Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH BUDAYA LAHAN KERING

PENERAPAN IPTEK

OLEH
ESTRY SUSANTI TEFA (1701060054)
MELDA A.FAO (1701060042)
PRISCA MIRAYANTI TSE (1701060052)
RINI BETTY (1701060068)
YUSRIANTI AMNAHAS (1701060047)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.Karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah makalah ini .

Mudah-mudahan dengan telah selesainya makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi
mahasiswa dan mahasisiwi yang sedang mengenam pendidikan di perguruan tinggi.Dan mudah
–mudahan dapat memeberikan pengaruh yang positif sehingga generasi penerus bangsa ini
menjadi lebih paham akan kearifan lokal budaya NTT dan melestarikan budaya NTT

Kupang ,29 Maret 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................i

Daftar Isi .............................................................................................ii

Bab I Pendahuluan

A.Latar Belakang ............................................................................................1

B. Tujuan .............................................................................................1

Bab Ii Isi

A.Tanaman Lokal Kabupaten Kupang ...............................................................................2

B.Pengolahan Bahan Organik ...................................................................................3

C.Konservasi Dan Hemat Air ...............................................................................4

D.Pola Tanam Dilahan Kering ..........................................................................5

Bab Iii Penutup

A.Kesimpulan ......................................................................................6

B.Saran ......................................................................................6

Ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Lahan kering selalu dikaitkan dengan lahan dimana kekurangan air dan hanya bergantung pada
curah hujan dan mata air .

Indonesia memiliki berbagai macam kearifan lokal dari setiap propinsi sampai pada desa-desa di
seluruh pelokosnya.Keadaan lingkungan disetiap daerah yang begitu dipenuhi dengan macam-
macam tradisi dan budaya tentu memiliki karasteristiknya masing-masing.Kondisi lahan dengan
letak yang unik dan ekstrim menjadi penciri yang khas daerah –daerah di Indonesia.TTS
merupakan salah satu daerah dngan kondisi lahan kering.

Karakteristik lahan di TTS yaitu kekurangan air,keadaan tanah yang kurang subur ,kelerengan
curam dan kedalaman dangkal yang sebagian besar terdapat diwilayah bergunung dan
berbukit.Selain itu TTS sangat peka terhadap erosi .Keterbatasan air pada TTS mengakibatkan
tidak semua tanaman bisa dibudidaya di daerah ini.Namun potensi tanaman lokal sangat
menunjang dan dapat menjadi daerah penghasil aneka olahan dari tanaman lokal yang ada pada
daerah ini.Berbagai jenis tanaman,ternak,tradisi, kontruksi rumah,keadaan lingkungan sampai
cara berpakaian dan berbahasa sangat mencolok karena dipengaruhi oleh kondisi fisik khususnya
daerah TTS.Jenis-jenis tanaman lokal dengan karasterisiknya daerah ini sangat beragam begitu
juga pola bertani,pengolahan lahan dan menjaga mata air dilahan kering.

B.TUJUAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:

1. Mengetahui tanaman lokal tahan kering di TTS


2. Mengetahui pengolahan hara dan pengendalian erosi dilahan kering
3. Mengetahui Kearifan lokal rehabilitasi dan reklamasi serta pengolahan bahan organik
pada lahan kering
4. Mengetahui Kearifan lokal konservasi dan hemat air di lahan kering
5. Mengetahui Kearifan lokal untuk pengendalian gulma dan hama
6. Mengetahui Pola tanam yang sesuai dengan lahan kering
BAB II

PEMBAHASAN

Karasteristik daerah TTS dengan kondisi lahan yang ekstrim dan kering menghasilkan beberapa
kearifan lokal dianatarnya:

A.JENIS – JENIS TANAMAN LOKAL

Tanaman lokal TTS yang tahan kekeringan yaitu kelapa,ubi kayu,pisang,kemiri dan
avokad.Tanaman ini menjadi tanaman khas yang dapat bertahan lama meski didaerah kekeringan
,sehingga masyarakat TTS sangat melestaraikan tanaman tersebut.selain menjadi sumber
ketahanan pangan ,daya jual yang cukup menjamin kehidupan masyarakat, cocok untuk lahan
kering seperti TTS dan merupakan tanaman umur panjang.

Hampir di seluruh wilayah TTS terdapat tanaman kelapa.TTS merupakan penghasil kelapa
kopra.Dengan jumlah harga jual yang tinggi,kelapa kopra dan minyak kelapa asli menjadi
sumber penghasilan bagi seluruh masyarakat TTS khususnya Amanatun Selatan.Tanaman ini
dapat berbuah sepanjang musim.Kondisi iklim yang panas menjadi penunujang bagi pengolahan
kopra.Selain itu pinang meiliki daya hasil tinggi baik dari segi kualitas maupun nilai
ekonominya.Advokad khas TTS dapat menghasilkan buah 2 kali dalam satu tahun.Tidaklah
heran TTS merupakan penghasil Advokad meskipun kondisi tana yang cukup subur dengan
curah hujan yang minim.

Dengan lahan yang cukup subur Ubi kayu juga termasuk dalam tanaman tahan
kekeringan.Tanaman ini dibudidaya karena umur tanaman untuk menghasilkan umbi hanya
dalam jangka waktu 3-6 bulan .Dari daun sampai umbi dapat digunakan untuk dijual
,dimakan,dan diguankan sebagai makanan ternak .

Pisang merupakan tanaman yang sangat diminati oleh semua orang.Tanaman ini dapat berbuah
disepanjang musim.Pisang menjadi tanaman khas masyrakat TTS karena tahan kekeringan
,selain itu dari daun dan batang menjadi sumber makanan bagi ternak .Tanaman pisang diTTS
hampir semua jenis pisang dibudidaya di daerah ini .

Meskipun di daerah dengan lahan kering dan dingin ,namun jeruk di TTS dapat menghasilkan
buah yang banyak meskipun hanya terdapat beberapa tempat yang masih emiliki tanaman ini.

B. PENGOLAHAN HARA DAN REKLAMASI


Dengan melihat kharasteristik lahan diatas ada beberapa upaya strategis dalam pengolahan lahan
kering di TTS agar agar dapat dimanfaatkan untuk pengembangan tanaman lokal yang tahan
kekeringan secara optimal yaitu:

1. PENGOLAHAN HARA

Dengan beberapa tindakan dibawah ini dapat menanggulangi pengolahan hara :


Pemupukan .pemupukan adalah salah satu cara pengelolaan kesuburan tanah yang
diharapkan dapat meningkatkan kesuburan biologi tanah. Pemupukan dengan sampha
organik misalnya daun-daun atau rumput-rumputan dapat mengembalikan efisisen
tanah.Mikoroorganisne yang menyuburkan tanah juga dapat mengembalikan hara dalam
tanah .Penggunaan pupuk harus tepat seperti takaran dan waktu juga harus sesuai dengan
kondisi musim (hujan atau kemarau).
Biasanya di musimhujan petani menggunakan pupukyang didapat melalui bantuan
kelompok tani.Sedangkan dimusim panas petani memanfaatkan daun-daun ,rumput-
rumputan pada saat membersihkan lahan dengan cara di bakar atau ditebar atas
permukaan tanah, sehingga disaat musim hujan dapat membusuk dan menjadi pupuk
sekaligus mengembalikan unsur hara dalam tanah.
Selain pemupukan pengolahan hara dapat dilakukandengan memberi waktu pada tanah
untuk kembali produktif dengan cara petani membiarkan lahan selama satu atau dua
tahun tidak digunakan atau ditanami apapun .Hal ini meningkatkan kesuburan tanah dan
unsur hara dalam tanah terpelihara .Ditandai dengan hasil yang memuaskan diperoleh
petani dengan cara ini.
Mencangkul tanah merupakan salah satu kearifan lokal dalam memelihara hara dalam
tanah.Tujuan dari pencangkulan ini adalah tanah yang bagian atas dapat kembali
produktif dan tanah dapat mengembalikan hara tanah .
Menanam tanaman yang berumur pendek.Tanaman berumur pendek contonya
jagung.Tujuannya adalah memberi tanah mengembalikan hara yang hilang selain itu
masyarakat dapat menanggulangi paceklik.

2. Pengendalian Erosi
Pengendalian erosi dapat dilakukan dengan cara terasering.Terasering sering dilakukan
pada daerah dengan kondisi kimiringan yang cukup curam dan dangkal .Cara inilah yang
paling efektif bagi masyarakat TTS dalam mencegah erosi.Dengan adanya terasering
masyarakat dapat mencegah hilangnya hara pada tanah .
Penanaman pohon disekitar lahan menjaga tanah tidak mudah terbawa banjir saat
hujan.Penanaman pohon pada lahan kering dengan kemiringan yang cukup curam dan
tahan kering adalah jati.Pohon ini banyak sekali di temukan di TTS.Tanaman ini tidak
banyak bercabang dan tidak menghalangi sinar matahari bagi pertumbuhan tanaman
pangan.

C.PENGOLAHAN BAHAN ORGANIK

1.Rehabilitasi Bahan Organik

Rehablitasi bahan organik dapat dilakukan dengan membuka lahan alang-alang .Alang-
alang memiliki potensi dalam merehabilitasi bahan organik.Alang-alang memiliki zat
beracun yang dapat menghambat tumbuhan lain untuk tumbuh .Namun jika dijadikan pupuk
dapat menjadi sumber bahan organik bagi tanah.Sehingga masyarakat TTS sering
membiarkan lahan selama satu tahun dengantujuan agar rehabilitasi bahan organik dapat
kembali.

2.Reklamasi Bahan Organik

Reklamasi lahan dilakukan dengan cara pengeringan lahan .Rumput-rumput yang telah
kering di bulan september –oktober dibiarkan kering dibawah sinar matahari tanpa
dibakar.Kawasan pengeringan lahan tidak dibakar dengan tujuan memelihara organisme
penyubur tanah tidak mati.Selain itu menjaga lahan lain ikut tebakar.

D.KONSERVASI DAN HEMAT AIR

Lahan kering selalu diperhadapkan dengan masalah kekeringan,kekurangan air.cara


memelihara dan menghemat air yaitu air di tampung Embung ,Setiap RT diwajibkan memiliki
bak penampungan,dengan tujuan air ditampung sehingga dapat menghemat air disaat musim
kemarau.Mata air disediakan pada saat musim kemarau tiba.

E.PENGENDALIAN GULMA DAN HAMA

Gulma merupakan tanaman yang digunakan sebagai pakan ternak contohnya membersihkan
gulma sangat menyita waktu.Cara mengendalikan gulma yaitu:

I. membersihkan kebun secara terus menerus .setelah itu dikeringkan sehingga dapat
dipastikan tidak dapat tumbuh lagi.
II. Menutup tanah dengan rumput ,cara ini bertujuan gulma tidak dapat memperoleh sinar
matahari sehingga sulit untuk tumbuh.
III. Menanam beberapa jenis tanaman yang merambat dan menutupi tanah seperti labu,uji
jalar,kacang tanah,dan semangka.Cara ini akan mengurangi tumbuhnya gulma .
IV. Membersihkan gulma sebelum bertambah banyak .

Hama merupakan salah satu masalah yang seing dihadapi oleh petani.Hama bisa merugikan
mpetani bila tidak dengan cepat membasminya.Ada bebrapa cara yang sudah menjadi kebiasaan
petani TTS dalam membasmi hama :

I. Menggunakan insektisida ,cara membasmi hama dengan insektisida adalah menggunkan


cairan yang telah dicampurkan dengan insektisida .
II. Memisahkan tanaman yang terkena hama dari tanaman lain dengan cara dipotong dan
dibakar agar tidak menyebar ketanaman lain.

F.POLA TANAM DI LAHAN KERING

I. Menanam tanaman yang sesuai dengan iklim dan kondisi tanah yang sesuai.
II. Ketersediaan faktor-faktor penting contohnya air,cahaya matahari,kondisi tanah dan
unsur hara dalam tanah
III. Bibit yang digunakan
IV. Mengatur pola tanam,cara pengolahan lahan dan kalender pertanian
V. Menggunakan pupuk kompos berupa rumput-rumputan dan kotoran ternak
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :

1. Mengetahui tanaman lokal tahan kering di TTS ialah kelapa,ubi kayu,pisang,kemiri dan
avokad.
2. Mengetahui pengolahan hara dan pengendalian erosi dilahan kering dengan cara:
Menanam tanaman yang berumur pendek,pemupukan,membiarkan lahan selama satu
tahun tidak di olah,pengendalian erosi dengan cara terasering
3. Mengetahui Kearifan lokal rehabilitasi dan reklamasi serta pengolahan bahan organik
pada lahan kering dengan membuka lahan alang-alang
4. Mengetahui Kearifan lokal konservasi dan hemat air di lahan kering dengan cara
penampungan dan memelihara mata air yang ada
5. Mengetahui Kearifan lokal untuk pengendalian gulma dan hama ditimbun
6. Mengetahui Pola tanam yang sesuai dengan lahan kering

SARAN

Bagi masyarakat harus menggunakan air dengan bijaksana .

SARAN

Anda mungkin juga menyukai