Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

KORELASI ANTARA LUAS LAHAN PANEN KACANG-KACANGAN TERHADAP


LUAS LAHAN PER KECAMATAN PADA KABUPATEN BERAU TAHUN 2017

Mata Kuliah: Teknik Analisa Kuantitatif

Dosen Pengampu:

Mega Ulimaz, S.T., M.T.


Muhammad Rizky Pratama, S.T., M.T.

Disusun Oleh:
Cintiya 08171009

Pavita Almira Natani 08171059


Rifky Budiono 08171067

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN


BALIKPAPAN
2019
I. PENDAHULUAN

Sejak dahulu kala hingga sekarang manusia dalam menjalani kehidupan dipastikan
membutuhan sandang dan pangan yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari
agar hidup pun sejahtera pula. Oleh karna itu pada zaman purba atau zaman batu dilakukannya
bercocok tanam, hal tersebut lah yang hingga zaman era modern ini dilakukan dan tak
mengenal di Negara manapun pasti dilakukan tak terkecuali Negara Indonesia. Tetapi semakin
berkembangnya zaman, luas akan lahan untuk bercocok tanam pun semakin melebar dan
semakin banyaknya variasi tumbuh-tumbuhan maka beberapa lahan pun terbagi-bagi sesuai
dengan tanaman yang di akan di tanam. Selain untuk pembagian lahan sesuai tanaman, tanaman
pun disesuaikan dengan keococokan tanah yang akan di tanami tumbuhan agar panennya
berhasil.

Salah satu kabupaten di Indonesia yaitu, Kabupaten Berau yang memiliki luas sebesar
433.127 km² yang terbagi dalam 13 kecamatan dan wilayahnya pun memiliki luas lahan untuk
bercocok tanam perkecamatan yang berbeda-beda, contohnya antara lain luas lahan panen
kacang tanah, luas lahan panen kacang hijau, dan luas lahan panen kacang kedelai yang
berbeda-beda di setiap kecamatan. Hal tersebut dikarenakan tiap kecamatan memiliki kondisi
fisik, sosial dan ekonomi yang berbeda-beda. Hasil akan panen kacang-kacangan tersebutpun
dapat berpengaruh dengan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Berau tersebut. Maka dari itu,
dibutuhkannya data luasan lahan panen di setiap kecamatan agar diketahui sumber daya
alamnya sebesar apa beserta persebarannya.

II. TUJUAN
Adapun tujuan untuk mengerjakan laporan ini ialah antara lain
1. Mengetahui ciri data berupa mean, median, modus, standar deviasi, dan variasi dari luas
lahan dan luas lahan panen per kecamatan di Kabupaten Berau tahun 2017.
2. Mengetahui persebaran data luas lahan dan luas lahan panen kacang-kacangan per
kecamatan pada Kabupaten Berau tahun 2017.
3. Melihat korelasi antara kecamatan terhadap luas lahan dan luas lahan panen kacang-
kacangan per kecamatan pada Kabupaten Berau tahun 2017.

III. PROSES DAN HASIL ANALISIS


3.1 Data

Variabel yang digunakan pada laporan praktikum statistik deskriptif menggunakan


SPSS ini adalah berupa nama kecamatan pada Kabupaten Berau tahun 2017, luas lahan per
kecamatan pada Kabupaten Berau tahun 2017, serta data luas lahan hasil panen kacang-
kacangan (kacang kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau) per kecamatan pada Kabupaten
Berau tahun 2017. Data pada variabel tersebut diperoleh dari Kabupaten Berau dalam Angka
2018 oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Berau. Berikut merupakan gambar data yang
digunakan pada laporan praktikum ini.

Gambar 3.1 Luas Lahan per Kecamatan di Kabupaten Berau


Sumber: Kabupaten Berau dalam Angka 2018
Gambar 3.2 Luas Lahan Panen Kacang-Kacangan per Kecamatan di Kabupaten Berau
Sumber: Kabupaten Berau dalam Angka 2018

3.2 Proses

Sebelum melakukan analisis, data harus diolah terlebih dahulu agar dapat diperoleh
hasil analisis “Rasio Luas Lahan Panen Kacang-Kacangan Terhadap Luas Lahan per
Kecamatan di Kabupaten Berau Tahun 2017”. Oleh karena itu, digunakanlah aplikasi SPSS
dengan langkah- langkah sebagai berikut.

1. Mengatur Variabel pada Variable View


Pada halaman awal, pilih halaman variable view, kemudian isi kolom sesuai
dengan data yang dibutuhkan.
1). Name diisi dengan variabel yang ingin digunakan. Nama yang dimasukkan tidak
boleh menggunakan spasi. Contohnya Luas_Lahan.
2). Type diatur sesuai dengan tipe data yang ingin dimasukkan pada halaman data
view. Jika yang ingin diinput adalah nama kecamatan maka type diisi string karena data
berupa huruf. Sedangkan untuk luas lahan diatur menjadi numeric karena data dalam
bentuk angka.
3). Width diatur sesuai dengan huruf/angka terpanjang dalam kalimat pada data yang
akan di input pada halaman data view. Misalnya nama kecamatan terpanjang adalah
Talisayan yang terdiri dari 9 huruf, maka width diatur menjadi sembilan.
4). Decimals dapat diatur menjadi nol jika dalam pengisian angka tidak membutuhkan
angka desimal.
5). Label diisi sesuai dengan nama variabel yang ingin ditampilkan pada output.
6). Measure diatur sesuai dengan jenis skala pengukuran data yang diinput. Misalnya
nama kecamatan, maka measure diatur menjadi nominal.
Variabel diatur seperti pada gambar berikut ini.

Gambar 3.3 Tampilan Pengaturan Variabel pada Variable View


Sumber: SPSS, 2019
2. Input Data pada Data View
Dari variable view, pindah ke halaman data view. Kemudian input data sesuai dengan
variabel yang tertera, seperti gambar berikut.

Gambar 3.4 Tampilan Penginputan Data pada Data View


Sumber: SPSS, 2019
3. Melakukan Analisis Descriptive Statistics: Frequencies
1). Pada bar klik analyze>descriptive statistics>frequencies.
Gambar 3.5 Tampilan Descriptive Statistics: Frequencies pada Bar Analysis
Sumber: SPSS, 2019

Gambar 3.6 Tampilan Frequencies


Sumber: SPSS, 2019
2). Pada frequencies, pilih variabel yang ingin dianalisis ke variable(s). Dalam hal ini,
Luas_Lahan, Luas_Panen_KKedelai, Luas_Panen_Ktanah, serta Luas_Panen_KHijau.
Gambar 3.7 Tampilan Variabel pada Frequencies
Sumber: SPSS, 2019
3). Setelah memilih variabel, klik statistics. Pilih mean, median, mode, std. deviation,
variance, range, minimum, serta maximum. Lalu klik continue.

Gambar 3.8 Tampilan Frequencies Statistics


Sumber: SPSS, 2019
4). Klik charts, kemudian pilih histograms. Lalu klik continue.
Gambar 3.9 Tampilan Frequencies Statistics
Sumber: SPSS, 2019
5). Setelah diatur kemudian klik ok. Akan muncul halaman output yang menampilan
hasil analisis.

Gambar 3.10 Tampilan Output dari Analisis Frequencies


Sumber: SPSS, 2019
4. Melakukan Analisis Descriptive Statistics: Crosstabs
1). Pada bar klik analyze>descriptive statistics>crosstabs.
Gambar 3.11 Tampilan Descriptive Statistics: Crosstabs pada Bar Analysis
Sumber: SPSS, 2019
2). Pada crosstabs, pilih variable yang ingin dianalisis pada row(s) dan coloum(s).
Dalam hal ini, variabel Kecamatan pada row(s), dan variabel sisanya pada coloum(s).

Gambar 3.12 Tampilan Variabel pada Crosstabs


Sumber: SPSS, 2019
3). Setelah diatur kemudian klik ok. Akan muncul halaman output yang menampilan
hasil analisis.
Gambar 3.13 Tampilan Output dari Analisis Crosstabs
Sumber: SPSS, 2019

3.3 Hasil Analisis

Berdasarkan input data yang telah diolah menggunakan aplikasi SPSS,


maka dihasilkan output data sebagai berikut.

Tabel 3.1 Ukuran Pemusatan Data Luas Panen di Kabupaten Berau Tahun 2017

Sumber: Analisis Penulis, 2019

Dari tabel tersebut dapat diketahui terdapat 13 data yang valid. Nilai rata-rata Luas
Lahan, Luas Panen Kacang Kedelai, Luas Panen Kacang Tanah dan Luas Panen Kacang Hijau
masing masing sebesar 2625.15, 20.77, 12.46 dan 3.62. Sementara nilai median pada tiap
variabel yaitu 2372, 16, 13 dan 0. Selain itu nilai modus untuk variabel Luas Lahan adalah 24
dikarenakan merupakan nilai terkecil diantara data lainnya. Sedangkan untuk variabel Luas
Panen Kacang Kedelai, Kacang Tanah dan Kacang Hijau nilai yang paling banyak muncul
adalah 0, karena banyak kecamatan yang tidak memiliki lahan hasil panen kacang-kacangan
atau disebut bahwa lahan panennya o Ha. Adapun nilai standar deviasi masing-masing variabel
ialah 1803.065, 22.539, 11.580 dan 4.805 dimana dapat disimpulkan bahwa yang paling
mendekati nilai mean atau nilai rata-rata ialah variabel Luas Panen Kacang Hijau karena
memiliki simpangan terkecil dan yang memiliki rentang variasi data terbanyak ialah variabel
Luas Lahan karena memiliki simpangan terbesar. Selanjutnya, masing-masing variabel akan
dijabarkan lagi berdasarkan frekuensi dan persentasinya sebagaimana pada Tabel 3.2 berikut
ini.

Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Luas Lahan di Kabupaten Berau Tahun 2017

Sumber: Analisis Penulis, 2019

Berdasarkan tabel tersebut, dari total 13 jenis luas lahan (n) yang ada, dapat diketahui
frekuensi luas lahan sebanyak 13 kecamatan dengan luas lahan dari 24 Ha hingga 6135 Ha.
Selanjutnya tabel distribusi frekuensi Luas Panen Kacang Kedelai ditampilkan sebagai berikut.

Tabel 3.3 Distribusi Frekuensi Luas Panen Kacang Kedelai di Kabupaten Berau Tahun
2017
Sumber: Analisis Penulis, 2019

Berdasarkan Tabel 3.3, diketahui bahwa 5 dari 13 kecamatan yang valid memiliki nilai
0, artinya terdapat 5 kecamatan yang tidak memiliki lahan panen kacang kedelai. Sedangkan
terdapat 8 kecamatan lainnya yang memiliki luas panen masing-masing 7, 16, 25, 28, 38, 39,
49 dan 68 Ha. Selanjutnya tabel distribusi frekuensi Luas Panen Kacang Tanah ditampilkan
sebagai berikut.

Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Luas Panen Kacang Tanah di Kabupaten Berau Tahun
2017

Sumber: Analisis Penulis, 2019

Berdasarkan Tabel 3.4, diketahui bahwa 4 dari 13 kecamatan yang valid memiliki nilai
0, artinya terdapat 4 kecamatan yang tidak memiliki lahan panen kacang tanah. Selain itu
terdapat 2 kecamatan yang memiliki luas panen 15 Ha. Sedangkan 7 kecamatan lainnya
masing-masing memiliki luas lahan panen 5, 9, 13, 18, 23, 31 dan 33 Ha. Selanjutnya tabel
distribusi frekuensi Luas Panen Kacang Hijau ditampilkan sebagai berikut.

Tabel 3.5 Distribusi Frekuensi Luas Panen Kacang Hijau di Kabupaten Berau Tahun
2017

Sumber: Analisis Penulis, 2019

Berdasarkan Tabel 3.5, diketahui bahwa 7 dari 13 kecamatan yang valid memiliki nilai
0, artinya terdapat 7 kecamatan yang tidak memiliki lahan panen kacang hijau. Sedangkan 6
kecamatan lainnya masing-masing memiliki luas lahan panen 3, 5, 6, 9, 10 dan 14 Ha.
Selanjutnya histogram Luas Lahan ditampilkan sebagai berikut.

Gambar 3.18 Histogram Luas Lahan di Kabupaten Berau Tahun 2017

Sumber: Analisis Penulis, 2019


Berdasarkan hasil pengolahan data, terdapat 13 data berupa mean sebesar 2625.15
dengan standar deviasi sebesar 1803.065 untuk Luas Lahan di Kabupaten Berau di Tahun 2017.
Selanjutnya histogram Luas Panen Kacang Kedelai ditampilkan sebagai berikut.

Gambar 3.19 Histogram Luas Panen Kacang Kedelai di Kabupaten Berau Tahun 2017

Sumber: Analisis Penulis, 2019

Berdasarkan hasil pengolahan data, terdapat 13 data berupa mean sebesar 20.77 dengan
standar deviasi sebesar 22.539 untuk Luas Panen Kacang Kedelai di Kabupaten Berau di Tahun
2017. Selanjutnya histogram Luas Panen Kacang Tanah ditampilkan sebagai berikut.

Gambar 3.20 Histogram Luas Panen Kacang Tanah di Kabupaten Berau Tahun 2017

Sumber: Analisis Penulis, 2019


Berdasarkan hasil pengolahan data, terdapat 13 data berupa mean sebesar 12.46 dengan
standar deviasi sebesar 11.58 untuk Luas Panen Kacang Tanah di Kabupaten Berau di Tahun
2017. Selanjutnya histogram Luas Panen Kacang Hijau ditampilkan sebagai berikut.

Gambar 3.21 Histogram Luas Panen Kacang Hijau di Kabupaten Berau Tahun 2017

Sumber: Analisis Penulis, 2019

Berdasarkan hasil pengolahan data, terdapat 13 data berupa mean sebesar 3.52 dengan
standar deviasi sebesar 4.805 untuk Luas Panen Kacang Hijau di Kabupaten Berau di Tahun
2017. Selanjutnya tabel case processing summary setiap variabel ditampilkan sebagai berikut.

Tabel 3.6 Case Processing Summary dari Analisis Crosstabs

Sumber: Analisis Penulis, 2019


Berdasarkan tabel 3.6 diketahui bahwa semua data dari setiap variabel memiliki nilai
vaild 100%. Artinya tidak terdapat data yang terlewatkan dalam pengisian atau pengolahan data
tersebut. Selanjutnya tabel crosstabulation kecamatan dengan luas lahan ditampilkan sebagai
berikut.

Tabel 3.7 Crosstabulation Kecamatan dengan Luas Lahan di Kabupaten Berau Tahun
2017

Sumber: Analisis Penulis, 2019

Pada Tabel 3.7 yang berisi crosstabulation antara kecamatan dengan luas lahan di
Kabupaten Berau tahun 2017 ditunjukkan bahwa Kecamatan Batu Putih memiliki luas lahan
sebesar 1651 Ha, Kecamatan Biatan sebesar 1432, Kecamatan Biduk-Biduk sebesar 3003 Ha,
Kecamatan Gunung Tabur sebesar 1987 Ha, Kecamatan Kelay sebesar 6135 Ha, Kecamatan
Maratua sebesar 4119 Ha, Kecamatan Pulau Derawan sebesar 3859 Ha, Kecamatan Sambaliung
sebesar 2404 Ha, Kecamatan Segah sebesar 5166 Ha, Kecamatan Talabar sebesar 2373 Ha,
Kecamatan Talisayan sebesar 1798 Ha, Kecamatan Tanjung Redeb sebesar 24 Ha dan
Kecamatan Teluk Bayur sebesar 176 Ha. Selanjutnya tabel crosstabulation kecamatan dengan
luas panen kacang kedelai ditampilkan sebagai berikut.

Tabel 3.8 Crosstabulation Kecamatan dengan Luas Panen Kacang Kedelai di


Kabupaten Berau Tahun 2017
Sumber: Analisis Penulis, 2019

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa Kecamatan Biduk-Biduk, Maratua,


Pulau Derawan, Segah dan Tanjung Redeb tidak memiliki lahan panen kacang kedelai.
Sedangkan Kecamatan Kelay sebesar 7 Ha, Kecamatan Teluk Bayur sebesar 16 Ha, Kecamatan
Talisayan sebesar 25 Ha, Kecamatan Sambaliung sebesar 28 Ha, Kecamatan Talabar sebesar
38 Ha, Kecamatan Gunung Tabur sebesar 39 Ha, Kecamatan Batu Putih sebesar 49 Ha dan
Kecamatan Biatan sebesar 68 Ha. Selanjutnya tabel crosstabulation kecamatan dengan luas
kacang tanah ditampilkan sebagai berikut.

Tabel 3.9 Crosstabulation Kecamatan dengan Luas Panen Kacang Tanah di Kabupaten
Berau Tahun 2017

Sumber: Analisis Penulis, 2019


Berdasarkan Tabel 3.9 dapat diketahui bahwa Kecamatan Biduk-Biduk, Maratua, Pulau
Derawan, Segah dan Tanjung Redeb tidak memiliki lahan panen kacang tanah. Sedangkan
Kecamatan Kelay sebesar 7 Ha, Kecamatan Teluk Bayur sebesar 16 Ha, Kecamatan Talisayan
sebesar 25 Ha, Kecamatan Sambaliung sebesar 28 Ha, Kecamatan Talabar sebesar 38 Ha,
Kecamatan Gunung Tabur sebesar 39 Ha, Kecamatan Batu Putih sebesar 49 Ha dan Kecamatan
Biatan sebesar 68 Ha. Selanjutnya tabel crosstabulation kecamatan dengan luas kacang tanah
ditampilkan sebagai berikut.

Tabel 3.10 Crosstabulation Kecamatan dengan Luas Panen Kacang Hijau di Kabupaten
Berau Tahun 2017

Sumber: Analisis Penulis, 2019

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa Kecamatan Maratua, Pulau Derawan,
Sambaliung, Segah, Talabar, Tanjung Redeb dan Teluk Bayur tidak memiliki lahan panen
kacang hijau. Sedangkan Kecamatan Gunung Tabur sebesar 3 Ha, Kecamatan Batu Putih
sebesar 5 Ha, Kecamatan Talisayan sebesar 6 Ha, Kecamatan Kelay sebesar 9 Ha, Kecamatan
Biatan sebesar 10 Ha dan Kecamatan Biduk-Biduk sebesar 14 Ha.

IV. PENUTUP

Berdasarkan laporan praktikum tentang distribusi statistik, hasil analisis dapat


disimpulkan sebagai berikut.

1. Pada Kabupaten Berau tahun 2017, rata-rata luas lahan panen paling besar merupakan
lahan panen kacang kedelai yaitu sebesar 20,77 Ha yang menghasilkan persentase sekitar
0.79% jika dibandingkan dengan rata-rata luas lahan. Sedangkan rata-rata luas lahan panen
paling kecil merupakan lahan panen kacang hijau yaitu sebesar 3.62 Ha. Nilai tengah pada
masing-masing lahan bervariasi dengan nilai yang paling banyak muncul adalah 0 Ha untuk
semua luas lahan panen kacang-kacangan. Sedangkan luas lahan modusnya bernilai 24a. Selain
itu, pada standar deviasi, luas lahan panen kacang hijau memiliki data terkecil, yaitu 4,805,
yang artinya unit datanya memiliki nilai yang sangat berdekatan dan tidak memiliki banyak
variasi data. Lain halnya dengan luas lahan yang memiliki standar deviasi yang tinggi yaitu
sebesar 1803,065, memiliki unit data yang cukup berjauhan dan juga bervariasi.
2. Pada Kabupaten Berau tahun 2017, luas lahan yang dimiliki beragam. Paling kecil luas
lahan dimiliki oleh Kecamatan Tanjung Redub, yaitu sebesar 24 Ha. Sedangkan luas lahan
terbesar dimiliki oleh Kecamatan Kelay, yaitu sebesar 6135 Ha. Untuk luas lahan panen kacang
kedelai, terdapat lima kecamatan yang tidak memiliki lahan panen yaitu Kec. Biduk-Biduk,
Kec. Maratua, Kec. Pulau Derawan, Kec. Segah serta Kec. Tanjung Redeb. Sedangkan yang
memiliki luas lahan panen kacang kedelai terbesar adalah Kecamatan Biatan, yaitu sebesar 68
Ha. Pada luas lahan panen kacang tanah, terdapat empat kecamatan yang tidak memiliki luas
lahan panen yaitu Kec. Maratua, Kec. Pulau Derawan, Kec. Sambaliung, serta Kec. Tanjung
Redeb. Sedangkan yang memiliki luas lahan panen kacang tanha terbesar adalah Kecamatan
Talisayan yaitu sebesar 33 Ha. Yang terakhir, pada luas lahan panen kacang hijau terdapat
tujuh kecamatan yang tidak memiliki lahan panen kacang hijau yaitu Kec. Maratua, Kec. Pulau
Derawan, Kec. Sambaliung, Kec. Segah, Kec. Talabar, Kec. Tanjung Redeb, serta Kec. Teluk
Bayur. Luas lahan panen kacang hijau paling besar dimiliki oleh Kecamatan Biduk-Biduk yaitu
sebesar 14 Ha.
3. Pada Kabupaten Berau tahun 2017, kecamatan dengan luas lahannya masing-masing tidak
memiliki korelasi dengan besarnya luas lahan panen kacang-kacangan. Karena kecamatan yang
memiliki luas lahan yang cukup besar pun, seperti Kecamatan Maratua yang luas lahannya
sebesar 4119 Ha, tidak memiliki luas lahan panen kacang-kacangan sedikitpun.

V. DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Berau. 2018. Kabupaten Berau Dalam Angka 2018.
Berau: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Berau

Anda mungkin juga menyukai