teman dan juga tidak sedikit hambatan yang ditemui penulis. Tanpa bantuan dari
berbagai pihak, penulis tidak mampu menyelesaikan tugas akhir ini. Oleh karena itu penulis
ingin mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada ibu dan ayah tercinta, beserta
seluruh keluarga besar yang telah memberikan kasih sayang, semangat dan doanya serta
dukungan moril maupun materi kepada penulis.
Pada kesempatan ini pula penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak Rizal Syahyadi, ST.MEng.Sc, selaku Direktur Politeknik Negeri
Lhokseumawe.
2. Bapak Ir.Pardi, MT, selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri
Lhokseumawe.
3. Ibu Elwina, ST.MT selaku Sekretaris Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri
Lhokseumawe.
4. Bapak Ir.Sariadi, MT, selaku Ketua Program Studi Teknologi Pengolahan Migas
Politeknik Negeri Lhokseumawe.
5. Bapak Ir. Syafruddin, M.Si, selaku pembimbing I yang telah memberikan masukan,
saran serta bimbingan sehingga tugas akhir inidapat terselesaikan.
6. Bapak Firdaus, ST, selaku pembimbing II yang telah memberikan masukan dan
saran ditempat praktek sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan.
7. Bapak Ramzi Jalal, ST.MT, selaku coordinator tugas akhir.
8. Bapak Ir. Pardi, MT, selaku penguji I, Bapak Dr. Ir. Irwan, MT, selaku penguji II
dan Bapak Azhari M. Ali, selaku penguji III.
iii
9. Para Staf Pengajar Jurusan Teknik Kimia dan Juga Program Studi Teknologi
Pengolahan Migas.
10. Seluruh teknisi Jurusan Teknik Kimia.
11. Seluruh mentor di PT. Perta Arun Gas.
12. Orang Tua, yang telah memberi semangat dan mendoakan setiap langkah penulis
menempuh pendidikan.
13. Seluruh sahabat migas, yang telah bersama-sama selama tiga tahun terakhir ini yang
turut membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
14. Seluruh sahabat yang telah memberikan dukungan selama ini.
15. Seluruh rekan Teknik Kimia.
16. Seluruh rekan Politeknik Negeri Lhokseumawe.
17. Seluruh pihak yang turut serta dalam penulisan tugas akhir ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih banyak kekurangan, makadari itu
kritikan dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan dari semua pihak demi
kesempurnaan laporan ini dimasa datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnyadan pembaca pada umumnya.Amin.
Irvan Darmawansyah
NIM: 1632402018
iv
ABSTRAK
Nitrogent plant merupakan unit yang menghasilkan nitrogen baik cair maupun dalam bentuk
gas. Pada unit nitrogen plant digunakan kompresor K-101 yang berfungsi untuk menaikkan
tekanan udara hingga 10 kg/cm2. Kompresor tersebut memiliki 4 stage kenaik kan tekanan
dengan setiap stage menggunakan intercooler dan aftercooler sebagai pendingin agar dengan
naiknya tekanan namun suhunya tetap rendah, sehingga tidak membebankan kompresor.
Perhitungan yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui performa dari kompresor K-101,
efisiensi politropik dari kompresor K-101 dan Neraca energi pada kompresor tersebut.
Performa kompresor K-101 dalam hal kapasitas adalah 0,1037 kg/s. Efisiensi politropik dari
kompresor K-101 adalah 2,1703. Neraca energi didalam kompresor di dapat yaitu Qin
2331,5895 kj/hr dan Qout 32253,6547 kj/hr. Sedangkan pada masing masing intercooler
neraca energi nya ialah, intercooler I 34195,8157 kj/hr, intercooler II 23315,1355 kj/hr,
intercooler III 34195,9065 kj/hr.
Kata Kunci : Kompresor, Performa, Efisiensi Politropik, Efisiensi Isentropik, Neraca
Energi.
v
DAFTAR ISI
vi
2.8.2 Pertukaran Panas dengan Aliran Berlawanan Arah (counter current) .............. 18
2.9 Dasar-dasar Perhitungan Alat Penukar Panas ........................................................... 19
2.10 Dasar-dasar Neraca Energi ........................................................................................ 19
2.10.1 Panas Sensible.................................................................................................... 20
2.10.2 Panas laten ......................................................................................................... 21
2.10.3 Laju Perpindahan Panas ..................................................................................... 21
2.10.4 Panas Jenis (cp) .................................................................................................. 21
2.11 Head .......................................................................................................................... 22
2.12 Kapasitas kompresor ................................................................................................. 23
2.13 Power......................................................................................................................... 24
2.14 Sifat-sifat Fisik Gas/Udara ........................................................................................ 24
2.15 Karakteristik Kompresor ........................................................................................... 27
2.15.1 Compressible Flow ............................................................................................ 28
2.15.2 Internal Energi ................................................................................................... 29
2.15.3 Enthalpy ............................................................................................................. 29
2.15.4 Entropy............................................................................................................... 29
2.16 Uraian Proses............................................................................................................. 30
BAB III METODOLOGI ......................................................................................................... 32
3.1 Tempat Pengamatan .................................................................................................. 32
3.1.1 Waktu Pengamatan ............................................................................................ 32
3.2 Unit Peralatan Proses ................................................................................................ 32
3.3 Indikator Kerja .......................................................................................................... 33
3.4 Bahan ......................................................................................................................... 33
3.5 Rencana Rancangan Evaluasi Peralatan .................................................................... 33
3.6 Flowsheet Obyek Pengamata .................................................................................... 34
3.7 Batasan Sistem .......................................................................................................... 35
3.8 Jadwal dan Waktu Penelitian .................................................................................... 35
4.1 Data Pengamatan ....................................................................................................... 36
4.2 Hasil Perhitungan ...................................................................................................... 36
4.2.1 Hasil Perhitungan Performa Kompresor ............................................................ 36
4.3 Pembahasan ............................................................................................................... 38
BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 40
5.1 Kesimpulan................................................................................................................ 40
vii
5.2 Saran .......................................................................................................................... 40
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 41
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
PT. Perta Arun Gas ber operasi di bidang pengolahan gas bumi. Tidak hanya
mengolah gas bumi PT. Perta Arun Gas juga mengolah element-element lain pendukung
pengolahan minyak bumi, seperti Nitrogen, Steam, dll. Dalam mengolah Nitrogen PT. Perta
Arun Gas memiliki unit 77, yaitu unit pengolah Nitrogen dengan bahan dasar udara pada
atmosfer yang kemudian di pisahkan dengan cara didinginkan hingga menyisakan nitrogen,
baik cair maupun dalam bentuk uap. Nitrogen pada PT. Perta Arun Gas berfungsi sebagai
bahan purging tangki dan pipa, sebagai seal suatu alat, serta untuk keperluan pencairan gas
alam.
Unit 77 (Nitrogent Plant) sangat bergantung pada kompresor sebagai alat yang
mengalirkan udara yang mana nantinya udara akan di pisahkan hingga hanya tersisa
komponen nitrogen 99%. Udara pada atmosfer umumnya memiliki komposisi 78,09%
nitrogen, 20,95% oksigen, dan sisanya impurities.
Kompresor adalah peralatan mekanik yang digunakan untuk memampatkan atau
menaikan tekanan udara atau gas, sehingga udara atau gas dapat mengalir dari suatu tempat
ke tempat yang lain secara continue (pada unit ini mengaliri udara secara kontinu).
Kompresor yang digunakan pada unit-77 (Nitrogen Plant) adalah kompresor 4 stage, maksud
dari 4 stage adalah kompresor memampatkan udara sebanyak 4 kali, tujuannya agar
mendapatkan tekanan yg diinginkan untuk mengaliri udara dengan suhu yg rendah (tekanan
berbanding lurus dengan temperatur), setiap setelah di mampatkan lalu kemudian udara
didinginkan agar suhu tetap terjaga (37℃), namun tekanan yang dibutuhkan untuk mengaliri
udara tetap tinggi (8,9 kg/cm2).
Udara bebas yang terdiri dari unsur-unsur pokok Nitrogen, Oxygen, Hydrogen dan
unsur-unsur serta komponen-komponen pencemar seperti belerang, gas-gas buangan
dimasukkan kedalam sistim melalui suatu alat yang disebut Reciprocating Compressor.
Compessor di unit-77 bekerja dengan empat tingkat tekan. Dimana pada setiap tingkat proses
kenaikkan tekanan ditempatkan sebuah pendingin udara untuk mencegah suhu udara masuk
yang sangat tinggi pada tingkat-tingkat berikutnya. Suhu yang sangat tinggi dapat merusak
component peralatan kompresor. Udara di hisap ke dalam air filter kompresor dan kemudian
1
masuk kedalam suction kompresor. Udara kemudian di mampatkan pada stage pertama
dengan tekanan hingga 1.3 kg/cm2 dan temperatur 132oC, kemudian masuk kedalam
intercooler dan didinginkan hingga 43oC. Setelah itu udara kembali masuk ke stage ke-2
kompresor dan dimampatkan sehingga tekanan naik sampai 3.6 kg/cm2 dan temperature
menjadi 104oC, dan didinginkan didalam intercooler sehingga temperature berkurang
menjadi 44oC. Kemudian udara kembali dimampatkan di stage ke-3 hingga tekanan naik
menjadi 5.6 kg/cm2 dan temperature ikut naik menjadi 145oC, serta udara kembali lagi masuk
kedalam intercooler untuk diturunkan temperaturnya menjadi 56oC. Terakhir udara masuk ke
stage ke-4 dan dimampatkan hingga tekanan naik menjadi 8.9 kg/cm2 serta temperature naik
kembali menjadi 110oC, kemudian udara masuk kedalam aftercooler untuk diturunkan
tekanannya menjadi 36.5oC.
Dari paparan diatas, performa kompresor K-101 dalam memampatkan udara perlu
dikaji. Sehingga diharapkan peninjauan alat ini menjadi informasi penting dalam
meningkatkan performa alat tersebut.
Proposal tugas akhir ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan Diploma III pada jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe.
2
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh setelah menyusun tugas akhir ini adalah:
a) Mengetahui performa kompresor K-101 pada saat ini
b) Mengetahui perbandingan performa kompresor K-101 pada tahun 2016 dengan
performa kompresor saat ini
c) Mengetahui apa yang menyebabkan penurunan / peningkatan flow udara yang
dihasilkan kompresor
d) Mengetahui panas (Q) yang di butuhkan air pendingin pada intercooler untuk
menurunkan suhu setelah udara dimampatkan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kompresor
F
Gambar 1. Kompresi Fluida
(sumber : Sularso, pompa dan kompresor)
4
Sesuai gambar diatas dimana fluida ditempatkan dalam silinder dengan luas
penampang A dan panjang langkah I dan dikompresi dengan gaya F melalui sebuah
piston, sehingga tekanan fluida didalam silinder :
𝐹
P=𝐴 (2.1)
P = tekanan (kg)
F = gaya (N)
A = luas penampang (m)
Tekanan ini akan diteruskan ke semua titik dalam silinder dengan sama besar.
Kompresor terdapat dalam berbagai jenis dan model tergantung pada volume
dan tekanannya. Kompresor dapat dibagi menjadi 2 jenis utama yaitu; kompresor
positif, dimana gas dihisap masuk kedalam silinder dikompresikan, dan kompresor
negative, dimana gas yang dihisap masuk kedalam silinder dipercepat alirannya oleh
sebuah impeller yang kemudian mengubah energi kinetic untuk menaikan tekanan.
5
b. Kompresor Freon
c. Kompresor CO2
Langkah hisap adalah bila proses engkol berputar searah putaran jarum jam,
torak bergerak dari titik mati atas (TMA) ke titik mati bawah (TMB). Tekanan
negative terjadi pada ruang didalam silinder yang ditinggalkan torak sehingga katup
hisap terbuka oleh perbedaan tekanan dan udara terisap masuk ke silinder.
Langkah kompresi terjadi saat torak bergerak dari TMB ke TMA, katup
hisap dan katup buang tertutup sehingga udara dimampatkan dalam silinder.
6
2.3.3 Langkah keluar
Profil detail konstruksi kompresor torak kerja tunggal dicontohkan pada gambar
berikut :
Beberapa bagian dari konstruksi kompresor udara jenis torak / piston antara lain
melipugi silinder, kepala silinder, torak / piston, batang torak, poros engkol, katup-
katup, kotak engkol, dan alat-alat bantu. Berikut ini akan di uraikan beberapa bagian
utama dari kompresor torak.
7
1. Silinder dan Kepala Silinder
Silinder mempunyai bentuk silindris dan merupakan bejana kedap
udara dimana torak bergerak bolak-balik untuk menghisap dan
memampatkan udara.Silinder harus kuat menahan beban tekanan yang ada.
Silinder untuk tekanan kurang dari 50 kgf/cm2 (4,5 Mpa) pada umumnya
menggunakan besi cor sebagai bahan silinder. Bagian didalam silinder
diperhalus sebab cincintorak akan meluncur pada permukaan dalam silinder.
Dinding bagian luar silinder diberi sirip-sirip untuk memperluas permukaan
sehingga lebih cepat / kuat memancarkan panas yang timbul dari proses
kompresi didalam silinder. Kompresor juga dilengkapi dengan pendingin air
yang mana selubung air di dinding luar silinder.
Kepala silinder terbagi menjadi 2 bagian, satu bagian isap dan satu
bagian tekanan. Sisi isap dilengkapi dengan katup isap dan sisi tekanan
dilengkapi dengan katup tekanan.
8
Gambar 4. Kontruksi Torak Kompresor
(sumber : payrish, 2012)
3. Katup-katup
Katup-katup pada kompresor membuka dan menutup secara otomatis
tanpa mekanisme penggerak katup. Pembukaan dan penutupan katup
tergantung dari perbedaan tekanan yang terjadi antara bagian dalam dan
bagian luar silinder.Jenis-jenis katup yang digunakan adalah jenis katup pita,
katup cincin, katup kanal dan katup kepak.
9
Gambar 7. Konstruksi Katup Kanal
(sumber : payrish, 2012)
10
2.4 Kompresor Sentrifugal
-W kompresor = ∆H
11
2.5 Komponen Utama Kompresor Sentrifugal
Untuk mendapatkan gaya sentrifugal yang sempurna dan tekanan akhir yang
tinggi, maka kompresor harus mempunyai kelengkapan peralatan yang sempurna
pula (Agus Suwasono,2001). Kompresor sentrifugal terdiri dari beberapa bagian
yang fungsinya satu dengan lain berhubungan, diantaranya adalah:
1. Bagian statis
a. Casing
Casing merupakan bagian paling luar pada kompresor yang berfungssi
sebagai pelindung terhadap pengaruh mekanikdari luar.
b. Inlet wall
Inlet wall adalah diafragma (dinding penyekat) yang dipasang pada sisi
suction sebagai inlet channel dan berhubungan dengan inlet nozzle. Karena
berfungsi sebagai saluran gas masuk pada stage pertama, maka materianya
harus tahan terhadap abrasi dan erosi.
c. Guide vane
Guide vane ditempatkan pada bagian depan eye impeller pertama pada
bagian suction (inlet channel). Fungsinya adalah mengarahkan aliran agar
gas dapat masuk ke imoeler dengan distribusi merata.
d. Eye seal
Eye seal ditempatkan disekeliling bagian luar eye impellr dan ditumpu oleh
inlet wall. Eye seal selalu berbentuk satu set ring logam yang mengelilingi
wearing ring impeller. Berfungsi untuk mencegah aliran balik dari gas yang
keluar dai discharge impeller (tekanan tinggi) kembali masuk ke sisi suction
(tekanan rendah).
e. Diffuser
Diffuser berfungsi untuk merubah energy kecepatan yang keluar dari
discharge impeller menjadi energipotensial (dinamis).
f. Return bend
Return bend atau sering disebut crossover berfungsi membelokan arah gas
dari diffuser ke return channel untuk masuk pada stage berikutnya.
g. Return channel
12
Return channel adalah saluran yang berfungsi member arah aliran gas dari
return bend masuk ke dalam stage berikutnya.
h. Diaphragma
Diaphragm adalah komponen bagian didalam kompresor yang berfungsi
sebagai penyekat antar stage dan tempat kedudukan eye seal maupun inter
stage seal.
2. Bagian dinamis
a. Shaft and Shaft Sleve
Shaft atau poros transmisi digunakan untuk mendukung impeller dan
meneruskan daya dari penggerak ke impeller. Sedangkan jarak antara stage
digunakan shaft sleve yang berfungsi sebagai pelindung shaft terhadap
pengaruh korosi, erosi, dan abrasi dari aliran dan sifat gas.
b. Impeller
Suatu impeller berfungsi untuk menambah kecepatan gas dengan memutar
sekeliling garing pusat (center line) dan menyebabkan gas bergerak dari inlet
whell sampai ke tip (discharge), perbedaan gerak dari sumbu putar inlet
wheel dan discharge menyebabkan naiknya energy kinetic dengan akibat
naiknya kecepatan gas.
c. Bantalan (bearing)
Bantalan (bearing) adalah bagian internal kompresor yang berfungsi untuk
mendukung beban radial dan aksial yang berputar dengan tujuan
memperkecil gesekan dan mencegah kerusakan pada komponen lain.
Nitrogen adalah zat komponen penyusun utama atmosfer bumi. Udara terdiri
atas 78% volume nitrogen (N2). Nitrogen dalam deret kimia termasuk kedalam non-
metals, termasuk golongan VA, periode 2, dan block p. penampilannya erupa
colorless.
Memiliki massa atom 14,0067 g/mol dengan nomor atom 7( 1s2 2s2 3s2 ).
Selain itu adapun ciri fisik dari nitrogen seperti berfasa gas, bermassa jenis 1,251
13
g/L, titik lebumnya 63,15 K, titik didih nya 77,36, titik kritis nya 126,21 K. nitrogen
cair mendidih pada -1960C, dan membeku pada -2100C. struktur dari gas nitrogen
adalah berupa Kristal hexagonal. Ke-elektronegatifan nitrogen menduduki peringkat
ke-3 setelah flour dan oksigen. Gas nitrogen termasuk gas yang inert (tidak reaktif).
Hal ini disebabkan oleh besarnya energy ikatan antara rangkap tiga N,
nitrogen digunakan sebagai atosfer inert untuk suatu proses / system yang terganggu
oleh oksigen, misalnya dalam industri elektronika dan juga bilangan oksidasi
nitrogen bervariasi dari -3 sampai +5. Sebagaimana dapat dilihat dari table berikut
ini :
Tabel 1. Bilangan Oksidasi Senyawa
Contoh senyawa
Bilangan oksidasi
-3 NH3 ( amoniak )
-1 NH2OH ( Hidroksilamin )
0 N2 ( gas nitrogen )
+2 NO(Nitrogen oksida)
14
HNO3 ( asam nitrat )
Dimana:
15
2.6.2 Konveksi
Dimana:
16
2.6.3 Radiasi
𝑞𝑟 = 𝛿 𝐴 (∆𝑇)4 (2.4)
Dimana:
17
yang keluar dari alat penukar panas (Thb), sehingga diperlukan media pendingin atau
media pemanas yang banyak. Neraca panas yang terjadi:
Dimana :
Mc = Laju alir fluida dingin (Kg/jam)
Tcb = Temperatur air dingin keluar (oC)
Tca = Temperatur air dingin masuk (oC)
Mh = Laju alir fluida panas (Kg/jam)
Thb = Temperatur air panas keluar (oC)
Tha = Temperatur air panas masuk (oC)
Dengan asumsi nilai kapasitas panas spesifik (cp) fluida dingin dan panas
konstan, tidak ada kehilangan panas ke lingkungan serta keadaan steady state, maka
kalor yang dipindahkan :
𝑞 = 𝑈. 𝐴. 𝑇𝐿𝑀𝑇𝐷 (2.6)
Dimana:
U =Koefisien perpindahan panas secara keseluruhan
(W/m2.oC)
A = Luas perpindahan panas (m2)
∆𝑇2 −∆𝑇1
TLMTD = (log mean temperatur differensial) (2.7)
𝐼𝑛(∆𝑇2 /∆𝑇1 )
18
lebih tinggi dibandingkan temperatur fluida panas yang keluar penukar panas (Thb),
sehingga dianggap lebih baik dari alat penukar panas aliran searah (co- current).
19
1. Menghitung kuantitas bahan disetiap aliran dengan mengikuti prosedur
perhitunga neraca massa yang disesuaikan dengan reaksinya.
2. Menuyusun persamaan neraca energy sesuai dengan kondisi proses
seperti tekanan dan temperature.
3. Menghitung kuantitas energy yang dihasilkan atau dikeluarkan dari
sistem.
Kalor atau panas adalah bentuk energi panas. Kalor bersifat simbiosis, ketika
dilepas maka yang diterima juga sama. Hukum Black “Kaor yang dilepas sama
dengan kalor yang diterima (Qin = Qout)”.
Kalor secara sederhana dibagi menjadi 2, yaitu kalor perubahan suhu dan
kalor perubahan fasa, akan di jelaskan sebagai berikut :
Panas sensible adalah panas yang terdapat dalam suatu bahan yang dapat
menaikkan suhu walaupun 1℃ tetapi tidak terjadi perubahan fasa. Panas sensible
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
𝑇0
Q = ΔH = ni∫𝑇𝑟𝑒𝑓 𝑐𝑝𝐶𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛 . 𝑑𝑇 (2.7)
Keterangan:
20
maka untuk CpCampuran ,yaitu :
Panas laten adalah panas yang dibutuhkan oleh suatu materi untuk berubah
fasa. Panas laten jelas berbeda dengan panas sensibel, maka persamaannya adalah:
Q = 𝑚𝜆 (2.11)
Dimana:
Q = panas kalor
m = massa
λ = panas laten dari fluida yang berubah fasanya.
Dimana:
Panas jenis adalah perbandingan antara jumlah panas yang dibutuhkan untuk
menaikkan suhu suatu benda padat/cair sebesar satu derajat dengan jumlah panas
yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu air sebesar satu derajat pada jumlah massa
yang sama. Perhatikan bahwa air ditetapkan sebagai standar penelitian untuk benda
padat dan cair.
21
Panas jenis suatu fluida campuran harus dihitung sesuai fraksi dari masing–
masing komposisi yang terkandung di dalamnya, sehingga dapat dituliskan:
Dimana:
Cpcampuran = panas jenis campuran fluida panas atau dingin (j/mol K)
Bm = berat molekul gas (gr/mol)
Dimana:
X = fraksi senyawa
a , b, c = senyawa
BM = berat molekul
2.11 Head
Head atau tinggi tekanan adalah kerja ideal yang diperlukan untuk menekan
fluida per satuan berat fluida.
k 1
k Z RT P
a 1 2 k
Head isen 1 (2.15)
k 1 MW P1
Dimana:
Mw = Berat Molekul
22
A. Dalam satuan kJ/kg
n 1
n Z a RT1 P2 n
Head poly 1 (2.16)
n 1 MW P1
n 1
n Z a RT1 P2 n
Head poly 1 (2.17)
n 1 MW .g P1
Dimana:
g = grafitasi (9,8m/s2)
Berdasarkan Table E.1 Heat Capacity Equations for Organic and Inorganic
Compounds, David M. Himmelblau, James B. Riggs, Hal. 1049, Berat Molekul
udara adalah 29 gr/mol.
Qi .Pi .MW
w (2.18)
Z i .R.Ti
Dimana:
P = Tekanan, KPa
23
MW = Berat molekul, kg/kmol
Z = Faktor kompresibilitas
T = Temperatur K
2.13 Power
Gas Horse Power (GHP) adalah banyaknya tenaga atau energi yang dapat
diserap oleh gas yang ditekan. GHP dapat dihitung dengan persamaan:
Break Horse Power (BHP) adalah total tenaga yang digunakan untuk
menggerakkan kompresor, termasuk kerugian yang dialami karena melawan gesekan
bantalan, penyekat dan lain-lain, yang besarnya antara 50-100 HP
GHP
BHP MP (2.20)
poly
Dimana:
MP = kerugian mekanis
MP GHP 0, 4 (2.21
24
Gas/udara adalah fluida yang bias dimampatkan (compressible) atau
valumenya dapat berubah-ubah tergantung kondisinya. Beberapa sifat-sifat fisik
gas/udara yang lain adlah seperti diuraikan berikut.
1. Berat jenis
Berat jenis gas/udara dapat bervariasi tergantung pada tekanan dan
temperaturnya. Karena itu, untuk menyatakan berat jenis suatu gas harus
disebutkan pula tekanan dan temperaturnya. Dalam praktek ada 2 macam
kondisi patokan seperti dibawah ini.
a. Kondisi standart industry
Udara dengan kondisi ini mempunyai keadaan sebagai berikut :
Temperatur = 20oC (293oK)
Tekanan mutlak = 760 mmHg (0,1013 Mpa)
Kelmbaban relatif = 65%
Berat jenis = 1,204 kgf/m3 (11,807N/m3)
Kondisi standart industry ini sering dipakai untuk menyatakan kondisi isap
pada kompresor.
b. Kondisi normal teoritis
Udara dengan kondisi ini mempunyai keadaan berikut :
Temperature = 0oC (273oK)
Tekanan mutlak = 760 mmHg (0,1013 Mpa)
Berat jenis = 1,293 kgf/m3 (12,68N/m3)
(sumber : Sularso,2006.)
2. Panas jenis
a. Panas jenis pada tekanan tetap (Cp)
Jika suatu gas dipanaskan / didinginkan pada tekanan tetap, maka
volumenya akan membesar / mengecil lebih banyak dari pada zat cair
atau zat padat. Misalkan dalam sebuah ruang pada bejana yang dapat
berubah volumenya, diisikan gas seberat I kg dan bila bejana dipanaskan
maka gas akan mengembang dan volume ruang akan membesar,
sehingga tekanan dalam ruangan tetap.
25
b. Panas jenis pada volume tetap
Panas jenis gas ideal pada tekanan tetap (Cp) lebih besar dari pada panas
jenis gas ideal pada volue tetap (Cv). Hubungan antara Cp,V,dan R
adalah sebagai berikut :
Cp – Cv = R
Dimana :
Cp = panas jenis pada tekanan tetap (J/moloK)
Cv = panas jenis pada volume tetap (J/moloK)
R = konstanta gas(J/moloK)
26
Tekanan absolute/mutlak adlah tekanan yang dimulai dari nol atmosfer.
Tekanan gauge (pengukuran) adlah tekanan dengan referensi satu atmosfer
sebagai titik nol-nya. Jika; 0 ≤ P < 1 atmosfer, maka P disebut tekanan
vacuum.
4. Suhu
Suhu adalah harga relative untuk menyatakan derajat panas/dinginnya suatu
materi/zat. Skala suhu yang digunakan adalah Celcius dan Kelvin (SI),
Fahrenheit dan Rankine (British).
5. Flow
Flow (rate) adlah besaran massa atau volume suatu fluida yang mengalir
persatuan waktu.
Bila udara yang dihisap oleh kompresor dan ditekan tidak dikeluarkan, maka
tekanan udara didalam sudu-sudu kompresor akan naik sampai tingginya sedemikian
rupa,dan makin sedikit udara yang dihisap. Pada suatu jumlah tertentu kompresor
mulai memompa, yaitu aliran gas yang sudah dihisap mundur kembali melalui
kompresor. Hal ini akan menimbulkan suara gemuruh dan jalan kerja kompresor
akan menjadi tidak tenang serta terjadi getaran. Kondisi ini harus dihindari atau
dicegah dengan cara mengeluarkan uadara atau gas yang telah di tekan oleh
kompresor. Untuk itu kompresor dilengkapi dengan katup yangbisa di atur untuk
mengeluarkan tekanan udara atau gas apabila tekanan didalam kompresor naik
sampai batas tertentu
27
(sumber : Fritz Dietzel, turbin pompa dan kompresor)
1. Continuity Equation :
A . C = konstan
2. Momentum :
F . dt = m . dv dE = Q . ω . r . dc
3. Energy Equation :
p c2 p c 2
1 1 2 2
ρ 2 ρ 2
4. State Equation :
P=ρ.R.T
Ru
R= : Konstanta gas
28
Mo
=8.314 N.m/kg.mole.0C
Mo = Massa molekul
u = u (v,t)
𝛾𝑢 𝛾𝑢
du = (𝛾𝑇 ) × dT + (𝛾𝑣 ) × dv
𝑇
𝛾𝑢
= Cv × dT + (𝛾𝑣 ) × dv = 0, untuk gas ideal
𝑇
2.15.3 Enthalpy
h=u+p.v
untuk gas ideal → h = u + RT
scara umum :
h = h (p,T)
𝛾ℎ 𝛾ℎ
dh = (𝛾𝑇) × dT (𝛾𝑝) × dp
𝑇
𝛾ℎ
= Cp × dT (𝛾𝑝) × dP = 0, untuk gas ideal
𝑇
Dari : h = u + RT
Cp= Cv + R
𝐶𝑝 𝑘.𝑅 𝑅
k = 𝐶𝑣 , Cp = 𝑘−1, Cv = 𝑘−1
2.15.4 Entropy
𝛾𝑄 𝛾𝑄
∆S = ∫𝑟𝑒𝑣 ( 𝑇 ) atau dS = ( 𝑇 )
𝑟𝑒𝑣
𝛾𝑄
≤0 → dS ≥ 𝑇
atau TdS ≥ γQ
29
𝛾𝑄
T.dS = 𝑑𝑚 → reversible proces
𝛾𝑄
T. dS = 𝑑𝑚 → inreversible process
𝛾𝑄
Untuk proses adiabatic 𝑑𝑚 = 0
In . P + k . In . V = In C
In . P + In .𝑉 𝑘 = In C → P . 𝑉 𝑘 = konstan
Unit-77 nitrogen plant adalah unit utilities di PT. Perta Arun Gas yang
mengolah udara untuk membentuk nitrogen. Nitrogen ini berfungsi untuk purging
pipa, seal pada peralatan elektronik, dan sebagai bahan pencairan gas. Pada unit ini
udara dialirkan dengan menggunakan kompresor 4 stage yang mana tekanannya
mencapai 8,9 kg/cm2.
Udara bebas dari atmosfer dihisap melewati air filter dan masuk kedalam air
compressor K-101 yang mana akan dimampatkan dalam empat tahap. Air filter ini
berfungsi untuk menyaring partikel padat serta debu yang terikut saat udara bebas di
hisap. Kemudian udara masuk ke stage pertama kompresor dan dimampatkan hingga
tekanan naik menjadi 1.3 kg/cm2 dan temperature menjadi 132oC, dan dilanjutkan
masuk kedalam inter cooler untuk menurunkan temperature menjadi 43oC.
Temperatur yang tinggi di dalam kompresor dapat merusak peralatan didalam
kompresor itu sehingga dapat mengurangi performa dari kompresor tersebut.
Kemudian udara masuk ke stage dua kompresor dan dimampatkan kembali hingga
30
tekanannya naik menjadi 3,6 kg/cm2 dan suhunya menjadi 104oC, setelah itu masuk
ke inter cooler dan diturunkan tekanannya menjadi 44oC. Kemudian udara kembali
dimampatkan di stage ke tiga hingga tekanannya naik menjadi 5,9 kg/cm2 dan
temperaturnya naik menjadi 145oC. Setelah itu udara masuk ke dalam inter cooler
kembali agar temperaturnya turun menjadi 56oC. Yang terakhir udara masuk ke
stage ke empat dan tekanannya naik mencapai 8,9 kg/cm2 dan temperature 110oC.
kemudian udara masuk ke dalam after cooler sehingga temperature turun menjadi
36,5oC. setelah melewati empat tahap pemampatan dan empat tahap pendinginan,
udara dengan tekanan 8,9 kg/cm2 dan temperatur 36,5oC di alirkan kedalam chiller
yang mana didalam chiller udara akan diturunkan kembali temperaturnya.
31
BAB III
METODOLOGI
Pengamatan ini dilakukan di unit 77 (nitrogen plan), utilities PT. Perta Arun
Gas
Spesifikasinya :
1. Tekanan
a) Keluaran stage pertama : 1.3 kg/cm2
b) Keluaran stage ke-dua : 3.5 kg/cm2
c) Keluaran stage ke-tiga : 5.8 kg/cm2
d) Keluaran satge ke-empat : 9 kg/cm2
2. Temperatur
a) Inter cooler 1
In : 142℃
Out : 44℃
b) Inter cooler 2
In : 108℃
Out : 46℃
c) Inter cooler 3
In : 145℃
Out : 56℃
d) After cooler
32
In : 108℃
Out : 37℃
e) Oil
Temperatur oil pendingin masuk (TI-547) adalah 62oC.
Temperatur oil pendingin keluar (TI-550) adalah 49oC.
Level oil dalam tangki (LG-540) adalah 93%.
Temperatur oil dalam tangki (TI-543) adalah 62oC.
f) Vibrasi
Vibrasi pada stage pertama adalah 7
Vibrasi pada stage kedua adalah 1
Vibrasi pada stage ketiga adalah 6
Vibrasi pada stage keempat adalah 10
g) Air pendingin
Temperatur air pendingin stage pertama (TI-538) adalah 42oC.
Temperatur air pendingin stage kedua (TI-539) adalah 43oC.
Temperatur air pendingin stage ketiga (TI-537) adalah 43oC.
3.4 Bahan
33
2. Perhitungan perpindahan panas yang terjadi pada inter cooler dan after
cooler
3. Perhitungan efisiensi politropik pada komresor
34
3.7 Batasan Sistem
35
BAB IV
Air Flow
Stage Stage Stage
1st 2nd 3rd 4th 1st 2nd 3rd 3th 1st 2nd 3rd
Plant out in out in out in out out out out out out out out
Seting
01.00 131 43 104 44 144 56 109 1,3 3,55 5,9 8,9 37 38 38 285
05.00 131 43 104 44 144 56 108 1,3 3,55 5,9 8,9 37 38 38 295
09.00 132 43 104 44 145 56 110 1,3 3,6 5,9 8,9 37 38 38 285
13.00 133 45 105 44 144 46 103 1,2 3,5 6,1 9,5 43 42 42 295
17.00 131 42 102 43 143 46 102 1,2 3,5 6,1 9,5 43 42 42 280
21.00 130 42 102 43 143 46 101 1,2 3,5 6,1 9,5 43 42 42 285
36
Koefisien Adiabatik (k) 1,3971
Koefisien Politropik (n) 1,1507
Efisiensi Isentropik 6,5816
Efisiensi Politropik 2,1703
Fakor Kompresibilitas (z) 1,00005
Head Politropik (kj/kg) 216,8505
Head Politropik (m) 22,1249
Kapasitas Kompresor (kg/s) 0,1037
Gas Horse Power (KW) 22,4874
Kerugian Mekanis (KW) 3,4736
Break Horse Power (KW) 13,835
37
Tabel 9. Perhitungan neraca energi kompresor K-101
Nama m Cp T (K) Q
(kg/hr) (Kj/kg.K) (kj/hr)
In out in Out
Stage 1 385,2848 1,0086 304 404 2331,5895 41191,4144
(udara)
Stage 2 385,2848 1,0086 316 377 6994,7685 30699,2617
(udara)
Stage 3 385,2848 1,0086 317 417 7383,3667 46243,1917
(udara)
Stage 4 385,2848 1,0086 329 381 12046,5457 32253,6547
(udara)
Intercooler I 1173,517 4,1628 303 310 34195,8157
Intercooler II 700,1038 4,1628 303 311 23315,1355
Intercooler III 1026,83 4,1628 303 311 34195,9065
4.3 Pembahasan
38
Jikan intercooler mengalami problem yang mana tidak dapat menurunkan suhu di
setiap stage dengan optimal maka kompresor akan mengalami beban panas yang
sangat tinggi sehingga dapat merusak kompresor itu sendiri.
Hasil di atas menyatakan bahwa kompresor masih bekerja sangat baik tapi
etap memerlukan maintenance agar dapat bekerja lebih baik lagi dan dapat
mencegah kerusakan atau problem yg tidak diinginkan. Seperti yang diketahui
bahwa pada unit nitrogen plant hanya tinggal memiliki 1 alat kompresor, ini dapat
membahayakan kurangnya produksi nitrogen jika kompresor mengalami problem,
serta dapat merugikan perusahaan.
Hasil dari pebandingan performa kompresor dengan data actual dan data pada
tahun 2016, tidak banyak mengalami penurunan performa, yaitu hanya sekitar 2-
12% baik dari efisiensi politropik maupun gas horse power kompresor. Sedangkan
neraca energy di dalam kompresor didapat yaitu, Qin pada stage pertama 2331,5895
kj/hr, Qout pada stage pertama 41191,4144 kj/hr, Qin pada stage kedua 6994,7685
kj/hr, Qout pada stage kedua 30699,2617 kj/hr, Qin pada stage ketiga 7383,3667 kj/hr,
Qout pada stage ketiga 46243,1917 kj/hr, Qin pada stage keempat 12046,5457 kj/hr,
Qout pada stage keempat 32253,6547 kj/hr. Dari data ini dapat dicari kebutuhan air
pendingin agar dapat menjaga suhu keluar dari setiap stage, dan menurunkan suhu
untuk masuk ke stage selanjutnya, sehingga didapat nilai Q air pendingin dan laju
alir massa nya ialah, Q cooling water pada intercooler I 34195,8157 kj/hr, laju alir
massa pada intercooler I 1173,517 kg/hr, Q cooling water pada intercooler II
23315,1355 kj/hr, laju alir massa pada intercooler II 700,1038 kg/hr, Q cooling
water pada intercooler III 34195,9065 kj/hr, laju alir massa pada intercooler III
1026,83 kg/hr.
39
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Dari pembahasan dan kesimpulan, maka saran yang dapat diberikan yaitu,:
40
DAFTAR PUSTAKA
Suwasono Agus, 2001, teori dasar perhitungan unjuk kerja kompresor sentrifugal.
Frank L,Evan,Ir. 1982. Equipment Desain Handbook For Refineries and Chemical
Plants. Gulf Publising Company. Houston. Texas
41
LAMPIRAN I
PERHITUNGAN
T1 T2
Tavg
2
304 382K
2
343K
2. Menghitung Cp
Berdasarkan Table E.1 Heat Capacity Equations for Organic and Inorganic
Compounds, David M. Himmelblau, James B. Riggs, Hal. 1049
29,2492 kJ
kmol.K
Cp
k
C p 8,314
29,2492
29,2492 8,314
1,3971
𝑘−1
𝑇1 𝑃 ( 𝑘 )
ηisen = 𝑇 −𝑇 [(𝑃2 ) − 1]
2 1 1
1,3971−1
304 𝐾 872,8 𝐾𝑝𝑎 ( 1,3971 )
= [(
(343−304)𝐾 101,3 𝐾𝑝𝑎
) − 1]
= 6,5816
42
5. Menghitung Koefisien Politropik (n)
k 1
P2 k 1
P
1
isen
n 1
2 n 1
P
P
1
1, 39711
1
872 ,8 1, 3971
101,3
6,5816
n 1
1
872 , 8 1
101,3
1, 39711
872,8 1,3971 1
n 1
101,3
1
872,8 1
101,3 6,5816
n 1
8,6159 n
1 0,1283
n 1
8,6159 n
0,1283 1
n 1
8,6159 n
1,1283
n 1
ln 8,6159 ln 1,1283
n
n 1 ln 1,1283
n ln 8,6159
n 1
0,131
n
n 1 0,131n
n 0,131n 1
0,869n 1
1
n
0,869
n 1,1507
43
6. Menghitung Effisiensi Politropik
k 1
k
poly
n 1
n
1,3971 1
1,3971
1,1507 1
1,1507
2,1703
Z1 = 0,9999
Z2 = 1,0002
Z1 Z 2
Z avg
2
0,9999 1,0002
2
1,00005
n 1
n Z a RT1 P2
1
n
Head poly
n 1 MW P1
1,15071
1,1507 1,00005 8,314 kmol.K 304 K 872,8 1,1507
kJ
1
1,1507 1 101,3
29 kg
kmol
216,8505 kJ
kg
44
B. Dalam satuan meter
n 1
n Z a RT1 P2
1
n
Head poly
n 1 MW P1
1,15071
1,1507 1,00005 8,314 kmol.K 304 K 872,8 1,1507
kJ
1
1,1507 1
29 kg 9,8 m 2 101,3
kmol s
22,1249m
= 288,33 Nm3/hr
Vn = 288,33 Nm3/hr
Pi .Vi Pn .Vn
R.Ti R.Tn
Vi Vn
Ti Tn
Vn .Ti
Vi
Tn
288,33 304
273
3
321,0707 m
hr
45
10. Menghitung Kapasitas Kompresor
Qi .Pi .MW
w
Z i .R.Ti
3 1 hr kg
321,7070 m hr s 101,3kPa 29 kmol
3600
0,9999 8,314 kJ 304K
kmol.K
0,1037 kg
s
0,1037 kg 216,8505 kJ
s kg
22,4874kW
MP GHP 0, 4
22,4874 0, 4
3,4736kW
GHP
BHP MP
poly
22,4874kW
3,4736kW
2,1703
13,835kW
46
L.2.2 Perhitungan performa kompresor K-101 (data 2016)
T1 T2
Tavg
2
304 375K
2
339,5K
2. Menghitung Cp
Berdasarkan Table E.1 Heat Capacity Equations for Organic and Inorganic
Compounds, David M. Himmelblau, James B. Riggs, Hal. 1049
29,2334 kJ
kmol.K
Cp
k
C p 8,314
28,7587
28,7587 8,314
1,3974
𝑘−1
𝑇1 𝑃 ( 𝑘 )
ηisen = 𝑇 −𝑇 [(𝑃2 ) − 1]
2 1 1
1,3974−1
304 𝐾 931,6 𝐾𝑃𝑎 ( 1,3974 )
= [(
(339,5−304)𝐾 101,3 𝐾𝑃𝑎
) ]
= 7,5314
47
5. Menghitung Koefisien Politropik (n)
k 1
P2 k 1
P
1
isen
n 1
2 n 1
P
P
1
1, 39741
1
931 , 6 1, 3974
101,3
7,5314
n 1
1
931 , 6 1
101,3
1, 39741
931,6 1,3974 1
n 1
101,3
1
931, 6 1
101,3 7,5314
n 1
9,19 n
1 0,1167
n 1
9,19 n
0,1167 1
n 1
9,19 n
1,1167
n 1
ln 9,19 ln 1,1167
n
n 1 ln 1,1167
n ln 9,19
n 1
0,1215
n
n 1 0,1215n
n 0,1215n 1
0,8785n 1
1
n
0,8785
n 1,1383
48
6. Menghitung Effisiensi Politropik
k 1
k
poly
n 1
n
1,3974 1
1,3974
1,1383 1
1,1383
2,3407
Z1 = 0,9999
Z2 = 1,0002
Z1 Z 2
Z avg
2
0,9999 1,0002
2
1,00005
n 1
n Z a RT1 P2
1
n
Head poly
n 1 MW P1
1,00005 8,314 kJ 1,13831
1,1383 kmol.K
304 K 931,6 1,1383
1
1,1383 1 101,3
29 kg
kmol
221,9654 kJ
kg
49
B. Dalam satuan meter
n 1
n Z a RT1 P2
1
n
Head poly
n 1 MW P1
1,13831
1,1383 1,00005 8,314 kmol.K 304 K 931,6 1,1383
kJ
1
1,1383 1
29 kg 9,8 m 2 101,3
kmol s
22,6485m
= 290 Nm3/hr
Vn = 290 Nm3/hr
Pi .Vi Pn .Vn
R.Ti R.Tn
Vi Vn
Ti Tn
Vn .Ti
Vi
Tn
290 304
273
3
322,9304 m
hr
50
10. Menghitung Kapasitas Kompresor
Qi .Pi .MW
w
Z i .R.Ti
3 1 hr kg
322,9304 m hr s 101,3kPa 29 kmol
3600
0,9999 8,314 kJ 304K
kmol.K
0,1043 kg
s
0,0989 kg 221,9654 kJ
s kg
23,151kW
MP GHP 0, 4
23,1510, 4
3,5142kW
GHP
BHP MP
poly
23,151kW
3,5142kW
2,3407
13,4048kW
51
L.2.2 Persentase Kinerja Kompresor
1. Effisiensi Politropik, ɳpoly
Aktual
Persentase 100%
2016
2,1703
100%
2,3407
92,7201%
2. Head Politropik
Aktual
Persentase 100%
2016
22,1249
100%
22,6485
97,6881%
3. Kapasitas Kompresor
Aktual
Persentase 100%
2016
0,1037
100%
0,1043
99,4247%
4. Efisiensi Isentropik
Aktual
Persentase 100%
2016
6,5816
100%
7,5314
87,3888%
52
L.2.4 Perhitungan Neraca Energi pada Kompresor K-101
31oC 131 oC
Pada kompresor K-101 memiliki 4 stage dan 3 intercooler, jadi ada beberapa tahap
perhitungan.
Untuk menaikan tekanan dari 1 atm ke 8,6152 atm, dibuat dengan 4 tahap
dikarenakan ada 4 stage.
A. Tahap 1 (Stage 1)
Pin = 1 atm
Panas masuk
Q = m.Cp.∆T
= 2331,5895 kj/hr
53
Panas keluar
Q = m.Cp.∆T
= 41191,4144 kj/hr
B. Tahap 2 (Stage 2)
Pin = 1,2584
Pout = 3,4364
Tout = 377 K
Panas masuk
Q = m.Cp.∆T
= 6994,7685 kj/hr
Panas keluar
Q = m.Cp.∆T
= 30699,2617 kj/hr
Untuk menurunkan suhu agar bisa di kompresi kembali pada stage ke-dua,
maka dibutuhkan pendingin (intercooler).
54
Qcooling water = Qout stage1 – Qin stage2
= 34196,6459 kj/hr
= 0,8302 kj/hr
Tout = 310 K
∆𝑄
m = 𝐶𝑝.∆𝑇
34195,8157 kj/hr
= kj
4,1628 .K ×(310−303)K
kg
= 1173,517 kg/hr
D. Tahap 3 (Stage 3)
Pout = 5,7112
55
Tin = 317 K m = 385,2848 kg/hr
Tout = 417 K
Panas masuk
Q = m.Cp.∆T
= 7383,3667 kj/hr
Panas keluar
Q = m.Cp.∆T
= 46243,1917 kj/hr
Untuk menurunkan suhu agar bisa di kompresi kembali pada stage ke-tiga,
maka dibutuhkan pendingin (intercooler).
= 23315,895 kj/hr
= 0,7595 kj/hr
56
Kondisiair pendingin yang digunakan :
Tout = 311 K
∆𝑄
m = 𝐶𝑝.∆𝑇
23315,1355 kj/hr
= kj
4,1628 .K ×(311−303)K
kg
= 700,1038 kg/hr
F. Tahap 4 (Stage 4)
Tout = 381 K
Panas masuk
Q = m.Cp.∆T
= 12046,5457 kj/hr
Panas keluar
Q = m.Cp.∆T
= 32253,6547 kj/hr
57
G. Menghitung Panas Air Pendingin (Intercooler III)
Untuk menurunkan suhu agar bisa di kompresi kembali pada stage ke-empat,
maka dibutuhkan pendingin (intercooler).
= 34196,646 kj/hr
= 0,7395 kj/hr
Tout = 311 K
∆𝑄
m = 𝐶𝑝.∆𝑇
34195,9065 kj/hr
= kj
4,1628 .K ×(311−303)K
kg
= 1026,83 kg/hr
58
LAMPIRAN II
FLOWSHEET
59
LAMPIRAN III
PENDEKATAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL
Menurunkan
temperatur saat
2 Intercooler Intercooler udara keluar dari
stage kompresor dan
ingin masuk ke stage
selanjutnya
Menurunkan
temperature dari
3 Aftercooler Aftercooler keluaran kompresor
sebelum udara
bertekanan masuk ke
chiller
60
LAMPIRAN IV
PROSEDUR KERJA PERALATAN PROSES
Buka inlet dan outlet block valve ada cooling water header dan pada
masing-masing cooler berikut ini.
First dan second stage intercooler
After cooler (final cooler)
Lube oil cooler
Buka semua block valve dari water trap pada tiap-tiap cooler
61
d. Persiksa apakah breaker untuk power supply berikut ini sudah dimasukkan
4. Letakkan semua switch untuk system kompresor pada posisi “trip” atau
“normal”. Kecuali untuk system “trip vibrasi” sementara diletakkan pada
posisi “bypass”
5. Controller SIC-7422 pada posisi “auto” dan adjust set point pada 86%
6. Controller PIC-7423 pada posisi “auto” dan adjust set point pada 0 (zero)
7. Jalankan aux. lube oil pump secara auto dengan meletakkan “HOA” switch
pada posisi auto
8. Yakinkan bahwa sirkulasi lube oil kesemua bearing dan roda-roda gigi
cukup memuaskan, perhatikan tekanan lube oil dan bocoran-bocoran
9. Test semua lampu, alarm dan annunciator panel dan reset bila ada alarm
yang timbul. Bila tidak bisa diriset cari penyebabnya.
10. Bila semua berjalan dengan baik hubungi Power Plant bahwa kompresor
akan distart.
b. Tekanan
62
c. Temperature
d. Kebocoran
14. Naikkan set point dari PIC-7423 pelan-pelan sampai pada tekanan yang
dikehendaki (max. 9,6 kg/cm2)
15. Jika saat menaikkan set point PIC-7422, blow-off valve FV-7422
bekerjanya terlalu swing (bumping) SIC-7422 bisa dimanualkan asal flow
udara tidak boleh kurang dari batas minumum (86%)
17. Letakkan kembali “bypass switch” untuk trip vibrasi ke posisi “normal”
atau posisi “trip”.
2. Controller SIC-7422 pada posisi “Auto” dan setpoint pada 86%. Perhatikan
controller ini harus bekerja saat setpoint PIC-7432 diturunkan
3. Bila pada waktu menurunkan setpoint PIC-7432, Blow Off Valve FV-7422
bekerja terlalu swing (bumping). SIC-7422 bias dimanualkan dan dibuka
pelan-pelan asal flow udara diatur tidak boleh kurang dari batas minimum
(86%)
4. Bila kerangan suction PV-7422 sudah berada pada posisi minimum open
dan Blow Off Valve FV-7422 sudah terbuka penuh, letakkan selector
switch untuk pembebanan kompresor pada posisi “Unload”
63
5. Biarkan kompresor berjalan sampai beberapa menit (±15 menit) pada posisi
“Unload” ini
a. Suara bising
b. Vibrasi
c. Temperatur
8. Pastikan H/O/A switch dari aux. lube oil pump pada posisi “Auto”
10. Yakinkan aux. lube oil pump harus jalan. Lampu penunjukan aux. lube oil
pump running (UA-7436) akan nyala, menandakan bahwa supply lube oil
diperoleh dari aux. lube oil pump dan perhatikan tekanan lube oil
11. Biarkan aux. lube oil pump berjalan sampai semua penunjukan temperatur
turun ke ambient temperature
13. Selesai
64
LAMPIRAN V
PENDUKUNG PERHITUNGAN
65
Lampiran C. Data Logsheet Tahun 2016
66
Lampiran D. Heat Capacity Of Fluida
67
68
(Sumber :Himmeblau, David M. 1996. Basic Principles And Calculations In Chemical)
69
Lampiran E. Data Densitas Air
70
Lampiran F. Data Faktor Kompresibilitas (Z)
71