PENDAHULUAN PENELITIAN
A. Masalah Penelitian
Mengemukakan suatu permasalahan dalam penelitian ilmiyah sangat
penting, hal ini disebabkan penelitian tanpa ada masalah yang
mendasari penelitian tidak mungkin terlaksana, penelitian ilmiyah
dilaksanakan disebabkan adanya permasalahan yang mendesak
untuk diteliti sehingga mendapatkan berbagai temuan yang dapat
dijadikan sebagai landasan dalam upaya perbaikan dan
penyelesaikan masalah yang terjadi. Menurut Notoatmodjo (2002)
masalah penelitian secara umum dapat diartikan sebagai suatu
kesenjangan antara yang seharusnya dengan apa yang terjadi tentang
sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada atau terjadi dengan yang
seharusnya ada atau terjadi serta antara harapan dan kenyataan.
Menurut F.N Kelinger dalam Arikunto (1996) variabel sebagai
sebuah konsep seperti halnya laki-laki dan konsep jenis kelamin,
insaf dam konsep kesadaran. Dalam suatu penelitian harus
ditemukan terlebih dahulu masalah-masalah yang berkaitan dengan
kajian penelitian, untuk itu diperlukan persyaratan penelitian bersifat
ilmiyah, Nasution (1996) mengatakan bahwa suatu penelitian
bersifat ilmiyah apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Masalah itu hendaknya bertalian dengan konsep-konsep yang
pokok ataupun hubungan antara konsep-konsep yang pokok.
2. Masalah itu hendaknya mengembangkan atau memperluas
cara-cara mentes suatu teori.
3. Masalah itu memberikan sumbangan kepada pengembangan
metodelogi penelitian dengan menemukan alat, teknik dan
metode baru.
4. Masalah itu hendaknya memanfaatkan konsep-konsep, teori-
teori atau data dan teknik dari disiplin-disiplin bertalian.
1
5. Masalah itu hendaknya dituangkan dalam bentuk desain yang
cermat dengan uraian yang diteliti mengenai variable-
variabelnya serta menggunakan metode yang paling serasi.
2
peluang telah diketahui maka sebuah riset akan mendapatkan
gambarannya (McDaniel dan Gates, 2001, 52).
Suatu permasalahan yang baik memiliki beberapa karakteristik,
karakteristik tersebut sebagai berikut: Pertama, peneliti memiliki
keahlian dalam bidang yang dikaji. Kedua, tingkat kemampuan
peneliti memang sesuai dengan tingkat kemampuan yang diperlukan
untuk mememecahkan permasalahan yang ada. Ketiga, Peneliti
memiliki sumber daya yang diperlukan. Keempat, peneliti telah
mempertimbangkan kendala waktu, dana, dan berbagai kendala lain
dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan (Kuncoro, 2003:26).
Dalam menentukan permasalahan dalam suatu kajian memiliki
beberapa petunjuk yang dapat digunakan dalam mencari
permasalahan yang akan ditampilkan dalam penelitian ilmiyah,
petunjuk untuk mengatasi penentuan masalah terdiri dari beberapa
hal yaitu:
1. Tentukan secara tentatif atau coba-coba suatu topik, lalu
pilihlah judul penelitian
2. Buat sketsa mengenai interrelasi dan perurutan-perurutan
dari masalah-masalahnya pada kertas,
3. Membahas luasnya area topik, dan berusaha menemukan
aspek-aspek kesulitannya, yaitu pusat-pusat simpul yang
harus diurai,
4. Dengan persoalan-persalan tersebut baca secara selektif
buku-buku referensi, catatan-catatan, dokumen-dokumen,
naskah-naskah, laporan-laporan, majalah, dan materi
informatif lainnya yang telah dibuat penulis-penulis lain, dan
ada sangkut pautnya dengan masalah yang tengah kita garap
(Kartono, 1980:55).
3
itu suatu riset teoritis atau riset yang mempunyai dasar
empiris,
2. Testing out research (Riset untuk menguji coba sesuatu),
dalam riset ini kita mencoba untuk menemukan batas dari
generalisasi yang diusulkan sebelumnya. Pada umumnya ini
adalah riset dasar,
3. Problem Solving Research (Riset untuk memecahkan
masalah): dari riset jenis ini kita mulai dari adanya suatu
masalah “dalam dunia nyata” dan membawa semua sumber
daya intelektual untuk memecahkan masalahnya.
Permasalahan harus dapat ditentukan secara jelas dan
metode pemecahan masala harus ditemukan. Orang yang
bekerja dalam cara ini harus menciptakan dan
mengidentifikasi pemecahan masalah sebelumnya dalam
setiap langkah. Ini biasanya melibatkan sejumlah teori dan
metode, kadang-kadang melintas lebih dari satu disiplin,
karena masalah dunia nyata pada umumnya messy (kacau)
dan tidak dapat dipecahkan dalam batas sempit dari satu
disiplin akademis (Rais, 2003).
4
beberapa pustaka yang relevan yang dapat menuntun pembaca
menuju kepada pemikiran logis (Lindsay, 1986:87).
Latar belakang masalah merupakan alur suatu proses masalah
penelitian secara formal. Melalui latar belakang masalah, pengalaman
tentang permasalahan penelitian yang sedang dihadapi dapat
menjadi lebih utuh dan komplit. Dalam latar belakang masalah
diwujudkan dengan menelaah berbagai fenomena yang disusun
dengan baik sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan, pada
umumnya dalam latar belakang masalah mampu mengungkapkan 4
hal yaitu:
5
penelitian akan memiliki nilai lebih apabila hasilnya dapat
dimanfaatkan untuk menyelesaikan suatu permasalahan atau
kepentingan yang lain.
6
dijadikan data yang akan ditampilkan dalam latar belakang masalah,
hanya bahan-bahan yang mengarah kepada hipotesislah yang
digunakan dalam latar belakang masalah. Bahan-bahan tersebut
disusun menurut urutan yang logis. (Lindsay, 1986, 8). Bahan-bahan
yang dapat ditampilkan dalam latar belakang masalah yaitu:
7
secara jelas, apa masalahnya dan apa akibat dari permasalahan
tersebut. Untuk mencari permasalahan mungkin dapat digunakan
analisis dengan pokok masalah. Pentingnya penyantuman ringkasan
tinjauan pustaka yang relevan adalah untuk memberikan informasi
yang memungkinkan pembaca dapat memahami dan menilai hasil
penelitian dalam bidang yang diteliti yang pernah ada serta
memberikan justifikasi dari perlakuan yang akan diuji pada
metodologi. Disamping itu juga untuk mencegah adanya duplikasi
penelitian (Tim Ahli BPPT-PAATP, 1998).
Pada pendahuluan (latar belakang masalah) biasanya peneliti
mengungkapkan alasan utama mengapa yang bersangkutan memilih
masalah tertentu yang akan diteliti sehingga pihak pembaca dapat
memahami mengenai pentingnya masalah tersebut untuk diteliti dari
sisi ilmiah. Pada bagian ini pula, peneliti boleh menuliskan keinginan
peneliti untuk mengungkapkan suatu gejala atau konsep atau dugaan
yang sedang dipikirkan (Sarwono, 2002). Latar belakang berisi uraian
singkat mengenai lingkungan di seputar masalah yang akan diteliti,
lingkungan tersebut bisa meliputi: 1) peristiwa tertentu yang
menyebabkan proposal diperlukan, 2) belum tuntasnya literatur
dalam menjawab permasalah atau fenomena tertentu. (Kuncoro,
2003: 86).
Di Bawah ini terdapat contoh latar belakang penelitian kualitatif
dengan judul: “Kegiatan Prodiksus Life Skills Dalam Upaya
Meningkatkan Keahlian Kecakapan Hidup Siswa Di SMA Kenanga”,
sebagai berikut:
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
mengisyaratkan adanya pengajaran yang saling terintegrasi
tentang Kecakapan hidup (Life Skills) baik itu mengkaitkan
langsung antara Mata Pelajarannya dengan kebutuhan untuk
mengarah pada kecakapan hidup atau yang merupakan Mata
Pelajaran tersendiri yang akan membawa dampak langsung pada
Kecakapan hidup berupa keterampilan untuk digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
yang dibuat oleh SMA Kenanga, menempatkan Kecakapan Hidup
sebagai keterampilan bekal hidup peserta didik yang dijabarkan
dengan baik dalam satu wadah yang disebut Pengembangan diri.
Dalam pengelolaanya Pengembangan diri ini berorientasi
pada Permendiknas No. 19 tahun 2007 tentang Standar
Pengelolaan dan juga pada Dasar Standarisasi Profesi Konseling
8
dari Direktorat Jendral Perguruan Tinggi tahun 2004 yang
memberikan arah pengembangan profesi Konseling di Sekolah
dan luar Sekolah
Kegiatan Pengembangan diri yang dilaksanakan di SMA
Kenanga difasilitasi oleh Konselor untuk kegiatan Pengembangan
diri melalui Konseling, untuk Pengembangan Diri yang melalui
kegiatan Ekstrakurikuler dilaksanakan oleh Pelatih yang
berkompeten dibidangnya disertai Pembina dari Guru dan
dikoordinasi oleh Pembina OSIS sedangkan untuk kegiatan
Pembiasaan dilaksanakan secara komprehensif, kontinyu dan
konsisten.
C. Identifikasi Masalah
Pada umumnya identifikasi masalah dilakukan dari permasalahan
umum yang berhubungan dengan keahlian yang dipunyai dan
menarik untuk dipecahkan. Kemudian dari permasalahan umum yang
telah ditentukan diambil suatu permasalahan spesifik (batasan
masalah) dan lebih memungkinkan untuk diteliti (Kuncoro, 2003:26).
Dalam penyusunan identifikasi masalah diperlukan komunikasi yang
baik antara manajer dengan peneliti. Identifikasi masalah
memerlukan kreativitas, pengetahuan, pengalaman, dan kadang-
kadang juga keberuntungan (Kuncoro, 2003: 27).
Tahap identifikasi masalah merupakan suatu kegiatan berupa
mencari sebanyak-banyaknya masalah yang sekiranya dapat
dicarikan jawabannya melalui penelitian. Pencarian masalah-masalah
ini bertumpu pada masalah pokok yang tercermin pada bagian latar
belakang masalah (Husein Umar, 2001: 68).
Tahap identifikasi masalah merupakan suatu kegiatan berupa
mencari masalah yang sekiranya dapat dicarikan jawabannya melalui
penelitian. Semua masalah yang ada pada obyek penelitian
dikemukakan, baik masalah yang akan diteliti maupun tidak diteliti.
Masalah yang diteliti umumnya merupakan variabel dependen.
Berdasarkan masalah yang diketahui tersebut selanjutnya
dikemukakan hubungan satu masalah dengan masalah yang lain.
Masalah yang diteliti itu kedudukannya dimana diantara masalah
yang akan diteliti. Masalah apa saja yang diduga berpengaruh positif
dan negatif terhadap masalah yang diteliti. Masalah tersebut dapat
dinyatakan dalam bentuk variabel. (Sugiyono, 1999: 303-304).
9
Identifikasi masalah dalam proses pengembangan perumusan
masalah memiliki peranan sebagai suatu proses penyaringan mulai
dari yang umum sampai dengan masalah yang khusus. Masalah
dimulai dari adanya pemikiran “concern” yang sedang dihadapi atau
yang akan dihadapi, kemudian masalah pemikiran tersebut
dipersempit menjadi proses penyaringan perumusan masalah dan
pada tahap ketiga menjadi penyaringan pemilihan masalah yang akan
diteliti dengan disertai tujuan penelitiannya (Sarwono, 2002).
Menurut Umar, (2001: 238) identifikasi masalah adalah
sekelompok aspek yang berada di sekitar masalah utama yang dapat
diteliti untuk menjawab permasalahan utama. Identifikasi
permasalahan penelitian adalah pernyataan singkat tentang
permasalahan yang akan dipecahkan dan merupakan intisari dari
latar belakang masalah. Penentuan pilihan dan penegasan
permasalahan yang akan diteliti. Masalah adalah sesuatu yang
penting untuk mendapatkan pemecahan, dan merupakan gap antara
teori dengan kenyataan, antara apa yang diharapkan dengan apa yang
terjadi. Banyak masalah yang mungkin dihadapi, maka akan
ditentukan pokok permasalahan yang menjadi fokus dalam
penelitian. Rumusan pokok permasalahan biasanya berupa kalimat
tanya (W. Gede Merta, 2004).
Permasalahan di sekeliling kita sangat banyak, peneliti tinggal
mengidentifikasi, setelah masalah diidentifikasi selanjutnya dipilih
salah satu masalah yang paling layak (batasan masalah), kemudian
masalah yang telah dipilih perlu dirumuskan (Sarmanu, 2004: 14).
Mengidentifikasi masalah berarti peneliti melakukan tahap
pertama dalam melakukan penelitian, yaitu merumuskan masalah
yang akan diteliti. Tahap ini merupakan tahap yang paling penting
dalam penelitian, karena semua jalannya penelitian akan dituntun
oleh perumusan masalah. Tanpa perumusan masalah yang jelas,
maka peneliti akan kehilangan arah dalam melakukan penelitian
(Sarwono, 2002).
Masalah-masalah yang disajikan pada bagian identifikasi masalah
umumnya disajikan dalam bentuk kalimat pertanyaan atau kalimat
pernyataan (Umar1999: 16). Contoh identifikasi masalah yang
berbentuk pertanyaan: 1). Seberapa besar pengaruh budaya
organisasi terhadap kinerja keuangan perusahaan, 2). Seberapa besar
pengaruh orientasi etka terhadap kinerja keuangan perusahaan, 3).
10
Seberapa besar pengaruh budaya organisasi dan orientasi etika
terhadap kinerja perusahaan secara simultan (Ernawan, 2004, 19).
Di Bawah ini terdapat contoh identifikasi masalah penelitian
kualitatif, sebagai berikut:
D. Pembatasan Masalah
Masalah penelitian harus dibatasi sehingga fokus pada permasalahan
yang akan di teliti. Dalam hal ini perlu dijelaskan argumentasinya.
Pembatasan masalah dapat menyangkut batasan variable dan
populasi penelitian, tahapan penelitian yang dicapai dan sebagainya.
Bagian ini berkaitan erat dengan identifikasi masalah, jika peneliti
memiliki keterbatasan, masalah-masalah yang telah diidentifikasi
mungkin tidak dapat diteliti semuanya, melainkan hanya beberapa
saja atau dibatasi (Umar, 1999: 17).
Batasan masalah menggambarkan ruang lingkup penelitian yang
tidak terlalu luas. Masalah umum yang ada perlu dibatasi secara
khusus (sempit) dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu,
dana, tenaga, teori, dan sebagainya. Sehingga penelitian dapat
dilakukan lebih mendalam. Masalah yang dibatasi ini menjadi
11
variabel di dalam penelitian (Sugiyono, 1999: 303). Setelah masalah
diidentifikasi selanjutnya dipilih salah satu masalah yang paling layak
untuk diteliti (Sarmanu, 2004:14).
Di Bawah ini terdapat Contoh pembatasan masalah Penelitian
Kualitatif, sebagai berikut:
Pembatasan masalah menurut Soeharto dalam Lili (2009 : 4)
adalah “membatasi ruang lingkup masalah yang sangat luas
dengan mengadakan lokalisasi persoalan dan daerah penelitian”.
Dalam tindakan, daerah penelitian, termasuk juga subjek yang
akan dikumpulkan dan masalah yang diterima tersebut, ditinjau
oleh seorang peneliti. Selain itu juga, pembatasan masalah harus
ditunjang oleh ilmu yang mendasarinya, yaitu dambil dari
identifikasi masalah.
Dari permasalahan seperti yang tercantum dalam identifikasi
dan perumusan masalah, penelitian memfokuskan pada ruang
lingkup masalah sebagai berikut:
a. Pelaksanaan kegiatan Prodiksus Life Skills dalam upaya
menunjang peningkatan kecakapan hidup siswa SMA
Kenanga.
b. Faktor pendukung dan faktor penghambat dalam upaya
menunjang peningkatan kecakapan hidup siswa di SMA
Kenanga.
c. Bagaimana tanggapan siswa mengenai kegiatan Prodiksus
Life Skills dalam rangka peningkatan kecakapan hidup
siswa yang berkenaan dengan minat, manfaat dan suasana
pelaksanaan kegiatan Prodiksus Life Skills di SMA
Kenanga?
E. Perumusan Masalah
Rumusan masalah diperlukan agar pembatasan atau lingkup maslah
dapat disajikan secara singkat. Rumusan masalah disusun dalam
bentuk pertanyaan yang ingin ditemukan jawabannya melalui
penelitian yang akan dilakukan. Perumusan masalah merupakan
factor-faktor atau variable yang melatar belakangi, atau menjadi
penyebab dari maslaah penelitian.
Rumusan masalah adalah kalimat tanya atau pertanyaan yang
menanyakan hubungan apakah yang terdapat antara dua variabel
atau lebih (Kerlinger, 2001:28-29). Rumusan masalah dapat
12
diformulasikan dalam sebuah pertanyaan penelitian. Pertanyaan ini
nantinya akan terjawab setelah ada hasil penelitian yang diperoleh
dari pembahasan atau analisa (Indriantoro dan Supomo, 1999:49;
Umar, 2001:69).
Perumusan masalah harus disertai latar belakang masalah
(Kuncoro, 2003: 33). Perumusan masalah diidentifikasi melalui
proses wawancara, observasi, dan survey literatur. (Kuncoro,
2003:44). Sering dijumpai usulan penelitian yang memuat “latar
belakang permasalahan” secara panjang lebar tetapi tidak diakhiri
(atau disusul) oleh rumusan (pernyataan) permasalahan. Pernyataan
permasalahan sebenarnya merupakan kesimpulan dari uraian “latar
belakang” tersebut. Castette dan Heisler menjelaskan bahwa secara
keseluruhan ada 5 macam bentuk pernyataan permasalahan, yaitu:
(1) Bentuk satu pertanyaan (question);
(2) Bentuk satu pertanyaan umum disusul oleh beberapa
pertanyaan yang spesifik;
(3) Bentuk satu penyataan (statement) disusul oleh beberapa
pertanyaan (question).
(4) Bentuk hipotesis; dan
(5) Bentuk pernyataan umum disusul oleh beberapa hipotesis
(Djunaedi, 2000: 6).
13
sehingga tidak akan menimbulkan salah pengertian atau salah
penafsiran terhadap masalah penelitian.
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas,
maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:
a. Rendahnya tingkat pelaksanaan kegiatan Prodiksus Life
Skills dalam upaya meningkatkan keahlian kecakapan
hidup siswa di SMA Kenanga.
b. Faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat
pelaksanaan kegiatan Prodiksus Life Skills upaya
meningkatkan keahlian kecakapan hidup siswa di SMA
Kenanga.
c. Bagaimana tanggapan siswa mengenai kegiatan Prodiksus
Life Skills dalam rangka peningkatan kecakapan hidup
siswa yang berkenaan dengan minat, manfaat dan suasana
pelaksanaan kegiatan Prodiksus Life Skills di SMA
Kenanga?
F. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian berisi deskripsi singkat tentang hal yang ingin
diketahui atau dipahami atau diatasi atau dicari solusinya terkait
masalah yang diteliti. Tujuan penelitian menunjukkan hal-hal yang
ingin dicapai, sesuai dengan pokok permasalahan. Tujuan penelitian
biasanya diawali dengan kata-kata seperti: untuk mengetahui,
menghitung, menganalisis, membedakan, dan lain-lain (W. Gede
Merta, 2004:11).
Tujuan penelitian berkaitan dengan pertanyaan penelitian, tetapi
tingkatan tujuan penelitian tergantung hasil kajian pustaka. Beberapa
tingkatan atau macam tujuan penelitian, antara lain:
1. Mengeksplorasi; misal: mengeksplorasi faktor-faktor yang
mempengaruhi....
2. Mendeskripsikan; misal: mendeskripsikan pola ....;
mendeskripsikan perkembangan .....; mendeskripsikan
kategori ....
3. Menguji hipotesis; misal: menguji hipotesis bahwa tidak ada
hubungan antara .... dengan ....
4. Mengevaluasi; misal: mengevaluasi ketepatan pemilihan
lokasi ibukota ... dengan kriteria akademis. Sebaiknya
dirumuskan suatu tujuan bagi setiap pertanyaan penelitian.
14
Tujuan untuk masing-masing pertanyaan penelitian dapat
berbeda, tergantung pada status/ujung pengetahuan yang ada
saat ini (“state of the art”)—hasil kajian pustaka—bagi
masing-masing pertanyaan penelitian (Djunaedi, 2002:15-
16).
G. Manfaat Penelitian
Kegunaan (manfaat) penelitian merupakan uraian tentang manfaat
dari hasil atau temuan penelitian (Hasan Mustaf, 1997). Manfaat
penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan penelitian.
Manfaat penelitian terdiri atas manfaat teoritis dan praktis yang
mungkin diperoleh melalui hasil penelitian. Hasil penelitian harus
bermanfaat bagi: 1) peneliti, 2) Instansi atau lembaga tempat
penelitian, 3) Universitas, 4) peneliti pada masa mendatang
(Arikunto, 2002:28-29).
Terbentuknya rumusan masalah dengan akurat, maka dapat
dicari manfaat dari penelitian yang berkaitan dengan kajian, manfaat
penelitian berisikan apa dan bagi siapa hasil penelitian tersebut
bermanfaat. Setidaknya penelitian bermanfaat untuk:
a. Teoritis: untuk mengembangkan ilmu
15
b. Praktis: membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah
yang ada pada objek yang diteliti (Sugiyono, 1999:305).
H. Definisi Operasional
Definisi operasional merupaka bagian dari definisi variable
penelitian, definisi variable penelitian lebih spesifik dari definisi
konseptual, sudah termasuk didalamnnya dimensi variable dan
indikatonya variable. Devinisi operasional berisikan informasi, esensi
dari kajian teori yang berkaitan dengan masalah penelitian, esensi
kajian teori penelitian bertujuan untuk merumuskan dan
menjabarkan teori yang berkaitan dengan masalah penelitian. Di
bawah ini terdapat contoh definisi operasional kualitatif, sebagai
berikut:
Perbedaan interpretasi pada suatu pengertian akan
memberikan makna yang berbeda, untuk menyamakan persepsi
peneliti memberikan beberapa definisi operasional sebagai
berikut:
1. Life Skils (Kecakapan hidup)
Life skill (kecakapan hidup) adalah sebuah keterampilan
atau kemampuan yang dimiliki peserta didik untuk dapat
beradaptasi dan berperilaku positif, sehingga peserta didik
16
mampu menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam
kehidupan secara lebih efektif.
2. Pengembangan Diri
Pengembangan diri merupakan suatu kegiatan yang
dilakukan yang bertujuan untuk memberikan peserta didik
kesempatan dalam mengembangkan dan mengekspresikan
diri yang dipadukan dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap
peserta didik dan disesuaikan dengan kondisi sekolah.
1. Asumsi Penelitian
Berdasarkan perumusan dan pembatasan masalah serta
tujuan dan manfaat penelitian, peneliti berasumsi sebagai
berikut:
Implementasi kegiatan Prodiksus Life Skills yang efektif
sangat mendukung upaya Guru dalam menunjang peningkatan
keahlian kecakapan hidup siswa di SMA Kenanga; perbaikan
dan peningkatan kecakapan hidup siswa sangat bergantung
pada kemampuan siswa dalam menyerap pengetahuan dalam
program life skill yang dijalankan di sekolah.
Faktor pendukung dan faktor penghambat sangat
berpengaruh terhadap upaya Guru dalam menunjang
peningkatan kecakapan hidup siswa di SMA Kenanga; adanya
factor pendukung dan factor penghambat dalam pelaksanaan
17
kegiatan atau progral life skill di sekolah dapat memberikan
dampak positif maupun dampak negatif dalam penerapan
program life skill tersebut.
2. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan asumsi tersebut, peneliti mengajukan
pertanyaan penelitian sebagai berikut:
a. Bagaimana implementasi kegiatan Prodiksus Life Skills
yang efektif di SMA Kenanga dalam rangka peningkatan
kecakapan hidup siswa di SMA Kenanga?
b. Hal-hal apa saja yang menjadi faktor pendukung dan faktor
penghambat kegiatan Prodiksus Life Skills dalam rangka
peningkatan kecakapan hidup siswa di SMA Kenanga?
c. Bagaimana tanggapan siswa mengenai kegiatan Prodiksus
Life Skills dalam rangka peningkatan kecakapan hidup
siswa yang berkenaan dengan minat, manfaat dan suasana
pelaksanaan kegiatan Prodiksus Life Skills di SMA Kenanga?
J. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang akan diambil
peneliti dalam penyusunan penelitian, prosedur penelitian disusun
dengan tata cara yang telah ditetapkan dalam suatu penelitian. Di
bawah ini terdapat contoh prosedur penelitian kualitatif, sebagai
berikut:
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif analisis, dengan pendekatan kualitatif. Surakhmad
(2004:140) mengemukakan bahwa ”Metode deskriptif analisis
memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah aktual dan
menganalisis fokus masalah atas aspek atau variabel-variabel dan
antara aspek atau variabel-variabel tersebut dicari
hubungannya”.
Pendekatan kualitatif digunakan untuk mendapatkan
gambaran dari permasalahan dengan melakukan eksplorasi
sehingga pandangan, persepsi, data, kegiatan, perilaku objek
penelitian dapat diungkapkan dan dianalisis dengan cara
mengamati orang atau objek dalam lingkungan kehidupan,
berinteraksi, dan berusaha memahami perilakunya.
18
Bogdan dan Taylor dalam Lili (2009: 7) menjelaskan bahwa
“pendekatan kualitatif merupakan prosedur dasar penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata, tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang diamati”.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Kenanga. Subjek penelitian
adalah Kepala sekolah, Pengelola Prodiksus, Guru Pembimbing,
Guru dan Siswa. Untuk mendapatkan data yang relevan,
diperlukan teknik pengumpulan data yang tepat. Dalam
penelitian ini, digunakan beberapa teknik pengumpulan data,
yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara
langsung terhadap subjek penelitian. Dalam penelitian ini
digunakan untuk memperoleh data penelitian melalui observasi
atau pengamatan terhadap lingkungan sekolah.
Wawancara adalah suatu bentuk percakapan yang
dipengaruhi oleh kebiasaan-kebiasaan yang terdapat dalam
lingkungan budaya tertentu. Tujuan wawancara untuk
mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan pengalaman
orang lain. Dalam penelitian ini wawancara bertujuan untuk
memperoleh jawaban mengenai Prodiksus Life Skills, menurut
kepala sekolah, satgas, guru maupun menrut peserta prodiksus.
Studi dokumentasi adalah penggunaan dokumen penting yang
berada di lapangan. Data penelitian kualitatif kebanyakan
diperoleh dari sumber manusia melalui observasi dan
wawancara. Namun data dari sumber nonmanusia seperti
dokumen, photo, dan bahan statistik perlu mendapat perhatian.
Dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data atau
bukti fisik mengenai administrasi Prodiksus Life Skills.
Dalam upaya mengumpulkan data dan informasi,
dilaksanakan beberapa tahap pengumpulan data sebagai berikut:
1. tahap orientasi
2. tahap eksplorasi
3. tahap member check.
Pengolahan data dilakukan sebagai langkah lanjutan dari
proses pengumpulan data dengan maksud agar data tersebut
dapat bermakna dan dapat disimpulkan. Adapun tahap
pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Tahap reduksi data, yaitu tahap merangkum, memilih hal-
hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,
19
dicari tema dan polanya. Tahap reduksi pada penelitian
ini adalah tahap merangkum data yang diperoleh melalui
observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
2. Tahap display data, yaitu tahap menampilkan data yang
telah direduksi. Pada tahap display data dalam penelitian
ini adalah menampilkan hasil reduksi data melalui teks
naratif.
3. Tahap verifikasi data, yaitu tahap penarikan simpulan dan
verifikasi. Tahap verifikasi dalam penelitian ini adalah
tahap menyimpulkan data yang telah ditampilkan melalui
teks naratif, setelah terlebih dahulu dilakukan verifikasi
terhadap data hasil penelitian.
K. Sistematika Penulisan
Sistematikan penulisan merupakan suatu penjabaran secara
deskriptif tentang hal-hal yang akan ditulis dalam penelitian, yang
secara garis besar terdiri dari Bagian Awal, Bagian Isi dan Bagian
akhir, sistematika penulisan dalam penelitian dapat pula terbagi
dalam beberapa bab sebagai alur penulisan karya ilmiah. Sistematika
penulisan berisikan beberapa unsur yang mengandung gambaran
dari isi karya tulis yang akan teliti. Di bawah ini terdapat contoh
sistematika penulisan, sebagai berikut:
Tesis yang berjudul “Pengembangan Life Skills sebagai
implementasi Pengembangan Diri peserta didik (Studi Analitik di
SMA Kenanga.)” ini, menggunakan sistimatika penulisan sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN, yang menjelaskan latar belakang
masalah, identifikasi masalah, perumusan dan pembatasan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional,
asumsi dan pertanyaan penelitian, prosedur penelitian, dan
sistimatika penulisan.
BAB II PRODIKSUS LIFE SKILLS menjelaskan masalah-
masalah yang berhubungan dengan pengertian pendidikan
kecakapan hidup, pengertian pengembangan diri, pengertian
prodiksus life skills, pentingnya life skills dalam pengembangan
diri, tujuan prodiksus life skills, kedudukan prodiksus life skills
dalam struktur sekolah, struktur pengelolaan prodiksus life skills,
jenis pelatihan prodiksus life skills, waktu pelaksanaan prodiksus
20
life skills, peserta prodiksus life skills, pelatih prodiksus life skills,
kurikulum prodiksus life skills dan sarana prasaran prodiksus life
skills.
BAB III PROSEDUR PENELITIAN, membicarakan masalah
pendekatan dan metode penelitian, lokasi dan objek penelitian,
tahap pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan
interpretasi data hasil penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN,
membicarakan masalah deskripsi umum lokasi penelitian,
jawaban atas pertanyaan penelitian, dan pembahasan hasil
penelitian.
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI, memuat simpulan
hasil penelitian dan rekomendasi yang dapat peneliti sampaikan
untuk peningkatan selanjutnya. Sistimatika penulisan tesis ini
berakhir dengan daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
21
BAB II
LANDASAN TEORI
22
1. Teori adalah sebuah set proposisi yang terdiri atas konstrak
(construct) yang sudah didefinisikan secara luas dan dengan
hubungan unsur-unsur dalam set tersebut secara jelas pula.
2. Teori menjelaskan hubungan antarvariabel atau antar-
konstrak (construct) sehingga pandangan yang sistematis
dari fenomena-fenomena yang diterangkan oleh variabel
dengan jelas kelihatan.
3. Teori menerangkan fenomena dengan cara menspesi-
fikasikan variabel mana yang berhubungan dengan variabel
mana.
23
1. Pengertian Kecakapan Hidup
Banyak pendapat dan literatur yang mengemukakan
bahwa pengertian kecakapan hidup bukan sekedar
keterampilan untuk bekerja (vokasional) tetapi memiliki
makna yang lebih luas.
WHO dalam Budiwiharto (2007 : 3) mendefinisikan
kecakapan hidup sebagai keterampilan atau kemampuan
untuk dapat beradaptasi dan berperilaku positif, yang
memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai
tuntutan dan tantangan dalam kehidupan secara lebih efektif.
Kecakapan hidup mencakup lima jenis, yaitu:
(1) kecakapan mengenal diri,
(2) kecakapan berpikir,
(3) kecakapan sosial,
(4) kecakapan akademik, dan
(5) kecakapan kejuruan.
24
Fitrihana (2009: 2) mengatakan pengertian kecakapan
hidup tidak semata-mata memiliki kemampuan tertentu
(vocational job), namun juga memiliki kemampuan dasar
pendukung secara fungsional seperti: membaca, menulis, dan
berhitung, merumuskan dan memecahkan masalah,
mengelola sumber daya, bekerja dalam kelompok, dan
menggunakan teknologi.
2. Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah pelayanan bantuan untuk
peserta didik, baik perorangan maupun kelompok agar
mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungannya
dengan pribadi, sosial,belajar dan karier melalui proses
pembiasaan pemahaman diri dan lingkungan serta
pemanfaatannya untuk mencapai kesempuranaan perkem-
bangan diri.
Pengembangan Diri merupakan kegiatan pendidikan
diluar jam pelajaran yang merupakan bagian integral dari
kurikulum Sekolah, dalam pelaksanaannya Pengembangan
Diri dilakukan melalui kegiatan Pembiasaan, kegiatan
Konseling dan kegiatan Ekstra kurikuler. Dalam
pengelolaanya Pengembangan diri ini berorientasi pada:
1. Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas;
2. Peraturan Pemerintah No 19 Tentang Standar
Nasional Pendidikan;
3. Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi;
dan
4. Dasar Standarisasi Profesi Konseling dari Direktorat
Jendral Perguruan Tinggi tahun 2004 yang
memberikan arah pengembangan profesi Konseling di
Sekolah dan luar Sekolah.
Pengembangan Diri merupakan kegiatan pendidikan
diluar jam pelajaran yang merupakan bagian integral dari
kurikulum Sekolah, dalam pelaksanaannya Pengembangan
Diri dilakukan melalui kegiatan Pembiasaan, kegiatan
Konseling dan kegiatan Ekstra kurikuler. Hal ini seperti yang
termaktub dalam Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Mnengah yang menyatakan bahwa Struktur Kurikulum pada
25
setiap satuan pendidikan formal memuat tiga komponen,
yaitu: 1. Komponen Mata Pelajaran; 2. Komponen Muatan
Lokal dan 3. Komponen Pengembangan Diri
26
2) Peserta didik dapat menyalurkan bakat
kewirausahaan yang dimilikinya untuk ditingkatkan
ke arah profesional.
3) Peserta didik dapat menyalurkan minat berwirausaha
pada pendidikan life skills disekolah dimana siswa
tersebut menuntut ilmu.
B. Definisi Penelitian
Menurut Ary, Jacobs, dan Razafieh (1992: 44) Penelitian dapat
dirumuskan sebagai pendekatan ilmiah pada pengkajian masalah.
Penelitian merupakan usaha sistematis dan objektif untuk mencari
pengetahuan yang dapat dipercaya. Menurut Ostle dalam Nazir,
(1998: 15) penelitian dengan mengunakan metoda ilmiah (scientific
27
method) disebut penelitian ilmiah (scientific research). Dalam
penelitian ilmiah selalu ditemukan 2 unsur penting, yaitu unsur
observasi (empiris) dan nalar (rasional).
Penelitian ialah proses penemuan yang mempunyai karakteristik
sistematis, terkontrol, empiris, dan berdasarkan pada teori dan
hipotesis atau jawaban sementara (Kerlinger: 1986). Penelitian
merupakan penelaahan yang terkendali yang menyangkut dua hal,
yaitu: “adanya logika berpikir yang dinyatakan secara eksplisit dan
adanya informasi yang dikumpulkan secara empiris dan sistematis.”
Sudjana dan Ibrahim (1989: 3)
Ditambahkan pula bahwa penelitian merupakan investigasi yang
sistematis, terkontrol, empiris dan kritis dari suatu proposisi
hipotesis mengenai hubungan tertentu antar fenomena (Kerlinger,
1986: 17-18). Indriantoro & Supomo, (1999: 16) juga memberikan
pendapatnya tentang penelitian, penelitian merupakan refleksi dari
keinginan untuk mengetahui sesuatu berupa fakta-fakta atau
fenomena alam.
Perhatian atau pengamatan awal terhadap fakta atau fenomena
merupakan awal dari kegiatan penelitian yang menimbulkan suatu
pertanyaan atau masalah. Penelitian pada dasarnya merupakan
penelitian yang sistematis dengan tujuan untuk memperoleh
pengetahuan yang bermanfaat untuk menjawab pertanyaan atau
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari (Indriantoro &
Supomo, 1999:16).
Lebih terperinci Moleong, (2007: 31-37) menjelaskan tentang
penelitian kualitatif, menurut moleong penelitian kualitatif dapat
dilihat dari beberapa aspek, aspek-aaspek tersebut, yaitu:
1. Penelitian kualitatif adalah mengembangan pengertian
tentang individu dan kejadian-kejadian dengan memper-
hitungkan konteks yang relevan.
2. Tujuan adalah memahami fenomena sosial melalui gambaran
holistik dan memperbanyak pemahaman mendalam.
3. Pendekatan adalah berasumsi bahwa subject matter suatu
ilmu soaial adalah amat bebeda dengan subject matter dari
ilmu fisik atau alamiah dan mempersyaratkan tujuan yang
berbeda dan seperangkat metode penyelidikan yang berbeda.
Induktif berisi nilai-nilai (subjektif holistik, dan beroientasi
proses).
28
4. Asumsi adalah Perilaku terikat konteks dimana hal itu terjadi
dan kenyataan sosial tidak bisa direduksi menjadi vaiabel
sama dengan kenyataan fisik. Berupaya mencari pemahaman
tentang kenyataan dari segi perspektif orang dalam menerima
subjektivitas dari peneliti dan pemeran serta.
5. Model penjelasan adalah upaya generalisasi tidak dikenal
karena perilaku manusia selalu terikat konteks dan harus
diinterpretasikan kkasus per kasus.
6. Nilai adalah beragumentasi bahwa peneliti senantiasa terikat
nilai dan peneliti harus eksplisit tentang peranan bahwa nilai
memegang peranan dalam sesuatau studi. Beranggapan
bahwa nilai merupakan sesuatu pilihan yang inheren dalam:
a) maslah yang harus diselidiki b) metode yang harus diteliti,
c) cara untuk menginterpretasi dan d) konteks dimana studi
itu berada.
7. Alasan adalah indutif melakukan pengamatan dan menafik
kesimpulan.
8. Generalisasi berasumsi bahwa setiap individu budaya, latar
adalah unik dan penting untuk mengapresiasi keunikan:
generalisasi bergantung pada konteks.
9. Hubungan peneliti dengan subyek adalah peneliti secara aktif
berinteraksi secara pribadi. Proses pengumpulan data dapat
diubah dan hal itu tergantung pada situasi. Peneliti bebas
menggunakan intuisi dan dapat memutuskan bagaiman
merumuskan pertanyaan atau bagaiman melakukan
pengamatan. Individu yang diteliti dapat diberi kesempatan
agar secara sukarela mengrajukan gagasan dan persepsinya
dean malah berpartisipasi dalam analisis data.
10. Nilai orientasi adalah mempercayai bahwa seluruh kegiatan
penelitian terikat nilai. Tidak menghindari isu nilai-nilai
pibadi dinyatakan secara terbuka dan mencoba
memperagakan nilai yang terikat pada konteks.
11. Studi tentang konteks adalah berupaya memahami fenomena
yang kmpleks dengan jalan mengujinya dalam keselu-
ruhannya dalam konteks. Belum mengetahui apa yang difokus
sampai studi itu sudah berlangsung mengidentifikasikan tema
yang relevan dan pola-pola (yang muncul) yang kemudian
menjadi fokus studi. Pengumpulan data sedikit banyak adalah
kontinu dan intensif lebih dari penelitian kuantitatif
29
12. Desain adalah fleksibel atau luwes, dikembangkan, umum,
dinegosiasikan, sebagai acuan untuk diikuti, dikhususkan
hanya dalam istilah umum sebelumstudi dilakukan. Tidak
mengikutkan intervensi dan berupaya agar gangguan
sesedikit mungkin.
13. Metode adalah historikal, etnografis, dan studi kasus.
14. Hipotesis adalah cenderung untuk mencari dan menemukan
dan menyimpulkan hipotesis. Hipotesis dilihat sebagai
sesuatu yang tentatif, berkembang dan didasarkan pada
sesuatu studi tertentu.
15. Pengukuran adalah prosedurnya sedikit subjektif, peneliti
memiliki kemampuan untuk mengamati dan berinteraksi
dengan manusia lainnya dan dengan lingkungan: percaya
bahwa kemampuan manusia diperlukan untuk melaksanakan
tugas yang rumit dan terhadap dunia yang sangat bervariasi
dan yang selalu berubah
16. Riview kepustakaan adalah terbatas, sebagai acuan teori, dan
tidak menpengaruhi studi. Tidak dilakukan untuk mengkaji
teori karena dengan cara ini bukan mengkaji teori tetapi
menemukan teori dari data.
17. Sampling adalah bertujuan untuk memilih sejumlah ‘kecil’,
dan tidak harus representatif: sampel dimaksudkan untuk
mengarah kepada pemahaman secara mendalam.
18. Data adalah naratif, deskriptif, dalam kata-kata mereka yang
diteliti, dokumen pribadi, catatan lapangan, artifak, dokumen
resmi dan video-tapes, transkrip.
19. Strategi pengumpulan data adalah pengumpulan dokumen,
pengamatan berperan serta (participant observation),
wawancara tidak terstruktur dan informal, mencatat data
dalam catatan lapangan secara intensif, menilai artifak.
20. Subjek adalah jumlah subjek penelitian kecil, teknik sampling
bertujuan.
21. Analisis data adalah induktif, model-model, teori-teori,
konsep, metode perbandingan tetap. Biasanya data dianalisis
secara deskriptif yang sebagian besar berasal dari wawancara
dan catatan pengamatan: catatan dianalisis untuk
memperoleh tema dan pola-pola yang dideskripsikan dan
diilustrasikan dengan contoh-contoh, termasuk kutipan dan
rangkuman dari dokumen: koding data dan analisis verbal.
30
22. Interpretasi data adalah kesimpulan adalah tentatif, direview
atas dasar sesuatu yang masih berlangsung, sedang
generalisasi diabaikan.
23. Instrumental penelitian adalah tape recorder, catatan
lapangan, peneliti adalah instrumen itu sendiri.
24. Masalah adalah memakan waktu, prosedur tidak baku,
reliabilitas keabsahan data.
31
menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas social, sikap, keper-
cayaan, persepsi pemikiran orang secara individual maupun
kelompok.
Sementara Sukardi (2013:9) menjelaskan bahwa penelitian
kualitatif adalah penelitian berdasarkan mutu atau kualitas dari
tujuan sebuah penelitian itu. Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang di desain secara umum yaitu penelitian yang dilakukan untuk
objek kajian yang tidak terbatas dan tidak menggunakan metode
ilmiah menjadi acuan. Penelitian kualitatif adalah upaya untuk
menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi
konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang
diteliti. (Bungin, 2001: 24)
Rancangan penelitian kualitatif dalam pendidikan penelitiannya
bersifat sementara, karena ketika penelitian berlangsung, peneliti
secara terus menerus menyesuaikan rancangan tersebut dengan
proses penelitian dan kenyataan yang terjadi di lapangan khususnya
di dalam dunia pendidikan.
Penelitian kualitatif menggunakan pendekatan atau metode
kualitatif, menurut Sugiyono (2012: 15) bahwa metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, (sebagai lawannya adalah ekperimen) di mana peneliti
adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel sumber data
dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan data
dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif atau
kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna
dari pada generalisasi.
Setelah melakukan analisis terhadap beberapa definisi penelitian
kualitatif kemudian membuat definisi sendiri sebagai sintesis dari
pokok-pokok pengertian penelitian kualitatif (Moleong, 2013: 6).
Menurut Moleong pula, penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskripsi
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dahn dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah
Menurut Bogdan dan Taylor (1975) yang dikutip oleh Moleong
(2007:4) mengemukakan bahwa metodologi kualitatif sebagai
prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
32
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati. Selanjutnya dijelaskan oleh David Williams (1995) seperti
yang dikutip Moleong (2007:5) mengemukakan bahwa penelitian
kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan
menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau
peneliti yang tertarik secara alamiah.
Penelitian kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya
mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti.
Penelitian kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat
atau kepercayaan orang yang diteliti dan kesemuanya tidak dapat
diukur dengan angka. Bila dikaitkan dengan bidang pendidikan,
penelitian kualitatif berdasarkan bidang pendidikan, memiliki
beberapa tujuan, tujuan penelitian kualitatif dalam bidang
pendidikan digunakan untuk:
1. Mendeskripsikan suatu proses kegiatan pendidikan
berdasarkan apa yang terjadi di lapangan sebagai bahan
kajian lebih lanjut untuk menemukenali kekurangan dan
kelemahan pendidikan sehingga dapat ditentukan upaya
penyempurnaannya.
2. Menganalisis dan menafsirkan suatu fakta, gejala dan
peristiwa pendidikan yang terjadi di lapangan sebagaimana
adanya dalam konteks ruang dan waktu serta situasi
lingkungan pendidikan secara alami.
3. Menyusun hipotesis berkenaan dengan konsep dan prinsip
pendidikan berdasarkan data dan informasi yang terjadi di
lapangan (induktif) untuk kepentingan pengujian lebih lanjut
melalui pendekatan kualitatif. (Sudjana dan Ibrahim, 2001:
15).
33
2 Langkah penelitian: segala sesuatu direncanakan sampai
matang ketika persiapan disusun
3 Dapat menggunakan sampel dan hasil penelitiannya
diberlakuakn untuk populasi.
4 Hipotesis: (jika memang perlu)
a. Mengajukan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian.
Hipotesis menentukan hasil yang diramalkan......apriori
5 Desain: dalam desain jelas langkah-langkah penelitian dan
hasil yang diharapkan.
6 Pengumpulan data: kegiatan dalam pengumpulan data
memungkinkan untuk diwakilkan.
7 Analisis data: dilakukan sesudah semua data terkumpul.
Sumber: Arikunto Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Halaman 28
34
Usulan Desain Singkat, sedikit tanpa literature, pendekatan secara
umum, masalah yang didua relevan, fokus
penelitian sering ditulis setelah ada data yang
dikumpulkan dari lapangan.
Sumber: Tohirin. 2013. Metode Penlitian Kualitatif Dalam Pendidikan Dan
Bimbingan Konseling. Jakarta. PT Grafindo Persada. Halaman 6-7
35
2) Pembatasan masalah,
3) Penetapan fokus masalah,
4) Pelaksanaan penelitian,
5) Pengolahan dan pemaknaan data,
6) Pemunculan teori, dan
7) Pelaporan hasil penelitian.
2. Pendekatan kualitatif
Penelitian dengan pendekatan kualitatif dapat dibedakan menjadi
tujuh tipe utama, yaitu: phenomenology, ethnography, action research,
biography, grounded theory, design and development research, and
case study and field research (Jonhson dan Wichern, 2005: 8).
1) Penelitian Etnografi
Etnografi adalah suatu bentuk penelitian yang berfokus pada
makna sosiologi melalui observasi lapangan tertutup dari
fenomena sosiokultural. Biasanya para peneliti etnografi
memfokuskan penelitiannya pada suatu masyarakat (tidak
selalu secara geografis, juga memerhatikan pekerjaan,
pengangguran, dan masyarakat lainnya). Penelitian etnografi
khusus menggunakan tiga macam pengumpulan data yaitu
wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini
menghasilkan tiga jenis data: kutiapan, uraian, dan kutipan
dokumen menghasilkan dalam suatu produk: uraian naratif.
36
3) Penelitian Tindakan
Penelitian tindakan (action research) adalah suatu proses
yang dirancang untuk memberdayakan semua partisipan
dalam proses (siswa, guru, dan peserta didik lainnya) dengan
maksud untuk meningkatkan praktik yang diselenggarakan di
dalam pengalaman pendidikan. Penelitian tindakan bertujuan
untuk memberikan konstribusi kepada kepedulian praktis
dari orang dalam situasi problematis secara langsung dan
untuk tujuan lebih lanjut dari ilmu sosial secara serempak.
(Sugiyono, 2012: 235).
37
b) Studi kasus instrumental (instrumental case study).
Studi kasus instrumental merupakan studi atas kasus
untuk alasan eksternal, bukan karena ingin
mengetahaui hakikat suatu kasus tersebut. Kasus
hanya dijadikan sebagai sarana untuk memahami hal
lain di luar kasus seperti untuk membuktikan suatu
teori yang sebelumnya sudah ada.
c) Studi kasus kolektif (collective case study). Studi kasus
ini dilakukan untuk menarik kesimpulan atau
generalisasi atas fenomena atau populasi dari kasus-
kasus tersebut. Studi kasus kolektif ingin membentuk
suatu teori atas dasar persamaan dan keteraturan
yang diperoleh dari setiap kasus yang diselidiki.
6)Biografi
Biogafi (biography) merupakan study terhadap seseorang
atau individu yang dituliskan oleh peneliti atas permintaan
individu tersebut atau atas keinginan peneliti yang
bersangkutan. Denzin dan Lincoln (1994) dalam Herdiansyah
(2010: 65) mendefinisikan biografi sebagai suatu studi yang
berdasarkan kepada kumpulan dokumen-dokumen tentang
kehidupan seseorang yang melukiskan momen penting yang
terjadi dalam kehidupannya tersebut. Sehingga dalam
penelitian ini yang dijadikan sebagai subyek dalam penelitian
dapat berupa orang yang masih hidup ataupun orang yang
sudah meninggal dunia, sepanjang data yang relevan dapat
diperoleh peneliti dari dokumen yang tersedia.
7) Fenomenologi
Polkinghorne (1989) dalam Herdiansyah (2010: 67)
mendefinisikan fenomenologi sebagai sebuah studi untuk
memberikan gambaran tentang arti dari pengalaman-
pengalaman beberapa individu mengenai konsep tertentu.
Fenomenologi dapat bersifat individu misalnya seseorang
mengalami malam lailatul qadar yang dialami oleh beberapa
orang Muslim pada bulan Ramadhan atau seseorang yang
mengalami near-death experiences atau dapat disebut dengan
pengalaman terhadap kematian menyatakan bahwa
pengalaman tersebut merupakan pengalaman yang luar biasa
38
fenomenal sepanjang hidupnya dan dirasakan sangat ekstrim
yang mendekati kematiannya.
1. Biografi
Dalam penelitiam biografi peneliti memfokuskan diri pada
satu orang atau individu kemudian peneliti membangun
penelitian dari cerita dan epiphany (peristiwa mendadak dan
pembukaan rahasia diri) dari kejadian-kejadian special
individu, kemudian menempatkannya dalam konteks yang
lebih luas dan membangkitkan keberadaan penulis atau
peneliti dalam penelitian.
2. Fenomenologi
Dalam penelitian ini menggambarkan pendekatan psikologi
terhadap fenomenologis. Penelitian ini meneliti topic-topic
interpersonal dengan format yang terstruktur. Peneliti
meneliti fenomena tunggal.
3. Grouded theory
Beberapa aspek dalam Grouded theory adalah
a. Tujuan penelitian untuk menghasilkan sebuah teori
dengan menggunakan pendekatan “orientasi
pengembangan” atau kategori
b. Prosedur yang digunakan benar-benar didiskusikan dan
sistematik
c. Peneliti menyajikan model visual, diagram berkode dari
teori
d. Bahasa dan kesannya ilmiah dan obyektif tapi
berhubungan dengan topic yang sensitive secara
mencolok
4. Etnografi
Dalam penelitian ini etnografi sebagai berikut:
a. Peneliti menggunakan deskripsi dan detail tingkat tinggi
39
b. Peneliti menyajikan ceritanya secara informal seperti
seorang pendongeng
c. Peneliti meneliti tema-tema budaya tentang peran
kehidupan sehari-hari orang
d. Format keseluruhan adalah deskriptif, analisis, dan
interpretasi
e. Artikel diakhiri dengan sebuah pertanyaan, penelitian ini
dapat digunakan untuk meneliti perilaku manusia.
5. Studi kasus
Digunakan untuk meneliti suatu kasus yang terjadi pada
tempat dan waktu tertentu. Kumpulkan materi yang banyak
dari sumber-sumber informasi yang banyak untuk menda-
patkan gambar kasus yang detail.
40
5. Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, sumber data
yang dibutuhkan, dan alat pengumpul data bisa berubah-ubah
sesuai dengan kebutuhan.
6. Pengumpulan data dilakukan atas dasar prinsip
fenomenologis, yaitu dengan memahami secara mendalam
gejala atau fenomena yang dihadapi.
7. Peneliti berfungsi pula sebagai alat pengumpul data sehingga
keberadaanya tidak terpisahkan dengan apa yang diteliti.
8. Analisis data dapat dilakukan selama penelitian sedang dan
telah berlangsung.
9. Hasil penelitian berupa deskripsi dan interpretasi dalam
konteks waktu serta situasi tertentu.
41
3) Dipengaruhi sudut pandang partisipan (orang yang menjadi
sumber data).
4) Fokus penelitian yang holistik.
5) Desain dan penelitiannya bersifat fleksibel.
6) Lebih mengutamakan proses daripada hasilnya.
7) Menggunakan latar alami.
8) Menggunakan analisis induktif baru deduktif.
42
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Berdasarkan pernyataan tersebut terdapat empat kata kunci yang
perlu diperhatikan, yaitu cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan.
Medote penelitian merupakan cara dalam yang digunakan dalam
menganalisis karya ilmiah, cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan
sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan
cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran
manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati
oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan
mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses
yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah
tertentu yang bersifat logis.
Data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris
(teramati) yang valid, menunjukkan derajat ketepatan antara data
yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat
dikumpulkan oleh peneliti. Setiap penelitian mempunyai tujuan dan
kegunaan tertentu. Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam,
yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan.
Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data
yang betul-betul baru, yang sebelumnya belum pernah diketahui.
Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk
membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau
pengetahuan tertentu. Pengembangan berarti memperdalam dan
memperluas pengetahuan yang telah ada.
Dalam pemilihan pendekatan dan metode pada suatu penelitian
kualitatif yang digunakan, disesuaikan dengan sifat masalah yang
43
diteliti dan tujuan penelitian kualitatif, metode penelitian yang
digunakan harus selaras dengan focus masalah yang akan diteliti,
sehingga akan adanya kecocokan antara focus penelitian yang
diajukan dengan cara ilmiah yang akan dilaksanakan dalam
menganalisis data penelitian tersebut.
Arikunto (1996: 153–154) mengemukakan pemilihan metode
yang akan digunakan peneliti ditentukan oleh tujuan penelitian,
sampel penelitian, lokasi, pelaksana, biaya dan waktu, dan data yang
ingin diperoleh. Dalam upaya penemuan suatu kebenaran dalam
kajian ilmiah, ada beberapa criteria metode ilmiah dalam penelitian
yang harus diperhatikan, diantaranya :1) Berdasarkan fakta, 2)
Pertimbangan objektif, 3) Sifatnya kuantitatif, 4) Logika deduktif–
hypotetik, 5) Logika hipotetik-generalisasi.
Berkaitan dengan metode penelitian kualitatif, menurut Moleong
(2005: 6) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud
untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi , tindakan, dll. secara
holistic, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah. Contoh penulisan metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu:
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif, pendekatan ini digunakan untuk
mendapatkan gambaran dari permasalahan dengan melakukan
eksplorasi sehingga pandangan, persepsi, data, kegiatan, perilaku
obyek penelitian dapat diungkapkan dan dianalisis dengan cara
mengamati orang atau obyek dalam lingkungan kehidupan,
berinteraksi dan berusaha memahami perilakunya.
Suatu penelitian akan selektif dalam mencapai tujuan sesuai
dengan yang diharapkan apabila peneliti memperhatikan metode
yang digunakannya. Seperti yang dikemukakan oleh Nozis (1993:
31) bahwa metode penelitian akan memandu seseorang peneliti
mengenai urutan-urutan bagaimana penelitian dilakukan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Moleong (2001:27)
menenekankan bahwa: ”penelitian kualitatif berakar pada latar
alamiah sebagai keutuhan. Penelitian kualitatif mengandalkan
manusia sebagai alat penelitian, memanfaatkan metode kualitatif,
analisis data secara induktif, mengarahkan sasaran penelitian
44
pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif, dan
lebih mementingkan proses dari pada hasil”.
Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang
mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah
data yang sebenarnya data yang pasti yang merupakan suatu nilai
dibalik data tampak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif
tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan
pada makna. Data yang diperoleh melalui penelitian adalah data
empiris (teramati) yang valid, menunjukkan derajat ketepatan
antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data
yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.
Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu.
Secara umum tujuan penelitian ada tiga macam, yaitu yang
bersifat penemuan, pembuktian, dan pengembangan. Penemuan
berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang
betul-betul baru, yang sebelumnya belum pernah diketahui.
Pembuktian berarti data yang diperoleh itu digunakan untuk
membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau
pengetahuan tertentu. Pengembangan berarti memperdalam dan
memperluas pengetahuan yang telah ada.
45
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi dijelaskan dalam buku Metode Penelitian oleh
Sugiyono (2012:120). Menurut Suharsismi Arikunto (1998:200)
subjek penelitian adalah benda, hal atau organisasi tempat data atau
variabel penelitian yang dipermasalahkan. Tidak ada satu pun
penelitian yang dapat dilakukan tanpa adanya subjek penelitian,
karena seperti yang telah diketahui bahwa dilaksanakannya
penelitian dikarenakan adanya masalah yang harus dipecahkan,
maksud dan tujuan penelitian adalah untuk memecahkan persoalan
yang timbul tersebut. Hal ini dilakukan dengan jalan mengumpulkan
data sebanyak-banyaknya dari informan.
Prosedur penentuan subyek dan sumber data dalam penelitian
kualitatif umumnya menampilkan karakteristik:
1) Diarahkan tidak pada jumlah sampel yang besar, melainkan
pada kasus-kasus tipikal sesuai kekhususan masalah
penelitian,
2) Tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi dapat
berubah baik dalam hal jumlah maupun karakteristik
sampelnya sesuai dengan pemahaman konseptual yang
berkembang dalam penelitian, dan
3) Tidak diarahkan pada keterwakilan (dalam arti jumlah atau
peristiwa acak) melainkan pada kecocokan konteks
(Sarantakos, dalam Poerwandari, 2005).
46
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan tata cara dalam
mengumpulkan data penelitian. Untuk memperoleh data yang
diperlukan dalam penelitian ini, teknik yang digunakan dalam
penelitian kualitatif adalah:
47
wawancara jenis ini adalah untuk menemukan persoalan
secara lebih terbuka, dengan pihak yang diajak
wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam
melakukan wawancara, peneliti perlu mendengarkan
secara teliti dan mencatat apa yang dikemukakan oleh
informan.
c. Wawancara tak berstruktur (Unstructured interview)
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang
bebas, di mana peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang telah disusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman
wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis
besar permasalahan yang akan ditanyakan.
2. Observasi
Menurut Burhan (2007: 115) observasi adalah kemampuan
seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil
kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra
lainnya. Dalammelaksanakan pengamatan ini sebelumnya
peneliti akan mengadakan pendekatan dengan subjek
penelitian sehingga terjadi keakraban antara peneliti dengan
subjek penelitian. Observasi adalah metode pengumpulan
data dengan cara mengamati langsung terhadap obyek
penelitian. Observasi atau pengamatan digunakan dalam
rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian,
merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh
perhatian untuk menyadari adanya suatu rangsangan tertentu
yang diinginkan, atau suatu studi yang disengaja dan
sistematis tentang keadaan/fenomena sosial dan gejala-gejala
psikis dengan jalan mengamati dan mencataT (Mardalis,
2002).
3. Dokumentasi
Metode ini adalah salah satu metode yang digunakan untuk
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa
catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, lengger, agenda dan sebagainya (Arikuntos, 2010).
48
Menurut Moleong (2007: 168) Kedudukan peneliti dalam
penelitian kualitatif adalah ia sekaligus merupakan perencana,
pelaksana, pengumpulan data, analisis, penafsir data, pada akhirnya
ia menjadi pelapor hasil penelitiannya. Setelah ditentukan metode
yang digunakan, maka peneliti menyusun instrumen pengumpul data
yang diperlukan untuk mengumpulkan data yang diperlukan.
Untuk melancarkan pengumpulan data penelitian maka peneliti
harus membuat alat bantu yang mampu menjabarkan keseluruhan
focus penelitian kualitatif, alat bantu yang sering digunakan adalah
instrument kajian penelitian. Instrument dalam pengumpulan data,
terdiri dari nama, bentuk, dan karakteristik; tujuan penggunaan
instrumen; dan pengembangan instrument terutama jika instrument
diadopsi dari peneliti lain.
Pada bagian ini diuraikan teknik pengumpulan data yang
digunakan, misalnya tes, observasi (partisipan atau nonpartisipan),
wawancara, angket, atau dokumentasi. Uraian mengenai teknik
pengumpulan data harus disertai dengan prosedur, tenaga yang
dilibatkan beserta kualifikasinya, instrumen yang digunakan, dan
durasi waktu yang diperlukan (Tim penyusun, 2014).
Instrumen penelitian menurut Arikunto (2006: 149) merupakan
alat bantu bagi peneliti dalam mengumpulkan data. Sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto dalam edisi sebelumnya adalah alat atau
fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar
pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih
cermat, lengkap dan sistematis, sehingga mudah diolah. Penyusunan
instrumen pengumpulan data berupa pedoman wawancara dilakukan
dengan tahap-tahap berikut ini :
1) Mengadakan identifikasi terhadap variabel-variabel yang ada
di dalam rumusan judul penelitian atau yang tertera di dalam
problematika penelitian.
2) Menjabarkan variabel menjadi sub atau bagian variabel.
3) Mencari indikator setiap sub atau bagian variabel.
4) Menderetkan deskriptor menjadi butir-butir instrumen.
5) Melengkapi instrumen dengan pedoman atau instruksi dan
kata pengantar (Suharsimi Arikunto, 2005:135).
49
Teknik pengumpulan data sebagai salah satu bagian
penelitian merupakan unsur yang penting. Oleh karena itu,
keberhasilan suatu penelitian yang bersifat deskriptif sangat
bergantung pada sikap yang dikembangkan peneliti dalam
melakukan penelitian.
Peneliti sebagai instrumen utama penelitian terjun langsung
ke lapangan dan secara berkelanjutan terus-menerus memantau
orang, kejadian-kejadian, melalui observasi, wawancara, bahkan
dengan mempelajari dokumen-dokumen yang berhubungan
dengan objek penelitian.
Dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan
kegiatan Prodiksus Life Skill dalam membantu meningkatkan
kecakapan hidup siswa di SMA Kenanga, peneliti menggunakan
teknik–teknik observasi, wawancara (interview), dan studi
dokumentasi. Teknik pengumpulan data tersebut diharapkan
dapat memberikan informasi yang lebih akurat dan menyeluruh.
1. Observasi (Pengamatan)
Nasution dalam Sugiyono (2007:226) mengatakan bahwa
“observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan”. Para
ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta
mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.
Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai
alat yang sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat
kecil (proton dan elektron) maupun yang sangat jauh (benda
ruang angkasa) dapat diobservasi dengan jelas.
Marshall dalam Sugiyono (2007:226) menyatakan bahwa
“through observation, the researcher learn about behavior and
the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi,
peneliti belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku
tersbut.
Kaitannya dengan fokus penelitian, maka kegiatan observasi
ini ditujukan pada tujuan penelitian yang berkaitan dengan
kenyataan di lapangan, yaitu upaya Satgas Prodiksus Life Skill
dalam membantu meningkatkan kecakapan hidup peserta
didik di SMA Kenanga.
Dikemukakan oleh Sugiyono (2007:227) bahwa “observasi
dapat digolongkan menjadi empat, yaitu partisipasi pasif,
partisipasi moderat, partisipasi aktif dan partisipasi lengkap”.
50
Dalam hal partisipasi ini, peneliti melakukan observasi dalam
partisipasi aktif. Partisipasi aktif (active partisifation) means that
the researcher generally does what others in the setting do. Dalam
observasi ini, peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh
nara sumber, tetapi belum sepenuhnya lengkap. Observasi ini
lebih difokuskan kepada :
1. Keadaan sekolah mencakup kondisi sekolah,
penyelenggaraan proses pembelajaran/pendidikan, dan
fasilitas sekolah.
2. Profil sekolah, mencakup identitas sekolah, organisasi
sekolah, dan prestasi sekolah, SMA Kenanga.
2. Wawancara/Interview
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk
menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang
lebih mendalam.
Penelitian kualitatif sering menggabungkan teknik observasi
partisipatif dengan wawancara mendalam. Selama melakukan
observasi, peneliti juga melakukan wawancara atau interview
kepada orang yang ada di dalamnya.
3. Studi dokumentasi
Hasil penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih
kredibel atau dapat dipercaya apabila didukung oleh foto-foto
atau karya tulis akademik dan seni yang telah ada. Studi
dokumentasi merupakan alat pengumpul data dengan
mempelajari dokumen yang tercatat sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.
Metode dokumentasi merupakan cara mengumpulkan data
dengan mencatat data yang sudah ada berupa data jumlah
pelatihan, jumlah pelatih, administrasi prodiksus, dsb.
Dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini
adalah dokumen yang berkaitan dengan profil sekolah,
administrasi sekolah, jumlah guru, jumlah peserta didik,
51
administrasi prodiksus dan sarana prasarana , administrasi
yang berhubungan dengan prestasi prodiksus dari peserta
didik di SMA Kenanga.
52
Reduksi data merupakan proses berpikir sensitif yang
memerlukan kecerdasan, keluasan, dan kedalaman wawasan yang
tinggi.
E. Interpretasi Data
Dalam penelitian kualitatif, menurut Sukmadinata (2004:15)
interpretasi mencakup melihat hubungan antar-unsur, segi, aspek,
53
bagian, variabel, atau komponen, dan menarik makna dari adanya
hubungan-hubungan tersebut.
Peneliti berusaha mencari kejelasan hubungan dari data-data
yang diperoleh agar dapat menghasilkan data yang bermakna,
mencari dan menemukan pola dan hubungan yang tepat. Data-data
yang telah terkumpul dianalisis. Dan hasil analisis tersebut dihubung-
hubungkan dengan interpretasi yang tepat, sehingga diperoleh
adanya hubungan di antara unsur, aspek, variabel, dan komponen,
dengan makna yang jelas.
Analisis data menurut Patton dalam Moleong, (2000: 103)
merupakan proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke
dalam suatu pola, kategorisasi, dan satuan uraian dasar.
Menurut Bogdan dan Biklen (Moleong, 2007: 248) analisis data
adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang
dapat dikelola, mensintesisnya, mencari dan menemukan pola,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceriterakan pada orang lain.
54
lain, hasilnya tidak akan sama, biarpun dalam keadaan dan kondisi
yang sama (Daymon & Holloway, 2002).
Dalam penelitian kualitatif, suatu realitas itu bersifat majemuk
atau ganda, dinamis atau selalu berubah, sehingga tidak ada yang
konsisten, dan berulang seperti semula. Heraclites dalam Nasution
(1988: 168) menyatakan bahwa kita tidak bisa dua kali masuk sungai
yang sama, waktu terus berubah, setuasi senantiasa berubah, dan
demikian pula perilaku manusia yang terlibat dalam situasi sosial.
Dengan demikian, tidak ada satu data tetap atau konsisten atau stabil.
Dibawah ini terdapat contoh, sebagai berikut:
3. Triangulasi
Triangulasi adalah salah satu teknik pemeriksaan
keabsahan data dengan membandingkan data yang diperoleh
dari satu sumber ke sumber lainnya pada saat yang berbeda,
atau membandingkan data yang diperoleh dari satu sumber
55
dengan pendekatan yang berbeda, untuk mengecek atau
membandingkan data penelitian yang telah dikumpul.
Triangulasi dalam Pengembangan Life Skills sebagai
Implementasi Pengembangan Diri dalam eningkatkan
Kecakapan Hidup ini dilakukan dengan cara membandingkan
pendapat hasil wawancara Kepala Sekolah, Satgas Prodiksus,
Guru-guru yang bukan satgas Prodiksus, Siswa peserta
pelatiahn dan juga membandingkan dengan hasil observasi di
lapangan serta tidak lupa dokumen-dokumen yang termasuk
kajian peneliti. Triangulasi didalam penelitian ini juga peneliti
melaksanakan wawancara ulang pada sumber yang sama
dengan cara dan gaya yang berbeda.
56
BAB IV
57
antara temuan penelitian dengan penelitian terdahulu atau teori
terkait yang telah mapan; (3) memodifikasi teori yang ada atau
menyusun teori baru berdasarkan temuan penelitian; dan (4)
menjelaskan implikasi hasil penelitian, termasuk keterbatasan
temuan penelitian.
58
1. Deskripsi Umum
Adanya Komite Sekolah yang merupakan mitra kerja Kepala
Sekolah dalam menangani Pendidikan. Kepala Sekolah beserta
jajarannya diuntungkan, karena dalam pengelolaan sekolah tidak
lagi mesti harus memikirkan sarana dan prasarana pendukung
pembelajaran, karena hal itu sudah menjadi kewenangan dan
tanggung jawab dari Komite Sekolah untuk mengusahakannya
guna kelancaran Pendidikan di Sekolah tersebut. Sedangkan
Kepala Sekolah beserta jajarannya hanya terfokus pada
bagaimana meningkatkan mutu pendidikan di Sekolah tersebut.
59
ini menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dikemukakan
dalam Bab I.
60
peranan guru, karena guru merupakan bagian dari pengelola
sekolah yang sudah menjadi satu kesatuan gerak langkah dalam
pengelolaan sekolah. Dengan adaya KTSP, maka sosok guru
mempunyai keleluasaan dalam menentukan segala sesuatu yang
menyangkut dengan kurikulum di sekolah tersebut.
Dukungan dari Yayasan Kenanga menurut Kepala Sekolah
sangat besar sekali, hal ini bisa dibuktikan dengan diberikannya
kebebasan pada Sekolah untuk menentukan jenis keahlian apa
saja yang dipandang sekolah akan memberikan dampak posistif
bagi keahlian siswa maupun bagi peningkatan mutu pendidikan
di SMA Kenanga ini, disamping itu memberikan keleluasaan
dalam hal penggunaan Sarana dan prasarana belajar untuk
dipakai kegiatan Prodiksus Life Skills.
Sedangkan dukungan dari Komite Sekolah SMA Kenanga
menurut beliau bisa dibuktikan dengan tiap diadakannya
musyawarah dengan Orang tua siswa dalam penentuan program
kegiatan di SMA Kenanga tidak ada orang tua atau wali siswa
yang merasa keberatan dengan kegiatan Prodiksus Life Skills ini,
bahkan mereka merespon cukup baik dengan memberikan saran-
saran untuk kemajuan Prodiksus Life Skill ini disamping
pembayaran iuran yang selalu tepat sebagai sumber dana dari
kegiatan Life Skills ini.
Adapun kedudukuan Prodiksus Life Skills dalam Struktur
sekolah adalah sama dengan dengan kedudukan Ekstrakurikuler
yang berada dalam wilayah Pengembangan diri, hal ini akan
berbeda dengan sekolah lain dalam melaksanakan dan mengelola
Pengembangan diri disekolahnya. Pengembangan diri di SMA
Kenanga menjadi 4 kelompok besar yatiu:
1) Pembiasaan, dilaksanakan bersama-sama dengan suatu
aturan yang telah ditentukan.
2) Konseling, dilaksanakan oleh Bimbingan Konseling
3) Ekstrakurikuler, dilaksanakan oleh PKS Kesiswaan
dibantu oleh Pembina Osis sebagai koordinator dari
Pembina masing-masing jenis Ekstrakurikuler
4) Prodiksus Life Skill, dilaksanakan oleh Satgas Khusus yang
diketuai langsung oleh PKS Kurikulum
61
Contoh Pembahasan Penelitian:
62
BAB V
SIMPULAN
A. Simpulan
Menurut Tim penyusun (2014) kesimpulan merupakan
temuan pokok yang menunjukkanmakna temuan-temuan hasil
penelitian yang ditulis secara singkat, padat, dan jelas dalam bentuk
uraian (paragraf demi paragraf), butir-butir, atau rincian,sesuai
dengan tujuan penelitian.
Ada 5 hal yang harus dijelaskan dalam desain penelitian yaitu:
1. Penegasan judul dan atau pembatasan masalah.
2. Alasan pemilihan judul (penting, menarik, belum ada yang
meneliti, tidak sesuai kenyataan di lapangan).
3. Problematik penelitian adalah pertanyaan yang dicarikan
jawabannya melalui penelitian. Dirumuskan dalam kalimat
pertanyaan dan merupakan hal yang dipertanyakan.
4. Tujuan penelitian adalah keinginan yang ingin dicapai oleh
peneliti melalui proses penelitin yang ia lakukan.
Dirumuskan dalam kalimat pernyataan dan merupakan
jawaban yang ingin dicari.
5. Kesimpulan yang ditulis pada akhir laporan penelitian
merupakan jawaban yang diperoleh. Antara problematik,
tujuan dan kesimpulan penilitian harus sinkron.
6. Penelitian yang dilakukan harus memiliki kegunaan dan
dapat disumbangkan untuk kemajuan bidang yang diteliti.
7. Saran berisi rekomendasi yang diajukan sesuai denganhasil
penelitian yang dilakukan secara operasional dandapat
ditindaklanjuti. Saran idealnya dikemukakan secara rinci
sehingga mudah untuk diimplementasikandan sesuai dengan
manfaat penelitian. Saran harus bersifat baru dan
mempunyai nilai lebih sehingga dapat dijadikan sebagai
sumber inspirasi oleh pembaca.
63
Dibawah ini terdapat contoh kesimpulan dan saran, sebagai berikut:
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka secara umum dapat
disimpulkan bahwa kegiatan pengembangan diri yang ada di SMA
Kenanga berjalan lancar dan baik yang berupa pembiasaan,
konseling, ekstrakurikuler maupun Prodiksus Life Skills mengisi hari-
hari diluar jam pembelajaran. Pelaksanaan pengembangan diri
khususnya yang menyangkut pelatihan kecakapan hidup yang
dikelola secara khusus oleh Satgas Prodiksus Life Skills mendapat
banyak dukungan dari berbagai pihak.
Namun demikian pelatihan Prodiksus Life Skills SMA Kenanga
masih kurang koordinasi dalam pengelolaan Prodiksus Life Skills
dengan kegiatan ekstrakurikuler, Kurang sarana pelatihan seperti
komputer, camera digital.
Saran
64
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
65
Untuk rujukan dari bahasa asing (Bahasa Inggris), maka
pada kutipan ditulis et al.
Contoh: Daryon o, Ekohariadi, Subandi, Sujarwanto, dan
Andre Dwijanto Witjaksono
6. Jika beberapa rujukan yang ditulis oleh seorang
pengarang dalam tahun yang berbeda, nama pengarang
harus tetap ditulis disertai dengan tahun penerbitan.
Contoh: Witjaksono, Andre Dwijanto.2010
Witjaksono, Andre Dwijanto. 2011
Witjaksono, Andre Dwijanto. 2012
7. Jika tidak ada nama pengarang, pada bagian nama
ditulis penerbit.
Contoh: Dikti ___________. 2012
(b) Tahun Terbit,
1. Tahun terbit ditempatkan sesudah nama pengarang dan
diakhiri dengan tanda titik.
2. Jika beberapa rujukan ditulis seorang pengarang dalam
tahun yang sama, penempatan urutan didasarkan pada
urutan abjad judul buku dengan cirri pembeda huruf
sesudah tahun terbit.
Contoh: Hutomo, Suripan Sadi. 1980a.Sosiologi Sastra
Jawa Modern.
Hutomo, Suripan Sadi. 1980b.Telaah Sastra Jawa
Modern
(c) judul sumber yang dirujuk,
1. Judul buku ditulis sesudah tahun terbit dan diakhiri
dengan tanda titik.
2. Artikel, laporan penelitian, dan makalah ditulis
diantara tanda petik ganda. Contoh: Kisyani-Laksono.
2005. “Pisuhan sebagai Cermin Nilai Rasa dan Jiwa”.
3. Keterangan yang menyertai judul (misalnya jilid dan
edisi) ditempatkan sesudah judul dan diakhiri dengan
tanda titik. Contoh: Kridalaksana, Hari murti. 2006.
Kamus Linguistik.Edisi Ketiga.
(d) Kota Tempat Terbit dan Nama Penerbit
1. Tempat terbit ditulis sesudah judul buku dan
keterangan yang menyertainya, diikuti tanda titik dua,
nama penerbit, dan tanda titik. Contoh: Sulistyo, Edy.
2011. Teknik Audio. Surabaya: Unipress.
66
2. Jika lembaga berkedudukan sebagai pengarang dan
penerbit, nama lembaga dicantumkan pada posisi
pengarang dan tidak perlu disebut dalam posisi nama
penerbit. Contoh: BPS Provinsi Jawa Timur. 2012. Jawa
Timur dalam Angka. Surabaya.
Contoh penulisan daftar pustaka dari berbagai sumber
lainnya adalah sebagai berikut.
a) Penulisan Pustaka dari Buku Teks Palupi, Aisyah
Endah. 2009. Kimia Teknik untuk Mahasiswa.
Surabaya: Unipress.Broch, T. A., Mandiga, M. T.
1991. Biology of Microorganism. Six Edition.
New Jersey: PrenticeHall.
b) Penulisan rujukan buku karya terjemahan
Wellek, Rene dan Warren, Austin.
Kesusastraan. Terjemahan Melani Budianta.
Jakarta: Gramedia.
3. Artikel, laporan penelitian, dan makalah di tulis di antara
tanda petik ganda. Contoh: Kisyani - Laksono. 2005.
“Pisuhan sebagai Cermin Nilai Rasa dan Jiwa”.
4. Keterangan yang menyertai judul (misalnya jilid dan edisi)
ditempatkan sesudah judul dan diakhiri dengan tanda
titik. Contoh: Kridalaksana, Hari murti. 2006. Kamus
Linguistik.Edisi Ketiga.
67
DAFTAR PUSTAKA
68
Bambang Tri Cahyono 1996. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: Badan
Penerbit IPWI
69
Husein Umar. 2001. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi.
Gramedia. Jakarta.
70
Mohammad Nazir. (1998) Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia
Indonesia
Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexy. J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Moloeng, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya
Mudrajad Kuncoro. 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi:
Bagaimana Menelit dan Menulis Tesis. Jakarta. Erlangga
71
Sarmanu. 2004. Metodologi Penelitian. Kumpulan Materi Pelatihan
Structural Equation Modeling. Lembaga Penelitian Universitas
Airlangga Surabaya.
72
Sutrisno Hadi. 1996. Metode Penelitian dan Aplikasi Statistik. Bandung
: Paraga.
73