Anda di halaman 1dari 15

PENGANTAR PENDIDIKAN KESEHATAN DI INSTITUSI

Disusun Oleh:

FERSSY OKTAFANI
11.4.0.10011

PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

STIKES PAYUNG NEGERI

PEKANBARU

T.A 2014/2015
DAFTAR ISI

Daftar Isi ............................................................................................................................ i

A. METODE PENDIDIKAN .................................................................................... 1

1. Macam-macam metode pendidikan .................................................................. 1

2. Luasjangkauan metode pendidikan ................................................................... 4

a. Individu (perorangan) ................................................................................. 4

b. Kelompok .................................................................................................... 5

c. Massa .......................................................................................................... 9

B. ALAT BANTU (MEDIA) PENDIDIKAN .......................................................... 10

1. Alat bantu pendidikan audio ............................................................................. 10

2. Alat bantu pendidikan visual ............................................................................ 11

3. Alat bantu pendidikan audio-visual aids (AVA) .............................................. 11

DAFTAR PUSTAKA

i
A. METODA PENDIDIKAN
Pendidikan kesehatan pada hakekatnya adalah suatu kegiatan atau usaha untuk
menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan
harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut, masyarakat, kelompok atau individu dapat
memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik.
Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilakunya.
Dengan kata lain, dengan adanya pendidikan tersebut dapat membawa akibat terhadap
perubahan perilaku sasaran.
Pendidikan kesehatan juga sebagai suatu proses dimana proses tersebut mempunyai
masukan (input) dan keluaran (output). Didalam suatu proses pendidikan kesehatan yang
menuju tercapainya tujuan pendidikan yakni perubahan perilaku, dipengaruhi oleh banyak
faktor.
Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping masukannya
sendiri juga metode materi atau pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya, dan
alat-alat bantu / alat peraga pendidikan. Agar tercapai suatu hasil yang optimal maka faktor-
faktor tersebut harus bekerjasama secara harmonis.
Hal ini berarti bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan) tertentu, harus menggunakan
cara tertentu pula, materi juga harus disesuaikan dengan sasaran, demikian juga alat bantu
pendidikan disesuaikan. Untuk sasaran kelompok, metodenya harus berbeda dengan sasaran
massa dan sasaran individual. Untuk sasaran massa pun harus berbeda dengan sasaran
individual dan sebagainya.
Dibawah ini akan diuraikan beberapa metode pendidikan individual, kelompok dan
massa (public).
Penyampaian pendidikan kesehatan harus menggunakan cara tertentu, materi juga harus
disesuaikan dengan sasaran, demikian juga alat bantu pendidikan disesuaikan agar dicapai
suatu hasil yang optimal. Untuk sasaran kelompok, metodenya harus berbeda dengan
sasaran massa dan sasaran individual. Untuk sasaran massa pun harus berbeda dengan
sasaran individual dan sebagainya.
1. MACAM-MACAM METODE PENDIDIKAN
a. Metode pendidikan Individual (perorangan)
Bentuk dari metode individual ada 2 (dua) bentuk :

ii
1) Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counseling)
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif, setiap
masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikorek, dan dibantu penyelesaiannya.
2) Wawancara (Interview)
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi
mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, untuk mengetahui apakah
perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian
dan kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih
mendalam lagi.
b. Metode Pendidikan Kelompok
Metode pendidikan kelompok harus memperhatikan apakah kelompok itu besar atau
kecil, karena metodenya akan lain. Efektifitas metodenya pun akan tergantung pada
besarnya sasaran pendidikan.
1) Kelompok besar
a) Ceramah ; metode yang cocok untuk sasaran yang berpendidikan tinggi
maupun rendah.
b) Seminar ; hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan
menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian (presentasi) dari satu ahli
atau beberapa ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan biasanya
dianggap hangat di masyarakat.
2) Kelompok kecil
a) Diskusi kelompok ; dibuat sedemikian rupa sehingga saling berhadapan,
pimpinan diskusi/penyuluh duduk diantara peserta agar tidak ada kesan lebih
tinggi, tiap kelompok punya kebebasan mengeluarkan pendapat, pimpinan
diskusi memberikan pancingan, mengarahkan, dan mengatur sehingga
diskusi berjalan hidup dan tak ada dominasi dari salah satu peserta.
b) Curah pendapat (Brain Storming) ; merupakan modifikasi diskusi kelompok,
dimulai dengan memberikan satu masalah, kemudian peserta memberikan
jawaban/tanggapan, tanggapan/jawaban tersebut ditampung dan ditulis
dalam flipchart/papan tulis, sebelum semuanya mencurahkan pendapat tidak

iii
boleh ada komentar dari siapa pun, baru setelah semuanya mengemukaan
pendapat, tiap anggota mengomentari, dan akhirnya terjadi diskusi.
c) Bola salju (Snow Balling) ; tiap orang dibagi menjadi pasangan-pasangan (1
pasang 2 orang). Kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah,
setelah lebih kurang 5 menit tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka
tetap mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya.
Kemudian tiap 2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung
lagi dengan pasangan lainnya dan demikian seterusnya akhirnya terjadi
diskusi seluruh kelas.
d) Kelompok kecil-kecil (Buzz group) ; kelompok langsung dibagi menjadi
kelompok kecil-kecil, kemudian dilontarkan suatu permasalahan sama/tidak
sama dengan kelompok lain, dan masing-masing kelompok mendiskusikan
masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok tersebut dan
dicari kesimpulannya.
e) Memainkan peranan (Role Play) ; beberapa anggota kelompok ditunjuk
sebagai pemegang peranan tertentu untuk memainkan peranan tertentu,
misalnya sebagai dokter puskesmas, sebagai perawat atau bidan, dll,
sedangkan anggota lainnya sebagai pasien/anggota masyarakat. Mereka
memperagakan bagaimana interaksi/komunikasi sehari-hari dalam
melaksanakan tugas.
f) Permainan simulasi (Simulation Game) ; merupakan gambaran role play dan
diskusi kelompok. Pesan-pesan disajikan dalam bentuk permainan seperti
permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli
dengan menggunakan dadu, gaco (penunjuk arah), dan papan main.
Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai nara
sumber.
c. Metode pendidikan Massa
Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) ini adalah tidak langsung. Biasanya
menggunakan atau melalui media massa.
1) Ceramah umum

iv
Penyajian materi di depan khalayak publik yang berjumlah besar dan terutama
disampaikan secara lisan
2) Siaran Radio
Metodanya sama dengan ceramah, tetapi anak didik tidak berada di dalam
ruangan yang sama
3) Siaran TV
Sama dengan radio, tetapi ditambah dengan gerakan
4) Media cetak
Penyajian materi disampaikan secara tulisan.
2. LUAS JANGKAUAN METODE PENDIDIKAN
Metode pendidikan kesehatan yaitu , meliputi :
a. Individu (Perorangan)
Dalam pendidikan kesehatan, metode pendidikan yang bersifat individual ini
digunakan untuk membina perilaku baru, atau membina seseorang yang telah mulai
tertarik kepada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Misalnya seorang ibu yang
baru saja menjadi akseptor atau seorang ibu hamil yang sedang tertarik terhadap
imunisasi TT karena baru saja memperoleh/mendengarkan penyuluhan kesehatan.
Pendekatan yang digunakan agar ibu tersebut menjadi akseptor lestari atau ibu
hamil tersebut segera minta imunisasi, ia harus didekati secara perorangan.
Perorangan di sini tidak hanya berarti harus hanya kepada ibu-ibu yang
bersangkutan, tetapi mungkin juga kepada suami atau keluarga dari ibu tersebut.
Dasar digunakannya pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai
masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau
perilaku baru tersebut. Agar petugas kesehatan mengetahui dengan tepat serta
membantunya maka perlu menggunakan metode (cara) ini.
Bentuk dari pada pendekatan ini, antara lain:
1) Bimbingan dan penyuluhan (Guidance and Counceling)
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah
yang dihadapi oleh klien dapat dikorek dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya
klien tersebut akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran, dan penuh
pengertian akan menerima perilaku tersebut (mengubah perilaku).

v
2) Interview (Wawancara)
Cara ini sebenarnya merupakan bagian daripada bimbingan dan penyuluhan.
Wawancara antara petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi
mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, untuk mempengaruhi apakah
perilaku yang sudah atau yang akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian
dan kesadaran yang kuat. Apabila belu maka perlu penyuluhan yang lebih
mendalam lagi.
b. Kelompok
Dalam memilih metode pendidikan harus memperhatikan besarnya kelompok
sasaran serta tingkatpendidikan formal dari sasaran. Untuk kelompok yang besar
metodenya akan lain dengan kelompok kecil. Karena efektifitas suatu metoda akan
tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan.
Berikut ini adalah beberapa cara, metode, teknikpendidikan kelompok besar dan
kelompok kecil.
1) Metode Pendidikan Kelompok Besar Yang dimaksud kelompok besar di sini
adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih dari 15 orang. Metode yang baik
untuk kelompok besar ini, antara lain Ceramah dan Seminar.
a) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah:
i) Persiapan
Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri
menguasai materi dari yang akan diceramahkan. Untuk itu penceramah
harus mempersiapkan diri dengan:
 Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi
kalau disusun dalam diagram atau skema.
 Mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran, misalnya makalah
singkat, slide, transparan, lcd proyektor, sound sistem, dan
sebagainya.

vi
ii) Pelaksanaan
Kunci dari keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah
tersebut dapat menguasai sasaran ceramah. Untuk dapat menguasai
sasaran (dalam arti psikologis), penceramah dapat melakukan hal-hal
sebagai berikut:
 Sikap dan penampilan yang menyakinkan, tidak bolah bersikap ragu-
ragu dan gelisah.
 Suara hendaknya cukup keras dan jelas.
 Pandangan harus tertuju ke seluruh peserta ceramah.
 Berdiri di depan (dipertengahan). Tidak boleh duduk.
 Menggunakan alat-alat bantu lihat (AVA) semaksimal mungkin. -
b) Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar

dengan pendidikan menengah ke atas. Seminaradalah suatu penyajian-

presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik dianggap

penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.

2) Metode Pendidikan Kelompok Kecil Apabila peserta kegiatan itu kurang dari 15

orang biasanya kita sebut kelompok kecil. Metode-metode yang cocok

untukpendidikan pada kelompok kecil ini antara lain:

a) Diskusi Kelompok.

Dalam diskusi kelompok agar semua anggota kelompok dapat bebas

berpartisapasi dalam diskusi maka formasi duduk para peserta diatur,

sedemikian rupa sehingga mereka dapat berhadap-hadapan atau saling

memandang satu sama lain, misalnya dalam bentuk iingkaran atau segi

empat. Pimpinan diskusi/penyuluh juga duduk di antara peserta sehingga

tidak menimbulkan kesan ada yang lebih tinggi. Dengan kata lain mereka

vii
harus merasa dalam taraf yang sama sehingga tiap anggota kelompok

mempunyai kebebasan/keterbukaan untuk mengeluarkan pendapat. Untuk

memulai diskusi, pemimpin diskusi harus memberikan pancingan-pancingan

yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau kasus sehubungan dengan

topik yang dibahas.

Agar terjadi diskusi yang hidup maka pemimpin kelompok harus

mengarahkan dan mengatur sedemikian rupa sehingga semua orang dapat

kesempatan berbicara, sehingga tidak menimbulkan dominasi dari salah

seorang peserta.

b) Curah Pendapat (Brain Storming)

Metode ini merupakan modifikasi metode diskusi kelompok. Prinsipnya sama

dengan metode diskusi kelompok. Bedanya pada permulaannya di mana

pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah dan kemudian tiap

peserta memberikan jawaban-jawaban atau tanggapan (cara/pendapat).

Tanggapan atau jawaban-jawaban tersebut ditampung dan ditulis dalam

flipchart atau papan tulis. Sebelum semua peserta mencurahkan pendapatnya,

tidak boleh diberi komentar oleh siapapun. Baru setelah semua anggota

mengeluarkan pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari, dan akhirnya

terjadi diskusi.

c) Bola Salju (Snow Balling)

Kelompok dibagi dalam pasangan-pasangan (1 pasang 2 orang) dan

kemudian dilontarkan suatu pertanyaan atau masalah. Setelah lebih kurang 5

menit maka tiap 2 pasang bergabung menjadi satu. Mereka tetap

viii
mendiskusikan masalah tersebut, dan mencari kesimpulannya. Kemudian tiap

2 pasang yang sudah beranggotakan 4 orang ini bergabung lagi dengan

pasangan lainnya dan demikian seterusnya sehingga akhimya akan terjadi

diskusi seluruh anggota kelompok.

d) Kelompok-kelompok Kecil (Buzz Group)

Kelompok langsung dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil (buzz group)

yang kemudian diberi suatu permasalahan-permasalahan yang sama atau

tidak sama dengan kelompok lain. Masing-masing kelompok mendiskusikan

masalah tersebut. Selanjutnya kesimpulan dari tiap kelompok didiskusikan

kembali dan dicari kesimpulannya.

e) Role Play (Memainkan Peranan)

Dalam metode ini beberapa anggota kelompok ditunjuk sebagai pemegang

peran tertentu untuk memainkan peranan, misalnya sebagai dokter

Puskesmas, sebagai perawat atau bidan dan sebagainya, sedangkan anggota

yang lain sebagai pasien atau anggota masyarakat. Mereka memperagakan

misalnya bagaimana interaksi/komunikasi sehari-hari dalam melaksanakan

tugas.

f) Permainan Simulasi (Simulation Game)

Metode ini merupakan gabungan antara role play dengan diskusi kelompok.

Pesam-pesan kesehatandisajikan dalam beberapa bentuk permainan seperti

permainan monopoli. Cara memainkannya persis seperti bermain monopoli,

dengan menggunakan dadu, gaco (petunjuk arah), selain beberan atau papan

ix
main. Beberapa orang menjadi pemain, dan sebagian lagi berperan sebagai

nara sumber.

c. Masa
Metode pendidikan (pendekatan) massa untuk mengkomunikasikan pesan-pesan
kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik maka
cara yang paling tepat adalah pendekatan massa.
Oleh karena sasaran pendidikan ini bersifat umum dalam arti tidak membedakan
golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, sosial ekonomi, tingkat pendidikan dan
sebagainya maka pesan-pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang
sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut.
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah awareness atau kesadaran
masyarakat terhadap suatu inovasi, belum begitu diharapkan sampai dengan
perubahan perilaku. Namun demikian bila sudah sampai berpengaruh terhadap
perubahan perilaku adalah wajar.
Pada umumnya bentuk pendekatan (cara) massa ini tidak langsung. Biasanya
menggunakan atau melalui media massa. Beberapa contoh metode ini, antara lain:\
1) Ceramah umum (public speaking)
Pada acara-acara tertentu, misalnya pada Hari Kesehatan Nasional, menteri
kesehatan atau pejabat kesehatan lainnya berpidato di hadapan massa rakyat
untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan. Safari KB juga merupakan salah
satu bentuk pendekatan massa.
2) Pidato-pidato diskusi tentang kesehatan melalui media elektronik baik TV
maupun radio, pada hakekatnya adalah merupakan bentuk pendidikan
kesehatan massa.
3) Simulasi, dialog antara pasien dengan dokter atau petugas kesehatan lainnya
tentang suatu penyakit atau masalah kesehatan melalui TV atau radio adalah
juga merupakan pendekatan pendidikan kesehatan massa. Contoh "Praktek
Dokter Herman Susilo" di televisi pada waktu yang lalu.
4) Sinetron "Dokter Sartika" didalam acara TV juga merupakan bentuk pendekatan
pendidikan kesehatan massa.

x
5) Tulisan-tulisan di majalah atau koran, baik dalam bentuk artikel maupun tanya
jawab / konsultasi tentang kesehatan atau penyakit juga merupakan bentuk
pendekatan pendidikan kesehatan massa.
6) Billboard yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dan sebagainya adalah
juga bentuk pendidikan kesehatan massa. Contoh billboard "Ayo ke Posyandu".
B. ALAT BANTU PENDIDIKAN
Media pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan (audio visual
aids/AVA). Berdasarkan fungsinya sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan (media),
media ini dibagi menjadi 3 : cetak, elektronik, media papan (bill board).
Media pendidikan pada hakikatnya adalah alat bantu pendidikan, alat-alat yang
digunakan oleh pendidik dalm menyampaikan bahan pendidikan/pengajaran. Disebut media
pendidikan kesehatan karena alat- alat tersebut merupakan saluran (channel) untuk
menyampaikan informasi kesehatan dan karena alat-alat tersebut digunakan untuk
mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat dan klien (Notoatmodjo,
2003).
Salah satu tujuan menggunakan alat bantu yaitu menimbulkan minat, mencapai sasaran
yang banyak, merangsang sasaran pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang diterima
kepada orang lain, untuk mempermudah penyampaian, penerimaan informasi oleh sasaran
pendidikan, mendorong keinginan orang untuk mengetahui dan menegakkan pengertian
yang diperoleh (Notoatmodjo, 2003).
Menurut para ahli, indera indra yang paling banyak menyalurkan pengetahuan ke dalam
otak adalah mata. Kurang lebih 75% sampai 87% dari pengetahuan manusia diperoleh
disalurkan melalui mata. Sedangkan 13% sampai 25% lainnya tersalur melalui indera lain.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa alat-alat visual lebih mempermudah cara penyampaian
dan penerimaan informasi atau bahan pendidikan (Notoatmodjo, 2003).
1. Alat bantu pendidikan audio
Yaitu alat-alat yang dapat membantu untuk menstimulasi atau merangsang indera
pendengar pada waktup roses pendidikan atau penyampaian materi atau
bahan pendidikan/pengajaran. Misalnya : radio, piringan hitam, pita suara, dan lain
sebagainya. Alat bantu lihat-dengar Alat bantu pendidikan jenis ini lebih dikenal dengan

xi
Audio Visual Aids (AVA). Contoh alat bantu kombinasi antara alat audio
dan visual misalnya televise dan video cassette.
2. Alat bantu pendidikan visual
Alat bantu visual ini mempunyai guna dan fungsi di dalam membantu
menstimulasi atau merangsang indera mata (penglihatan) pada waktu atau ketika
terjadi proses pendidikan. Alat bantu visual ini ada dua bentuk yaitu :
a. Alat yang diproyeksikan, misalnya slide, film, film strip dan sebagainya.
b. Alat-alat yang tidak diproyeksikan, yaitu dalam bentu dua dimensi misalnya gambar
peta, bagan dan sebagainya. Alat-alat dalam bentuk tiga dimensi misalnya bola
dunia, boneka dan sebagainya.
3. Alat bantu pendidikan audio-visual aids (AVA)
Posisi alat bantu audiovisual dalam pengajaran adalah sebagai alat bantu dalam
menjelaskan pelajaran atau konsep yang sulit dimengerti tanpa ilustrasi visual. Ada
beberapa kesalahan persepsi Orang Tua dalam penggunaan alat bantu audiovisual. Oleh
karena itu, untuk meluruskan kesalahan persepsi tersebut perlu diperhatikan hal-hal
berikut:
a. Alat bantu audiovisual bukan suatu bentuk pendidikan tersendiri.
b. Alat bantu audiovisual bukan hanya gambar hidup saja.
c. Tujuan utama alat bantu audiovisual, sejauh dikaitkan dengan pendidikan, bukan
untuk hiburan.
d. Alat bantu audiovisual bukan sesuatu yang baru.
e. Alat bantu audiovisual bukan suatu obat mujarab untuk seluruh hambatan dalam
pelajaran.
Jadi ada beberapa manfaat alat bantu audiovisual yang juga akan diperoleh dalam
pendidikan orang dewasa, antara lain:
a. Membantu memberikan konsep pertama atau kesan yang benar.
b. Mendorong minat.
c. Meningkaktkan pengertian yang lebih baik.
d. Melengkapi sumber belajar yang lain.
e. Menambah variasi metode mengajar.
f. Meningkatkan atau memacu keingintahuan intelektual.

xii
g. Cenderung mengurangi pengulangan kata yang tidak perlu.
h. Membuat ingatan terhadap pelajaran lebih lama.
i. Dapat memberikan konsep baru dari sesuatu diluar pengalaman biasa.

xiii
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet.
ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003.
http://newjoesafirablog.blogspot.com/2012/07/metode-pendidikan-kesehatan.html
diakses pada tanggal 27 september pukul 16.30 WIB
http://e-medis.blogspot.com/2013/03/metode-pendidikan-kesehatan-individual.html
diakses pada tanggal 27 september pukul 16.40 WIB
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/122947-S-5237-Pelaksanaan%20program-Literatur.pdf
diakses pada tanggal 29 september pukul 21.30 WIB

Anda mungkin juga menyukai