1. Hipertensi
2. Diabetes
3. Obesitas
4. Osteoporosis
5. Depresi
6. Keracunan makanan/minuman
7. Sariawan
8. Rematik
Sampah, kotoran yang menumpuk, drainase yang kotor serta ventilasi/lubang untuk pertukaran udara di
dalam rumah yang buruk bisa menjadi sebab timbulnya penyakit. Lingkungan yang sehat dapat
mencegah penularan penyakit.
Biasakanlah untuk mencuci tangan sebelum melakukan aktivvitas lain, seperti saat mau makan. Tangan
menjadi media perantara kuman maupun mikroorganisme yang lain. Saat kita tanpa sengaja memgang
bekas ludah atau kotoran, maka penyakit dengan mudah tertular.
Membiasakan diri untuk melakukan kegiatan rutin dengan berolahraga membantu meningkatkan daya
tahan tubuh. Istirahat yang cukup mendukung tubuh agar tetap bugar. Pola makan yang
seimbang.Perlunya mengatur pola makan, terutama menu makanan yang sehat. Hindari makanan yang
beresiko terhadap kesehatan seperti minuman bersoda, makanan ringan/snack yang banyak
mengandung MSG dan sebagainya.
Nikmati hidup dengan selalu berpikir positif. Mulai melakukan pendekatan terhadap agama serta tidak
melakukan pergaulan bebas. Setialah pada satu pasangan Anda
Pemberian imunisasi.
Sejak BALITA diberikan imunisasi lengkap untuk mencegah penularan penyakit. Perkuat daya tahan
tubuh dengan makan makanan yang bergizi dan pola hidup yang sehat karena umumnya penyakit
menular menyerang sistem kekbalan tubuh. Artinya, walaupun telah diimunisasi, saat badan lemah bisa
saja tertular.
PENDAHULUAN
Istilah epidemiologi pada penyakit tidak menular(PTM) mempunyai kesamaan arti dengan:
1. Penyakit Kronik
Penyakit kronik dapat dipakai untuk PTM karena kelangsungan PTM biasanya bersifat
kronik/menahun/lama namun ada juga yang sifatnya berlangsung mendandak/akut misalnya keracunan
masyarakat jadi disebutkan Berdasarkan perjalanannya penyakit dapat dibagi menjadi :
* Akut
* Kronis
Sebutan penyakit non infeksi dipakai karena penyebabnya PTM biasanya bukan mikro-organisme,
namun bukan berarti tidak ada peranan mikro-organisme dalam terjadinya PTM, untuk itu dapat dilihat.
Berdasarkan sifat penularannya dapat dibagi menjadi :
* Menular
* Tidak Menular
Hal ini disebabkan PTM dianggap dapat menularka, yaitu melalui gaya hidup (life style). Gaya hidup
dalam dunia moderen dapat menular dengan caranya sendiri, Gaya hidup di dalamnya dapat
menyangkut pola makan, kehidupan sosial, kehidupan seksual dan komunikasi global
4. Proses terjadinya penyakit merupakan interaksi antara agen penyakit, manusia (Host) dan lingkungan
sekitarnya.
* Untuk penyakit menular, proses terjadinya penyakit akibat interaksi antara : Agent penyakit
(mikroorganisme hidup), manusia dan lingkungan
* Untuk penyakit tidak menular proses terjadinya penyakit akibat interaksi antara agen penyakit (non
living agent), manusia dan lingkungan.
5. Penyakit Degeneratif
Disebut juga sebagai penyakit degeneratif karena kejadiannya berkaitan dengan proses
degenerasi/ketuaan sehingga PTM banyak ditemukan pada usia lanjut
6. Kepentingan :
* Penyakit-penyakit tidak menular yang bersifat kronis sebagai penyebab kematian mulai menggeser
kedudukan dari penyakit-penyakit infeksi
* Penyakit tidak menular mulai meningkat bersama dengan life-span (pola hidup) pada masyarakat.
* Life – span meningkat karena adanya perubahan-perubahan didalam : kondisi sosial ekonomi, kondisi
hygiene sanitasi, meningkatnya ilmu pengetahuan, perubahan perilaku
* Cancer
* Cerebrovasculer Disease
Disease
* Cirrhosis Hepatis
* Diabetes Melitus
2. Penyakit yang termasuk dalam special – interest , banyak menyebabkan masalah kesehatan tapi
jarang frekuensinya (jumlahnya), yaitu :
* Osteoporosis
* Mental retardasi
* Epilepsi
* Lupus Erithematosus
* Collitis ulcerative
3. Penyakit yang termasuk akan menjadi perhatian yang akan datang, yaitu :
* Defisiensi nutrisi
* Akloholisme
* Ketagihan obat
* Penyakit-penyakit mental
FAKTOR-FAKTOR RESIKO
1. Faktor resiko untuk timbulnya penyakit tidak menular yang bersifat kronis belum ditemukan secara
keseluruhan,
* Untuk setiap penyakit, faktor resiko dapat berbeda-beda (merokok, hipertensi, hiperkolesterolemia)
* Satu faktor resiko dapat menyebabkan penyakit yang berbeda-beda, misalnya merokok, dapat
menimbulkan kanker paru, penyakit jantung koroner, kanker larynx.
* Untuk kebanyakan penyakit, faktor-faktor resiko yang telah diketahui hanya dapat menerangkan
sebagian kecil kejadian penyakit, tetapi etiologinya secara pasti belum diketahui
2. Faktor-faktor resiko yang telah diketahui ada kaitannya dengan penyakit tidak menular yang bersifat
kronis antara lain :
* Tembakau
* Alkohol
* Kolesterol
* Hipertensi
* Diet
* Obesitas
* Aktivitas
* Stress
* Pekerjaan
* life style
* Sexual Behavior
* Obat-obatan
Telah dijelaskan diatas bahwa penyakit tidak menular terjadi akibat interaksi antara agent (Non living
agent) dengan host dalam hal ini manusia (faktor predisposisi, infeksi dll) dan lingkungan sekitar (source
and vehicle of agent)
1. Agent
1) Kimiawi
2) Fisik
3) Mekanik
4) Psikis
b. Agent penyakit tidak menular sangat bervariasi, mulai dari yang paling sederhana sampai yang
komplek (mulai molekul sampai zat-zat yang komplek ikatannya)
c. Suatu penjelasan tentang penyakit tidak menular tidak akan lengkap tanpa mengetahui spesifikasi dari
agent tersebut
d. Suatu agent tidak menular dapat menimbulkan tingkat keparahan yang berbeda-beda (dinyatakan
dalam skala pathogenitas)
Pathogenitas Agent : kemampuan / kapasitas agent penyakit untuk dapat menyebabkan sakit pada host
e. Karakteristik lain dari agent tidak menular yang perlu diperhatikan antara lain :
a. Dapat didefinisikan sebagai organisme hidup, benda mati (tanah, udara, air batu dll) dimana agent
dapat hidup, berkembang biak dan tumbuh dengan baik.
b. Pada umumnya untuk penyakit tidak menular, reservoir dari agent adalah benda mati.
c. Pada penyakit tidak menular, orang yang terekspos/terpapar dengan agent tidak berpotensi sebagai
sumber/reservoir tidak ditularkan.
a. Fase Kontak
1) Lamanya kontak
2) Dosis
3) Patogenitas
c. Fase Subklinis
d. Fase Klinis
Agent penyakit telah menimbulkan reaksi pada host dengan menimbulkan manifestasi (gejala dan
tanda).
Melalui sistem pernafasan, sistem digestiva, sistem integumen/kulit dan sistem vaskuler.
Dengan mengetahui faktor resiko dalam terjadinya penyakit maka dapat digunakan untuk:
1. Prediksi
untuk meramalkan kejadian penyakit misalnya perokok berat mempunyai resiko 10 kali lebih besar
untuk terserang Ca Paru dari pada bukan perokok
2. Penyebab
Kejelasan dan beratnya suatu faktor resiko dapat ditetapkan sebagai penyebab suatu penyakit dengan
syarat telah menghapuskan faktor-faktor pengganggu (Confounding Factors)
3. Diagnosos
4. Prevensi
Jika suatu faktor resiko merupakan penyebab suatu penyakit tertentu, maka dapat diambil tindakan
untuk pencegahan terjadinya penyakit tersebut.
Disesuaikan dengan riwayat alamiah penyakit, maka tindakan preventif terhadap penyakit secara garis
besar dapat dikategorikan menjadi :
Epidemiologi berusaha untuk mempelajari distribusi dan faktor-fotor yang mempengaruhi terjadinya
PTM dalam masyarakat. Untuk itu diperlukan pendekatan metodologik, yaitu dengan melakukan
berbagai penelitian.
Sebagaimana umumnya penelitian epidemiologi untuk PTM dikenal juga adanya penelitian
observasional dan eksperimental. Hanya saja karena berlangsung lama, maka umumnya penelitian PTM
merupakan penelitian observasional dengan jenis :
A. Penelitian Cross-Sectional
C. Penelitian Kohort