DIUSULKAN UNTUK :
ELEXCURTION 2018
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS TELKOM
BANDUNG
2017
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini
dengan baik. Adapun judul karya tulis ini adalah “Pemberdayaan Bonus Demografi
Indonesia Demi Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi dan Mengatasi Ketimpangan
Pariwisata Indonesia Dengan Trip Destination of Indonesia (TRIDI)”
Karya tulis mahasiswa ini disusun dalam rangka mengikuti Lomba Karya
Tulis Ilmiah Nasional 2018 yang diadakan oleh himpunan mahasiswa sejarah .
Dalam penyusunan karya tulis ini, berbagai bantuan, petunjuk, serta saran dan
masukan penulis dapatkan dari banyak pihak. Untuk itu, dalam kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
dalam rangka penyempurnaan dunia pendidikan dan pengetahuan secara luas..
iv
PEMBERDAYAAN BONUS DEMOGRAFI INDONESIA DEMI
MEWUJUDKAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAN MENGATASI
KETIMPANGAN PARIWISATA INDONESIA DENGAN TRIP
DESTINATION OF INDONESIA (TRIDI)
v
DAFTAR ISI
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
BAB I
PEMBAHASAN
1
tempat wisata domestic agar meningkatkan pariwisata dan bisnis di Indonesia
secara merata.
Untuk mengatasi ketimpangan pariwisata di Indonesia diperlukan inovasi
dari pemuda untuk mencapai Indonesia mandiri 2025. Hal ini didasarkan pada
potensi lokal Indonesia yang beragam, namun belum mempunyai nama di
masyarakat. Dengan pemanfaatan internet dan bonus demografi yaitu pemuda
daerah yang didominasi generasi aktif internet. Pemanfaatan bonus demografi
didasari bahwa Indonesia sedang mengalami masa emas dengan memiliki banyak
usia produktif yang dapat dimanfaatkan dengan baik sehingga meningkatkan
ekonomi Indonesia sesuai dengan tujuan pemerintah mencapai Indonesia mandiri
2025.
Trip Destination of Indonesia (TRIDI) merupakan sarana pemanfaatan
bonus demografi untuk peningkatan perekonomian dan ketimpangan daerah
pariwisata. Aplikasi TRIDI merupakan aplikasi yang memanfaatkan bonus
demografi sebagai T-Agent yang memperkenalkan daerah wisata yang belum
dikenal oleh wisatawan secara luas, aplikasi ini secara tidak langsung dapat
memberikan lapangan pekerjaan kepada bonus deografi setiap daerah dan sebagai
upaya pemerataan pariwisata di Indonesia.
Aplikasi TRIDI akan menunjukan destinasi wisata yang belum dikenal
namun tentunya memiliki potensi untuk menjadi tempat wisata yang tidak kalah
menarik dengan tempat wisata yang lebih dikenal, dengan ini TRIDI dapat
mengurangi ketimpangan pariwisata karena TRIDI dapat menunjukan tempat
wisata yang belum dikenal juga dengan memanfaatkan bonus demografi yang
diharapkan dapat memberikan pelayanan terhadap wisatawan. Sehingga pariwisata
di Indonesia yakni merupakan potensi lokal dapat tumbuh secara merata dan
mewujudkan Indonesia mandiri 2015.
Keuntungan TRIDI akan disumbangkan kepada pariwisata di Indonesia
untuk keberlangsungan ekosistem daerah wisata, yang dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang merata. Hal ini melalui industri pariwisata dengan
memanfaatkan bonus demografi yang secara tidak langsung memberikan peluang
pekerjaan yang layak. Dengan pekerjaan yang layak, Indonesia sudah tidak perlu
bergantung dengan negara lain dan dapat mewujudkan Indonesia mandiri 2025.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan fenomena yang dijelaskan pada latar belakang diatas, maka
penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana keadaan pariwisata di Indonesia berdasarkan hasil kuisioner
dan tinjauan pustaka?
2. Bagaimana cara kerja dari aplikasi Trip Destination of Indonesia
(TRIDI)?
3. Apa saja manfaat yang diperoleh dari pemanfaatan aplikasi Trip
Destination of Indonesia (TRIDI) untuk mewujudkan Indonesia mandiri
2025?
3
Pemuda/i dapat memperoleh lowongan pekerjaan baru karena TRIDI
menggunakan bonus demografi yaitu pemuda/i Indonesia, sehingga
dapat membantu mewujudkan Indonesia mandiri 2025.
3. Manfaat Penelitian untuk Pelaku Industri Pariwisata Indonesia:
Membantu mempromosikan jasa ataupun barang yang diberikan oleh
pelaku industry.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
5
2.2 Bonus Demografi
Bonus demografi adalah keadaan tingginya jumlah penduduk yang usia
produktif lebih besar dibandingkan dengan usia tidak produktif (Lembaga
Demografi Universitas Indonesia, 2010). Usia produktif lebih besar dibadingkan
usia non produktif itu artinya beban ketergantungan penduduk akan berkurang
jikalau dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Banyak manfaat yang bisa di
dapatkan dari keadaan bonus demografi, salah satunya manfaat terbesarnya
merubah Indonesia jadi negara berkembang ke negara maju. Menurut Lembaga
Demografi Universitas Indonesia (2010) bahwa untuk persyaratan yang dapat
mendatangkan keuntungan dari bonus demografi adalah sebagai berikut :
Sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif
Pemanfaatan penduduk untuk dijadikan tenaga kerja yang bisa
meningkatkan kesejahteraan sangat erat hubungannya dengan kualitas.
Pendidikan menjadi factor pemicu kualitas sumber daya manusia yang
tinggi.
Terserap kedalam pasar
Menjadi faktor penting dalam mengambil manfaat bonus demografi.
Dengan banyaknya dibutuhkan tenaga kerja maka, pengangguran akan
berkurang dan kesejahteraan akan meningkat pesat.
Meningkatnya perempuan yang masuk kedalam pasar kerja
Dengan masuknya perempuan kedalam pasar kerja maka ratio 50
persennya akan memenuhi pasar kerja sehingga semua akan lebih
banyak lagi penduduk usia produktif menjadi benar-benar produktif.
6
sendiri untuk pertama kali dipakai oleh Philips pada tahun 1706 dalam sebuah buku
berjudul (Technology: A Description Of The Arts, Especially The Mechanical).
Information Technology Association of America (ITAA) yang dikutip oleh
Sutarman (2009: 13) menyatakan bahwa, “teknologi informasi adalah suatu studi,
perancangan, pengembangan, implementasi, dukungan atau manajemen system
informasi berbasis komputer, khususnya aplikasi perangkat lunak dan perangkat
keras komputer”. Terbukti secara konkrit teknologi telah menyumbang begitu
banyak hal dalam peradaban manusia, berkat teknologi manusia kini mampu
menghasilkan cara-cara yang efektif dan efisien didalam menyelesaikan berbagai
macam hal dan persoalan dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup umat
manusia.
Multimedia banyak diterapkan dan dimanfaatkan dalam berbagai bidang
kehidupan seperti dalam system informasi bidang Pemerintahan (e-government),
bisnis dan perdagangan (e-commerce) dunia pendidikan (e-learning), multimedia
juga digunakan sebagai media iklan, profil perusahaan, profil produk, bahkan
sebagai media informasi di garis depan didalam mentransformasikan ide dan
gagasan serta tujuan produk.
Dalam beberapa dekade terakhir perkembangan teknologi multi media
memberikan dampak positif bagi perkembangan seni dan budaya, terlebih dalam
hal pengkemasan, promosi dan pemasaran objek wisata, seni dan budaya.
Pemanfaatan teknologi multi media dalam pengembangan wisata, seni dan budaya
Pengembangan objek wisata, seni dan budaya menjadi hal penting untuk di lakukan,
karena akan mendatangkan banyak manfaat jika objek wisata, seni dan budaya
memiliki daya tarik serta keistimewaan. Tentunya ini akan mendatangkan
keuntungan baik dalam hal ekonomi, sosial maupun bagi seni dan budaya itu
sendiri. Dengan datangnya wisatawan karena terpikat oleh daya tarik dan pesona
wisata, seni dan budaya tentunya juga akan meningkatkan devisa bagi
perekonomian wilayah setempat.
7
tenggat waktu yang ditentukan. SDGs merupakan program pembangunan dunia
yang bertujuan untuk kesejahteraan dunia dan planet bumi untuk mendorong
pembangunan, ekonomi, dan lingkungan hidup (Bappenas, 2017). SDGs
diterbitkan pada tanggal 21 Oktober 2015 menggantikan program sebelumnya yaitu
Millenium Development Goals (MDGs) sebagai tujuan pembangunan bersama
yang disepakati oleh berbagai negara dalam forum resolusi Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB).
Pada poin ke 8 pada SDGs ini menyebutkan bahwa “Mendorong
pertumbuhan ekonomi yang terus-menerus, inklusif, dan berkelanjutan, serta
kesempatan kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua orang”
yang akan menjadi fokus penulis. Sebab penulis akan mendorong pertumbuhan
ekonomi dengan memanfaatkan dari bonus demografi yang ada di setiap daerah di
Indonesia.
8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
9
diharapkan penulis akan menghasilkan pemecahan masalah. Serta analisa
yang jelas terhadap masalah yang akan dipecahkan.
3. Referensi (Pencarian data di berbagai media)
Metode yang digunakan untuk mencari informasi berupa data, teks, tulisan,
gambar, kuisioner dan sebagainya dalam internet. Informasi tersebut dicari,
dipilih, kemudian di download untuk dibaca dan dipelajari. Metode
kuisioner digunakan untuk mengetahui masalah pada responden dan metode
browsing kami gunakan untuk mencari informasi sebagai bahan dalam
penyusunan karya tulis.
4. Merumuskan alternnatif pemecahan masalah
Langkah ini merupakan pengkolerasian solusi pemecahan masalah yang
telah dikembangkan sebelumnya.
5. Menyusun karya tulis
10
BAB IV
PEMBAHASAN
Lain-lain
Mahal5%
Mengetahui 13%
30% Tidak Ada
Jauh Informasi
Tidak 55%
27%
Mengetahui
70%
11
berpergian ke obyek wisata yang jarang dikunjungi dikarenakan tidak adanya
informasi spesifik mengenai obyek wisata tersebut. Sehingga hal tersebut
menyebabkan terjadinya ketimpangan wisata di Indonesia.
Ketimpangan wisata juga dibuktikan dengan data dari Badan Pusat Statistik
(BPS) Indonesia bahwa dari total kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia
pada Februari 2015 mencapai 786,7 ribu bahwa 43,9% mengunjungi wilayah bali
dan 23,77% mengunjungi wilayah Jakarta sedangkan wilayah Riau hanya 0,97%
dan wilayah baru di Indonesia hanya mencapai 0.08% wisatawan yang
mengunjunginya.
12
Riset dari We Are Social tanggal 26 Januari 2017 bahwa terjadi peningkatan
pengguna internet di Indonesia selama setahun, mulai Januari 2016 sampai Januari
2017, yakni sebanyak 132,7 juta pengguna dari 88,1 juta pengguna. Hal ini
membuktikan bahwa penetrasi internet di Indonesia cukup tinggi dan berpotensi
untuk dikembangkan dalam berbagai aspek. Aspek yang dapat menerapkan internet
adalah industri pariwisata di Indonesia untuk mengurangi ketimpangan pariwisata
dan meningkatkan keadaan perekonomian di daerah wisata tersebut. Sehingga
penulis mengajukan aplikasi TRIDI berbasis internet sebagai salah satu cara
mengatasi ketimpangan pariwisata di Indonesia untuk meningkatkan perekonomian
daerah dan pemberdayaan bonus demografi daerah tersebut. Aplikasi TRIDI dapat
menjadi salah satu solusi dalam mendukung potensi lokal untuk mewujudkan
Indonesia mandiri 2025.
13
Tabel 4.1 Tabel Flowchart Aplikasi TRIDI
Pemuda/i Indonesia Sistem TRIDI Visitor
Interaksi
Visitor menyetujui
dan
perjalanan
Transaksi
Aaa
14
Untuk membuat aplikasi TRIDI beroperasi lebih efektif, maka akan dibuat
sebuah komunitas dengan nama T-agent. T-agent atau tourism agent adalah sebuah
komunitas yang digunakan untuk menarik wisatawan berkunjung ke tempat wisata.
Komunitas T-agent akan membantu wisatawan untuk mendapatkan visualisasi
daerah wisata, lewat foto ataupun video yang di upload ke aplikasi ini. Selain itu,
T-agent juga akan menampilkan informasi-informasi lain seputar keperluan dalam
berwisata, seperti tempat penginapan, rute perjalanan, tour guide dan bantuan
lainnya. TRIDI ini dapat didownload gratis dipenyedia download aplikasi. Salah
satu keunggulan dari aplikasi TRIDI yaitu dari sisi penyedia informasinya, yang
merupakan pemuda-pemudi asli daerah tersebut. Pemilihan pemuda/i sebagai
penyedia informasi dianggap sebagai cara yang efektif, karena pemuda/i ini
mengetahui seluk-beluk daerahnya, selain untuk memberdayakan bonus demografi
yang ada. Pemuda/i yang telah teregistrasi dengan aplikasi TRIDI, akan mejadi
agen yang aktif memberikan informasi-informasi untuk menarik wisatawan datang
ke daerahnya. Agen yang teregistrasi ini akan mendapatkan akun penyedia
informasi, bersanding dengan agen-agen lain dari daerah yang berbeda. Para calon
pengunjung yang ingin berkunjung ke suatu daerah, dapat memilih salah satu akun
penyedia informasi yang tertera di aplikasi T-agent. Lalu calon pengunjung dapat
berdiskusi dengan akun tersebut untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan
mengenai daerah wisata yang akan dikunjungi.
15
Adapun fitur-fitur yang terdapat dalam aplikasi TRIDI yaitu fitur upload
foto dan video tempat wisata, diiringi dengan fitur share location yang membantu
dalam mendeteksi daerah sumber foto atau video yang diupload. Selain itu, agen
yang menshare tempat wisata juga bisa memberikan deskripsi singkat tentang
tempat tersebut. Dari perspektif pengguna aplikasi, selain mendapat informasi
tentang tempat wisata, pengguna juga dapat memilih agen mana yang dapat menjadi
pemandu mereka berwisata. Kemudian, agen dan calon pengunjung dapat
berdiskusi lebih lanjut untuk membahas seputar tempat wisata tersebut. Pengunjung
dapat memberikan penilaian terhadap pelayanan agen, mulai dari berdiskusi sampai
dengan kunjungan wisata selesai. Penilaian tersebut berupa pemberian bintang,
dimana satu bintang menunjukan bad service dan lima bintang menunjukan
excellent service. Penilaian ini dapat menjadi pertimbangan untuk pengunjung
selanjutnya yang akan menggunakan jasa agen, selain itu, tim pengelola aplikasi
juga dapat memberikan evaluasi terhadap agen yang mendapat predikat bad service
untuk meningkatkan pelayanannya.
Aplikasi TRIDI ini dapat berjalan dengan optimal dengan adanya kontribusi
para pemuda/i yang menjadi agen untuk mempopulerkan tempat wisata di daerah
mereka. Selain itu, agen juga bisa mendapat penghasilan apabila jasa mereka
digunakan oleh pengunjung untuk membantu selama kunjungan wisata, misalnya
menjadi pemandu wisata atau mencarikan penginapan untuk para pengunjung, Saat
agen mengupload foto tempat wisata, mereka juga bisa mengupload tempat
penginapan atau home stay rekomendasi yang ada disekitar tempat wisata berikut
dengan rentang harga yang berbeda-beda. Apabila pengunjung memilih untuk
menginap di tempat yang direkomendasikan oleh agen, maka pembayaran dapat
dilakukan melalui tim pengelola untuk menghindari adanya penipuan. Selain itu,
kemungkinan agen melakukan penipuan, informasi palsu atau kecurangan lainnya
juga sangat kecil, karena ruang gerak agen akan terdeteksi oleh tim pengelola.
Database yang digunakan saat agen melakukan registrasi akan menjadi landasan
untuk mendeteksi setiap agen. Dalam mengimplementasikan aplikasi TRIDI maka
diharapkan mendapat bantuan dari berbagai pihak, antara lain:
16
a. Pemerintah
Mensosialisasikan aplikasi TRIDI dari cara penggunaan hingga manfaat
yang didapatkan kepada masyarakat lokal, terutama kepada para bonus
demografi.
b. Akademisi
Dikarenakan sasaran agent dari aplikasi ini adalah pemuda/pemudi yang
mayoritas masih duduk di bangku pendidikan. Oleh karena itu
dibutuhkan peran dari akademisi sebagai pemakai aplikasi ini sekaligus
menjadi testimoni dengan cara mempublikasikannya.
c. Industri
Dalam hal ini adalah industri-industri yang berkecimpung dalam
pariwisata daerah untuk berintegrasi bersama TRIDI. Seperti diketahui
TRIDI memiliki fitur media informasi kebutuhan pariwisata seperti
tempat penginapan, tempat makan hingga pusat perbelanjaan oleh-oleh.
d. Komunitas
Komunitas yang terkait pariwisata seperti Komunitas Pecinta Wisata
Banyuwangi (KOPIWANGI) atau Komunitas Pecinta Wisata
(KOPINDO) dapat menjadi pengguna TRIDI maupun penyedia
informasi bagi TRIDI. Komunitas juga bisa berintegrasi dengan TRIDI
dalam mempromosikan kegiatan-kegiatan sosial yang telah
diagendakan kepada para pengunjung.
17
pariwisata di daerah pariwisata di Indonesia, sehingga ekonomi di daerah yang
tertinggal di bidang pariwisata dapat terangkat dengan baik.
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Potensi lokal di Indonesia, khususnya sektor pariwisata mengalami
ketimpangan hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang beredar diketahui oleh
responden terkait beberapa pariwisata yang jarang dikunjungi oleh wisatawan. Hal
ini diperkuat dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa dari total
kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada Februari 2015 mencapai
786,7 ribu bahwa 43,9% mengunjungi wilayah bali dan 23,77% mengunjungi
wilayah Jakarta sedangkan wilayah Riau hanya 0,97% dan wilayah baru di
Indonesia hanya mencapai 0.08% wisatawan yang mengunjunginya. Dengan
demikian sistem distribusi pariwisata belum maksimal dan sulit untuk mencapai
Indonesia mandiri 2025. Karena syarat dari Indonsia mandiri 2025 adalah
Sehingga penulis mengajukan aplikasi Trip Destination of Indonesia
(TRIDI) yang bertujuan untuk mengurangi ketimpangan pariwisata di Indonesia
guna mewujudkan Indonesia mandiri 2025 dengan memanfaatkan bonus demografi
di Indonesia dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Solusi yang
diberikan aplikasi TRIDI dapat mendukung program Indonesia mandiri 2025.
Pekerjaan yang layak dapat diperoleh oleh bonus demografi di Indonesia
dikarenakan melalui aplikasi TRIDI maka para pemuda/i tersebut dapat
mendapatkan ekonomi tambahan dengan menjadi tour guide dengan memberikan
informasi yang dibutuhkan pengguna terkati daerah wisata yang tertinggal. Di
samping itu pula, dapat mengurangi ketimpangan pariwisata di Indonesia sehingga
meningkatkan perekonomian di Indonesia khususnya pada daerah yang memiliki
tempat wisata yang belum dikenal oleh wisatawan.
5.2 Saran
Aplikasi TRIDI membutuhkan dukungan dari berbagi pihak agar dapat
berjalan dengan baik dalam mengurangi ketimpangan pariwisata di Indonesia
antara lain:
19
a. Pemerintah
Dapat membantu mensosialisasikan aplikasi TRIDI dari cara
penggunaan hingga manfaat yang didapatkan kepada masyarakat lokal,
terutama kepada para bonus demografi.
b. Akademisi
Dibutuhkan peran dari akademisi sebagai pemakai aplikasi ini sekaligus
menjadi testimoni dengan cara mempublikasikannya.
c. Industri
Dalam hal ini adalah industri-industri yang berkecimpung dalam
pariwisata daerah untuk berintegrasi bersama TRIDI. Seperti diketahui
TRIDI memiliki fitur media informasi kebutuhan pariwisata seperti
tempat penginapan, tempat makan hingga pusat perbelanjaan oleh-oleh.
d. Komunitas
Komunitas yang terkait pariwisata seperti Komunitas Pecinta Wisata
(KOPIWANGI) atau Komunitas Pecinta Wisata (KOPINDO) dapat
menjadi pengguna TRIDI maupun penyedia informasi bagi TRIDI.
20
DAFTAR PUSTAKA
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). (2016). Informasi APBN 2016.
Tersedia: www.kemenkeu.go.id. (diakses pada tanggal 15 November 2017).
Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia. (2015). Tingkat Pariwisata di Indonesia
(diakses pada tanggal 15 November 2017).
Ilmu Ekonomi ID. (2016). Pengertian dan Tujuan SDGs (Sustainable Development
Goals). Tersedia: http://www.ilmu-ekonomi-id.com/2016/10/pengertian-
dan-tujuan-sdgs-sustainable-development-goals.html (diakses pada tanggal
14 November 2017).
Indonesia Investments. (2016). Industri Pariwisata Indonesia. Tersedia:
https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/industri-
sektor/pariwisata/item6051? (diakses pada tanggal 14 november 2017).
Indrawati. (2015). Metode Penelitian Manajemen dan Bisnis Konvergensi
Teknologi Komunikasi dan Informasi. Mengger Girang, Bandung: PT
Refika Aditama.
Kementrian Pariwisata. (2014). Statitstik Wisatawan Nusantara. Tersedia:
http://kemenpar.go.id/asp/ringkasan.asp?c=111 (diakses pada tanggal 14
November 2017).
Kementerian PPN/Bappenas. (2017). Apa itu SDGs ? Tersedia:
http://sdgs.bappenas.go.id/ (diakses pada tanggal 16 November 2017).
Lembaga Demografi Universitas Indonesia. (2010). Dasar - Dasar Demografi (2
ed). Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia: Salemba Empat.
Poerwanto, Endy. (2016). Information & Communication Technology Pariwisata
Masih Rendah. Tersedia: http://bisniswisata.co.id/information-
communication-technology-pariwisata-indonesia-masih-rendah/ (diakses
pada tanggal 16 November 2017).
Rachman, Anita. (2015). Pariwisata Indonesia dalam Angka. Tersedia:
http://indo.wsj.com/posts/2015/06/03/pariwisata-indonesia-dalam-
angka/?mod=WSJIdn_WSJINDOGayaHidup_LeftTopNews (diakses pada
tanggal 15 November 2017).
21
Sujarweni, V. Wiratna. (2015). Metodologi penelitian Bisnis & Ekonomi (1st ed.).
Bantul, Yogyakarta: PT Pustaka Baru
Suranti, Ratna. (2016). Upaya Promosi Potensi Pariwisata Indonesia untuk
Meningkatkan Perekonomian Nasional. Paparan Kementrian Pariwisata.
Yoeti, aka A. (1987). Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.
Sutarman. (2009). Pengantar teknologi Informasi. Jakarta : Bumi Aksara.
22
Lampiran
KUISIONER TINGKAT AWARENESS TERHADAP WISATA
INDONESIA
5. Apakah anda tahu tempat wisata Pantai Laut Merah, Taman Nasional
Bukit Tiga Puluh, dan Air Terjun Tumburano?
Ya Tidak
23
Lampiran
(Curicullum Vitae Ketua Tim)
DATA PRIBADI (PERSONAL DATA)
Nama Lengkap Muhamad Fulki Firdaus
Full Name
Gelar Akademik
Degree/Title S1 Teknik Telekomunikasi
IPK 3,45
GPA (Scale of 4.00)
Tempat & Tanggal Lahir
Lebak, 25 Agustus 1997
Place & Date Of Birth
Umur 20 Tahun
Age 20 Years Old
Jenis Kelamin Laki-Laki
Gender Male
Universitas
- Anggota UKM SEARCH Telkom University
University
24
PRESTASI & BEASISWA (ACHIEVEMENT & SCHOLARSHIP)
25
PENGALAMAN BERORGANISASI (ORGANIZATIONAL EXPERIENCE)
Tingkat Pengalaman Berorganisasi
Level Organizational Experience
Sekolah Dasar
- Anggota Pramuka Siaga SDK Marsudirini Negara
Elementary School
- Anggota Seksi ICT dan Publikasi OSIS SMPN 1 Negara
Sekolah Menengah Pertama
periode 2010-2011
Junior High School
- Sekretaris 2 OSIS SMPN 1 Negara periode 2011-2012
26
Participant of Marketing Debate Competition Indonesia I-Motion 2014, Faculty of
Economics, Universitas Indonesia
Participant of Widyatama Economic Challenge 2015, Widyatama University
Beasiswa Pintar Telkom University
Beasiswa Mahasiswa Berprestasi Telkom University
IPK 3,62
GPA (Scale of 4.00)
Tempat & Tanggal Lahir
Bengkulu, 01 Agustus 1997
Place & Date Of Birth
Umur 20 Tahun
Age 20 Years Old
Jenis Kelamin Laki-Laki
Gender Male
27
PENGALAMAN BERORGANISASI (ORGANIZATIONAL EXPERIENCE)
Tingkat Pengalaman Berorganisasi
Level Organizational Experience
Sekolah Dasar
- Anggota Pramuka Siaga
Elementary School
Sekolah Menengah Pertama - Anggota English Club
Junior High School - Anggota Olimpiade Matematika
Universitas
- Anggota UKM SEARCH Telkom University
University
- Staff Divisi Research UKM SEARCH Telkom University
28