PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemiskinan merupakan salah satu masalah dari sekian banyak masalah yang
Prof. Aswanto sekitar 80 persen rakyat Indonesia tergolong miskin. Hal itu
disebabkan oleh pengelolaan sumber daya alam yang kurang dan kemampuan
sumber daya manusianya sendiri yang sangat kurang. Dari sekitar 100 persen aset
yang dimiliki Indonesia, hanya 1 persen yang dikelola oleh rakyat indonesia.
Sedangkan menurut versi Bank Dunia, saat ini kurang dari 45 persen atau sekitar
secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi
moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut ilmiah yang
telah mapan. Kemiskinan merupakan suatu permasalahn klasik yang secara terus
menerus berlangsung dari zaman dahulu kala hingga saat ini. Berbagai upaya
1
telah dilakukan oleh Indonesia untuk mengentaskan kemiskinan baik melalui
program bantuan langsung tunai (BLT), dana bantuan operasional sekolah (Dana
BOS), beras rakyat miskin (Raskin), dan berbagai upaya lainnya. Namun,
exterme form, proverty is a lackof basic human needs, such as adequate and
akhirnya membawa kematian. Kemiskinan adalah awal dari segala sesuatu yang
Indonesia telah diakui Bank Dunia sebagai Negara yang berhasil menurunkan
diturunkan dari sekitar 40% pada tahun 1976 menjadi 11% pada tahun 1996
menunjukkan hal yang sama dimana persentase penduduk yang hidup di bawah
garis kemiskinan 1 dolar PPP per kapita per hari turun dari 20,6% pada tahun
1990 menjadi 7,8% pada tahun 1996. Akan tetapi ketika krisis ekonomi melanda
2
tahun 1998 tingkat kemiskinan tercatat sebesar 24,2% yang utamanya disebabkan
non-makanan tingkat kemiskinan juga kembali turun menjadi sekitar 19% pada
berlangsung cukup lambat. Pada tahun 2008, tingkat kemiskinan tercatat sebesar
15,4%. Sementara itu berdasarkan data Bank Dunia, tingkat kemiskinan Indonesia
pada tahun 2008 adalah sebesar 5,9% jika didasarkan pada garis kemiskinan 1
dolar PPP per kapita per hari, tetapi jika diukur berdasarkan garis kemiskinan 2
dolar PPP per kapita per hari tingkat kemiskinan di Indonesia tercatat sebesar
42,6% (Modjo, 2009). Perlu dicatat bahwa garis kemiskinan Bank Dunia hanya
B. Rumusan Masalah
kemiskinan dengan kesehatan. Topik ini signifikan untuk dibahas karena usaha
3
C. Tujuan
1. Defenisi kemiskinan
2. Konsep kemiskinan
3. Faktor-faktor kemiskinan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Kemiskinan
dari suatu kelompok masyarakat yang berada dibawah garis kemiskinan. Oleh
yaitu sebagai keadaan kekurangan uang, rendahnya tingkat pendapatan dan tidak
adalah masalah yang sangat kompleks, baik dari faktor penyebab maupun dampak
yang ditimbulkannya.
istilah ini secara subyektif dan komparatif, sementara yang lainnya melihatnya
dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi memahaminya dari sudut
5
ada anggota keluarga yang putus sekolah atau tidak, frekuensi makan makanan
pokok per hari kurang dari dua kali dan kepala keluarga mengalami pemutusan
hubungan kerja atau tidak. Atas dasar kriteria kemiskinan ini, Dinas Kesehatan
miskin. Data Depkes jumlah penduduk miskin tahun 2005 sebesar 60 juta jiwa.
Kesra dan Taskin, 1999), di samping itu secara ekonomi BPS menetapkan
pedesaan.Dari data BPS jumlah penduduk miskin tahun 2004 sebesar 42,8 juta
jiwa.
Tidak dapat menjalankan ibadah menurut agamanya, (2) Seluruh anggota keluarga
tidak mampu makan dua kali sehari, (3) Seluruh anggota keluarga tidak memiliki
terluas dari rumahnya berlantai tanah, (5) Tidak mampu membawa anggota
ekonomi berdasarkan penghasilan kurang US$1 per hari bagi penduduk perkotaan
dan US$0,8 untuk penduduk pedesaan. Bank Dunia mendefinisikan miskin secara
ekonomi berdasarkan penghasilan kurang dari atau sama dengan US$1 per hari.
Definisi kemiskinan yang dipakai MDGs adalah versi Bank Dunia. Dari kriteria
Bank Dunia jumlah penduduk miskin tahun 2004 sebesar 36,15 juta jiwa.
6
Berdasarkan definisi-definisi yang telah diuraikan, umumnya masyarakat
5. No freedom for poor, tidak memiliki kepercayaan diri dan mental untuk
berikut;
generasi ke generasi.
7
Kemiskinan di Indonesia dapat juga dilihat dari empat di mensi pokok, yaitu:
kesehatan;
Dari uraian di atas, dengan adanya beberapa definisi miskin yang berlaku di
Indonesia, maka besaran jumlah penduduk miskin juga beragam antara ILO, Bank
Dunia, BPS, BKKBN, Depkes. Hal ini menjadi masalah tersendiri karena tidak
jelas masyarakat miskin yang mana yang harusnya ideal atau tepat menjadi target
miskin yang dipakai BPS adalah penghasilan kurang dari US$0,55 per hari, maka
rawat inap maka ia tidak akan mampu membayar biaya rawat inap dengan
atas, maka perlu dilakukan penyesuaian kriteria miskin agar penentuan miskin
tidak salah sasaran. Yang juga perlu untuk menjadi perhatian adalah dalam
daerah lain, tidak dapat dinilai dengan nilai indikator yang sama antar satu daerah
dengan daerah yang lain, karena keberadaan status ekomoni masyarakat kita tidak
8
Melihat kompleksnya permasalahan dalam mendefinisikan kemiskinan, salah
adalah adanya kesamaan persepsi tentang penduduk miskin dan pelaku PK,
absolut dan Kemiskinan relatif. Kemiskinan absolut mengacu pada satu set
standard yang konsisten, tidak terpengaruh oleh waktu dan tempat atau negara.
Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yang
makan dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira
2000-2500 kalori per hari untuk laki laki dewasa). Bank Dunia mendefinisikan
ini maka diperkiraan pada 2001 1,1 miliar orang didunia mengonsumsi kurang
dari USD $ 1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari USD $
9
ekstrem telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001. Melihat pada
periode 1981-2001, persentase dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis
kemiskinan USD $ 1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi , nilai dari USD $
termasuk makanan, air minum yang aman, fasilitas sanitasi, kesehatan, rumah,
pendidikan keluarga.
lingkungan sekitar.
4. Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang
akibat dari kemalasan, namun di Amerika Serikat (negara terkaya per kapita di
10
miskin; yaitu, orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan publik, namun
B. Konsep Kemiskinan
ini menyangkut tidak hanya aspek finansial, melainkan pula semua jenis kekayaan
standar baku yang dikenal dengan garis kemiskinan (poverty line). Dimensi
kemiskinan ini juga dapat diartikan sebagai kemiskinan yang disebabkan oleh
faktor penghambat tersebut secara umum meliputi faktor internal dan eksternal.
Faktor internal datang dari dalam diri si miskin itu sendiri, seperti rendahnya
11
nilai-nilai atau kebudayaan yang dianut oleh orang-orang miskin, seperti malas,
mudah menyerah pada nasib, kurang memiliki etos kerja dan sebagainya. Faktor
eksternal datang dari luar kemampuan orang yang bersangkutan, seperti birokrasi
kemiskinan ini juga sangat dekat dengan perspektif pekerjaan sosial yang
spektakuler dari 40,1 persen menjadi 11,3 persen, jumlah orang miskin meningkat
kembali dengan tajam, terutama selama krisis ekonomi. Studi yang dilakukan
BPS, UNDP dan UNSFIR menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin pada
periode 1996-1998, meningkat dengan tajam dari 22,5 juta jiwa (11,3%) menjadi
49,5 juta jiwa (24,2%) atau bertambah sebanyak 27,0 juta jiwa. Sementara itu,
Indonesia pada akhir tahun 1999 mencapai 129,6 juta atau sekitar 66,3 persen dari
12
seluruh jumlah penduduk. Data dari BPS (1999) juga memperlihatkan bahwa
secara hampir sama di wilayah pedesaan dan perkotaan, yaitu menjadi sebesar
62,72% untuk wilayah pedesaan dan 61,1% untuk wilayah perkotaan. Secara
(4,72%). Akan tetapi, selama dua tahun terakhir ini secara absolut jumlah orang
miskin meningkat sekitar 140% atau 10,4 juta jiwa di wilayah perkotaan,
yang dilakukan oleh BPS (Badan Pusat Statistik) dapat dibagi menjadi 2 (dua),
yaitu: (1) Pendekatan Wilayah dan (2) Pendekatan Rumah Tangga. Penjelasan
13
tersebut tergolong rendah. Sebuah desa yang mempunyai infrastruktur
minimal.
Data dasar yang digunakan untuk melakukan penghitungan adalah data yang
bersumber dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) modul konsumsi.
Survei ini dilakukan setiap tahun oleh Biro Pusat Statistik (BPS). Dalam setiap
survei ada 2 (dua) kelompok pertanyaan, yaitu : Kor dan Modul. Data Kor
mencakup variabel demografi dan partisipasi sekolah anggota rumah tangga, dan
selalu dikumpulkan setiap tahun. Sedangkan Data Modul dibagi atas 3 (tiga)
dengan 2.100 kalori per kapita per hari ditambah kebutuhan minimum non-
pangan.
14
C. Faktor-Faktor Kemiskinan
Kemiskinan merupakan salah satu masalah penting yang ingin diberantas oleh
untuk berhasil hanya 50%. Jika dilihat dari bantuan keuangan (BLT), dengan
sasaran yang dimaksudkan untuk program tersebut tidak tepat sasaran, banyak
sebagai rakyat miskin juga menerima bantuan tersebut. Jika dilihat dari Dana
Indonesia apalagi yang berada di bawah garis kemiskinan bahwa pendidikan tidak
waktu sedangkan jika digunakan untuk bekerja akan lebih bermanfaat. Jika dilihat
dari RASKIN, sasarannya juga tidak tepa dengan harga yang jauhdibawah rata-
Namun, sangat disayangkan bahwa kualitas beras yang ditawarkan adalah kualitas
rendah dan bahkan yang sudah tidak layak untuk dijadikan sebagai makanan. Dari
15
maju. Sedangkan negara-negara berkembang seringkali semakin
globalisasi
dan papan)
16
7. Tidak adanya akses terhadap lapangan kerja dan mata pencaharian yang
berkesinambungan.
dan terpencil)
1. Kelebihan penduduk
Suatu situasi dimana jumlah penduduk lebih banyak dari sumber daya
aset atau sumber daya alam dari Indonesia yang begitu luas hanya dapat
70% digunakan untuk dikelola dan 30% untuk diekspor tentu akan lebih
17
2. Ketidak merataan sumber daya hidup
Daerah yang kekurangan sumber daya ini akhirnya menjadi daerah dengan
penduduk miskin. Sumber daya yang dimaksud bukan hanya sumbe daya
manusia tapi juga berupa bantuan finansial untuk mengelola sumber daya
alam yang ada didaerah tersebut. Ketidak merataan sumber daya ini
sulawesi barat, sumber daya alam disana melimpah ruah, namun karena
18
secara otomatis akan mendatangkan kemiskinanapabila kenaikan jumlah
meningkat tajam, namun tidak diringi dengan pemasukan yang naik pula.
sangat mustahil untuk bertahan pada cara hidup yang minim. Diperlukan
19
otomatis membuat masyarakat menjadi kesulitan memenhuhi
menjalankan apa terpaksa saat ini yang dapat dilakukan (bukan apa yang
20
4. distribusi pendapatan yang timpang
9. kultur/budaya (tradisi)
penyebab kemiskinan yang paling utama atau faktor mana yang berpengaruh
yaitu;
kerja. Atas dasar kenyataan di atas dia miskin karena tidak bisa berbuat
2. Malas Bekerja
21
kepribadian seseorang. Adanya sikap malas ini seseorang bersikap acuh
tak acuh dan tak bergairah untuk bekerja atau bersikap pasif dalam
Sikap malas ini cenderung untuk menggantungkan hidup pada orang lain,
dikatakan oleh para ahli bahwa masyarakat itu miskin karena memang
5. Keterbatasan Modal
22
kemiskinan pada sebagaian masyarakat di Negara tersebut.
diibaratkan sebagai suatu lingkaran yang tak berujung pangkal baik dari
segi permintaan akan modal maupun dari segi penawaran akan modal.
6. Beban Keluarga
pula tuntutan / beban untuk hidup yang harus dipenuhi. Seseorang yang
23
alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan.
a. Aspek Geografi
24
Indonesia merupakan negara dengan kasus TB Paru terbesar ke 3
di dunia.
b. Aspek Demografi
sebagai berikut:
pada tahun 1971 menjadi 179 juta pada tahun 1990, dan
kelahiran (Total Fertility Rate/ TFR) dari 5,6 anak per keluarga
pada tahun 1971 menjadi 2,6 anak per keluarga pada tahun 2003.
25
Indonesia sebagai negara berkembang dengan jumlah
Jawa 61,08
Kalimantan 5,79
Sulawesi 7,56
Timur
26
perpindahan penduduk ke Pulau Jawa, dengan harapan
berikut:
Desa 55,56
Kota 44,44
27
Komposisi Penduduk Indonesia Tahun 2002
pelestarian hutan.
28
izin pengelolaan hutan kepada perusahaan-perusahaan swasta
29
d. Aspek Ideologi
ketidakadilan.
30
Menghadapi derasnya pengaruh ideologi kapitalis, kita
kepribadian bangsa.
e. Aspek Politik
suap-menyuap.
31
kepedulian elit politik, sulit bagi bangsa ini untuk keluar dari
finansial.
f. Aspek Ekonomi
berada di antara dua benua dan dua samudera. Dari letak Indonesia
sampai saat ini status Indonesia masih sebagai negara yang sedang
32
mengeluarkan kebijakan utang luar negeri, agar pembangunan di
Kemiskinan.
karena bila tidak tertangani dengan baik akan, utang luar negeri
sosial yang kian luas dan menajam, di Indonesia dari 219 juta
33
penduduk Indonesia, 100 juta penduduk hidup di bawah garis
Kondisi seperti ini tidak dapat dibiarkan, perlu ada upaya dari
34
Indonesia. Instabilitas keamanan yang banyak terjadi di negara
dan kendala ini maka sudah sewajarnya pemerintah dan para elit
bangsa dan negara. Para elit politik dan kaum intelektual harus
serta Sishamkamrata dan upaya bela negara. Selain itu yang tidak
Penanggulangan Kemiskinan)
35
Pengelolaan utang luar negeri memerlukan perhatian serius,
karena bila tidak tertangani dengan baik akan, utang luar negeri
anggota PBB yang sebagian besar diwakili oleh kepala negara sepakat
komitmen para pemimpin dunia yang tidak pernah ada sebelumnya untuk
36
a. Target MDGs
perempuan.
37
5. Tujuan 5: Meningkatkan kesehatan ibu.
menular lainnya.
tahun 2020.
pembangunan.
38
Target 12: Mengembangkan kemitraan global
alat strategis untuk mencapai tujuan yang tertuang dalan MDGs yang
saat ini, mampukah kebijakan kesehatan yang ada saat ini berfungsi
39
MDGs yang berkaitan dengan kesehatan masyarakat miskin. Dari
masyarakat miskin, yang telah ada sejak tahun 1998, banyak isu-isu
adalah:
40
untuk melihat miskin dari sudut pandang ekonomi. Sedangkan
BPS), maka bila keluarga tersebut sakit dan harus dirawat inap
41
Semua permasalahan di atas akan berdampak pada inefisiensi
sehat/askeskin.
hanya rata-rata 2,2% dari (GDP), masih jauh dari anjuran WHO
mendapatkannya.
42
Inggris mengalokasikan dananya sebesar 7,3% dari GDP
43
antar propinsi/kabupaten/kota tergantung kekuatan pembiayaan
keseluruhan.
terbelakang.
44
kesehatan harus selalu mengikuti perkembangan ilmu
preventif
pemerintah kabupaten/kota.
45
Untuk lebih mengembangkan subsistem Upaya Kesehatan,
kesehatan.
46
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
hidup yang layak. Secara tidak langsung berdampak pada masalah kesehatan.
Salah satu penyakit yang ada di Negara berkembang adalah diare. Faktor
1. Epidemiologi Deskriptif
a. Variable Orang
1) Umur
2) Status gizi
47
yang kurang, episode diare akut lebih berat, berakhir lebih lama
3) Faktor pendidikan
diare berasal dari keluarga besar dengan daya beli yang rendah,
b. Variable Tempat
1) Faktor lingkungan
dan penyediaan air bersih yang tidak memadai. Hal ini akan
48
2) Kondisi pembuangan kotoran dirumah
c. Variable Waktu
1) Musim hujan
dan banjir yang telah tercemar dengan bakteri dari tinja seperti
2) Musim kemarau
49
bersih maka penggunaan air dengan kualitas yang tidak memenuhi
2. Epidemiologi Analitik
sebab-sebab lain.
factor intrinsik dan ekstrinsik juga sangat dipengaruhi oleh prilaku ibu
atau pengasuh balita karena balita masih belum bisa menjaga dirinya
sendiri dan sangat tergantung pada lingkungannya, jadi apabila ibu balita
atau pengasuh balita tidak bisa mengasuh balita dengan baik dan sehat
B. Saran
50
praktis berkaitan dengan kontribusinya dari temuan penelitian terhadap penguatan
antara lain :
berlanjut.
lingkungan masing-masing.
51
3. Proses perencanaan dan pelaksanaan program sebaiknya dilakukan dengan
tugas rangkap dengan program lain dan memilki latar belakang di bidang
promosi kesehatan.
Puskesmas.
52
DAFTAR PUSTAKA
http://www.menegpp.go.id/v2/index.php/datadaninformasi/ketenagakerjaan?down
load=14%3Akemiskinan
http://www.mail-archive.com/forum-pembaca-kompas@yahoogroups.com/
http://www.korantempo.com/korantempo/2006/12/19/Opini/krn,20061219,68.id.h
tml.
http://id.wikipedia.org/kemiskinan/html.
http://eone87.wordpress.com/konsepkemiskinan&penanggulangannya/html.
http://www.bbc.co.uk/indonesian/definisikemiskinandanjumlah/html.
53