SEMESTER
(RPS)
Tim Penyusun:
Romdzati, S. Kep., Ns.MNS
Nurvita Risdiana, S. Kep., Ns., M. Sc
Azizah Khoiriyati, S. Kep., Ns., M. Kep.
Yuni Permatasari Istanti, M.Kep., Ns., Sp.KMB
Co PJ:
Resti Yulianti Sutrisno, M.Kep., Ns., Sp.KMB
HALAMAN PENGESAHAN
Sri Sumaryani, M. Kep., Ns., Sp. Kep. Mat. Romdzati, S.Kep., Ns., MNS
1. Area Kompetensi
Kompetensi utama;
1. Mampu melakukan asuhan keperawatan professional di tatanan klinik
dan komunitas (U1)
2. Mampu menjalin hubungan interpersonal (U3)
3. Mampu melakukan penelitian sebagai peneliti pemula (U4)
4. Mampu menerapkan aspek etik legal dalam praktik keperawatan (U5)
5. Mampu melakukan praktik keperawatan yang holistik (U7)
6. Mampu bersikap caring dan empati (U8)
7. Mampu berpikir kritis dan mengambil keputusan (U11)
Kompetensi pendukung: Mampu menginternalisasikan nilai Islam di
pelayanan keperawatan (P1).
Kompetensi lainnya: Mampu mengaplikasikan teknologi informasi (L1)
2. Learning objektif blok sistem imun dan hematologi
1. Mampu menjelaskan konsep dan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan sistem hematologi dan imunologi (U2)
2. Mampu melakukan penelusuran hasil-hasil penelitian dalam mengatasi
masalah pada pasien dengan gangguan sistem hematologi dan imunologi
(U6)
3. Mampu mendemonstrasikan ketrampilan terkait dengan sistem
hematologi dan imunologi (U9)
INFORMASI MATAKULIAH
Blok sistem imun dan hematologi diberikan pada mahasiswa semester 3 dengan
tujuan memperkenalkan ilmu-ilmu dasar keperawatan. Blok ini membahas tentang prinsip-
prinsip teoritis dan keterampilan klinis keperawatan tentang sistem imun dan hematologi
sesuai tingkat usia manusia. Jumlah SKS total adalah 5 SKS yang terdiri atas 2 SKS kuliah, 1
SKS tutorial, 1 SKS Skills Lab dan 1 SKS Praktikum.Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai
aspek yang terkait dengan fungsi imun dan hematologi. Kegiatan belajar mahasiswa
berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis
dalam mengaplikasikan konsep sistem imun dan hematologi dengan pendekatan asuhan
keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah dengan memperhatikan aspek legal dan
etis. Evaluasi belajar mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian
kompetensi.
Area
No. Topik Kompe Sub Topik Metode Pengampu Durasi Evaluasi
Tensi
Kuliah
1. Overview - Gambaran blok Ceramah Romdzati 1 x 50 ‘ -
- Kompetensi blok
- Kegiatan belajar
mengajar
- Evaluasi blok
2. Anatomi dan U2 - Struktur dan fungsi Ceramah Nurvita 2 x 50’ MCQ
Fisiologi Sistem sistem limfatik Risdiana
Limfatik - Organ dan jaringan
limfatik
- Perkembangan jaringan
limfatik
3. Reaksi Imunologi U2 - Innate immunity Ceramah SN Nurul 2 x 50’ MCQ
- Adaptive immunity Makiyah
- Reaksi antigen antibody
- Reaksi hipersensitivitas
- Reaksi alergi
- Reaksi autoimun
4. Anatomi dan U2 - Fungsi dan komponen Ceramah SN Nurul 2 x 50’ MCQ
Fisiologi Sistem darah Makiyah
Hematologi - Pembentukan sel darah
- Homesotasis dan
pembekuan darah
RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 6
5. Nutrisi dan Fungsi - Nutrisi, Infeksi, & Fungsi Ceramah Resti YS 2 x 50’ MCQ
Imun Imun
- Alergi makanan
6. Patofisiologi - Patofisiologi anemia Ceramah Dewi Puspita 2 x 50’ MCQ
system - Jenis anemia
hematologi - Manifestasi klinis anemia
- Penatalaksanaan anemia
- Proses keperawatan
7. Pemeriksaan - Pemeriksaan Ceramah Bagian Patologi 2 x 50’ MCQ
penunjang system laboratorium terkait Klinik
imun dan dengan sistem imun dan
hematologi hematologi (Alergi,
Imunoglobulin, darah)
- Interpretasi hasil
laboratorium
8. Sistem Imunologi - Mekanisme Imunisasi Ceramah Romdzati 2 x 50’ MCQ
dan Imunisasi - Imunisasi pada anak
- Imunisasi di komunitas
(Herd Immunity)
- Pro dan Kontra Imunisasi
9. Asuhan - Pengertian hemofilia Ceramah Arianti 2 x 50’ -
Keperawatan pada - Manifestasi klinis
Pasien dengan - Diagnostic test
Hemofilia - Penatalaksanaan medis
dan keperawatan
- Keterkaitan genetika
dengan hemophilia
10. Pengkajian Sistem - Pengkajian head to toe Ceramah Resti YS 2 x 50’ MCQ
Imun dan - Pemeriksaan fisik dan
Tugas
Belajar Mandiri
Nilai Blok
Nilai Blok terdiri atas beberapa komponen yaitu:
a. 40% hasil MCQ
b. 15 % penugasan dan els
c. 25% hasil Tutorial : terdiri atas 50 % proses tutorial dan 50% mini quiz
d. 20% hasil OSCE/ujian praktikum/responsi: terdiri atas 75 % proses
parktikum dan 25 % ujian OSCE/Responsi
Fasilitas
Daftar Pustaka
Tortora, G.J., Derrickson, B., 2009. Principles of Anatomy and Physiology. 13th Ed. John
Willey & Sons, Inc.
Suplemen
Metode tutorial ini menuntut mahasiswa secara aktif dalam mencari informasi
atau belajar mandiri untuk memecahkan masalah.
SKENARIO TUTORIAL
Tutorial 1
Oh, My God!
A 19 year old man complained itchy rashes, sorethroat and tongue swelling. He
told the nurse that he felt those symptoms after having lunch of seafood. In the
past, actually he experienced the same condition for several times with the same
causes. In this hospital, he got Cetirizine 5 mg per day.
Refferences:
Tortora, G.J., Derrickson, B., 2009. Principles of Anatomy and Physiology. 13th Ed. John
Willey & Sons, Inc.
Tutorial 2
General Learning Objectif: after completing the tutorial process, students are
able to explain about Dengue Fever
Scenario 2
A 16 year old girl admitted to the hospital since she got fever for 3 days.
She felt fatigue, headache, nausea, epigastric pain, joint and muscle pain.
Based on the examination, body weight: 45 kg, blood pressure 115/80
mmHg, temperature 37.8˚C, Rumple Leed Test was positive, and laboratory
results: leucocyte count was 6,000, trombocyte count was 110,000
cells/mm3, IgG +15 IU/ml, and IgM +1.6 IU/ml. The patient lived in a DF
endemic village. At the ward, the nurse managed Ringer Lactate
intravenous fluid 20 drops/minute and suggested to drink a plenty of water.
Refferences:
Tortora, G.J., Derrickson, B., 2009. Principles of Anatomy and Physiology. 13th Ed. John
Willey & Sons, Inc.
Tutorial 3
General Learning Objectif: after completing the tutorial process students are
able to explain about SLE:
Scenario 3
Refferences:
Tortora, G.J., Derrickson, B., 2009. Principles of Anatomy and Physiology. 13th Ed. John
Willey & Sons, Inc.
Tutorial 4
General Learning Objectif: after completing the tutorial process students are
able to explain about Leukemia
Scenario 4
Refferences:
Tortora, G.J., Derrickson, B., 2009. Principles of Anatomy and Physiology. 13th Ed. John
Willey & Sons, Inc.
SkenarioO
_
Pembelaja
ran
S
e
t
e
Panduan Skills Lab
l
1. Rumple Leed Test a
2. Pemberian obat topikal,h oral dan
suppositoria
3. Pemberian obat injeksi:mIM, IV
4. Pemberian obat injeksi:e SC, ID
5. Pengambilan darah vena
n
6. Teknik Aseptik (Handscone
y steril dan non
steril) e
l
e
s
a
i
k
a
n
p
r
a
k
t
i
k
u
m
i
n
i
a
h
s
i
s
w
a
h
a
Tujuan Pembelajaran
r
a
Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat
p
melakukan pemeriksaan Rumple Leeds dengan benar dan tepat.
k
a
n
Seorang klien datang ke rumah sakit dengan keluhan demam dan sakit kepala selama 3 hari.
Perawat melakukan pemeriksaan rumple leeds dan didapatkan petechiae di lengan kiri
sebanyak 12 dalam diameter 1 cm d
a
p
Pertanyaan Minimal
a
1. Mengapa klien mengeluh demam? t
2. Mengapa terdapat petechiae?
m
e
Masalah Keperawatan
l
1. Resiko kekurangan volume cairan a
k
Rumple Leeds Test merupakan prosedur diagnostic yang digunakan untuk
u
memeriksa perdarahan kapiler yang diakibatkan oleh trombositopenia. Rumple
k
Leed Test sangat sederhana untuk dilakukan, seperti prosedur pengukuran tekanan
a
darah, namun dilanjutkan dengan pembendungan pembuluh darah selama 5 menit.
n
Apabila ketahanan kapiler menurun akibat trombositosis maka akan muncul bintik-
bintik merah (ptechiae). Rumple Leeds test digunakan sebagai uji diagnostic awal
p
pada pasien dengue fever(DHF). Rumple Leeds Test dinyatakan positif apabila
e
terdapat ptechiae sebanyak 10/square inchi.
r
a
w
d
e
n
g
a
n
Gambar 1 Gambar 2
b
Prosedur rumple leeds test Gambaran ptechiae
e
n
Alat dan bahan:
a
1. Manset r
2. Bollpoin
d
a
Checklist Pemeriksaan Rumple Leeds
n
Nama Mahasiswa:
NIM:
t Score
C D
Raw Score Actual Max
Tahapan Prosedur 1,2, 1,2,
0,1,2,3,4,5 e 3 3
RxCxD scor
e
Pra 1. Baca catatan 0 1 p 3 1 3
Interaksi keperawatan atau a
catatan medis
2. Tentukan tindakan 0 1 t 2 1 2
keperawatan yang akan
.
dilakukan
3. Persiapkan diri 0 1 2 1 2
4. Persiapan alat: 0 1 3 1 3
Tensimeter, Stetoskop,
Alkohol swab, sarung
tangan bersih, pena.
Orientasi 1. Ucapkan salam dan 0 1 2 1 1 2
perkenalkan diri
2. Klarifikasi nama dan 0 1 2 3 1 6
umur pasien atau
nama dan alamat
pasien
Yogyakarta, ……………………………
Evaluator,
Tujuan Pembelajaran:
1. Mahasiswa mampu mengelola pemberian obat secara benar
2. Mahasiswa mampu menghitung dosis obat
3. Mahasiswa mampu mendemonstrasikan macam-macam pemberian obat
Skenario
Seorang perempuan usia 23 tahun dirawat di bangsal penyakit dalam dengan bronkhitis. Klien
mendapat terapi antibiotik , amoxicillin 3x 500mg/IV. Perawat akan melakukan pemberian obat
lewat intra vena tersebut.
Pertanyaan minimal :
1. jelaskan peran perawat dalam pemberain obat
2. jelaskan macam-macam rute pemberian obat
3. jelaskan lokasi pemberian obat dari masing-masing rute tersebut
4. jelaskan tahap-tahap pemberian obat yang aman
PEMBERIAN OBAT
Memberikan obat dengan aman dan akurat merupakan salah satu tanggung jawab
perawat. Tanggung jawab perawat dalam pengobatan adalah:
1. Memahami aksi dan efek samping obat
2. Memberikan obat dengan benar
3. Memonitor respon klien
4. Membantu klien menggunakan obat dengan benar
5. Intraokular
Bentuk obat mirip dengan lensa kontak yang kemudian dimasukkan ke
mata klien. Kedua sisi dari obat ini lunak. Obat dapat diberikan selama 1
minggu. Obat yang diberikan melalui cara ini antara lain Pilocarpine, yang
merupakan obat glaukoma, dan obat lain untuk mengobati infeksi jamur pada
mata.
Dalam pemberian obat terdapat prinsip benar yang perlu diperhatikan oleh
perawat. Prinsip tersebut meliputi:
1. Benar pasien
2. Benar obat
3. Benar dosis
4. Benar cara pemberian
5. Benar waktu
6. Benar dokumentasi
7. Benar evaluasi
8. Benar pengkajian
9. Benar reaksi dengan obat lain
10. Benar reaksi terhadap makanan
Score
Raw Score C D
Tahapan Prosedur Actual Max
0,1,2,3,4,5 1,2,3 1,2,3
RxCxD score
Pra 1. Baca catatan 0 1 3 1 3
Interaksi keperawatan atau
catatan medis
2. Tentukan tindakan 0 1 2 1 2
keperawatan yang
akan dilakukan
3. Persiapkan diri 0 1 2 1 2
4. Cuci tangan enam
langkah
5. Persiapkan alat dan 0 1 2 3 4 3 1 12
bahan:
- Siapkan obat sesuai
resep dokter
- Siapkan air minum
- cek waktu
kedaluwarsa
- cek instruksi minum
obat
Orientasi 1. Ucapkan salam dan 0 1 2 1 1 2
perkenalkan diri
2. Klarifikasi nama dan 0 1 2 3 1 6
umur pasien atau
nama dan alamat
pasien
3. Jelaskan tujuan dan 0 1 2 1 2
prosedur tindakan
yang akan dilakukan
kepada
pasien/keluarga
4. Kontrak waktu 0 1 1 1 1
5. Beri kesempatan 0 1 1 1 1
pasien untuk bertanya
6. Minta persetujuan 0 1 2 1 1
klien/keluarga
7. Dekatkan alat pada 0 1 1 1 1
klien
Evaluator,
Score
Raw Score C D
Tahapan Prosedur Actual Max
0,1,2,3,4,5 1,2,3 1,2,3
RxCxD score
Nama Mahasiswa :
No Mahasiswa :
Score
Raw Score C D
Tahapan Prosedur Actual Max
0,1,2,3,4,5 1,2,3 1,2,3
RxCxD score
Pra Interaksi 1. Baca catatan 0 1 3 1 3
keperawatan atau
catatan medis
2. Tentukan tindakan 0 1 2 1 2
keperawatan yang
akan dilakukan
3. Persiapkan diri 0 1 2 1 2
6 Melepas sarung 0 1 1 1 1
tangan
Orientasi 1. Ucapkan salam 0 1 2 1 1 2
dan perkenalkan
diri
2. Klarifikasi nama 0 1 2 3 1 6
dan umur pasien
atau nama dan
alamat pasien
3. Jelaskan tujuan 0 1 2 1 2
dan prosedur
tindakan yang
akan dilakukan
kepada
pasien/keluarga
4. Kontrak waktu 0 1 1 1 1
5. Beri kesempatan 0 1 1 1 1
pasien
untuk
bertanya
6. Minta persetujuan 0 1 2 1 1
klien/keluarga
7. Dekatkan alat 0 1 1 1 1
didekatkan
klien
8. Jaga privacy 0 1 2 1 1
pasien, tutup
tirai/pintu
Score
Raw Score C D
Tahapan Prosedur Actual Max
0,1,2,3,4,5 1,2,3 1,2,3
RxCxD score
Pra Interaksi 1. Baca catatan 0 1 3 1 3
keperawatan atau
catatan medis
2. Tentukan tindakan 0 1 2 1 2
keperawatan yang
akan dilakukan
3. Persiapkan diri 0 1 2 1 2
Evaluator,
( ……………………….. )
Score
Raw Score C D
Tahapan Prosedur Actual Max
0,1,2,3,4,5 1,2,3 1,2,3
RxCxD score
Pra Interaksi 1. Baca catatan 0 1 3 1 3
keperawatan atau
catatan medis
2. Tentukan tindakan 0 1 2 1 2
keperawatan yang
akan dilakukan
3. Persiapkan diri 0 1 2 1 2
4. Persiapan alat: 0 1 2 3 1
- Spuit
- Torniquet
- Kapas alcohol
- Label
- Hand scone
Orientasi 1. Ucapkan salam 0 1 2 1 1 2
dan perkenalkan
diri
2. Klarifikasi nama 0 1 2 3 1 6
dan umur pasien
atau nama dan
alamat pasien
3. Jelaskan tujuan 0 1 2 1 2
dan prosedur
tindakan yang
akan dilakukan
kepada
pasien/keluarga
4. Kontrak waktu 0 1 1 1 1
5. Beri kesempatan 0 1 1 1 1
pasien untuk
bertanya
6. Minta persetujuan 0 1 2 1 1
klien/keluarga
7. Dekatkan alat 0 1 1 1 1
didekatkan klien
Yogyakarta, ……………………………
Evaluator,
( ……………………….. )
Nama Mahasiswa :
No Mahasiswa :
Score
Raw Score C D
Tahapan Prosedur Actual Max
0,1,2,3,4,5 1,2,3 1,2,3
RxCxD score
Pra Interaksi 1. Baca catatan 0 1 3 1 3
keperawatan atau
catatan medis
2. Tentukan tindakan 0 1 2 1 2
keperawatan yang
akan dilakukan
3. Persiapkan diri 0 1 2 1 2
Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat
melakukan prosedur pengambilan darah vena dengan benar dan
tepat.
Alat :
• Spuit disposible 10 ml
• Tabung plastik 1 ml untuk pemeriksaan Hb
• Torniquet (alat ikat pembendungan)
• Microtube (tabung mikro) 1 ml untuk menyimpan serum
• Sentrifuge (pemusing untuk memisahkan serum)
• Kotak pendingin untuk membawa darah dan serum
• Aluminium foil (kertas aluminium)
Bahan :
• Antikoagulan EDTA
• Kapas alkohol 70%
• Air bebas ion dan larutan HNO3
Cara Pengambilan Darah :
1. Pengambilan darah sebelum dan setelah intervensi dilakukan pada jam 9.00
– 12.00.
2. Bersihkan kulit diatas lokasi tusuk dengan alkohol 70% dan biarkan sampai
kering.
3. Lokasi penusukan harus bebas dari luka dan bekas luka/sikatrik.
4. Darah diambil dari vena mediana cubiti pada lipat siku.
5. Pasang ikatan pembendungan (Torniquet) pada lengan atas dan responden
diminta untuk mengepal dan membuka telapak tangan berulang kali agar
vena jelas terlihat.
6. Lokasi penusukan di desinfeksi dengan kapas alkohol 70% dengan cara
berputar dari dalam keluar.
7. Spuit disiapkan dengan memeriksa jarum dan penutupnya.
8. Setelah itu vena mediana cubiti ditusuk dengan posisi sudut 45 derajat
dengan jarum menghadap keatas.
9. Darah dibiarkan mengalir kedalam jarum kemudian jarum diputar
menghadap kebawah. Agar aliran bebas responden diminta untuk membuka
kepalan tangannya, darah kemudian dihisap sebanyak 10 ml.
10. Torniquet dilepas, kemudian jarum ditarik dengan tetap menekan lubang
penusukan dengan kapas alkohol (agar tidak sakit).
11. Tempat bekas penusukan ditekan dengan kapas alkohol sampai tidak keluar
darah lagi.
12. Setelah itu bekas tusukan ditutup dengan plester.
Distribusi Darah :
1. Untuk pemeriksaan hemoglobin
Score
Raw Score C D
Tahapan Prosedur Actual Max
0,1,2,3,4,5 1,2,3 1,2,3
RxCxD score
PraInteraksi 1. Baca catatan keperawatan atau catatan medis 0 1 3 1 3
2. Tentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan 0 1 2 1 2
3. Persiapkan diri 0 1 2 1 2
4. Persiapan alat: 0 1 2 3 1 6
- Spuit
- Torniquet
- Kapas alcohol
- Label
- Hand scone
Orientasi 1. Ucapkan salam dan perkenalkan diri 0 1 2 1 1 2
2. Klarifikasi nama dan umur pasien atau nama dan alamat pasien 0 1 2 3 1 6
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien/keluarga 0 1 2 1 2
4. Kontrak waktu 0 1 1 1 1
5. Beri kesempatan pasien untuk bertanya 0 1 1 1 1
6. Minta persetujuan klien/keluarga 0 1 2 1 1
7. Dekatkan alat didekatkan klien 0 1 1 1 1
8. Jaga privacy pasien, tutup tirai/pintu 0 1 2 1 1
A. KAMAR BEDAH
Kamar operasi (OK) adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk
melakukan tindakan pembedahan, baik elektif maupun akut, yang membutuhkan
keadaan suci hama (steril). Pembedahan atau operasi merupakan salah satu
tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasive dengan cara membuka
atau menampilkan bagian/organ tubuh yang ditangani dengan membuat
sayatan/insisi.
B. TEKNIK ASEPTIK
TEORI
Darah adalah salah satu jaringan khusus yang menyusun tubuh kita. Seperti
halnya jaringan-jaringan yang lain, jaringan darah tersusun oleh komponen sel dan
substantia extracelullaris. Sel darah (Haemocytus) dapat dibedakan menjadi
eritrocytus, leucocytus dan trombocytus. Substantia extracelullaris dalam jaringan
darah bersifat amorf yang merupakan cairan disebut plasma yang tersusun atas
protein albumin, alfa-, beta-, gamma-, globulin dan fibrinogen. Darah bersirkulasi
dalam tubuh oleh kontraksi ritmik jantung. Sekitar 5 liter darah dalam tubuh orang
dewasa bersirkulasi secara unidirectional daolam system peredaran darah
tertutup.Jaringandarahditemukan di dalampembuluh darah(arteri, arteriola, kapiler,
venuladan vena.
1. Erytrocytus
Sering disebut sel darah merah karena mengandung protein hemoglobin
(pigmen besi) yang berwarna kemerah-merahan. Warna merah tampak jika sel-
sel bergerombol mirip tumpukan mata uang logam. Tumpukan ini disebut
agregatio erytocytica, Jika sel berdiri sendiri, tampak berwarna kuning-
kehijauan. Erytrocytus tidak memiliki organelle. Bentuk erytrocytus dipengaruhi
oleh sifat fisiko kimia plasma atau lingkungan tempat erytrocytus berada.. Di
dalam larutan hirpotonik, sel membengkak, hemoglobin keluar larut di dalam
plasma sehingga sel memucat (dinamakan umbra erytrocytica). Jika keadaan
berlanjut maka terjadi proses larut (dinamakan hemolisis). Di dalam larutan
hipertonik, erytrocytus mengkerut sehingga berbentuk mirip jeruk purut.
Peristiwa ini disebut crenatio (krenasi). Di dalam larutan isotonic erytrocytus
berbentuk bulat bikonkaf (cakram) dengan ukuran diameter sekitar 7-8 µm dan
tebal sekitar 2 µm. Erytrocytus bersifat sangat elastic sehingga mudah berubah
bentuk selama beredar. Pada sediaan apus kering dengan teknik pewarnaan
Wright, sel tampak berwarna merah tua atau oranye. Sekitar 1/3 bagian massa
erytrocytus adalah hemoglobin, yaotu suatu protein yang terdiri dari 4 rantai
globin dan heme (Fe). Erytrocytus dalam peredaran darah atau erytrocytus
matur pada mammalian tidak lagi memiliki nucleus . Membran sel erytrocytus
bersifat selektif permeable, tersusun oleh protein, lipid, dan karbohidrat. Jumlah
normal erytrocytus pada orang dewasa pria sekitar 5 juta/mm 3 darah dan pada
wanita 4,5 juta/mm3 darah. Erytrocytus menempati 45% total volume darah.
Fungsi utama erytrocytus adalah mengangkut oksigen (O 2) dan Karbon dioksida
(CO) dari dan ke jaringan tubuh. Terkait dengan ukurannya. Terdapat kelainan
ukuran erytocytus menjadi lebih besar daripada normal disebut makrocytus,
sedangkan kelainan ukuran menjadi lebih kecil, disebut mikrocytus. Ada pula
kelainan bentuk erytrocytus yang menyimpang menjadi bentuk lain, seperti
bentuk bulan sabit, disebut sickle cell yang terdapat pada kelainan darah
herediter Sickle Cell Anemia. Ada juga kelainan yang disebut Anisocytosis
dengan bentuk erytrocytus bermacam-macam tidak sama. Gangguan kesehatan
terkait darah contohnya adalah anemia yang merupakan keadaan patologik yang
ditandai dengan rendahnya konsentrasi Hb di bawah normal.
A. Granulocytus Neutrophilicus
Sering disebut sebagai PMN (Poli Morpho Nuclear). Jumlahnya terbanyak di
antara leucocytus yang lain, yaitu sekitar 40-60% jumlah leucocytus dalam
darah.
Ukuran diameter 12-15 mm.
Nucleus : pada sel muda berbentuk seperti batang, sedang pada sel tua
beruas,
terdiri atas 2-5 lobus, yang saling dihubungkan oleh benang
chromatinum. Pada wanita, ada satelit yang tampak dekat lobus
ujung nucleus pada sejumlah sel tertentu dinamakan corpusculum
chromatini sexualis atau benda Barr.
Cytoplasma : bersifat asidofil mengandung granulum 2 jenis
yaitu granulum neutrophilicum: berwarna hijau-merah muda pada
teknik pewarnaan Romanowsky; kecil-kecil halus. Dan granulum
azurophilicum: berwarna merah-ungu pada teknik pewarnaan
Romanowsky ; lebih besar dan kasar, mengandung peroxidasa dan
enzym serupa lysozyma.
organella: reticulum endoplasmicum, ribosom, mitochondrion, complexus
golgiensis.
Memiliki granulum glycogeni.
Fungsi : Sel mampu melakukan fagositosis dan destruksi bakteri. Bakteri
difagositosis setelah dilakukan opsonisasi. Sel mampu melakukan
diapedesis artinya meninggalkan kapiler, menembus sela-sela
endotheliocytus kapiler
masuk ke dalam jaringan untuk melakukan fagositosis.
B. Granulocytus Eosinophilicus
dulu disebut granulocytus eosinophilicus. Sel ini merupakan sel fagositik
motil
diameter : sel sekitar 9 µm
nucleus : terdiri pada umumnya atas 2 lobus.
Cytoplasma : mengandung granulum acidophilicum: lebih besar dan kasar
daripada granulum neutrophilicum, mengandung fosfatasa
asam, cathepsin, ribonucleasa; dianggap identik dengan
lysosoma.
Fungsi : : - secara amuboid melakukan fagositosis terhadap kompleks
antigen-antibodi. -menawarkan pengaruh degranulasi
mastocytus pada alergi.
- mengandung fibrinolysin yang diduga mempertahankan
keadaan cair darah.
C. Granulocytus Basophilicus
Merupakan leucocytus dengan jumlah paling sedikit.
D. Lymphocytus
sel berukuran antara 6-10 µm
nucleus: relatif besar, bulat, bertakik
cytoplasma sempit, homogen, basofil, karena kaya RNA. Kadang-kadang ada
butir berwarna ungu pada teknik pemulasan Romanowsky, dinamakan
granulum azurophilicum. Tidak mengandung granula spesifik.
E. Monocytus
Mirip dengan lymphocytes
- diameter sekitar 9-12 mm
- nucleus : bujur telur atau berbentuk tapal kuda, lebih ketepi sel,
terpulas lebih pucat; nucleolus 2-3 buah
- cytoplasma basofil, mengandung:
a. granulum azurophilicum: identik dengan lysosoma
b. sedikit reticulum endoplasmicum dan complexus golgiensis.
- tempat: dalam darah, jaringan ikat dan rongga tubuh.
- fungsi: dalam jaringan, sel dapat berubah menjadi phagocytus, melawan
microorganisma yang masuk, bekerja sama dengan sel lain yang
mempunyai kemampuan imunologik.
3. Trombocytus
Akhiran "-cytus" yang dipakai di sini tidak tepat, sebab bangunan ini bukan sel,
melainkan pecahan-pecahan sel saja.
a. diameter 2-5 mm; per mm darah jumlahnya 200.000 - 400.000.
H(A)EMOCYTOPOESIS
Sel darah umumnya mempunyai jenjang hidup pendek, sehingga harus selalu
diperbaharui melalui proses yang disebut hemocytopoesis atau pembentukan sel
darah. Jaringan yang bertanggung jawab ialah textus h(a)emopoeticus atau jaringan
pembentuk darah. Termasuk ini ialah medulla osseum, atau sumsum tulang dengan
perincian:
a. erythrocytus, granulocytus, monocytus dan thrombocytus dibentuk dalam
medulla osseum.
b. lymphocytus: sel bakunya berasal dari medulla osseum, namun untuk mengalami
maturasi, sel harus dimasukkan dalam thymus dan jaringan limfoid saluran
pencernaan.
Jadi dikenal 2 macam jaringan yang bertanggung jawab pada pembentukan sel
darah:
MEDULLA OSSEUM
Sumsum tulang ini terdapat dalam rongga tulang, berupa jaringan yang dinamakan
textus myeloideus. Sel baku dinamakan reticulocytus yang mempunyai potensi
banyak. Sel ini:
- berbentuk bermacam-macam
- nucleus besar, bujur telur, pucat, dengan granulum chromatinum tersebar.
Nucleolus relatif besar, berjumlah 1-2 biji.
- cytoplasma relatif sedikit.
1. Haemocytus
2. Medulla ossium
No. Sediaan : S-2
Sediaan yang dipakai : Sumsum tulang
Teknik pewarnaan : Hematoksilin-Eosin
Perhatikan :
- textus connectivus reticularis sebagai jaringan dasar yang dengan pewarnaan
HE
serabutnya tidak tampak.
- megacaryocytus merupakan sel raksasa dengan nucleus relatif besar, dan
cytoplasma berwarna eosin.
- normoblastus memiliki cytoplasma berwarna kemerah-merahan, nucleus biru
letak di tengah.
- haemocytoblastus, adipocytus.
Sesi 1
DARAH RUTIN
1. PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN
A. Metode Sahli
Prinsip pemeriksaan :
Sampel :
- Darah kapiler
- Darah vena
Cara pemeriksaan :
B. Sianmethemoglobin (Kolorimetri/Fotometrik)
KH2PO4 140 mg
KCN 50 mg
K3 Fe (CN)6 200 mg
Aquadest 1000 ml
Stabilitas :
Cara kerja :
- Spektrofotometer dinyalakan.
- Panjang gelombang 540 nm Hg
- 3 ml larutan Drabkin sebagai Blanko
- 5 ml larutan Drabkin + 20 ul darah sampel diinkubasi selama 3 - 5 menit
- Baca nilai absorbensi/serapan pada spektrofotometer
- Kadar hemoglobin ditentukan dari perbandingan absorbansinya dengan
absorbansi standard atau dibaca dengan kurva tera yang telah dibuat.
Sumber kesalahan :
Prinsip percobaan :
Darah diencerkan dengan larutan asam lemah maka sel-sel eritrosit akan
mengalami hemolisis serta darah menjadi encer, tinggallah sel-sel lekosit
sehingga lebih mudah dihitung.
- Bilik hitung dicari dengan mikroskop dalam posisi rata, gunakan pembesaran
kecil lensa obyektif 10 kali dan lensa okuler 10 kali (10 x 10). Cari 4 bidang
kotak besar yang masing-masing luasnya 1 mm3 yaitu bidang 1, 3, 7, dan 9
(lihat gambar)
- Hisap darah dengan pipet lekosit sampai tanda 0,5, bila lebih letakkan ujung
pipet pada bahan yang tidak meresap, misal : kuku atau plastik, sampai darah
tepat pada tanda 0,5. Bersihkan ujung luar pipet tersebut dengan tissue.
Kemudian hisaplah larutan pengencer sampai tanda 11 (pengenceran 1:
20 ). Peganglah pipet lekosit tersebut sedemikian rupa sehingga kedua ujung
pipet terletak diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan. Kocoklah selama 3
menit, agar semua eritrosit lisis. Cara lain pengencer sebanyak 0,38 ml
dimasukkan dengan menggunakan pipet volumetrik 0,5 ml ke dalam tabung
ukuran 75 x 10 mm, kemudian tambahkan 20 ul darah EDTA dengan pipet
sahli ke dalam tabung tersebut (pengenceran 1 : 20 ).
- Pengisian bilik hitung : buanglah 4 tetes pertama dan letakkan ujung pipet
pada bilik hitung tepat batas kaca penutup. Isikan ke dalam bilik hitung
tersebut dan biarkan selama 3 menit agar lekosit mengendap.
Cara menghitung :
Hitunglah sel-sel lekosit pada ke-4 kotak besar bilik hitung. Pada setiap kotak
sel-sel yang menempel pada sisi kiri/bawah ikut dihitung sedangkan yang
menempel di sisi kanan/atas tidak dihitung (lihat gambar ).
= Nx50/mm3
Kesalahan :
Lebih kecil dibandingkan eritrosit
Kesalahan biasanya oleh karena :
- Alat
- Reagensia
- Sampel
- Pemeriksa
Perawatan alat :
Pipet Leukosit :
1. Westergreen
2. Wintrobe
Prinsip percobaan :
1. WESTERGREEN
Alat :
1. Tabung Westergreen
2. Rak Westergreen
Reagensia :
Larutan Natrium Sitrat 3,8%
Sampel :
Darah EDTA
Cara pemeriksaan :
- 2 ml darah EDTA + 0,5 ml Natrium Sitrat 3,8% campur dengan baik ( 4 : 1)
- Hisap dengan tabung Westergreen sampai angka 0 (nol)
- Letakkan di rak tabung tegak lurus.
- Catat kolom tabung yang berwarna merah pada 1 jam pertama dan 2 jam
- Bila terdapat buffycoat, harus dilaporkan berapa
Dacie Westergren
Pria 0 – 5 mm/jam 0 – 15 mm / jam
Wanita 0 – 7 mm/jam 0 – 20 mm / jam
Pemeliharaan alat :
Sumber kesalahan :
- Sampel harus fresh jika kurang dari 2 jam, darah tidak beku diberi
antikoagulan.
- Alat kotor akan menyebabkan hemolisis
- Kolom tidak sesuai, misalnya sempit maka akan lebih lama
- Analisis : * Terhisap gelembung udara
* Posisi tabung dalam rak miring
Reagensia :
1. Cat Romanowsky
Wright
Leishman
May Grunwald
Giemsa (induk/stock)
2. Buffers ditilled water pH 7,2 untuk melarutkan cat (Buffer Sorensen)
3. Methanol (90%) untuk fiksasi
Bahan :
Darah vena atau darah kapiler
1. Ambil obyek glass yang bersih, letakkan 1 tetes darah di sisi kanan
Gambar 13.
6. Buat larutan Giemsa kerja dari Giemsa stock dan buffer sornsen dengan
perbandingan 1 : 9 untuk buffer-nya. Buat baru setiap hari.
Gambar 18.
1 2 3 4 5 6
Keterangan :
1. Zone I (Irregular zone) 3%
Terlihat distribusi eritrosit tidak teratur dan bertumpuk.
2. Zone II (Thin zone) 14%
Terlihat distribusi tidak teraturdan merata, saling bertumpukan dan
berdesak-desakan.
3. Zone III (Thick zone) 45%
Sel-sel terlihat bergerombolpadat,saling bertumpukan dan berdesakan.
Zona ini terluas, meliputi hampir separuh luas seluruh preparat.
4. Zone IV (Thin zone) 18%
Kondisinya sama dengan zona dua, hanya zonanya sedikit.
5. Zone V (Even zone) 11%
Disebut counting zone atau best area, terlihat sel-sel tersebar merata dan
tidak ada sel yang saling bertumpukan atau berdesakan.
6. Zone VI (very thin zone)
Terletak di ujung preparat, pada umumnya terlihat seperti pulau-pulau.
Perbesaran 40 x (Obyektif)
- Hitung jenis sel darah putih
- Morfologi sel darah merah
- Untuk pemula sebaiknya menggunakan Obyektif 100 x
Basofil
Stab / Batang
Inti berlobus
Granula halus
Limfosit
Monosit
Eosinofil
Basofil
St.Netr
Sg.Netr
Limfosit
Monosit
Jumlah 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100
Pelaporan :
E / B / St / Sg / L / M
Misal :
4 % / 0 % / 1% / 56 % / 38 % / 1 %
Menyusun Makalah
a. Tugas merupakan tugas kelompok sesuai dengan kelompok tutorial blok 7
b. Setiap kelompok wajib menyusun makalah tentang:
1) Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Jouvenil Idiophatic: kelompok 1
2) Asuhan Keperawatan pada pasien dengan penyakit Graves: kelompok 2
3) Pencangkokan organ: kelompok 3
4) Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Deep Vein Trombosis
(DVT):kelompok 4
5) Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan GangguanIdiopatic
Thrombocytopenic Purpura (ITP): kelompok 5
6) Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Disseminated
Intravascular Coagulation (DIC): kelompok 6
7) Metabolisme Fe dan asam folat: kelompok 7
8) Golongan darah, reaksi tranfusi: kelompok 8
9) Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Lymphoma: kelompok 9
10) Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Scleroderma: kelompok 10
11) Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Epstein Barr Virus (EBV):
kelompok 11
c. Format makalah
1) Cover
2) Kata pengantar
3) Isi makalah
4) Kesimpulan
5) Daftar pustaka
6) Lampiran
d. Tata tulis
1) Font: Times New Roman, 12pt, 1.5 spasi
2) Margin kiri dan atas: 4 cm, margin kanan dan bawah: 3 cm
3) Jumlah halaman isi maksimal 10 halaman
4) Penulisan menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
e. Tugas dipresentasikan dalam kelas