PENDAHULUAN
1
satu sama lain berdasarkan permintaan buyer. Hal inilah yang menjadi dasar
perlunya pengkajian lebih mendalam tentang proses pencampuran (blending) agar
diperoleh kualitas dari kadar alumina yang berbeda-beda dan sesuai dengan
permintaan buyer.
2
1.3.2 Instansi
1. Membangun silaturahmi dan kerjasama antar Politeknik Negeri
Ketapang dan Perusahaan.
2. Laporan praktek kerja lapangan III dapat bermanfaat bagi mahasiswa
baru dan menjadi audit internal kualitas pengajar.
1.3.3 Perusahaan
1. Menciptakan peluang kerjasama yang saling menguntungkan antara
kedua belah pihak, yaitu dapat menempatkan mahasiswa yang
berkompeten untuk mendapatkan pengalaman di perusahaan yang
bersangkutan.
2. Menjalin hubungan baik antara pihak perusahaan dan kampus.
1.4 Metodologi
Adapun metodologi yang digunakan dalam pengumpulan data adalah
sebagai berikut:
1. Studi Literatur
Studi Literatur merupakan teknik pengumpulan data dengan mencari
bahan-bahan pustaka yang menunjang, baik yang bersifat sebagai dasar
pengamatan maupun yang bersifat sebagai pendukung dan referensi yang
berkaitan dengan judul yang diambil dari jurnal ataupun buku. (Nazir:1988).
Studi Literatur dalam laporan Praktek Kerja Lapangan III meliputi referensi
yang berkaitan dengan metode blending yang diambil dari buku dan jurnal.
2. Pengamatan di lapangan (Observasi)
Pengamatan di lapangan (Observasi) merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara melakukan pengamatan secara langsung
pada suatu pekerjaan. (Suharsimi Arikunto:2015). Observasi dalam laporan
ini meliputi pengamatan dan pengambilan data dari kegiatan metode
blending.
3
3. Pengolahan data
Pengolahan data merupakan rangkaian perhitungan yang berhubungan
dengan pengamatan dan disajikan dalam bentuk tabel.(Siti Mariyaulfah:2016).
Data yang diolah dalam laporan ini adalah data simulasi blending.
4. Wawancara (interview)
Wawancara (interview) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan melalui proses tanya jawab dengan pihak – pihak yang terkait
langsung pada suatu pekerjaan. (Lerbin:1992). Dalam laporan ini hasil
wawancara dapat dilihat dari lembar wawancara (terlampir).
4
11. BAB IV DESKRIPSI DAN HASIL KEGIATAN
4.1 Deskripsi Kegiatan
4.2 Hasil Kegiatan
12. BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
13. DAFTAR PUSTAKA
14. LAMPIRAN
5
Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapangan III
Minggu
No Jadwal Kegiatan
1 2 3 4
Kedatangan di PT.CMI Tbk site Sandai, Pengenalan
1
dan Induksi
2 Pembekalan Materi
3 Pengambilan data
4 Pengolahan data
5 Penyusunan Laporan
6 Konsultasi dan Revisi
7 Presentasi
6
BAB II
GEOLOGI REGIONAL
2.1. Geomorfologi
Satuan Perbukitan Bergelombang Sedang - Tinggi. Satuan ini menempati
bagian barat dan tengah wilayah penyelidikan mengisi lembah-lembah berelevasi
topografi rendah di antara Satuan Perbukitan Terjal Bergelombang Kuat. Elevasi
topografi perbukitan tinggi berkisar 225- 375 mdpl, (lihat gambar 2.1)
2.2. Stratigrafi
Stratigrafi adalah studi batuan untuk menentukan urutan dan waktu kejadian
dalam sejarah bumi sedangkan regional berarti suatu wilayah.Maka stratigrafi
regional berarti studi batuan untuk menentukan urutan dan waktu kejadian dalam
sejarah bumi di suatu wilayah. Secara regional di daerah penyelidikan termasuk
dalam Peta Geologi Bersistem Lembar Ketapang, di mana formasi batuan
penyusun dari muda ke tua adalah sebagai berikut (E.Rustandi (GRDC) & F. De
Keyser (AGSO), 1993):
1. Endapan Aluvium (Qa)
Merupakan endapan permukaan Kuarter yang terdiri dari kerikil, pasir,
lanau, kadang-kadang gambut.Bersifat lepas.Umumnya mengisi daerah
pantai dan daerah aliran sungai besar.
2. Rombakan Lereng, Talus (Qs)
Berupa rombakan kerakal dan bongkah batuan yang kasar, berumur
Kuarter, menjemari dengan alluvium dan endapan rawa.
7
3. Basal Bunga (Kubu)
Terdiri dari batuan basalt berwarna hitam sampai kelabu tua dan pejal,
selain itu terdapat dasit, andesit kelabu kehijauan, lava, tufa litik-kristal dan
breksi gunungapi dimana pada alasnya terdapat batupasir sedang sampai
halus, diperkirakan berumur Kapur Akhir – Paleosen.Batuan ini tidak selaras
diatas Komplek Ketapang, Batuan Gunungapi Kerabai dan Granit Sukadana
serta menindih Granit Sangiyang.
4. Formasi Granit Sangiyang (Kusa)
Merupakan batuan beku pluton berkomposisi granitik alkali-feldspar
leukokratik. Batuan ini mengerobos formasi Granit Sukadana (Kus), Batuan
Gunung Api Kerabai (Kuk) dan mungkin juga menerobos Basal Bunga
(Kubu).
5. Formasi Granit Sukadana (Kus)
Merupakan batuan pluton; banyak mempunyai banyak jenis/tingkatan:
Monzonit Kuarsa, Monzogranit, Syenogranit dan Granit Alkali-Feldspar,
sedikit Syenit kuarsa, Monzodiorit Kuarsa dan Diorit kuarsa dan syenogranit,
langka diorit dan gabro, beberapa mengandung olivin retas dan urat aplit
tingkat akhir bersifat lokal; Macam-macam tingkatan kuarsa feldspar alkali
(umumnya pertit atau mikropertit) plagioklas (biasanya berlajur) biotit,
hornblenda, klinopiroksen, ortopiroksen, dan hasil ubahannya yang umum
berupa granit alkali-felspar mengandung ribekit dan atau arsvendosit; K-
felspar setempat-setempat terkaolinisasikan, terutama syenit kuarsa, dan
granit alkali felspar.
Metasomatis potas tingkat lanjut diperlihatkan oleh munculnya K-felsfar
dari dua generasi dalam beberapa batuan (satu yang terkaolinisasi lebih tua,
dan yang muda yang lebih segar yang setempat-setempat mengandung
mineral mafik dan mineral-mineral lainnya); Mineral mafik umumnya dalam
gumpalan, dan jelas adanya macam-macam kandungan mineral dalam satu
singkapan memberikan dugaan bahwa satuan ini berasal dari pencampuran
susunan magma.
8
Formasi ini menerobos dan secara termal mengubah Malihan Pinoh dan
Komplek Ketapang; dianggap menerobos Granit Belaban; menerobos dan
menindih batuan Gunung api Kerabai, dengan mana kelihatannya berkerabat;
diterobos oleh granit Sangiyang dan oleh retas–retas dan sill–sill mafik
sampai felsik, ditindih oleh Basal Bunga. Formasi ini terbentuk pada Kapur
Akhir.Batuan terobosan metalumina yang mengandung cukup soda dengan
sedikit kandungan paralumina dan jarang perakalin.Batuan Terobosan setelah
penunjaman.Jenis 1 kemungkian terjadi akibat leburan sumber batuan beku
basa yang terpecah di bagian bawah kerak.Penyebarannya meliputi
perbukitan dan rangkaian perbukitan di seluruh wilayah lembar peta
termaksuk kepulauan-kepulauan di sekitarnya.
6. Formasi Granit Laur (Kll)
Tersusun dari batuan monzogranit biotit-hornblenda, sedikit syeno-granit
biotit dan granodiolit hornblenda biotit.
7. Formasi Gunungapi Kerabai (Kuk)
Tersusun dari batuan piroklastik (abu, lapili, kristal, tufa kristal dan litik,
breksi gunung api dan aglomerat) umumnya berkomposisi Basaltik dan
Andesitik; mengandung mineral dolerit, trakhiandesit, krotofir kuarsa;
Beberapa berkomposisi dasitik, riodasitik dan riolitik umumnya terdapat
setempat-setempat; Terdapat terobosan dan lava porfiritik, umumnya pecah-
pecah, terubah secara hidrotermal dan terpotong oleh urat-urat klorit - epidot.
Susunan piroklastik tufa berwarna fresh hijau sampai kelabu, di mana
umumnya dalam keadaan lapuk memberikan bermacam-macam warna yaitu
coklat, merah dan kuning, terdapat mineral-mineral pofiroklas dari felspar
yang tersausuritisasi, hornblenda, augit, sedikit kuarsa, hipersten dan biotit,
sedikit olivin, fragmen batuan daripada batuan gunung api berbutir halus.
Formasi ini diendapkan secara tidak selaras di atas dan setempat-setempat
berjemari dengan Komplek Ketapang; tidak selaras dengan Formasi Granit
Laur, diterobos dan menindih Formasi Granit Sukadana yang terlihat
berkerabat; diterobos Granit Sangiyang; ditindih oleh Basal Bunga. Sebagian
sama dengan Basal Bunga. Terbentuk oleh proses gunungapi subaerial yang
9
berumur Kapur akhir-Paleosen; Ketebalan Tidak diketahui; Penyebarannya
meliputi seluruh bagian dataran lembar peta membentuk dataran rendah
diselatan tetapi naik sampai >1000 mdpl di bagian utara. (Pieters &
Sanyoto,1987; Komplek Mantan de Kenser & Rustandi,1989).
8. Komplek Ketapang (JKke)
Tersusun dari Batuan pesamit dan terlapis secara pelitik, terlapis sedang
sampai tipis, terubah secara beraneka ragam oleh malihan termal dan ubahan
hidrotermal: batulempung, batupasir halus-kasar dan lepungan yang serisitan
(setempat-setempat lanauan dan bersilang siur), arenit litik (Beberapa tufaan
atau mengandung pecahan batuan gunung api hasil ‘rework’). Serpih
(setempat-setempat pasiran), dan batusabak; Kadang-kadang gampingan
membentuk batuan kalk-silikat.Batuan terangkat dan terlipat, umumnya
dengan kemiringan antara 30 derajat sampai tegak. Terdapat fosil Mikroflora
Lanjut Caytonipollenites (Muller,1968; Albian Akhir-Cenomanian), dan satu
conto terlihat kaya akan sepon litistid yang mungkin berumur Jura. Satuan ini
terbentuk secara tidak selaras di atas Malihan Pinoh tetapi tak terlihat
kontaknya; Tidak selaras dan setempat-setempat berjemari dengan batuan
Gunung api Kerabai; Tidak selaras di bawah Basal Bunga; Diterobos oleh
Granit Sukadana dan Granit Sangiyang; kontak dengan Granit Belaban tidak
terlihat. Mungkin dapat disebandingkan dengan batupasir Kempari di
Ngataman. Berumur Jura- Kapur Akhir. Ketebalan tidak diketahui;
Penyebarannya meliputi wilayah tanah rendah yang secara topografi tidak
jelas bentuknya, tersebar di banyak wilayah lembar peta, termasuk Pulau
Cempedak, (van Bemmelen,1939; de Keyser & Rustandi,1989).
9. Batuan Malihan Pinoh (PzTRp)
Terdiri batuan kuarsit berwarna kelabu tua, terhablur ulang mengandung
anortit, kaya turmalin, genes klinopiroksin-hornblende, mengandung
klinozoisit dan skapolit, dan batuan migmatik; sekis mika dan kuarsit mika
dengan biotit porfiroblastik, andalusit, garnet, muskovit sekunder dan
turmalin local; sekis andalusit-mika. Batuan ini diperkirakan berumur
Paleozoik (?) – Trias (?), berada tidak selaras dibawah Komplek Ketapang,
10
diterobos dan termalihkan secara termal oleh Granit Sukadana. (lihat gambar
2.2 dan gambar 2.4).
11
Gambar 2.3 Geologi Regional site Sandai
(sumber: PT. Cita Mineral Investindo, Tbk Site Sandai)
12
Gambar 2.4 Stratigrafi Lembar Ketapang, Kalimantan Barat
(Sumber : Peta geologi regional oleh , E. Rustandi (GRDC) dan F. DE Keyser ( AGSO) 1993
13
2.3. Struktur Geologi
Seluruh Ketapang terletak dalam suatu sabuk magma Kapur yang ekstensif
yang menghasilkan Batholit Schwaner. Erosi telah membongkar banyak sekali
batuan asal, tetapi beberapa bagian atasnya yang tersebar, masih tersisa, sebagian
dari bagian batholit yang mempunyai batuan gunung api sebagai penutup. Batuan-
batuan yang tersingkap membuktikan fase-fase deformasi, proses magma, dan
atau proses malihan sebagai berikut:
1. Deformasi dan malihan regional (Perem-Trias);
2. Lokasi terobosan granit yang jelas (Jura Akhir);
3. Terobosan granit, dan malihan termal yang menyertai di wilayah lembar
peta kearah utara dan timur laut (Kapur Awal);
4. Terobosan granit disertai malihan termal (Kapur-Akhir), pengangkatan
regional dan volkanisma (menerus sampai Paleosen); dan terdapat
sumbat gunung api (Oligosen Miosen).
Struktur yang berkembang di daerah penyelidikan berupa sesar mendatar
yang memiliki arah umum timur laut – barat daya.Sesar dan kekar secara
umum berkembang di bagian barat. (lihat gambar 2.5.)
14
Gambar 2.5 Peta Struktur, Tektonik dan Proses Magma Regional Kalimantan Barat
Sumber : Peta Struktur, Tektonik dan Proses Magma Bammelen (1949)
15
BAB III
16
PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) berdiri pada tahun 1992 dengan nama
PT Cipta Panelutama sebagai perusahaan yang bergerak di bidang furnitur.
Setelah beroperasi selama 10 tahun, Perseroan mencatatkan sahamnya di Bursa
Efek Indonesia dengan kode saham CITA. Perjalanan CITA di bidang tambang
dimulai pada tahun 2005 ketika Perseroan melakukan penyertaan saham pada PT
Harita Prima Abadi Mineral yang bergerak di bidang pertambangan bauksit.
Seiring dengan diversifikasi usaha di bidang tambang bauksit, nama Perseroan
pun diubah menjadi PT Cita Mineral Investindo Tbk pada 2 Mei 2007. Sejak saat
itu, kiprah CITA di industri pertambangan semakin mengemuka sebagai salah
satu produsen bauksit terbesar di Indonesia. Terhitung sejak tahun 2016, CITA
merupakan penghasil alumina pertama di Indonesia melalui entitas asosiasi PT
Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW). WHW mulai membangun
fasilitas produksi SGA sejak tahun 2013 di Kalimantan Barat dalam rangka
menjawab misi pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah bauksit
Pembangunan fasilitas produksi SGA ini menjadikan CITA sebagai satu-satunya
perusahaan produsen tambang bauksit terdepan di bidang SGA. CITA
membangun fasilitas produksi SGA dengan menggandeng China Hongqiao Group
Limited, salah satu perusahaan penghasil aluminium terbesar di Tiongkok. CITA
berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas produksi demi mencapai visi
Perseroan, yaitu menjadi produsen utama bauksit dan alumina terkemuka di
Indonesia. Selain mengutamakan produksi, CITA juga berkomitmen untuk
senantiasa menjalankan kegiatan operasional Perseroan dengan tata kelola yang
baik serta mematuhi peraturan yang berlaku. Dengan menjalankan usaha sesuai
dengan visi dan tata kelola yang baik, Perseroan yakin akan menjadi mitra
strategis Pemerintah dalam meningkatkan kemajuan bangsa melalui nilai tambah
mineral. Secara khusus, Perseroan juga optimistis akan dapat meraih pencapaian
positif di masa mendatang yang pada akhirnya akan membawa kontribusi yang
signifikan bagi setiap pemangku kepentingan.
17
3.2 Organisasi Perusahaan
Struktur organisai perusahaan di PT.Cita Mineral Investindo, Tbk Site Sandai dapat dilihat pada gambar 3.1
GM Operasional
(1-1=0)
Boni Subekti
Site Manager
(1-0=1)
Ranto Stepanus
HRGA Mgr Plant Logistic Prod & Project Monitoring & CSR & LA Mgr QC & LAB Mgr MPE Mgr Explorasi Mgr FA Mgr MARINE Mgr
(1-1=0) Mgr (1-0=1) Mgr (1-0=1) Evaluation Mgr (1-0=1) (1-0=1) (1-1=0) (1-1=0) (1-0=1) (1-0=1)
Djembar H.P. Vacant Vacant (1-1=0) Vacant Vacant Wildan Syuyuti R. Yusni Marta Vacant Vacant
Purnomo
GA SPT HE Machinery Prod Contractor CSR SPT QC SPT MINE PLAN SPT Brown Field SPT FINANCE SPT Traffic Control
HSE & Reklamasi
(1-0=1) SPT (1-1=0) SPT (1-1=0) (1-1=0) (2-2=0) (1-1=0) (1-1=0) (1-1=0) SPT (1-1=0)
SPT (1-0=1)
Vacant Tomo Bangkit S. Catur Budiono V. Bhisma Tata Permana Rusdi P. Anindita WHS M. Idham Denis
Vacant
Yasin P.
TRAINER SPT LE Machinery Prod CMI SPT LA SPT Griend Field SPT Port SPT
(1-1=0) SPT (1-1=0) (1-1=0) (1-0=1) (1-1=0) (1-1=0)
M. Haryan Vacant Lab SPT
Sugeng P. Ahmad S. Yoselli R. Marjuni
(1-1=0)
HR SPT FACILITY SPT Guntur
PROJECT Technical Service
(1-0=1) (1-1=0) SPT (3-2=1) Marine SPT
SPT (1-0=1)
Vacant Amirudin Dwi Sampurno (1-1=0)
Vacant
Prayuda Trio Sapto
LOGISTIC & INV Vacant
SPT (1-1=0)
Wahyudi
18
3.3 Pelaksanaan Disiplin Kerja dan Lain-lain
Pelaksanaan disiplin kerja dan lain-lain pada PT. Cita Mineral Investindo, Tbk
Site Sandai meliputi:
3.3.1 Peraturan Perusahaan
Pasal 24
MANGKIR
1. Apabila karyawan mangkir selama 5 (lima) hari kerja atau lebih secara
berturut-turut tanpa surat keterangan tertulis yang dilengkapi dengan bukti
yang sah dan telah dipanggil 2 (dua) kali oleh perusahaan secara patut dan
tertulis maka dapat diputuskan hubungan kerjanya karena dikualifikasikan
mengundurkan diri.
2. Keterangan tertulis dengan bukti yang sah sebagaimana dimaksud aiatas
wajib diserahkan pada hari pertama pekerjaan masuk bekerja.
3. Karyawan yang diputus hubungan kerjanya sebagaimana ayat (1) diatas
berhak mendapatkan uang penggantian hak dan uang pisah yang besarnya
di atur sebagai berikut :
- Masa kerja 3 tahun atau lebih tetapi kurang dari 6 tahun ........... ½ bulan
upah
- Masa kerja 6 tahun atau lebih tetapi kurang dari 9 tahun ........... 1 bulan
upah
- Masa kerja 9 tahun atau lebih...................................................... 1½ bulan
upah
Pasal 25
MEKANISME SANGSI ATAS PELANGGARAN
1. Tindakan disiplin tergantung besar-kecilnya pelanggaran, maka
perusahaan dapat memberikan sangsi/tindakan peringatan berupa :
a) Teguran lisan, atau
b) Surat peringatan Tertulis (SP:I/II/III), atau
c) Demosi/penurunan golongan/jabatan/pangkat serta pemindahan
tugasan, atau
d) Pencabutan semua fasilitas yang diberikan oleh Perusahaan,atau
19
e) Kewajiban membayar ganti rugi yang di perhitungkan langsung dari
upahnya, atau
f) Penundaan kenaikan upah selama tidak lebih dari satu tahun, atau
g) Pembebasan tugas untuk sementara (skorsing), atau
h) Pemutusan Hubungan Kerja berdasarkan UU Ketenagakerjaan No. 13
tahun 2003.
2. Prosedur teguran dan pemberian surat peringatan akibat pelanggaran.
a) Setiap teguran lisan atau surat peringatan diberikan langsung kepada
karyawan yang bersangkutan segera setelah pelanggaran terjadi.
b) Surat peringatan keras (SP) I, II dan III dikeluarkan dan ditandatangani
Departemen HRD dan ditembuskan kepada pimpinan Departemen
bersangkutan. Dengan ancaman PHK diusulkan oleh atasan yang
ditandatangani bagian HRD/Personalia dan atau Direksi.
c) Surat Peringatan I, II dan III dapat diberikan apabila karyawan
melakukan kesalahan sebagai berikut :
Surat Peringatan Ke I :
1. Tidak memakai pakaian/seragam kerja dan perlengkapannya yang
telah ditentukan perusahaan.
2. Meninggalkan pekerjaan/area perusahaan selama jam kerja tanpa
ijin.
3. Memakai hak milik perusahaan dan orang lain tanpa ijin.
4. Tidak melaporkan kebagian HR selambat-lambatnya 2 (dua)
minggu mengenai perubahan data pribadi.
5. Mangkir 2 (dua) hari berturut-turut atau 3 (tiga) hari tidak berturut-
turut dalam 1 (satu) bulan.
6. Tidak menggunakan alat perlengkapan kerja yang ditentukan untuk
keselamatan dan kesehatan kerja sehingga membahayakan diri
sendiri dan/ atau orang lain.
7. Membuat kotor di area perusahaan.
8. Berulang-ulang datang terlambat ke tempat kerja atau pulang lebih
awal dari tempat kerja tanpa alasan yang syah dan ijin atasan.
20
9. Tidak memakai/menggunakan tanda pengenal/Id Card pada waktu
jam kerja.
10. Menolak kerja lembur pada saat yang diperlukan tanpa alasan yang
dapat diterima.
11. Mengabaikan teguran atasan, peneguran mana telah lebih dari 3
(tiga) kali.
12. Lalai sehingga tugas pekerjaan tidak selesai pada waktunya dan
atau bekerja selama serampangan.
Surat Peringatan Ke II :
1. Menolak menandatangani surat peringatan pertama atas kesalahan
yang telah diperbuat.
2. Sebagai peningkatan sanksi apabila karyawan yang telah mendapat
surat peringatan pertama dan masih berlaku tetapi melakukan
pelanggaran lagi seperti pada huruf A.
3. Main kartu, catur atau permainan sejenisnya pada jam kerja.
4. Mengabsenkan kartu tanda hadir (KHT) orang lain atau menyuruh
sesama karyawan mengabsenkan KHT nya.
5. Mangkir 3 (Tiga) hari berturut-turut atau 4 (Empat) hari tidak
berturut-turut dalam 1 (Satu) bulan.
6. Hasil kerja yang tidak selalu memuaskan walaupun sudah
diberikan pengarahn dalam bimbingan yang wajar.
7. Menggunakan kendaraan perusahaan tanpa ijin atau tidak sesuai
dengan ijin yang diberikan.
8. Tidak atau bermalas-malasan dan tidak melaksanakan
tugas/perkerjaan pada jam-jam tertentu.
9. Mencoret pengumuman dan melepas pengumuman yang telah
ditempel pada tempatnya.
21
Surat Peringatan Ke III :
1. Menolak perintah yang wajar atau melakukan pelanggaran dengan
sengaja terhadap peraturan yang berlaku walaupun telah
diberitahukan sebelumnya.
2. Merokok di tempat terlarang.
3. Menyalahgunakan atau membuang-buang waktu, bermalas-
malasan, tidur pada waktu jam kerja.
4. Menolak/ merintangi pemeriksaan oleh petugas keamanan ataupun
petugas yang diberikan kewenangan oleh pengusaha untuk tujuan
pengamanan perusahaan.
5. Mangkir secara bertutut-turut 4 (Empat) hari kerja atau 5 (Lima)
hari kerja tidak berturut-turut dalam 1 (Satu) bulan.
6. Menolak diperiksa oleh Dokter yang ditunjuk perusahaan, adanya
indikasi penyakit gangguan kesehatan tertentu yang dinilai oleh
perusahaan akan mengganggu pekerjaan atau lingkungan kerjanya.
7. Menolak diberikannya surat peringatan kedua atas kesalahan yang
telah terbukti.
8. Menghasut atau membantu karyawan lainnya melakukan
pelanggaran terhadap ketentuan/peraturan yang berlaku yang
tercantum dalam peraturan perusahaan.
9. Lalai menjaga barang atau uang milik perusahaan yang
dipergunakan kepadanya.
10. Menolak dipindahkan dari satu bagian ke bagian lain tanpa alasan
yang dapat diterima oelh perusahaan.
11. Tidak menghiraukan keselamatan kerja.
12. Melalaikan kewajiban yang telah diperjanjikan.
13. Karyawan tidak masuk bekerja dan atau berulang-ulang tidak
masuk kerja tanpa pemberitahuan, dan atau tidak memberikan surat
keterangan yang sah.
14. Karyawan menyalahgunakan surat perusahaan untuk kepentingan
pribadi.
22
15. Tidak cakap dalam melakukan pekerjaan.
d) Semua surat peringatan yang diberikan kepada karyawan akan
disimpan dalam arsip karyawan yang bersangkutan.
e) Dalam pemberian peringatan tertulis tidak harus selalu berurutan, oleh
karena itu perusahaan dapat langsung memberikan peringatan tertulis
II atau III berdasarkan besar kecilnya pelanggaran yang dilakukan.
f) Masing-masing surat peringatan berlaku selama 6 (Enam) bulan.
Apabila selama berlakunya surat peringatan ke III tersebut karyawan
masih melakukan pelanggaran maka PHK dapat dilakukan sesuai UU
Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003.
g) Pemutusan Hubungan Kerja akibat tindakan pelanggaran berat dapat
dilakukan dan dilaksanakan sesuai peraturan perundangan yang
berlaku.
23
3.3.2 Jadwal Kerja Perusahaan
Tabel 3.1 Jadwal Kerja Produksi PT. Cita Mineral Investindo Site Sandai
24
4. Waktu istirahat pada hari Senin dan hari Sabtu ditetapkan selama 1 jam
yaitu pada pukul 12.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB untuk shift 1 dan
pukul 00.00 WIB hingga 01.00 WIB untuk shift II.
5. Waktu istirahat pada hari Jum’at adalah selama 120 menit, yaitu pada
pukul 11.00 WIB hingga pukul 13.00 WIB untuk shift I dan shift II tetap.
6. Safety Talk khusus untuk crew,driver,operator, dan pengawas lapangan
dilakukan setiap hari selasa pukul 06.00 WIB di area WP 5-6-7.
25
Gambar 3.2 Pembersihan Lahan (Land Clearing)
26
Gambar 3.4 Penggalian dan Pemuatan Bauksit (Bauksit Loading)
4. Pengangkutan Bauksit (Hauling Pendek)
Kegiatan Pengangkutan Bauksit (Hauling Pendek) adalah pengangkutan
material Bijih Bauksit dari front penambangan menuju lokasi pencucian
material Bijih Bauksit (Washing Plant) dilakukan dengan alat angkut Dump
Truck HINO jarak yang ditempuh adalah 3 km dengan kecepatan 40-50 km.
27
5. Pencucian Bauksit (Washing Plant)
Material dari front penambangan akan dilakukan pencucian di washing
plant secara mekanis dengan alat pemisah Trommol Baby dan Trommol
Primary yang bertujuan untuk memisahkan material bijih dengan material
pengotor tailing (clay). Ukuran material bauksit tercuci bersih berkisar antara
>2 mm dan untuk material pengotor tailing dengan besar butiran < 2 mm.
28
Gambar 3.7 Pemuatan dan Pengangkutan ( Loading dan Hauling Panjang)
7. Penimbangan
Proses penimbangan dilakukan untuk mendapatkan berat material Bijih
Bauksit beserta dump truck sehingga dapat diketahui berat yang akan dibawa
ke stockpile. Material di dumping di stockpile maka berat kosong dari dump
truck tersebut ditimbang, setelah berat dump truck + material dikurang berat
dump truck kosong maka akan didapat berat material dengan bijih bauksit
yang dibawa per ritnya.
29
8. StockPile
StockPile adalah area/tempat penumpukan material yang telah dilakukan
pencucian (Washing Plant). Stockpile berlokasi di KM 09 sedangkan ROM
adalah tumpukan-tumpukan material bauksit yang sudah diketahui tonase dan
kadarnya dengan melakukan analisa laboratorium. Selain itu kegunaan dan
penyimpanan material Bijih Bauksit di stockpile berfungsi untuk mengurangi
kadar air yang terkandung didalam material. Pembuatan material di stockpile
memiliki beberapa ROM dengan kualitas material bauksit berbeda-beda yang
meliputi Premium, Medium dan Low-grade. pembuatan ROM-ROM di
stockpile memiliki kapasitas 1.000-3.000 ton dengan perlakuan tidak ada
pencampuran material Premium, Medium dan Low-grade di Pencucian
Bauksit (Washing Plant) 5 dan 6. penempatan ROM di stockpile dilakukan
pemisahan shaft walaupun menggunakan Washing Plant (WP) yang sama.
30
dari lahan akan ditimbun bersama lapisan tanah penutup, agar dapat
bermanfaat sebagai pupuk untuk tanaman yang akan direklamasi.
31
11. Pengelolaan Air Limbah Tambang
Pada pengelolaan Air Limbah Tambang yang dihasilkan oleh proses
pencucian ore (tailing) yang mengandung material pengotor berupa lumpur
yang dapat mencemari sistem pengairan dan sungai disekitar. Tailing
umumnya memiliki komposisi sekitar 50% batuan dan 50% air sehingga
sifatnya seperti lumpur (slurry). Tailing tersebut akan menimbulkan dampak
negatif jika tidak dilakukan pengelolaan tailing dengan baik. Untuk itu
dilakukan penanganan limbah dengan membuat kolam-kolam pengendapan
yang bertujuan untuk mengendapkan lumpur yang terkandung dari tailing dan
air tersebut dapat dimanfaatkan kembali untuk pencucian bijih bauksit di
washing plant.
32
BAB IV
33
4.1.2 Tahapan proses metode blending
Proses blending di tongkang bertujuan untuk mencampurkan beberapa
material yang meliputi : premium, medium dan low grade agar sesuai dengan
permintaan buyer baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Sebelum melakukan
proses blending di tongkat dilakukan proses input data simulasi per unit tongkang
untuk mengetahui material (ROM) mana yang akan dikeluarkan terlebih dahulu.
34
bauksit yang masuk (coal in) dan perhitungan data bauksit yang keluar (coal
out) di stockpile, termasuk perhitungan data bauksit yang tersisa. Sehingga
kita dapat mengetahui berapa persen efesiensi produksi yang tercapai.
3. Membuat kadar sesuai permintaan buyer
Sebelum melakukan blending hal yang perlu diketahui yaitu parameter
material dan target yang ingin dicapai dengan blending. Tujuan blending
yaitu bauksit yang mempunyai nilai kadar yang rendah bisa ikut terjual dan
kadar bauksit tersebut tidak melebihi dari permintaan. Kadar bauksit yang
kualitasnya lebih tinggi dari permintaan buyer dapat mengalami kerugian bagi
perusahaan dan apabila kadar bauksit lebih rendah maka bauksit tersebut akan
tidak laku untuk dijual.
Untuk melakukan kegiatan blending dilakukan pencampuran beberapa
material dengan material yang berbeda-beda sehingga menghasilkan material
dengan kadar yang sesuai dengan permintaan buyer. Kualitas material tersebut
adalah kadar Al2O3 47% min, T-si 14% maks dan R-si 5% maks, maka untuk
memenuhi permintaan buyer diperlukan material berkualitas premium Al2O3
51,77%, T-si 7,68% dan R-si 3,67%, material medium Al2O3 51,14%, T-si
10,31% dan R-si 5,13% m, dan material low dengan kadar Al2O3 48,35%, T-si
15,60% dan R-si 3,90%. Kemudian dilakukan blending yang menghasilkan
kadar Al2O3 50,23%, T-si 11,55% dan R-si 4,15% yang sesuai dengan
permintaan buyer.
35
2. Residence Time
Rensidence Time merupakan lama waktu penumpukan material di
stockpile. Semakin lama material ditumpuk di stockpile maka kualitas material
akan semakin turun. Hal ini bisa terjadi karena stockpile mengalami siklus
suhu yang berubah-ubah dengan melewati hujan, panas, siang atau malam.
3. Iklim/Cuaca
Cuaca berpengaruh terhadap kualitas material bauksit. Misalnya cuaca
yang sering hujan maka akan berpengaruh pada tingkat kelembaban material
itu sehingga material akan mengandung kadar air yang banyak dan
menurunkan kualitas material serta menimbulkan genangan air di sekitar
stockpile dan tongkang.
4. Material yang tidak cocok
Kualitas material yang dicampur atau dengan kata lain material dengan
kualitas rendah akan menjadi lebih baik dan dapat memenuhi batasan-batasan
persyaratan untuk memenuhi permintaan buyer. Pada kualitas material yang
diinginkan buyer terkendala karena tidak adanya material yang bagus /
material yang tidak bagus untuk dilakukan blending.
36
4.1.4 Pengamatan pengangkutan material dari stockpile ke tongkang
Adapun proses pengamatan pengangkutan material dari stockpile ke
tongkang antara lain :
1. Penyimpanan material di stockpile
Stockpile yaitu tempat penyimpanan/penumpukan material yang telah
dilakukan pencucian (Washing Plant). Stockpile berlokasi di KM 09
sedangkan ROM yaitu tumpukan material. Pembuatan material di stockpile
memiliki beberapa ROM dengan kualitas material bauksit berbeda-beda yang
meliputi Premium, Medium dan Low-grade. pembuatan ROM-ROM di
stockpile memiliki kapasitas 1.000-3.000 ton dengan perlakuan tidak ada
pencampuran material Premium, Medium dan Low-grade di Washing Plant
(WP) 5 dan 6. penempatan ROM di stockpile dilakukan pemisahan shaft
walaupun menggunakan Washing Plant (WP) yang sama.
Pengelolaan di Stockpile yaitu salah satu upaya agar bauksit yang
diproduksi dapat dikontrol, baik kuantitasnya maupun kualitasnya atau disebut
dengan stock control yaitu mengontrol persediaan/stock yang ada di stockpile.
Pengaturan penyimpanan bauksit sangat penting karena pemeliharaan
kuantitas dan kualitas bauksit yang ditumpuk di stockpile. penumpukan
material di stockpile biasanya menggunakan metode first in first out (fifo).
first in first out (fifo) yaitu material yang pertama masuk ke stockpile maka
material tersebut yang akan keluar pertama ke tongkang untuk dijual.
37
2. Pemuatan dan pengangkutan material ke tongkang
Pemuatan dan pengangkutan material ke tongkang menggunakan alat muat
excavator tipe komatsu PC 300 dengan volume bucket 3,0 m3 dan untuk alat
angkut nya menggunakan Unit Axor dari PT. Jaga Usaha Sandai (JUS)
dengan jumlah unit 10 dump truck bekapasitas per unit rata-rata 30 ton.
38
permintaan dari pembeli (buyer). Kapasitas per unit tongkang 3.000-3.100 ton
dan tongkang akan dimuat sebanyak 18-19 tongkang untuk pengisian ke
Mother Vissel (MV) dengan kapasitas 55.000-56.500 ton.
39
4.2 Hasil Kegiatan
Berikut data Run Of Mine (ROM) sebelum melakukan blending, data simulasi
blending Run Of Mine (ROM) dan data analisa aktual tongkang sesudah
melakukan blending, sebagai berikut :
Tabel 4.1 Data Run Of Mine (ROM) sebelum melakukan blending
NO KODE TONASE %SiO2 %R.SiO2 %Fe2O3 %TiO2 %Al2O3 %Mc WP KET
1 ROM 614 1.316,70 25,72 3,82 6,40 0,72 44,25 14,86 4 LOW GRADE
2 ROM 661 1.500,00 16,50 3,92 12,06 1,16 47,49 16,09 1 LOW GRADE
3 ROM 664 2.540,25 15,60 3,90 12,18 1,37 48,35 19,85 6 LOW GRADE
4 ROM 687 2.178,44 15,30 4,11 13,71 1,45 47,46 18,58 1 LOW GRADE
5 ROM 678 1.250,00 15,20 4,13 8,92 0,95 50,18 16,73 1 LOW GRADE
6 ROM 697 921,66 14,20 4,84 7,59 0,85 52,46 15,52 1 LOW GRADE
7 ROM 619 1.500,00 12,75 3,87 11,58 1,36 48,91 17,96 1 LOW GRADE
8 ROM 703 2.005,80 12,42 4,82 7,59 0,81 52,06 14,94 1 LOW GRADE
9 ROM 605 2.067,80 12,18 3,53 7,70 0,72 51,86 19,55 2 LOW GRADE
10 ROM 709 3.019,41 11,59 3,70 11,68 1,70 48,15 17,94 2 LOW GRADE
11 ROM 705 1.911,96 11,39 4,56 6,79 0,90 53,24 15,51 1 LOW GRADE
12 ROM 727 3.018,48 11,04 3,91 11,18 1,53 51,31 19,01 6 LOW GRADE
13 ROM 672 3.184,20 10,82 3,76 10,82 1,16 50,89 19,22 1 MID GRADE
14 ROM 643 1.530,55 10,75 3,89 12,62 1,48 48,62 17,71 5 MID GRADE
15 ROM 741 2.511,68 10,60 3,75 10,58 1,56 50,30 16,23 2 MID GRADE
16 ROM 723 3.031,18 10,54 3,85 11,48 1,59 51,24 19,12 6 MID GRADE
17 ROM 724 3.094,48 10,31 5,13 9,98 1,43 51,14 17,31 2 MID GRADE
18 ROM 592 1.095,10 10,09 3,69 21,22 2,45 42,51 16,43 3 MID GRADE
19 ROM 708 3.720,33 9,98 3,66 11,98 1,50 49,83 18,54 6 HIGH GRADE
20 ROM 743 3.029,80 9,94 4,00 13,67 1,63 48,26 18,70 5 HIGH GRADE
21 ROM 739 3.054,34 9,40 3,56 19,56 1,00 45,35 19,12 5 HIGH GRADE
22 ROM 602 2.486,60 9,36 4,00 13,20 1,46 49,79 18,05 5 HIGH GRADE
23 ROM 556 3.066,00 7,68 3,67 11,87 1,34 51,77 18,22 6 HIGH GRADE
24 ROM 732 2.533,40 7,43 4,05 12,58 1,94 51,06 17,18 3 HIGH GRADE
25 ROM 736 2.533,40 6,85 3,91 12,18 1,88 51,17 17,24 3 HIGH GRADE
kumulatif 58.101,56 11,26 3,97 11,75 1,39 49,71 17,88
Dari data yang terdapat pada tabel 4.1 untuk melakukan kegiatan blending
dilakukan pencampuran beberapa material dari speck yang berbeda sehingga
menghasilkan material dengan kadar yang sesuai permintaan buyer.
40
Berikut contoh data simulasi blending Run Of Mine (ROM) untuk
menghasilkan kadar SiO2 yaitu sebesar 11,55% agar tidak terjadi nya pembiasan.
Tabel 4.2 Data simulasi blending Run Of Mine (ROM)
MV 18 - 1 EXPORT PO 2800
TONNAGE (TIMBANGAN) COMPOSITE (%) AL. RATIO NOTE
ROM
Comp SiO2 R-SiO2 Fe2O3 TiO2 Al2O3 MC % LoI
ROM 664 1.200,00 15,60 3,90 12,18 1,37 48,35 19,85 ROM 664
ROM 724 800,00 10,31 5,13 9,98 1,43 51,14 17,31 ROM 724
ROM 556 1.000,00 7,68 3,67 11,87 1,34 51,77 18,22 ROM 556
SUMMARY 3.000,00 11,55 4,15 11,49 1,37 50,23 18,63
Dimana:
Kc = Kadar campuran bauksit (%)
Xt = Berat total campuran bauksit (ton)
K1,K2,K3...,Kn = Kadar masing-masing bauksit yang akan dicampur (%)
X1,X2,X3...,Xn = Berat dari masing-masing jenis bauksit yang akan dicampur
(ton)
41
Kadar Alumina (Al2O3)
48,35 𝑋 1.200 + 51,14 𝑋 800 + 51,77 𝑋 1.000
𝐾𝑐 =
1.200 + 800 + 1.000
58.020 + 40.912 + 51.770
=
3.000
= 50,23
Kadar Silika (SiO2)
15,60 𝑋 1.200 + 10,31 𝑋 800 + 7,68 𝑋 1.000
𝐾𝑐 =
1.200 + 800 + 1.000
18.720 + 8.248 + 7.680
=
3.000
= 11,55
Kadar Reaktif Silika (R-SiO2)
3,90 𝑋 1.200 + 5,13 𝑋 800 + 3,67 𝑋 1.000
𝐾𝑐 =
1.200 + 800 + 1.000
4.680 + 4.104 + 3.670
=
3.000
= 4,15
Kadar Besi Oksida (Fe2O3)
12,18 𝑋 1.200 + 9,98 𝑋 800 + 11,87 𝑋 1.000
𝐾𝑐 =
1.200 + 800 + 1.000
14.616 + 7.984 + 11.870
=
3.000
= 11,49
Kadar Titanium Oksida (TiO2)
1,37 𝑋 1.200 + 1,43 𝑋 800 + 1,34 𝑋 1.000
𝐾𝑐 =
1.200 + 800 + 1.000
1.644 + 1.144 + 1.340
=
3.000
= 1,37
42
Tabel 4.3 Data analisa Aktual Tongkang setelah melakukan blending
KUALITAS
NO TONGKANG COMM COMP
TONASE %SiO2 %R.SiO2 %Fe2O3 %TiO2 %Al2O3
1 MARIAM 16 01/03/2019 02/03/2019 3.022,14 10,64 3,93 13,77 1,11 48,70
2 SAMUDRA VIII 02/03/2019 03/03/2019 3.100,00 9,29 3,90 12,19 1,57 50,48
3 KKM 3 04/03/2019 04/03/2019 3.040,25 11,81 3,81 12,14 1,34 48,38
4 BUANA OCEAN 16 04/03/2019 05/03/2019 3.029,80 9,94 4,00 13,67 1,63 48,26
5 MARIAM 14 04/03/2019 05/03/2019 3.094,48 10,31 5,13 9,98 1,43 51,14
6 SRIKANDI JAYA 2 05/03/2019 05/03/2019 3.086,60 8,48 3,97 12,84 1,61 50,28
7 ABADISAKTI 8 05/03/2019 06/03/2019 3.110,33 9,98 3,66 11,98 1,50 49,83
8 AULIA KURNIA 1 06/03/2019 06/03/2019 3.018,48 11,04 3,91 11,18 1,53 51,31
9 BUANA OCEAN 02 06/03/2019 06/03/2019 3.030,55 10,24 4,07 12,48 1,48 49,26
10 PERDANA JAYA ABADI 06/03/2019 07/03/2019 3.031,18 10,54 3,85 11,48 1,59 51,24
11 BAIDURI 06/03/2019 07/03/2019 3.090,12 12,30 3,99 12,68 1,48 47,42
12 MEGA TRANS 9 06/03/2019 07/03/2019 3.059,00 10,42 3,81 10,75 1,15 50,62
13 SUMBER JAYA 22 07/03/2019 07/03/2019 3.010,96 10,76 4,02 13,12 1,53 48,69
14 BUANA OCEAN XI 07/03/2019 08/03/2019 3.061,36 11,17 3,96 11,00 1,22 50,30
15 ABADI SAKTI V 07/03/2019 08/03/2019 3.077,90 10,00 3,90 11,98 1,31 50,13
16 SAMUDRA XI 08/03/2019 08/03/2019 3.096,18 8,97 3,89 11,81 1,26 48,21
17 MARIAM 8 09/03/2019 09/03/2019 3.024,71 10,88 4,09 10,39 1,31 50,43
18 KKM 2 09/03/2019 09/03/2019 3.015,96 12,02 3,99 8,93 0,96 51,78
Cummulative TERANALISA 55.000,00 10,49 3,99 11,80 1,39 49,80
Dari data yang terdapat pada tabel 4.3 diketahui ada 25 ROM yang
dilakukan proses blending untuk memenuhi 18 tongkang yang akan di kirim ke
Mother Vessel (Kapal Besar) dengan kapasitas 55.000 ton dan kualitas kadar
Al2O3 47 min, T-si 14 max dan R-si 5 max sesuai permintaan buyer jadi selisih
tonase yang digunakan saat proses sebelum dan sesudah proses blending yaitu
3.101,56 ton.
43
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari Praktek kerja lapangan III di PT.Cita Mineral
Investindo Site Sandai, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Tahapan peningkatan kualitas material dengan metode blending di PT.
Cita Mineral Investindo, Site Sandai yaitu : Analisa kadar bauksit,
Perhitungan simulasi blending untuk meningkatkan kualitas material dan
membuat kadar sesuai permintaan buyer.
2. Kendala pada saat melakukan metode blending antara lain : Kondisi
Stockpile, Residence Time, Iklim/Cuaca dan Material yang tidak cocok.
5.2 Saran
Adapun saran praktek kerja lapangan III di PT.Cita Mineral Investindo Site
Sandai, sebagai berikut :
1. Sebaiknya sebelum melakukan kegiatan praktek kerja lapangan III harus
menyiapkan materi yang diperlukan agar tidak bingung saat di lapangan.
2. Sebaiknya sebelum melakukan kegiatan Praktek Kerja Lapangan III
disiapkan terlebih dahulu lembar wawancara maupun Observasi pada saat
di lapangan.
44
DAFTAR PUSTAKA
45