OLEH KELOMPOK 4
KELAS B 10.B:
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa karena atas berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah Konsep Gizi
Masyarakat Dan Kesehatan Ibu Dan Anak tepat waktu dan sesuai dengan harapan.
Makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu berkat bantuan semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
ii
DAFTAR ISI iii
BAB I PENDAHULUAN 1
3.1 Kesimpulan 13
3.2 Saran13
DAFTAR PUSTAKA 14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
kurang gizi. Dari kurangnya pengetahuan tentang gizi dan kesehatan maka akan
berpengaruh terhadap pola asuh anak yang tidak memadai, sanitasi dan air bersih /
pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai dan tidak cukupnya persediaan pangan.
Jelas sudah bahwa seorang ibu mempunyai peranan penting dalam menentukan status gizi
yang baik bagi anakanaknya sehingga anak tersebut dapat tumbuh dan berkembang
Gizi buruk atau gizi kurang yang dialami oleh anak akan membawa dampak yang
mengemukakan, konsekuensi dari gizi buruk adalah lost generation, karena gizi buruk
bukan hanya menjadi stigma yang ditakuti, hal ini tentu saja terkait dengan dampak
terhadap sosial ekonomi keluarga maupun negara. Dampak jangka pendek gizi buruk
terhadap perkembangan anak adalah anak menjadi apatis, mengalami gangguan bicara
dan gangguan perkembangan yang lain. Sedangkan dampak jangka panjang adalah
penurunan skor tes IQ, penurunan perkembangan kognitif, penurunan integrasi sensori,
gangguan pemusatan perhatian, gangguan penurunan rasa percaya diri dan tentu saja
kemiskinan melalui rendahnya kualitas sumber daya manusia dan produktivitas. Sebagai
golongan yang cukup rentan dengan masalah kesehatan, kesehatan Ibu dan Anak harus
TINJAUAN TEORI
Terkait erat dengan gizi kesehatan masyarakat adalah kesehatan gizi masyarakat,
yang mengacu pada cabang populasi terfokus kesehatan masyarakat yang memantau diet,
status gizi dan kesehatan, dan program pangan dan gizi, dan memberikan peran
gizi kesehatan masyarakat yang disarankan oleh para pemimpin nasional dan
internasional dilapangan. Gizi istilah dalam kesehatan masyarakat mengacu pada gizi
sebagai komponen dari cabang kesehatan masyarakat , gizi dan kesehatan masyarakat
berkonotasi koeksistensi gizi dan kesehatan masyarakat, dan gizi masyarakat mengacu
pada cabang kesehatan masyarakat yang berfokus pada promosi kesehatan individu,
program berbasis masyarakat yang disesuaikan dengan kebutuhan yang unik dari
komunitas yang berbeda dan populasi. Gizi masyarakat meliputi program promosi
kesehatan, inisiatif kebijakan dan legislatif, pencegahan primer dan sekunder, dan
Program pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu
program pelayanan kesehatan dasar. Pelayanan KIA menjadi tolok ukur dalam Standar
Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan dan memiliki 10 (sepuluh) indikator
80%;
80%;
10. Persentase cakupan bayi BBLR yang ditangani dengan target 100%.
akibat kematian ibu dan anak adalah Making Pregnancy Safer/MPS (Gerakan Nasional
Kehamilan yang aman) yang terfokus pada 3 (tiga) pesan kunci yaitu (Depkes RI, 2001):
di Indonesia. Untuk mencapai hal tersebut di atas dilakukan melalui 4 (empat) strategi
utama yaitu :
1. Meningkatkan akses dan cakupan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru
Gizi buruk terjadi akibat dari kekurangan gizi tingkat berat, yang bila
gizi balita sehingga meningkat status gizinya sampai mencapai gizi baik,
semakin berat kondisinya (Depkes RI, 2006). Sasaran kegiatan ini adalah
Sasaran kegiatan ini adalah petugas gizi puskesmas. Kegiatan ini dapat
APN. Sasaran kegiatan kualifikasi pasca APN yaitu bidan yang sudah
melakukan APN.
(SDIDTKB)
hasil yang lebih baik. Pelatihan SDIDTKB dengan sasaran bidan desa,
diharapkan meningkatkan kemampuan bidan desa dalam melakukan
Kegiatan ini bertujuan agar terlacaknya bailta gizi buruk sehingga segera
yang menyebabkan balita gizi kurang dan gizi buruk. Salah satu upaya
(LILA) <23,5 cm. Ibu hamil KEK cenderung untuk melahirkan BBLR,
(PPGDON)
neonatus yang apabila tidak segera ditangani akan berakibat kematian ibu
dan janinnya. Kasus ini menjadi penyebab utama kematian ibu dan bayi
puskesmas.
P4K adalah suatu kegiatan yang difasilitasi oleh bidan di desa dalam
pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir (Kemenkes RI, 2010).
terjadi lagi kasus sama dimasa yang akan datang (Kemenkes RI, 2010).
dalam tata laksana balita sakit yang datang di pelayanan kesehatan baik
desa.
(SDIDTKB)
Sasaran kegiatan ini yaitu anak balita dan anak prasekolah. Kegiatan ini
keterampilan petugas kesehatan dan ibu balita dalam pola asuh anak
kegiatan ini adalah petugas anak, bidan desa dan ibu balita.
18. Pelatihan supervisi fasilitatif bagi dokter, bidan dan petugas anak
Sasaran kegiatan ini adalah dokter, bidan dan petugas anak. Pelatihan ini
19. Pelayanan kesehatan akibat gizi buruk pada balita keluarga miskin (gakin)
yang tepat pada balita gizi buruk sehingga dapat menurunkan angka gizi
minum pada bayi; asfiksia pada bayi; gangguan nafas pada bayi, kejang
pada bayi baru lahir; infeksi neonatal. (Depkes RI, 2008c). Sasaran dalam
Sasaran pelatihan kelas ibu hamil yaitu petugas kesehatan dengan tujuan
pelaporan MTBS.
data dan informasi tersedia dengan akurat dan valid tentang PWS anak,
25. Pelatihan Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan asfiksia
Bayi dengan berat lahir rendah dan asfiksia mempunyai resiko kematian
hamil. Petugas yang dilatih dalam pertemuan ini yaitu bidan penanggung
pelayanan terhadap ibu hamil, bersalin dan nifas dan bayi baru lahir
dapat tercapai.
29. Pembinaan gizi bagi WUS dan ibu hamil Kegiatan dengan sasaran
WUS dan ibu hamil ini bertujuan untuk meningkatkan status gizi WUS
PMT kepada ibu hamil KEK dan balita gizi kurang tetapi juga setelah
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi
masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan kesehatan terutama untuk ibu hamil
dan anak balita. Keaktifan keluarga dalam setiap posyandu tentu akan berpengaruh pada
status gizi anak balitanya karena salah satu tujuan posyandu adalah memantau
peningkatan status gizi masyarakat terutama anak balita dan ibu hamil (Adisasmito,
2007).
Prinsip dasar posyandu menurut syafrudin, (2012) :
a. Pos pelayanan terpadu merupakan usaha masyarakat dimana terdapat perpaduan
sektoral.
c. Kelembagaan masyarakat ( pos desa, kelompok timbang/pos timbang, pos
RI, 2006):
a. Mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), anak balita dan angka
kelahiran.
b. Mempercepat penurunan AKI (Angka Kematian Ibu), Ibu hamil dan nifas.
c. Mempercepat diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS).
d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan di Posyandu adalah bayi (usia kurang dari 1 tahun) anak balita (usia
1-5 tahun), ibu hamil, ibu menyusui dan wanita PUS (pasangan usia subur).
Sasaran Posyandu meliputi:
a. Bayi berusia kurang dari 1 tahun
b. Anak balita usia sampai 5 tahun
c. Ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu nifas
d. Wanita Usia Subur
Menurut Kemenkes (2011), manfaat Posyandu adalah:
a. Bagi Masyarakat
1) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan
Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian Balita
(AKB).
2) Memperoleh layanan secara professional dalam pemecahan masalah
primer.
2) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan masalah
kesehatan dan sosial dasar lainnya, terutama yang terkait dengan upaya
2.5 KB
2.5 PUS
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keperawatan komunitas adalah suatu bidang perawatan khusus yang merupakan
gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan merupakan
bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan dalam
meningkatkan derajat kesehatan, penyempurnaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik,
rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, dan ditujukan kepada
individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat
secara keseluruhan.
Komunitas sebagai klien yang dimaksud termasuk kelompok risiko tinggi, antara lain:
orang yang tinggal di daerah terpencil, daerah rawan, daerah kumuh, dll. Lingkup praktik
keperawatan komunitas berupa asuhan keperawatan langsung dengan fokus pemenuhan dasar
kebutuhan dasar komunitas yang terkait kebiasaan/prilaku dan pola hidup tidak sehat sebagai
akibat ketidakmampuan masyarakat beradaptasi dengan lingkungan internal dan eksternal.
Asuhan keperawatan komunitas menggunakan pendekatan proses keperawatan komunitas,
yang terdiri dari pengkajian, perencanaan, dan evaluasi dengan entry poin pada individu,
keluarga, kelompok atau komunitas.
1.2 Saran
1.2.1 Institusi Pendidikan
Semoga makalah ini dapat menjadi sumber ilmu yang baru bagi mahasiswa ilmu
keperawatan.
3.2.2 Bagi Mahasiswa
Semoga dengan makalah ini mahasiswa bisa memahami dan mempelajari lebih
dalam lagi tentang keperawatan komunitas.
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Ferry. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam
Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika
Henny, Achjar Komang Ayu . 2011 . Asuhan Keperawatan Komunitas : Teori dan Praktek.
Jakarta : EGC