DI INDONESIA
PROBLEM DALAM PELAKSANAANNYA
▰ Biodiesel adalah bahan bakar nabati (dari tumbuh2an) yang dipakai untuk mengurangi
pencemaran lingkungan bila menggunakan bahan bakar fosil (dari minyak bumi) khususnya
untuk pengganti solar (atau secara umum biofuel)
▰ Biodiesel mempunyai karakteristik tertentu sehingga tidak bisa dipakai sendirian (100%) dan
harus dicampur dengan bahan bakar fosil (solar)
▰ Untuk Indonesia, bahan bakar nabati satu2nya yang layak diproduksi besar2an hanya dari
kelapa sawit. Itupun harus dicampur dengan minyak solar dengan kadar campuran
maksimum 30% (sejauh ini hasit riset baru 20 %)
▰ Masalahnya diawal,harga biodiesel dari sawit lebih mahal dari minyak solar, sehingga perlu
disubsidi oleh pemerintah (perkembangan terakhir selisihnya sudah tidak terlalu besar,
bahkan setara atau sedikit lebih murah)
▰ Untuk itu pemerintah mengeluarkan beberapa peraturan yang sudah direvisi beberapa kali
(Perpres no 61/2015, Perpres no 24/2016, PMK no 113/PMK.01/2015 untuk men-subsidi
harga biodiesel tersebut menggunakan dana ekspor sawit apabila diperlukan.
2
SUPPLY CHAIN BIODIESEL
SUPPLY B100
PRODUSEN FAME SUPPLIER BBM SOLAR
(B100) (Pertamina, Shell, AKR)
TRANSPORTIR BLENDING
NON PSO
PSO
(Mine Owner / Kontraktor)
3
KELEBIHAN BIODIESEL
4
KEKURANGAN BIODIESEL
▰ Untuk campuran biodiesel 10 – 20%, tenaga yang dihasilkan lebih rendah sehingga lebih
boros 2 – 5%
▰ Umur filter bahan bakar hingga setengahnya, setidaknya pada periode 3 – 4 kali penggantian
filter bahan bakar
▰ Sifat biodiesel yang merusak karet akan memperpendek umur sparepart berbahan karet,
seperti seal, hose dll
▰ Mempunyai sifat higroskopis sehingga mudah menyerap air dari udara bebas
▰ Mudah teroksidasi sehingga menghasilkan endapan
▰ Proses pencampuran harus homogen dengan alat pencampur khusus
▰ Tidak dapat disimpan terlalu lama (rekomendasi BPPT 3 bulan)
▰ Produsen alat berat hanya mengakui dan memberikan warranty untuk maksimum B7 (biosolar
dengan kadar campuran 7%)
▰ Produsen Generator (Caterpillar, Komatsu) tidak merekomendasikan pemakaian B 20 untuk
generator cadangan
5
MASALAH DALAM PELAKSANAAN
PENERAPANNYA
▰ Pemerintah melalui Kementerian ESDM telah mewajibkan pemakaian biosolar sejak th 2016
secara bertahap mulai dari 5%, 10%, 15% dan terakhir 20% per 1 September 2018
▰ Mayoritas para kontraktor tambang membeli langsung ke supplier bahan bakar (Pertamina
dll) sementara itu sosialisasi B20 dari pihak pemerintah kebanyakan ke pemilik tambang
(KK, PKP2B, IUP)
▰ Dalam prakteknya beberapa kali supply B 20 terlambat karena alasannya supply B 100
terlambat
▰ Proses pencampuran oleh supplier BBM dengan sistem inline blending, langsung ke
tongkang/truk, langsung ke pengguna.
▰ Subsidi yang dijanjikan untuk selisih harga biodiesel terhadap solar belum terrealisir,
walaupun saat ini tidak perlu karena harga biodiesel sama atau lebih rendah daripada solar
industri
▰ Para principal (OEM) dari vendor alat berat baru berani memberi warranty untuk B7
(campuran biodiesel 7%), sedangkan pemerintah sudah menetapkan untuk industri sudah
ditetapkan 15 %, bahkan B20, padahal semua OEM tersebut mengijinkan pemakaian
biodiesel sampai dengan B20 asal sesuai dengan standard ASTM 6
MASALAH YANG TIMBUL
7
CUPLIKAN DARI PETUNJUK TEKNIS PEMAKAIAN
BIODIESEL DARI BPPT / EBTKE
8
CUPLIKAN DARI PETUNJUK TEKNIS PEMAKAIAN
BIODIESEL DARI BPPT / EBTKE
9
CUPLIKAN DARI PETUNJUK TEKNIS PEMAKAIAN
BIODIESEL DARI BPPT / EBTKE
Hal 39 Hal 49
10
CUPLIKAN DARI PETUNJUK TEKNIS PEMAKAIAN
BIODIESEL DARI BPPT / EBTKE
Hal 79
Hal 74
12
BEBERAPA KASUS YANG TIMBUL
13
Usulan Solusi
Untuk Pemerintah
14
USULAN SOLUSI UNTUK PEMERINTAH
▰ Karena umur penyimpanan hanya direkomendasikan maksimum 3 bulan, perlu segera dilakukan
riset (oleh Lemigas atau lembaga lain) bagaimana memperpanjang umur penyimpanan (minimal
6 bulan) tanpa terjadi oksidasi yang menghasilkan endapan dan jamur, misalnya dengan
campuran additive
▰ Produk campuran biosolar yang dijual oleh Pertamina, Shell, AKR dll harus bisa tahan lebih dari
6 bulan; apabila perlu additive, pencampuran sudah dilakukan oleh mereka
▰ Disarankan semua genset cadangan digedung2 perkantoran, apartemen, rumah sakit dll
menggunakan Pertamina Dex/sejenis, asal ada jaminan tetap B 0.
▰ Standard SNI yang masih dibawah standard ASTM/EN (apabila ada) agar segera disesuaikan
▰ Membantu lobby ke produsen alat berat agar bisa memberi jaminan (warranty) untuk alat berat
yang menggunakan B20
▰ Menunda penerapan B30 sampai hasil riset yang menyeluruh telah dilakukan, dan memberikan
solusi apabila ada masalah (B 30 hampir tidak ada yang merekomendasikan didunia)
15
TERIMA KASIH
Jakarta, 2 April 2018
Sekretariat ASPINDO :
Gedung MTH Square Lt. UG No. A11BC
Jl. MT Haryono Kav. 10, Jakarta Timur 13330
Phone : 021-29067381/29067382
Email : sekretariat@aspindo-imsa.or.id
Mobile : 081219423450
16