Anda di halaman 1dari 104

RANCANGAN PEMBELAJARAN

SEMESTER
(RPS)

MATA KULIAH : IMUN DAN HEMATOLOGI


KODE MK :NS 231

Tim Penyusun:
Romdzati, S. Kep., Ns.MNS
Nurvita Risdiana, S. Kep., Ns., M. Sc
Azizah Khoiriyati, S. Kep., Ns., M. Kep.
Yuni Permatasari Istanti, M.Kep., Ns., Sp.KMB

Penanggung Jawab Blok:


Romdzati, S. Kep., Ns.MNS

Co PJ:
Resti Yulianti Sutrisno, M.Kep., Ns., Sp.KMB

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADYIAH
YOGYAKARTA

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 1


2016

HALAMAN PENGESAHAN

Nama Mata Kuliah :Blok Imun dan Hematologi


Nomor Kode/ SKS :NS 231/ 5 SKS
Bidang Ilmu :
Status Mata Kuliah : Wajib

Nama Penanggungjawab : Romdzati, S.Kep., Ns., MNS


(Koordinator)
NIP :19820720200909173104
Pangkat/ Golongan : IIIB
Jabatan :
Fakultas/Program Studi :Program Studi Ilmu Keperawatan
Universitas : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Jumlah Tim Pengajar : 9 orang

Yogyakarta, 6 September 2016


Menyetujui Mengetahui
Ka Prodi PSIK PJ Blok

Sri Sumaryani, M. Kep., Ns., Sp. Kep. Mat. Romdzati, S.Kep., Ns., MNS

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 2


PENDAHULUAN
A. Visi, Misi Dan Tujuan Pendidikan Prodi
1. Visi: Menjadi Program Studi Ilmu Keperawatan yang unggul dalam
pengembangan keperawatan klinik berdasarkan nilai-nilai keislaman untuk
kemaslahatan umat di Asia Tenggara pada 2022.
2. Misi:
a. Menyelenggarakan pendidikan ners yang unggul dan islami
b. Mengembangkan penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan
praktik keperawatan
c. Menerapkan imu keperawatan sebagai bagian dari pengabdian
kepada masyarakat untuk kemaslahatan umat
3. Tujuan:
a. Menghasilkan ners yang memiliki kemampuan klinik dan mampu
menerapkan nilai-nilai islami dalam memberikan asuhan
keperawatan
b. Menghasilkan produk penelitian yang dapat digunakan untuk
meningkatkan mutu pelayanan dan meningkatkan imu
keperawatan
c. Menghasilkan kegiatan pelayanan berbasis hasil penelitian untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat

B. Capaian Pembelajaran(Learning Outcome)

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 3


Capaian Pembelajaran Program Studi Ilmu Keperawatan berdasarkan Profil Lulusan
sebagai berikut:

1. Area Kompetensi
Kompetensi utama;
1. Mampu melakukan asuhan keperawatan professional di tatanan klinik
dan komunitas (U1)
2. Mampu menjalin hubungan interpersonal (U3)
3. Mampu melakukan penelitian sebagai peneliti pemula (U4)
4. Mampu menerapkan aspek etik legal dalam praktik keperawatan (U5)
5. Mampu melakukan praktik keperawatan yang holistik (U7)
6. Mampu bersikap caring dan empati (U8)
7. Mampu berpikir kritis dan mengambil keputusan (U11)
Kompetensi pendukung: Mampu menginternalisasikan nilai Islam di
pelayanan keperawatan (P1).
Kompetensi lainnya: Mampu mengaplikasikan teknologi informasi (L1)
2. Learning objektif blok sistem imun dan hematologi
1. Mampu menjelaskan konsep dan asuhan keperawatan pada pasien
dengan gangguan sistem hematologi dan imunologi (U2)
2. Mampu melakukan penelusuran hasil-hasil penelitian dalam mengatasi
masalah pada pasien dengan gangguan sistem hematologi dan imunologi
(U6)
3. Mampu mendemonstrasikan ketrampilan terkait dengan sistem
hematologi dan imunologi (U9)

INFORMASI MATAKULIAH

A. Nama dan bobot SKS, Kode Matakuliah dan Semester Penawaran

Nama Mata Kuliah : Blok Imun dan Hematologi


Bobot SKS : 5 SKS

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 4


Kode Matakuliah : NS 231
Semester : III (ganjil)

B. Ketercapaian PembelajaranberdasarkanSikap, Penguasaan


Pengetahuan, Ketrampilan Umum & Ketrampilan Khususmelalui
Mata Kuliah yang bersangkutan

Blok sistem imun dan hematologi diberikan pada mahasiswa semester 3 dengan
tujuan memperkenalkan ilmu-ilmu dasar keperawatan. Blok ini membahas tentang prinsip-
prinsip teoritis dan keterampilan klinis keperawatan tentang sistem imun dan hematologi
sesuai tingkat usia manusia. Jumlah SKS total adalah 5 SKS yang terdiri atas 2 SKS kuliah, 1
SKS tutorial, 1 SKS Skills Lab dan 1 SKS Praktikum.Fokus mata kuliah ini meliputi berbagai
aspek yang terkait dengan fungsi imun dan hematologi. Kegiatan belajar mahasiswa
berorientasi pada pencapaian kemampuan berfikir sistematis, komprehensif dan kritis
dalam mengaplikasikan konsep sistem imun dan hematologi dengan pendekatan asuhan
keperawatan sebagai dasar penyelesaian masalah dengan memperhatikan aspek legal dan
etis. Evaluasi belajar mahasiswa dilakukan melalui proses belajar dan pencapaian
kompetensi.

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 5


KEGIATAN PEMBELAJARAN

Area
No. Topik Kompe Sub Topik Metode Pengampu Durasi Evaluasi
Tensi
Kuliah
1. Overview - Gambaran blok Ceramah Romdzati 1 x 50 ‘ -
- Kompetensi blok
- Kegiatan belajar
mengajar
- Evaluasi blok
2. Anatomi dan U2 - Struktur dan fungsi Ceramah Nurvita 2 x 50’ MCQ
Fisiologi Sistem sistem limfatik Risdiana
Limfatik - Organ dan jaringan
limfatik
- Perkembangan jaringan
limfatik
3. Reaksi Imunologi U2 - Innate immunity Ceramah SN Nurul 2 x 50’ MCQ
- Adaptive immunity Makiyah
- Reaksi antigen antibody
- Reaksi hipersensitivitas
- Reaksi alergi
- Reaksi autoimun
4. Anatomi dan U2 - Fungsi dan komponen Ceramah SN Nurul 2 x 50’ MCQ
Fisiologi Sistem darah Makiyah
Hematologi - Pembentukan sel darah
- Homesotasis dan
pembekuan darah
RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 6
5. Nutrisi dan Fungsi - Nutrisi, Infeksi, & Fungsi Ceramah Resti YS 2 x 50’ MCQ
Imun Imun
- Alergi makanan
6. Patofisiologi - Patofisiologi anemia Ceramah Dewi Puspita 2 x 50’ MCQ
system - Jenis anemia
hematologi - Manifestasi klinis anemia
- Penatalaksanaan anemia
- Proses keperawatan
7. Pemeriksaan - Pemeriksaan Ceramah Bagian Patologi 2 x 50’ MCQ
penunjang system laboratorium terkait Klinik
imun dan dengan sistem imun dan
hematologi hematologi (Alergi,
Imunoglobulin, darah)
- Interpretasi hasil
laboratorium
8. Sistem Imunologi - Mekanisme Imunisasi Ceramah Romdzati 2 x 50’ MCQ
dan Imunisasi - Imunisasi pada anak
- Imunisasi di komunitas
(Herd Immunity)
- Pro dan Kontra Imunisasi
9. Asuhan - Pengertian hemofilia Ceramah Arianti 2 x 50’ -
Keperawatan pada - Manifestasi klinis
Pasien dengan - Diagnostic test
Hemofilia - Penatalaksanaan medis
dan keperawatan
- Keterkaitan genetika
dengan hemophilia
10. Pengkajian Sistem - Pengkajian head to toe Ceramah Resti YS 2 x 50’ MCQ
Imun dan - Pemeriksaan fisik dan

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 7


Hematologi anamnesis
- Pemeriksaan penunjang
11. Farmakologi obat- - Definisi obat-obatan anti Bagian 2 x 50’ MCQ
obatan koagulan, antihistamin & Farmakologi
antikoagulan, kortikosteroid
antihistamin, dan - Mekanisme kerja obat-
kortikosteroid obatan anti koagulan,
antihistamin dan
kortikosteroid
- Contoh obat anti
koagulan, antihistamin
dan kortikosteroid
- Penggunaan obat anti
koagulan, antihistamin
dan kortikosteroid
12. Kuliah umum SLE - Pengertian SLE Diskusi Yayasan Lupus 2 x 50’ Mini Quiz
- Tanda dan gejala SLE Indonesia
- Faktor resiko SLE
- Penatalaksanaan SLE
13. Asuhan - Pengertian DM tipe 1 Ceramah Arianti 2 x 50’ MCQ
Keperawatan pada - Tanda dan gejala DM tipe
pasien dengan 1
gangguan - Penegakan diagnosis
imunologi (DM - Penatalaksanaan
Tipe 1) - Asuhan keperawatan
pada pasien dengan DM
tipe 1
14. Asuhan - Pengertian Rheumatoid Ceramah Romdzati 2 x 50’ MCQ
Keperawatan pada Arthritis

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 8


pasien dengan - Tanda dan gejala
Rheumatoid Rheumatoid Arthritis
Arthritis - Pemeriksaan penunjang
- Masalah keperawatan
pada pasien dengan
Rheumatoid Artritis
- NCP pada pasien dengan
Rheumatoid Artritis
15 Stress, aging dan - Pengertian stress Nurvita 2 x 50’ MCQ
immunity - Tanda dan gejala stress Risdiana
- Mekanisme stress
terhadap immunity
- Pengertian aging
- Tanda dan gejala aging
- Mekanisme aging
terhadap immunity

Tugas

1. Asuhan - Pengertian Jouvenil Tugas Romdzati 4 x 50’ Makalah


Keperawatan pada Idiophatic Presentasi dan
pasien dengan - Tanda dan gejala Jouvenil Presentasi
Jouvenil Idiophatic
Idiophatic - Pemeriksaan penunjang
- Masalah keperawatan
pada pasien dengan
Jouvenil Idiophatic
- NCP pada pasien dengan
Jouvenil Idiopatic

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 9


2. Asuhan - Pengertian Tugas Romdzati 4 x 50’ Makalah
Keperawatan pada - Prognosis Presentasi dan
pasien dengan - Tanda dan gejala Presentasi
penyakit Graves - Pemeriksaan penunjang
- Penatalaksanaan
- Masalah keperawatan
- Rencana keperawatan
3. Pencangkokan - Definisi pencangkokan Tugas Romdzati 4 x 50’ Makalah
organ organ Presentasi dan
- Mekanisme Presentasi
pencangkokan organ
- Jenis-jenis pencangkokan
organ
- Reaksi pada tubuh
terhadap pencangkokan
organ
4 Asuhan - Pengertian Tugas Resti YS 4 x 50’ Makalah
Keperawatan pada - Prognosis Presentasi dan
Pasien dengan - Tanda dan gejala Presentasi
Gangguan Deep - Pemeriksaan penunjang
Vein Trombosis - Penatalaksanaan
(DVT) - Masalah keperawatan
- Rencana keperawatan
5 Asuhan - Pengertian Tugas Resti YS 4 x 50’ Makalah
Keperawatan pada - Prognosis Presentasi dan
Pasien dengan - Tanda dan gejala Presentasi
GangguanIdiopati - Pemeriksaan penunjang
c - Penatalaksanaan
Thrombocytopenic - Masalah keperawatan

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 10


Purpura (ITP) - Rencana keperawatan
6 Asuhan - Pengertian Tugas Resti YS 4 x 50’ Makalah
Keperawatan pada - Prognosis Presentasi dan
Pasien dengan - Tanda dan gejala Presentasi
Gangguan - Pemeriksaan penunjang
Disseminated - Penatalaksanaan
Intravascular - Masalah keperawatan
Coagulation (DIC) - Rencana keperawatan
7. Metabolisme Fe - Biokimia darah Tugas Dewi Puspita 4 x 50’ Makalah
dan asam folat - Metabolisme Fe Presentasi dan
- Metabolisme asam folat Presentasi
- Diet Fe dan asam folat
bagi tubuh
8. Golongan darah, - Macam-macam golongan Tugas Dewi Puspita 4 x 50’ Makalah
reaksi tranfusi darah Presentasi dan
- Penurunan golongan Presentasi
darah dari orang tua
kepada anak
- Macam-macam reaksi
tranfusi
9 Asuhan - Pengertian Tugas Nurvita 4 x 50’ Makalah
Keperawatan pada - Prognosis Presentasi Risdiana dan
Pasien dengan - Tanda dan gejala Presentasi
Lymphoma - Pemeriksaan penunjang
- Penatalaksanaan
- Masalah keperawatan
- Rencana keperawatan
10 Asuhan - Pengertian Tugas Nurvita 4 x 50’ Makalah
Keperawatan pada - Prognosis Presentasi Risdiana dan

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 11


Pasien dengan - Tanda dan gejala Presentasi
Scleroderma - Pemeriksaan penunjang
- Penatalaksanaan
- Masalah keperawatan
- Rencana keperawatan
11 Asuhan - Pengertian Tugas Nurvita 4 x 50’ Makalah
Keperawatan pada - Prognosis Presentasi Risdiana dan
Pasien dengan - Tanda dan gejala Presentasi
Epstein Barr Virus - Pemeriksaan penunjang
(EBV) - Penatalaksanaan
- Masalah keperawatan
- Rencana keperawatan

Belajar Mandiri

1. Tugas membaca - Belajar Tim 4 x 50 ‘ ELS


mekanisme mandiri
hipersensitivitas
dan alergi
2. Tugas membaca - Belajar Tim 4 x 50’ ELS
mekanisme mandiri
inflamasi
3. Tugas membaca - Belajar Tim 4 x 50’ ELS
stress, aging dan mandiri
immunity
4. Tugas membaca - Belajar Tim 4 x 50’ ELS
genetika manusia mandiri
5. Tugas membaca - Belajar Tim 4 x 50’ ELS

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 12


pengkajian pada mandiri
pasien dengan
gangguan
imunitas dan
hematologi
6. Tugas membaca - Belajar Tim 4 x 50’ ELS
cara penentuan mandiri
masalah
keperawatan
7. Tugas membaca - Belajar Tim 4 x 50’ ELS
cara membuat mandiri
NCP pada pasien
dengan gangguan
sistem imun dan
hematologi

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 13


Topik Tutorial ( 4 skenario, 8 pertemuan)

No. Topik Durasi


1. Mekanisme hipersensitivitas dan alergi 2 x 120 menit
2. Dengue Fever 2 x 120 menit
3. Leukimia 2 x 120 menit
4. Systema Lupus Erythematosus 2 x 120 menit

Topik Praktikum Biomedis

No. Topik Tempat Durasi


1. Sel darah (sanguis) Lab. Histologi 150 menit
2. Darah rutin Lab. Patologi Klinik 150 menit
3. Hitung jenis Leukosit Lab. Patologi Klinik 150 menit

Topik Praktikum Skills Lab

No. Topik Tempat Durasi


1 Rumple Leed Test Mini Hospital 120 menit
2 Pemberian obat topikal, Mini Hospital 120 menit
oral dan supositoria
3 Pemberian obat injeksi: IM, Mini Hospital 120 menit
IV
4 Pemberian obat injeksi: SC, Mini Hospital 120 menit
ID
5 Pengambilan darah vena Mini Hospital 120 menit
6 Teknik aseptic (steril dan Mini Hospital 120 menit
non steril)

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 14


Metode Evaluasi

Evaluasi yang digunakan adalah evaluasi proses (formatif) dan evaluasi


akhir (sumatif) terdiri dari ujian blok, penugasan, tutorial, dan nilai praktikum.
Syarat untuk dapat mengikuti ujian praktikum maupun ujian blok adalah dengan
kehadiran minimal sebagai berikut:
a. Kuliah : 75%
b. Tutorial : 75 %
c. Praktikum dan atau Skill Lab : 100 %

Nilai Blok
Nilai Blok terdiri atas beberapa komponen yaitu:
a. 40% hasil MCQ
b. 15 % penugasan dan els
c. 25% hasil Tutorial : terdiri atas 50 % proses tutorial dan 50% mini quiz
d. 20% hasil OSCE/ujian praktikum/responsi: terdiri atas 75 % proses
parktikum dan 25 % ujian OSCE/Responsi

Fasilitas

Prodi Ilmu Keperawatan FKIK UMY telah dilengkapi fasilitas pendukung


pembelajaran yang terdiri atas

a. Amphiteater untuk perkuliahan yang dilengkapi dengan komputer, LCD


projector, audio recorder, internet
b. Ruang kuliah ber-AC untuk perkuliahan yang dilengkapi dengan komputer,
LCD projector, audio recorder, internet
c. 15 ruang tutorial untuk small group discussion (SGD) dengan kapasitas 12-15
mahasiswa. Ruang tutorial dilengkapi dengan mini perpustakaan, peralatan
audiovisual, internet
d. Mini hospital dan laboratorium komunikasi
e. 6 laboratorium
f. 1 ruang perpustakaan PBL bersama
g. Hot-spot area

Daftar Pustaka

NANDA, 2015. Nursing Diagnosis: Definition and Classification. Philadelphia: North


American Nursing Diagnosis Association.

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 15


Perry, A ., Potter, P., 2006. Clinical Nursing Skills Techniques. 6th . Vol 1. Elseiver Mosby.
Porteous, W., 2009. Splinting, Bandaging and Immobilization Techniques and Devices.
Ver. 1

Tortora, G.J., Derrickson, B., 2009. Principles of Anatomy and Physiology. 13th Ed. John
Willey & Sons, Inc.

Suplemen

1. Petunjuk Teknis Tutorial


2. Skenario Tutorial
3. Panduan Skills Lab
4. Panduan Praktikum

Petunjuk teknis tutorial

1. Clarifying unfamiliar terms


2. Problem definition
SEVEN JUMP 3. Brainstorming

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 16


4. Analyzing the problem
5. Formulating learning issue
6. Self study
7. Reporting

Proses tutorial menggunakan metode seven jump dalam menganalisa skenario,


meliputi:

1. Clarifying unfamiliar terms/ mengklarifikasi istilah atau konsep : istilah-


istilah dalam skenario yang belum jelas atau menyebabkan timbulnya banyak
interpretasi perlu ditulis dan diklarifikasi lebih dulu dengan bantuan kamus
keperawatan, kamus kedokteran, tutor.
2. Problem definition/mendefinisikan permasalahan: masalah-masalah
yang ada dalam skenario diidentifikasi dan dirumuskan dengan jelas berisi
pertanyaan-pertanyaan.
3. Brainstorming: langkah ini berisi jawaban singkat atau hipotesis dari
pertanyaan pada langkah ke-2
4. Analyzing the problem/menganalisis masalah : masalah-masalah yang
telah ditetapkan dianalisa dengan membuat skemaatau bagan yang merupakan
alat untuk menghubungkan pemahaman mahasiswa dalam kelompok tersebut..
Pada langkah ini setiap anggota kelompok dapat mengemukakan penjelasan
tentative, mekanisme, hubungan sebab akibat dan lain-lain tentang
permasalahan.
5. Formulating learning issue/menetapkan tujuan belajar: informasi yang
dibutuhkan untuk menjawab permasalahan dirumuskan dan disusun sistematis
sebagai tujuan belajar.
6. Self study/mengumpulkan informasi tambahan (belajar mandiri) :
kebutuhan pengetahuan yang ditetapkan sebagai tujuan belajar untuk
memecahkan masalah dalam belajar mandiri dapat dilakukan dengan
mengakses informasi melalui internet, jurnal, perpustakaan, kuliah dan
konsultasi pakar.
7. Reporting/mensintesis/menguji informasi baru : mensintesis,
mengevaluasi dan menguji informasi baru hasil belajar mandiri setiap anggota
kelompok
Setiap skenario diselesaikan dalam satu minggu dengan dua kali pertemuan
skenario dimana langkah 1 s.d 5 dilaksanakan pada pertemuan pertama, langkah 6

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 17


dilakukan diantara pertemuan pertama dan kedua. Langkah 7 dilaksanakan pada
pertemuan ke-2.

Tutor yang bertugas sebagai fasilitator akan mengarahkan diskusi dan


membantu mahasiswa dalam cara memecahkan masalah tanpa harus menjelaskan
penjelasan atau kuliah mini.

Ketua diskusi memimpin diskusi dengan memberikan kesempatan setiap


anggota kelompok untuk dapat menyampaikan ide dan pertanyaan, mengingatkan
bila ada anggota kelompok yang mendominasi serta memancing anggota kelompok
yang pasif selama proses diskusi. Ketua dapat mengakhiri brainstorming bila dirasa
sudah cukup dan melihat bersama sekretaris apakah semua hal yang penting sudah
dicatat/didokumentasikan. Ketua dibantu sekretaris menulis hasil diskusi pada
komputer/white board/flipchart.

Dalam diskusi tutorial perlu dimunculkan learning athmosphere, keterbukaan


dan kebersamaan yang kuat. Mahasiswa bebas mengemukakan pendapatnya tanpa
khawatir dianggap salah, diremehkan atau tidak bermutu oleh teman-temannya,
karena metode tutorial ini mengedepankan proses atau langkah-langkah yang harus
dicapai dalam pemecahan masalah bukan benar tidaknya jawaban yang dihasilkan.

Metode tutorial ini menuntut mahasiswa secara aktif dalam mencari informasi
atau belajar mandiri untuk memecahkan masalah.

SKENARIO TUTORIAL

Tutorial 1

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 18


General Learning Objective: after completing the tutorial process students
are able to explain basic nursing science and assessment of the hypersensitivity and
allergy.
Scenario 1

Oh, My God!

A 19 year old man complained itchy rashes, sorethroat and tongue swelling. He
told the nurse that he felt those symptoms after having lunch of seafood. In the
past, actually he experienced the same condition for several times with the same
causes. In this hospital, he got Cetirizine 5 mg per day.

Diskusikan skenario tersebut dengan langkah seven jump!

Refferences:
Tortora, G.J., Derrickson, B., 2009. Principles of Anatomy and Physiology. 13th Ed. John
Willey & Sons, Inc.

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 19


MINIMAL THEORETICAL QUESTION AND ALTERNATIVE ANSWER

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 20


SKENARIO TUTORIAL

Tutorial 2

General Learning Objectif: after completing the tutorial process, students are
able to explain about Dengue Fever
Scenario 2

A 16 year old girl admitted to the hospital since she got fever for 3 days.
She felt fatigue, headache, nausea, epigastric pain, joint and muscle pain.
Based on the examination, body weight: 45 kg, blood pressure 115/80
mmHg, temperature 37.8˚C, Rumple Leed Test was positive, and laboratory
results: leucocyte count was 6,000, trombocyte count was 110,000
cells/mm3, IgG +15 IU/ml, and IgM +1.6 IU/ml. The patient lived in a DF
endemic village. At the ward, the nurse managed Ringer Lactate
intravenous fluid 20 drops/minute and suggested to drink a plenty of water.

Diskusikan skenario tersebut dengan langkah seven jump!

Refferences:
Tortora, G.J., Derrickson, B., 2009. Principles of Anatomy and Physiology. 13th Ed. John
Willey & Sons, Inc.

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 21


MINIMAL THEORETICAL QUESTION AND ALTERNATIVE ANSWER

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 22


SKENARIO TUTORIAL

Tutorial 3

General Learning Objectif: after completing the tutorial process students are
able to explain about SLE:

Scenario 3

A 20 year old woman came to the hospital since experiencing fatigue,


anxiety, and heart palpitations. Around her nose there were butterfly
rashes. Her extremities were painful, stiff, and altered in color when
exposed to cold temperature. Based on laboratory examination, the LE cell
was positive, and the RA factor was also positive. The doctor diagnosed her
suffering from SLE. She was so worry about her condition. The nurse
suggested her to consume a spoon of honey in the early morning, be
positive thinking, and said dzikir.

Diskusikan skenario tersebut dengan langkah seven jump!

Refferences:
Tortora, G.J., Derrickson, B., 2009. Principles of Anatomy and Physiology. 13th Ed. John
Willey & Sons, Inc.

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 23


MINIMAL THEORETICAL QUESTION AND ALTERNATIVE ANSWER

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 24


SKENARIO TUTORIAL

Tutorial 4

General Learning Objectif: after completing the tutorial process students are
able to explain about Leukemia
Scenario 4

A 50 year old woman admitted to the hospital. She complained headache,


dyspnea and ptekie on her low extremity. Laboratory examination result
showed that WBC 56,000/μL, Hgb 9 g/dL, Hct 23, MCV 97, plt 15 x 109/μL,
ANC 0.7 x 103/ μL. The bone marrow biopsy showed 90% lymphoid blasts.
She was diagnosed with pre B acute lymphoblastic leukemia. She was
planned for chemotherapy program with Vincristine, Prednisone, and L-
asparaginase.

Diskusikan skenario tersebut dengan langkah seven jump!

Refferences:
Tortora, G.J., Derrickson, B., 2009. Principles of Anatomy and Physiology. 13th Ed. John
Willey & Sons, Inc.

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 25


MINIMAL THEORETICAL QUESTION AND ALTERNATIVE ANSWER

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 26

SkenarioO
_
Pembelaja
ran

S
e
t
e
Panduan Skills Lab
l
1. Rumple Leed Test a
2. Pemberian obat topikal,h oral dan
suppositoria
3. Pemberian obat injeksi:mIM, IV
4. Pemberian obat injeksi:e SC, ID
5. Pengambilan darah vena
n
6. Teknik Aseptik (Handscone
y steril dan non
steril) e
l
e
s
a
i
k
a
n

p
r
a
k
t
i
k
u
m

i
n
i

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK m Page 27

a
h
s
i
s
w
a

RUMPLE LEED TEST d


(Yuni Permatasari Istanti Ns, M.Kep, Sp.Kep.MB,
i CWCS)

h
a
Tujuan Pembelajaran
r
a
Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat
p
melakukan pemeriksaan Rumple Leeds dengan benar dan tepat.
k
a
n
Seorang klien datang ke rumah sakit dengan keluhan demam dan sakit kepala selama 3 hari.
Perawat melakukan pemeriksaan rumple leeds dan didapatkan petechiae di lengan kiri
sebanyak 12 dalam diameter 1 cm d
a
p
Pertanyaan Minimal
a
1. Mengapa klien mengeluh demam? t
2. Mengapa terdapat petechiae?

m
e
Masalah Keperawatan
l
1. Resiko kekurangan volume cairan a
k
Rumple Leeds Test merupakan prosedur diagnostic yang digunakan untuk
u
memeriksa perdarahan kapiler yang diakibatkan oleh trombositopenia. Rumple
k
Leed Test sangat sederhana untuk dilakukan, seperti prosedur pengukuran tekanan
a
darah, namun dilanjutkan dengan pembendungan pembuluh darah selama 5 menit.
n
Apabila ketahanan kapiler menurun akibat trombositosis maka akan muncul bintik-
bintik merah (ptechiae). Rumple Leeds test digunakan sebagai uji diagnostic awal
p
pada pasien dengue fever(DHF). Rumple Leeds Test dinyatakan positif apabila
e
terdapat ptechiae sebanyak 10/square inchi.
r
a
w

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK a Page 28


t
a
l
u
k
a

d
e
n
g
a
n

Gambar 1 Gambar 2
b
Prosedur rumple leeds test Gambaran ptechiae
e
n
Alat dan bahan:
a
1. Manset r
2. Bollpoin

d
a
Checklist Pemeriksaan Rumple Leeds
n
Nama Mahasiswa:
NIM:
t Score
C D
Raw Score Actual Max
Tahapan Prosedur 1,2, 1,2,
0,1,2,3,4,5 e 3 3
RxCxD scor
e
Pra 1. Baca catatan 0 1 p 3 1 3
Interaksi keperawatan atau a
catatan medis
2. Tentukan tindakan 0 1 t 2 1 2
keperawatan yang akan
.
dilakukan
3. Persiapkan diri 0 1 2 1 2
4. Persiapan alat: 0 1 3 1 3
Tensimeter, Stetoskop,
Alkohol swab, sarung
tangan bersih, pena.
Orientasi 1. Ucapkan salam dan 0 1 2 1 1 2
perkenalkan diri
2. Klarifikasi nama dan 0 1 2 3 1 6
umur pasien atau
nama dan alamat
pasien

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 29


3. Jelaskan tujuan dan 0 1 2 1 2
prosedur tindakan yang
akan dilakukan kepada
pasien/keluarga
4. Kontrak waktu 0 1 1 1 1
5. Beri kesempatan pasien 0 1 1 1 1
untuk bertanya
6. Minta persetujuan 0 1 2 1 1
klien/keluarga
7. Dekatkan alat 0 1 1 1 1
didekatkan klien
8. Jaga privacy pasien, 0 1 2 1 1
tutup tirai/pintu
Kerja 1. Cuci tangan (Lakukan 0 1 3 1 3
gerakan 6 langkah
cuci tangan dengan
menggunakan hand
rub)
2. Baca basmalah sebelum 0 1 2 1 2
melakukan tindakan
3. Memberitahukan 0 1 2 1 2
kepada penderita
bahwa akan dilakukan
pemeriksaan rumple
leed
4. Memposisikan klien 0 1 3 1 3
berbaring
5. Melakukan pemeriksaan 0 1 3 1 3
tekanan darah
6. Menentukan nilai 0 1 3 1 3
tengah hasil
penjumlahan sistolik
dan diastolik
7. Mempertahankan nilai 0 1 3 1 3
tengah tekanan darah
selama 5 menit
8. Mengendorkan manset 0 1 3 1 3
9. Melepas manset 0 1 3 1 3
10. Memeriksa lengan yang 0 1 3 1 3
dipasang manset
11. Membuat lingkaran 0 1 3 1 3
dengan diameter 5 cm
pada kumpulan bintik
(ptechiae) di area fossa
cubiti
12. Melakukan interpretasi: 0 1 3 1 3
jika >10 ptechiae
disebut positif
13. Merapikan alat 0 1 3 1

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 30


14. Cuci tangan setelah 0 1 3 1 3
tindakan (Lakukan
gerakan 6 langkah
cuci tangan dengan
menggunakan hand
rub)
Terminas 1. Simpulkan dan evaluasi 0 1 1 1 1
i hasil kegiatan
2 Doakan kesembuhan 0 1 2 2 4
pasien
3 Lakukan kontrak untuk 0 1 1 1 1
kegiatan selanjutnya
Dokume 1. Nama & umur pasien 0 1 2 1 1 2
ntasi atau nama & alamat
pasien
2. Tindakan keperawatan 0 1 1 1 1
yang dilakukan
3 Evaluasi hasil 0 1 1 1 1
tindakan/temuan saat
melakukan tindakan
(SOAP)
4 Tanggal dan jam 0 1 2 1 1 2
pelaksanaan
5 Nama dan tanda tangan 0 1 2 1 1 2
perawat

Yogyakarta, ……………………………

Evaluator,

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 31


PEMBERIAN OBAT
Oleh: Romdzati, S.Kep., Ns., MNS dan tim

Tujuan Pembelajaran:
1. Mahasiswa mampu mengelola pemberian obat secara benar
2. Mahasiswa mampu menghitung dosis obat
3. Mahasiswa mampu mendemonstrasikan macam-macam pemberian obat

Skenario

Seorang perempuan usia 23 tahun dirawat di bangsal penyakit dalam dengan bronkhitis. Klien
mendapat terapi antibiotik , amoxicillin 3x 500mg/IV. Perawat akan melakukan pemberian obat
lewat intra vena tersebut.

Pertanyaan minimal :
1. jelaskan peran perawat dalam pemberain obat
2. jelaskan macam-macam rute pemberian obat
3. jelaskan lokasi pemberian obat dari masing-masing rute tersebut
4. jelaskan tahap-tahap pemberian obat yang aman

PEMBERIAN OBAT

Memberikan obat dengan aman dan akurat merupakan salah satu tanggung jawab
perawat. Tanggung jawab perawat dalam pengobatan adalah:
1. Memahami aksi dan efek samping obat
2. Memberikan obat dengan benar
3. Memonitor respon klien
4. Membantu klien menggunakan obat dengan benar

Cara penggunaan obat


Obat dapat digunakan melalui berbagai macam cara. Cara yang dipakai didasarkan
pada bentuk obat, efek yang diinginkan baik fisik maupun mental.
1. Oral
a. Oral
Pemberian obat melalui mulut merupakan cara paling mudah dan
paling sering digunakan. Obat yang digunakan biasanya memiliki onset yang
lama dan efek lebih lama.
b. Sublingual

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 32


Obat yang diberikan melalui sublingual, dirancang agar segera
diabsorbsi setelah diletakkan dii bawah lidah. Obat ini tidak boleh ditelan,
karena jika ditelan, efek yang diharapkan tidak dapat dicapai. Selain itu klien
tidak diperkenankan minum sebelum obat menjadi larut. Obat yang biasa
diberikan antara lain Nitroglyserin.
c. Buccal
Obat yang solid diberikan pada mukosa pipi hingga obat terlarut.
Bila obat diberikan beberapa kali, klien diminta untuk menggunakan sisi pipi
bergantian, untuk mencegah terjadinya iritasi. Klien tidak boleh mengunyah
atau menelan obat. Obat ini hanya bekerja pada mukosa atau jika telah
tertelan akan bekerja secara sistemik.
Meskipun pemberian obat melalui mulut lebih mudah, serta disukai oleh
klien, akan tetapi ada beberapa klien tidak diperkenankan melakukannya.
Pemberian obat melalui oral tidak diperbolehkan pada klien yang memiliki
gangguan fungsi gastrointestinal, motilitas menurun (misalnya setelah
anastesi general), serta pasca operasi sistem gastrointestinal. Selain itu
medikasi oral juga tidak diperkenankan pada klien dengan gastric suction.
Kerugian yang terdapat pada medikasi oral adalah klien yang tidak sadar
sepenuhnya, tidak dapat menelan atau meletakkan obat di bawah lidah.
Medikasi oral dapat menimbulkan rasa tidak enak dan dapat merusak
lintasan gastrointestinal, perubahan warna pada gigi.
2. Parenteral
Pemberian obat melalui parenteral merupakan pemberian obat melalui jaringan
tubuh. Ada beberapa cara pemberian obat parenteral:
a. Subcutan (SC) , obat disuntikkan melalui jaringan antara dermis dan kulit.
b. Intradermal (ID), obat disuntikkan melalui dermis, di bawah epidermis
c. Intramuskular (IM), obat disuntikkan ke jaringan otot.
d. Intravena (IV), obat disuntikkan melalui vena.
Pemberian obat parenteral, merupakan pilihan jika pemberian obat melalui
mulut merupakan kontraindikasi. Obat yang diberikan akan lebih cepat
terabsorbsi dibandingkan dengan oral atau topikal.
Beberapa kerugian dtitimbulkan oleh pemberin obat melalui parenteral,
antara lain: adanya resiko untuk terjadinya infeksi, obat lebih mahal, klien
mengalami tusukan jarum. Selain itu Adanya resiko terjadinya kerusakan
jaringan dengan cara SC. Pemberian obat dengan IM atau IV lebih beresiko
karena cepat terabsorbsi. Pada banyak klien, terutama anak-anak cara ini
menimbulkan ketakutan.
3. Topical
Obat diberikan pada kulit atau mukosa. Obat-obatan yang diberikan biasanya
memiliki efek lokal. Obat dapat dioleskan di area yang diobati, atau medicated
baths. Efek sistemik dapat timbul jika kulit klien tipis atau konsentrasi obat
tinggi atau ada kontak lama dengan kulit.
Pemberian obat dengan cara ini kurang menimbulkan rasa sakit dan efek
samping yang timbul sedikit. Bila obat diberikan pada kulit yang mengalami
abrasi, maka dapat terabsorbsi dan menimbulkan efek sistemik.

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 33


Obat dapat pula diberikan melalui mukosa. Obat yang diberikan biasanya
dapat diabsorbsi dengan cepat. Beberapa cara digunakan untuk memberikan
obat melalui mukosa:
a. Memberikan cairan secara langsung
b. Memasukkan obat melalui body cavity, misalnya dengan memasukkan obat
supositoria melaluii rectum atau vagina.
c. Instillasi, yaitu memasukkan obat melalui body cavity sehingga obat tersebut
dapat terabsorbsii secara perlahan. Misalnya tetes mata, tetes hidung.
d. Irigasi yaitu mencuci body cavity misalnya ,menyemprot mata, telinga,
vagina, kandung kemih, atau rectum dengan cairan obat.
e. Spray , yaitu instilling obat ke hidung dan tenggorokan.
4. Inhalasi
Jalan nafas memberikan tempat yang luas untuk absorbsi obat. Obat dapat
diinhalasi melalui mulut ataupun hidung. Obat yang diberikan dapat
menimbulkan efek lokal, namun oksigen dan obat anastesi memberikan efek
sistemik.
a. Inhalasi nasal, obat diberikan melalui hidung menggunakan suatu alat .
Lokal anastesi, steroid dan oksigen biasanya diberikan dengan cara ini
b. Inhalasi Oral, target penggunaan cara ini adalah sel atau organisme pada
parenchym paru. Obat akan diberikan dengan alat yang dapat dipegang
klien
Pada pemberian inhalasi penting bagi perawat untuk memonitor teknik
yang klien gunakan, terutama pada klien anak-anak atau sudah tua. Pada
keadaan darurat, saat cara IV tidak dapat digunakan, beberapa obat emergency
dapat diberikan melalui trachea.

5. Intraokular
Bentuk obat mirip dengan lensa kontak yang kemudian dimasukkan ke
mata klien. Kedua sisi dari obat ini lunak. Obat dapat diberikan selama 1
minggu. Obat yang diberikan melalui cara ini antara lain Pilocarpine, yang
merupakan obat glaukoma, dan obat lain untuk mengobati infeksi jamur pada
mata.

Dalam pemberian obat terdapat prinsip benar yang perlu diperhatikan oleh
perawat. Prinsip tersebut meliputi:
1. Benar pasien
2. Benar obat
3. Benar dosis
4. Benar cara pemberian
5. Benar waktu
6. Benar dokumentasi
7. Benar evaluasi
8. Benar pengkajian
9. Benar reaksi dengan obat lain
10. Benar reaksi terhadap makanan

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 34


11. Hak klien untuk menolak
12. Benar pendidikan kesehatan tentang medikasi

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 35


Checklist Pemberian Obat Oral

Score
Raw Score C D
Tahapan Prosedur Actual Max
0,1,2,3,4,5 1,2,3 1,2,3
RxCxD score
Pra 1. Baca catatan 0 1 3 1 3
Interaksi keperawatan atau
catatan medis
2. Tentukan tindakan 0 1 2 1 2
keperawatan yang
akan dilakukan
3. Persiapkan diri 0 1 2 1 2
4. Cuci tangan enam
langkah
5. Persiapkan alat dan 0 1 2 3 4 3 1 12
bahan:
- Siapkan obat sesuai
resep dokter
- Siapkan air minum
- cek waktu
kedaluwarsa
- cek instruksi minum
obat
Orientasi 1. Ucapkan salam dan 0 1 2 1 1 2
perkenalkan diri
2. Klarifikasi nama dan 0 1 2 3 1 6
umur pasien atau
nama dan alamat
pasien
3. Jelaskan tujuan dan 0 1 2 1 2
prosedur tindakan
yang akan dilakukan
kepada
pasien/keluarga
4. Kontrak waktu 0 1 1 1 1
5. Beri kesempatan 0 1 1 1 1
pasien untuk bertanya
6. Minta persetujuan 0 1 2 1 1
klien/keluarga
7. Dekatkan alat pada 0 1 1 1 1
klien

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 36


Kerja 1. Cuci tangan 0 1 3 1 3
(Lakukan gerakan 6
langkah cuci tangan
dengan
menggunakan hand
rub)
2. Baca basmalah 0 1 2 1 2
sebelum melakukan
tindakan
3. Lakukan pengecekan 0 1 2 1 2
dengan prinsip 6 benar
4. Posisikan pasien yang 0 1 3 1 3
nyaman
5. - Kaji adanya 0 1 2 3 1 6
kesulitan menelan
- Bantu meminumkan
obat sesuai rute
6. Bereskan alat 0 1 3 1 3
7. Catat respon klien 0 1 3 1 3
8. Cuci tangan setelah 0 1 3 1 3
tindakan (Lakukan
gerakan 6 langkah
cuci tangan dengan
menggunakan hand
rub)
Terminasi 1. Simpulkan hasil 0 1 1 1 1
kegiatan
2. Evaluasi respon pasien 0 1 2 1 2
3. Doakan kesembuhan 0 1 2 2 4
pasien
4. Lakukan kontrak 0 1 1 1 1
untuk kegiatan
selanjutnya
Dokumen 1. Nama & umur pasien 0 1 2 1 1 2
tasi atau nama & alamat
pasien
2. Tindakan keperawatan 0 1 1 1 1
yang dilakukan
3. Respon klien 0 1 1 1 1
4. Evaluasi hasil 0 1 1 1 1
tindakan/temuan
saat melakukan
tindakan
5. Tanggal dan jam 0 1 2 1 1 2
pelaksanaan
6. Nama dan tanda 0 1 2 1 1 2
tangan perawat
Yogyakarta, ……………………………

Evaluator,

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 37


( ……………………….. )

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 38


CHECKLIST PEMBERIAN OBAT TOPIKAL

Tahapan Prosedur Raw C D Score


Score
0 1 2 3 1,2,3 1,2,3 Actual Max
RxCx Score
D
Pra 1 Baca catatan keperawatan 0 1 3 1 3
interaksi atau catatan medis
2 Tentukan tindakan 0 1 2 1 2
keperawatan yang akan
dilakukan
3 Persiapkan diri 0 1 2 1 2
4 Persiapkan: 0 1 2 3 1 6
- Obat topical
- Pastikan obat belum
kedaluwarsa
Orientasi 1 Ucapkan salam dan 0 1 2 1 1 2
perkenalkan diri
2 Klarifikasi nama dan 0 1 2 3 1 6
umur pasien atau nama
dan alamat pasien
3 Jelaskan tujuan dan 0 1 2 1 2
prosedur tindakan yang
akan dilakukan kepada
pasien/keluarga
4 Kontrak waktu 0 1 1 1 1
5 Beri kesempatan pasien 0 1 1 1 1
untuk bertanya
6 Minta persetujuan 0 1 2 1 1
klien/keluarga
7 Dekatkan alat didekatkan 0 1 1 1 1
klien
8 Jaga privacy pasien, tutup 0 1 2 1 1
tirai/pintu
Kerja 1 Cuci tangan (Lakukan 0 1 2 3 1 6
gerakan 6 langkah cuci
tangan dengan
menggunakan hand rub)
dan kenakan sarung
tangan
2 Baca basmalah sebelum 0 1 2 1 2
melakukan tindakan
3 Posisikan pasien pada 0 1 1 1 1
posisi yang nyaman

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 39


4 Oleskan obat pada area 0 1 2 3 2 6
yang membutuhkan sesuai
petunjuk:
Krim, salep, lotion yang
mengandung minyak
- Letakkan pada telapak
tangan
- Usapkan merata di atas
permukaan kulit
Lotion yang mengandung
suspensi:
- Kocok kemasan obat
- Tuang obat pada kasa
lalu oleskan pada
permukaan kulit
Bubuk atau powder:
- Pastikan permukaan
kulit kering
- Taburkan obat di atas
kulit
5 Bereskan alat 0 1 1 1 1
6 Cuci tangan setelah 0 1 3 1 3
tindakan (Lakukan
gerakan 6 langkah cuci
tangan dengan
menggunakan hand rub)
Terminasi 1 Simpulkan hasil kegiatan 0 1 1 1 1
2 Evaluasi respon pasien 0 1 2 1 2
3 Doakan kesembuhan 0 1 2 2 4
pasien
4 Lakukan kontrak untuk 0 1 1 1 1
kegiatan selanjutnya
Dokumen 1 Nama & umur pasien atau 0 1 2 1 1 2
tasi nama & alamat pasien
2 Tindakan keperawatan 0 1 1 1 1
yang dilakukan
3 Respon klien 0 1 1 1 1
4 Evaluasi hasil 0 1 1 1 1
tindakan/temuan saat
melakukan tindakan
5 Tanggal dan jam 0 1 2 1 1 2
pelaksanaan
6 Nama dan tanda tangan 0 1 2 1 1 2
perawat

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 40


CHECKLIST PEMBERIAN OBAT SUPPOSITORIA
Tahapan Prosedur Raw C D Score
Score
0 1 2 3 1,2,3 1,2,3 Actual Max
RxCxD Score
Pra 1 Baca catatan 0 1 3 1 3
interaksi keperawatan atau catatan
medis
2 Tentukan tindakan 0 1 2 1 2
keperawatan yang akan
dilakukan
3 Persiapkan diri 0 1 2 1 2
4 Persiapkan: 0 1 2 3 1 6
- Obat supositoria
- Pastikan obat belum
kedaluwarsa
Orientasi 1 Ucapkan salam dan 0 1 2 1 1 2
perkenalkan diri
2 Klarifikasi nama dan 0 1 2 3 1 6
umur pasien atau
nama dan alamat
pasien
3 Jelaskan tujuan dan 0 1 2 1 2
prosedur tindakan yang
akan dilakukan kepada
pasien/keluarga
4 Kontrak waktu 0 1 1 1 1
5 Beri kesempatan pasien 0 1 1 1 1
untuk bertanya
6 Minta persetujuan 0 1 2 1 1
klien/keluarga
7 Dekatkan alat 0 1 1 1 1
didekatkan klien
8 Jaga privacy pasien, 0 1 2 1 1
tutup tirai/pintu
Kerja 1 Cuci tangan (Lakukan 0 1 2 3 1 6
gerakan 6 langkah cuci
tangan dengan
menggunakan hand
rub) dan kenakan
sarung tangan
2 Baca basmalah sebelum 0 1 2 1 2
melakukan tindakan
3 Posisikan pasien pada 0 1 1 1 1
posisi Sims
4 Periksa kondisi anus 0 1 2 2 4
eksternal. Jika perlu,
lakukan palpasi.
5 Lepaskan sarung tangan, 0 1 2 1 2
ganti dengan sarung
tangan baru.

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 41


6 - Keluarkan obat dari 0 1 2 3 1 6
kemasan.
- Berikan lubrikasi pada
ujung obat dan ujung
jari tengah tangan
dominan.
7 Anjurkan klien untuk 0 1 2 2 4
tarik nafas dalam
8 - Gunakan tangan 0 1 2 3 3 18
nondominan untuk
merenggangkan
pantat klien agar area
anus terekspose
- Gunakan tangan
dominan untuk
memasukkan obat
secara halus ke dalam
anus melewati
sphincter internal,
menempel dinding
anus sedalam + 10 cm
9 Tarik jari keluar lalu 0 1 2 1 2
bersihkan area anal
10 Minta klien untuk 0 1 3 1 3
tiduran
11 Lepaskan sarung tangan 0 1 2 1 1
12 Bereskan alat 0 1 1 1 1
13 Cuci tangan setelah 0 1 3 1 3
tindakan (Lakukan
gerakan 6 langkah cuci
tangan dengan
menggunakan hand
rub)
Terminasi 1 Simpulkan hasil 0 1 1 1 1
kegiatan
2 Evaluasi respon pasien 0 1 2 1 2
3 Doakan kesembuhan 0 1 2 2 4
pasien
4 Lakukan kontrak untuk 0 1 1 1 1
kegiatan selanjutnya
Dokumen 1 Nama & umur pasien 0 1 2 1 1 2
tasi atau nama & alamat
pasien
2 Tindakan keperawatan 0 1 1 1 1
yang dilakukan
3 Respon klien 0 1 1 1 1
4 Evaluasi hasil 0 1 1 1 1
tindakan/temuan saat
melakukan tindakan
5 Tanggal dan jam 0 1 2 1 1 2
pelaksanaan

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 42


6 Nama dan tanda tangan 0 1 2 1 1 2
perawat

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 43


CEK LIST PEMBERIAN OBAT SECARA INTRADERMAL
Nama Mahasiswa :
No Mahasiswa :

Score
Raw Score C D
Tahapan Prosedur Actual Max
0,1,2,3,4,5 1,2,3 1,2,3
RxCxD score

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 44


CEK LIST PEMBERIAN OBAT SECARA INTRAMUSKULAR

Nama Mahasiswa :

No Mahasiswa :

Score
Raw Score C D
Tahapan Prosedur Actual Max
0,1,2,3,4,5 1,2,3 1,2,3
RxCxD score
Pra Interaksi 1. Baca catatan 0 1 3 1 3
keperawatan atau
catatan medis
2. Tentukan tindakan 0 1 2 1 2
keperawatan yang
akan dilakukan
3. Persiapkan diri 0 1 2 1 2

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 45


4. Persiapan alat: 0 1 2 3 4 5 3 1 15
- spuit dengan
ukuran yang
sesuai
- obat yang
diperlukan
- kapas alcohol
- bengkok
- alas
- baki tempat
obat
- menyiapkan
obat yang
sesuai,
mencocokkan
aturan
pengobatan
dengan label
obat
- menghitung
dosis obat yang
akan diberikan
- memilih ukuran
spuit yang
sesuai
- membuka
bungkus spuit
tanpa
mengkontamin
asi jarumnya
Cuci tangan enam 0 1 2
langkah dan
memakai sarung
tangan
5. Mengambil obat 0 1 2 3 4 5 3 1 15
dari flacon:
- mengambil
tutup dari
metal (flacon)
- membersihkan
diafragma
karet dengan
kapas alcohol
- mengambil
tutup jarum
dan
meletakkan
ditempat yang
aman dan
bersih
- memegang
spuit sejajar

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 46


mata dengan
tangan
dominan dan
tarik udara
sesuai dengan
volume obat
yang
diinginkan
- mengambil
jarum dari
flacon,
mengembalika
n tutup jarum
dan mengganti
dengan jarum
yang baru
- memberikan
label pada
spuit

6 Melepas sarung 0 1 1 1 1
tangan
Orientasi 1. Ucapkan salam 0 1 2 1 1 2
dan perkenalkan
diri
2. Klarifikasi nama 0 1 2 3 1 6
dan umur pasien
atau nama dan
alamat pasien
3. Jelaskan tujuan 0 1 2 1 2
dan prosedur
tindakan yang
akan dilakukan
kepada
pasien/keluarga
4. Kontrak waktu 0 1 1 1 1
5. Beri kesempatan 0 1 1 1 1
pasien
untuk
bertanya
6. Minta persetujuan 0 1 2 1 1
klien/keluarga
7. Dekatkan alat 0 1 1 1 1
didekatkan
klien
8. Jaga privacy 0 1 2 1 1
pasien, tutup
tirai/pintu

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 47


Kerja 1. Cuci tangan 0 1 2 3 1 6
(Lakukan
gerakan 6
langkah cuci
tangan dengan
menggunakan
hand rub) dan
memakai sarung
tangan
2. Baca basmalah 0 1 2 1 2
sebelum
melakukan
tindakan
3. Memberitahukan 0 1 2 1 2
kepada klien
bahwa akan
mencari daerah
penyuntikan
4. Memasang 0 1 3 1 3
pengalas dibawah
area penyuntikan
5. Memegang kulit 0 1 3 1 3
area penyuntikan
dengan tangan
kirir
6. Membersihkan 0 1 3 1 3
area penyuntikan
dengan kapas
alcohol dan
dibiarkan kering,
gerakan melingkar
dari pusat ke tepi,
pegang kapas
dengan jari lain
atau letakkan pada
kulit pasien.
7. Melepaskan tutup 0 1 3 1 3
jarum, letakkan
ditempat yang
aman
8. Memasukkan jaruk 0 1 3 1 3
kedalam musculus
dengan sudut 90
derajat
9. Melakukan 0 1 3 1 3
aspirasi dan
observasi darah
dalam spuit
10. Memasukkan obat 0 1 3 1 3
pelan-pelan

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 48


11. Mencabut jarum 0 1 3 1 3
sambil menekan
tempat tusukan
dengan kapas
alkohol
12. Mengobservasi 0 1 1 1 1
perdarahan
superfisial
13. Menutup jarum 0 1 1 1 1
dan membuang
jarum ke dalam
tempat khusus
jarum bekas,
mengambil 0 1
pengalas
14. Mengembalikan 0 1 1 1 1
klien pada posisi
yang nyaman
15. Membereskan alat 0 1 1 1 1
16. Cuci tangan 0 1 3 1 3
setelah tindakan
(Lakukan
gerakan 6
langkah cuci
tangan dengan
menggunakan
hand rub)
Terminasi 1. Simpulkan hasil 0 1 1 1 1
kegiatan
2. Evaluasi respon 0 1 2 1 2
pasien
3. Doakan 0 1 2 2 4
kesembuhan
pasien
4. Lakukan kontrak 0 1 1 1 1
untuk kegiatan
selanjutnya
Dokumentasi 1. Nama & umur 0 1 2 1 1 2
pasien atau nama
& alamat pasien
2. Tindakan 0 1 1 1 1
keperawatan yang
dilakukan
3. Respon klien 0 1 1 1 1
4. Evaluasi hasil 0 1 1 1 1
tindakan/temuan
saat melakukan
tindakan
5. Tanggal dan jam 0 1 2 1 1 2
pelaksanaan
6. Nama dan TTD 0 1 2 1 1 2
perawat

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 49


RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 50
CEK LIST PEMBERIAN OBAT SECARA INTRADERMAL
Nama Mahasiswa :
No Mahasiswa :

Score
Raw Score C D
Tahapan Prosedur Actual Max
0,1,2,3,4,5 1,2,3 1,2,3
RxCxD score
Pra Interaksi 1. Baca catatan 0 1 3 1 3
keperawatan atau
catatan medis
2. Tentukan tindakan 0 1 2 1 2
keperawatan yang
akan dilakukan
3. Persiapkan diri 0 1 2 1 2

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 51


4. Persiapan alat: 0 1 2 3 4 5 3 1 15
- spuit dengan
ukuran yang
sesuai (25-
27G)
- obat yang
diperlukan
- kapas alcohol
- bengkok
- alas
- baki tempat
obat
- menyiapkan
obat yang
sesuai,
mencocokkan
aturan
pengobatan
dengan label
obat
- menghitung
dosis obat yang
akan diberikan
- memilih ukuran
spuit yang
sesuai
- membuka
bungkus spuit
tanpa
mengkontamin
asi jarumnya
Cuci tangan dan
mengenakan
sarung tangan
5. Mengambil obat 0 1 2 3 4 5 3 1 15
dari flacon:
- mengambil
tutup dari
metal (flacon)
- membersihkan
diafragma
karet dengan
kapas alcohol
- mengambil
tutup jarum
dan
meletakkan
ditempat yang
aman dan
bersih
- memegang
spuit sejajar

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 52


mata dengan
tangan
dominan dan
tarik udara
sesuai dengan
volume obat
yang
diinginkan
- mengambil
jarum dari
flacon,
mengembalika
n tutup jarum
dan mengganti
dengan jarum
yang baru
- memberikan
label pada
spuit
Orientasi 1. Ucapkan salam 0 1 2 1 1 2
dan perkenalkan
diri
2. Klarifikasi nama 0 1 2 3 1 6
dan umur pasien
atau nama dan
alamat pasien
3. Jelaskan tujuan 0 1 2 1 2
dan prosedur
tindakan yang
akan dilakukan
kepada
pasien/keluarga
4. Kontrak waktu 0 1 1 1 1
5. Beri kesempatan 0 1 1 1 1
pasien untuk
bertanya
6. Minta persetujuan 0 1 2 1 1
klien/keluarga
7. Dekatkan alat 0 1 1 1 1
didekatkan klien
8. Jaga privacy 0 1 2 1 1
pasien, tutup
tirai/pintu
Kerja 1. Cuci tangan 0 1 2 3 1 6
(Lakukan
gerakan 6
langkah cuci
tangan dengan
menggunakan
hand rub) dan
mengenakan
sarung tangan

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 53


2. Baca basmalah 0 1 2 1 2
sebelum
melakukan
tindakan
3. Memberitahukan 0 1 2 1 2
kepada klien
bahwa akan
mencari daerah
penyuntikan
4. Memasang 0 1 3 1 3
pengalas dibawah
area penyuntikan
5. Memegang kulit 0 1 3 1 3
area penyuntikan
dengan tangan
kirir
6. Membersihkan 0 1 3 1 3
area penyuntikan
dengan kapas
alcohol dan
dibiarkan kering,
gerakan melingkar
dari pusat ke tepi,
pegang kapas
dengan jari lain
atau letakkan pada
kulit pasien.
7. Melepaskan tutup 0 1 3 1 3
jarum, letakkan
ditempat yang
aman
8. Menggenggam 0 1 3 1 3
lengan bawah
dengan tangan
agar permukaan
kulit kuat
9. Memasukkan 0 1 3 1 3
jarum ke dalam
kulit dengan sudut
15 derajat, ujung
jarum tampak jelas
di bawah kulit
11. Memasukkan obat 0 1 3 1 3
pelan-pelan
sampai tampak
bulatan menonjol
(0,01-0,1 ml)

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 54


12. Menarik jarum dan 0 1 3 1 3
jangan lakukan
massage, tandai
bulatan yang
menonjol dengan
pena
13. Mengobservasi 0 1 1 1 1
perdarahan
superfisial
14. Menutup jarum 0 1 1 1 1
dan membuangnya
ke dalam tempat
khusus jarum
bekas, mengambil
pengalas
15. Mengembalikan 0 1 1 1 1
klien pada posisi
yang nyaman
16. Membereskan alat 0 1 1 1 1
17. Cuci tangan 0 1 3 1 3
setelah tindakan
(Lakukan
gerakan 6
langkah cuci
tangan dengan
menggunakan
hand rub)
Terminasi 1. Simpulkan hasil 0 1 1 1 1
kegiatan
2. Evaluasi respon 0 1 2 1 2
pasien
3. Doakan 0 1 2 2 4
kesembuhan
pasien
4. Lakukan kontrak 0 1 1 1 1
untuk kegiatan
selanjutnya
Dokumentasi 1. Nama & umur 0 1 2 1 1 2
pasien atau nama
& alamat pasien
2. Tindakan 0 1 1 1 1
keperawatan yang
dilakukan
3. Respon klien 0 1 1 1 1
4. Evaluasi hasil 0 1 1 1 1
tindakan/temuan
saat melakukan
tindakan (SOAP)
5. Tanggal dan jam 0 1 2 1 1 2
pelaksanaan
6. Nama dan tanda 0 1 2 1 1 2
tangan perawat

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 55


Yogyakarta, ……………………………

Evaluator,

( ……………………….. )

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 56


CEK LIST PEMBERIAN OBAT SECARA INTRAVENA
Nama Mahasiswa :
No Mahasiswa :

Score
Raw Score C D
Tahapan Prosedur Actual Max
0,1,2,3,4,5 1,2,3 1,2,3
RxCxD score
Pra Interaksi 1. Baca catatan 0 1 3 1 3
keperawatan atau
catatan medis
2. Tentukan tindakan 0 1 2 1 2
keperawatan yang
akan dilakukan
3. Persiapkan diri 0 1 2 1 2
4. Persiapan alat: 0 1 2 3 1
- Spuit
- Torniquet
- Kapas alcohol
- Label
- Hand scone
Orientasi 1. Ucapkan salam 0 1 2 1 1 2
dan perkenalkan
diri
2. Klarifikasi nama 0 1 2 3 1 6
dan umur pasien
atau nama dan
alamat pasien
3. Jelaskan tujuan 0 1 2 1 2
dan prosedur
tindakan yang
akan dilakukan
kepada
pasien/keluarga
4. Kontrak waktu 0 1 1 1 1
5. Beri kesempatan 0 1 1 1 1
pasien untuk
bertanya
6. Minta persetujuan 0 1 2 1 1
klien/keluarga
7. Dekatkan alat 0 1 1 1 1
didekatkan klien

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 57


8. Jaga privacy 0 1 2 1 1
pasien, tutup
tirai/pintu
Kerja 1. Cuci tangan 0 1 2 3 1 6
(Lakukan
gerakan 6
langkah cuci
tangan dengan
menggunakan
hand rub) dan
memakai sarung
tangan
2. Baca basmalah 0 1 2 1 2
sebelum
melakukan
tindakan
3. Memberitahukan 0 1 2 1 2
kepada klien
bahwa akan
mencari daerah
penyuntikan
4. Memasang 0 1 3 1 3
pengalas dibawah
area penyuntikan
5. Menentukan area 0 1 3 1 3
penusukan tempat
pengambilan
darah, lokasi
penusukan harus
bebas dari
luka/bekas
luka/sikatrik.
5 Pasang tourniquet 0 1 3 1 3
pada lengan atas
dan responden
diminta untuk
mengepal dan
membuka telapak
tangan berulang
kali agar vena
jelas terlihat.
6. Membersihkan 0 1 3 1 3
area penyuntikan
dengan kapas
alcohol dan
dibiarkan kering,
gerakan melingkar
dari pusat ke tepi,
pegang kapas
dengan jari lain
atau letakkan pada
kulit pasien.

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 58


7. Melepaskan tutup 0 1 3 1 3
jarum, letakkan
ditempat yang
aman
8. Memasukkan 0 1 3 1 3
jarum ke dalam
vena dengan
posisi 45 derajat
9. Melakukan 0 1 3 1 3
aspirasi dan
observasi darah
dalam spuit
10. Buka kepalan 0 1 3 1 3
tangan pasien dan
tourniquet,
masukkan
suntikan obat
pelan-pelan
11. Mencabut jarum 0 1 3 1 3
sambil menekan
tempat tusukan
dengan kasa steril
kurang lebih 1-5
menit
12. Memasang band- 0 1 3 1 3
aid atau plester
pada tempat
tusukan sesudah
perdarahannya
berhenti
13. Menutup jarum 0 1 1 1 1
dan
membuangnya
kedalam tempat
khusus jarum
bekas, mengambil
pengalas
14. Mengembalikan 0 1 1 1 1
klien pada posisi
yang nyaman
15. Membereskan alat 0 1 1 1 1
16. Cuci tangan 0 1 3 1 3
setelah tindakan
(Lakukan
gerakan 6
langkah cuci
tangan dengan
menggunakan
hand rub)
Terminasi 1. Simpulkan hasil 0 1 1 1 1
kegiatan

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 59


2. Evaluasi respon 0 1 2 1 2
pasien
3. Doakan 0 1 2 2 4
kesembuhan
pasien
4. Lakukan kontrak 0 1 1 1 1
untuk kegiatan
selanjutnya
Dokumentasi 1. Nama & umur 0 1 2 1 1 2
pasien atau nama
& alamat pasien
2. Tindakan 0 1 1 1 1
keperawatan yang
dilakukan
3. Respon klien 0 1 1 1 1
4. Evaluasi hasil 0 1 1 1 1
tindakan/temuan
saat melakukan
tindakan (SOAP)
5. Tanggal dan jam 0 1 2 1 1 2
pelaksanaan
6. Nama dan TTD 0 1 2 1 1 2
perawat

Yogyakarta, ……………………………

Evaluator,

( ……………………….. )

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 60


CEK LIST PEMBERIAN OBAT SECARA SUBCUTAN

Nama Mahasiswa :
No Mahasiswa :

Score
Raw Score C D
Tahapan Prosedur Actual Max
0,1,2,3,4,5 1,2,3 1,2,3
RxCxD score
Pra Interaksi 1. Baca catatan 0 1 3 1 3
keperawatan atau
catatan medis
2. Tentukan tindakan 0 1 2 1 2
keperawatan yang
akan dilakukan
3. Persiapkan diri 0 1 2 1 2

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 61


4. Persiapan alat: 0 1 2 3 4 5 3 1 15
- spuit dengan
ukuran yang
sesuai (25 G)
- obat yang
diperlukan
- kapas alcohol
- bengkok
- alas
- baki tempat
obat
- menyiapkan
obat yang
sesuai,
mencocokkan
aturan
pengobatan
dengan label
obat
- menghitung
volume obat
yang akan
diberikan
- memilih ukuran
spuit yang
sesuai
- membuka
bungkus spuit
tanpa
mengkontamin
asi jarumnya
5. Mengambil obat 0 1 2 3 4 5 3 1 15
dari flacon:
- mengambil
tutup dari
metal (flacon)
- membersihkan
diafragma
karet dengan
kapas alcohol
- mengambil
tutup jarum
dan
meletakkan
ditempat yang
aman dan
bersih
- memegang
spuit sejajar
mata dengan
tangan
dominan dan

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 62


tarik udara
sesuai dengan
volume obat
yang
diinginkan
- mengambil
jarum dari
flacon,
mengembalika
n tutup jarum
dan mengganti
dengan jarum
yang baru
- memberikan
label pada
spuit
Orientasi 1. Ucapkan salam 0 1 2 1 1 2
dan perkenalkan
diri
2. Klarifikasi nama 0 1 2 3 1 6
dan umur pasien
atau nama dan
alamat pasien
3. Jelaskan tujuan 0 1 2 1 2
dan prosedur
tindakan yang
akan dilakukan
kepada
pasien/keluarga
4. Kontrak waktu 0 1 1 1 1
5. Beri kesempatan 0 1 1 1 1
pasien untuk
bertanya
6. Minta persetujuan 0 1 2 1 1
klien/keluarga
7. Dekatkan alat 0 1 1 1 1
didekatkan klien
8. Jaga privacy 0 1 2 1 1
pasien, tutup
tirai/pintu
Kerja 1. Cuci tangan 0 1 3 1 3
(Lakukan
gerakan 6
langkah cuci
tangan dengan
menggunakan
hand rub) dan
memakai sarung
tangan
2. Baca basmalah 0 1 2 1 2
sebelum
melakukan

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 63


tindakan
3. Memberitahukan 0 1 2 1 2
kepada klien
bahwa akan
mencari daerah
penyuntikan
4. Memasang 0 1 3 1 3
pengalas dibawah
area penyuntikan
5. Memegang kulit 0 1 3 1 3
area penyuntikan
dengan tangan kiri
6. Membersihkan 0 1 3 1 3
area penyuntikan
dengan kapas
alcohol dan
dibiarkan kering,
gerakan melingkar
dari pusat ke tepi,
pegang kapas
dengan jari lain
atau letakkan pada
kulit pasien.
7. Melepaskan tutup 0 1 3 1 3
jarum, letakkan
ditempat yang
aman
8. Memasukkan 0 1 3 1 3
jarum kedalam
kulit sampai
daerah subcutan
dengan sudut 45
atau 90 derajat
(ditentukan oleh
lokasi
penyuntikan)
9. Melakukan 0 1 3 1 3
aspirasi dan
observasi darah
dalam spuit
10. Memasukkan obat 0 1 3 1 3
pelan-pelan
11. Menarik jarum dan 0 1 3 1 3
jangan lakukan
massage, tandai
bulatan yang
menonjol dengan
pena
12. Mengobservasi 0 1 1 1 1
perdarahan
superfisial
13. Menutup jarum 0 1 1 1 1

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 64


dan membuangnya
kedalam tempat
khusus jarum
bekas, mengambil
pengalas
14. Mengembalikan 0 1 1 1 1
klien pada posisi
yang nyaman
15. Membereskan alat 0 1 1 1 1
16. Cuci tangan 0 1 3 1 3
setelah tindakan
(Lakukan
gerakan 6
langkah cuci
tangan dengan
menggunakan
hand rub)
Terminasi 1. Simpulkan hasil 0 1 1 1 1
kegiatan
2. Evaluasi respon 0 1 2 1 2
pasien
3. Doakan 0 1 2 2 4
kesembuhan
pasien
4. Lakukan kontrak 0 1 1 1 1
untuk kegiatan
selanjutnya
Dokumentasi 1. Nama & umur 0 1 2 1 1 2
pasien atau nama
& alamat pasien
2. Tindakan 0 1 1 1 1
keperawatan yang
dilakukan
3. Respon klien 0 1 1 1 1
4. Evaluasi hasil 0 1 1 1 1
tindakan/temuan
saat melakukan
tindakan (SOAP)
5. Tanggal dan jam 0 1 2 1 1 2
pelaksanaan
6. Nama dan TTD 0 1 2 1 1 2
perawat

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 65


Prosedur Pengambilan darah vena

Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan praktikum ini mahasiswa diharapkan dapat
melakukan prosedur pengambilan darah vena dengan benar dan
tepat.
Alat :
• Spuit disposible 10 ml
• Tabung plastik 1 ml untuk pemeriksaan Hb
• Torniquet (alat ikat pembendungan)
• Microtube (tabung mikro) 1 ml untuk menyimpan serum
• Sentrifuge (pemusing untuk memisahkan serum)
• Kotak pendingin untuk membawa darah dan serum
• Aluminium foil (kertas aluminium)

Bahan :
• Antikoagulan EDTA
• Kapas alkohol 70%
• Air bebas ion dan larutan HNO3
Cara Pengambilan Darah :
1. Pengambilan darah sebelum dan setelah intervensi dilakukan pada jam 9.00
– 12.00.
2. Bersihkan kulit diatas lokasi tusuk dengan alkohol 70% dan biarkan sampai
kering.
3. Lokasi penusukan harus bebas dari luka dan bekas luka/sikatrik.
4. Darah diambil dari vena mediana cubiti pada lipat siku.
5. Pasang ikatan pembendungan (Torniquet) pada lengan atas dan responden
diminta untuk mengepal dan membuka telapak tangan berulang kali agar
vena jelas terlihat.
6. Lokasi penusukan di desinfeksi dengan kapas alkohol 70% dengan cara
berputar dari dalam keluar.
7. Spuit disiapkan dengan memeriksa jarum dan penutupnya.
8. Setelah itu vena mediana cubiti ditusuk dengan posisi sudut 45 derajat
dengan jarum menghadap keatas.
9. Darah dibiarkan mengalir kedalam jarum kemudian jarum diputar
menghadap kebawah. Agar aliran bebas responden diminta untuk membuka
kepalan tangannya, darah kemudian dihisap sebanyak 10 ml.
10. Torniquet dilepas, kemudian jarum ditarik dengan tetap menekan lubang
penusukan dengan kapas alkohol (agar tidak sakit).
11. Tempat bekas penusukan ditekan dengan kapas alkohol sampai tidak keluar
darah lagi.
12. Setelah itu bekas tusukan ditutup dengan plester.

Distribusi Darah :
1. Untuk pemeriksaan hemoglobin

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 66


a) Dari 10 ml darah yang diperoleh, 1 ml dituang kedalam tabung plastik yang
sudah diberi antikoagulan EDTA degan dosis sesuai aturan.
b) Kemudian dicampur sampai homogen dan diberi identitas. Selama
menunggu dibawa ke laboratorium, sampel diletakkan kedalam rak dan
dimasukkan kedalam kotak pendingin.
c) Sampel dikirim ke laboratorium dan harus diperiksa sebelum 4 jam
setelahpengambilan.
2. Untuk pemeriksaan lainnya
a) Sisa darah dimasukkan kedalam tabung pemusing dan dipusingkan dengan
kecepatan 3000 rpm selama 15 menit sampai serum terpisah dengan baik.
b) Serum yang diperoleh rata-rata sebanyak 5 ml kemudian dipisahkan
kedalam tabung reaksi yang dibungkus dengan kertas aluminium dan dibagi
kedalam beberapa tabung mikro dengan tutup yang tidak mengandung
bahan karet.
c) Masing-masing pemeriksaan disiapkan 2 tabung (satu diperiksa, lainnya
untuk cadangan.
d) Semua serum disimpan didalam deepfreezer pada suhu –800C sebelum
dianalisis.

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 67


Cek List Pengambilan Darah Vena

Score
Raw Score C D
Tahapan Prosedur Actual Max
0,1,2,3,4,5 1,2,3 1,2,3
RxCxD score
PraInteraksi 1. Baca catatan keperawatan atau catatan medis 0 1 3 1 3
2. Tentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan 0 1 2 1 2
3. Persiapkan diri 0 1 2 1 2
4. Persiapan alat: 0 1 2 3 1 6
- Spuit
- Torniquet
- Kapas alcohol
- Label
- Hand scone
Orientasi 1. Ucapkan salam dan perkenalkan diri 0 1 2 1 1 2
2. Klarifikasi nama dan umur pasien atau nama dan alamat pasien 0 1 2 3 1 6
3. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada pasien/keluarga 0 1 2 1 2
4. Kontrak waktu 0 1 1 1 1
5. Beri kesempatan pasien untuk bertanya 0 1 1 1 1
6. Minta persetujuan klien/keluarga 0 1 2 1 1
7. Dekatkan alat didekatkan klien 0 1 1 1 1
8. Jaga privacy pasien, tutup tirai/pintu 0 1 2 1 1

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 68


Kerja 1. Cuci tangan (Lakukan gerakan 6 langkah cuci tangan dengan menggunakan hand 0 1 3 1 3
rub)
2. Baca basmalah sebelum melakukan tindakan 0 1 2 1 2
3. Posisikan klien pada posisi yang nyaman 0 1 2 1 2
4. Memasang perlak dan bengkok 0 1 3 1 3
5. Menentukan area penusukan tempat pengambilan darah, lokasi penusukan harus bebas 0 1 3 1 3
dari luka dan bekas luka/sikatrik. Prioritas tempat penusukan: area distal.
6. Pasang tourniquet pada lengan atas dan klien diminta untuk mengepal dan membuka
telapak tangan berulang kali agar vena jelas terlihat
7. Bersihkan kulit di atas lokasi tusuk dengan alcohol 70% dengan cara berputar dari 0 1 3 1 3
dalam ke luar
8. Spuit disiapkan dengan memeriksa jarum dan penutupnya 0 1 3 1 3
9. Vena ditusuk dengan posisi sudut 45 derajat dengan jarum menghadap ke atas, tangan 0 1 3 1 3
non dominan memegang kapas alkohol
10. Darah dibiarkan mengalir ke jarum. Pastikan bahwa darah vena sudah mengalir ke 0 1 3 1 3
jarum. Torniquet dilepas, agar aliran bebas, klien diminta untuk membuka kepalan
tangannya, darah kemudian dihisap sebanyak 5-10 ml
11. Tempat bekas penusukan ditekan dengan kapas alcohol sampai tidak keluar darah lagi 0 1 3 1 3
12. Bekas tusukan ditutup dengan plester 0 1 3 1 3
13. Membereskan alat 0 1 1 1 1
14. Cuci tangan setelah tindakan (Lakukan gerakan 6 langkah cuci tangan dengan 0 1 3 1 3
menggunakan hand rub)
Terminasi 1. Simpulkan hasil kegiatan 0 1 1 1 1
2. Evaluasi respon pasien 0 1 2 1 2
3. Doakan kesembuhan pasien 0 1 2 2 4
4. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya 0 1 1 1 1
Dokumentasi 1. Nama & umur pasien atau nama & alamat pasien 0 1 2 1 1 2
2. Tindakan keperawatan yang dilakukan 0 1 1 1 1
3. Responklien 0 1 1 1 1
4. Evaluasi hasil tindakan/temuan saat melakukan tindakan (SOAP) 0 1 1 1 1

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 69


5. Tanggal dan jam pelaksanaan 0 1 2 1 1 2
6. Nama dan tanda tangan perawat 0 1 2 1 1 2

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 70


TEKNIK KAMAR BEDAH
Oleh: Abror Shodiq, S.Kep., Ns.

A. KAMAR BEDAH

Kamar operasi (OK) adalah suatu unit khusus di rumah sakit, tempat untuk
melakukan tindakan pembedahan, baik elektif maupun akut, yang membutuhkan
keadaan suci hama (steril). Pembedahan atau operasi merupakan salah satu
tindakan pengobatan yang menggunakan cara invasive dengan cara membuka
atau menampilkan bagian/organ tubuh yang ditangani dengan membuat
sayatan/insisi.

B. TEKNIK ASEPTIK

Adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kontaminasi


oleh mikroorganisme pada jaringan atau bahan-bahan dengan cara menghambat
atau menghancurkan tumbuhnya organisme dalam jaringan. Tujuan teknik
aseptik:

1. Mencegah penyebaran bakteri dalam kaamar operasi


2. Membunuh kumah-kuman/mikroorganisme
3. Mencegah timbulnyaa infeksi lukaa operasi
Prinsip Aseptik dan Antiseptik
Harus selalu dilaksanakan secara terus menerus oleh anggota tim kamar bedan
dan segera bertindak jikaa ada indikasi terjadinya kontaminasi. Dalam upayaa
menerapkan teknik aseptic dan antiseptik di OK harus ditaati beberapa
ketentuan:

1. Daerah steril harus tegas batasnya


2. Daerah operasi harus dijaga kesterilannya
3. Semua kasuspembedahan harus dicegah terjadinya kontaminasi
4. Lingkungan OK harus selalu dalam keadaan bersih
5. Tim bedah dan pasien yang ada di OK tidak menjadi sumber kontaminasi
Semua petugas kamar bedah harus memenuhi hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam penerapan teknik aseptic hanya tim bedah steril yang boleh berada
di daerah steril di kamar operasi.
2. Menaati batasan tegas tiga area di OK
3. Harus memakai baju khusus, topi, dan masker
4. Ahli anestesi dan perawat sirkuler tidak boleh melintas di depan tim bedah
yang sudah memakai baju steril.
5. Tim bedah steril harus melakukan prosedur pemakaian topi, masker, cuci
tangan, pemakaian jas steril dan draping.
6.
C. SCRUBBING (CUCI TANGAN BEDAH)
Pengertian: membebaskan tangan dan lengan bawah dari kuman pathogen
dengan memakai desinfektan dan air.
Tujuan: agar tangan dan lengan bawah bebas dari mikroorganisme kuman
pathogen.
Persiapan alat: sikat steril, cairan desinfektan, air bersih yang mengalir dan
aliran air mudah diatur, lidi kuku.

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 71


CEK LIST CUCI TANGAN PEMBEDAHAN (SCRUBBING)
Nama Mhs : ………………………………………..
NIM : ………………………………………..

Raw score Score


C D
Tahapan Prosedur Actual Actual
0 1 2 3 4 1,2,3 1,2,3
RxCxD RxCxD
Pra 1 Baca catatan keperawatan atau catatan medis 0 1 3 1 3
interaksi 2 Tentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan 0 1 2 1 2
3 Persiapkan diri 0 1 2 1 2
4 Persiapan alat: 0 1 2 3 4 3 1 12
- Air hangat mengalir
- Cairan desinfektan dan pompanya
- Sikat steril
- Lidi kuku
Kerja 1 Membasahi tangan dengan air sampai lengan bawah (siku) 0 1 3 1 3
2 Mengambil cairan desinfektan dan meratakannya ke seluruh permukaan tangan 0 1 2 1 2
sampai siku
3 Membilas tangan dengan posisi telapak tangan lebih tinggi dari siku 0 1 2 1 2
4 Mengambil kembali cairan desinfektan dan juga meratakan ke seluruh permukaan 0 1 3 1 3
tangan sampai ke bagian siku
5 Membersihkan kuku dengan nail cleaner/lidi kuku (bila kuku kotor) 0 1 3 1 3
6 Menggosok dengan sikat mulai dari telapak tangan, punggung tangan, ujung kuku,
sela-sela jari
7 Menggosok bagian atas lengan tangan yang lain dilanjutkan menggosok lengan 0 1 3 1 3
bawah sampai bawah siku dilanjutkan menggosok bagian lengan bawah pada
tangan yang lainnya dengan posisi telapak tangan lebih tinggi dari siku
8 Membilas dengan air mengalir dengan posisi jari tangan lebih tinggi dari siku 0 1 3 1 3
9 Menghindari tangan menyentuh benda lain yang tidak steril di sekitarnya 0 1 3 1 3

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 72


RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 73
D. GOWNING (MEMAKAI GAUN OPERASI)

CEK LIST GOWNING (MEMAKAI GAUN OPERASI)


Nama Mhs : ………………………………………..
NIM : ………………………………………..

Raw score Score


C D
Tahapan Prosedur 0 1 2 3 4 Actual Actual
1,2,3 1,2,3
RxCxD RxCxD
Pra 1 Baca catatan keperawatan atau catatan medis 0 1 3 1 3
Interaksi 2 Tentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan 0 1 2 1 2
3 Persiapkan diri: 0 1 2 1 2
-Cuci tangan telah dilakukan
-Menjaga tangan supaya tidak menyentuh benda lain yang tidak steril
4 Persiapan alat: 0 1 2 3 1 6
- Pengering tangan
- Gaun operasi
Kerja 1 Mengeringkan tangan dengan handuk/waslap 0 1 3 1 3
2 Mengambil baju dengan cara memegang baju pada ban leher dan tangan kiri 0 1 2 1 2
sedangkan tangan kanan diangkat setinggi bahu.
3 Masukkan tangan kanan dengan posisi membentang ke lubang lengan baju 0 1 2 1 2
4 Menyusul tangan kiri dimasukkan ke lubang lengan baju berikutnya tanpa 0 1 3 1 3
menyentuh bagian luar baju
5 Perawat yang menggunakan baju steril melangkah maju kemudian tali baju yang 0 1 3 1 3
ada di leher bagian belakang dan di pinggang ditalikan oleh orang kedua dengan
hati-hati. Jangan sampai menyentuh baju bagian depan, serta menalikannya
sederhana saja agar mudah melepasnya
6 Menghindari menyentuh benda lain di sekitarnya 0 1 3 1 3

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 74


RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 75
RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 76
E. GLOVING (MEMAKAI SARUNG TANGAN)

CEK LIST GLOVING (MEMAKAI SARUNG TANGAN)


Nama Mhs : ………………………………………..
NIM : ………………………………………..

Raw score Score


C D
Tahapan Prosedur Actual Actual
0 1 2 3 4 1,2,3 1,2,3
RxCxD RxCxD
Pra 1 Baca catatan keperawatan atau catatan medis 0 1 3 1 3
Interaksi 2 Tentukan tindakan keperawatan yang akan dilakukan 0 1 2 1 2
3 Persiapkan diri: 0 1 2 1 2
-Gaun operasi sudah digunakan dengan benar
-Gaun operasi tidak menyentuh benda lain di sekitar yang tidak sterill
4 Persiapan alat: 0 1 2 3 1 6
- Sarung tangan yang sesuai dengan ukuran
- Meja/permukaan yang bersih/steril untuk meletakkan pack sarung tangan
Kerja 1 Ambil sarung tangan pertama dari pack dengan cara memegang manset (lipatan 0 1 3 1 3
sarung tangan) bagian dalam. Sarung tangan diangkat jauh dari badan, seatas
pinggang. Sarung tangan bagian jari-jari berada di bawah
2 Selipkan atau masukkan tangan pertama pada sarung tangan dan masih diharuskan 0 1 2 1 2
hanya menyentuh bagian dalam sarung tangan
3 Ambil sarung tangan kedua dari pack dengan tiga jari tangan yang sudah 0 1 2 1 2
menggunakan sarung tangan di bawah manset
4 Angkat sarung jauh dari badan ke atas setinggi pinggang. Masukkan tangan kedua 0 1 3 1 3
ke dalam sarung tangan dan hanya boleh menyentuh bagian dalam sarung tangan
saja
5 Tarik sarung tangan setinggi pinggang dengan tangan pertama yang sudah memakai 0 1 3 1 3
sarung tangan tanpa menyentuh kedua lengan
6 Menghindari menyentuh benda lain di sekitarnya 0 1 3 1 3

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 77


RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 78
RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 79
RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 80
Praktikum Biomedis
TOPIK PRAKTIKUM HISTOLOGI : SANGUIS

TEORI

Darah adalah salah satu jaringan khusus yang menyusun tubuh kita. Seperti
halnya jaringan-jaringan yang lain, jaringan darah tersusun oleh komponen sel dan
substantia extracelullaris. Sel darah (Haemocytus) dapat dibedakan menjadi
eritrocytus, leucocytus dan trombocytus. Substantia extracelullaris dalam jaringan
darah bersifat amorf yang merupakan cairan disebut plasma yang tersusun atas
protein albumin, alfa-, beta-, gamma-, globulin dan fibrinogen. Darah bersirkulasi
dalam tubuh oleh kontraksi ritmik jantung. Sekitar 5 liter darah dalam tubuh orang
dewasa bersirkulasi secara unidirectional daolam system peredaran darah
tertutup.Jaringandarahditemukan di dalampembuluh darah(arteri, arteriola, kapiler,
venuladan vena.

1. Erytrocytus
Sering disebut sel darah merah karena mengandung protein hemoglobin
(pigmen besi) yang berwarna kemerah-merahan. Warna merah tampak jika sel-
sel bergerombol mirip tumpukan mata uang logam. Tumpukan ini disebut
agregatio erytocytica, Jika sel berdiri sendiri, tampak berwarna kuning-
kehijauan. Erytrocytus tidak memiliki organelle. Bentuk erytrocytus dipengaruhi
oleh sifat fisiko kimia plasma atau lingkungan tempat erytrocytus berada.. Di
dalam larutan hirpotonik, sel membengkak, hemoglobin keluar larut di dalam
plasma sehingga sel memucat (dinamakan umbra erytrocytica). Jika keadaan
berlanjut maka terjadi proses larut (dinamakan hemolisis). Di dalam larutan
hipertonik, erytrocytus mengkerut sehingga berbentuk mirip jeruk purut.
Peristiwa ini disebut crenatio (krenasi). Di dalam larutan isotonic erytrocytus
berbentuk bulat bikonkaf (cakram) dengan ukuran diameter sekitar 7-8 µm dan
tebal sekitar 2 µm. Erytrocytus bersifat sangat elastic sehingga mudah berubah
bentuk selama beredar. Pada sediaan apus kering dengan teknik pewarnaan
Wright, sel tampak berwarna merah tua atau oranye. Sekitar 1/3 bagian massa
erytrocytus adalah hemoglobin, yaotu suatu protein yang terdiri dari 4 rantai
globin dan heme (Fe). Erytrocytus dalam peredaran darah atau erytrocytus
matur pada mammalian tidak lagi memiliki nucleus . Membran sel erytrocytus
bersifat selektif permeable, tersusun oleh protein, lipid, dan karbohidrat. Jumlah
normal erytrocytus pada orang dewasa pria sekitar 5 juta/mm 3 darah dan pada
wanita 4,5 juta/mm3 darah. Erytrocytus menempati 45% total volume darah.
Fungsi utama erytrocytus adalah mengangkut oksigen (O 2) dan Karbon dioksida
(CO) dari dan ke jaringan tubuh. Terkait dengan ukurannya. Terdapat kelainan
ukuran erytocytus menjadi lebih besar daripada normal disebut makrocytus,
sedangkan kelainan ukuran menjadi lebih kecil, disebut mikrocytus. Ada pula
kelainan bentuk erytrocytus yang menyimpang menjadi bentuk lain, seperti
bentuk bulan sabit, disebut sickle cell yang terdapat pada kelainan darah
herediter Sickle Cell Anemia. Ada juga kelainan yang disebut Anisocytosis
dengan bentuk erytrocytus bermacam-macam tidak sama. Gangguan kesehatan
terkait darah contohnya adalah anemia yang merupakan keadaan patologik yang
ditandai dengan rendahnya konsentrasi Hb di bawah normal.

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 81


2. Leucocytus
Sering disebut sel darah putih, karena sitoplasmanya tampak putih disebabkan
tidak mengandung pigmen hemoglobin. Leucocytus dapat dibedakan menjadi
Leucocytus Granulocytus (menunjukkan adanya granula dalam sitoplasma) dan
Agranulocytus (tidak menunjukkan adanya granula dalam sitoplasma).
Termasuk ke dalam leucocytus granulocytus adalah Netrophylicus, Acidophilicus
dan Basophilicus. Sedangkan yang termasuk ke dalam leucocytus Agranulocytus
adalah Lymphocytus dan monocytus.

A. Granulocytus Neutrophilicus
Sering disebut sebagai PMN (Poli Morpho Nuclear). Jumlahnya terbanyak di
antara leucocytus yang lain, yaitu sekitar 40-60% jumlah leucocytus dalam
darah.
Ukuran diameter 12-15 mm.
Nucleus : pada sel muda berbentuk seperti batang, sedang pada sel tua
beruas,
terdiri atas 2-5 lobus, yang saling dihubungkan oleh benang
chromatinum. Pada wanita, ada satelit yang tampak dekat lobus
ujung nucleus pada sejumlah sel tertentu dinamakan corpusculum
chromatini sexualis atau benda Barr.
Cytoplasma : bersifat asidofil mengandung granulum 2 jenis
yaitu granulum neutrophilicum: berwarna hijau-merah muda pada
teknik pewarnaan Romanowsky; kecil-kecil halus. Dan granulum
azurophilicum: berwarna merah-ungu pada teknik pewarnaan
Romanowsky ; lebih besar dan kasar, mengandung peroxidasa dan
enzym serupa lysozyma.
organella: reticulum endoplasmicum, ribosom, mitochondrion, complexus
golgiensis.
Memiliki granulum glycogeni.
Fungsi : Sel mampu melakukan fagositosis dan destruksi bakteri. Bakteri
difagositosis setelah dilakukan opsonisasi. Sel mampu melakukan
diapedesis artinya meninggalkan kapiler, menembus sela-sela
endotheliocytus kapiler
masuk ke dalam jaringan untuk melakukan fagositosis.

B. Granulocytus Eosinophilicus
dulu disebut granulocytus eosinophilicus. Sel ini merupakan sel fagositik
motil
diameter : sel sekitar 9 µm
nucleus : terdiri pada umumnya atas 2 lobus.
Cytoplasma : mengandung granulum acidophilicum: lebih besar dan kasar
daripada granulum neutrophilicum, mengandung fosfatasa
asam, cathepsin, ribonucleasa; dianggap identik dengan
lysosoma.
Fungsi : : - secara amuboid melakukan fagositosis terhadap kompleks
antigen-antibodi. -menawarkan pengaruh degranulasi
mastocytus pada alergi.
- mengandung fibrinolysin yang diduga mempertahankan
keadaan cair darah.

C. Granulocytus Basophilicus
Merupakan leucocytus dengan jumlah paling sedikit.

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 82


diameter ± 12 mm

nucleus besar, bertakik, sering berbentuk S


cytoplasma mengandung granulum basophilicum yang berukuran lebih
besar, berwarna ungu pada teknik pewarnaan Romanowsky.

fungsi : - secara amoeboid melakukan fagositosis.


- granulum seperti milik mastocytus mengandung heparin dan
histamin, sehingga diduga berperan pada alergi dan anafilaksi.
- memacu pembentukan IgE.

D. Lymphocytus
sel berukuran antara 6-10 µm
nucleus: relatif besar, bulat, bertakik
cytoplasma sempit, homogen, basofil, karena kaya RNA. Kadang-kadang ada
butir berwarna ungu pada teknik pemulasan Romanowsky, dinamakan
granulum azurophilicum. Tidak mengandung granula spesifik.

Berdasarkan ukuran diameternya, lymphocytes dapat dibedakan menjadi :


1. Lymphocytus magnus: diameter 12 mm
2. Lymphocytus medius: diameter s/d 8 mm
3. Lymphocytus parvus: diameter s/d 6 mm, terbanyak
Berdasarkan peranannya dalam sistem pertahanan tubuh, lymphocytes
dibedakan menjadi
1. Lymphocytus T (T asal dari kata "thymus") :
- dimasakkan dalam thymus
- microvilli lebih sedikit dibanding sel B
- berperan pada imunitas seluler
2. Lymphocytus B (B asal dari kata "bursa fabricii" = jaringan limphoid di
dinding cloaca burung).
- dimasakkan dalam nodus lymphaticus usus
- microvilli lebih banyak
- berperan pada imunitas humoral, menghasilkan antibodi.

E. Monocytus
Mirip dengan lymphocytes
- diameter sekitar 9-12 mm
- nucleus : bujur telur atau berbentuk tapal kuda, lebih ketepi sel,
terpulas lebih pucat; nucleolus 2-3 buah
- cytoplasma basofil, mengandung:
a. granulum azurophilicum: identik dengan lysosoma
b. sedikit reticulum endoplasmicum dan complexus golgiensis.
- tempat: dalam darah, jaringan ikat dan rongga tubuh.
- fungsi: dalam jaringan, sel dapat berubah menjadi phagocytus, melawan
microorganisma yang masuk, bekerja sama dengan sel lain yang
mempunyai kemampuan imunologik.

3. Trombocytus
Akhiran "-cytus" yang dipakai di sini tidak tepat, sebab bangunan ini bukan sel,
melainkan pecahan-pecahan sel saja.
a. diameter 2-5 mm; per mm darah jumlahnya 200.000 - 400.000.

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 83


b. merupakan pecahan sel raksasa: megakaryocytus; karena itu nucleus tidak
ada.
micrograf elektron menunjukkan bahwa cytoplasmanya terdiri atas 2 wilayah:
- hyalomerus: bagian tepi, tampak jernih, homogen, berisi microtubulus dan
microfilamentum yang mengelompok dekat membrana cellularis dan diduga
berperan pada pembentukan pseudopodia pada waktu bengunan ini
melakukan gerak atau perlekatan.
- granulomerus: bagian pusat, mengandung granulum thrombocyticum;
granula delta yang mengandung enzim seperti serotonin dan pirofosfatase;
granula lamda mengandung beta-glucoronidase, seperti yang terdapat dalam
lysosoma; granula alfa mengandung fibrinogen, PDGF (platelet derived
growth factor) dan protein.
c. fungsi: membantu proses pembekuan darah. Pada saat pembekuan darah,
faktor dari plasma darah, kerusakan pembuluh darah, dan fibrin membentuk
anyaman serabut yang dapat menangkap sel darah merah, leukocyte dan
thrombocyt untuk membentuk bekuan darah. membawa epinephrin dan
serotonin yang dilepaskan pada waktu terjadi perdarahan, sehingga otot polos
dinding pembuluh darah mengerut. melakukan fagositosis terhadap virus,
bakteri, dan partikel lain, meskipun tidak sekuat fagositosis sel lain.

H(A)EMOCYTOPOESIS
Sel darah umumnya mempunyai jenjang hidup pendek, sehingga harus selalu
diperbaharui melalui proses yang disebut hemocytopoesis atau pembentukan sel
darah. Jaringan yang bertanggung jawab ialah textus h(a)emopoeticus atau jaringan
pembentuk darah. Termasuk ini ialah medulla osseum, atau sumsum tulang dengan
perincian:
a. erythrocytus, granulocytus, monocytus dan thrombocytus dibentuk dalam
medulla osseum.
b. lymphocytus: sel bakunya berasal dari medulla osseum, namun untuk mengalami
maturasi, sel harus dimasukkan dalam thymus dan jaringan limfoid saluran
pencernaan.

Jadi dikenal 2 macam jaringan yang bertanggung jawab pada pembentukan sel
darah:

- textus myeloideus: sel baku disebut reticulocytus, yang mempunyai kemampuan


luas untuk mengalami diferensiasi; dalam hal ini sel akan menjadi
h(a)emocytoblastocytus yang akan membentuk erythrocytus, granulocytus,
monocytus, dan thrombocytus.
- textus lymphoideus: reticulocytus berkembang menjadi lymphoblastocytus, yang
akan menjadi lymphocytus.

A. Erythrocytopoesis atau pembentukan erythroycytus


Ini terjadi dalam textus myleoideus di medulla osseum rubrum, mulai dari sel baku
yang dinamakan CFU-E (colony forming unit of erythrocytus) yang berkembang
melalui beberapa tahapan:
1. Proerythroblastus
- Sel besar dengan diameter 14-19 mm
- nucleus besar, di pusat; nucleolus 1-2 biji; granulum chromatinum halus
- cytoplasma basofil, jumlah sedikit ± 20% volume sel

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 84


- mitochondrion, complexus golgiensis, centriolum; polyribosoma banyak
- peranan: telah mulai membentuk hemoglobin.
2. Erythroblastus basophilicus
Jenis sel ini merupakan tahap termuda erythroblastus
- diameter sel 13-16 mm
- nucleus lebih kecil dari proerythroblastus, di pusat menempati 3/4 bagian sel;
nucleolus tidak tampak, dan granulum chromatinum lebih padat.
- cytoplasma tercat basofil, sebab jenis sel ini masih giat sekali melakukan
sintesis protein. Kelak jika sel makin mengalami maturasi, sintesis menurun,
sehingga sifat basofil makin lama makin berkurang.
- banyak polyribosoma, complexus golgiensis, microtubuli dam microfilamenta
- peranan: makin banyak membentuk hemoglobin.
3. Erythroblastus polychromatophilicus
- diameter sel 12-15 mm
- nucleus makin mengecil, menempati setengah bagian sel; granulum
chromatinum padat. sifat basofil
- cytoplasma mengurang, sehingga warna biru sekarang dicampuri dengan
warna merah muda dari hemoglobin.
Sifat ini dinamakan polychromatik.
Peranan : makin banyak membentuk hemoglobin.
4. Erythroblastus acidophilicus atau normoblastus
- diameter sel 8-10 mm.
- nucleus makin mengecil, menempati seperempat bagian sel, menepi;
granulum chromatinum lebih padat sehingga warna lebih gelap.
- cytoplasma:
*acidophilicus dengan sedikit butir basofil, sehingga warna kemerah-merahan
lebih mencolok.
*sedikit ribosoma, mitochondrion dan complexus golgiensis mengalami
degenerasi. mengecil,
- nucleus: setelah sel mengalami mitosis, nucleus dikeluarkan dari sel, dimakan
oleh macrophagocytus.

5. Sel yang tidak mempunyai nucleus tersebut dinamakan erythrocytus reticulatus


atau h(a)emoreticulocytus.
Sel ini memasuki peredaran darah, menjadi erythrocytus muda. Jika sel ini diwarnai
secara supravital dengan biru cresyl, maka ribonukleoprotein nampak sebagai
endapan berupa reticulum atau jala. Pada keadaan darurat, misalnya anemia berat,
pada pemeriksaan darah tepi sering dijumpai erythroblast acidophilicus, hal ini
menandakan bahwa badan dipaksa mengerahkan sel-sel muda. Peranan:
membentuk hemoglobin.

B. Granulocytopoesis atau pembentukan granulocytus


Sel ini juga dibentuk dalam textus myeloideus di medulla osseum rubrum dari sel
baku, CFU-GM (colony forming unit of granulocytic and macrophages). Perubahan
struktur umum adalah:
1. penurunan ukuran sel,
2. kondensasi chromatinum,
3. perubahan bentuk nukleus (pemipihan-pelekukan-berlobi)
4. akumulasi granula sitoplasmik.

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 85


Adapun tahapan-tahapan adalah sebagai berikut:
1. Myeloblastus sel besar dengan diameter ± 15 mm. nucleus besar, bulat;
granulum chromatinum halus; nucleolus 1-2 biji. cytoplasma basofil;
mitochondrion, ribosoma, reticulum endoplasmicum tersebar.
2. Promyelocytus sel lebih besar dibandingkan dengan myeloblastus (15-24 mm).
nucleus bulat, kadang-kadang bertakik; granulum chromatinum lebih kasar dan
padat dengan nucleolus banyak. cytoplasma lebih basofil, memiliki granulum
azurophilicum di tepi. Dalam cytoplasma memiliki mulai terbentuk sedikit
butir-butir khusus; sesuai dengan afinitas butir terhadap zat warna, maka
dibedakan 3 jenis sel:
a. myelocytus neutrophilicus
b. myelocytus acidophilicus
c. myelocytus basophilicus Butir khusus makin banyak. Nucleus berbentuk
granul. Cytoplasma juga mengandung granulum azurophilicum.
3. Metamyelocytus
- diameter lebih kecil dari myelocytus (10-12 mm).
- ciri khas: nucleus bertakik jelas, sehingga berbentuk seperti pisang atau
bahkan cenderung terdiri atas lobus.
- cytoplasma merah muda; granulum azurophilicum ada dan granulum khusus
lebih halus dan padat.
- semakin dewasa kondensasi chromatin semakin padat dan nucleus mengalami
lobulasi.

Dikenal 3 macam, sesuai dengan sifat granulum khusus:


a. metamyelocytus neutrophilicus
b. metamyelocytus acidophilicus
c. metamyelocytus basophilicus Jenis sel ini merupakan granulocytus muda,
maka sel ini juga dinamakan pranulocytus juvenilis, yang segera berkembang
menjadi granulocytus.

C. Megakaryocytopoesis atau pembentukan megakaryocytus


Sel darah ini juga berasal dari textus myeloideus di medulla osseum.
Perkembangannya melalui tahapan berikut:
1. Megakaryoblastus
- sel besar, dengan diameter 15-50 mm.
- nucleus bujur telur atau mirip biji kacang; nucleolus banyak.
- cytoplasma homogen dan basofil.
2. Megakaryocytus
- sel bertambah besar, diameter 35-150 mm.
- nucleus mempunyai lobus; granulum chromatinum kasar.
- cytoplasma sangat banyak dan basofil. Banyak terdapat granulum
azurophilicum yang kelak akan membentuk granulum thrombocyticum, yaitu
butir-butir yang menempati thrombocytus di bagian yang dinamakan
granulomerus thrombocytus.

D. Agranulopoesis : termasuk di sini pembentukan lymphocytus dan monocytus


1. Lymphocytopoesis atau pembentukan lymphocytus
Kelompok sel darah ini berasal juga dari medulla osseum, melalui sel baku
lymphoblastus: (CFU-S)
- sel besar, bulat dengan cytoplasma basofil, tanpa granulum azurophilicum.
- makin berkembang, sel makin kecil, mengandung granulum azurophilicum.

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 86


- perkembangan lanjut lymphoblastus melalui dua jalur berbeda:
a. masuk ke dalam lymphonodus, berkembang menjadi lymphocytus B,
plasmoblastus yang kelak menjadi plasmocytus.
b. masuk ke dalam thymus, berkembang menjadi lymphocytus T.

2. Monocytopoesis atau pembentukan monocytus


Sel baku di medulla osseum masuk aliran darah berkembang menjadi
monocytoblastus, akhirnya menjadi monocytus. Dalam aliran darah sel baku dapat
berubah menjadi macrophagocytus atau reticulocytus. Sel dikenal sebagai
monocytoblastus jika bereaksi positif dengan alpha-naphtol-esterasa.

E. Thrombocytopoesis atau pembentukan thrombocytus.


Bangunan ini sebenarnya bukan sel, melainkan kepingan megakaryocytus. Granulum
azurophilicum yang semula tersebar dalam cytoplasma megakaryocytus teratur
berkelompok. Kemudian kelompok butiran ini dikitari oleh gelembung-gelembung
berasal dari cytoplasma, yang kelak membentuk lapisan pembatas thrombocytus.
Lapisan dengan butir-butir berpindah ke tepi megakaryocytus dan melepaskan diri.
Kepingan ini menjadi thrombocytus.

MEDULLA OSSEUM
Sumsum tulang ini terdapat dalam rongga tulang, berupa jaringan yang dinamakan
textus myeloideus. Sel baku dinamakan reticulocytus yang mempunyai potensi
banyak. Sel ini:
- berbentuk bermacam-macam
- nucleus besar, bujur telur, pucat, dengan granulum chromatinum tersebar.
Nucleolus relatif besar, berjumlah 1-2 biji.
- cytoplasma relatif sedikit.

Dikenal 3 macam medulla osseum:


1. Medulla osseum rubrum Sumsum tulang ini berwarna merah, karena di
dalamnya masih giat berlangsung pembentukan sel-sel darah. Sel-sel darah muda
menghuni sumsum ini, kelak meninggalkan sumsum dan masuk aliran darah
melalui pembuluh darah atau sinusoideum yang memenuhi medulla osseum.
Fungsi:
- tempat penghasil sel-sel darah
- tempat erythrocytus dihancurkan
- menghasilkan sel baku lymphocytus, yang akan dibawa oleh darah ke thymus
dan lymphonodus untuk dimatangkan menjadi lymphocytus T dan B.
2. Medulla osseum flavum
- sumsum tulang berwarna kuning karena telah mengalami infiltrasi lemak,
sehingga terjadi degenerasi lemak.
- sel-sel yang mencolok ialah reticulocytus, cellula mesenchymalis,
macrophagocytus dan adipocytus yang berjumlah banyak. fungsi: gudang
lemak dan tempat membuat sel darah cadangan.
3. Medulla osseum gelatinosum
Sumsum tulang ini dijumpai pada usia lanjut, di mana sumsum tulang kuning
banyak mengalami degenerasi, berubah konsistensi seperti agar-agar.

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 87


PRAKTIKUM

1. Haemocytus

No. Sediaan : S-1


Sediaan yang dipakai : Darah dengan metode apus
Teknik pewarnaan : Sediaan apus darah diwarnai dengan Giemsa
Perhatikan :
Periksalah sediaan pada bagian ujung sambil mencari bagian yang terwarnai
baik dengan sel-sel darah tidak bertumpukan.
- erythrocytus berwarna kemerah-merahan, bentuk bulat dengan bagian tengah
lebih jernih, letak tersebar merata, tidak berinti.
- trombosit, merupakan fragmentasi megakariosit, tampak sebagai butir-butir
halus
seperti pasir berwarna kemerahan.
- lymphocytus memiliki nucleus bulat, berwarna biru jelas, hampir mengisi
seluruh
sel, cytoplasma sempit.
- monocytus tampak lebih besar daripada lymphocytus dengan nucleus
berbentuk
serupa ginjal relatif besar, berwarna ungu biru.
- granulocytus neutrophilicus
*memiliki nucleus yang berlobus 2 sampai 5
*cytoplasma dengan granulae halus
- meskipun agak sulit, coba temukan granulocytus acidophilicus dan
granulocytus
basophilicus dengan memperhatikan granulae kasar dalam cytoplasma. Pada
granulocytus acidophilicus butir berwarna merah uniform dan pada
granulocytus
basophilicus berwarna biru.

2. Medulla ossium
No. Sediaan : S-2
Sediaan yang dipakai : Sumsum tulang
Teknik pewarnaan : Hematoksilin-Eosin
Perhatikan :
- textus connectivus reticularis sebagai jaringan dasar yang dengan pewarnaan
HE
serabutnya tidak tampak.
- megacaryocytus merupakan sel raksasa dengan nucleus relatif besar, dan
cytoplasma berwarna eosin.
- normoblastus memiliki cytoplasma berwarna kemerah-merahan, nucleus biru
letak di tengah.
- haemocytoblastus, adipocytus.

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 88


TOPIK I: LAB PATOLOGI KLINIK

Sesi 1

DARAH RUTIN
1. PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN

A. Metode Sahli
Prinsip pemeriksaan :

Mengukur kadar Hb berdasar warna yang terjadi akibat perubahan Hb


menjadi hematin-asam setelah penambahan HCl 0,1 N. Dengan mengencerkan
larutan campuran tersebut dengan akuades sampai warnanya sama dengan
warna batang gelas standard, kadar hemoglobin dapat ditentukan.

Alat dan reagen yang digunakan :


- Pipet sahli 20 ul - Larutan HCl 0,1 N
- Hemoglobinometer Sahli - Akuades
- Batang pengaduk dari kaca - Pipet untuk akuades

Sampel :

- Darah kapiler
- Darah vena

Cara pemeriksaan :

 Isi tabung pengencer dengan HCl 0,1 N sampai angka 2


 Dengan pipet Hb hisap darah sampai angka 20 ul jangan sampai ada
gelembung udara.
 Hapus darah yang apa pada ujung pipet.
 Tuang darah ke dalam tabung pengecer, bilas HCl bila masih ada darah dalam
pipet.
 Biarkan 1 menit
 Tambahkan aquadest tetes demi tetes, aduk dengan batang kaca pengaduk.
 Bandingkan larutan dalam tabung pengencer dengan warna larutam
standard.
 Bila sudah sama warnanya penambahan aquadest dihentikan, baca kadar Hb
pada skala yang ada di tabung pengencer.
Catatan:

Bila menggunakan darah kapiler kemungkinan akan memberikan hasil yang


lebih rendah bila dipijit-pijit pada waktu pengeluaran darah setelah selesai
penusukan.

B. Sianmethemoglobin (Kolorimetri/Fotometrik)

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 89


Prinsip Pemeriksaan :

Hemoglobin oleh K3Fe(CN)6 akan diubah menjadi methemoglobin yang


kemudian akan menjadi hemoglobin sianida (HiCN) oleh KCN. Penambahan
KH2PO4 untuk mengatur pH larutan. Penambahan non ionic detergent
bertujuan mempercepat lisis eritrosit dan mengurangi kekeruhan HiCN yang
terjadi. Waktu perubahan hemoglobin menjadi HiCN dengan cara ini sangat
cepat yaitu 3 menit. Intensitas warna yang terbentuk diukur pada panjang
gelombang 540 nm.

Alat yang diperlukan adalah :

- pipet volumetrik 5,0 ml


- pipet sahli 20 ul
- spektrofotometer

Larutan Drabkin, ,yang terdiri dari :

KH2PO4 140 mg

KCN 50 mg

K3 Fe (CN)6 200 mg

Aquadest 1000 ml

Non ionic detergent 0,5 – 1 ml

Stabilitas :

Tahan 3 minggu – 1 bulan

Simpan dalam botol berwarna coklat, ditempat yang sejuk.

Cara kerja :

- Spektrofotometer dinyalakan.
- Panjang gelombang 540 nm Hg
- 3 ml larutan Drabkin sebagai Blanko
- 5 ml larutan Drabkin + 20 ul darah sampel diinkubasi selama 3 - 5 menit
- Baca nilai absorbensi/serapan pada spektrofotometer
- Kadar hemoglobin ditentukan dari perbandingan absorbansinya dengan
absorbansi standard atau dibaca dengan kurva tera yang telah dibuat.

Sumber kesalahan :

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 90


- Stasis vena pada waktu pengambilan darah menyebabkan kadar hemoglobin
lebih tinggi dari seharusnya, sebaliknya penggunaan darah kapiler
menyebabkan kontaminasi cairan jaringan yang menyebabkan kadar
hemoglobin lebih rendah dari seharusnya.
- Terjadinya bekuan darah .
- Spektrofotometer yang kurang baik, misalnya pengaturan panjang gelombang
yang tidak tepat. Untuk itu perlu dikalibrasi panjang gelombang. Perubahan
pada spektrofotometer mengharuskan kita untuk membuat kurva standard
baru.
- Darah yang lipemik dapat menyebabkan hasil yang lebih tinggi dari
seharusnya.
- Adanya lekositosis berat (> 50.000 /ul) menyebabkan hasil ukuran kadar
hemoglobin lebih tinggi dari seharusnya.

Nilai rujukan menurutDacie :

* Dewasa laki-laki : 12,5 – 18,0 gr %

* Dewasa wanita : 11,5 – 16,5 gr %

* Bayi < 3 bulan : 13,5 – 19,5 gr %

* Bayi > 3 bulan : 9,5 – 13,5 gr %

* Umur 1 tahun : 10,5 – 13,5 gr %

* Umur 3 – 6 tahun : 12,0 – 14,0 gr %

* Umur 10 – 12 tahun : 11,5 – 14,5 gr %

2.2. JUMLAH LEKOSIT

Prinsip percobaan :

Darah diencerkan dengan larutan asam lemah maka sel-sel eritrosit akan
mengalami hemolisis serta darah menjadi encer, tinggallah sel-sel lekosit
sehingga lebih mudah dihitung.

Alat dan reagen yang dipergunakan :


1. Hemositometer : - Bilik Hitung Improved Neubaur
- Pipet Leukosit
1. Larutan pengencer Turk : - asam asetat glacial 3ml
- gentian violet 1% 1ml
- akuades 100 ml
2. Mikroskop cahaya
Sampel : darah EDTA atau darah kapiler

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 91


Cara kerja :

- Bilik hitung dicari dengan mikroskop dalam posisi rata, gunakan pembesaran
kecil lensa obyektif 10 kali dan lensa okuler 10 kali (10 x 10). Cari 4 bidang
kotak besar yang masing-masing luasnya 1 mm3 yaitu bidang 1, 3, 7, dan 9
(lihat gambar)
- Hisap darah dengan pipet lekosit sampai tanda 0,5, bila lebih letakkan ujung
pipet pada bahan yang tidak meresap, misal : kuku atau plastik, sampai darah
tepat pada tanda 0,5. Bersihkan ujung luar pipet tersebut dengan tissue.
Kemudian hisaplah larutan pengencer sampai tanda 11 (pengenceran 1:
20 ). Peganglah pipet lekosit tersebut sedemikian rupa sehingga kedua ujung
pipet terletak diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan. Kocoklah selama 3
menit, agar semua eritrosit lisis. Cara lain pengencer sebanyak 0,38 ml
dimasukkan dengan menggunakan pipet volumetrik 0,5 ml ke dalam tabung
ukuran 75 x 10 mm, kemudian tambahkan 20 ul darah EDTA dengan pipet
sahli ke dalam tabung tersebut (pengenceran 1 : 20 ).
- Pengisian bilik hitung : buanglah 4 tetes pertama dan letakkan ujung pipet
pada bilik hitung tepat batas kaca penutup. Isikan ke dalam bilik hitung
tersebut dan biarkan selama 3 menit agar lekosit mengendap.

Cara menghitung :

Hitunglah sel-sel lekosit pada ke-4 kotak besar bilik hitung. Pada setiap kotak
sel-sel yang menempel pada sisi kiri/bawah ikut dihitung sedangkan yang
menempel di sisi kanan/atas tidak dihitung (lihat gambar ).

Hitung lekosit/mmk = jumlah sel yang dihitung dalam 4 kotak besar x


pengenceran (20) dibagi volume kotak besar ( 4x0,1x1x1)mmk = 0,4 mmk.

Hitung Jumlah sel yang dihitung (N)


= x pengenceran (20)
leukosit/mm3 Vol yang dihitung (0,4 mm3)

= Nx50/mm3

Nilai rujukan menurut Dacie :

- Dewasa pria : 5 – 11 ribu/ mm3


- Dewasa wanita : 5 – 11 ribu / mm3
- Bayi : 10 – 25 ribu / mm3
- 1 tahun : 6 – 18 ribu / mm3
- 12 tahun : 4,5 – 13 ribu / mm3

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 92


Gambar 11 : Kamar hitung improved Neubaur kotak leukosit

Gambar 12: Cara menghitung lekosit di dalam kamar hitung

Kesalahan :
Lebih kecil dibandingkan eritrosit
Kesalahan biasanya oleh karena :
- Alat
- Reagensia
- Sampel
- Pemeriksa

Perawatan alat :
Pipet Leukosit :

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 93


Begitu selesai dipergunakan harus segera dicuci, dengan aquadest dan
disemprot aceton. Bila gagal rendam dalam larutan (salah satu) :
- Ethanol 95%
- Asam Acetat 0,5%
- Dikromat cleaning solution
- Larutan sadium Bicarbonat 1%
Bilik Hitung :
- Bersihkan secepat mungkin
- Rendam dalam larutan deterjen 2 – 3 jam
- Bilas air
- Bilas alkohol
- Keringkan dengan kain halus

2.3. LAJU ENDAP DARAH (LED)

Macam pemeriksaan Laju Endap Darah :

1. Westergreen
2. Wintrobe
Prinsip percobaan :

Apabila sejumlah darah diberi antikoagulan, diletakkan dalam tabung gelas


dalam posisi tegak lurus, maka sel-sel akan mengendap, sebaliknya plasma
akan bergerak keatas. Hal ini oleh karena perbedan berat jenis.

1. WESTERGREEN
Alat :
1. Tabung Westergreen
2. Rak Westergreen

Reagensia :
Larutan Natrium Sitrat 3,8%

Sampel :
Darah EDTA

Cara pemeriksaan :
- 2 ml darah EDTA + 0,5 ml Natrium Sitrat 3,8% campur dengan baik ( 4 : 1)
- Hisap dengan tabung Westergreen sampai angka 0 (nol)
- Letakkan di rak tabung tegak lurus.
- Catat kolom tabung yang berwarna merah pada 1 jam pertama dan 2 jam
- Bila terdapat buffycoat, harus dilaporkan berapa

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 94


Nilai rujukan menurut :

Dacie Westergren
Pria 0 – 5 mm/jam 0 – 15 mm / jam
Wanita 0 – 7 mm/jam 0 – 20 mm / jam

Pemeliharaan alat :

- Tidak boleh dicuci dengan diterjen


- Cuci dengan aquadest, bilas dengan aceton

Sumber kesalahan :

- Sampel harus fresh jika kurang dari 2 jam, darah tidak beku diberi
antikoagulan.
- Alat kotor akan menyebabkan hemolisis
- Kolom tidak sesuai, misalnya sempit maka akan lebih lama
- Analisis : * Terhisap gelembung udara
* Posisi tabung dalam rak miring

* Diletakkan ditempat yang panas dan sebagainya

* Adanya vibrasi (getaran)

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 95


Sesi 2

2.4. HITUNG JENIS LEUKOSIT

MEMBUAT DAN MEWARNAI SEDIAAN HAPUS DARAH TEPI

Alat yang dibutuhkan :

1. Obyek glass yang bersih 5. Bak pengeringan


2. Spreader / penggeser 6. Timer
3. Pipet darah dan pengaduk 7. Gelas ukur
4. Bak pengecatan

Reagensia :
1. Cat Romanowsky
Wright
Leishman
May Grunwald
Giemsa (induk/stock)
2. Buffers ditilled water pH 7,2 untuk melarutkan cat (Buffer Sorensen)
3. Methanol (90%) untuk fiksasi

Bahan :
Darah vena atau darah kapiler

A.Cara membuat preparat darah apus :

1. Ambil obyek glass yang bersih, letakkan 1 tetes darah di sisi kanan
Gambar 13.

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 96


2. Sentuh tetesan darah dengan spreader, darah akan melebar sepanjang spreader
Gambar 14.

3. Dorong spreader ke arah kiri dengan sudut 45 derajat, keringkan


Gambar 15.

4. Amati Preparat , jika :


- Tipis
- Rata
- Tidak terputus-putus
- Ekor tidak robek
- Bentuk seperti peluru

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 97


Gambar 16.

5. Fiksasi dengan methanol 90% selama 10 menit (beberapa buku menyebutkan


cukup 2-3 menit)
Gambar 17.

6. Buat larutan Giemsa kerja dari Giemsa stock dan buffer sornsen dengan
perbandingan 1 : 9 untuk buffer-nya. Buat baru setiap hari.
Gambar 18.

7. Preparat yang telah dicat digenangi larutan Giemsa selama 15 menit


8. Cuci dengan air yang mengalir
9. Keringkan di udara
10. Setelah kering dapat diolesi lacquer

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 98


B. Cara membaca sediaan darah hapus
Preparat darah tepi dibagi kedalam beberapa zone seperti di bawah ini.
Gambar 19.

1 2 3 4 5 6

Keterangan :
1. Zone I (Irregular zone) 3%
Terlihat distribusi eritrosit tidak teratur dan bertumpuk.
2. Zone II (Thin zone) 14%
Terlihat distribusi tidak teraturdan merata, saling bertumpukan dan
berdesak-desakan.
3. Zone III (Thick zone) 45%
Sel-sel terlihat bergerombolpadat,saling bertumpukan dan berdesakan.
Zona ini terluas, meliputi hampir separuh luas seluruh preparat.
4. Zone IV (Thin zone) 18%
Kondisinya sama dengan zona dua, hanya zonanya sedikit.
5. Zone V (Even zone) 11%
Disebut counting zone atau best area, terlihat sel-sel tersebar merata dan
tidak ada sel yang saling bertumpukan atau berdesakan.
6. Zone VI (very thin zone)
Terletak di ujung preparat, pada umumnya terlihat seperti pulau-pulau.

Dengan perbesaran 10 x (Obyektif)


- Orientasi seluruh lapangan pandang
- Periksa adanya sel-sel asing, parasit
- Estimasi jumlah leukosit

Perbesaran 40 x (Obyektif)
- Hitung jenis sel darah putih
- Morfologi sel darah merah
- Untuk pemula sebaiknya menggunakan Obyektif 100 x

Perbesaran 100 x (Obyektif)


- Penegasan
- Bangunan khas

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 99


- Estimasi Trombosit menurut Barbara Brown.
CARA MENGHITUNG JENIS LEKOSIT

Arah perhitungan tertentu seperti terlihat dibawah ini :


Gambar 20.

Bandingkan ukuran masing-masing sel dan amati bentuk inti, granula.

Gambar 21. Jenis Leukosit


Eosinofil :

Granula kasar merah,


sama ukurannya,
tidak menutupi inti.
Inti umumnya bentuk kaca mata

Basofil

Granula jasar biru,


tidak sama ukurannya,
menutupi inti.
Inti bentuk semanggi

Stab / Batang

- Netrofil  Granula halus


- Eosonofil  Granula merah kasar
- Basofil  Granula biru kasar
I- Inti belum berlobus

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 100


Segmen Neutrofil

Inti berlobus

Granula halus

Limfosit

Ratio sitoplasma : inti kecil

Inti tunggal, besar

Monosit

Ukuran paling besar diantara jenis


leukosit
Tidak bergranula
Sitoplasma bervakuola
Inti mononuclear bentuk tak beraturan

Tabel hitung jenis lekosit normal

Jenis sel 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah

Eosinofil

Basofil

St.Netr

Sg.Netr

Limfosit

Monosit

Jumlah 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 100

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 101


Distribusi sel :
Limfosit : di tengah
Monosit : tepi / ekor
Neutrofit : tepi / ekor

Pelaporan :
E / B / St / Sg / L / M
Misal :
4 % / 0 % / 1% / 56 % / 38 % / 1 %

Eritrosit berinti / muda dilaporkan : ………….. / 100 Leukosit

Nilai normal menurut Miller :


Eosinofil : 1– 4%
Basofil : 0– 1%
Stab : 2– 5%
Segmen : 50 – 70 %
Limfosit : 20 – 40 %
Monosit : 1– 6%

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 102


RANCANGAN TUGAS DAN KRITERIA PENILAIAN
Nama Blok : Imun dan Hematologi SKS : 5 SKS
Program Studi : Ilmu Keperawatan Pertemuan Ke- :
Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Bobot Nilai : 15%
Kesehatan

Menyusun Makalah
a. Tugas merupakan tugas kelompok sesuai dengan kelompok tutorial blok 7
b. Setiap kelompok wajib menyusun makalah tentang:
1) Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Jouvenil Idiophatic: kelompok 1
2) Asuhan Keperawatan pada pasien dengan penyakit Graves: kelompok 2
3) Pencangkokan organ: kelompok 3
4) Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Deep Vein Trombosis
(DVT):kelompok 4
5) Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan GangguanIdiopatic
Thrombocytopenic Purpura (ITP): kelompok 5
6) Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Disseminated
Intravascular Coagulation (DIC): kelompok 6
7) Metabolisme Fe dan asam folat: kelompok 7
8) Golongan darah, reaksi tranfusi: kelompok 8
9) Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Lymphoma: kelompok 9
10) Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Scleroderma: kelompok 10
11) Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Epstein Barr Virus (EBV):
kelompok 11
c. Format makalah
1) Cover
2) Kata pengantar
3) Isi makalah
4) Kesimpulan
5) Daftar pustaka
6) Lampiran
d. Tata tulis
1) Font: Times New Roman, 12pt, 1.5 spasi
2) Margin kiri dan atas: 4 cm, margin kanan dan bawah: 3 cm
3) Jumlah halaman isi maksimal 10 halaman
4) Penulisan menggunakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
e. Tugas dipresentasikan dalam kelas

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 103


f. Komponen penilaian makalah
Komponen Item penilaian Bobot
a. Struktur 1. Menyusun makalah dengan terstruktur 10%
2. Menggunakan heading dan sub heading dengan
tepat
3. Menyimpulkan makalah
b. Writing 1. Menjelaskan makalah dengan kalimat 10%
style terstruktur, argumen yang jelas, dan
menggunakan EYD
c. Isi makalah 1. Sesuai dengan sub topik yang dicantumkan di 60%
RPS
d. Referencing 1. Daftar pustaka akurat dan lengkap 20%
2. Melakukan kutipan referensi dengan tepat
3. Daftar pustaka primer lebih sering digunakan
4. Menyebutkan semua sumber informasi
5. Kutipan langsung hanya untuk poin yang
penting
g. Ketentuan presentasi:
1) Presentasi dilakukan maksimal 15 menit setiap kelompok
2) Moderator dipilih dari kelompok lain yang tidak presentasi

h. Komponen Penilaian Presentasi


Komponen Item penilaian Bobot
Media 1. Menarik 15%
2. Jelas
3. Mudah dipahami
4. Mencantumkan sumber/referensi
Isi 1. Sesuai dengan kajian teori 60%
2. Sesuai dengan evidence based practice
3. Up to date
4. Mengintegrasikan terapi komplementer
5. Mengintegrasikan nilai-nilai islam
Diskusi 1. Menghargai pendapat teman 15%
2. Bersikap terbuka terhadap kritik dan saran
3. Mampu berargumentasi
Kerja tim 1. Mendemonstrasikan kerja tim yang efisien 10%
2. Tidak ada anggota kelompok yang
mendominasi

RPS IMUN DAN HEMATOLOGI PSIK Page 104

Anda mungkin juga menyukai