Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis Article History

Vol. 1, No. 2, December 2013, 135-139 Received October, 2013

p-ISSN: 2337-7887 Accepted November, 2013

Analisis Pengendalian Persediaan Bahan Habis Pakai


Chemical dan Fertilizer Dalam Upaya Efisiensi Biaya pada
PT Batamindo Executive Village

Aulia Utami
Program Studi Akuntansi
Jurusan Manajemen Bisnis Politeknik Negeri Batam

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelian terhadap ketersediaan persediaan bahan habis pakai
dan upaya yang dilakukan untuk mengefisiensikan biaya persediaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi dan wawancara, metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Dari hasil
wawancara, observasi dapat disimpulkan bahwa persediaan bahan habis pakai chemical dan fertilizer ini
maupun dalam pengefesiensian biaya persediaan sudah berjalan dengan efisien dengan kebijakan pembelian
setiap tiga bulan sekali.

Kata Kunci: Pengendalian Persediaan, Efesiensi Biaya.

Abstract
The purpose of this study was to determine the availability of inventory purchases of consumables and efforts
made to streamline inventory costs. Data collection techniques used were observation and interviews, the
analysis method used is descriptive analysis method. From interviews, observation can be concluded that the
supply of consumables chemical and fertilizer nor any efficiency cost of inventory is running efficiently with the
purchasing policy once every three months .

Keywords: Inventory Control, Cost Efficiency.

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

Persediaan habis pakai biasanya digunakan untuk Pengertian Persediaan Bahan Habis Pakai
memenuhi kebutuhan dalam kegiatan perusahaan Menurut Munandar (2005), persediaan bahan habis
yang sifatnya habis dipakai dan relatif kecil. Pada pakai adalah sebagai persediaan barang barang
dasarnya persediaan bahan habis pakai dapat (bahan-bahan) yang menjadi objek operasional
mempermudah atau memperlancar jalannya perusahaan. Bahan yang digunakan untuk
operasional perusahaan yang harus dilakukan melengkapi kebutuhan dalam kegiatan perusahaan
secara berturut turut. Pada perusahaan jasa yang sifatnya habis dipakai dan nilainya relatif
persediaan yang biasanya timbul seperti persediaan kecil. Pada dasarnya persediaan bahan habis pakai
bahan pembantu dan persediaan bahan habis pakai. dapat mempermudah atau memperlancar jalannya
Persediaan merupakan faktor yang sangat penting operasional perusahaan yang harus dilakukan
untuk mempertahankan kelangsungan aktivitas secara berturut turut. Pada perusahaan jasa
perusahaan. Jika terjadi penumpukkan persediaan persediaan yang biasanya timbul seperti persediaan
dalam jumlah yang berlebihan akan menimbulkan bahan pembantu dan persediaan bahan habis pakai.
risiko seperti: peningkatan biaya penyimpanan,
biaya pemeliharaan, dan resiko kerusakan Spesifikasi Bahan Habis Pakai
persediaan karena terlalu lama barang disimpan. Berdasarkan pengertian bahan habis pakai, bahan
Untuk menjamin transaksi-transaksi persediaan ini ini mempunyai spesifikasi yaitu:
PT Batamindo Executive Village harus melakukan 1. Melengkapi kebutuhan dalam kegiatan
sistem pengendalian persediaan bahan habis pakai operasional perusahaan
ini dengan baik. Pada sistem pengendalian 2. Sifatnya habis dipakai atau dipakai berulang-
persediaan yang baik maka harus ada pemisahan ulang dalam kegiatan perusahaan
tugas dengan tepat, hal ini dilakukan untuk 3. Mempermudah dan memperlancar proses
mencegah adanya kecurangan dalam persediaan pelaksanaan kegiatan perusahaan
yang ada dalam perusahaan tersebut. 4. Sebagai asset termasuk aktiva lancar
5. Nilainya relative kecil

135 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 1, No. 2, Dec 2013, 135-139 | p-ISSN: 2337-7887
Macam-Macam Persediaan Bahan Habis Pakai transaksinya dilakukan dengan mata uang asing
Menurut Yamit (2006), macam-macam persediaan (SGD). Perusahaan memutuskan kebijakan
bahan habis pakai, yaitu: pembelian selama tiga bulan sekali karena
1. Persediaan Pengamanan (Safety Stock) ketersediaan BHP dari pemasok tidak selalu ada
Persediaan pengamanan atau sering kali tiap bulannya. Hal ini dikarenakan BHP yang dibeli
disebut butter stock adalah persediaan untuk tersebut harus dipesan dulu ke produsennya yang
mengantisipasi unsur ketidakpastian ada di Amerika Serikat, sehingga pemasok yang
penyediaan. ada di Singapura tidak selalu menyediakan BHP
2. Persediaan Antisipasi (Anticipation Stock) dalam jumlah yang banyak. Adanya faktor-faktor
Persediaan antisipasi atau berjaga-jaga eksternal tersebut terkait dengan rantai distribusi
sering disebut juga dengan stabilization BHP, maka perusahaan mengambil kebijakan
stock adalah untuk menghadapi fluktuasi pembelian setiap tiga bulan sekali. Kebijakan
penyediaan yang sudah dapat diperkirakan perusahaan ini juga untuk mendukung terjaganya
sebelumnya. fasilitas-fasilitas yang ada di dalam perusahaan
tetap terjaga seperti biasanya. Jika perusahaan
METODE PENELITIAN sampai terkendala BHP karena persediaan yang
habis, maka perusahaan akan menanggung
Penelitian ini menggunakan metode analisis data kerugian dalam jumlah yang banyak terkait dengan
deskriptif. Pada penelitian ini penulis investasi fasilitas-fasilitas yang ada (seperti:
menggambarkan dan mendeskripsikan objek rumput lapangan golf).
penelitian sesuai dengan kegiatan yang ada pada Dalam proses pembelian BHP ini, perusahaan
bagian CMD (Course Maintanace Department) di juga menanggung biaya pengiriman BHP. Akan
PT Batamindo Executive Village. tetapi biaya pengiriman tersebut nilainya sama saja
antara pembelian per bulan dengan pembelian per
PEMBAHASAN tiga bulan. Perusahaan menghitung efisiensi
persediaan BHP tidak dari total belanja BHP
Efisiensi Biaya Persediaan Bahan Habis Pakai tersebut. Perusahaan menghitung efisiensi BHP
(BHP) berdasarkan efek yang ditimbulkan jika sampai
PT Batamindo Executive Village adalah persediaan BHP yang dimiliki perusahaan kosong.
perusahaan yang bergerak di bidangjasa. Jika sampai persediaan BHP kosong maka
Perusahaan ini memerlukan persediaan bahan habis perusahaan akan menanggung kerugian akibat
pakai (BHP) untuk dipakai sendiri dalam fasilitas-fasilitas (rumput lapangan golf) tidak
operasional perusahaannya, contohnya persediaan terawat dan bahkan bisa rusak dan mati. Akibatnya
bahan habis pakai chemical dan fertilizer untuk perusahaan harus menanam ulang rumput yang ada
perawatan penghijauan disekitar perusahaan dan dari awal, yang mana akan memerlukan biaya
perawatan lapangan golf. investasi yang nilainya besar dibandingkan dengan
Kebijakan pembelian BHP yang dilakukan nilai pembelian BHP per tiga bulan sekali.
perusahaan adalah pembelian setiap tiga bulan Tabel dibawah ini akan menunjukkan angka
sekali. Pemasok BHP yang dijadikan langganan pembelian BHP oleh perusahaan selama enam
perusahaan berasal dari Singapura, yang mana bulan.
Tabel 1 Receiving Record Januari-Maret 2013
Unit
Amount
No Product PO No Qty Satuan Price Disc Tax
(SGD)
(SGD)
1 Ultimate Green 19-3-19+TE PO-201302000179 28 Bag 86 0 0 2,408
2 Ultimate 6-0-27+TE PO-201302000179 30 Bag 75 0 0 2,250
Natraklep
3 PO-201302000179 50 Ltr 15.2 0 0 760
(12.0:20+6fe)/18.3.5
Magnesium 4%
4 PO-201302000179 12 Gal 48 0 0 576
Glucoheptonate Chelate
Phusion Manganese 7%, 4%
5 PO-201302000179 12 Gal 24.8 0 0 297.6
Sulfur
6 Green-T n28-0-0, 72% srn PO-201302000179 24 Gal 39.2 0 0 940.8
Sugarcol 10% Calcium chelate
7 PO-201302000179 12 Gal 52 0 0 624
sorbitol
TOTAL 7856.4
Sumber Data: PT Batamindo Executive Village-Receiving Record Jan-Mar 2013

136 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 1, No. 2, Dec 2013, 135-139 | p-ISSN: 2337-7887
Tabel 2 Receiving Record April-Juni 2013
Unit
Amount
No Product PO No Qty Satuan Price Disc Tax
(SGD)
(SGD)
Ultimate Greens 19-3-
1 PO-201305000053 30 Bag 86 0 0 2,580
19+TE
Sugarcol 10% Calcium
2 PO-201305000053 10 Gal 52 0 0 520
Chelate Sorbitol
Phusion Manganese 7%, 4%
3 PO-201305000053 10 Gal 24.8 0 0 248
Sulfur
4 Mancozeb PO-201305000053 50 Kg 10.8 0 0 540
Natraklep
5 PO-201305000053 75 Ltr 15.2 0 0 1,140
(12:0:20+6fe)/18.3.5
TOTAL 5,028
Sumber Data: PT Batamindo Executive Village-Receiving Record April-Juni 2013

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa biaya dan terlaksananya program pemeliharaan
perusahaan selalu melakukan pembelian dalam rumput yang dilakukan selama 3 (tiga) bulan.
waktu tiga bulan sekali. Dalam upaya Adanya prosedur supaya tidak terjadi pemborosan
mengefisiensikan biaya persediaan bahan habis maupun kekurangan bahan habis pakai chemical
pakai (BHP)ini, perusahaan mengambil kebijakan dan fertilizer untuk perawatan rumput selama
pemesanan chemical dan fertilizer tersebut program yang telah ditentukan oleh perusahaan
dilakukan sebanyak 1 (satu) kali selama 3 (tiga) ketika pengambilan bahan di bagian gudang adanya
bulan. Kebijakan ini dapat meminimalkan biaya- prosedur yang telah ditetapkan adalah sebagai
biaya yang ada pada persediaan tersebut. Sistem berikut:
periodik yang dipakai dalam perusahaan inidapat 1. Adanya instruksi dari manager CMD
meminimalkan terjadinya kekurangan persediaan, (CourseMaintananceDepartement) untuk
karena ketika perusahaan memakai sistem pengambilan chemical dan fertilizer yang ingin
perpetual kemungkinan besar akan terjadi tidak dipakai.
adanya barang ketika dibutuhkan. Adanya 2. Foreman mengisi form permintaan pupuk yang
kebijakan yang dilakukan perusahaan ini juga dapat telah ditanda tangan oleh manager dan
memonitor tingkat persediaan dan menentukan menyerahkan ke supervisor yang berwenang di
tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan gudang.
persediaan harus disediakan dan berapa pesanan 3. Setelah supervisor telah terima form permintaan
yang harus dipesan kembali oleh bagian dan telah di tanda tangan oleh manager,
purchasing. Biaya-biaya yang terkait dengan supervisor langsung memberikan chemical dan
pemesanan selama sebulan sekali dan terjadi fertilizer sesuai permintaan.
kekurangan bahan timbul apabila persediaan bahan 4. Kemudian supervisor membuat stockcard,
habis pakai tidak mencukupi adanya permintaan berapa bahan yang keluar dan sampai dengan
bahan yang mengakibatkan penanaman kembali sisa bahan yang ada di gudang.
rumput lapangan golf adalah sebagai berikut: Dengan adanya prosedur ini pengendalian
1. Biaya investasi rumput baru perusahaan dalam mengefisiensikan biaya cukup
Biaya investasi rumput meliputi biaya terjaga karena dapat memonitor bahan habis pakai
pengadaan rumput baru karena kekurangan yang ada di gudang shingga tidak terjadi
bahan yang mengakibatkan kerusakan pada pemborosan atau kekurangan bahan habis pakai
rumput. Menurut hasil wawancara dengan yang dapat mengakibatkan kerugian pada
bagian CMD (Course Maintanance perusahaan.
Departement) estimasi biaya penanaman Dalam melakukan perawatan rumput di perusahaan
rumput baru per meter sebesar Rp 75.000,00 ini telah ditetapkan oleh bagian CMD (Course
2. Biaya shipping Maintanance Departement) bahwa perawatan
Biaya shipping meliputi biaya pengiriman yang rumput dilakukan sebanyak 12 kali dalam 3 (tiga)
terjadi karena pemesanan kembali atau bulan. Pada saat perawatan green (rumput)
pembelian bahan baru yang dikarenakan harus pemakaian chemical dan fertilizer tergantung luas
menanam rumput kembali yang diakibatkan masing-masing green (rumput), luas green (rumput)
karena kurangnya bahan ketika dibutuhkan. yang dirawat selama program perawatan 3 (tiga)
Adanya biaya-biaya yang timbul dari kasus bulan seluas 2 Ha. Setiap sekali perawatan
persediaan ini, maka perusahaan langsung chemical dan fertilizer rata rata pemakaian 4 Liter
mengambil kebijakan untuk melakukan pemesanan untuk luas 2 Ha dan lain lain tergantung satuan
dengan sistem periodik yang dapat meminimalkan produk Chemical dan Fertilizer. Dalam

137 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 1, No. 2, Dec 2013, 135-139 | p-ISSN: 2337-7887
mengaplikasikan ke green (rumput) takaran yang oleh supervisor atau executive bagian CMD
telah ditentukan dicampurkan ke air dan ada juga (CourseMaintananceDepartemen). Tabel dibawah
yang merupakan butiran (granular) pemakaiannya ini menunjukkan sekali perawatan rumput seluas 2
menggunakan alat khusus. Pada saat perawatan Ha.
green (rumput) ada pengawasan yang dilakukan

Tabel 3 Pemakain Chemical dan Fertilizer sekali dalam seminggu


Banyak
No Nama Product Pemakaian Satuan Luas Green
1 Ultimate Green 19-3-19+TE 2 Bag 2 Ha
2 Ulltimate 6-0-27+TE 3 Bag 2 Ha
3 Natraklep ( 12.0:20+6fe)/18.3.5 4 Ltr 2 Ha
4 Magnesium 4% Glucoheptonate Chelate 1 Gal 2 Ha
5 Phusion Manganese 7% 4% Sulfur 1 Gal 2 Ha
6 Green-T n28-0-0, 72% srn 2 Gal 2 Ha
7 Sugarcol 10% Calcium chelate sorbitol 1 Gal 2 Ha
Sumber Data: Data olahan sendiri

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa 1. Bagian gudang membuat purchase requisition
perawatan green (rumput) dilakukan sekali atas persetujuan dari atasan.
seminggu selama program perawatan berjalan yaitu 2. Setiap dokumen-dokumen yang berhubungan
3 (tiga) bulan. dan mempunyai takaran masing- dengan penerimaan dan pengeluaran barang
masing dalam perawatan tergantung dengan satuan akan diotorisasi oleh pemimpin.
produknya. Dengan adanya takaran chemical dan 3. Adanya pencocokan jumlah persediaan dengan
fertlizer ini dalam perawatan green (rumput) dapat stock card untuk mencegah terjadinya
melancarkan dan mensukseskan progaram pencurian dan kecurangan dalam persediaan.
perawatan serta juga dapat menentukan berapa 4. Secara berkala (setiap bulan) dilakukan stock
banyak chemical dan fertilizer yang harus dipesan opname pada persediaan.
kembali. 5. Apabila terjadi retur, bagian gudang langsung
memberikan konfirmasi melalui surat jalan dari
Pengaruh Pengendalian Proses Pembelian supplier dan melaporkan kepada bagian
terhadap Ketersediaan Bahan Habis Pakai accounting.
(BHP) 6. Pada saat mlakukan stock opname, tidak hanya
Pengendalian persediaan merupakan tindakan yang oleh bagian gudang saja tapi juga oleh bagian
sangat penting dalam menghitung berapa jumlah accounting.
optimal tingkat persediaan yang diharuskan, serta 7. Bagian penerimaan selalu melakukan
kapan saatnya mulai mengadakan pemesanan pengecekan atas kuantitas dan kualitas dari
kembali. Tujuan pengendalian adalah untuk barang yang dating dengan teliti dan mlakukan
menciptakan keseimbangan antara persediaan dan pencocokan dengan surat jalan, setelah itu
permintaan, pengendalian diperlukan dalam barang dimasukkan kedalam gudang
pembelian bahan baku untuk kelancaran proses penyimpanan barang. Barang yang kurang atau
pembelian. Proses pembelian merupakan hal yang lebih segera dilaporkan kepada bagian
sangat penting dalam kegiatan operasional pembelian untuk dilakukan konfirmasi kepada
perusahaan, maka pembelian barang merupakan supplier. Bagian penerimaan jugamelakukan
kegiatan utama yang dapat menunjang ketersediaan pencatatan pada surat pengentar barang bahwa
persediaan untuk operasional perusahaan dan untuk barang yang diterima perusahaan telah sesuai,
menghindari perusahaan mengalami kekurangan kelebihan maupun kekurangan.
stok bahan habis pakai. Apabila terjadinya 8. Digunakan formulir-formulir yang bernomor
kekurangan stok bahan habis pakai hal ini akan urut cetak, seperti purchase order, purchase
menghambat kegiatan operasional perusahaan dan requisition, surat jalan bukti penerimaan barang,
dampaknya akan mengakibatkan kerugian bagi bukti pesanan barang, dan faktur penjualan.
perusahaan. Adanya prosedur pembelian yang telah diterapkan
Dapat diketahui bahwa pengendalian pembelian di perusahaan selama ini membuat perusahaan tidak
suatu perusahaan dapat dikatakan baik itu ketika pernah mengalami kekurangan bahan habis pakai
perusahaan tersebut mempunyai prosedur yang dapat mengakibatkan kerugian pada
pembelian, perusahaan ini juga secara umum telah perusahaan. Perusahaan juga jarang sekali
memiliki prosedur pengendalian proses pembelian. mengalami gangguan ketersediaan yang dapat
Hal tersebut sebagai berikut: menghambat kegiatan operasional perusahaan

138 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 1, No. 2, Dec 2013, 135-139 | p-ISSN: 2337-7887
karena sistem pembeliannya dilakukan setiap tiga
bulan sekali.
Dapat disimpulkan bahwa pengaruh pengendalian
proses pembelian terhadap ketersediaan bahan
habis pakai sangat berpengaruh sekali bagi
perusahaan ini, karena untuk menghindari
kekurangan bahan-bahan yang diperlukan
perusahaan dengan tidak terlalu banyak modal yang
terikat padanya. Apabila bahan baku kurang atau
habis akan mengakibatkan terhambatnya proses
operasional perusahaan dan bahkan akan
mengakibatkan terhentinya proses operasional
perusahaan, sebaliknya jika persediaan terlalu
banyak juga akan menimbulkan pemborosan.
Untuk itu sangat besar sekali pengaruh proses
pembelian terhadap ketersediaan bahan habis pakai,
pada perusahaan ini dengan adanya bagian
pengawasan persediaan barang digudang dapat
mengontrol berapa banyak barang yang harus
dipesan kembali pada saat pembelian yang telah
ditentukan oleh perusahaan yaitu 3 (tiga) bulan
sekali.

Kesimpulan dan Saran


Berdasarkan hasil pembahasan pada bab
sebelumnya dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut (1) Upaya perusahaan untuk
mengefisiensikan biaya persediaan bahan habis
pakai dalah adalah dengan cara melakukan
pembelian bahan baku secara periodik, yaitu
pembelian chemical dan fertilizer setiap 3 (tiga)
bulan sekali, dan program perawatan green
(rumput) yang dilakukan perusahaan sebanyak 12
kali dalam 3 bulan. (2) Adanya pengendalian
proses pembelian bahan habis pakai akan
berpengaruh terhadap ketersediaan chemical dan
fertilizer yang mana tidak terjadi kekurangan dan
kelebihan bahan tersebut. akibatnya perusahaan
tidak perlu mengeluarkan biaya lebih untuk
mengelola bahan tersebut.

Daftar Pustaka

Assauri, Sofjan. (1993). Manajemen Produksi dan


Operasional. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Indonesia.
Manulang, Marihot. (2005). Pengantar Manajemen
Keuangan. Yogyakarta: Andi Offset.
Munandar, M. (2005) . Manajemen Persediaan.
Jakarta: PT Gramdia Pustaka.
Sartono, Agus. (2005). Manajemen Keuangan.
Edisi Ketiga. Penerbit BPFE Yogyakarta.
Sinaga, Dearlina. (2005). Pengantar Manajemen.
Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.
Buku Satu. Edisi Delapan.
Zulian Yamit. (2003). Manajemen Persediaan.
Yogyakarta: Ekonisia

139 | Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis | Vol. 1, No. 2, Dec 2013, 135-139 | p-ISSN: 2337-7887

Anda mungkin juga menyukai