Filsafat Marxisme Bagian Bila
Filsafat Marxisme Bagian Bila
Sesuai dengan jiwa zaman Marx yang dipengaruhi oleh abad 19 maka
pemikiran-pemikirannya pun demikian, karena terlalu terikat dengan
pemikiran ekonomi abad 19, Marx mengira bahwa revolusi komunis yang
pertama akan terjadi di Eropa Barat karena telah mengembangkan
perekonomian yang maju. Marx juga meyakini bahwas setiap negara pasti
melewati beberapa tahap kapitalisme sebelum suatu negara menjadi matang
untuk revolusi komunis. Sedangkan Lenin berfikir bahwa tugas
kepemimpinan komunis dan kaum revolusioner professional adalah
menyerang dan menghancurkan sistem sosial dan politik yang ada dalam
kondisinya yang paling lemah di negara-negara yang perekonomiannya belum
maju seperti di Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Kritik Lenin terhadap pemikiran Marx bahwa ia setuju apabila
revolusi komunis itu merupakan keniscayaan, tetapi mengapa harus
menunggu sampai kapitalisme matang, mengapa tidak menghancurkan
kapitalisme pada saat kondisinya secara politik paling lemah. Kritikannya itu
dilandasi dengan pola pikir yang dibangunnya sebagai orang Rusia. Lenin
meyakini bahwa dengan kekuatan perlawanan yang relatif kecil tapi
berdisiplin tinggi dan terorganisasi dengan baik kekuasaan dapat direbut dari
aparat sistem yang ada. Ia menganalogikannya dengan kondisi di negaranya
yang mana kekuatan kecil dari tentara dan aparat polisi dapat mengontrol
massa rakyat yang begitu besar dan tidak teorganisasi. Selain itu Marx juga
memiliki prasangka yang khas abad 19 yakni Eropa merupakan pusat dunia
dan wilayah terkebalakang lainnya hanyalah wilayah tambahan kolonial untuk
negara-negara besar Eropa. Lenin sadar betul, sebagai seorang Russia yang
satu kakinya berada di Asia ia tidak terlibat dalam kesombongan bangsa
Eropa ini. Sebaliknya, Lenin sebagai seorang jenius politik melihat
bahwasannya komunisme pertama-pertama akan ditegakkan di negara
terkebalakang sebelum inti dari perlawanan antikomunis yaitu Eropa Barat
dan Amerika Utara dijatuhkan. Diantara keduanya tidak hanya ada perbedaan
pandangan saja tetapi juga memiliki persamaan keyakinan bahwasannya
sama-sama yakin akan keniscayaan kemenangan komunisme di seluruh dunia.
Tetapi keyakinan yang sama ini ditandai oleh perbedaan-perbedaan yang
berarti. Marx mengharapkan bahwa revolusi komunis akan mengarah kepada
diktator proletariat yakni suatu masyarakat yang pada intinya terikat secara
ekonomi, menguasai kaum borjuois, dan yang pada dasarnya juga merupakan
kategori ekonomi. Tujuannya untuk menghancurkan sisa-sisa terakhir dari
kapitalisme. Sedangkan pandangan Lenin dilihat dari sudut pandang politik
mengenai diktator adalah diktator komunis atas kaum proletar, karena ia
kurang yakin bahwa kaum buruh memiliki pemahaman politik atau
kemampuan organisasi yang sesewaktu dapat digunakan untuk menjamin
eksistensi dan perluasan suatu negara komunis.
Marx percaya bahwa komunisme di suatu negara tertentu akan
didahului oleh krisis ekonomi dalam negeri dan setiap negaranya akan
mengembangkan gerakan revolusionernya sendiri tatkala kondisi yang ada
“secara objektif matang”. Sedangkan Lenin memiliki pandangan yang lebih
universal bahwa dengan menggabungkan universalitas dengan kepentingan
nasional Russia.
C. DAFTAR PUSTAKA
Sekar (Penerjemah), Sewell, R., & Woods, A. (2018). Apa itu Marxisme?
(Bagian Pertama: Materialisme Dialektis). [Online]. Diakses dari:
https://www.marxist.com
Ebendtein, W., Fogelman, E., & Jemadu, A. (1994). Isme-isme Dewasa ini.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Bryan, M. (2008). The Story of Philsophy. Yogyakarta: Kanisius.
Lembaga Penerbitan, Pendidikan, dan Pengembangan Pers Mahasiswa
(Penerjemah), Lenin, V., I. (1913). Tiga Sumber dan Tiga Komponen
Marxisme [1]. [Online]. Diakses dari: https://www.marxist.com. Dari
Collected Works, (19), hlm. 23-28.
Berbagireviews. (2016). Pengertian Marxisme-Leninisme. [Online]. Diakses
dari: berbagaireviews.com