2.1 Gambaran Umum Proyek Adapun gambaran umum proyek Pembangunan Jembatan Sungai Roraya Ruas Anese-Kapuwila di Kecamatan Andoolo Barat, Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebagai berikut: 2.1.1 Data Umum Proyek Nama Proyek : Pembangunan Jembatan Sungai Roraya Ruas Anese-Kapuwila Lokasi : Andoolo Barat, Kabupaten Konawe Selatan Nomor Kontrak : 600/01/kontrak/BM-PUTR/IX/2017 Tanggal Kontrak : Andoolo 31 juli 2018 Waktu : 1,110 Hari Kalender Nilai Kontrak : Rp. 19.806.700.000 Sumber Dana : APBD Tahun Anggaran : 2017 s/d 2020 Mulai Tanggal : 14 September 2017 Selesai Tanggal : 1 Maret 2020 Kontraktor : Pt. Tripolar Utama Sultra Konsultan : Cv.Rayan Teknik Konsultan Pihak penyedia jasa dengan menempatkan mahasiswa yang melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada pelaksanaan pekerjaan dinding penahan tanah Type Cantilever, sehingga pembahasan selanjutnya akan diarahkan hanya pada pekerjaan tersebut.
2.1.2 Data Teknis Proyek
Adapun data teknis pada Pekerjaan Pembangunan Jembatan Sungai Roraya Ruas Anise-Kapuwila yang dilakukan di kecamatan Andoolo Barat Konawe Selatan adalah sebagai berikut : Panjang Jembatan : 60 meter Lebar Jembatan : 10 meter Tinggi Jembaatan :11.25 meter Panjang Tiang Pancang :1.2 meter Tinggi abutmen :10.30 meter 2.2 Lokasi Proyek Lokasi proyek pada Pekerjaan Pembangunan Jembatan Sungai Roraya Ruas Anise-Kapuwila, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut :
Gambar 2.2 Site Plan Lokasi Proyek
2.3 Manajemen Proyek Manajemen proyek yaitu penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja, waktu, mutu dan keselamatan kerja. Dalam manajemen proyek, perlunya pengelolaan yang baik dan terarah karena suatu proyek memiliki keterbatasan sehingga tujuan akhir dari suatu proyek bisa tercapai (Alfian, October 2, 2013). Manajemen proyek erat kaitannya dengan pengelolaan atau pengendalian proyek dengan sebaik mungkin untuk mencapai hasil yang telah ditargetkan. Menurut Hidayat (2011) Beberapa hal yang dapat ditinjau dalam pengendalian proyek adalah : 2.3.1 Pengendalian Mutu Pengendalian mutu dilakukan terhadap bahan atau material struktur, peralatan kerja, pelaksanaan pekerjaan dan hasil pekerjaan dengan cara melakukan pengawasan dan pengukuran langsung di lapangan, perhitungan sebagai fungsi kontrol serta melakukan pengujian bahan baik di laboratorium maupun di lapangan. 2.3.2 Pengendalian Tenaga Kerja Penempatan tenaga kerja harus sesuai dengan jumlah dan kemampuannya yang dapat menunjang tercapainya efisiensi suatu pekerjaan agar target pekerjaan dapat terpenuhi. Pada pekerjaan pembangunan jembatan, seluruh pengadaan tenaga kerja diserahkan pada penyedia jasa yaitu PT.TRIPOLAR UTAMA SULTRA. Dengan mempekerjakan orang-orang yang pernah bekerja pada proyek sebelumnya dan dengan menjalin mitra baru di lokasi sekitar proyek dengan para pekerja yang sudah memiliki pengalaman dan keahlian. 2.3.3 Pengendalian Waktu Pengendalian Waktu berdasarkan time schedule pekerjaan. Dengan memperhatikan pekerjaan apa yang harus dikerjakan lebih dahulu sesai dengan tahap pekrjaan yang dapat dikerjakan bersamaan dan kapan harus dimulai. Sehingga dapat disesuaikan sebelum waktu pelaksanaan pekerjaan berakhir. 2.3.4 Pengendalian Biaya Pengendalian biaya adalah suatu usaha sistematik untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang system informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar dan tindakan yang diperlukan agar sumber daya yang digunakan secara efektif dan efisien dalam mencapai tujuan. Pengendalian biaya dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya yang telah dikeluarkan, baik dalam hal pembelian material maupun pembayaran gaji pekerja. Besarnya biaya yang telah dikeluarkan akan dibandingkan dengan pekerjaan yang telah dicapai sebagai kontrol dan evaluasi pengendalian biaya. 2.3.5 Pengendalian Teknis pengendalian teknis merupakan hal-hal yang bersifat fisik, yang berhubungan dengan tindakan dan teknis pelaksanaan. Pengendalian Teknis dilakukan dengan cara mengetahui perkembangan dan permasalahan di proyek melalui laporan kemajuan dan koordinasi proyek. Laporan tersebut dibuat dalam bentuk laporan harian, mingguan dan bulanan. 2.3.6 Pengendalian K3 Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja Menerapkan K3 dalam proses pelaksanaan pekerjaan sebagai salah satu cara pengendalian K3. Hal tersebut dilakukan agar tenaga kerja secara aman melakukan pekerjaannya, sehingga meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas pekerjaan. 2.4 Organisasi Penyelenggara Proyek Untuk menjamin pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan segala ketentuan yang ditetapkan dan tepat pada waktunya, maka dibentuklah badan- badan hukum dan susunan struktur organisasi Pekerjaan Pembangunan jembatan, paket Pekerjaan Pembangunan Jembatan Sungai Roraya Ruas Anese-Kapuwila, Kecamatan Andoolo Barat, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. dimana unsur-unsur yang terlibat langsung dalam menangani kegiatan tersebut adalah : Pemilik Proyek (owner); Konsultan perencana (consultant/designer); Konsultan pengawas (direksi/supervisor); Pelaksana (contractor). Semua unsur organisasi tersebut memiliki fungsi dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Dalam pelaksanaannya diharapkan saling terkait satu sama lainnya, sehingga dalam pelaksanaan pekerjaan akan memperoleh hasil yang sebaik-baiknya. 2.4.1 Pemilik Proyek/Owner Pemilik proyek (Owner) adalah pihak yang memiliki gagasan untuk membangun, baik secara perorangan (Individu) atau badan hukum seperti wakil dari suatu perusahaan atau organisasi swasta maupun wakil suatu dinas atau jabatan. Owner pada proyek Pekerjaan Pembangunan Jembatan Sungai Roraya Ruas Anese-Kapuwila, Kecamatan Andoolo Barat, Kabupaten Konawe Selatan adalah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Bina Marga. Adapun tugas dari pemilik proyek menurut Ahadi (2010) antara lain : a) Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan proyek b) Mengadakan kegiatan administrasi proyek c) Memberikan tugas kepada kontraktor untuk melaksanakan pekerjaan proyek d) Meminta pertanggung jawaban kepada konsultan pengawas e) Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontraktor f) Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan.
Sedangkan tanggung jawab owner adalah sebagai berikut:
a) Membuat surat perintah kerja (SPK). b) Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan. c) Meminta pertanggungjawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil pekerjaan konstruksi. d) Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak dapat melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan isi surat perjanjian kontrak. 2.4.2 Konsultan CV.Rayan Teknik Konsultan bertindak sebagai Konsultan perencana sekaligus Konsultan Pengawas. Keduanya ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan perencanaan sekaligus pengawasan berdasarkan keahlian pada Pekerjaan Pembangunan Jembatan Sungai Roraya Ruas Anese-Kapuwila, Kecamatan Andoolo Barat, Kabupaten Konawe Selatan. Tugas Konsultan Perencana antara lain : a) Mengadakan penyesuaian keadaan lapangan dengan keinginan pemilik bangunan. b) Membuat gambar kerja pelaksanaan. c) Membuat rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan bangunan (RKS) sebagai pedoman pelaksanaan. d) Membuat RAB. e) Memproyeksikan keinginan atau ide owner ke dalam desain. f) Melakukan perubahan desain bila terjadi penyimpangan pelaksanaan pekerjaan di lapangan yang tidak memungkinkan desain terwujud. g) Mempertanggungjawabkan desain dan perhitungan struktur jika terjadi kegagalan konstruksi.
Tanggung jawab konsultan perencana adalah sebagai berikut:
a) Mempertahankan desain dalam hal adanya pihak – pihak pelaksana bangunan yang melaksanakan pekerjaan tidak sesuai dengan rencana. b) Menentukan warna dan jenis material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Sedangkan tugas konsultan pengawas adalah sebagai berikut :
a) Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja. b) Melaksanakan pengawasan secara rutin pada pelaksanaan proyek. c) Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dilihat pemilik proyek. d) Memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan. e) Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek. f) Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek yang diusulkan oleh kontraktor dengan tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang dibuat.
Tanggung jawab konsultan pengawas adalah sebagai berikut :
a) Memperingatkan atau menegur pihak pelaksanaan pekerjaan jika terjadi penyimpangan terhadap kontrak kerja. b) Menghentikan pelaksanaan pihak pekerjaan jika pelaksana proyek tidak memperhatikan peringatan yang diberikan. c) Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek. d) Konsultan pengawas berhak memeriksa gambar shopdrawing pelaksana proyek. e) Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan (site instruction). f) Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontaktor agar sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya. 2.4.3 Kontraktor PT.Tripolar Utama Sultra adalah pihak yang ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan dalam Pekerjaan Pembangunan Jembatan Sungai Roraya Ruas Anese-Kapuwila, Kecamatan Andoolo Barat, Kabupaten Konawe Selatan. Tugas dan Tanggung jawab kontraktor pelaksana yaitu : a) Proses pengerjaan dan pelaksanaan konstruksi harus sesuai dengan rencana spesifikasi dan peraturan yang telah disebutkan dalam surat perjanjian. Dengan cara ini maka pihak klien dapat terlindungi jika terjadi kesalahan atau ketidaksesuaian dari pihak kontraktor. b) Membuat laporan kemajuan dari proyek yang sedang dikerjakan. Laporan ini dibuat dalam bentuk laporan harian, laporan mingguan, dan laporan bulanan serta ditujukan kepada pemilik proyek. Dalam isi laporan tersebut, dapat dilaporkan mengenai pelaksanaan pekerjaan, jumlah tenaga kerja, kemajuan proyek, dan adanya pengaruh cuaca pada saat proses pengerjaan. c) Keterlaksanaan jadwal kerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya sehingga proses pengerjaan bangunan dapat berjalan lancar dan selesai tepat waktu. d) Melakukan penyediaan bahan atau material, tenaga kerja yang profesional dan terampil serta tempat yang diperlukan untuk mendukung kelancaran proses pembangunan. e) Dalam proses pengerjaan proyek maka pihak kontraktor harus selalu menjaga semua peralatan yang digunakan agar tetap dalam kondisi yang layak sehingga dapat memperlancar proses pengerjaan proyek pembangunan.
2.5 Hubungan Kerja
Dalam pelaksanaan sebuah proyek, tiap pihak mempunyai wewenang dan tanggung jawab sesuai dengan fungsinya. Hubungan kerja antara pihak-pihak dari organisasi yang terlibat dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu : 2.5.1 Hubungan Kerja Secara Teknis
Pemilik Proyek/Owner
Kontraktoor Konsultan
Gambar 2.3 Hubungan Kerja Antara Organisasi Proyek
Keterangan : Garis Perintah Garis Koordinasi Garis perintah menunjukkan alur perintah yang mengalir dari pempinan organisasi ke unit di bawahnya, sedangkan untuk garis koordinasi menunjukkan hubungan kerja atau koordinasi antar unit organisasi yang ada.
2.5.2 Hubungan Kerja Secara Hukum
Kedudukan masing-masing pihak secara hukum adalah sama dan terikat dalam kontrak. Oleh karena itu seluruh pihak harus menjalankan tugas dan fungsinya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati bersama Pelaksanaan Pelelangan. Pelelangan adalah suatu sistem penawaran yang memberikan kesempatan kepada rekanan yang diundang untuk mengajukan penawaran biaya pekerjaan yang ditawarkan.