PENDAHULUAN
Latar Belakang
pertambahan mengikuti bentuk S dengan waktu, yang dikenal dengan kurva sigmoid
terdiri dari sejumlah sel yang baru saja dihasilkan melalui proses pembelahan sel
dirancukan dengan pembelahan sel meristem. Pembelahan sel itu sendiri tidak
tumbuh menyebabkan pertumbuhan ujung akar dan ujung tajuk mempunyai meristem
beras. Disamping itu, jagung pun digunakan sebagai bahan makanan kedua setelah
beras. Dan jagung digunakan sebagai bahan makanan ternak (pakan) serta bahan baku
Tanaman kacang hijau sudah lama dikenal dAn ditanam oleh masyarakat tani
oleh petani di Indonesia. Komoditi tersebut cukup besar manfaatnya bagi manusia
terutama sebagai bahan pangan, selain itu juga berguna sebagai pupuk hijau dan
hasil dari pertumbuhan sel-sel yang meristematisnyang saling menyatu. Pada ujung
batang atau akar terbagi menjadi 3 daerah : daerah pembenntukan sel, daerah
Tujuan Praktikum
Kegunaan Penulisan
Adapun kegunaan dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Tanaman jagung manis termasuk monoceous, tetapi bunga jantan dan betina
letaknya terpisah. Bunga jantan dalam bentuk malai terletak di pucuk tanaman,
sedang bunga betina sebagai tongkol yang terletak kira-kira pada pertengahan tinggi
batang. Karena letak bunga terpisah dan tepung sari mudah diterbangkan angin maka
pembuahan berasal dari tanaman tetangga. Hal ini dikenal dengan penyerbukan
Buah jagung terdiri dari tongkol, biji dan daun pembungkus. Biji jagung
pada jenisnya. Umumnya buah jagung tersusun dalam barisan yang melekat secara
lurus atau berkelok-kelok dan berjumlah antara 8-20 baris biji (AAK, 2006).
diselesaikan dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap
pertumbuhan vegetatif dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Susunan
morfologi tanaman jagung terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah
Perakaran tanaman jagung terdiri dari 4 macam akar, yaitu akar utama, akar
cabang, akar lateral, dan akar rambut. Sistem perakaran tersebut berfungsi sebagai
alat untuk mengisap air serta garam-garam mineral yang terdapat dalam tanah,
mengeluarkan zat organik serta senyawa yang tidak diperlukan dan alat pernapasan.
Pada tanamanyang cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian
Batang jagung tegak dan mudah terlihat sebagaimana sorgum dan tebu,
namun tidak seperti padi atau gadum. Batang tanaman jagung beruas-ruas dengan
jumlah ruas bervariasi antara 10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak bercabang.
Panjang batang jagung umumnya berkisar antara 60-300 cm, tergantung tipe jagung.
(Rukmana, 2003).
Daun terdiri atas pelepah daun dan helaian daun. Helaian daun memanjang
berasal dari setiap buku. Daun-daunnya lebar serta relatif panjang. Daunnya berkisar
10 – 20 helai tiap tanaman. Epidermis daun bagian atas biasanya berambut halus.
Kemiringan daun sangat bervariasi antar genotip dan kedudukan daun yang berkisar
Syarat Tumbuh
Iklim
Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung manis adalah
daerah-daerah beriklim sedang sehingga daerah beriklim sub tropis atau tropis basah.
5
Jagung manis dapat tumbuh didaerah yang terletak antara 0 o - 50o lintang utara
suhu, pada hari pendek tanaman lebih cepat berbunga. Banyak kultivar tropika tidak
akan berbunga di wilayah iklim sedang sampai panjang hari berkurang hingga kurang
dari 13 atau 12 jam. Ketika ditanam pada kondisi hari pendek pada daerah iklim
sedang kultivar tropika cenderung berbunga lebih awal (Rubatzky et al, 2000).
Suhu yang dikehendaki tanaman jagung adalah antara 21oC-30oC. Akan tetapi,
untuk pertumbuhan yang baik bagi tanaman jagung khusunya jagung hibrida, suhu
optimum adalah 23oC-27oC. Suhu yang terlalu tinggi dan kelembaban yang rendah
dapat mengganggu peroses persarian. Jagung hibrida memerlukan air yang cukup
untuk pertumbuhan, terutama saat berbunga dan pengisian biji. Curah hujan normal
untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah sekitar 250 mm/tahun sampai 2000
Tanah
Tanah yang baik untuk pertumbuhan tanaman jagung adalah subur, gembur
banyak mengandung bahan organic, airase dan drainasenya baik. Jagung dapat
tumbuh baik pada berbagai jenis tanah asalkan mendapat pengelolaan yang baik.
Tanah dengan tekstur lempung berdebu adalah tanah yang terbaik untuk
dengan hasil yang baik bila pengelolaan tanah dikerjakan secara optimum, sehingga
drainase dan ketersediaan air didalam tanah berada dalam tanah kondisi baik
hara yang cukup. Jagung tidak memerlukan persyaratan tanah yang khusus, hampir
berbagai macam tanah dapat diusahakan untuk pertanaman jagung. Tanah yang
gembur, subur, dan kaya akan humus dapat memberi hasil yang baik. Drainase dan
aerasi yang baik serta pengelolaan yang bagus akan membantu keberhasilan usaha
pertanaman jagung. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung adalah tanah andosol,
Derajat keasaman tanah (pH) yang paling baik untuk tanaman jagung hibrida
adalah 5,5-7,0. Pada pH netral, unsur-unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman
jagung banyak tersedia di dalamnya. Tanah-tanah yang pH nya kurang dari 5,5
Botani Tanaman
cabang akar pada permukaan tanah dan tipe pertumbuhannya menyebar, sementara
xerophytes memiliki akar cabang lebih sedikit dan memanjang ke arah bawah
( Siregar, 2010).
7
dikenal sebagai tauge. Tanaman ini mengandung zat gizi, antara lain: amylum,
protein, besi, belerang, kalsium, minyak lemak, mangan, magnesium, niasin, vitamin
(B1, A, dan E). Selain memiliki peran yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan
protein, kacang hijau juga menjadi bahan baku industri olahan pangan dan pakan
kecil, berbulu berwarna hijau kecoklatan atau kemerahan. Setiap buku batang
menghasilkan satu tangkai daun, kecuali pada daun pertama berupa sepasang daun
yang berhadapan dan masing-masing daun berupa daun tunggal. Batang kacang hijau
(Siregar, 2010).
Daunnya terdiri dari tiga helaian (trifoliat) dan letaknya berseling. Tangkai
daunnya lebih panjang dari daunnya dengan warna daun hijau muda sampai hijau tua.
Bunganya berwarna kuning tersusun dalam tandan, keluar pada cabang serta batang,
dan dapat menyerbuk sendiri. Polongnya berbentuk silindris dengan panjang antara 6
-15 cm dan berbulu pendek. Sewaktu muda berwarna hijau dan berubah hitam atau
berwarna coklat ketika tua, dengan isi polong 10-15 biji ( Tarmizi, 2010).
kupu, dan berwarna kuning. Buah berpolong, panjangnya antara 6 cm-15 cm. Tiap
polong berisi 6-16 butir biji. Biji kacang hijau berbentuk bulat kecil dengan bobot
(berat) tiap butir 0,5 mg-0,8 mg atau per 1000 butir antara 36 g -78 g, berwarna hijau
8
sampai hijau mengilap. Biji Kacang kedelai tersusun atas tiga bagian, yaitu kulit biji,
Biji Kacang kedelai lebih kecil dibanding biji kacang-kacangan lain. Warna
bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengkilap, beberapa ada yang berwarna
kuning, cokelat, dan hitam. Biji Kacang kedelai berbentuk bulat. Bijinya sering dibuat
dan biasanya berbulu pendek. Sewaktu muda polong berwarna hijau dan setelah tua
berwarna hitam atau cokelat. Setiap polong berisi 10-15 biji. Biji berwarna hijau atau
kuning, seringkali coklat atau kehitam-hitaman, memiliki kilap (lustre) yang kusam
Syarat Tumbuh
Iklim
Artinya, tanaman ini tidak menghendaki radiasi dan suhu yang terlalu tinggi.
Fotosintesis tanaman kacang hijau akan mencapai maksimum pada sekitar pukul
10.00. Radiasi yang terlalu terik tidak diinginkan oleh tanaman kacang hijau. Panjang
bersuhu 25oC-27oC, kelembaban udara antara 50%-80%, dan cukup mendapat sinar
9
matahari. Curah hujan yang dikehendaki berkisar antara 50-200 mm per bulan
(Lavria, 2014).
Kacang kedelai (Glycine max) dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu
25° C - 27° C, dengan tingkat kelembaban udara antara 50% - 89%. Tanaman ini
Jenis tanah yang baik bagi pertumbuhan kacang hijau adalah latosol ataupun regosol (
Tarmizi, 2010).
Tanah
Tanaman kacang kedelai menghendaki tanah yang tidak terlalu berat. Artinya,
tanah tidak terlalu banyak mengandung tanah liat. Tanah dengan kandungan bahan
organik tinggi sangat disukai oleh tanaman kacang hijau. Tanah berpasir pun dapat
Tekstur tanah yang cocok untuk tanaman Kacang kedelai adalah tanah liat
berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase yang baik.
Struktur tanah gembur, dengan tingkat keasaman (pH) 5,8-7,0 dan pH optimal 6,7
(Daeli, 2012).
Kacang kedelai dapat tumbuh pada semua jenis tanah sepanjang kelembaban
dan tersedianya unsur hara yang cukup. Untuk itu lahan yang akan dipergunakan
harus dipersiapkan sebaik-baiknya. Pada lahan sawah setelah panen padi, tidak perlu
Pertumbuhan
10
hidup tiap hari , tiap minggu atau waktu lainnya .Pertumbuhan tersebut mencakup
dua aspek yang saling berkaitan yaitu peningkatan massa badan setiap satuan waktu
dan perubahan bentuk dan kkomposisi badan. Untuk yang pertama menyebutkan
normal pada kisaran suhu 10o – 40o . Suhu diluar batas minimum dan maksimum
disebut suhu ekstrim. Suhu yang terbaik bagi pertumbuhan tumbuhan tersebut disebut
suhu optimal. Suhu optimal tidak sama dengan keseluruhan tumbuhan dan sangat
( Harahap, 2007).
jumlah, bentuk dan ukuran organ-organ vegetatif seperti daun, batang dan akar yang
organ generatif yang dimulai dengan terbentuknya primordia bunga hingga buah
masak. Kedua proses dan fase pertumbuhan ini ditentukan oleh faktor genetik dan
11
lingkungan, tempat tumbuh tanaman sehingga terdapat perbedaan masa dan fase antar
Perkembangan
mencirikan tubuh organism. Zigot tumbuhan adalah sebuah sel yang tidak memiliki
perkembangan yang saling tumpang tindih merubah sel telur yang dibuahi itu menjadi
saraf merupakan hasil dari proses pertambahan jumlah dan ukuran sel. Pertambahan
jumlah sel suatu organisme terjadi karena proses pembelahan sedangkan proses
matahari, 4. Faktor hormone. Serta identitas dari seleksi yang secara praktis akan
12
(Allard, 2003).
dikelompokkan menjadi dua yaitu factor iklim dan factor tanah. Factor iklim terdiri
dari curah hujan, cahay, suhu, kelembaban, angin dan letak geografis berdasarkan
garis lintang.. sedangkan factor tanah terdiri dari sifat fisik, kimia dan biologi tanah,
Kurva Sigmoid
titik tertentu pertumbuhan sel tanaman dan kemudian melamabat. Periode awal
dengan laju pertumbuhan eksponensial yang pendek, lalu linier yang panjang. Laju
pertumbuhan linier diikuti oleh fase yang lajunya menurun (Perwiasari et al, 2012)
Pola pertumbuhan tegakan antara lain dapat dinyatakan dalam bentuk kurva
pertumbuhan yang merupakan fungsional antara sifat tertentu tegakan. Bentuk kurva
tegakaan yang ideal akan mengikuti bentuk bagi pertumbuhan organism (tumbuh-
Pola pertumbuhan sepanjang suatu generasi secara khas dicirikan oleh suatu
fungsi pertumbuhan yang disebut kurva sigmoid (bentuk seperti huruf S) yang terdiri
dari 4 fase, yaitu: fase eksponensial, fase linier meningkat, fase linier menurun dan
generative. Adanya tinggi tanaman karena tanaman terus membentuk daun baru serta
kurva sigmoid, dimana setelah memasuki fase generative seharusnya sudah tidak
atau jumlah seiring jalannya waktu, ukuran (v) bertambah secara eksponensial sejalan
dengan waktu (t). Ini berarti laju pertumbuhan (dv/dt) lambat pada awalnya, tapi
kemudian meningkat terus laju berbanding lurus dengan ukuran organisme: semakin
Fase linier ialah fase yang menunjukkan adanya pertumbuhan yang konstan.
selama beberapa waktu lamanya. Fase penuaan ialah fase yang menunjukkan adanya
dengan laju pertumbuhan yang menurun, saat tumbuhan sudah mencapai kematangan
Medan pada ketinggian 25 meter dpl. Dilakukan pada hari Kamis tanggal tanam 17
(Zea mays L.) dan benih kacang kedelai ( Gycine maxL. ) sebagai sampel tumbuhan
yang akan diamati pertumbuhannya, tanah, pasir dan kompos sebagai media tanam
dengan perbandingan 2:1:1 dan polybag 10 Kg sebagai media tanam, label nama
sebagai identitas tanaman yang akan diamati, serta air untuk menyiram tanaman.
Adapun alat yang digunakan dalam percobaan adalah cangkul sebagai alat
untuk mengolah lahan, batu bata sebagai alas polybag, meteran untuk mengukur
lahan yang akan diamati, pacak untuk menjadi penanda batas areal percobaan , tali
plastik untuk mengikat dari satu pacak ke pacak lain, gembor sebagai wadah air untuk
menyiram tanaman, buku data untuk menulis hasil pengamatan, beko sebagai alat
untuk mengangkut pasir dan tanah, penggaris sebagai alat untuk mengukur tinggi
tanaman, serta alat tulis yang membantu dalam proses pencatatan hasil pengamatan.
Prosedur Percobaan
- Dicampur tanah top soil, pasir dan kompos dengan perbandingan (2:1:1).
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Persiapan Lahan
kemudian polybag diletakkan pada plot, namun sebelumnya diletakkan 2 buah batu
Persiapan Bibit
Sebelum ditanam, bibit jagung dan kedelai direndam didalam air selama
sekitar 15 menit, kemudian dipilih bibit yang tidak mengapung untuk ditanam.
Pada setiap polybag, dibuat 2 buah lubang tanam dengan kedalaman sekitar
1 ruas jari, kemudian diberikan kompos secukupnya pada setiap lubang tanam yang
Penanaman
Pada saat penanaman benih sebaiknya dalam keadaan lembab dan tidak
tergenang. Penanaman dilakukan dengan menanam dua butir benih setiap lubang
tanam.
Gambar 5. Penanaman
Pemeliharaan Tanaman
Penyiraman
pada sore hari dengan banyak air yang diberikan sesuai dengan jumlah kebutuhan air
secara merata.
Penyulaman
bibit kedelai yang ditanam banyak yang membusuk dan tidak dapat tumbuh.
Gambar 7. Penyulaman
Penyiangan
Gambar 8. Penyiangan
20
Pemanenan
Pada tanaman jagung diambil tongkolnya sedangkan pada tanaman kedelai diambil
polong-polongnya.
Parameter Amatan
Tinggi tanaman jagung dan kedelai diambil satu minggu sekali dan
pengukuran tinggi jagung mulai dilakukan pada saat tanaman jagung dan kedelai
berumur 2 MST.
Perhitungan jumlah daun pada tanaman jagung dimulai dari daun yang
terletak di dekat akar hingga daun yang telah membuka sempurna sedangkan pada
tanaman dihitung setiap cabang pada daun.Jumlah daun dihitung setiap satu minggu
Hasil
Kelompok :7
100
50
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
MST
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8
MST
Kelompok :7
23
25
20
15
10
5
0
1 2 3 4 5 6 7
MST
24
12
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7
MST
Pembahasan
Dari hasil praktikum diketahui bahwa tinggi tanaman jagung pada MST ke-2
adalah 21 cm sedangkan pada MST ke 10 adalah 148 cm, tinggi tanaman jagung
mengalami pertumbuhan. Dari tabel yang telah disajikan, tampak bahwa tanaman
jagung mengalami fase logaritmik, dimana pada MST 2-4 terjadi penambahan tinggi
25
yang masih sedikit kemudian pada MST ke-5 dan 6 terjadi penambahan tinggi yang
cukup signifikan. Hal ini sesuai dengan literatur Putra (2013) yang menyatakan
bahwa pertumbuhan adalah proses penambahan biomassa yang bersifat tidak dapat
panjang, volume, jumlah sel, dan lain-lain. Pertumbuhan makhluk hidup dapat dilihat
Dari hasil praktikum pada tanaman jagung jumlah daun pada MST ke-2
adalah 4 helai kemudian pada MST ke-10 jumlah daunnya 18 helai. Jumlah helai
perkembangan. Hal ini sesuai dengan literatur Putra (2013) yang menyatakan bahwa
Dari hasil praktikum pada tanaman kedelai, tinggi tanaman pda MST ke-2
adalah 22 cm, sedangkan pada MST ke-8 tingginya adalah 38 cm. Tanaman kedelai
pertumbuhan pada tanaman kedelai yang dapat terjadi karena didukung oleh faktor-
faktor yang cukup memadai. Hal ini sesuai dengan literatur Buntoro et al. (2014)
faktor tersebut, apabila salah satu atau semua faktor tidak mendukung maka
Dari hasil praktikum, jumlah daun pada tanaman kedelai di MST ke-2
adalah 1 helai, sedangkan pada MST ke-8 jumlah daunnya meningkat menjadi 16
helai. Pertambahan jumlah daun pada tanaman kedelai adalah sebanyak 15 helai yang
menunjukkan adanya proses tumbuh dan kembang terjadi pada tanamn kedelai. Hal
ini sesuai dengan literatur Endah (2001) yang menyatakan bahwa setiap tanaman,
sesuai dengan tahapan pertumbuhan tidak akan mengalami kesulitan dalam proses
pembuahannya.
sedangkan perkembangan lebih ke arah kualitatif. Hal ini sesuai dengan literatur
dari faktor eksternal dan internal. Faktor internal meliputi genetik dan faktor eksternal
meliputi lingkungan atau fisis dari makhluk hidup tersebut. Hal ini sesuai dengan
ketahanan terhadap tekanan iklim, tanah, dan biologis, laju fotosintesis, respirasi,
pembagian hasil asimilasi dan nitrogen, klorofil, karoten, dan kandungan pigmen
yang berbentuk seperti huruf S dan terdiri dari fase logaritmik, linear dan penuaan.
Fase logaritmik adalah fase dimana terjadinya pertumbuhan yang pada awalnya tidak
terlalu cepat kemudian terjadi penambahan eksponensial, kemudian fase linear adalah
kemudian fase penuaan adalah fase dimana pertumbuhan vegetatif telah terhenti dan
menua. Hal inii sesuai dengan literatur Kiyasa et al. (2012) yang menyatakan bahwa
kurva menunjukkan ukuran kumulatif dari waktu tiga fase utama biasa mudah
diamati. Pada fase logaritmik ini berarti bahwa laju pertumbuhan lambat pada
awalnya, tetapi kemudian meningkat terus. Pada fase linear, pertambahan ukuran
berlangsung secara konstan. Fase penuaan dicirikan oleh laju pertumbuhan yang
KESIMPULAN
28
1. Dari hasil data tinggi tanaman jagung, dapat diketahui bahwa tanaman jagung
2. Dari hasil data jumlah daun, diketahui bahwa tanaman jagung mengalami
bertambah.
3. Dari hasil praktikum, pada kurva tinggi tanaman kedelai, terlihat lebih jelas
4. Dari hasil praktikum, pada kurva jumlah daun, dapat diketahui bahwa tanaman
5. Pertumbuhan adalah penambahan jumlah sel dan perbesaran sel yang bersifat
lingkungan
dari suatu tanaman yang meliputi 3 fase yaitu fase logaritmik, linear dan
penuaan.
29
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, T. Dan Sri, P. 2010. Perkembangan Serat Batang Rosella Dengan Perlakuan
Naungan Dan Volume Penyiraman Yang Berbeda. Jurusan Biologi Fmipa
Undip. Semarang.
Campbell,R. And Mitchell, L. 1999. Biologi. Edisi Kelima, Jilid 1. Penerbit Erlangga.
Jakarta.
Daeli, N.D.S. 2012. Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Vigna
radiata L.) Hasil Mutasi Radiasi Sinar Gamma Terhadap Salinitas
.SKRIPSI. Pemuliaan Tanaman Program Studi Agroekoteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.
Fisher, N. M. Dan Goldsworty, P.R. 2008. Jagung Tropik Dalam Fisiologi Tanaman
Budidaya Tropik. UGM-Press. Yogyakarta.
Harahap, H. 2007. Pertumbuhan Dan Produksi Jagung (Zea mays L.) Pada Musim
Kering Terhadap Perbedaan Waktu Tanam. Fakultas PertanianUniversitas
Sumatera Utara. Medan.
Karnaen. 2007. Model Kurva Pertumbuhan Pra Sapih Dari Sapi Madura Betina
Dan Jantang. Jurnal Ilmu Ternak. Fakultas Peternakan, Universitas
Padjadjaran. Bandung.
Nasution, A.H Dan Sri, E.N. 2010. Kurva Sigmoid. LAPORAN. Laboratorium
Fisiologi Tumbuhan Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara. Medan.
30
Nasution, L.R. 2012. Penetapan Kadar Besi Dan Kalsium Dalam Kacang Hijau
(Phaseolus radiatus L.) Dengan Dan Tanpa Kulit Biji Yang Terdapat Di
Pasaran Secara Spektrofotometri Serapan Atom. SKRIPSI. Program
Studi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera Utara.
Medan.
Perwiassari, B. Mustika, T. Dan Catur, W. 2012. Pengaruh Media Tanam Dan Nutrisi
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Pakchoi
(Brassica juneea L). Dengan System Hidroponik. Jurusan
Agroekoteknologi Universitas Teknologi Malaysia.
Poehlman. 2004. Breeding Field Crops. Edisi Ketiga. AVI Book. New York.
Pradhan, S. 2003. Plant Physiology. Har- Anad Publication PVT. Ltd. India.
Rinaldi, M. Ernita Dan Marni, Y. 2009. Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Jagung
(Zea mays L.) Yang Di Tumpang Sarikan Dengan Tanaman
Kedelai (Glycine max L. Merril). FP Universitas Tamansiswa. Padang.
Rubatzky, V.E. Dan Yamaguchi, M. 2000. Sayuran Dunia Prinsip Produksi Dan Gizi.
Terjemahan Catur Herison. ITB-Press. Bandung.
Salisbury, F. B Dan Ross, C.W. 2001. Fisiologi Tumbuhan. Jilid 3. Terjemahan Oleh
Diah R. Lukman Dan Sumaryono, 1995. ITB – Press. Bandung.
Sianipar, J. 2012. Respons Pertumbuhan Dan Produksi Kacang Hijau (Vigna radiata
L.) Hasil Mutasi Radiasi Sinar Gamma Terhadap Cekaman Kekeringan.
SKRIPSI. Pemuliaan Tanaman Program Studi Agroekoteknologi Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan.
Sianturi, E.S. 2009. Uji Efektivitas Beberapa Insektisida Nabati Pada Tanaman
Kacang Hijau Dan Kacang Panjang Terhadap Hama Maruca testulalis
Geyer (Lepidoptera; Pyralidae). Skripsi. Departemen Hama Dan
Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.
Medan.
Simaninhuruk, B.W. 2010. Pola Pertumbuhan Dan Hasil Padi Gogo Yang Di
Subtitusi Bahan Organic Dengan Manipulasii Jarak Tanam. Universitas
Bengkulu.
Tobing, M.P.L. Ginting, O. Ginting, S. Dan Damanik, R.K. 2000. Agronomi Tanaman
Makanan 1. Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara. Medan.
Undaharta, N.K.E. Bramantyo, T.A.N Dan Mustaid, S. 2008. Riap Tahunan Rata-
Rata Jenis Dysoxylum parasiticum (Osbeck) Kosterm. Di Kebun Raya
‘Eka Karya’ Bali. Upt. Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya ‘Eka
Karya’, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Tabanan Bali.
Wirawan, G.N. Dan Wahab, M.I. 2007. Teknologi Budidaya Jagung. Fakultas
Pertanian IPB. Bogor.
32
LAMPIRAN
5
33
34
35